STRATEGI KOMUNIKASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI PROGRAM POS
PEMBERDAYAAN KELUARGA
1. Proses penyampaian pesan
Pada awalnya, pembentukan program POSDAYA menggunakan media berupa majalah sebagai penyambung pesan media langsung dengan kunjungan dan pertemuan melalui jambore posdaya. Kemudian komunikasi antarpengurus posdaya se-Bogor Raya dilakukan dengan melalui media sosial dan pertemuan dan diinformasikan kepada warga melalui pengeras suara di masjid maupun pengajian serta dari mulut ke mulut. Terakhir, pesan disosialisasikan melalui komunikasi langsung melalui tatap muka dan komunikasi bermedia melalui poster dan leaflet. Jarang sekali pesan disampaikan melalui media massa seperti koran, majalah, radio maupun televisi. 2. Gaya komunikasi Gaya komunikasi yang digunakan dalam rangkaian kegiatan pelayanan publik melalui program pos pemberdayaan keluarga yaitu gaya komunikasi dua arah. Pengurus, ketua, relawan mapun kader melakukan tindakan komunikasi yang sifatnya terbuka sehingga anggota atau peserta dapat menyampaikan gagasannya secara langsung pada saat interaksi dilakukan. 3. Model komunikasi yg diterapkan ant instansi & publiknya Model komunikasi yang diterapkan antara instansi pemerintahan atau pelaksana program dengan publik dalam program ini yaitu Model S-R. Model ini menggambarkan hubungan stimulus-respons. Model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan/tulisan), isyarat- isyarat nonverbal, gambar- gambar, dan tindakan-tindakan tertentu dari atasan akan merangsang masyarakat untuk memberikan respon dengan cara tertentu 4. Saluran komunikasi Saluran komunikasi yang digunakan dalam rangkaian kegiatan pelayanan publik program pos pemberdayaan keluarga pada tahap awal yaitu disiarkan melalui pengeras suara di masjid maupun pengajian serta dari mulut ke mulut. Kemudian setelah program berjalan, saluran komunikasi dilakukan melalui media poster, leaflet serta media massa. 5. Media komunikasi Media komunikasi yang digunakan dalam rangkaian kegiatan pelayanan publik melalui program pos pemberdayaan keluarga yaitu media poster dan leaflet. Selain itu, para pelaksana kegiatan juga menggunakan media media massa seperti koran, majalah, radio maupun televisi namun penggunaan media tersebut frekuensinya sangat jarang 6. Ketepatan waktu 7. Frekuensi komunikasi Kegiatan PAUD. Komunikasi dilakukan 5 kali dalam seminggu yaitu hari senin- jumat dengan waktu pagi sampai siang hari Kegiatan posyandu, posbindu, dan poslansia. Komunikasi dilakukan 1 kali dalam sebulan 8. Kejelasan arti pesan Pesan / komunikasi antar pihak dalam program ini merupakan komunikasi yang disampaikan dengan jelas. Hal ini dibuktikan dengan respon masyarakat yang antusias terhadap program-program yang dijalankan. 9. Keterbukaan & kejujuran Dalam rangkaian kegiatan pelayanan publik melalui program pos pemberdayaan keluarga. Komunikasi yang dijalankan oleh anggota pemerintah, pengurus, ketua, kader, relawan serta masyarakat merupakan komunikasi yang terbuka dan jujur karena tujuan dari pelayanan publik ini yaitu memberdayakan komunitas dan masyarakat. 10. Partisipasi anggota instansi pemerintah & publik Anggota yang berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan publik berupa POSDAYA ini yaitu: 1. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Bogor 2. Pengurus POSDAYA 3. Ketua POSDAYA 4. Kader POSDAYA 5. Relawan POSDAYA 6. Masyarakat umum 11. Umpan balik Umpan balik atau tanggapan dari masyarakat yaitu pada awalnya sulit diajak maju karena meraka terbiasa dengan budaya instan, malas serta individualis. Namun, semenjak dibentuknya ketua program, dengan kemampuannya ia berhasil menghidupkan kembali program tersebut sehingga antusias masyarakat menjadi meningkat. Selain itu, mereka dapat merasakan kebermanfaatan dari rangkaian- rangkaian dari program tersebut. 12. Peran & fungsi masing2 anggota instansi pemerintah dalam berbagai kelompok Anggota instansi pemerintahan yang terlibat dalam kegiatan pelayanan publik melalui program pos pemberdayaan keluarga yaitu Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Bogor. Fungsi dari badan tersebut yaitu sebagai fasilitator dalam mendukung rencana pembanguan yang telah disepakati bersama 13. Pemecahan masalah & pembuatan keputusan Masalah yang dihadapi serta pemecahan masalah dalam aktivitas proram berbasis pelayanan publik ini yaitu sebagai berikut: - Pada awalnya, antusiasme masyarakat dalam meramaikan program sangat rendah. Solusi yang dilakukan yaitu pembentukan ketua baru POSDAYA yang mampu memimpin, menghidupkan serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam merencanakan program, melaksanakan dan mengevaluasi serta memonitoring program. - Belum maksimalnya penggunaan saluran/media komunikasi berupa leflet,poster serta media massa. Solusi yang ditawarkan yaitu perlunya networking suatu sistem jaringan yang handal dengan menggunakan pendekatan media yang berbasis ITE dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat yang mendekatkan layanan kepada publik. 14. Norma2 yg digunakan 15. Kepemimpinan & kewenangan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Bogo sebagai fasilitator program Pengurus POSDAYA sebagai pemimpin program 16. Penghargaan & sanksi