Anda di halaman 1dari 15

AUDIT SEKTOR PUBLIK

Dr. Muhsin, SE, M. Si, Ak, CA, CPA, Asean CPA

“Mengapa OPD, BPKAD, Inspektorat dan BPK Belum Berjalan


Lurus/Sejalan?”

MULIAWATI
B2091222021- KELAS B/MALAM

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

PONTIANAK
2023/2024
Mengapa OPD, BPKAD, Inspektorat dan BPK Belum Berjalan
Lurus/Sejalan?

1. PENDAHULUAN
Dalam struktur pemerintahan daerah, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Inspektorat, dan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) memiliki peran penting dalam menjalankan fungsi pemerintahan,
pengelolaan keuangan, serta pengawasan dan pemeriksaan internal maupun eksternal.
Namun, dalam realitasnya, seringkali kita mendapati ketidaklurusan dan ketidaksejajaran
antara entitas-entitas tersebut, yang dapat menghambat efektivitas dan akuntabilitas
pemerintahan daerah.
Fenomena ketidaklurusan dan ketidaksejajaran ini menjadi subjek perhatian yang
signifikan dalam diskusi mengenai tata kelola pemerintahan daerah. Meskipun setiap
entitas memiliki mandat dan tugas masing-masing, namun masih terdapat berbagai
permasalahan yang menghambat tercapainya tujuan bersama.
Dalam makalah ini, akan menggali lebih dalam mengenai alasan-alasan di balik
ketidaklurusan dan ketidaksejajaran antara OPD, BPKAD, Inspektorat, dan BPK dalam
konteks pemerintahan daerah. Kami akan menganalisis berbagai faktor yang mungkin
menjadi penyebabnya, mulai dari perbedaan tujuan dan prioritas, kurangnya koordinasi,
hingga masalah sistem dan prosedur yang tidak efisien.
Keterkaitan antara audit dan laporan keuangan dengan fenomena ketidaklurusan dan
ketidaksejajaran antara OPD, BPKAD, Inspektorat, dan BPK dalam konteks pemerintahan
daerah sangatlah erat. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan hubungan tersebut.
Pemeriksaan Keuangan oleh BPK: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memiliki peran
penting dalam melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan pemerintah daerah.
Melalui proses pemeriksaan ini, BPK memastikan kepatuhan terhadap peraturan keuangan
yang berlaku serta melakukan evaluasi terhadap efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan oleh OPD dan BPKAD. Temuan yang ditemukan dalam
pemeriksaan keuangan dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana ketidaklurusan
dan ketidaksejajaran yang terjadi di dalam pemerintahan daerah.
Peran Inspektorat dalam Pengawasan Internal: Inspektorat bertugas untuk melakukan
pengawasan internal terhadap kinerja dan pengelolaan pemerintah daerah. Salah satu aspek
penting dari pengawasan internal adalah pengendalian internal terhadap keuangan.
Inspektorat dapat membantu mendeteksi dan mencegah adanya ketidaklurusan atau
ketidaksejajaran dalam proses pengelolaan keuangan oleh OPD dan BPKAD. Temuan dan
rekomendasi dari Inspektorat dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan peningkatan
kinerja.
Pelaporan Keuangan dan Penggunaannya: Laporan keuangan yang disusun oleh OPD
dan BPKAD merupakan alat penting bagi manajemen dan pemangku kepentingan lainnya
dalam memantau kinerja dan keuangan pemerintah daerah. Ketika terjadi ketidaklurusan
atau ketidaksejajaran antara OPD, BPKAD, Inspektorat, dan BPK, hal ini mungkin
tercermin dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang akurat dan
transparan sangatlah penting untuk membantu mengidentifikasi masalah yang ada dan
mengarahkan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Dengan demikian, audit dan laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting
dalam mengungkapkan dan mengatasi ketidaklurusan serta ketidaksejajaran yang terjadi
antara OPD, BPKAD, Inspektorat, dan BPK dalam konteks pemerintahan daerah. Dengan
adanya proses audit yang baik dan laporan keuangan yang akurat, diharapkan masalah-
masalah tersebut dapat diidentifikasi dan diselesaikan dengan tepat guna meningkatkan
efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan daerah.

