Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR SOSIAL TERJADINYA KEJAHATAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kriminologi


Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret 2023
Dosen Pengampu: Tika Andarasni Parwitasari, S.H., M.Kn., M.H.

Disusun oleh:
Mahesa Yoga Aditama (E0022275)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat yang
telah diberikan-Nya, Saya dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas mata
kuliah Kriminologi yang berjudul “Faktor Sosial Terjadinya Kejahatan” di
Universitas Sebelas Maret Surakarta ini dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Tika
Andarasni Parwitasari, S.H., M.Kn., M.H. selaku dosen mata kuliah
Kriminologi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi saya. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini bisa memberikan
pengetahuan baru kepada para pembaca yang bisa berguna untuk kedepannya.
Saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun ada hal yang kurang
berkenan bagi para pembaca dalam karya tulis yang telah disusun. Saya juga
membuka diri untuk menerima kritik dan saran berkaitan dengan makalah ini,
sebagai sarana pembelajaran bagi saya agar di kemudian hari dapat membuat
makalah yang lebih baik. Sekian dan terima kasih

Surakarta, 2 Desember 2023

Mahesa Yoga Aditama

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2
A. Teori Penyebab Terjadinya Kejahatan......................................2
B. Faktor Sosial yang Dapat Menyebabkan Kejahatan.................3
BAB III PENUTUP........................................................................................5
A. Kesimpulan...............................................................................5
B. Saran..........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kejahatan adalah tindakan yang bersifat merugikan, berasal dari kata "jahat" yang
merujuk pada konsep sangat tidak baik, sangat buruk, dan sangat jelek. Dalam konteks
hukum, kejahatan dapat didefinisikan sebagai tindakan yang melanggar peraturan atau
dilarang oleh undang-undang. Ini mencakup segala tindakan yang secara umum dianggap
tidak sesuai dengan norma hukum yang berlaku.
Berdasarkan arti, kejahatan berasal dari kata jahat yang mendapat awalan “ke”
dan mendapat akhiran “an” yang memiliki arti sangat jelek, buruk, sangat tidak baik
(tentang kelakuan, tabiat, perbuatan).1
Kejahatan diuraikan sebagai suatu tindakan yang dikenai hukuman oleh Negara.
Pemberian hukuman bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan yang terganggu
akibat perbuatan tersebut. Gangguan keseimbangan tersebut melibatkan ketidakstabilan
dalam tatanan masyarakat dan menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat.
Kejahatan bisa didefinisikan dengan mengacu pada unsur anti-sosial, sehingga dapat
dinyatakan sebagai suatu perilaku yang merugikan, tidak layak, tidak dapat ditoleransi,
dan dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori yang menjadi penyebab terjadinya kejahatan dalam kriminologi?
2. Apa saja faktor sosial yang dapat menyebabkan terjadinya kejahatan dalam sudut
pandang kriminologi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami teori yang menjadi penyebab terjadinnya kejahatan
dalam kriminologi
2. Untuk mengetahui dan memahami faktor sosial yang dapat menyebabkan kejahatan
dalam sudut pandang kriminologi.

1
Suharso dan Ana Retnoningsih (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya, hlm.196
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Penyebab Terjadinya Kejahatan


Kejahatan yang terjadi ditengah pergaulan hidup masyarakat tidak hanya lahir dari
satu faktor saja akan tetapi didukung dengan sebab- sebab yang lain, teori - teori sebab
kejahatan dikelompokkan menjadi sebagai berikut:2
1. Teori Biologis
Teori ini mengatakan faktor-faktor fisiologis dan struktur jasmaniah seseorang
dibawa sejak lahir. Melalui gen dan keturunan, dapat memunculkan penyimpangan
tingkah laku. Pewarisan tipe-tipe kecenderungan abnormal dapat membuahkan
tingkah laku menyimpang dan menimbulkan tingkah laku sosiopatik. Misalnya, cacat
bawaan yang berkaitan dengan sifat-sifat kriminal serta penyakit mental. Faktor
biologis juga menggambarkan bahwa kejahatan dapat dilihat dari fisik pelaku
kejahatan itu, misalnya, dapat dilihat dari ciri-ciri biologis tertentu seperti muka yang
tidak simetris, bibir tebal, hidung pesek, dan lain-lain.3
2. Teori Psikogenesis
Teori ini mengatakan bahwa perilaku kriminalitas timbul karena faktor
intelegensi, ciri kepribadian, motivasi, sikap-sikap yang salah, fantasi, rasionalisasi,
internalisasi diri yang keliru, konflik batin, emosi yang kontroversial dan
kecenderungan psikopatologis, artinya perilaku jahat merupakan reaksi terhadap
masalah psikis, misalnya pada keluarga yang hancur akibat perceraian atau salah
asuhan karena orangtua terlalu sibuk berkarier. Faktor lain yang menjadi penyebab
terjadinya kejahatan adalah psikologis dari seorang pelaku kejahatan, maksudnya
adalah pelaku memberikan respons terhadap berbagai macam tekanan kepribadian
yang mendorong mereka untuk melakukan kejahatan.
3. Teori Sosiogenesis
Teori ini menjelaskan bahwa penyebab tingkah laku jahat murni sosiologis atau
sosial psikologis adalah pengaruh struktur sosial yang deviatif, tekanan kelompok,
peranan sosial, status sosial, atau internalisasi simbolis yang keliru. Perilaku jahat
dibentuk oleh lingkungan yang buruk dan jahat, kondisi sekolah yang kurang menarik
dan pergaulan yang tidak terarahkan oleh nilai-nilai kesusilaan dan agama. Teori ini
2
Marsh, I (2006), Theories of Crimes. Abingdon: Routledge
3
Akers, RL, and Sellers CS (2008). Criminilogical Theories: Introduction, Evaluation, and Application. 5th
Edition. Los Angeles: Roxbury
3

mengungkapkan bahwa penyebab kejahatan karena dipengaruhi oleh faktor


lingkungan sekitarnya, baik lingkungan keluarga, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
keamanan serta penemuan teknologi.
4. Teori Subkultural Delikuensi
Menurut teori ini, perilaku jahat adalah sifat-sifat struktur sosial dengan pola
budaya yang khas dari lingkungan dan masyarakat yang dialami oleh penjahat. Hal itu
terjadi karena populasi yang padat, status sosial-ekonomis penghuninya rendah,
kondisi fisik perkampungan yang sangat buruk, atau juga karena banyak disorganisasi
familiar dan sosial bertingkat tinggi

B. Faktor Sosial yang Dapat Menyebabkan Kejahatan


Dalam faktor penyebab terjadinya kejahatan adalah di sebabkan oleh keadaan
masyarakat. Mereka menganggap bahwa kejahatan tersebut ada karena pengaruh atau
faktor ekonomi, lingkungan sangat buruk, dalam keadaan yang sangat buruk itu manusia
menjadi egois. Menurut Capelli, faktor sosial yang dapat menyebab kejahatan tersebut
dapat diuraikan menjadi:4
1. Penjahat Kebiasaan
Kejahatan karena kebiasaan merujuk pada perilaku kriminal yang dilakukan
secara berulang kali sebagai hasil dari kebiasaan atau rutinitas tertentu. Hal ini dapat
terkait dengan teori kebiasaan kriminal yang dikembangkan oleh Sutherland, yang
menyatakan bahwa kejahatan dapat menjadi kebiasaan yang terbentuk melalui
interaksi sosial dan pembelajaran. Dalam konteks ini, faktor-faktor sosial seperti
lingkungan tempat tinggal, kelompok teman sebaya, dan pengaruh budaya dapat
memainkan peran dalam membentuk kebiasaan kriminal seseorang. Penjahat
profesional yang malas berkerja, mereka terus melakukan kejahatan untuk
menggantikan cara bekerja yang normal. Kemalasan mereka bekerja sangat menonjol
dan cara hidup mereka asosial. Termasuk dalam kelompok ini ialah para penjahat
profesional dan para penjahat karena kebiasaan serta penjahat-penjahat kecil yang
malas berkerja (para pengembara jalanan, para gelandangan dan pelacur).
2. Penjahat Kesempatan
Kejahatan karena adanya kesempatan menurut Capelli merujuk pada tipe
penjahat yang melakukan kejahatan karena menderita kesulitan ekonomi atau
kesulitan fisik, serta penjahat yang karena pertama kali pernah berbuat kejahatan kecil
4
Kartini Kartono (II). (1997). Patologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Rajawali Pers, halm. 130.
4

yang sifatnya kebetulan dan kemudian berkembang melakukan kejahatan yang lebih
besar dan lebih sering. Faktor ekonomi banyak mempunyai hubungan dengan
kejahatan seperti pencurian, penganiayaan, pembunuhan dan lain sebagainya. 5
Dengan demikian, kejahatan karena adanya kesempatan ini terkait dengan situasi dan
kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan kriminal, baik akibat kesulitan
ekonomi maupun karena adanya peluang yang muncul.
3. Penjahat Kebetulan
Menurut Capelli, penjahat kebetulan adalah tipe penjahat yang pertama kali
melakukan kejahatan kecil secara kebetulan, kemudian berkembang menjadi lebih
sering, dan akhirnya melakukan kejahatan yang lebih besar. Mereka awalnya mungkin
tidak memiliki niat atau rencana untuk melakukan kejahatan, namun karena terlibat
dalam tindakan kriminal secara berulang, mereka akhirnya terjerumus dan terbiasa
melakukan tindakan kriminal secara lebih serius. Dengan demikian, penjahat
kebetulan cenderung memulai dari kejahatan kecil secara kebetulan, namun akhirnya
terlibat dalam kejahatan yang lebih serius karena telah terbiasa dan terjerumus ke
dalam perilaku kriminal.
4. Penjahat Berkelompok
Capelli membagi tipe penjahat ke dalam beberapa kategori, termasuk "penjahat-
penjahat berkelompok" yang melakukan tindakan kriminal secara bersama-sama,
seperti penebangan kayu dan pencurian kayu di hutan-hutan, pencurian massal di
pabrik-pabrik, pembantaian secara bersama-sama, penggarongan, perampokan dan
sebagainya. Dengan demikian, penjahat-penjahat berkelompok ini melakukan
tindakan kriminal secara bersama-sama dan seringkali terorganisir, sehingga dapat
memperbesar dampak dan kerugian dari tindakan kriminal yang dilakukan.

5
Bawengan, G.W. (1977). Hukum Pidana Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prada Paramita, hlm 110
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam faktor penyebab terjadinya kejahatan adalah di sebabkan oleh keadaan
masyarakat. Mereka menganggap bahwa kejahatan tersebut ada karena pengaruh atau
faktor sosial seperti ekonomi, lingkungan sangat buruk, dalam keadaan yang sangat buruk
itu manusia menjadi egois. Seiring dengan hal tersebut diatas, menurut Capelli bahwa
kejahatan adalah hasil dari faktor - faktor yang beraneka ragam dan bermacam - macam,
dan bahwa faktor - faktor ini untuk selanjutnya tidak disusun menurut ketentuan yang
berlaku umum tanpa ada pengecualian untuk menerangkan kelakuan kriminal memang
tidak ada teori ilmiah.

B. Saran
Beragam faktor yang dapat memicu terjadinya kejahatan seharusnya menjadi landasan
bagi kita untuk bertindak dan berperilaku dengan lebih berhati-hati. Setiap kejahatan
memiliki penyebabnya, dan sebagai individu, kita seharusnya mampu mengamati pola
peristiwa yang terkait dengan kejahatan yang telah terjadi, bukan sekadar pola yang
mungkin terjadi di masa depan. Oleh karena itu, kita perlu menghindari sikap-sikap yang
dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman atau dirugikan, sehingga kita dapat
mencegah terjadinya kejahatan yang disebabkan oleh kelalaian kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mun’im Idries. (1977). Pembunuhan yang diduga korban pembunuhan di Jakarta.
Jakarta: Lembaga Kriminologi UI.
Abdulsyani. (1987). Sosiologi Kriminalitas. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Akers, RL, and Sellers CS (2008). Criminilogical Theories: Introduction, Evaluation, and
Application. 5th Edition. Los Angeles: Roxbury
Bawengan, G.W. (1977). Hukum Pidana Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prada Paramita,
hlm 110
Kartini Kartono (II). (1997). Patologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Rajawali Pers, halm. 130.
Marsh, I (2006), Theories of Crimes. Abingdon: Routledge
Suharso dan Ana Retnoningsih (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya
Karya, hlm.196

iii

Anda mungkin juga menyukai