Anda di halaman 1dari 3

Nama:Munzirol hasanati

Kelas:5B Pendidikan ekonomi


Npm:210401064

Mencari biografi tentang study kasus sumber daya profesiinal

Profil Yodhia Antariksa Sang Pakar Manajemen SDM Kelas Dunia

Berbicara mengenai manajemen SDM di tanah air, Anda pasti pernah mendengar salah satu
nama yaitu Yodhia Antariksa. Namanya dikenal sebagai pakar manajemen SDM kelas dunia.
Dalam artikel ini kita akan mengulas sedikit biografi tentang pendidikan ataupun kehidupan
Yodhia Antariksa sehingga dia menjadi salah satu orang yang berpengaruh terhadap ilmu
manajemen.

Yodhia bekerja sebagai konsultan manajemen SDM yang telah terlibat dalam pengembangan
sistem manajemen SDM untuk lebih dari 100 klien dengan pelayanan pengembangan terbaik,
untuk perusahaan, BUMN, dan pemerintahan. Beliau telah menyelesaikan pendidikan master di
bidang master of science in HR management dari Texas A&M University (USA). Sedangkan
untuk program strata satu (S1) pendidikan yang telah diselesaikan dari Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta.

Bibit kehebatan dan kecerdasan Yodhia Antariksa sudah terlihat sejak masih usia belasan tahun.
Dirinya lahir di desa Pekajangan daerah Pekalongan dan menghabiskan SLTA di kota
kelahirannya ini, yaitu kota batik. Yodhia sangat menyukai membaca sejak usia dini. Bahkan
sejak dirinya menginjak kelas 2 SD, surat kabar nasional semacam Kompas dan Sinar Harapan
sudah habis dilahapnya. Layaknya orang dewasa. Sudah terlihat bibit cerdasnya bukan

Semakin bertambahnya umur, semakin menjulang pula minat membacanya. Saat SMP, buku
yang habis dia lahap secara rutin adalah jurnal Prisma dan buku – buku sejarah mengenai perang
dunia, kehidupan pra merdeka dan lain – lainnya. Seperti yang Anda ketahui, jurnal Prisma
adalah jurnal yang sangat legendaris dan ditujukan untuk para mahasiswa pasca
sarjana.Kehidupan SLTA-nya yang berada di SMA Negeri Kajen, Pekalongan dipenuhi dengan
aktifitas membaca buku.

Setelah lulus dari SLTA nya, Yodhia melanjutkan kuliah ke Universitas Islam Indonesia (UII)
Yogyakarta dengan mengambil jurusan manajemen. Benar – benar fokus di bidangnya, bukan?
Iya, dalam hidup memang harus fokus dan harus ada spesifikasi bidang untuk mencapai tujuan
dan masa depan yang cerah sesuai dengan impian.Segala potensi Yodhia akan dunia literasi
seperti membaca, menulis, dan aktifitas intelektual tumbuh dengan cepat selama berkuliah di
fakultas Ekonomi UII ini.

Selain menggeluti bidang di atas, Yodhia juga seorang aktifis kampus dimana dirinya telah
melibatkan diri dengan kegiatan pers kampus atau pers mahasiswa (persma). Nah, dari kegiatan
di pers kampus inilah,
ia terus mengasah ketrampilan menulisnya. Saat menginjak tingkat tiga, tulisan-tulisan Yodhia
Antariksa bisa masuk dan dimuat di koran serta majalah nasional seperti koran Bisnis Indonesia,
Republika dan majalah Warta Ekonomi. Semakin berkembang dan terus berkembang
kemampuan dan pengalamannya. Padahal, selama kuliah Yodhia lebih banyak belajar secara
otodidak dan membaca buku secara mandiri.

Setelah malang – melintang dalam dunia aktivisme kampus – sebuah pengalaman yang sangat
berharga untuk memasuki dunia kerja, Yodhia akhirnya lulis pendidikan S1 pada tahun 1995.
Cukup lama memang, karena dirinya berkuliah S1 selama 6 tahun. Dirinya terlalu asyik dengan
dunia aktivitisme kampus, lengkap dengan segala idealismenya.

Namun Yodhia tidak menyesal dengan lamanya waktu untuk selesai kuliah ini. Hal itu karena
pengalaman menjadi aktivis mungkin tidak kalah berharga – atau bahkan mungkin lebih
berharga – dibanding pengetahuan yang dia dapatkan dari bangku kuliah untuk menjadi sarjana
S1.melanjutkan kuliah S2 di Amerika Serikat melalui beasiswa prestisius Fulbright Scholarship.
Namun sebelumnya, dirinya bekerja terlebih dahulu sembari mengumpulkan tabungan untuk
bekal S2 nya. Yodhia mengirim puluhan surat lamaran kerja, selama kurang lebih tiga bulan,
akhirnya Yodhia Antariksa mendapat panggilan tes dari Bogasari Flour Mills, sebuah anak usaha
dari Group Indofood.

Sebelumnya, dirinya menjadi peneliti lepas pada lembaga riset manajemen di Yogyakarta.
Setelah melalui rangkaian tes masuk di Bogasari Flour Mills, dirinya resmi diterima sebagai
peserta program management trainee pada Maret 1996 selama 6 bulan. Selanjutnya ia memilih
ditempatkan pada bagian Training and Development. Dari sini lah awal perjalanan karis seorang
Yodhia Antariksa.Sejak saat itulah dia memutuskan untuk bergerak dan berkiprah di bidang
Human Resource Development. Bahkan ketika kuliah S2, Yodhia juga mengambil jurusan HRD.

Yodhia kemudian melanjutkan S2 setelah 2 tahun bekerja. Dirinya menduga mendapatkan


beasiswa karena kiprahnya yang aktif di lembaga pers kampus dan juga karena banyaknya
tulisan dia yang dimuat di media nasional saat masih menjadi mahasiswa. Jadi bukan lantaran
faktor akademik yang menjadi pertimbangan utama, sebab secara akademis nilai IP Yodhia tidak
begitu tinggi.

Dewan juri sendiri mengatakan partisipasi dalam beragam kegiatan masyarakat, ataupun
kegiatan ekstra kurikuler dan sejenisnya lebih menjadi pertimbangan dalam pemberian beasiswa.
Setelah resmi mendapatkan surat dari Fulbright, Yodhia Antariksa resmi resign dari pekerjaan
yang telah ia geluti selama tiga tahun.

Yodhia kuliah dan menjalani pendidikan master program di Amerika pada tahun 1999 hingga
awal 2001. Dirinya cukup menikmati masa – masa kuliah S2 nya, terlebih di sana terdapat
perpustakaan yang sangat besar dan lengkap. Bayangkan, perpustakaan di sana 10 lantai! Sangat
besar dan lengkap pastinya, bukan? Yodhia benar-benar menikmati saat membaca ratusan buku
dan jurnal yang tersedia di perpustakaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai