Anda di halaman 1dari 124

STRATEGI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

DALAM PROGRAM BALAI LATIHAN KERJA UNTUK


MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN DI KABUPATEN
KARAWANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Ujian Sarjana


Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Singaperbangsa Karawang

Oleh:

ARIEF KURNIAWAN

1441173301002

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021

i
Strategi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dalam Program Balai
Latihan Kerja Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten
Karawang

Arif Kurniawan
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Singaperbangsa Karawang,
2021
Pembimbing: Maulana Rifai.MA dan Rachmat Ramdani, S.IP.,M.I.Pol

Abstrak
Balai Latihan Kerja yang selanjutnya disingkat BLK, adalah
tempat diselenggarakannya proses pelatihan kerja bagi peserta pelatihan
sehingga mampu menguasai suatu bidang dan tingkat kompetensi kerja
tertentu untuk membekali dirinya dalam memasuki pasar kerja dan atau
usaha mandiri maupun sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Berfokus pada apa yang dikemukakan Fred R David (2011). Maka peneliti
menggunakan teori Strategi dari Fred R David (2011) sebagai alur berfikir
dalam menganalisa mengenai Strategi Balai Latihan Kerja Disnakertrans
Kabupaten Karawang dalam menekan tingginya angka pengangguran di
Kabupaten Karawang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Formulasi Strategi, tidak
maksimal dari rumitnya penambahan tenaga pengajar di Balai Latihan
Kerja dikarenakan sampai tahun 2018 UPTD BLK bisa melakukan seleksi
secara langsung tetapi mulai tahun 2019 sampai sekarang untuk tenaga
baru pengajar harus mendaftar melalui website sisnaker sehingga
menghambat proses rekrutmen, Implementasi Strategi, sudah berjalan
dengan baik karena dalam implementasi program tersebut sudah
melibatkan pihak-pihak yang berkompeten seperti dalam pelatihan
Softskill, Evaluasi Strategi, berjalan baik karena sampai tahun 2019 tidak
sedikit kasus peserta BLK yang tidak mengikuti pelatihan hingga tuntas,
sehingga pada tahun 2020 UPTD BLK mengeluarkan kebijakan untuk
perbaikan dengan cara kepada setiap peserta yang akan mengikuti
pelatihan menandatangani surat pernyataan akan mengikuti proses
pelatihan sampai selesai. Untuk memaksimalkan strategi Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dalam program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk
Menekan angka pengangguran di Kabupaten Karawang, peneliti
menyarankan agar pihak yang dilibatkan dalam perumusan strategi
melibatkan pihak dari luar sektor pemerintahan misalkan dari Akademisi
atau Lembanga Kursus dan Pelatihan. Membangun komunikasi antar dinas
terkait penyelesaian masalah tenaga kerja misalnya dengan Dinas koperasi
dan Usaha Kecil Menengah terkait modal usaha, atau bisa menggunakan
Corporate Social Responbility (CSR), dalam evaluasi program tersebut

ii
melibatkan pihak-pihak yang terlibat juga dalam formulasi program
tersebut karena yang terjadi dilapangan dalam melakukan evaluasi
program yang terlibat hanya kepala dinas, kepala BLK dan beberapa
kepala bagian di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kata Kunci : Pengangguran, Strategi, BLK
Email : ariefk526@gmail.com

Strategi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dalam Program Balai


Latihan Kerja Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten
Karawang

Arif Kurniawan
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Singaperbangsa Karawang,
2021
Pembimbing: Maulana Rifai.MA dan Rachmat Ramdani, S.IP.,M.I.Pol

Abstract
Job Training Center, hereinafter abbreviated as BLK, is a place where job
training processes are held for trainees so that they are able to master a certain
field and level of work competence to equip themselves to enter the job market
and or independent business as well as a place for training to increase their work
productivity so as to improve their welfare. . Focusing on what was stated by Fred
R David (2011). So the researcher uses the Strategy theory from Fred R David
(2011) as a flow of thought in analyzing the Strategy of the Karawang Regency
Disnakertrans Job Training Center in suppressing the high unemployment rate in
Karawang Regency. This study uses a descriptive research method with a
qualitative approach. Strategy formulation is not optimal due to the complexity of
adding teaching staff at the Job Training Center because until 2018 the UPTD
BLK can make direct selection but from 2019 until now new teaching staff must
register through the Sisnaker website so that it hampers the recruitment process,
Strategy Implementation, has been running well because the implementation of
the program has involved competent parties such as in Softskill training, Strategy
Evaluation, going well because until 2019 there were not a few cases of BLK
participants who did not complete the training, so that in 2020 the UPTD BLK
issued a policy for improvement by means for each participant who will take part
in the training to sign a statement that they will follow the training process until it
is finished. To maximize the strategy of the Department of Manpower and
Transmigration in the Employment Training Center (BLK) program to reduce
unemployment in Karawang Regency, the researcher suggests that parties
involved in formulating the strategy involve parties from outside the government
sector, for example from academics or Lembanga Courses and Training.

iii
Establish communication between agencies related to the resolution of labor
problems, for example with the Office of Cooperatives and Small and Medium
Enterprises related to business capital, or can use Corporate Social
Responsibility (CSR), in evaluating the program it involves parties who are also
involved in the formulation of the program because what is happening in the field
In evaluating the program, only the head of service, the head of the BLK and
several heads of the Department of Manpower and Transmigration are involved.
Kata Kunci : Pengangguran, Strategi, BLK
Email : ariefk526@gmail.com

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

STRATEGI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM


PROGRAM BALAI LATIHAN KERJA UNTUK MENEKAN ANGKA
PENGANGGURAN DI KABUPATEN KARAWANG

Telah diperiksa dan disetujui Dosen Pembimbing


Untuk diajukan ke hadapan Tim Penguji dalam Ujian Proposal
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Singaperbangsa Karawang

Menyetujui,

Karawang, Juli 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Maulana Rifai.MA Rachmat Ramdani, S.IP.,M.I.Pol


NIDN. 0426128202 NIDN. 0006049005

Mengetahui

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Dadan Kurniansyah, S.IP.,M.Si.

v
NIDN. 0021097509
KATA PENGANTAR

Sebagai insan yang beriman dan berpancasila, peneliti panjatkan puji dan

syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kuasa-Nya peneliti dapat

menyelesaikan proposal yang berjudul “STRATEGI DINAS TENAGA KERJA

DAN TRANSMIGRASI DALAM PROGRAM BALAI LATIHAN KERJA

UNTUK MENEKAN ANGKA PENGANGGURAN DI KABUPATEN

KARAWANG”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Singaperbangsa

Karawang.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini, semoga bantu bantuan yang diberikan

mendapatkan balasan dari Tuhan Yang maha Esa. Peneliti menyadari bahwa

dalam penulisan skripsi ini pasti masih banyak kekurangan dan kesalahan baik

dari segi isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran diperlukan guna

perbaikan dan penulisan selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak

maka penulisan usulan penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan dengan lancar,

oleh karena itu saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Sri Mulyani Ak. CA selaku Rektor Universitas

Singaperbangsa Karawang

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Singaperbangsa Karawang

vi
3. Dadan Kurniansyah, S.IP., M.SI selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Maulana Rifai.MA selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Dosen

Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan motivasi dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini.

5. Rachmat Ramdani, S.IP., M.I.Pol selaku Dosen Pembimbing II yang

selalu memberikan arahan dan motivasi dalam menyelesaikan proposal

penelitian ini.

6. Koordinator Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang

7. Seluruh jajaran dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang.

8. Seluruh jajaran staf di Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Singaperbangsa Karawang.

9. Orang Tua, sanak saudara, dan seseorang yang terus memberikan

support baik yang bersifat materil maupun yang non materil yang

setantiasa mengiringi langkah demi langkah penyusunan usulan ini.

10. Teman-teman seperjuangan semua Mahasiswa Prodi Ilmu

Pemerintahan atas semua bantuan selama menuntut ilmu dan

pengalaman yang sangat berharga yang telah kalian berikan kepada

peneliti.

11. Keluarga Besar Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Cabang

Karawang,selalu memberikan pengalaman berharga saat berkuliah.

vii
12. Semua pihak yang terlibat dalam dalam penyusunan proposal penelitian

ini.

Sebagaimana yang saya sadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian

ini masih jauh dari sempurna, baik isi, teknik penyajian, maupun dalam susunan

bahasanya, hal ini dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan dan kemampuan

yang dimiliki. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami menerima

saran dan kritik yang sifatnya membangun. Semoga usulan penelitian ini dapat

memberi manfaat bagi pembaca dan orang-orang yang membutuhkannya. Aamiin.

Karawang, Juli 2021

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

SKRIPSI....................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian.........................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah................................................................................10
1.3. Rumusan Masalah...................................................................................10
1.4. Tujuan Penelitian.....................................................................................11
1.5. Kegunaan Penelitian................................................................................12
1.5.1. Kegunaan Teoritis.....................................................................................12
1.5.2. Kegunaan Praktis......................................................................................13
1.6. Kerangka Pemikiran................................................................................14
1.7. Proposisi..................................................................................................17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................18
2.1. Penelitian Terdahulu....................................................................................18
2.2. Strategi.....................................................................................................23
2.3. Balai Latihan Kerja.....................................................................................30
2.4. Tenaga Kerja...........................................................................................35
2.5. Pengangguran..............................................................................................37
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................30
3.1. Metodologi Penelitian.............................................................................30
3.1.1. Metode Penelitian....................................................................................30
3.1.2. Sumber Data.............................................................................................32
3.1.3. Teknik Pengumpulan Data........................................................................33
3.1.4. Teknik Penentuan Informan.....................................................................36
3.1.5. Teknik Analisis Data..................................................................................37
1.1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................39
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.................................................48
4.1. Gambar Umum Objek Penelitian............................................................48
4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Karawang..................................................48
4.1.2. Penduduk Kabupaten Karawang...............................................................55
4.1.3. Aspek Topografi........................................................................................56
4.2. Gambaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi..................................60
4.2.1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.......................................................60
4.2.2. Visi Dan Misi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi...................................62
4.3. Strategi Dinasa Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program Balai
Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di
Kabupaten Karawang............................................................................63
4.3.1. Aspek Formulasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam
Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di
Kabupaten Karawang................................................................................65
4.3.2. Aspek Implementasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam
Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di
Kabupaten Karawang................................................................................70
4.3.3. Aspek Evaluasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam
Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di
Kabupaten Karawang................................................................................74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................79
5.1. Kesimpulan..............................................................................................79
5.1.1. Aspek Formulasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam
Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di
Kabupaten Karawang................................................................................79
5.1.2. Aspek Implementasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam
Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di
Kabupaten Karawang................................................................................80
5.1.3. Aspek Evaluasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam
Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di
Kabupaten Karawang................................................................................81
5.2. Saran........................................................................................................82
5.2.1. Aspek Formulasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam
Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Tingginya Angka
Pengangguran Di Kabupaten Karawang....................................................82

vii
5.2.2. Aspek Implementasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam
Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di
Kabupaten Karawang................................................................................82
5.2.3. Aspek Evaluasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam
Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di
Kabupaten Karawang................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42
LAMPIRAN...........................................................................................................44

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data klasifikasi pencari kerja menurut tingkat pendidikan dan jenis....7

Tabel 2. 1 Peneliti Terdahulu............................................................................................20

Tabel 2. 2 Perentase Jumlah Penduduk Miskin DiKabupaten Karawang............28

Tabel 2. 3 data klasifikasi pencari kerja menurut tingkat pendidikan dan jenis...29

Tabel 3. 1 Data Informan.................................................................................................36

Tabel 3. 2 Rencana Kegiatan...............................................................................40

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Alur Kerangka Pemikiran.................................................................16

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, sumber daya manusia

(SDM) mempunyai kedudukan dan peran yang sangat penting sebagai

pelaku dalam mencapai tujuan pembangunan. Pengembangan sumber daya

manusia ditujukan untuk mewujudkan manusia pembangunan yang

berbudi luhur, tangguh, cerdas dan terampil, mandiri dan memiliki rasa

kesetiakawanan, bekerja keras, produktif, kreatif, dan inovatif, disiplin dan

orientasi ke masa depan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

sebagaimana yang telah disampaikan oleh ketua BLK Kabupaten

Karawang M. Djohari SE di media online

https://spiritnews.co.id/2018/08/11/tekan-angka-pengangguran-di-

karawang-blk-disnakertrans-gandeng-9-perusahaan/pukul 13:09. M.

