Anda di halaman 1dari 8

DRAFT RENCANA PENELITIAN TESIS

PEMILIHAN DAN PEMANFAATAN MEDIA YANG EFEKTIF


DALAM AKSELERASI EDUKASI PUBLIK TERKAIT KOMUNIKASI
KEBIJAKAN BANK INDONESIA MENGENAI
CINTA, BANGGA DAN PAHAM (CBP) RUPIAH
DI WILAYAH PROVINSI SULAWESI UTARA

Oleh:
Tubagus Hairul Amir

PROGRAM S2 MANAJEMEN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

Bank Indonesia merupakan Bank Sentral Republik Indonesia. Sebagai lembaga negara,
Bank Indonesia memiliki tujuan akhir yaitu mencapai dan menjaga kestabilan nilai Rupiah.
Dengan kewenangannya, Bank Indonesia satu-satunya Lembaga negara yang berwenang untuk
mencetak, mengedarkan, menarik, mencabut dan memusnahkan uang Rupiah.
Blueprint Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (BSPPUR) Bank
Indonesia 2025 yang mempunyai tiga pilar :
Pilar I : Ketersediaan Uang Rupiah yang berkualitas dan terpercaya,
Pilar II : Sistem distribusi uang yang ef isien dan layanan kas prima, dan
Pilar III : Infrastruktur pengelolaan uang Rupiah yang memadai dan berbasis teknologi.
Salah satu elemen dari Pilar I untuk menjadikan uang Rupiah berkualitas dan terpercaya adalah
penguatan integritas dan program kultur merawat Rupiah melalui edukasi Cinta, Bangga dan
Paham Rupiah.
Bank Indonesia melalui komunikasi kebijakannya mengajak masyarakat Indonesia
untuk turut mengubah prilaku dalam memperlakukan uang Rupiah melalui kampanye Cinta,
Bangga, dan Paham Rupiah, dengan tujuan untuk lebih memahami apa makna dibalik cinta,
bangga dan paham rupiah.
Makna dan definisi dari Cinta, Bangga dan Paham rupiah adalah sebagai berikut :
Cinta Rupiah, merupakan perwujudan dari kemampuan Masyarakat untuk mengenal
karakteristik dan desain Rupiah, memperlakukan Rupiah secara tepat dan menjaga dirinya dari
kejahatan uang palsu. Oleh karena itu cintai Rupiah dengan 3 aspek : mengenali, merawat dan
menjaga.
Bangga Rupiah, merupakan perwujudan dari kemampuan Masyarakat memahami rupiah
sebagai alat pembayaran yang sah, simbol kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa. Oleh
karenanya bangga terhadap Rupiah dengan 3 aspek : sebagai alat pembayaran yang sah, s imbol
kedaulatan dan sebagai pemersatu bangsa.
Paham Rupiah, merupakan perwujudan kemampuan masyarakat memahami peran Rupiah
dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpan nilai
kemampuan. Oleh karenanya paham akan Rupiah tercermin dari 3 aspek : aman bertransaksi,
cerdas berbelanja dan berhemat (menabung dan investasi).
Diversifikasi edukasi public terkait Cinta, Bangga dan Paham Rupiah pada masa ini
dapat memanfaatkan berbagai media, seperti media cetak, media elektronik (radio dan TV
nasional), media social dengan segala platform yang tersedia serta pemanfaatan OOH (iklan
Out of Home, seperti balihoo, spanduk, poster dan lain-lain).Selain itu diversifikasi melalui
edutainment menjadi salah satu pilihan untuk dapat menarik perhatian masyarakat dengan cara
yang lebih menyenangkan dan mudah dibandingkan dengan sosialisasi melalui narasumber
pada berbagai kesempatan event. Selain itu sinergi dengan mitra dan instansi strategis juga
dapat dimanfaatkan seperti dengan Kemendikbudristek, kementerian agama, TNI, Kepolisian
dan juga dengan pemerintah daerah atau provinsi. Pertanyaannya adalah, media apa yang
paling tepat dan optimal digunakan, agar akselerasi literasi dan edukasi lebih cepat meluas
diketahui di masyarakat dan dipahami sehingga dapat merubah kebiasaan atau prilaku dalam
merawat uang Rupiah yang dimiliki dan memahami bahwa Rupiah dapat memiliki fungsi yang
lebih dari sekadar alat transaksi tunai, alat hitung dan penyimpan kekayaan.
Hal ini perlu diteliti dengan mempertimbangkan perlunya efisiensi penggunaan
anggaran dalam pelaksanaan edukasi public yang optimal dengan hasil pemahaman masyarakat
yang efektif dalam waktu yang lebih cepat dengan target seluruh lapisan masyarakat.
Dalam roadmap edukasi Rupiah 2021 s.d 2025, diperlukan penguatan -penguatan
dalam akselerasi inseminasi komunikasi kebijakan Cinta, Bangga dan Paham Ruipah kepada
masyarakat, seperti Edukasi yang komprehensif dan berkualitas, komunikasi yang efektif dan
tepat sasaran serta kolaborasi edukasi dengan stakeholder yang bersinergi, agar edukasi dapat
tersampaikan tepat pesan, tepat sasaran, tepat partner, tepat media dan tepat waktu. Lima
elemen tepat ini menentukan dalam pencapaian target awareness masyarakat terhadap
kampanye Cinta, mBangga dan Paham Rupiah. Namun dalam praktek pelaksanaannya masih
ditemukan tantangan dan permasalahan untuk mencapai target tersebut, terutama di wilayah
Sulawesi Utara dimana penulis berada saat ini, yang menjadi dasar penulisan tesis ini.
BAB II
RUMUSAN MASALAH

Setiap akhir semester II tahun berjalan Departemen Pengedaran Uang (DPU) Bank
Indonesia menyampaikan hasil pelaksanaan survey tingkat pemahaman CBP Rupiah di tiap
provinsi dan kota dimana kantor perwakilan BNank Indonesia berada dalam bentuk tingkat
pemahaman tingkat pemahaman masyarakat (awareness) terhadap edukasi CBP Rupiah,
dimana rata-rata pencapaiannya di akhir Tahun 2022 aspek Cinta memperoleh skala 72,43
(cukup baik), aspek Bangga skala 80,15 (baik) dan paham di skala 75,69 (baik).
Hal-hal yang mempengaruhi belum optimalnya hasil survey, yang menjadi peluang dan
tantangan, dapat dipetakan sebagai berikut :
1. Edukasi
a. Audiens
1) Anak dan pemuda adalah kelompok audiens terendah yang mengetahui Gerakan
CBP Rupiah.
2) Kelompok anak merupakan kelompok audiens dengan pemahaman CBP Rupiah
terendah dibandingkan kelompok ibu rumah tangga dan pemuda.
b. Pesan
1) Kompleksitas pesan CBP Rupiah yang sulit untuk dipahami masyarakat.
2) Pesan Cinta dan paham Rupiah merupakan pesan edukasi terendah yang dipahami
masyarakat,
2. Komunikasi
a. Pelaksanaan edukasi below the line tatap muka merupakan contributor terbesar edukasi
kepada masyarakat sebesat 19,1%.
b. Media elektronik (13%) dan media social (13,0%) masih kurang efektif dibnandingkan
edukasi melalui media tatap muka/narasumber yang sebesar 31,4 %.
c. Dengan beragamnya bentuk media edukasi, tetap membutuhkan konten yang bersifat
nasional sebagai pedoman utama.
3. Kolaborasi
a. Keterbatasan akses edukasi oleh internal SDM Bank Indonesia dibandingkan lingkup
edukasi.
b. Adanya kebutuhan segmen tertentu yang belum terjawab oleh program edukasi
eksisting (antara lain daerah perbatasan, komunitas dan disabilitas).
Hasil pemetaan tersebut di atas harus menjadi dasar dalam pencapaian target berikutnya
untuk hasil yang lebih baik dan terukur, mengingat dalam tahapan dan proses edukas i yang
berjalan sepanjang tahun, harus juga dipertimbangkan kondisi-kondisi yang mempunyai
keterbatasan, yaitu sebagai berikut :
1. Anggaran yang terukur berdasarkan rencana program kerja edukasi CBP Rupiah di tahun
berjalan dan pencapaian penggunaan anggaran di akhir tahun harus berada di rentang 90
s.d 100%.
2. Waktu yang terjadwal, karena harus terbagi dengan baik dengan pencapaian program kerja
lainnya di luar edukasi CBP Rupiah.
3. Sumber daya manusia yang terbatas, dan masih bisa berkurang dengan adanya cuti,
izin sakit dan keperluan lainnya, penugasan dan lain-lain.
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, metode menggunakan pengumpulan