2. DEFINISI OPD, BPKAD, INSPEKTORAT DAN BPK


• OPD
OPD merupakan unit-unit organisasi yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pelayanan publik dan pelaksanaan program di tingkat daerah. OPD biasanya dibentuk
berdasarkan fungsi atau sektor tertentu, seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur,
sosial, dan lain sebagainya. Tugas OPD meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, serta pelaporan terkait dengan program dan kegiatan di bidang yang
menjadi tanggung jawabnya.
• BPKAD
BPKAD adalah unit organisasi yang bertanggung jawab atas manajemen keuangan
dan aset daerah di tingkat pemerintah daerah. Tugas BPKAD meliputi perencanaan
keuangan daerah, pengelolaan anggaran, pembayaran, pemungutan pajak, pengelolaan
aset daerah, dan pelaporan keuangan. BPKAD bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa keuangan daerah dikelola secara efisien, transparan, dan akuntabel.
• Inspektorat
Inspektorat adalah lembaga pengawasan internal di dalam pemerintah daerah yang
bertugas untuk melakukan pemeriksaan, pengawasan, evaluasi, dan penindakan
terhadap kinerja organisasi pemerintah daerah. Tugas Inspektorat meliputi pemeriksaan
terhadap kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur, evaluasi efisiensi dan efektivitas
kegiatan pemerintah daerah, serta penanganan temuan atau pelanggaran yang terjadi.
Inspektorat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tata kelola pemerintahan
daerah berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, dan integritas.
• BPK
BPK adalah lembaga independen yang bertugas melakukan pemeriksaan atas
pengelolaan keuangan negara dan daerah. Tugas utama BPK adalah melakukan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan pemerintah, mengevaluasi efisiensi,
efektivitas, dan kepatuhan terhadap peraturan dalam pengelolaan keuangan negara dan
daerah, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan. BPK memiliki peran penting
dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah.

3. FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG OPD, BPKAD, INSPEKTORAT DAN


BPK
Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi, tugas, dan wewenang masing-masing OPD
(Organisasi Perangkat Daerah), BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah),
Inspektorat, dan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).

Organisasi Perangkat Daerah (OPD)


• Fungsi: Menyelenggarakan pelayanan publik dan pelaksanaan program di bidang
yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah.
• Tugas dan Wewenang:Merencanakan kegiatan dan program di bidang yang
menjadi tanggung jawabnya. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Mengelola sumber daya yang dimilikinya, seperti anggaran,
tenaga kerja, dan sarana prasarana. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
program dan kegiatan di bawah koordinasinya. Melakukan pelaporan secara berkala
kepada otoritas yang lebih tinggi mengenai capaian dan kendala yang dihadapi.

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)


• Fungsi: Mengelola keuangan dan aset daerah untuk mendukung pelaksanaan
program dan kegiatan pemerintah daerah.
• Tugas dan Wewenang: Merencanakan anggaran daerah dan mengelola
pelaksanaannya. Mengelola penerimaan dan pengeluaran keuangan daerah,
termasuk pembayaran, pemungutan pajak, dan penagihan piutang. Mengelola aset
daerah, termasuk inventarisasi, pemeliharaan, dan penggunaannya. Melakukan
pelaporan keuangan secara berkala kepada otoritas yang lebih tinggi serta
memastikan kepatuhan terhadap peraturan keuangan.

Inspektorat
• Fungsi: Melakukan pengawasan internal terhadap kinerja dan pengelolaan
pemerintah daerah untuk memastikan efisiensi, efektivitas, dan kepatuhan terhadap
peraturan.
• Tugas dan Wewenang: Melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap kegiatan dan
pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Menyusun program pengawasan internal
dan mengevaluasi pelaksanaannya. Menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan dan
memberikan rekomendasi perbaikan kepada manajemen. Melakukan penyidikan
internal terhadap dugaan pelanggaran atau penyelewengan.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


• Fungsi: Melakukan pemeriksaan independen terhadap pengelolaan keuangan
negara dan daerah untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi.
• Tugas dan Wewenang: Melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan
pemerintah daerah. Menyelidiki dugaan korupsi, penyelewengan, atau pelanggaran
dalam pengelolaan keuangan. Memberikan rekomendasi kepada lembaga legislatif
dan pemerintah daerah untuk perbaikan dan perbaikan sistem. Membuat laporan
hasil pemeriksaan yang disampaikan kepada lembaga legislatif, pemerintah daerah,
dan publik.
Dengan fungsi, tugas, dan wewenang yang berbeda ini, setiap entitas tersebut berperan
dalam menjaga akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas pemerintahan daerah, serta
memberikan perlindungan terhadap kepentingan masyarakat.

4. PERBEDAAN MENDASAR OPD, BPKAD, INSPEKTORAT DAN BPK


Perbedaan mendasar antara OPD, BPKAD, Inspektorat, dan BPK. OPD adalah unit
organisasi yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan pelaksanaan
program di tingkat daerah, seperti dinas, badan, atau unit kerja lainnya. OPD biasanya
dibentuk berdasarkan fungsi atau sektor tertentu, seperti Dinas Kesehatan, Dinas
Pendidikan, atau Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Tugas OPD
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, serta pelaporan terkait dengan program
dan kegiatan di bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (BPKAD): BPKAD adalah unit organisasi yang bertanggung jawab atas
manajemen keuangan dan aset daerah di tingkat pemerintah daerah.
Tugas BPKAD meliputi perencanaan keuangan daerah, pengelolaan anggaran,
pembayaran, pemungutan pajak, pengelolaan aset daerah, dan pelaporan keuangan.
Inspektorat: Inspektorat adalah lembaga pengawasan internal di dalam pemerintah daerah
yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan, pengawasan, evaluasi, dan penindakan
terhadap kinerja organisasi pemerintah daerah.
Tugas Inspektorat meliputi pemeriksaan terhadap kepatuhan terhadap peraturan dan
prosedur, evaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan pemerintah daerah, serta penanganan
temuan atau pelanggaran yang terjadi.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK): BPK adalah lembaga independen yang bertugas
melakukan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan daerah. Tugas utama BPK
adalah melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan pemerintah, mengevaluasi
efisiensi, efektivitas, dan kepatuhan terhadap peraturan dalam pengelolaan keuangan
negara dan daerah, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan. Meskipun semua
entitas ini memiliki peran yang berbeda dalam struktur pemerintahan, mereka bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pelayanan publik yang efektif,
efisien, dan akuntabel bagi masyarakat.
Pertanyaan ini terkait dengan organisasi dan birokrasi pemerintahan, namun untuk
memberikan jawaban yang lebih tepat, informasi tambahan mengenai konteks dan spesifik
masalah yang dialami oleh OPD (Organisasi Perangkat Daerah), BPKAD (Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah), Inspektorat, dan BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan) akan sangat membantu. Namun, secara umum, kemungkinan penyebab
ketidaklurusan atau ketidaksejajaran antara OPD, BPKAD, Inspektorat, dan BPK bisa
termasuk: Perbedaan tujuan dan prioritas: Setiap departemen atau badan dalam
pemerintahan mungkin memiliki tujuan dan prioritas yang berbeda. Ketidaksesuaian antara
tujuan dan prioritas ini dapat menyebabkan ketidaklurusan dalam pengambilan keputusan
dan pelaksanaan program.
Kurangnya koordinasi: Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara OPD, BPKAD,
Inspektorat, dan BPK dapat menyebabkan ketidaksejajaran dalam pelaksanaan kegiatan
dan kebijakan. Ini dapat terjadi karena perbedaan pemahaman tentang tugas dan tanggung
jawab masing-masing entitas atau karena kurangnya mekanisme resmi untuk
berkomunikasi dan berkoordinasi.
Masalah sistem dan prosedur: Sistem dan prosedur yang tidak efisien atau tidak jelas
dapat menyebabkan ketidaklurusan dalam operasi dan pelaporan antara OPD, BPKAD,
Inspektorat, dan BPK. Ini dapat mencakup perbedaan dalam pencatatan keuangan,
pelaporan kegiatan, atau proses pengawasan internal.
Kurangnya sumber daya: Kurangnya sumber daya, baik dalam hal personel maupun
anggaran, dapat membatasi kemampuan OPD, BPKAD, Inspektorat, dan BPK untuk
melakukan tugas mereka dengan efektif. Hal ini dapat menyebabkan kelambanan dalam
proses pengawasan dan pelaporan, serta menyebabkan ketidaksejajaran dalam prioritas dan
kegiatan.
Faktor manusia: Konflik personal, perbedaan pendapat, atau kurangnya kepemimpinan
yang efektif di antara anggota staf atau pimpinan dapat menyebabkan ketidaklurusan atau
ketidaksejajaran antara OPD, BPKAD, Inspektorat, dan BPK.
Untuk menyelesaikan masalah ketidaklurusan atau ketidaksejajaran antara entitas
pemerintah seperti OPD, BPKAD, Inspektorat, dan BPK, seringkali diperlukan upaya yang
melibatkan komunikasi yang lebih baik, koordinasi yang lebih efektif, perbaikan sistem
dan prosedur, alokasi sumber daya yang memadai, serta kepemimpinan yang kuat dan
komitmen untuk memperbaiki masalah tersebut.
5. UNDANG-UNDANG YANG MENDASARI OPD, BPKAD, INSPEKTORAT
DAN BPK
• Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah: UU ini
menyatakan pembentukan dan fungsi OPD dalam pemerintahan daerah yang bertugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
• Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara: UU ini
memberikan dasar hukum tentang pengelolaan keuangan negara yang meliputi
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara: UU ini
mengatur lebih lanjut mengenai sistem dan prosedur pengelolaan keuangan negara,
termasuk di tingkat daerah.
• Inspektorat
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan: UU
ini menyebutkan tentang peran inspektorat dalam pengawasan internal di pemerintahan
daerah, termasuk dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP): PP ini menekankan peran inspektorat dalam pembentukan dan
operasionalisasi SPIP di lingkungan pemerintah daerah.
• Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara: UU ini mendefinisikan peran dan kewenangan
BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang independen untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah
pusat dan daerah.
Amandemen UUD 1945, khususnya Pasal 23E dan 23F: Amandemen ini
memberikan dasar konstitusional bagi BPK untuk melakukan pemeriksaan keuangan
negara dan melaporkannya kepada DPR, DPD, dan DPRD.
Kerangka hukum ini memberikan landasan bagi setiap entitas untuk menjalankan
fungsi dan kewajibannya dalam pengelolaan pemerintahan dan keuangan daerah.
Pemahaman yang mendalam tentang undang-undang ini penting bagi para stakeholder
untuk memastikan bahwa tugas dan kewenangan masing-masing entitas dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

6. STRUKTUR ORGANISASI OPD, BPKAD, INSPEKTORAT DAN BPK


Struktur organisasi dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah), BPKAD (Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah), Inspektorat, dan BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan) bisa berbeda-beda tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di
masing-masing pemerintahan daerah atau tingkat nasional. Namun, berikut ini adalah
gambaran umum tentang struktur organisasi masing-masing entitas berdasarkan fungsi dan
perannya dalam pemerintahan:

• OPD (Organisasi Perangkat Daerah)


OPD memiliki struktur yang bisa sangat bervariasi tergantung pada jenis dan fungsi
spesifik dari masing-masing OPD tersebut. Secara umum, OPD dipimpin oleh seorang
kepala dinas dan dibagi ke dalam beberapa sub-bidang atau seksi yang menangani
berbagai aspek tugas OPD. Struktur umumnya adalah:
- Kepala Dinas
- Sekretariat
- Bidang/Sub Bidang (berdasarkan fungsi masing-masing, seperti Perencanaan,
Pengelolaan, Pelayanan, dll.)
- Seksi-seksi (dalam setiap bidang/sub bidang)

• BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah)


BPKAD merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan
dan aset daerah. Struktur organisasi BPKAD umumnya mencakup:
- Kepala Badan
- Sekretariat
- Bidang Perencanaan dan Penganggaran
- Bidang Pengelolaan Keuangan
- Bidang Aset
- Bidang Akuntansi dan Pelaporan
- Unit-unit kerja lain sesuai dengan kebutuhan dan regulasi daerah
• Inspektorat
Inspektorat berfungsi sebagai unit pengawasan internal di pemerintahan daerah,
yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan
pemerintahan daerah. Struktur organisasi biasanya adalah:
- Inspektur
- Sekretariat
- Bidang Pengawasan Administrasi
- Bidang Pengawasan Keuangan
- Bidang Pengawasan Pembangunan
- Kelompok Jabatan Fungsional Auditor

• BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)


BPK adalah lembaga negara yang independen, memiliki fungsi pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Struktur organisasi BPK secara
nasional antara lain:
- Ketua BPK
- Wakil Ketua
- Anggota BPK
- Sekretariat Jenderal
- Deputi Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara I, II, III, dan seterusnya (sesuai
dengan pembagian wilayah kerja atau sektor)
- Deputi Bidang Pengembangan Sistem Pemeriksaan Keuangan Negara
- Deputi Bidang Informasi dan Komunikasi Keuangan Negara
- Inspektorat
- Unit-unit pendukung lainnya

Struktur di atas dapat mengalami penyesuaian berdasarkan peraturan atau kebijakan


yang terbaru. Penting untuk merujuk pada dokumen resmi atau website resmi masing-
masing entitas untuk mendapatkan informasi yang paling akurat dan terkini mengenai
struktur organisasi mereka.
7. TINJAUAN PUSTAKA OPD, BPKAD, INSPEKTORAT DAN BPK
• Nur Ade Noviyanti, Kiswanto (2016) PENGARUH KARAKTERISTIK
PEMERINTAH DAERAH, TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH : Tujuan dari studi ini adalah untunk
menentukan karakteristik pemerintah daerah dan temuan audit dari badan pengawas
keuangan pada kinerja keuangan dari pemerintah daerah di daerah
distrik/kecamatan di indonesia. Populasi yang di ambil dalam studi ini adalah
daerah perkotaan pada tahun 2011 sampai 2013. Penelitian ini menggunakan
sample purposive pada 43 populasi dan 129 unit analisis. Alat analisis dalam
penelitian menggunalan SPSS 21 menggunakan regresi multiple analsis dan tes
asumsi klasik. Berdasarkan hasil dari penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa level
variabel dependen terpusat dan pembiayaan regional memberikan efek positif.
Pengukuran dari legislature meberikan efek negatif dan signifikan pada kinerja dari
keuangan pemerintahan daerah. Ukuran dari pemerintahan daerah, tingkat dari
kekyaan daerah, penemuan audit tidak memberikan efek pada kinerj keuangan
daerah. Saran untuk penelitian selamjutnya adalah menggunakan penemuan nilai
proxy dan penemuan kategoris akan lebih tepat dalam menemukan materi dalam
penemuan.
• Mohd Haiqal Alif Ramadhani, Nurbaiti (2022) ANALISIS FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN BAGIAN KAS DAERAH DI
BADAN PENGELOLA KEUNGANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD)
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA : Sebagai Bendahara Umum
Daerah, BPKAD adalahinstansi yang memiliki tanggung jawab atas pemungutan
pendapatan sebuah daerah dan penyaluran dana kebutuhan didaerah melalui Kas
Umum Daerah. Dalam kas daerah, daerah mengatur kecukupandana untuk
membiayai pengeluaran daerah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pekerjaan aparat sipil negara (BPKAD), yaitu metode kualitatif merupakan
metodologi yang menggunakan analisis isi, yang memerlukan transmisi langkah-
langkah secara tertulis untuk mencapai tujuan dan informasi yang lengkap dan
objektif, serta memiliki cara dan metode tertentu sesuai dengan masalah yang
dihadapi.Jenis penelitian ialah penelitiansecara langsung dan penelitian secara
kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja
pegawai yang sudah berkinerja baik pada Kanwil Badan Pengelola Keuangan dan
Aset (BPKAD) Provinsi Sumatera Utara dapat meningkatkan kinerja yang baik
tersebut untuk juga menciptakan pekerjaan yang bagus yang memajukan jabatan
sesuai indikator kunci pegawai BPKAD Provinsi Sumut saat ini.Dan sudah dalam
upaya peningkatan yang baik terlihat kemampuan dalam menggunakan waktu kerja
secara efektif, kualitas pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab karyawan
sudah baik.Hal ini dikarenakan pengurus Dewan Pengembangan Ekonomi Daerah
mampu berkomunikasi dengan jajarannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dan memberikan sarana dan prasarana yang ideal untuk memajukan pembangunan
sektor Keuda di provinsi Sumatera Utara dan mencapai tujuan pembangunan
tersebut.
• Meity Katili, Grace Nangoi, Hendrik Gamaliel (2017) ANALYSIS OF FACTORS
THAT EFFECTING AUDITORS PERFORMANCE IN THE PROVINCIAL
INSPECTORATE DISTRICT AND GORONTALO CITY : Dalam upaya
mewujudkan good governance dan clean government dalam melakukan pelayanan
publik diperlukan sumber daya manusia dengan kapasitas tertentu. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecakapan profesional, integritas,
pengalaman kerja dan komitmen pimpinan terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Provinsi dan Kabupaten Kota Gorontalo. Dalam penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data melalui survey dengan kuesioner berisi
daftar pernyataan yang dijawab oleh 100 responden yang dipilih para auditor dan
yang telah memiliki sertifikat auditor pada Inspektorat Provinsi dan Kabupaten
Kota Gorontalo. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda yang di olah melalui program SPSS. Dari hasil penelitian
secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel kecakapan profesional (X1),
integritas (X2), pengalaman kerja (X3), dan komitmen pimpinan (X4) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi dan
Kabupaten Kota Gorontalo. Untuk Hasil penelitian secara parsial (Uji t)
menunjukkan bahwa variabel integritas dan komitmen pimpinan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja auditor, sedangkan kecakapan profesional
dan pengalaman kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
auditor pada Inspektorat Provinsi dan Kabupaten Kota Gorontalo. Implikasi temuan
penelitian ini adalah untuk mendorong ditingkatkannya kinerja auditor secara
maksimal dengan upaya peningkatan kecakapan profesional, pengalaman kerja,
penegakan integritas dan komitmen pimpinan secara bersama sama agar kinerja
Inspektorat semakin baik.
• Grace M. Sirande, Anik Wuriasih, Simson Werimon, Marlina Malino (2022)
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA APARAT
PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS PADA ORGANISASI
PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MANOKWARI) : Penelitian ini
dilakukan untuk menjawab permasalahan yang ada, yaitu apakah partisipasi
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, kualitas sumberdaya manusia