Djoehari SE mengungkapkan, keberadaan BLK sangat efektif mengurangi

angka pengangguran di Kabupaten Karawang. Mengingat saat ini dunia

industri membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten

dan siap pakai. Seperti yang dikutip dari berita online

https://spiritnews.co.id/2018/08/11/tekan-angka-pengangguran-di-

karawang-blk-disnakertrans-gandeng-9-perusahaan/
2

Kabupaten Karawang, SpiritNews-Sebanyak sembilan


perusahaan menjalin kerja sama dengan Balai Latihan Kerja
(BLK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Disnakertrans) Karawang, untuk menekan tingginya angka
pengangguran di Kabupaten Karawang.Kepala BLK
Disnakertrans Karawang, M. Djoehari SE mengungkapkan,
keberadaan BLK sangat efektif mengurangi angka
pengangguran di Kabupaten Karawang. Mengingat saat ini
dunia industri membutuhkan sumber daya manusia (SDM)
yang berkompeten dan siap pakai. “Kebutuhan dunia
industri saat ini akan SDM yang siap pakai itu sangat besar,
sehingga BLK hadir untuk menjawab tantangan tersebut,”
ujarnya.Dijelaskan, jumlah siswa lulusan
SMA/SMK/Sederajat tahun 2017 yang sudah terserap oleh
dunia industri mencapai 65 persen. Sementara pada tahun
2018 periode Januari-Juli, jumlah pencari kerja yang
terserap mencapai 60 persen dari target pihaknya 75
persen.“Tahun ini saja, dari bulan Januari hingga akhir Juli
sudah tercatat dari 864 orang siswa yang lulus BLK,
sebanyak 518 orang yang telah bekerja di sembilan
perusahaan tersebut,” ungkapnya.Menurut Djoehari, BLK
hanya merekrut calon tenaga kerja minimal lulusan
SMA/SMK/Sederajat, dengan batas usia 18 sampai 23
tahun tanpa menilai tinggi badan atau nilai ijazah yang
dimiliki. Pihaknya pun menargetkan setiap calon tenaga
kerja saat lulus dari BLK sudah mempunyai kompetensi
keahlian.“Harapan kami jelas, bahwa semakin banyak
perusahaan yang bekerjasama, peluang untuk mengurangi
pengangguran lewat pelatihan di BLK semakin besar.
Sebab, warga dilatih dulu di BLK, setelah itu siap kerja
langsung diperusahaan,” katanya.Sembilan perusahaan
yang telah bekerjasama dalam hal penerimaan tenaga kerja
lulusan BLK, antaralain PT. Unipres, PT. Fujiseat, PT.
Asama, PT. Art Piston, PT. Chang Sin, PT. Sharp, PT.
Pertamina Persero, PT. YPMI dan PT. Erpati.(moy)

Sehubungan dengan itu, kegiatan pengembangan sumber daya

manusia dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk membentuk para

pegawai agar menguasai berbagai kemampuan yang dibutuhkan organisasi

untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien yang berfokus pada

usaha untuk memper- tahankan dan meningkatkan eksistensi organiasi

(Barthos, 1999). Selanjutnya Notoatmodjo mengungkapkan, Pendidikan di


3

dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke

arah yang diinginkan oleh organisasi bersangkutan. Sedangkan pelatihan

(training) ialah merupakan bagian arti suatu proses pendidikan, yang

tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus

seseorang atau kelompok orang (Notoatmodjo, 2003).

Sejalan dengan itu, pembangunan tenaga kerja sebagai salah satu

unsur pembangunan sumber daya manusia (human resources) diarahkan

untuk dapat meningkatkan kualitas dan partisipasinya dalam pembangunan

serta melindungi hak dan kepentingannya sesuai dengan harkat dan

martabat kemanusiaan.

sebagaimana yang telah disampaikan oleh kepala Disnakertrans

Kabupaten Karawang H. A. Suroto SE di media online

https://megapolitan.antaranews.com/berita/43155/disnakertrans-karawang-

kesulitan-tingkatkan-balai-latihan-kerja 13:33. kata Kepala Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi setempat Suroto, di Karawang, Minggu. Ia

mengatakan untuk menuju revolusi industri 4.0 diperlukan revitalisasi

BLK di daerah. Tapi anggaran menjadi persoalan dalam melakukan

peningkatan BLK tersebut. Seperti yang dikutip dari berita online

https://megapolitan.antaranews.com/berita/43155/disnakertrans-karawang-

kesulitan-tingkatkan-balai-latihan-kerja

Karawang (Antaranews Megapolitan) - Dinas


Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang,
Jawa Barat, kesulitan meningkatkan Balai Latihan Kerja
menyusul terbatasnya kemampuan anggaran. "Peningkatan
Balai Latihan Kerja (BLK) memang perlu dilakukan untuk
menuju revolusi industri 4.0," kata Kepala Dinas Tenaga
4

Kerja dan Transmigrasi setempat Suroto, di Karawang,


Minggu. Ia mengatakan untuk menuju revolusi industri 4.0
diperlukan revitalisasi BLK di daerah. Tapi anggaran
menjadi persoalan dalam melakukan peningkatan BLK
tersebut. Atas hal tersebut pihaknya akan kesulitan jika
dituntut melakukan peningkatan BLK. Kondisi itu
diakuinya akan menghambat peningkatan sumber daya
manusia (SDM) menuju revolusi industri 4.0. "Alat-alat
yang ada di BLK kita saat ini sudah ketinggalan zaman.
Untuk revolusi industri 4.0 saya rasa perlu peningkatan
teknologi. Menyesuaikan dengan kebutuhan industri," kata
dia. Di BLK Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Karawang sendiri terdapat 10 pelatihan. Di antaranya
teknik industri, las, teknik sepeda motor, garmen dan lain-
lain. "Semua peralatan di setiap pelatihan itu maih jadul,"
katanya.

Sehubungan dengan berita diatas bahwa program balai latihan

kerja dapat berjalan efekif apabila terpenuhinya fasilitas kebutuhan balai

latihan kerja sesuai dengan anggaran seperti yang kepala dinas tenaga

kerja dan transmigrasi katakan dalam berita online diatas bahwa masih

banyak kekurangan dan kesiapan dalam program balai latihan kerja di

dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten karawang.

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang

menerangkan bahwa pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk :

1. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan

manusiawi 2. menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan

tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan

daerah 3. memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam mewujudkan

kesejahteraannya 4. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan

keluarganya.
5

Pasal 1 ayat 2 Undang Undang No.13 Tahun 2003 menyebutkan

bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri maupun untuk masyarakat. Manurut undang-undang 13 tahun 2003

yang diterangkan pada pasal 9, pelatihan kerja diselenggarakan dan

diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan

kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan

kesejahteraan. Pasal 10 ayat 1, pelatihan kerja dilaksanakan dengan

memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha baik dalam maupun

luar negri. Ayat 2 pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program

pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja. Ayat 3 pelatihan

kerja dilakukan secara berjenjang. Ayat 4 ketentuan mengenai tata cara

penetapan standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

diatur dalam keputusan menteri. Pasal 11 setiap tenaga kerja berhak

memperoleh dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan

bakat, minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja.

Menurut BAPENAS Jumlah lapangan kerja Indonesia pada 2018

telah melampaui target Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018 dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019,

yaitu meningkat 2,99 juta dibandingkan 2017. Dalam rentang 2015-2018,

Pemerintah telah berhasil menciptakan 9,38 juta lapangan kerja. Secara

absolut, jumlah pengangguran juga turun sebesar 40 ribu orang, sehingga

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) telah berhasil diturunkan menjadi

5,34 persentahun ini. Jika pertumbuhan ekonomi mencapai target RKP


6

2019 sebesar 5,2-5,6 persen, TPT dapat diturunkan menjadi 4,8-5,2 persen

pada 2019. Penurunan ini dapat dicapai dengan penciptaan kesempatan

kerja sebanyak 2,6-2,9 juta orangdan lapangan kerja formal di sektor

bernilai tinggi dapat menyerap angkatan kerja berpendidikan SMA ke atas,

Berdasarkan Sakernas Agustus 2018,jumlah penciptaan lapangan kerja

pada2016 sebesar 3,59 juta,2017 sebesar 2,61 juta, dan untuk periode

Agustus2018 sebesar 2,99 juta. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata

pertumbuhan kesempatan kerja adalah sebesar 1,99 persen. Dari target

penciptaan kesempatan kerja pada tahun 2015-2019 sebesar 10 juta orang,

hingga 2018 pemerintah sudah dapat menciptakan 9,38 juta kesempatan

kerja. Penciptaan kesempatan kerja paling rendah yang terjadi di 2015

(0,19 juta) karena (1) Pelemahan USD memukul impor bahan baku yang

berpengaruh pada terpukulnya sektor industri, dan(2) pengurangan jumlah

pekerja yang cukup besar pada sektor pertanian karena beralih ke sektor

jasa. Sumber

https://www.bappenas.go.id/files/1215/4167/2989/Siaran_Pers_-

_Tahun_2018_Lapangan_Kerja_Indonesia_Melampaui_Target_RKP_201

8_dan_RPJMN_2015-2019_TPT_Turun_Menjadi_534_Persen.pdf

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengatakan anggaran

di Kementerian Ketenagakerjaan 2019 naik sekira Rp 1,7 triliun dari Rp 4

triliun menjadi Rp 5,7 triliun. Menteri keuangan menambah anggaran di

kemenaker skitar Rp.1,7T. Dari biasanya rata-rata Rp.4T menjadi Rp.5,7T.

Dari sekitarnya tambahan Rp. 1,7T itu terfokusnya menganjot peningkatan

kompetensi dimasyarakat. Dampak dari peningkatan anggaran itu,


7

pelatihan BLK di pemerintah pada 2018 sekitar 136.724 orang dan akan

ditingkatkan pada 2019 menjadi 215.344 orang. Jumlah pelatihan pada

2018 sebanyak 14.000 aka ditigkatkan menjadi 62.000 pada 2019. Jadi

secara keseluruhan peningkatan kompentensi yang dilakukan dari 239.404

pada 2018 ditingkatkan lebih dari dua kali lipat menjadi 526.189. Sumber

Sumber:https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/20/073337926/2019-

anggaran-kemnaker-naik-rp-17-triliun

untuk peningkatan kualitas tenaga kerja terampil, Kementerian

Ketenagakerjaan mengeluarkan kebijakan, antara lain: (1) pelatihan kerja

berbasis kompetensi yang inklusif atau tidak mempersyaratkan (batasan)

usia maupun latar belakang pendidikan; (2) program 3R, yaitu Re-

orientasi, Revitalisasi, dan Re-Branding Balai Latihan Kerja (BLK) milik

pemerintah (UPTP); (3) program Triple Skilling, yaitu Skilling, pelatihan

bagi calon tenaga kerja yang belum siap bekerja; Up-skilling bagi pekerja

yang ingin meningkatkan kompetensi; dan Reskilling, bagi pekerja yang

terdampak kehilangan pekerjaan maupun alih profesi

Sumber: https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-

XI-19-I-P3DI-Oktober-2019-245.pdf

Hal ini terlihat pada wilyah Kabupaten/Kota yang memiliki Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) yang sesuai otonomi

daerah memiliki penamaan masing – masing dan penggabungan tugas.

Namun fungsi dari Disnakertrans diantaranya merumuskan kebijakan


8

ketenaga kerjaan dan transmigrasi, pelaksana kebijakan tenaga kerja dan

transmigrasi,pelaporan dan evaluasi tenaga kerja.

Balai Latihan Kerja yang selanjutnya disingkat BLK, adalah

tempat diselenggarakannya proses pelatihan kerja bagi peserta pelatihan

sehingga mampu menguasai suatu bidang dan tingkat kompetensi kerja

tertentu untuk membekali dirinya dalam memasuki pasar kerja dan atau

usaha mandiri maupun sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan

produktivitas kerjanya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Sesuai dengan UU No.13 Tahun 2013 tetang ketenagakerjaan,

Tugas Pokok BLK adalah melaksanakan Pelatihan bagi Tenaga Kerja

dalam berbagai kejuruan yang tersedia. Khususnya para pencari kerja atau

calon tenaga kerja di setiap Kabupaten atau Kota yang dinaungi oleh

Disnakertrans ini dengan adanya BLK ini mampu memberikan pelatihan

dan diharapkan dapat merubah atau meningkatkan kualitas kerja angkatan

kerja yang lebih baik, oleh karena itu perubahan menjadi alasan balai

latihan kerja mengadakan pelatihan tenaga kerja.

Tabel 1. 1 Data klasifikasi pencari kerja menurut tingkat pendidikan


dan jenis

Pendidikan

Tahun Tidak SD SMP SMA Diplom Sarjana


tamat sd a

2015 - 6.703 25.247 120.542 10.795 12.763


9

2016 - 4.272 10.928 141.083 4.274 5.699

2017 - 2.964 3.982 31.518 471 579

2018 - 1.413 2.558 35.135 660 1.132

Sumber : https://karawangkab.bps.go.id/

Dari data di atas menunjukan angka pencari kerja atau

pengangguran di Kabupaten Karawang dari tahun 2015-2018, berdasarkan

tingkat pendidikan jumlah angka pengangguran terbesar terdapat pada

tingkat pendidikan SMA, meskipun terjadi penurunan dari tahun 2016

yaitu sebesar 141.083 jiwa dan turun signifikan pada tahun 2017 menjadi

31.518 jiwa namun penurunan ini tidak stabil dikarenakan setahun

setelahnya yaitu di tahun 2018 terjadi kenaikan, sebesar 3.617 jiwa

sehingga meningkat kembali menjadi 35.135 jiwa.

Hal ini berbanding lurus dengan tingkat pendidikan Diploma dan

Sarjana yang mengalami kenaikan jumlah pencari kerja dari tahun 2017

dan 2018. Namun angka pengangguran tersebut masih tinggi terlebih

mengalami peningkatan pada tahun 2018.

Fred R. David (2011) menjelaskan bahwa proses manajemen

strategik terdiri dari tiga tahapan, yaitu, memformulasikan strategi,

mengimplementasikan strategi dan mengevaluasi strategi. Tahap

memformulasikan strategi antara lain menetapkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi dari

sudut pandang eksternal, menetapkan kelemahan dan keunggulan yang


10

dimiliki organisasi dari sudut pandang internal, menyusun rencana

jangka panjang, membuat strategi-strategi alternatif dan memilih strategi

tertentu yang akan dicapai.

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan peneliti,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul STRATEGI

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM PROGRAM

BALAI LATIHAN KERJA UNTUK MENEKAN ANGKA

PENGANGGURAN DI KABUPATEN KARAWANG studi kasus di

Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan peneliti

maka dapat diidentifikasikan masalah penelitian yaitu tingginya angka

pengangguran usia muda di Kota yang memiliki kawasan industri yang

besar dan tidak maksimalnya penanganan pemerintah Kabupaten

Karawang.

1.3. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah yang peneliti paparkan, terdapat rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apa saja Formulasi Strategi Dinas Ketenagakerjaan dan

Transmigrasi dalam program pelatihan ketenaga kerjaan untuk

menekan tingginya angka pengangguran di Kabupaten Karawang ?


11

2. Apa saja Implementasi Strategi Dinas Ketenagakerjaan dan

Transmigrasi dalam program pelatihan ketenaga kerjaan untuk

menekan tingginya angka pengangguran di Kabupaten Karawang ?

3. Apa saja Evaluasi Strategi Dinas Ketenagakerjaan dan

Transmigrasi dalam program pelatihan ketenaga kerjaan untuk

menekan tingginya angka pengangguran di Kabupaten Karawang ?

1.4. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti

mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai melalui

penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apa saja Formulasi Strategi Dinas

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi dalam program pelatihan

ketenaga kerjaan untuk menekan tingginya angka pengangguran di

Kabupaten Karawang

2. Untuk mengetahui Apa saja Implementasi Strategi Dinas

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi dalam program pelatihan

ketenaga kerjaan untuk menekan tingginya angka pengangguran di

Kabupaten Karawang

3. Untuk mengetahui Apa saja Implementasi Strategi Dinas

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi dalam program pelatihan

ketenaga kerjaan untuk menekan tingginya angka pengangguran di

Kabupaten Karawang
12

1.5. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan baik secara teoritis

maupun secara praktis. Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1.5.1. Kegunaan Teoritis

1. Peneliti

Bagi peneliti, agar dapat menghubungkan antara teori-teori

yang didapat didalam proses pada saat perkuliahan dengan

fakta yang ada di lapangan serta menjadi sarana untuk

menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan mengenai

pelaksanaan praktek-prektek Strategi Disnakertrans

Kabupaten Karawang dalam menekan tingginya angka

pengangguran di Kabupaten Karawang.

2. Pemerintah

Penelitian ini diharapkan menjadi ide gagasan bagi

pemerintah dalam merumuskan kebijakannya untuk

mengurangi tingginya angka pengangguran di Kabupaten

Karawang, dengan menyedikan lapangan pekerjaan serta

tempat pelatihan kerja.

3. Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini yang dilandaskan pada teori

yang dipergunakan peneliti, masyarakat dapat menjadikan


13

penelitiana ini sebagai referensidata bagi yang

membutuhkan untukpenelitian selanjutnya menjadi, sumber

informasi dan pengetahuan mengenai Strategi Disnakertrans

Kabupaten Karawang dalam menekan tingginya angka

pengangguran di Kabupaten Karawang.

1.5.2. Kegunaan Praktis

1. Peneliti

Peneliti berharap, penelitian ini dapat berguna bagi

setiap pembaca, dan proses pembelajaran nyata

lapangan yang dapat menambah wawasan bagi setiap

pembaca khususnya bagi peneliti, serta dapat

mengaplikasikan apa yang telah peneliti pelajari

dibangku perkuliahan selama ini.

2. Pemerintah

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kualitas

pemerintah Kabupaten Karawang terutama mengenai

Strategi Disnakertrans Kabupaten Karawang dalam

menekan tingginya angka pengangguran di Kabupaten

Karawang.

3. Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadikan

masyarakat Kabupaten Karawang menyadari

bagaimana kondisi peluang kerja yang ada di


14

Kabupaten Karawang dan bagaimana kebijakan yang

sudah dibuat pemerintah daerah Kabupaten Karawang

yang berfokuskan pada Strategi Disnakertrans

Kabupaten Karawang dalam menekan tingginya angka

pengangguran di Kabupaten Karawang.

1.6. Kerangka Pemikiran

Manajemen strategi adalah keterampilan seni, teknik, pengetahuan

dan ilmu dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasii

serta mengawasi berbagai keputusan-keputusan fungsional sebuah

organisasi (perusahaan bisnis ataupun non bisnis) yang selalu terpengaruhi

oleh lingkungan eksternal dan internal dengan kondisi yang selalu berubah

sehingga bisa memberi kemampuan pada perusahaan dalam pencapaian

sasaran atau tujuan yang sudah ditetapkan.

Manajemen strategis secara umum didefinisikan sebagai suatu

proses yang berorientasi masa depan yang memungkinkan organisasi

untuk membuat keputusan hari ini untuk memposisikan diri untuk

kesuksesan pada masa mendatang. Pandangan yang lebih tradisional dari

manajemen strategis menggunakan pendekatan linear dimana pertama

dilakukan pemantauan terhadap lingkungan organisasi (baik internal dan

eksternal), strategi dirumuskan, strategi yang diimplementasikan dan

lantas kemajuan organisasi terhadap strategi kemudian dievaluasi.

Manajemen strategi menurut Nawawi adalah Perencanaan berskala

besar (disebut perencanaan strategis) yang berorientasi untuk mencapai


15

masa depan yang jauh (disebut visi), dan didefinisikan sebagai keputusan

pemimpin tertinggi ini (keputusan yang fundamental dan pokok), sehingga

memungkinkan organisasi untuk berinteraksi secara efektif (disebut misi),

dalam upaya untuk menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk

menghasilkan barang dan / atau jasa serta layanan) kualitas, optimasi

diarahkan pada pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan sasaran

(tujuan operasional) organisasi.

Manajemen strategi menurut Jhon A pearce II dan Ricard B.

Robinson yang dikutip dalam buku Tunggal Amin Widjaja (2004,)

Manajemen strategi adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang

merupakan hasil dari formulasi dan implementasi, rencana yang didesain

untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.

Selanjutnya, Fred R. David (2011) menjelaskan bahwa proses

manajemen strategik terdiri dari tiga tahapan, yaitu, memformulasikan

strategi, mengimplementasikan strategi dan mengevaluasi strategi. Tahap

memformulasikan strategi antara lain menetapkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi dari

sudut pandang eksternal, menetapkan kelemahan dan keunggulan yang

dimiliki organisasi dari sudut pandang internal, menyusun rencana jangka

panjang, membuat strategi-strategi alternatif dan memilih strategi tertentu

yang akan dicapai.

Tahap mengimplementasikan strategi memerlukan suatu keputusan

dari pihak yang berwenang dalam mengambil keputusan untuk


16

menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan

mengalokasikan sumber daya yang dimiliki sehingga strategi yang sudah

diformulasikan dapat dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan

pengembangan strategi pendukung budaya, merencanakan struktur

organisasi yang efektif, mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan,

mempersiapkan budget, mengembangkan dan utilisasi sistem informasi

serta menghubungkan kompensasi karyawan terhadap kinerja organisasi.

Mengimplementasikan strategi sering disebut sebagai “action stage” dari

manajemen strategis. Pengimplementasian strategi memiliki maksud

memobilisasi para pegawai dan manajer untuk menterjemahkan strategi

yang sudah diformulasikan menjadi aksi.

Tahap mengevaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam

manajemen strategis. Para manajer sangat perlu untuk mengetahui ketika

ada strategi yang sudah diformulasikan tidak berjalan dengan baik.

Evaluasi strategi memiliki tiga aktifitas yang fundamental, yaitu mereview

faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar untuk strategi saat

ini, mengukur performa dan mengambil langkah korektif.

Berfokus pada apa yang dikemukakan Fred R David (2011). Maka

peneliti menggunakan teori Strategi dari Fred R David (2011) sebagai alur

berfikir dalam menganalisa mengenai Strategi Balai Latihan Kerja

Disnakertrans Kabupaten Karawang dalam menekan tingginya angka

pengangguran di Kabupaten Karawang.


17

Gambar 1. 1 Alur Kerangka Pemikiran

Strategi Balai Latihan Teori Strategis yang Dapat menekan tingginya


dikemukakan oleh
Kerja Dinas Tenaga angka pengangguran di
Fred R David (2011).
Kerja Dan Kabupaten Karawang
1 Perumusan
Transmigrasi Dalam dengan terciptanya Balai
Strategi (Strategy
Menekan Angka Formulation) Latihan Kerjayang
2 Implementasi
Pengangguran Di berkualitas sesuai
Strategi (Strategy
Kabupaten Karawang Implemented) lapangan pekerjaan yang
3 Evaluasi Strategi
dibutuhkan sehingga
dan Pengawasan
penyerapan tenaga kerja
menjadi maksimal dan
Sumber : Olahan Peneliti, 2019 mencetak wirausah-
wirausaha muda.

1.7. Proposisi

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat menekan tingginya

angka pengangguran di Kabupaten Karawang dengan menerapkan konsep

strategi dari Fred R David yang terdiri atas: Perumusan Strategi,

Implementasi Strategi, Evaluasi Strategi dan Pengawasan sehingga

menciptakan balai latihan kerja yangberkualitas sesuai lapangan pekerjaan

yang dibutuhkan.sehingga penyerapan tenaga kerja menjadi maksimal dan

mencetak wirausaha - wirausaha muda.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang memiliki

kesamaan dengan penelitian ini. Dari riset yang dilakukan oleh

Sandytya Hariyadi (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Strategi

dinas Ketenagakerjaan dan transmigrasi dalam mengurangi angka

pengangguran di Kota surakarta melalui bursa kerja”. Hasil pada

penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan atau strategi Bursa

Kerja Umum (BKU) yang dilaksanakan oleh Dinas

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Surakarta sudah baik dan

berhasil ditandai dengan apresiasi masyarakat yang sangat tinggi

untuk ikut serta dalam bursa kerja ini. Persamaan dengan

penelitian, Sandytya Hariadi meneliti strategi yang dilaksanakan

oleh Dinas, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi untuk mengurangi

angka pengangguran. Perbedaannya adalah bahwa dari objek

penelitian Sandytya Hariyadi berfokus pada strategi Bursa Kerja

Umum (BKU) Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, tidak

terfokus pada Balai Latihan Kerja (BLK).

Adapun bentuk kesamaan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Sandytya Hariyadi (2009) adalah sama-sama


18
19

menggunakan teori dari (Fred R David, 2016) untuk menganalisis

Strategi Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. yaitu Formulasi,

Implementasi dan Evaluasi. Sedangkan perbedaan dari hasil

penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang peneliti kaji

adalah pada metode yang digunakan dimana peneliti hanya

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan desktiptif

sedangkan peneliti terdahulu menggunakan metode campuran

kualitatif-kuantitatif.

Relevansi lainnya yang dilihat memiliki kesamaan ialah

pada riset yang dilakukan oleh Mutiara Risqia Laily (2020) dalam

skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Kerja Di Balai Besar

Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang Terhadap

Pengurangan Pengangguran”. Pengujian pengaruh variabel

pelatihan kerja terhadap pengurangan pengangguran secara parsial

diperoleh nilai 0,893 yang berarti setiap kenaikan variabel

pelatihan kerja sebesar 1 maka tingkat pengurangan pengangguran

bertambah sebesar 0,893 dengan asumsi variabel lain dianggap

tetap. Nilai konstanta (Y) sebesar - 1,833 artinya jika variabel

Pelatihan Kerja (X) nilainya adalah 0 (nol) atau tidak ada, maka

variabel Pengurangan Pengangguran (Y) bernilai -1,833. Hal ini

dapat diartikan, konstanta pengurangan pengangguran bernilai

negatif, berarti pengurangan pengangguran tidak berjalan efektif

tanpa adanya pelatihan kerja. Dari tabel dapat dilihat bahwa t

hitung pada variabel Pelatihan Kerja adalah sebesar 7,688 dengan


20

tingkat signifikansi 0,000. Dari hasil tersebut maka variabel X

(Pelatihan Kerja) berpengaruh signifikan karena nilai t hitung > t

tabel yaitu (7,688 > 1,995) dan nilai signifikannya 0,000 < 0,05.

Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel

Pelatihan Kerja di BBPLK Semarang berpengaruh positif

signifikan terhadap Pengurangan Pengangguran.

Adapun Kesamaan dengan penelitian ini. Mutiara Risqia

Laily (2020) meneliti tentang bagaimana Program Pelatihan Kerja

serupa dengan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK)

dalam menekan angka pengangguran. Sedangkan perbedaan dari

hasil penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang peneliti

kaji adalah pada metode yang digunakan dimana peneliti hanya

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan desktiptif

sedangkan peneliti terdahulu menggunakan metode kuantitatif..

Penelitian terdahulu yang relevan juga ditemukan dalam

skripsi yang ditulis oleh Joko Legowo (2009) dengan judul skripsi

“Peran Balai Latihan Kerja Industri Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Propinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Pelaksanaan

Kebijakan Peningkatan Kualitas Ketrampilan Tenaga Kerja

Indonesia”. Dalam tata kerja Balai Latihan Kerja Industri

Wilayah Semarang, setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib

mengawasi bawahan masing-masing dan apabila terjadi


21

penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Setiap Pimpinan Satuan organisasi dalam lingkungan Balai

bertanggung jawab dalam memimpin, mengkoordinasikan

bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan dan

petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Setiap Pimpinan

dalam Satuan Organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk

dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta

menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Dalam

menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan

laporan disampaikan kepada Satuan Organisasi lain yang secara

fungsional mempunyai hubungan kerja.

Kesamaan dengan penelitian ini, Joko Legowo menggunak

objek penelitian yaitu Peran Balai Latihan Kerja Industri yang

dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Jawa Tengah dalam Rangka Peningkatan Kualitas Keterampilan

Tenaga Kerja Indonesia. Kesamaan lainnya juga terdapat dalam

metode pengumpulan data yang menggunakan metode

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Tabel 2. 1 Peneliti Terdahulu

No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Isi Persamaan Perbedaan


22

1. Sandytya Strategi dinas Penelitian ini Hasil pada Adapun Sedangkan


Hariyadi (2009) Ketenagakerjaan menggunakan penelitian ini bentuk perbedaan dari
dan transmigrasi metode menunjukkan kesamaan hasil penelitian
dalam campuran bahwa kegiatan dari hasil terdahulu dengan
mengurangi kualitatif- atau strategi Bursa penelitian penelitian yang
angka kuantitatif. Kerja Umum yang telah sedang peneliti kaji
pengangguran di Untuk (BKU) yang dilakukan adalah pada
Kota surakarta pengumpulan dilaksanakan oleh oleh metode yang
melalui bursa data didasari Dinas Sandytya digunakan dimana
kerja pada hasil Ketenagakerjaan Hariyadi peneliti hanya
observasi dan dan Transmigrasi (2009) menggunakan
wawancara Kota Surakarta adalah sama- metode kualitatif
sudah baik dan sama dengan pendekatan
berhasil ditandai menggunaka desktiptif
dengan apresiasi n teori dari sedangkan peneliti
masyarakat yang (Fred R terdahulu
sangat tinggi untuk David, 2016) menggunakan
ikut serta dalam untuk metode campuran
bursa kerja ini.. menganalisis kualitatif-
Strategi kuantitatif..
Dinas
Ketenagakerj
aan dan
Transmigrasi
. yaitu
Formulasi,
Implementasi
dan Evaluasi.

2 Mutiara Risqia dalam skripsinya Penelitian ini Pengujian pengaruh Adapun Sedangkan perbedaan
Laily (2020) yang berjudul menggunakan variabel pelatihan kerja Kesamaan dari hasil penelitian
“Pengaruh Pelatihan metode terhadap pengurangan dengan terdahulu dengan
Kerja Di Balai Besar kuantitatif. pengangguran secara penelitian ini. penelitian yang sedang
Pengembangan parsial diperoleh nilai Mutiara Risqia peneliti kaji adalah
Latihan Kerja 0,893 yang berarti Laily (2020) pada metode yang
(BBPLK) Semarang setiap kenaikan meneliti tentang digunakan dimana
Terhadap variabel pelatihan kerja bagaimana peneliti hanya
Pengurangan sebesar 1 maka tingkat Program menggunakan metode
Pengangguran”. pengurangan Pelatihan Kerja kualitatif dengan
pengangguran serupa dengan pendekatan desktiptif
bertambah sebesar Balai Besar sedangkan peneliti
0,893 dengan asumsi Pengembangan terdahulu
variabel lain dianggap Latihan Kerja menggunakan metode
tetap. Nilai konstanta (BBPLK) dalam kuantitatif.
(Y) sebesar - 1,833 menekan angka
artinya jika variabel pengangguran.
Pelatihan Kerja (X)
nilainya adalah 0 (nol)
atau tidak ada, maka
variabel Pengurangan
Pengangguran (Y)
bernilai -1,833. Hal ini
dapat diartikan,
konstanta pengurangan
pengangguran bernilai
negatif, berarti
pengurangan
pengangguran tidak
berjalan efektif tanpa
adanya pelatihan kerja.
23

3 Joko Legowo judul skripsi “Peran Penelitian ini Dalam tata kerja Balai Kesamaan
(2009) Balai Latihan Kerja menggunakan Latihan Kerja Industri dengan
Industri Dinas metode Wilayah Semarang, penelitian ini,
Tenaga Kerja Dan kualitatif. Untuk setiap Pimpinan Satuan Joko Legowo
Transmigrasi pengumpulan Organisasi wajib menggunak
Propinsi Jawa data didasari mengawasi bawahan objek penelitian
Tengah Dalam pada hasil masing-masing dan yaitu Peran Balai
Rangka Pelaksanaan observasi dan apabila terjadi Latihan Kerja
Kebijakan wawancara penyimpangan agar Industri yang
Peningkatan mengambil langkah- dilaksanakan
Kualitas langkah yang oleh Dinas
Ketrampilan Tenaga diperlukan sesuai Tenaga Kerja
Kerja Indonesia”. dengan peraturan dan
perundang-undangan Transmigrasi
yang berlaku Provinsi Jawa
Tengah dalam
Rangka
Peningkatan
Kualitas
Keterampilan
Tenaga Kerja
Indonesia.
Kesamaan
lainnya juga
terdapat dalam
metode
pengumpulan
data yang
menggunakan
metode
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi

2.2. Strategi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi diartikan

sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya untuk

melaksanakan kebijakan tertentu, rencana yang cermat mengenai

kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Menurut Chandler dalam Rangkuti (2006:3) strategi

adalah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi

untuk mencapai suatu tujuan. Strategi merupakan alat untuk


24

mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan

jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi

sumber daya. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi

dikembangkan oleh beberapa ahli. Menurut Chandler (Rangkuty,

2006:3) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan

perusahaan dalamkaitan nya tujuan jangka panjang, program

tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan

menurut Reksohadiprodjo (2010:41) strategi adalah Fondasi

tujuan organisasi dan pola gerak serta pendekatan manajemen

mencapai tujuan. Strategi juga merupakan rencana menyatu,

komprehensif dan terpadu yang mnegkaitkan keunggulan strategis

dengan kesempatan dan ancaman yang datang dari luar. Adapun

tiga dimensi yang dikemukakan oleh Chandler dalam Rangkuti

(2006:3) yaitu: Analisis, Implementasi dan Evaluasi.

Menurut Schroder dalam Pito (2006:196-197) Strategi

merupakan upaya untuk mempertahankan mayoritas pemerintah,

seperti partai akan memelihara pemilih tetap mereka dan

memperkuat pemahaman para pemilih musiman sebelumnya

terhadap situasi yang berlangsung.

Di dalam lingkungan organisasi, strategi memberikan

peran yang penting dalam percapaian suatu tujuan dalam

organisasi tersebut, karena strategi memberikan arah tujun dan


25

cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar tujuan

yang diinginkan tercapai. Ada dua dimensi yang dikemukakan

oleh Schroder dalam Pito (2006:196-197) yaitu: Strategi

Ofensif dan Strategi defensif

Adapun Menurut Grant (2009:21), strategi memiliki 3 peranan penting yaitu :

a. Strategi sebagai pendukung untuk pengembilan keputusan

b. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi

c. Strategi sebagai target yang digambarkan dalam visi dan misi organisasi

Dari berbagai pengertian yang dipaparkanoleh paraahli di

atas mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa

strategi itu adalah rencana atau taktik yang digunakan sebagai

cara penyelesaian dari segala target yang akan dicapai, sebagai

goal dari sebuah tujuan baik individu maupun kelompok.

Selanjutnya, Fred R. David (2011) menjelaskan bahwa

proses strategik terdiri dari tiga tahapan, yaitu, memformulasikan

strategi, mengimplementasikan strategi dan mengevaluasi

strategi.

Tahap memformulasikan strategi antara lain menetapkan

visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan tantangan yang

dihadapi organisasi dari sudut pandang eksternal, menetapkan

kelemahan dan keunggulan yang dimiliki organisasi dari sudut

pandang internal,menyusun rencana jangka panjang, membuat


26

strategi-strategi alternatif dan memilih strategi tertentu yang akan

dicapai.

Tahap mengimplementasikan strategi memerlukan suatu

keputusan dari pihak yang berwenang dalam mengambil

keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan,

memotivasi pegawai, dan mengalokasikan sumber daya yang

dimiliki sehingga strategi yang sudah diformulasikan dapat

dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan pengembangan strategi

pendukung budaya, merencanakan struktur organisasi yang

efektif, mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan,

mempersiapkan budget, mengembangkan dan utilisasi sistem

informasi serta menghubungkan kompensasi karyawan terhadap

kinerja organisasi. Mengimplementasikan strategi sering disebut

sebagai “action stage” dari manajemen strategis.

Pengimplementasian strategi memiliki maksud memobilisasi para

pegawai dan manajer untuk menterjemahkan strategi yang sudah

diformulasikan menjadi aksi.

Tahap mengevaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam

manajemen strategis. Para manajer sangat perlu untuk mengetahui

ketika ada strategi yang sudah diformulasikan tidak berjalan

dengan baik. Evaluasi strategi memiliki tiga aktifitas yang

fundamental, yaitu mereview faktor-faktor internal dan eksternal


27

yang menjadi dasar untuk strategi saat ini, mengukur performa

dan mengambil langkah korektif.

Berdasarkan model manajemen strategis tersebut, sebagaimana

yang dipaparkan David (2010) bahwa model tersebut menunjukkan

relasi antara komponen-komponen proses manajemen strategis

rinci yang dapat diterima secara luas. Sehingga dapat dijelaskan

dalam setiap poin tahap-tahapnya sebagai berikut:

A. Menetapkan Visi dan Misi

Merupakan penetapan sasaran dan objektif jangka

panjang (visi) serta menentukan langkah-langkah apa saja

yang harus diambil untuk mempertegas dan memperjelas

prioritas fungsi-fungsi tiap manajemen perusahaan agar

pekerja, top manajamen dan fungsional perusahaan dapat

saling bersinergi dan berkolaborasi untuk mencapai visi

sebagai tujuan yang telah ditentukan.

B. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal

Yaitu analisa yang dilakukan oleh perusahaan

terkait pemahaman mendalam tentang kondisi/keadaan

internal dan eksternal perusahaan dengan cara mengenali

secara jelas faktor-faktor berupa kekuatan-kelemahan dari

internal perusahaan serta peluang-ancaman yang muncul

dari lingkungan eksternal perusahaan. Analisa ini bertujuan


28

melihat pengaruh yang akan muncul dari faktor-faktor

tersebut terhadap sasaran atau tujuan perusahaan dan agar

perusahaan dapat mempertimbangkan secara tepat

kebijakan strategis yang akan digunakan.

C. Sasaran jangka Panjang

Pada dasarnya, implementasi strategi yang efektif

selalu membutuhkan arahan tidak hanya sebatas tulisan dan

retorika. Pada sasaran jangka panjang yaitu pencapaian

yang lebih dari 1 tahun, inilah perusahaan menciptakan

sinergi,menjelaskan prioritas,memfokuskan koordinasi dan

menyediakan landasan bagi aktivitas perencanaan,

pengorganisasian, pemotivasian, serta

pengontrolan.Perusahaan jugamembangun peramalan-

peramalan khusus yang sistematis-kuantitatif seperti

estimasi penjualan, profitabilitas, peningkatan kinerja, dan

lain-lain agar tujuan dan visi memiliki indikator yang jelas,

terukur dan masuk akal.

D. Menciptakan, Menilai dan Memilih Strategi

Berbekal landasan visi dan misi, serta hasil analisa

faktor-faktor lingkungan Internal Eksternal, Perusahaan

merumuskan alternatif strategi-strategi yang sesuai dengan

kapabilitas dan keadaan perusahaan diikuti dengan

penilaian dan evaluasi kritis menggunakan penyesuaian


29

objektif jangka panjang agar realisasi dari strategi tersebut

dapat membawa hasil yang maksimal pada perusahaan dan

selanjutnya strategi tersebutlah yang akan dipilih untuk

direalisasikan.

E. Implementasi Strategi Manajemen Jangka Panjang

Sebagaimana yang dijabarkan pada penetapan

sasaran jangka panjang, bahwa upaya pencapaian tujuan

perusahaan merupakan suatu proses berkesinambungan

yang memerlukan pentahapan spesifik. Disini perusahaan

merealisasikan dengan bertahap sasaran jangka panjang

tersebut dengan menetapkan standar pencapaian dan

kebijakan strategi yang telah dipilih bagi setiap tingkat

organisasi. Perusahaan menegaskan dan menentukan tujuan

utamanya dalam nilai kuantitatif yang spesifik disertai

pemaparan dan implementasi strategi yang digunakan oleh

top manajemen, divisi dan fungsionalnya.

F. Implementasi Strategi Dalam Kebijakan Fungsional

Adalah langkah dimana perwujudan dari

implementasi strategi diuraikan dalam langkah-langkah

kecil dengan jangka waktu yang lebih pendek untuk

diterapkan kedalam fungsional perusahaan yang mana

sifatnya lebih operasional dan mengarah berbagai bidang

fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan


30

strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya

spesifik. Implementasi ini mengaitkan segala bidang

fungsional perusahaan seperti keuangan, sumber daya

manusia, produksi dan operasi, pengembangan dan

penelitian, sistem informasi, serta bidang pemasaran yang

mana menjadi penuntun dalam melakukan berbagai

aktivitas agar konsisten bukan hanya dengan strategi

utamanya saja.

G. Penilaian dan Evaluasi Kinerja

Ketika strategi yang akan ataupun telah

diimplementasikan dinilai menunjukkan perubahan yang

tidak sesuai dengan rencana yang ada, hasil yang dicapai,

atau memang disebabkan asumsi yang salah dan oleh hal-

hal lain yang sifatnya tidak dapat dikontrol, maka rencana

perlu direvisi ulang dengan evaluasi kinerja. Tiga aktivitas

penilaian strategi yang paling mendasar menurut David

(2010) adalah;

1. Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal

yang menjadi landasan strategi saat ini.

2. Pengukuran kinerja, dan

3. Pengambilan langkah korektif. Pengendalian

melalui evaluasi dan penilaian berkala ditujukan


31

agar program, kebijakan dan strategi yang

diterapkan dapat berjalan sebagaimana mestinya,

sesuai dengan harapan perusahaan dan tanpa adanya

penyimpangan

Maka kesimpulan teori manajemen strategi Dari

para ahli diatas peneliti Berfokus pada teori Strategi yang

di kemukakan oleh Fred R David (2011). Maka peneliti

menggunakan teori Fred R David (2011) sebagai alur

berfikir dalam menganalisa mengenai “Strategi Dinas

Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dalam Proram Balai

Latihan Kerja untuk Menekan Angka Pengangguran Di

Kabupaten Karawang”.

2.3. Balai Latihan Kerja

Kabupaten Karawang merupakan salah satu kota yang

memiliki kawasan industri yang besar dan memegang UMR

tertinggi di Indonesia sebesar Rp. 4.234.010,27 pada tahun 2019

tetapi hal tersebut tidak mampu menjadi solusi terhadap tingginya

angka pengangguran di Kabupaten Karawang. Balai Latihan

Kerja yang selanjutnya disingkat BLK, adalah tempat

diselenggarakannya proses pelatihan kerja bagi peserta pelatihan

sehingga mampu dan menguasai suatu jenis dan tingkat

kompetensi kerja tertentu untuk membekali dirinya dalam

memasuki pasar kerja dan atau usaha mandiri maupun sebagai


32

tempat pelatihan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.

UPTD/BLK mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai

kebutuhan dan keahliannya serta tugas-tugas lain yang diberikan

oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan UU No.13 Tahun

2013 tetang ketenagakerjaan, Tugas Pokok BLK adalah

melaksanakan Pelatihan bagi Tenaga Kerja dalam berbagai

kejuruan yang tersedia. Dilihat dari tugas BLK yaitu memberikan

pelatihan dengan adanya pelatihan diharapkan dapat merubah

atau meningkatkan kualitas kerja angkatan kerja yang lebih baik,

oleh karena itu perubahan menjadi alasan balai latihan kerja

mengadakan pelatihan tenaga kerja.

Tabel 2. 2 Perentase Jumlah Penduduk Miskin DiKabupaten Karawang

Wilayah Kabupaten Karawang

Persentase Jumlah Penduduk Miskin (%)

2016 2017 2018 2019

10,07 % 10,25 % 8,06 % 7,39 %

Sumber: https://karawangkab.bps.go.id/

Secara presentase dari data yang didapatkan peneliti dari

sumber BPS Karawang data diatas menunjukan bahwa pada


33

tahun 2016 angka kemiskinan Di Kabupaten Karawang

mencapai 10,07 %, mengalami kenaikan pada tahun berikutnya

di 2017 menjadi 10,25 % kemudian pada dua tahun berikutnya

mengalami penurunan menjadi 8,06 % pada tahun 2018 dan

7,39 % pada tahun 2019.

Masalah pengangguran yang sangat kompleks harus

secepat mungkin mendapatkan solusi yang nyata dan

berkelanjutan, Kabupaten Karawang merupakan suatu kota yang

memiliki Kawasan Industri yang besar akan tetapi memiliki

angka pengangguran yang juga tinggi. Berikut dibawah ini

adalah data pengangguran di Kabupaten Karawang.

Tabel 2. 3 data klasifikasi pencari kerja menurut tingkat pendidikan dan jenis

Pendidikn

Tahun Tidak SD SMP SMA Diploma Sarjana


tamat sd

2015 - 6.703 25.247 120.54 10.795 12.763


2

2016 - 4.272 10.928 141.08 4.274 5.699


3

2017 - 2.964 3.982 31.518 471 579

Sumber : https://karawangkab.bps.go.id/

Dari data di atas menunjukan angka pengangguran di

Kabupaten Karawang paling banyak terdapat pada Lulusan

SMA/STM yang usianya tergolong usia muda dimana harusnya

bekerja dan berkarya agar lebih produktif tetapi karena


34

keterbatasan peluang kerja dan tidak mampunya pemerintah

dalam mengatasi persoalaan ketenagakerjaan di Kabupaten

Karawang membuat para lulusan SMA/STM dan pendidikan

tinggi kesulitan mencari kerja yang menyebabkan banyak para

penganggur yang berusia muda di Kabupaten Karawang

penanganan masalah ketenagakerjaan terutama pengangguran,

hanya dapat berhasil apabila berpegang pada perencanaan

strategis angkatan kerja yang tepat, yang diembankan kepada

DISNAKERTRANS Kabupaten Karawang. Dengan adanya

perencanaan strategis oleh DISNAKERTRANS Kabupaten

Karawang yang tepat guna dan berdayaguna, sehingga dapat

memperkirakan kebutuhan angkatan kerja Kabupaten

Karawang, pada sektor tertentu, pada waktu tertentu untuk

keahlian tertentu dan atau juga sebaliknya. Upaya pengurangan

pengangguran ditujukan untuk merubah status penduduk dari

beban pembangunan menjadi tenaga kerja produktif dan

renumeratif sebagai aset bangsa yang potensial.Dalam menekan

angka pengangguran yang terus bertambah Kementerian

Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI terus menggenjot program

peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia.

Salah satu wujud konkret upaya tersebut adalah melalui

pelatihan berbasi kompetensi.

Pelatihan berbasis kompetensi merupakan pelatihan kerja

yang di titikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja.


35

Kemampuan kerja tersebut mencakup pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sesuai standar yang ditetapkan di tempat

kerja. Pelatihan berbasis kompetensi terdiri dari pelatihan di

lembaga pelatihan/off the job training, penilaian/asesmen di

lembaga pelatihan, on the job training, penilaian/asesmen di

tempat kerja, penerbitan sertifikat pelatihan, dan atau sertifikat

kompetensi. Misalnya pelatihan teknisi yang merupakan

pelatihan dengan durasi 2 tahun untuk mencetak tenaga kerja

pada level teknisi di bidang listrik industri, las industri, mesin

industri, dan mekatronika, dimana setiap lulusannya memiliki

kompetensi mengoperasikan peralatan dan mesin industri.

Merencanakan dan memimpin pelaksanaan pekerjaan, analisis,

trouble shooting dan melakukan komunikasi pekerjaan dengan

operator dan engineer.

Selanjutnya, ada juga pelatihan meister otomotif. Pelatihan

meister otomotif merupakan pelatihan yang diadopsi dari sistem

pelatihan meister di Jerman dengan durasi pelatihan selama 8

bulan. Lulusan pelatihan ini memiliki 3 kompetensi yakni

kompetensi di bidang teknik otomotif, manajerial perbengkelan

dan kewirausahaan dan bidang methodologi. Ada juga pelatihan

operator yang merupakan pelatihan berdurasi singkat (160-520

jam) yang bertujuan untuk mencetak tenaga kerja pada level

operator dan tenaga kerja mandiri.


36

Menurut Nitisemito (1996:35), mendefinisikan pelatihan

atau training sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk

memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku

ketrampilan, dan pengetahuan dari karyawannya sesuai dengan

keinginan perusahaan. Dengan demikian, pelatihan yang

dimaksudkan adalah pelatihan dalam pengertian yang luas, tidak

terbatas hanya untuk mengembangkan ketrampilan semata-mata.

Menurut Carrell dan Kuzmits (1982:282) mendefinisikan

pelatihan sebagai proses sistematis dimana karyawan mempelari

pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), kemampuan

(ability) atau perilaku terhadap tujuan pribadi dan organisasi.

Menurut Drummond (1990:63), "pelatihan berarti menuntun dan

mengarahkan perkembangan dari peserta pelatihan melalui

pengetahuan, keahlian dan sikap yang diperoleh untuk

memenuhi standar tertentu. Menurut Simamora (1999:345),

pelatihan adalah serangkaian aktifitas yang dirancang untuk

meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan pengalaman atau

perubahan sikap seseorang.

2.4. Tenaga Kerja

Pengertian tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang

Nomor 13Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah setiap

orang yang mampuMelakukanpekerjaan guna menghasilkan


37

barang dan/atau jasauntukmemenuhi kebutuhan sendiri maupun

untuk masyarakat.

Menurut Mulyadi Subri (2003:59) :”Tenaga kerja (manpower)

adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15 — 64 tahun) atau

jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat

memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap

tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam

aktivitas tersebut.”

Suroto (1992:17) mengemukakan bahwa :

”Tenaga kerja (manpower) adalah kemampuan

manusiauntukmengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna

menghasilkan barang ataujasa, baik untuk dirinya sendiri

ataupun untuk orang lain.”

Sedangkan Oemar Hamalik (2000:7) mengemukakan bahwa :

”Tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang memiliki

potensi, kemampuan, yang tepat guna, berdaya guna, berpribadi

dalam kategori tertentu untuk bekerja dan berperan serta dalam

pembangunan, sehingga berhasil guna bagi dirinya dan

masyarakat secara keseluruhan.”

Secara lebih lanjut, Oemar Hamalik (2000:7-8) mengemukakan

bahwatenaga kerja pada hakikatnya mengandung aspek-aspek

sebagai berikut :
38

1. Aspek potensial, bahwa setiap tenaga kerja memiliki

potensi-potensi herediter yang bersifat dinamis, yang terus

berkembang dan dapat dikembangkan.

2. Aspek profesional, dan/atau vokasional, bahwa setiap

tenaga kerja memiliki kemampuan dan keterampilan kerja

atau kejuruan dalam bidang tertentu, dengan kemampuan

dan keterampilan itu, dia dapat mengabdikan dirinya

dalam lapangan kerja tertentu dan menciptakan hasil yang

baik secara optimal.

3. Aspek fungsional, bahwa setiap tenaga kerja

melaksanakan pekerjaannya secara tepat guna, artinya

bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam bidang

yang sesuai pula.

4. Aspek operasional, bahwa setiap tenaga kerja dapat

mendayagunakan kemampuan dan keterampilannya dalam

proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang

sedang ditekuninya.

5. Aspek personal, bahwa tiap tenaga kerja harus memiliki

sifat-sifat kepribadian yang menunjang pekerjaannya.

6. Aspek produktivitas, bahwa tiap tenaga kerja harus

memiliki motif berprestasi, berupaya agar berhasil, dan


39

memberikan hasil dari pekerjaannya, baik kuantitas

maupun kualitas.

Dalam jurnal Labor Law and Religion(2009), Francois

Gaudu juga

mengemukakan bahwa aspek rohani juga berpengaruh terhadap

tenaga

kerja :

“The impact of religion on labor law did not disappear, but

regressed.However, ideologies that promised “a better world”

also entered an acute crisis. The withdrawal of religious

denomination from labor law has left an unexpected void

(Dampak religi dalam hukum tenaga kerjatidak dapat hilang,

tetapi mengalami kemunduran. Bagaimanapun, pemikiran

tentang janji “dunia yang lebih baik” juga merupakan krisis

akut. Penarikan religi dari hukum tenaga kerja mengakibatkan

kekosongan yang tak terduga)”

Dari pengertian-pengertian tenaga kerja yang telah

dikemukakandi atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tenaga

kerja adalah sumber dayamanusia yang memiliki potensi,

kemampuan, yang tepat guna, berdaya guna, berkepribadian

untuk menghasilkan barang dan jasa untuk kepentingan dirinya

sendiri maupun masyarakat luas .


40

2.5. Pengangguran

2.5.1 Tingkat Pengangguran

Untuk mengukur seberapa besar pengangguran yang

ada di suatu wilayah digunakan konsep mengenai tingkat

pengangguran. Menurut Mulyadi Subri (2003:60) tingkat

pengangguran adalah angka yang menunjukkan berapa

banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif

mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran biasanya diukur

dengan perbandingan antara jumlah penganggur dengan

jumlah angkatan kerja pada waktu yang sama. Tingkat

Pengangguran =

jumlah orang yang mencari pekerjaan x 100 %

jumlah angkatan kerja

2.5.2 Macam Macam Pengangguran

Pengangguran dapat digolongkan menjadi

beberapa jenis berdasarkan beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Menurut Mulyadi Subri (2003:60-

61) macam-macam pengangguran antara lain :


41

1. Pengangguran terbuka (open unemployment) : bagian

dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan

sedang aktif mencari pekerjaan.

2. Setengah menganggur (underemployment) : perbedaan

antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang

dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang

secara normal mampu dan ingin dikerjakannya.

3. Setengah menganggur yang kentara (visible

underemployment) : jika seseorang bekerja tidak tetap

(part time) diluar keinginannya sendiri, atau bekerja

dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.

4. Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible

underemployment) : jika seseorang bekerja secara penuh

(full time) tetapi pekerjaannya itu dianggap tidak

mencukupi, karena pendapatannya yang terlalu rendah

atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk

mengembangkan seluruh keahliannya.

5. Pengangguran tidak kentara (disnguised unemployment) :

Dalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam

kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah

pengangguran jika dilihat dari segi produktivitasnya.


42

6. Pengangguran friksional : pengangguran yang terjadi

akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke

pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai

tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur

sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.

7. Pengangguran struktural : pengangguran yang

disebabkan karena ketidakcocokan antara struktur para

pencari kerja sehubungan dengan keterampilan, bidang

keahlian, maupun daerah lokasinya dengan struktur

permintaan tenaga kerja yang belum terisi.

Sedangkan macam-macam pengangguran menurut Suroto

(1992:197-202)

adalah :

1. Pengangguran peralihan

Pengangguran peralihan disebabkan karena pencari kerja

tidak mengetahui bahwa ada lowongan yang sesuai

dengan kualifikasi dan keinginan yang dimilikinya. Atau

di pihak lain pengusaha yang mencari tenaga tidak

mengetahui bahwa ada pencari kerja yang memenuhi

syarat tersedia baginya.

2. Pengangguran musiman
43

Pengangguran musiman disebabkan oleh fluktuasi

kegiatan produksi dan distribusi barang dan jasa yang

dipengaruhi oleh musim. Ada pola musiman yang

disebabkan oleh faktor iklim dan oleh kebiasaan

masyarakat.

3. Pengangguran konjungtural

Pengangguran konjungtural timbul karena penurunan

kegiatan ekonomi. Kekurangan permintaan efektif

mengenai barang dab jasa menyebabkan penurunan

kegiatan produksi dan distribusi perusahaan. Akibatnya

terjadi pengurangan penggunaan tenaga kerja.

4. Pengangguran teknologis

Pengangguran ini disebabkan karena adanya perubahan

teknologi produksi. Perubahan ini menyangkut proses

pekerjaan, jenis bahan yang digunakan, tingkat

produktivitas kerja, dan penggunaan mesin-mesin yang

hemat tenaga kerja.

5. Pengangguran struktural

Pengangguran ini disebabkan oleh perubahan struktur

pasar barang dan disebabkan oleh struktur perekonomian

yang belum maju, kurang mampu menciptakan cukup


44

lapangan kerja produktif dan remuneratif bagi seluruh

angkatan kerjanya.

6. Pengangguran khusus

Pengangguran ini biasanya memerlukan penanganan

khusus. Misalnya adalah penyandang cacat dan

pengungsi.

7. Pengangguran muda

Pengangguran ini disebabkan oleh pemuda-pemuda yang

belum memiliki keterampilan dan pengalaman kerja

yang cukup sehingga sulit untuk memperoleh pekerjaan.

8. Pengangguran tua

Pengangguran ini biasanya diderita oleh orang-orang

yang karena sesuatu sebab tidak dapat menjalani

kariernya sampai usia cukup tua untuk mengundurkan

diri dari dunia pekerjaan.

9. Pengangguran wanita

Disebabkan karena penghargaan terhadap peranan

wanita dalam kehidupan ekonomi yang rendah sehingga

yang lebih banyak digunakan adalah tenaga kerja laki-

laki.

10. Pengangguran yang disebabkan oleh isolasi geografis


45

Pengangguran ini dialami oleh masyarakat yang tinggal

dalam wilayah yang jauh terpencil dari pusat kegiatan

ekonom, yang menjadi pusat pasar kerja.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berkaitan dengan hal

tersebut, Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2017:77) menjelaskan

metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai

langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodolologi ialah suatu pengkajian

dalam mempelajari berbagai metode. Metodologi penelitian adalah ilmu yang

mempelajari berbagai metode penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi

penelitian merupakan epistemologi penelitian, yaitu yang menyangkut bagaimana

peneliti mengadakan penelitian.

3.1.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Dimana penelitian ini pada hakikatnya merupakan suatu upaya

untuk menemukan kebenaran. Untuk itu di dalam proses penyusunan

penelitian ini. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan

pendekatan kualitatif merupakan cara dalam mengungkapkan dan menelaah

permasalahan dengan menggambarkan dan menjelaskan peristiwa-peristiwa

yang terjadi berdasarkan fakta yang ada, sehingga menghasilkan data yang

bersifat deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati. Metode penelitian menurut Sugiyono

30
(2011:3)pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan

dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-

ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti

kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal,

sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Sehingga orang lain dapat

mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya,

proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah

tertentu yang bersifat logis. Metode penelitian deskriptif, menurut Sugiyono

(2011:5) metode deskriptif adalah pengumpulan data yang dilakukan

dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat

dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah. Dilihat dari

sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber

primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang didapatkan

oleh peneliti melalui hasil wawancara dan observasi. Sedangkan sumber

sekunder merupakan data yang diberikan secara tidak langsung kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Menurut Creswell, (2010:4) penelitian kualitatif merupakan metode-

metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna oleh sejumlah

individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau

kemanusiaan. Kemudian proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-

upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-

31
32

prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari masyarakat. Siapapun

yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang.

Penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual,

dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan. Berdasarkan hal tersebut

di atas, dalam penelitian kualitatif terdapat natural settings (latar tempat dan

waktu penelitian yang alamiah), humans as primary data gathering

instrument (peneliti sendiri sebagai instrument pengumpul data primer),

mempergunakan Qalitatif methods (metode kualitatif) dan mengikuti

kriteria khusus untuk menentukan kepercayaan mutu penelitian. Dengan

kriteria tersebut maka peneliti berasumsi bahwa penelitian ini sangat tepat

jika menggunakan metode penelitian kualitatif. Memperhatikan penjelasan

tersebut maka peneliti memakai penelitian kualitatif dalam penelitian

Strategi Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dalam Menekan

Angka Pengangguran di Kabupaten Karawang, karena pertimbangan bahwa

data yang dikumpulkan bersifat kualitatif. Data dari informan dapat terus

berkembang agar bertujuan (purposive) sehingga data harus memuaskan

dan peneliti dapat melakukan penghayatan.

3.1.2. Sumber Data

Menurut Suharsimi (2014:172) sumber data dalam penelitian

adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti

menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang

merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik

pertanyaan tertulis maupun lisan. Dalam penelitian ini, peneliti


33

mendapatkan dua macam sumber data yaitu data primer dan data

sekunder.

Sumber data primer menurut Sugiyono (2012:225) adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data. Misalnya, apabila saat peneliti melakukan wawancara maka

sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik lisan maupun

tertulis. Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam

penelitian ini yang menjadi data primer dalam penelitian ini

adalah hasil wawancara peneliti dengan informan secara lansung,

sedangkan data sekunder yaitu terdiri dari surat kabar, undang-

undang tentang tentang ketenagakerjaan, arsip-arsip yang terkait

dengan Strategi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dalam Menekan Angka Pengangguran di Kabupaten Karawang.

3.1.3. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Creswel, (2013:24)Teknik pengumpulan data

adalah peneliti berusaha mengumpulkan bahan-bahan yang

berhubungan dengan penelitian, yang dapat berupa informasi

data, fakta, isu-isu yang terjadi yang sifatnya sebenarnya, dapat

dipercaya dan objektif. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian kualitatif melibatkan tiga jenis strategi, yakni:

1. Observasi
34

Peneliti langsung turun kelapangan untuk

mengamati perilaku dan aktivitas-aktivitas individu-

individu yang berada di lokasi penelitian, untuk

mendapatkan data-data yang akan disajikan sebagai

bahan yang diperlukan dalam penelitian ini.

2. Wawancara

Peneliti melakukan face to face interview

(wawancara berhadap-hadapan) dengan masyarakat

dan mewawancarai mereka melalui telepon selular

dengan 4 (empat) responden. Jenis wawancara yang

dilakukan dalam penelitian adalah dengan

menggunakan wawancara semiterstruktur. Menurut

Sugiyono (2011:233) menyatakan bahwa tujuan

wawancara semistruktur adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak

yang di ajak wawancara diminta pendapat dan ide-

idenya. Dalam wawancara, alat pengumpul datanya

disebut pedoman wawancara. Suatu pedoman

wawancara, tentu harus benar-benar dapat dimengerti

oleh pengumpul data, sebab dialah yang akan

menanyakan dan menjelaskannya kepada informan.

Bahan dokumenter dalam penelitian kualitatif sering

disebut penelitian kepustakaan. Penggunaannya


35

disarankan untuk dokumenter yang primer dengan

cara mengidentifikasi, mencatat dan mengumpulkan

bahan dari dokumen yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

3. Dokumentasi

Sumber data yang digunakan untuk melengkapi

penelitian, baik berupa sumber tertulis, gambar

ataupun karya-karya yang semua itu memberikan

informasi bagi proses penelitian.

Dalam penelitian ini data diperoleh pula dari sumber

yang lain, misalnya dari laporan-laporan atau

peraturan-peraturan, yang berhubungan dengan

penelitian ini, yaitu mengenai Strategi Dinas Sosial,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dalam Menekan

Angka Pengangguran di Kabupaten Karawang.

4. Triangulasi

Menurut Moleong (2005:330) Peneliti melakukan

“teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling


36

banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainnya”.

3.1.4. Teknik Penentuan Informan

Menurut Moleong (2011:224)desain kualitatif maka tidak

ada rincian jumlah dan tipe informan secara pasti, hanya terdapat

rencana umum mengenai siapa yang akan diwawancarai dan

bagaimana menemukannya di lapangan. Tetapi informan dipilih

sebelumnya membuat sasaran ideal. Bagi peneliti yang terpenting

bukan jumlah informan melainkan potensi setiap orang yang

mampu memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik. Teknik

pengambilan informan dalam penelitian ini diambil dengan cara

purposive sampling. Teknik purposive ini merupakan teknik

pengambilan data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

dilakukan adalah bertujuan untuk memperoleh data atau

imformasi yang luas, rinci dan mendalam sehingga dapat suatu

informasi yang diinginkan dan menyeluruh. Dalam hal ini peneliti

menetapkan informan sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Data Informan

NO INFORMAN JUMLAH

1 Kepala Balai Latihan Kerja DISNAKERTRANS (1 orang)


Kabupaten Karawang.

2 Peserta Balai Latihan Kerja DISNAKERTRANS (5 orang)


Kabupaten Karawang
37

3 Lulusan Balai Latihan Kerja DISNAKERTRANS (5 orang)


Kabupaten Karawang

Informan yang terlibat dalam Penelitian mengenai masalah

pengangguran di Kabupaten Karawang ini, peneliti tentukan dengan

anggapan bahwa :

1. Narasumber atau informan memang memahami dan

mengetahui secara mendalam mengenai informasi pokok

yang diperlukan peneliti tentangStrategi Dinas Sosial,Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Dalam Menekan Angka

Pengangguran di Kabupaten Karawang.

2. Informan harus mengerti dan memiliki pengetahuan serta

perhatian terhadap masalah di lapangan. Maksudnya ialah

informan berperan sebagai aparatur pengawas di lapangan

maupun sebagai objek yang diawasi.

3. Adanya kesanggupan dari informan untuk menerima peneliti

dan memberikan keterangan secara terbuka dan apa adanya.