data yang digunakan yaitu kuesioner. Responden pada penelitian ini yaitu 4 (empat) kota di
wilayah provinsi Sulawesi Utara, yaitu Kota Mnado, Kota Bitung, Kota Tomohon dan Kota
Kotamobagu.
Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas kuisioner.
Adapun alur dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah dan tujuan penelitian
2. Penyusunan kuisioner
3. Uji validitasmdan ujin reliabilitasn kuisioner
4. Pendataan kuisiner di awal tahun berjalan
5. Pendataan dengan kuisioner di akhir tahun berjalan
6. Analisis data kuisioner
7. Kesimpulan.
Hasil survey dari kuisioner di awal tahun berjalan dapat menjadi informasi, di dimensi
dan subdimensi yang terendah mana yang perlu mendapat perhatian khusus dalam kampanye
atau edukasi CBP Rupiah berikutnya di wilayah kota yang menjadi lokasi ru jukan survey.
Hasilnya berupa capaian indeks CBP di wilayah Sulawesi Utara yang menjadi target,
dapat dirincikan di masing-masing 3 (tiga) aspek cinta, aspek bangga dan aspek paham. Selain
itu dapat dispesifikan indeks CBP Rupiah berdasarkan kelompok responden (anak usia sekolah,
pemuda, ibu rumah tangga dll).Kelompok anak sekolah pun dapat dikelompokkan berdasarkan
usia.
Pangsa responden terhadap informasi CBP Rupiah dapat dibesdakan menjadi kelompok
yang telah mengetahui CBP Rupiah dengan yang belum mengetahuhi. Selain itu adanya indeks
pemahaman berdasarkan pengetahuan (telah mengetahui dan belum mengetahui CBP Rupiah).
Dan yang paling penting untuk diketahui adalah cara peningkatan pemahaman CBP
Rupiah yang paling berpengaruh, seperti apakah melalui narasumber, merchandise, media
elektronik, media dsosial, lingkungan atau webinar dan lain-lain.
Dan terakhir lokasi yang menjadi target sasaran edukasi seperti lingkungan
pertumahan, kecamatan/desa/balai RW atau yang lainnya, sekolah, pusat pem,belanjaan dan
keramaian atau pasar modern/tradisional.
BAB IV
HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Ukuran keberhasilan pelaksanaan eduikasi berupa tingkat pemahaman masyarakat


terhadap pesan CBP Rupiah, terutama pada aspek cinta Rupiah.
2. Kelompok survey baik anak-anak, pemuda dan ibu rumah tangga dapat mendapat
edukasi yang optimal dengan media sosialisasi dan edukasi yang tepat.
3. Responden terhadap penerimaan informasi CBP Rupiah telah mengbetahui CBP
Rupiah sudah berada di atas 75%
4. Lokasi yang paling efektif dalam pemberian edukasi CBP Rupiah dengan hasil yang
optimal dan jumlah audiens yang signifikan dalam suatu periode tertentu.
5. Pemanfaatan anggaran yang efisien dan efektif sesuai program kerja yang telah
ditetapkan dalam tahun berjalan.
6. Pemanfaatan SDM dapat terjadwal dengan baik dengan hasil yang optimal

Anda mungkin juga menyukai