Anda di halaman 1dari 2

B.

Ringkasan Teks Eksemplum “Pak Adil Mencari Keadilan”


No. Struktur Kalimat paragraf
1. Orientasi Pak Adil tinggal di sebuah perkampungan yang di
kelilingi oleh bangunan pertokoan dan
perkantoran. Dia tinggal bersama istri dan
anaknya yang sudah kerkeluarga. Ia bekerja
sebagai penjual sarapan namun, dulu ia bekerja
sebagai office boy selama 7 tahun. Untuk
mencapai jalan raya, pihak manajemen pertokoan
membuatkan pintu masuk ke perkampungan, yang
dibuka pada pukul 6 pagi dan ditutup pukul 10
malam.
2. Insiden Pada suatu hari, Pak Adil diminta keluarganya
untuk berhenti bekerja. Mereka ingin Pak Adil
tinggal di rumah atau ikut dengan anak-anaknya.
Sementara itu, Pak Adil ingin tetap bekerja. Ia
berangkat pada pukul 05.45 WIB. Ketika sampai
di pintu pembatas, pintu tersebut ternyata belum
dibuka oleh satpam.

Pak Adil tetap menunggu disitu sampai pintu itu


dibuka. Sambil menunggu ia mengucapkan salam
agar satpam membukakan pintu tersebut. Pak Adil
juga mendongakkan kepalanya dan tiba – tiba ia
melihat ujung sepatu. Saat Pak Adil sedang
menunggu, datanglah beberapa warga yang akan
melewati pintu tersebut. Para warga menggedor-
gedor gerbang tersebut. Pak Adil menunjukkan
orang yang sedang tidur. Semakin lama semakin
banyak warga yang berdatangan. Para warga
mulai meneriaki laki-laki tersebut. Seseorang
merangsek di depannya. Pak Adilpun mulai
oleng. Pintu digedor-gedor semakin keras
sehingga membuat satpam yang masih tidur
terbangun. Lalu ia melihat keluar.

Salah seorang warga mempunyai ide untuk


menyuruh Pak Adil memberikan dagangannya
kepada Satpam itu. Namun, satpam tersebut
malah memaki-maki Pak Adil bahwa ia bisa
membeli sarapan tersebut dengan uangnya
sendiri. Satpam itu tetap kukuh tidak mau
membukakan gerbang tersebut akibat banyak
barang toko yang hilang. Beberapa warga
berdatangan kembali. Akibat dorongan oleh
warga, Pak Adil tercebur ke selokan. Tiba-tiba
terdengar suara tembakan timah panas ke udara.
Para warga berlarian, tetapi Pak Adil masih
diselokan. Terdengar suara keciprak air yang
berasal dari Pak Adil. Satpam tersebut mencari
asal suara. Mereka melihat Pak Adil di dalam
selokan. Mereka menuduh Pak Adil sebagai
provokator. Tanpa komando mereka menghajar
Pak Adil hingga pingsan.
3. Interpretasi Ternyata pilihan Pak Adil itu membawa
konsekuensi pada dirinya. Ia harus menderita
karena pilihannya itu. Dia dituduh sebagai
provokator dan menyuap petugas. Tubuhnya
terbujur tak berdaya.

Anda mungkin juga menyukai