dan pengawasan fungsional berpengaruh terhadap kinerja. Kinerja yang diuji adalah
kinerja aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari. Penelitian ini dilakukan
dengan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada para pejabat yang
terlibat langsung dalam proses penyusunan anggaran, yaitu tiga orang pejabat di
tiap-tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Kuesioner yang dapat digunakan
berjumlah 84 kuesioner. Uji instrumen dan uji klasik menunjukkan semua data valid
dan reliabel dalam memenuhi kriteria pengujian, sehingga penelitian dapat
dilanjutkan dengan meregresi linear berganda data tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan partisipasi penyusunan anggaran dan kualitas sumberdaya manusia
berpengaruh positif terhadap kinerja aparat Pemerintah Daerah Kabupaten
Manokwari akan tetapi kejelasan sasaran anggaran dan pengawasan fungsional
tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat Pemerintah Daerah Kabupaten
Manokwari. Uji koefisien determinasi menyebutkan bahwa keempat variabel
mampu memberikan pengaruh terhadap kinerja aparat Pemerintah Daerah sebesar
60,2% sedangkan sisanya sebesar 39,8% dipengaruhi variabel lain di luar
penelitian.
• Iqlima A. Manaf, Muhammad Arfan, Darwanis (2014) PENGARUH
PEMAHAMAN TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PROSES REVIU LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH OLEH INSPEKTORAT DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH PADA INSPEKTORAT KABUPATEN/KOTA DI
PROVINSI ACEH : Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemahaman
tentang standar akuntansi pemerintahan dan sistem pengendalian intern terhadap
proses reviu laporan keuangan pemerintah daerah oleh inspektorat dan implikasinya
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah baik secara bersama-sama
maupun parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai aktif
inspektorat kabupaten/kota di provinsi aceh yang terlibat dalam reviu laporan
keuangan pemerintah daerah dan sampel yang dijadikan penelitian sebanyak 72
orang. Sumber data penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
penyebaran kuisioner ke reponden penelitian. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman tentang
standar akuntansi pemerintahan dan pemahaman sistem pengendalian intern
berpengaruh terhadap proses reviu laporan keuangan pemerintah daerah oleh
inspektorat baik secara bersama-sama maupun parsial. Pemahaman tentang standar
akuntansi pemerintahan, sistem pengendalian intern dan proses reviu laporan
keuangan pemerintah daerah oleh inspektorat secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kab/kota di provinsi Aceh.
Hasil penelitian secara parsial menunjukkan hanya pemahaman standar akuntansi
pemerintahan, dan proses reviu laporan keuangan pemerintah daerah oleh
inspektorat yang berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah sedangkan pemahaman sistem pengendalian intern tidak berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kab/kota di provinsi Aceh.
• Reficensa Therisia, Diah Nurdiwaty, Erna Puspita (2022) FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH
PADA BPKAD KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2020 : Study ini bertujuan
untuk mengetahui apakah bidang SAKD, bidang pengelolaan keuangan, dan
Kompetesi SDM berpengaruh terhadap kualitas LK, baik secara parsial maupun
simultan. Regresi linier berganda.digunakan untuk menguji hipotesis, yang dibantu
oleh Microsoft Excel 2016 dan software SPSS for Windows versi 20. Metodologi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Pegawai Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Nganjuk menjadi subyek
penelitian.ini..Jumlah sampel yang dijadikan objek dalam penelitian ini, terdiri dari
30 kuesioner. Secara parsial, Bidang SAKD Bidang Pengelolaan Keuangan dan
Kompetensi SDM mempunyai dampak positif dan dampak signifikan pada Kualitas
LKD, dan secara simultan SAKD, Pengelolaan Keuangan dan Kompetensi SDM,
mempunyai dampak positif dan dampak sigifikan pada Kualitas LKD, sesuai
dengan temuan.
• Fauzi Isnaen1, Fauzan Akbar Albastiah (2021) PENGARUH KOMPETENSI
SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI,
PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTASI, DAN PENERAPAN SISTEM
PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
(STUDI PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD) WILAYAH
JAKARTA BARAT) : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan
sistem infoemasi akuntansi, penerapan sistem pengendalian intern terhadap kualitas
laporan keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan Kepala
Bagian Akuntansi yang berada di wilayah kerja Administrasi Kota Administrasi
Jakarta Barat. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dihadirkan sebagai responden
sebanyak 34 OPD. PLS Path digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini
Data penelitian yang digunakan berasal dari kuesioner yang dikumpulkan dengan
menggunakan metode survei. Survei dilakukan selama dua bulan mulai Oktober
hingga November 2017. Survei dilakukan di Badan Administrasi Daerah (OPD)
Administrasi Jakarta Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi sumber
daya manusia tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan,
pemanfaatan teknologi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan, penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan dan penerapan sistem pengendalian internal tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai