Anda di halaman 1dari 5

Rhenald Kasali Lahir: 13 Agustus 1960 Pendidikan: S 1 jurusan Manajemen FEUI S2 MA University of Illinois S3 Ph.

d University of Illinois Penghargaan: Piagam Penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 tahun dari Presiden Republik Indonesia , Piagam No. 112451/4-22/2004 Mendapat Penghargaan "KREATIVITAS" di bidang Pendidikan dari Yayasan Pengembangan Kreativitas, Yayasan Pengembangan Kreatifitas , Surat No. 46/SKYPK/IV/2005 Mendapat Piagam Penghargaan dari Rektor Universitas Indonesia sebagai Penulis Buku , UI , Piagam Penghargan Rektor UI tgl. 9 Mei 2005 Alice & Charlote Biester Award (1995) Dosen Terbaik, FEUI (2003) Jenjang karir: Wartawan majalah Jakarta-jakarta Direktur Djemat and Partners consultan Kepala Bagian Lembaga manajemen Ketua program Pascasarjana FEUI Guru Besar Manajemen UI

otak manusia itu seperti parasut, ia baru berkeja apabila sudah terbuka, dan kita dapat membukanya dengan membaca dan terus belajar Rhenald Kasali: Kesungguhan pada setiap langkahnya untuk suatu perubahan Prof.Rhenald Kasali Ph.d pada awalnya bercita-cita menjadi seorang dokter. Namun, karena ketatnya kompetisi dan keterbatasan dana, membuatnya harus memikirkan kembali rencananya tersebut. Ia mulai mencari jurusan lain yang dapat berjalan sesuai dengan panggilan hatinya. Menurutnya untuk jurusan Ilmu Sosial yang paling bagus adalah jurusan Ekonomi. Oleh karena itu ia memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Fakultas Ekonomi UI. Pada awalnya, ia tidak mengetahui bahwa didalam fakultas ekonomi terbagi menjadi 3 jurusan yaitu studi pembangunan. Manajemen dan akuntansi. Setelah menjalani kuliah selama 1 tahun di FEUi, ia memutuskan untuk mengambil jurusan manajemen. Hal ini didasari oleh ketidaksukaannya pada akuntansi yang dianggap terlalu serius dan kaku, sedangkan untuk Studi pembangunan sendiri ia menganggap itu terlalu ambisius karena pada saat itu teman-temannya berkeinginan menjadi seorang mentri. Selain itu, adanya dorongan dari yang mengatakan kepadanya bahwa belum ada tokoh yang bersinar untuk bidang manajemen. Ada saat itu para pembicara yang aktif mengisi seminar adalah tokoh-tokoh dari PPM,, dan secara implisit, Dorojatun mengatakan bahwa ayo Rhenald kita rebut itu, dan kita kibarkan bendera FEUI. Sehingga ia memutuskan untuk mengambil kuliah jurusan Manajemen. Konsentrasi yang diambil dari jurusan manajemen sendiri adalah manajemen pemasaran. Pada saat itu jurusan manajemen pemasaran adalah jurusan yang tidak populer. Teman-temannya lebih tertarik untuk mengambil jurusan keuangan yang dianggap lebih sulit dan menantang, sedangkan untuk Rhenald untuk apa mengambil suatu jurusan yang hanya akan mempersulit. Ia lebih memilih untuk mengambil suatu bidang yang orang lain tidak mau memilih, dan membuat ia dapat perform dengan baik pada bidang tersebut. Karena pada saat itu bidang pemasaran sendiri belum begitu populer. Selama menjadi seorang mahasiswa, Rhenald merupakan sosok mahasiswa yang aktif dan luwes dalam pergaulan. Rhenald sempat menjadi pemimpin redaksi untuk koran Berita Mahasiswa FEUI, ia pun berpartisipasi pada Senat FEUI di departemen penerangan. Selain aktif di kegiatan Fakultas, pria yang tidak suka menilai seseorang hanya berdasarkan penampilan ini juga aktif untuk kegiatann di lingkup universitas. Ia tergabung resimen mahasiswa atau yang biasa disebut menwa. Pada saat itu menwa berfungsi sebagai satuan

yang mengamankan lingkungan UI. Pada setiap minggunya mereka bergantian untuk beronda dan piket. Pengalaman yang bisa dipetik dari bergabung menjado menwa, ia dilatih untuk kuat mental dan tidak takut pada peluru,. Karena pada suatu pelantikan, ia merasakan sendiri bagaimana rasanya ditembaki oleh peluru ketika sedang melakukan turun tebing. Dan hal ini sengaja dilakukan oleh Norman Sasono yang sewaktu itu menjabat sebagi Pangdam. Selain itu, Rhenald kasali pun aktif menulis sebuah kolom pada beberapa harian di Jawa. Pada awalnya, ia kurang merasa percaya diri untuk mengirimkan karyanya tersebut. Oleh karena itu ia menggunakan nama samaran, ia mengaku bernama Onald mahasiswa FEUI , dan nama tersebut merupakan nama panggilan ia dikampus sehingga teman-temannya mengetahui bahwa ia-lah menulis kolom tersebut. Ternyata respon yang didapatkan dari pembaca Suara Pembaruan, media tersebut. Setelah lulus dari FEUI, Rhenald melanjutkan kariernya sebagai wartawan untuk majalah Jakarta-jakarta yang termasuk didalam Kompas Grup. Disana ia diajarkan oleh para seniornya yang merupakan para sastawan seperti Yudhistira yang benar, bagaiman membuat suatu tulisan yang indah. Ia ANM Massardi, Norca pun mendapatkan suatu Mahendra Massardi dan Kurniawan junaedi, ia diajarkan bagaimana cara mewanwancarai kesempatan untuk mewawancarai seorang pengacara terkenal pada zaman tersebut yaitu Gani Djemat. Gani Djemat yang menyukai cara berpikir dari Rhenald, akhirnya mengajaknya untuk menjadi direktur pada perusahaan konsultasi Djemat & Partners yang ia miliki. Karena pada saat itu, Gani sering merasa kesulitan ketika diminta pendapat mengenai sisi bisnis dari para kliennya. Gaya hidup Rhenald pun langsung meningkat, ia memiliki mobil dan segala fasilitas. Namu, ternyata setelah 2 tahun menjabat sebagai seorang direktur, ia merasa ada yang salah dengan hidupnya. Ia merasa pada usia yang masih muda (pada saat ia diangkat menjadi seorang direktur,i a berusia 26 tahun) seharusnya ia masih berkeringat dan berjuan untuk melakukan suatu hal. Ia sendiri merasa belum pantas menjadi seorang direktur,, karena minimnya pengalaman dan bahasa inggris yang belum begitu baik. Pada saat itu datanglah tawaran untuk bekerja pada Lembaga Manajemen. Rhenald dijanjikan gaji yang lebih tinggi dibandinkan denan gaji sebagi seorang direktur. Dan karena sudah merasa ada yang salah dengan hidupnya, akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke Lembaga Manajemen sebagai kepala Bagian. Namun, setelah ia pindah ke Lembaga Manajemen,pihak Surabaya Post dan Sinar Harapan cukup positif dan membuat para redaktur menjadi senang, dan sejak itu ia menjadi aktif dalam menulis kolom pada

yang mengajaknya masuk, harus keluar dari Lembaga Manajemen karena diangakt menjadi Direktur Keuangan pada suatu BUMN. Pada saat bekerja di Lembaga Manejemen, Rhenald menemui banyak rintangan, tingginya kecemburuan yang ditujukan padanya karena dianggap menyelak antrian dari orang-orangnya sudah mengadi lebih lama membuat Rhenald kurang disenangi. Akibatnya , tidak banyak proyek yang diberikan kepadanya. Meskipun demikian, ia tetap aktif menulis di koran, sehingga namanya mulai dikenal oleh masyarakat dan mulai di undang untuk seminar. Kemudian, ia mendapatkan kesempatan untuk kursus bahasa inggris selama 3 bulan ke Amerika Serikat dari International University Centre (IUC). Disana ia memutuskan untuk mencari sekolah tempat ia akan melanjutkan S2nya. Ia aktif mengirimkan berbagai aplikasi dan mengikuti berbagai wawancara yang ada didalam benaknya pada saat itu, yang penting ia harus mendapatkan surat bahwa ia telah diterima pada suatu universitas. Akhirnya ia pun diterima di University og Illinois. Pada saat itu, ia mengatakan bahwa ia akan mengambil kesempatan tersebut tahun depan. karena ia akan kembali ke Indonesia untuk mengumpulkan dana . Setelah kembali ke Indonesia , Rhenald diajak oleh Dorojatun Kuntjoro Jakti untuk pembanguna pusat studi jepang UI. Dorojatun yang merasa puas dengan kinerja Rhenald menanyakan mengapa Rhenald tidak melanjutkan studinya hingga S2, kemudian Rhenald pun menceritakan permasalahannya dalam melanjutkan studinya. Dorojatun kemudian membantunya untuk mendapatkan beasiswa dari berbagai perusahaan. Dan akhirnya ia mampu untuk melanjutkan studinya hingga S2. Setelah lulus S2, ia kemudian melanjutkan studinya ke jenjang Doktor dengan mengambil konsentrasi consumer science.setelah kembali ke Indonesia, ia sering dibandingkan dengan pakar pemasaran Hermawan Kertajaya. Bahkan ia pernah diminta untuk menggantikan Hermawan Kertajaya pada suatu acara diteleivisi yang mebahas mengenai marketing. Ia menolak tawaran tersebut, dan meminta agar konsep acaranya diubah menjadi entreprenurship. Pada tahun 2000-an marketing mulaii diminati oelh banyak orang, muali banayk trainingtraing mengenai marketing. Namun, tetap tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap kinerja BUMN, membuat Rhenald kembali berpikir mengenai akar permasalahannya. Kemudian ia menelurkan buku mengenai Change yang ternyata belum cukup menyelesaikan

permasalahan tersebut. Dan kemudia ia mengeluarkan bukuRecode yang membahas mengenai pola-pola berpikir. Pria yang memiliki hobi membaca ini ditantang untuk melaukan suatu perubahan yang nyata. Oleh karena itu kemudian ia mendirikan Rumah perubahan yang merupakan social entreprenurship.di Rumah perubahan ini, ia bekerja sama dengan warga untuk mengolah sampah yang kemudian hasilnya akan terbagi menjadi 3 bagian yaitu biomassa yang kemudian dikirim ke pabrik semen, kompos yang kemudian dibagikan kepada penduduk untuk menanam sayuran dan plastik yang kemudian di recycle untuk menghasilkan uang. Sehingga membuat masyarakat tidak menjadi bergantung kepada bantuan yang diberikan. Pria yang selalu menjaga tata nilai dalam hidupnya menanggap bahwa proses internasionalisasi FEUI masih perlu untuk ditingkat. Ia menilai bahwa untuk melakukan proses internasionalisasi masih sering terberntur dengan kendala dana dan sikap para dosen yang manja. Dosen yang tidak pernah mau keluar dari FEUI (dalam hal ini, melanjutkan studinya keluar negri) dapat menghambat proses internasionalisasi FEUI. Padahal sebenarnya FEUI sudah cukup dihormati di kancah internasional, hal ini terlihat pada kerjasama yang tercipta antar FEUI dengan Universitas Harvard. Dalam setiap langkahnya Rhenald kasali selalu berusaha untuk menjalankan perkerjaannya dengan sungguh-sungguh. Begitu pula ketika ia menjadi seorang dosen. Dimana ia mencoba untuk bersungguh-sungguh untuk menerapkan tridharma pendidikan didalam kehidupannya sehari-hari .

Anda mungkin juga menyukai