Anda di halaman 1dari 21

Penelitian Fenomena Geosfer, Tugas

Karya Ilmiah Geografi Kelas 10

"Analisis Tentang Bencana Banjir Yang Terjadi Di

Metro Pusat, Kota Metro, Provinsi Lampung Pada Oktober 2023"

PENYUSUN : ADELLIA RICHITA KIRANA

KELAS : X.8

UPTD SMA NEGERI 1 KOTA METRO


Kata Pengantar

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas nikmat dan rahmatnya, saya
sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas geografi dalam bentuk makalah yang berjudul
"Analisis Tentang Bencana Banjir Yang Terjadi Di Metro Pusat dan Metro Timur, Kota
Metro, Provinsi Lampung Pada Oktober 2023" dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
makalah ini disusun untuk memenuhi serta melengkapi tugas karya ilmiah mapel geografi.

Dalam hal ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada guru Pengajar Geografi Saya
yang bernama Ibu Ledy Aprisa Ningrum, S. Pd dengan segala ilmu dan semangat yang telah
diberikan kepada kami sehingga kami dapat mempelajari mata pelajaran geografi dengan
baik dan bersemangat.

Dalam hal ini juga penulis menyadari bahwa makalah ini masihlah jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan serta menerima saran dan kritik mengenai makalah
ini yang bersifat membangun ataupun mendukung dalam kelancaran pengerjaan tugas- tugas
berikutnya. penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya,
Sekian Terimakasih.

ii
Abstraksi

Versi Indonesia:

anjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

B merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai


perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.Dalam
arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir
diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu.

Banjir juga Bisa Disebabkan itu disebakan oleh drainase yang buruk atau memang curah
hujan yang tinggi disuatu daerah sehingga air meluap Dari Irigasi, Sungai, atau bahkan lautan.
itu semua mengakibatkan banyak kerugian bagi masyarakat salah satunya adalah air kotor
yang menggenangi jalanan atau perumahan, yang menyebabkan aktivitas masyarakat akan
terganggu dan terhambat.

Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan oleh Tuhan untuk
menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan sering muncul dalam
mitologi berbagai kebudayaan di dunia.

iii
Abstraction

English Version:

F
loods are natural disasters that occur when excessive water flows submerge land.
The European Union flood directive defines flooding as the temporary
immersion by water of land that is not normally submerged in water. In the sense
of "flowing water", the word can also mean the influx of sea tides. Floods are
caused by the volume of water in a body of water such as a river or lake that overflows
or overflows from a dam so that water comes out of the river.

Flooding can also be caused by poor drainage or high rainfall in an area so that
water overflows from irrigation, rivers or even the ocean. This all results in many losses
for the community, one of which is dirty water flooding the streets or housing, which
causes community activities to be disrupted and hampered.

The myth of the great flood is a mythological story of a great flood sent by God to
destroy a civilization as a great revenge and often appears in the mythologies of various
cultures in the world.

iv
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................. ii

Abstraksi Indonesia .......................................................................................................... iii

Abstraction English .......................................................................................................... iv

Daftar Isi ............................................................................................................................ v

Daftar Gambar .................................................................................................................. vii

Daftar Tabel ...................................................................................................................... vii

Daftar Lampiran ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 1

1.4 Manfaat .............................................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 3

2.1 Tinjauan Pustaka............................................................................................... 3

2.2 Alur Pikir ........................................................................................................... 4

2.3 Hipotesis ............................................................................................................. 5

BAB III METODOLOGI PENELITAN......................................................................... 6

3.1 Metode Penelitian .............................................................................................. 6

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................................... 6

3.2.1 Peta............................................................................................................. 6

3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................................... 8

3.4 Teknik Pengumpulan data ............................................................................... 8

3.4.1 Wawancara .............................................................................................. 8

3.4.2 Observasi .................................................................................................. 9

3.4.3 Dokumentasi ............................................................................................ 9

v
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................. 10

BAB V PENUTUP............................................................................................................. 12

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 12

5.2 Saran ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Adminitrasi Kota Metro ..................................................................... 7

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kondisi Geografis Kota Metro ........................................................................ 8

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan
karena volume air yang meningkat. Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba
dengan debit air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.
Banjir disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk: curah hujan tinggi: hujan lebat yang
berkepanjangan atau hujan deras dalam waktu singkat dapat menyebabkan banjir. lelehan
salju: Pada musim semi, lelehan salju yang cepat akibat suhu yang meningkat dapat
menyebabkan banjir.
Banjir dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama
di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang
dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari
dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan
bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan
perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir
adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir
periodik. Namun di Kota Metro Lampung kali ini penyebab banjir nya adalah curah hujan
yang tinggi setelah kota ini mengalami kekeringan yang cukup panjang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang Di atas maka masalah ini bisa di rumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara masyarakat mencegah banjir agar tak terjadi?
2. Dampak apa yang akan ditimbulkan akibat banjir?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan Penulis Membuat Makalah Ini Adalah:
1. Untuk Mempelajari Tingkat Kemungkinan Banjir Di Kota Metro
2. Untuk Mengetahui Penyebab Dan Akibat Banjir Di Kota Metro
3. Mencari Solusi Yang Tepat Untuk Mencegah Banjir Di Kota Metro
4. Memberikan Data Tentang Bencana Banjir Bulan Oktober Di Kota Metro
5. Untuk Mendapatkan Nilai Dari Pembuatan Tugas Makalah Geografi
1
1.4 Manfaat
Yang Diharapkan Penulis Setelah Membaca Makalah ini adalah:
1. Menjadikan Masyarakat Paham Akan Kemungkinan/Potensi Terjadinya Banjir
2. Edukasi Kepada Masyarakat tentang Sebab-akibat Banjir
3. Pentingnya Menjaga Kebersihan Lingkungan
4. Untuk Menyadarkan Masyarakat agar membuat Drainase Untuk Menampung Air
Hujan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


A. Pengertian Banjir
"Banjir di defenisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang
melebihi kapasitas pembuangan air disuatu AS wilayah dan menimbulkan kerugian fisik,
sosial dan ekonomi (Rahayu dkk, 2009). Banjir adalah ancaman musiman yang terjadi
apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan menggenangi wilaah sekitarnya.
Banjir adalah ancaman alam yang paling sering terjadi dan paling banyak merugikan, baik
dari segi kemanusiaan maupun ekonomi" (IDEP 2007).
"Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering (bukan daerah
rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kondisi
topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung. Selain itu terjadinya banjir jua dapat
disebabkan oleh limpasan air permukaan (runoff) yang meluap dan volumenya melebihi
kapasitas pengaliran sistem drainase atau sistem aliran sungai. Terjadinya bencana banjir juga
disebabkan oleh rendahnya kemampuan infiltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak
mampu lagi menyerap air. Banjir dapat terjadi terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran
curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang bobol, pencairan
salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain" (Ligak, 2008).

B.Jenis-Jenis Banjir
Menurut Pusat Kritis Kesehatan Kemenkes RI (2018), banjir dibedakan menjadi lima
tipe sebagai berikut:
1. Banjir Bandang
Banjir yaitu banjir yang sangat berbahaya karena bisa mengangkut apa saja. Banjir ini
cukup memberikan dampak kerusakan cukup parah. Banjir bandang biasanya terjadi akibat
gundulnya hutan dan rentan terjadi di daerah pegunungan.
2. Banjir Air
Banjir air merupakan jenis banjir yang sangat umum terjadi, biasanya banjir in terjadi
akibat meluapnya air sungai, danau atau selokan. Karena intensitas banyak sehingga air tidak
tertamoung dan meluap itulah banjir air.
3. Banjir Lumpur
Banjir lumpur merupakan banjir yang mirip dengan banjir bandang tapı banjir lumpur
yaitu banjir yang keluar dari dalam bumi yang sampai ke daratan banjir lumpur mengandung
bahan yang berbahaya dan bahan gas yang mempengaruhi kesehatan makhul hidup lainnya
4.Banjir Rob (Banjir Laut Air Pasang)

3
Banjir rob adalah banjir yang terjadi akibat air laut. Biasanya banjir ini menerjang
kawasan di wilayah sekitar pesisir pantai.
5. Banjir Cileunang
Banjir cileunang mempunyai kemiripan dengn banjir air, tapi banjir cileunang terjadi
akibat deras hujan sehingga tidak tertampung

C. Penyebab banjir secara alami


Untuk Yang termasuk sebab-sebab alami diantaranya adalah:
a. Curah hujan
b. Pengaruh fisiografi
c. Erosi dan Sedimentasi
d. Kapasitas sungai
e. Kapasitas drainasi yang tidak memadai
f. Pengaruh air pasang

D. Penyebab banjir akibat aktivitas manusia


Banjir juga dapat terjadi akibat ulah/aktivitas manusia sebagai berikut:
a. Perubahan kondisi DAS
b. Kawasan kumuh dan sampah
c. Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian
d. Kerusakan bangunan pengendali air
e. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
f. Rusaknya hutan (hilangnya vegetasi alami)

2.2 Alur Pikir

"Daerah rawan banjir adalah daerah yang sering dilanda banjir. Daerah tersebut dapat
diidentikasi dengan menggunakan pendekatan geomorfologi khususnya aspek morfogenesa,
karena kenampakan seperti teras sungai, tanggul alam, dataran banjir, rawa belakang, kipas
aluvial, dan delta yang merupakan bentukan banjir yang berulang-ulang yang merupakan
bentuk lahan detul yang mempunyai topografi datar "(Dibyosaputra, 1984)

4
Menurut Pratomo (2008) dan Isnugroho (2006), "daaerah rawan banjir dapat
diklasifikasikan menjadi empat daerah, yaitu daerah pantai, daerah dataran banjir, daerah
sempadan sungai, dan daerah cekungan".
Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), "faktor penyebab terjadinya banjır dapat
diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu banjir alami dan banjir oleh tindakan manusia.
Banjir akibat alami dipengaruhi oleh curah hujan, fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas
sungai, UN kapasitas drainase dan pengaruh air pasang. Sedangkan banjir akibat aktivitas
manusia disebabkan karena ulah manusia yang menyebabkan perubahan-perubahan
lingkungan seperti perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan pemukiman di
sekitar bantaran, rusaknya drainase lahan, kerusakan bangunan 5
pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi alami), dan perencanaan sistim
pengendali banjir yang tidak tepat Peraturan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
28 tahun 2015 tentang penetapangaris sepadan sungai dan garis sempadan danau pada pasal
15 berbunyi untuk bangunan yang terdapat di sempadan sungai minimal jarak rumah dari tepi
sungai yaitu 10 meter dari tepi kiri dan kanan sungai, dan apabila sungai terlalu dalam
melebihi 3 meter maka jarak dari sepadan sungai lebih dari 10 meter.

2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide untuk mencari fakta yang harus di kumpulkan.
Hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang
harus masih di cari kebenarannya.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan dan
tujuan tertentu. Cara ilmiah di dasarkan dengan ciri ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Penelitian di katakan rasional bila di lakukan dengan cara yang masuk akal dan
memiliki hasil yang masuk akal. Penelitian di katakan empiris bila kegiatan penelitian dapat
di amati dengan panca indra manusia. Penelitian di katakan sistematis bila proses penyusunan
penelitian menggunakan langkah langkah yang bersifat logis.
Penelitian ilmiah memiliki tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan dan kegunaan
penelitian terbagi dalam 3 sifat yaitu penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penelitian
ilmiah secara umum di bagi menjadi 2 jenis yaitu penelitian kuantitatif, dan peneltian
kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bentuk data berupa agka angka dan
analisis menggunakan statestik. Penelitian kualitatif adalah penelitian berbentuk sifat, narasi
sesuai pengamatan peneliti di lapangan dan bentuk analisis berupa narasi serta hasil
penelitian menekankan makna dari pada generalisasi.
Metode yang di gunakan dalam makalah ini yaitu metode kualitatif yang bersifat
induktif yang di mana mengembangkan teori lokal dari kasus kasus yang terjadi pada lokasi
penelitian yang di lakukan.

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi merupakan konsep utama geografi yang menjadi ciri khusus dalam keilmuan
geografi. Secara umum lokasi di bagi menjadi 2 yaitu lokasi absolut dan realtif. Lokasi
absolut menunjukan letak yang tetap terhadap sistem gird atau kisi kisi kordinat. Lokasi
absolut di sebut juga dengan letak astronomis. Lokasi relatif adalah lokasi suatu objek yang
nilainya di tentukan berdasarkan objek atau objek lain di luarnya. Lokasi relatif di sebut juga
letak geografis. Lokasi dalam penelitian ini berada di Metro Pusat Kota Metro tepatnya di
21c Yosomulyo di wilayah yang terdapat rawa rawa dan irigasi .
Secara geografis kota metro terletak pada 105` 170-105`190 bujur timur dan 5` 60-5`
80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung ( Ibukota Provinsi Lampung ).

3.2.1 Peta
Peta adalah gambaran konvesional permukaan bumi pada bidang datar yang di
perkecil seperti kenampakannya jika di lihat dari atas dengan di tambah tulisan tulisan
sebagai tanda pengenal.

6
Gambar 1.1 Peta Adminitrasi Kota Metro

Sumber : Analisis Arcgis, 2022

Secara adminitratif kota metro di batasi oleh :


a. Sebelah Utara dengan Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah dan
Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.
b. Sebelah Timur dengan Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari,
Kabupaten Lampung Timur.
c. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur/
Way Sekampung
d. Sebelah Barat dengan Kecamatan Trimorjo, Kabupaten Lampung Tengah.

Wilayah Kota Metro relatif datar dengan ketinggian antara 30-60 m di atas permukaan
air laut. Kota Metro merupakan Ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro di bentuk
berdasarkan Undang Undang No. 12 Tahun 1999 dengan luas wilayah 6.874 ha. Berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Metro No. 25 Tahun 2000, Kota Metro Terdiri dari 5 Kecamatan 2
Kelurahan.

7
Tabel 1.1 Kondisi Geografis Kota Metro

No Kecamatan Ibu Kota Jumlah Kelurahan

1. Metro Selatan Rejomulyo 4

2. Metro Barat Mulyojati 4

3. Metro Pusat Banjarsari 4

4. Metro Timur Iring Mulyo 5

5. Metro Pusat Metro 5


Sumber : Kota Metro Dalam Angka 2020

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi atau ineversel adalah jumlah keseluruhan yang ciri cirinya akan di duga.
Populasi juga merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari
dan kemudian di tarik kesimpulannya. Pada penelitian ini populasinya adalah masyarakat 21c
Metro Pusat.
Sampel adalah sebagian dari populasi apabila populasinya berjumlah lebih dari 100
maka dapat di ambil antara 10% sampai dengan 25%. Sedangkan jumlahnya kurang dari 100
maka dapat di ambil semua atau di ambil sebanyak 30% sampai 70%. Sampel merupakan
bagian dari populasi yang ada sehingga untuk pengambilan sampel harus di gunakan cara
tertentu yang di dasarkan oleh pertimbangan pertimbangan yang ada.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Moleong proses analisis data kualitatif di mulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber yaitu:

1. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden.
Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga
gerak dan mimic responden merupakan pola media yang melengkapi kata kata secara verbal.
Wawancara banyak di gunakan oleh para peneliti sebagai suatu teknik pengumpulan
data untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti secara mendalam. Teknik dalam
wawancara di dapat dari pengalaman sendiri. Tujuan dari wawancara itu sendiri yaitu untuk
mengetahui atau mendapatkan informasi yang di dapat langsung dari tanya jawab atau
percakapan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada masyarakat 21c
Yosomulyo Metro Pusat.
Wawancara yang menantinya akan peneliti gunakan yaitu wawancara tidak struktur
( unstructured interview ) yaitu wawancara yang bebas yang nantinya peneliti tidak perlu

8
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
mengumpulkan data. Pedoman yang di gunakan nantinya hanya garis besarnya saja dari
permasalahan yang akan di tanyakan.

2. Observasi
Pengamatan atau observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
kalaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang telah di saksikan selama penelitian
berlangsung. Penyaksian yang di lakukan terhadap peristiwa peristiwa bisa dengan
melihat dan mendengarkan yang kemudian di catat seaakurat mungkin.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data mengenai hal hal seperti gambar dan
tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Hasil penelitian akan semakin kredibel
jika di dukung oleh doumen dokumen seperti halnya gambar atau tulisan yang telah ada.

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Hasil analisis penelitian ini dan pengukuran terhadap banjir dapat di lakukan
terhadap fenomena-fenomena antara lain: Kedalaman muka air maksimum, pondasi
bangunan pemantauan rutin ketinggian permukaan air bendungan sungai rawa-rawa
serta pemantauan curah hujan setempat. Peringatan akan terjadinya banjir dadakan
hanya bisa tergantung pada perkiraan cuaca ( meteorologi ) serta pengetahuan tentang
kondisi tofografi dan geografis setempat.
Faktor-faktor penyebab banjir tergolong menjadi 2 kategori yaitu:
1. Banjir secara alami
Banjir secara alami terjadi karena faktor
a. Curah Hujan
Umumnya di Indonesia mempunyai 2 musim sepanjang tahun, yakni musim
penghujan umumnya terjadi antara bulan oktober-maret dan musim kemarau terjadi
antara bulan april-september. Pada musim hujan, curah hujan yang tinggi berakibat
banjir di rawa-rawa dan bila melebihi tebing rawa-rawa dan irigasi maka akan
menimbulkan banjir dan genangan.
b. Pengaruh Fisyografi
Fisyografi atau geografi fisik sungai atau rawa-rawa seperti bentuk, fungsi dan
kemiringan daerah aliran sungai, geometrik hidrolik ( bentuk penampang seperti lebar
kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai ), lokasi sungai atau rawa-
rawa dan lain-lain merupakan hal hal yang mempengaruhi terjadinya banjir.
2. Banjir akibat aktivitas manusia
a. Kawasan kumuh dan sampah
Perumahan kumuh dan sampah di sepanjang sungai dapat menjadi
penghambat aliran. Masih banyak masyarakat kurang disiplin untuk membuang
sampah pada tempatnya sehingga dapat menyebabkan banjir.
b. Drainasi lahan
Drainasi perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah bantaran banjir
akan mengurangi kemampuan bantaram dalam menampung debit air yang tinggi
c. Rusaknya hutan ( hilangnya fegetasi alami )
Penebangan pohon dan tanaman oleh masyrakat secara liar, tani berpindah
pindah dan permainan reboisasi hutan untuk bisnis dan sebagainya menjadi salah satu
sumber penyebab terganggunya siklus hidrologi yang terjadinya banjir.

10
Maka dari itu untuk mencegah terjadinya banjir baik di lingkungan rumah
maupun di lingkungan tempat tinggal masyarakat perlu melakukan penanggualangan
sebagai berikut:
1. Jangan membuang sampah ke sungai dan selokan
2. Hindari membuat bangunan di sekitar sungai
3. Tebang pilih dan reboisasi
4. Memperbanyak lahan terbuka hijau
5. Menjaga dan membersihkan saluran air secara rutin
Sedangkan dampak yang akan muncul akibat bencana banjir, yaitu bangunan-
bangunan akan rusak atau hancur yang di sebakan oleh daya terjang air banjir, daya
tipis genangan air, longsornya tanah di seputar pondasi, terkikis oleh benturan dengan
benda- benda berat yang terseret arus. Tanah longsor kemungkinan terjadi bila tanah
itu tak kuat di terjang air dan terkikis serta menyebabkan kerugian pangan yang
terjadi akibat stok pangan rusak, termasuk yang masih di lahan. Kerusakan tanaman
pangan di sawah atau ladang tergantung pada jenis tanamannya. Hilang atau rusaknya
benih atau ternak akan menggagalkan pemulihan kegiatan pertanian atau pertenakan
bisa terjadi juga masalah kesehatan ketika air kotor dalam jumlah banyak
menggenang masalah kesehatan pun sulit untuk di hindari sehingga beragam wabah
gangguan kesehatan lebih mudah menyebar dan menyerang siapa saja khususnya
kaum lanjut usia dan anak- anak. Dan dapat pula terjadi kesulitan air bersih dan
bahkan sampai munculnya korban jiwa. Hadirnya korban sebagai dampak banjir
bandang sering kali di karenakan terseret arus atau luapan air yang tak terprediksikan.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa banjir dapat menyebabkan
banyak kerusakan baik dari ekonomi maupun kesehatan sehingga masyarakat perlu
mengatasi dampak yang di sebabkan oleh kerusakan masyarakat itu sendiri seperti
menjaga lingkungan sekitar sungai rawa-rawa maupun selokan untuk tetap bersih dari
sampah- sampah sehingga memerlukan kesadaran untuk membuang sampah pada
tempatnya dan jangan merusak hutan sembarangan sehingga dapat mencegah
kerusakan alam yang terjadi .

5.2 Saran
Berdasarkan hasil di atas peneliti memberikan saran kepada masyarakat untuk
bisa menjaga lingkungan di sekitar serta di perlukan kebersamaan multistakeholder
dan keterlibatan masyarakat yang mendukung sepenuhnya.

12
DAFTAR PUSAKA

Mahasiswa S3, BKU-PLP. ”Pendekatan Pencegahan Dan Penanggulangan Banjir”.


Dinamika Teknik Sipil vol, 8 no. 2 (2008)
W. Gulo. Metode Penelitian, Jakart: PT. Grasindo, 2004.
hhtps://ejournal.upi.edu./index.php/gea/article/view/1709

13

Anda mungkin juga menyukai