3.1.5. Teknik Analisis Data

Menurut Creswell (2013:274) analisis data merupakan proses

berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan secara

singkat sepanjang penelitian. Maksudnya, analisis data kualitatif bisa

saja melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan

hasil secara serentak dan bersama-sama. Ketika wawancara


38

berlangsung, misalnya, penulis sambil melakukan analisis terhadap

data-data yang baru saja diperoleh dari hasil wawancara ini, menulis

catatan-catatan kecil yang dapat dimasukan sebagai narasi dalam

laporan akhir, dan memikirkan susunan laporan akhir. Miles dan

Huberman dalam Sugiyono (2011:246)mengemukakan bahwa aktifitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu: data reduction, data

display, conclusion drawing/verification.

1. DataReduction ( Reduksi Data )

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data

pada penelitian Strategi Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Dalam Menekan Angka Pengangguran di

Kabupaten Karawang.

2. Data Display ( Penyajian Data )

Menurut Miles dan Huberman (dalam sugiyono

(2011:249) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Setelah


39

data diolah dan direduksi maka data yang dihasilkan sesuai

dengan maksud dan tujuan penelitian ini disajikan ke dalam

teks yang bersifat naratif atau dalam arti menceritakan

situasi sosial hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti

sebelumnya. Hasil pengolahan data dan reduksi data dari

peneliti mengenai Strategi Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Dalam Menekan Angka Pengangguran di

Kabupaten Karawang kemudian peneliti sajikan ke dalam

teks yang bersifat naratif yaitu menceritakkan situasi sosial

masyarakat Kabupaten Karawang.Conclusion Drawing /

verification (penarikan kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data ini adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

3.1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Berdasarkan pada pertimbangan kebutuhan data yang

diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, maka peneliti melakukan

penelitian pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Di


40

Kabupaaten Karawang. Jl. Surotokunto Km.6 Warung Bambu

Karawang Timur Kabupaten Karawang Kode Pos 41371.

Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pada pertimbangan

efektifitas dan efisiensi, baik waktu maupun dana yang tersedia.

Waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan

Februari sampai bulan Juli 2021. Dengan waktu penelitian selama

sembilan bulan diharapkan penelitian ini dapat terselesaikan

dengan baik dan tepat pada waktunya.

1. Pengajuan judul proposal penelitian dilaksanakan pada bulan

Februari tahun 2021.

2. Penyusunan proposal penelitian dilaksanakan pada bulan Juni

sampai Februari sampai Maret tahun 2021.

3. Studi pustaka dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juli

tahun 2021.

4. Seminar UP dilaksanakan pada bulan April tahun 2021.

5. Studi lapangan dilaksanakn pada bulan April tahun 2020.

6. Pengolahan data dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan

Juni tahun 2021.

7. Penyusunan laporan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni

tahun 2021.

8. Sidang skripsi dilaksanakan pada bulan Agustus 2021.


41

Tabel 3. 2 Rencana Kegiatan

Tahun 2021

No Kegiatan Bulan

Feb Mar April Mei Jun Ags

Pengajuan
1 Judul
Proposal

Penyusunan
2
Proposal

3 Studi Pustka

Seminar
4 Usulan
Penelitian

Studi
5
Lapangan

Pengolahan
6
Data

Penyusunan
7 Laporan
Penelitian
42

Sidang
8
Skripsi

Sumber : Olahan Peneliti, 2021


BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1. Gambar Umum Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Karawang

Lokasi Kabupaten Karawang jika dilihat secara letak geografisnya

memiliki posisi yang sangat strategis karena lokasinya berdekatan dengan Ibukota

Negara Indonesia, yaitu DKI Jakarta. Itu jelas memberikan keuntungan besar bagi

Kabupaten Karawang agar dapat mengembangkan segala sumberdaya kehidupan

yang ada di dalamnya dengan baik dan maksimal. Dengan memiliki posisi yang

sangat baik tersebut serta adanya sumberdaya pendukung yang terdapat di

Kabupaten Karawang sendiri akan lebih menjadikan Kabupaten Karawang

semakin pesat berkembang untuk dapat terus mengikuti pertumbuhan Ibu kota dan

wilayah sekitarnya. Dengan semakin berkembang pesatnya Kabupaten Karawang

ini, jelas memberikan dampak positif bagi Kabupaten Karawang sendiri dalam

segala aspek kehidupan yang ada di lingkungan masyarakat. Seperti yang jelas

kita ketahui, jika suatu daerah berkembang dengan baik, cepat dan efektif akan

memberikan kemajuan pula bagi masyarakat yang ada didalamnya, baik dari

aspek ekonomi, sosial, budaya dan aspek-aspek lainnya yang penting dalam

lingkungan kehidupan masyarakat.

A. Letak dan Keadaan Geografis Kabupaten Karawang

47
Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 Km2 atau 175.327 Ha, luas tersebut

merupakan 4,72 % dari luas Provinsi Jawa Barat (37.116,54 Km 2) dan memiliki

laut seluas 4 Mil x 84,23 Km, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa

2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Subang

3. Sebelah Tenggara : Berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta

4. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Cianjur

5. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Bekasi

Kabupaten Karawang berada di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang

secara geografis terletak antara 107002’-107040’ BT dan 5056’ - 6034’ LS,

termasuk daerah daratan yang relatif rendah, mempunyai variasi ketinggian

wilayah antara 0-1.279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah

0-20, 2-150, 15-400, dan diatas 400 dengan temperatur udara rata-rata 270C,

tekanan rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66% serta kelembaban nisbi

80%. Curah hujan tahunan berkisar 1.100-3.200 mm/tahun.

Topografi di Kabupaten Karawang sebagian besar berbentuk dataran yang

relatif rendah (25 m dpl) terletak pada bagian utara mencakup Kecamatan

Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Pedes, Rengasdengklok, Kutawaluya, Tempuran,

Cilamaya, Rawamerta, Telagasari, Lemahabang, Jatisari, Klari, Karawang,

Tirtamulya, sebagian Telukjambe, Jayakerta, Majalaya, sebagian Cikampek dan

sebagian Ciampel. Hanya sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan

berbukit-bukit di bagian selatan dengan ketinggian antara 26 – 1.200 dpl.

48
Daerah perbukitan tersebut antara lain : Gunung Pamoyanan, Dindingsari,

Golosur, Jayanti, Godongan, Rungking, Gadung, Kuta, Tonjong, Seureuh,

Sinalonggong, Lanjung dan Gunung Sanggabuana. Terdapat pula Pasir Gabus,

Cielus, Tonjong dengan ketinggian bervariasi antara 300-1.200 m dpl dan tersebar

di Kecamatan Tegalwaru, sebagian kecil Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan

Ciampel Kabupaten Karawang terutama di Pantai Utara tertutup pasir pantai yang

merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan-bahan lepas terutama

endapan laut dan aluvium vulkanik. Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan

terutama dibentuk oleh batuan sedimen, sedangkan dibagian selatan terletak

Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m dpl, yang mengandung

endapan vulkanik.

Kabupaten Karawang dilalui oleh beberapa sungai yang bermuara di Laut

Jawa. Sungai Citarum merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang dengan

Kabupaten Bekasi, sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan Kabupaten

Subang, sedangkan Sungai Cibeet yang menyatu dengan Sungai Citarum di

Kecamatan Telukjambe Barat merupakan batas pemisah antara Kabupaten

Karawang dengan Kabupaten Bekasi dan Bogor di wilayah selatan. Selain sungai,

terdapat tiga buah saluran irigasi yang besar, yaitu : Saluran Induk Tarum Utara,

Saluran Induk Tarum Tengah, dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan

untuk pengairan sawah, tambak dan pembangkit tenaga listrik.

49
Gambar 4. 1 peta Kabupaten Karawang

Sumber : http://www.karawanginfo.com

Peta di atas menunjukkan bagaimana letak wilayah Kabupaten Karawang

dan berdasarkan peta tersebut terlihat bahwa wilayah Kabupaten Karawang secara

administrasi terdiri dari 30 kecamatan, 297 desa dan 12 kelurahan. Berikut nama-

nama kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang :

Tabel 4. 1 Daftar Kecamatan Kabupaten Karawang

No Nama Kecamatan No Nama Kecamatan

1 Banyusari 16 Lemahabang

2 Batujaya 17 Majalaya

50
3 Ciampel 18 Pakisjaya

4 Cibuaya 19 Pangkalan

5 Cikampek 20 Pedes

6 Cilamaya Kulon 21 Purwasari

7 Cilamaya Wetan 22 Rawamerta

8 Cilebar 23 Rengasdengklok

9 Jatisari 24 Tegalwaru

10 Jayakerta 25 Telagasari

11 Karawang Barat 26 Telukjambe Barat

12 Karawang Timur 27 Telukjambe Timur

13 Klari 28 Tempuran

14 Kota Baru 29 Tirtajaya

15 Kutawaluya 30 Tirtamulya

51
Sumber : http://www.karawangkab.go.id

B. Visi dan Misi Kabupaten Karawang

Visi dan misi dari pasangan kepala daerah merupakan elemen

penting untuk pembangunan di suatu wilayah karena isi dari visi dan misi

yang disampaikan bisa menjadi cikal bakal Rencana Strategis (Renstra)

pembangunan daerah untuk jangka lima tahun ke depan. Dalam hal

pencapaian tujuan di perlukan suatu perencanaan tindakan nyata untuk dapat

mewujudkannya. Oleh sebab itulah secara umum bisa dikatakan bahwa visi

dan misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan

sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan.

Visi dan Misi yang digunakan Kabupaten Karawang saat ini

merupakan visi dan misi dari Bupati dan Wakil Bupati terpilih hasil Pilkada

Serentak yaitu dr. Cellica Nurrachadiana sebagai Bupati Karawang Jawa

Barat dan H. Aep Syaepuloh sebagai Wakil Bupati Karawang Jawa Barat.

1. Visi

Visi dibangun guna mendorong semangat bagi seluruh pemangku

kepentingan untuk berperan serta dalam membangun dan mewujudkan

Kabupaten Karawang yang maju disegala aspek kehidupan, serta

terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Dengan

52
demikian kemajuan akan mendorong terwujudnya kesejahteraan dan

kemandirian sebagai tujuan akhir.

Adapun Visi Kabupaten Karawang saat ini adalah, “Mewujudkan

Karawang mandiri, bermartabat, dan sejahtera untuk semua.”

2. Misi

Misi adalah serangkaian kegiatan untuk mewujudkan visi yang sudah

dibuat atau disusun. Adapun untuk mewujudkan visi Kabupaten Karawang

dirumuskan kedalam lima misi yaitu sebagai berikut:

1. Menumbuhkan dan mengembangkan potensi masyarakat dan potensi

lokak pedesaan yang kreatif untuk membangun Karawang yang

berkualitas dan berdaya saing.

2. Memperkuat tata kelola kepemerintahan secara professional dan

menggerakan partisipasi public

3. Mewujudkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan serta

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

4. Mewujudkan Karawang nyaman dan aman dengan membangun

infrastruktur strategis dan tata kelola lingkungan hidup yang baik

secara berkisinambungan.

5. Mewujudkan percepatan pengentasan kemiskinan dan

pengangguran.

6. Memperkokoh kehidupan social bermasyarakat melalui peran

pemuda, olahraga dan budaya dalam kearifan local.

53
4.1.2. Penduduk Kabupaten Karawang

Penduduk Kabupaten Karawang pada tahun 2014 mencapai

2.250.120 jiwa. Angka ini didapatkan dari hasil proyeksi dan angka

tersebut masih sementara. Penduduk laki-laki pada tahun 2014 berjumlah

1.154.982 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 1.095.138 jiwa. Seks

rasio penduduk Kabupaten Karawang adalah 105,46 yang artinya

penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk

perempuan.

Dengan luas Kabupaten Karawang sebesar 1.753,27 km²

didapatkan kepadatan penduduk per km² sebesar 1.283,38 jiwa. Penduduk

terbanyak terdapat di Kecamatan Karawang Barat, yaitu sebesar 164.411

jiwa, kemudian disusul Kecamatan Klari dengan jumlah penduduk sebesar

164.275 jiwa. Sedangkan, jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan

Tegalwaru dengan jumlah penduduk 36.118 jiwa.Jumlah rumah tangga di

Kabupaten Karawang pada tahun 2014 mencapai 604.906 Rumah Tangga.

Dengan jumlah rumah tangga tertinggi di Kecamatan Klari yaitu 46,035

Rumah Tangga, kemudian Kecamatan Karawang Barat dengan 43.520

Rumah Tangga dan Kecamatan Telukjambe Timur dengan 36.824 Rumah

Tangga.

4.1.3. Aspek Topografi

Bentuk tanah atau topografi di Kabupaten Karawang sebagian

besar berbentuk dataran yang relatif rata dengan variasi antara 0-5 m di

54
atas permukaan laut (mdpl). Hanya sebagian kecil wilayah yang

bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0-1200 m di

atas permukaan laut.

Ketinggian yang relatif rendah (25m dpl) terletak pada bagian

utara mencakup Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Pedes,

Rengasdengklok, Kutawaluya, Tempuran, Cilamaya, Rawamerta,

Telagasari, Lemahabang, Jatisari, Klari, Karawang, Tirtamulya, sebagian

Telukjambe, Majalaya, Jayakerta, sebagian Cikampek serta sebagian

Ciampel. Sedangkan pada bagian selatan memiliki ketinggian antara 26-

1.200 mdpl. Kondisi topografi Kabupaten Karawang dapat dilihat sebagian

besar berbentuk dataran yang relatif rendah (25 mdpl) terletak pada bagian

utara mencakup Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya,

Pedes,Rengasdengklok, Kutawaluya, Tempuran, Cilamaya, Rawamerta,

Telagasari, Lemahabang, Jatisari, Klari, Karawang, Tirtamulya, sebagian

Telukjambe, Jayakerta, Majalaya, sebagian Cikampek dan sebagian

Ciampel. Hanya sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan berbukit-

bukit di bagian selatan dengan ketinggian antara 26-1.200 m dpl. Daerah

perbukitan tersebut antara lain : Gunung Pamoyanan, Dindingsari,

Golosur, Jayanti, Godongan, Rungking, Gadung, Kuta, Tonjong, Seureuh,

Sinalonggong, Lanjung dan Gunung Sanggabuana. Terdapat pula Pasir

Gabus, Cielus, Tonjong dengan ketinggian bervariasi antara 300-1.200 m

dpl dan tersebar di Kecamatan Tegalwaru, sebagian kecil Kecamatan

Pangkalan dan Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang terutama di

55
Pantai Utara tertutup pasir pantai yang merupakan batuan sedimen yang

dibentuk oleh bahan-bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium

vulkanik. Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan terutama dibentuk

oleh batuan sedimen, sedangkan dibagian selatan terletak Gunung

Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 mdpl, yang mengandung endapan

vulkanik. Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 Km2 atau 175.327

Ha, luas tersebut merupakan 4,72 % dari luas Provinsi Jawa Barat

(37.116,54 Km2) dan memiliki laut seluas 4 Mil x 84,23 Km. Kondisi

topografi Kabupaten Karawang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 2 Kondisi Topografi Kabupaten Karawang

No Ketinggian Kecamatan Luas

1 0 – 250 m Kecamatan Cilamaya Wetan, Kecamatan 171.560

Cilamaya Kulon, Kecamatan Jayakerta, Ha

Kecamatan Pedes, Kecamatan Tirtajaya,

56
Kecamatan Batujaya.

No Ketinggian Kecamatan Luas

0 – 250 m Kecamatan Pakisjaya, Kecamatan 171.560

Cibuaya, Kecamatan Tirtamulya, Ha

Kecamatan Jatisari, Kecamatan

Banyusari, Kecamatan Kotabaru,

Kecamatan Rengas Dengklok,

Kecamatan Rawamerta, Kecamatan

Tempuran, Kecamatan Kutawaluya,

Kecamatan Majalaya, Kecamatan

Karawang Timur, Kecamatan Karawang

Barat, Kecamatan Purwasari, Kecamatan

Telagasari, Kecamatan Klari, Kecamatan

Cikampek, Sebagian Kecamatan

Tegalwaru, Kecamatan Ciampel,

sebagian Kecamatan Pangkalan.

2 26-1200 m Sebagian kecil Kecamatan Ciampel 2.230 Ha

3 300-1200 m Sebagian besar Kecamatan Tegalwaru, 1.520 Ha

sebagian kecil Kecamatan Pangkalan.

57
Sumber : RTRW 2014 dan Analisis, 2018.

Berdasarkan kondisi topografi tersebut, Kabupaten Karawang

merupakan dataran rendah, dengan sebagian kecil dataran tinggi terutama

di daerah perbukitan/pasir. Daerah perbukitan tersebut antara lain: Gunung

Pamoyanan, Dindingsari, Golosur, Jayanti, Aseupan, Gondongan,

Rungking, Gadung, Kuta, Tonjong, Seureuh, Sinalanggeng, Lanjung dan

Gunung Sanggabuana. Kemudian terdapat Pasir Gibus, Cielus, Tonjong,

dengan ketinggian bervariasi anatar 300-1200 mdpl dan tersebar di

Kecamatan Tegalwaru, sebagian kecil Kecamatan Pangkalan dan sebagian

kecil Kecamatan Ciampel.

4.2. Gambaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

4.2.1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor

14 Tahun 2016, tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah

Kabupaten Karawang.

Sebagai unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah seperti yang telah ditetapkan

dalam:Peraturan Bupati karawang Nomor 49 Tahun 2016, tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja , Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang, Peraturan Bupati

Karawang Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan

58
Pemerintahan dari Bupati Karawang kepada Organisasi Perangkat Daerah

Kabupaten Karawang. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari

Sekretariat, 4 Bidang dan 1 UPTD Balai Latihan Kerja. Jumlah pegawai

terdiri 60 PNS, dan 53 TKK. Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi berlokasi

di Jl. Surotokunto Km.6 Warung Bambu Karawang Timur Kabupaten

Karawang Kode Pos 41371. Adapun dasar hokum yang digunakan oleh

DISNAKERTRANS Yaitu: Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor

14 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten

Karawang, Peraturan Bupati Karawang Nomor 49 Tahun 2016, tentang

Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja , Dinas

Tenaga Kerjadan Transmigrasi Kabupaten Karawang dan Peraturan Bupati

Karawang Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan

Pemerintahan dari Bupati Karawang kepada Organisasi Perangkat Daerah

Kabupaten Karawang.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Disnakertrans yaitu:

Melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang tenaga kerja dan

transmigrasi dan tugas pembantuan yang ditugaskan dari Pemerintah kepada

Daerah. Adapun fungsi DISNAKERTRANS yaitu menyelenggarakan

perumusan dan penetapan kebijakan teknis di bidang tenaga kerja dan

transmigrasi. Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan pengawasan di

bidang tenaga kerja dan transmigrasi, menyelenggarakan pembinaan dan

pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis di bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian.

59
Sedangkan Tugas DISNAKERTRANS yaitu: Memimpin, mengatur,

membina dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menetapkan kebijakan teknis operasional

dinas sesuai dengan kebijakan umum daerah, Menetapkan rencana dan

program kerja dinas sesuai dengan kebutuhan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, Melaksanakan pengelolaan kegiatan di bidang

tenaga kerja dan transmigrasi meliputi bina pelatihan dan penempatan

tenaga kerja, bina hubungan industrial dan persyaratan kerja, pengawasan

ketenagakerjaan serta transmigrasi, Memberikan saran, pertimbangan dan

rekomendasi mengenai situasi perkembangan penyelenggaraan

ketenagakerjaan dan transmigrasi sebagai bahan penetapan kebijakan umum

daerah, Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja

pemerintah dan lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas,

Melakukan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan dinas tenaga

kerja dan transmigrasi untuk bahan perbaikan sesuai kebutuhan dan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Melaporkan hasil

pelaksanaan kegiatan dinas sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada Bupati dan Melaksanakan tugas-tugas lainnya

yang diberikan oleh Bupati.

4.2.2. Visi Dan Misi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi

VISI :

60
"Terwujudnya Tenaga Kerja yang Berdaya Saing dan produktif Menuju

Karawang Mandiri "

MISI :

1. Meningkatkan kualitas angkatan kerja.

2. Meningkatkan perlindungan, pengawasan dan penegakan hukum

ketenagakerjaan.

3. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan

berkeadilan.

4. Membangun pencitraan calon transmigran yang berkualitas dan mandiri.

5. Meningkatkan kinerja organisasi dan pengembangan sumberdaya manusia.

4.3. Strategi Dinasa Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program Balai

Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di

Kabupaten Karawang.

Berdasarkan hasil peneliti penjelasan mengenai data yang di dapat

selama penelitian berlangsung, dalam penelitian mengenai Strategi Dinasa

Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK)

Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang, data yang

peneliti dapat lebih banyak berupa kata-kata yang didapatkan melalui

proses wawacara dan observasi. Dalam penelitian ini, sumber utama

adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau di

61
wawancarai. Sumber data utama kata-kata dan tindakan orang-orang

dalam catatan atau alat perekam suara yang peneliti gunakan selama

proses wawancara berlangsung. Selain data berupa kata-kata atau

pernyataan, dalam penelitian ini juga peneliti menggunakan data-data dari

dokumentasi yang peneliti ambil sendiri melalui observasi yang telah

dilakukan. Dokumentasi tersebut memiliki bermacam-macam bentuk

diantaranya adalah dokumen-dokumen, arsip serta data dan informasi

lainnya terkait yang memiliki hubungan dengan kajian penelitian Strategi

Dinasa Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan Kerja

(BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang.

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap,

kegiatan pertama yang dilakukan adalah mereduksi data, yaitu

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Langkah kedua adalah melakukan data

(Data display). Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat atau teks naratif, bagan, matriks, hubungan

antar kategori network, flowchart, dan sejenisnya, namun dalam penelitian

ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks narasi. Langkah ketiga

adalah penarikan kesimpulan (Verification) setelah data bersifat jenuh,

artinya telah ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat

dijadikan jawaban atas permasalahan penelitian, selanjutnya untuk

menjaga validasi data yang didapatkan selama penelitian berlangsung,

penelitian juga melakukan ativitas triagulasi, triangulasi yaitu data dari

62
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Untuk

mengetahui keberhasilan Strategi Dinasa Tenagakerja dan Transmigrasi

Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka

Pengangguran Di Kabupaten Karawang. peneliti meggunakan tiga dimensi

Manajemen Strategi yang dikemukakan oleh Fred R David yaitu formulasi

(formulation), implementasi (implemantion), evaluasi (evaluation). Selain

itu peneliti juga meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

Strategi Dinasa Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program Balai

Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten

Karawang. baik itu dari segi faktor internal maupun faktor eksternal.

4.3.1. Aspek Formulasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi

Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan

Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang

Formulasi strategi antara lain menetapkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi

dari sudut pandang eksternal, menetapkan kelemahan dan

keunggulan yang dimiliki organisasi dari sudut pandang internal,

menyusun rencana jangka panjang, membuat strategi-strategi

alternatif dan memilih strategi tertentu yang akan dicapai. yang

dikemukakan oleh Fred R David dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Strategi. Peneliti melakukan penelitian mengenai aspek

63
ini dengan melakukan wawancara kepada informan-informan

penelitian yang memiliki keterlibatan dalam proses Strategi Dinasa

Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan Kerja

(BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten

Karawang. Ini menghasilkan informan sebagai berikut.

Peneliti mewawancarai salah satu staf balai latihan kerja

(BLK) Kabupaten Karawang yaitu Ibu Iis Rahmawati. Amd. Selaku

Bagian Bidang staf TU di kantor balai latihan kerja (BLK)

Kabupaten Karawang pada tanggal 14 juni 2021, penelitipun

menanyakan kepada beliau mengenai Perumusan strategi Apa Yang

Dimiliki Oleh BLK Kabupaten Karawang, Untuk Menekan tingginya

angka pengangguran di kabupaten karawang, beliau menjelaskan

bahwa:

“Dalam Menekan tingginya angka pengangguran di


kabupaten karawang sesuai dengan visi misi
DISNAKERTRANS Kabupaten Karawang dalam
Program balai latihan kerja (BLK) di Kabupaten
Karawang. Program yang selanjutnya dimaksud
strategi untuk menekan tingginya angka
penganggguran di kabupaten karawang ini di bentuk
dan diputuskan langsung dari DISNAKERTRANS
sehingga bercabang kepada balai latihan kerja
(BLK) DI TINGKAT Kecamatan yang mengacu
kepada peraturan pemerintah RI NO 31 Tahun 2006
Tentang Sistem Pelatihan kerja Nasional. Tujuannya
untuk meningkatkan tingginya angka pengangguran
di kabupaten karawang.”.
Lalu Penelitipun mengajukan pertanyaan selanjutnya kepada Iis

Rahmawati. Amd. Selaku Bagian Bidang staf TU di kantor balai latihan

64
kerja (BLK) Kabupaten Karawang pada tanggal 14 juni 2021, Bagaimana

Perumusan Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program

Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di

Kabupaten Karawang. Beliaupun Menjelaskan Bahwa:

“Sejauh ini usaha disnaketrans kabupaten karawang untuk


menekan tinggi nya angka pengangguran dikabupaten karawang
dengan program balai latihan kerja yang didalam nya sekarang ada
11 jurusan yang bisa dipillih oleh masyarakat, seperti teknik
otomotif, teknik las, Teknologi informasi dan komunikasi, garmen
apparel, elektronika dan lain-lain, selain pelatihan berbasis
kompetensi kita juga memberikan pelatihan Mobile Training unit
tidak hanya itu kita juga memberikan pelatihan kewirausaan
kepada masyarakat dalam pelatihan kewirausahaan yang berkerja
sama dengan desa dan juga kecamatan jadi kita lebih berusaha
untuk jemput bola sampai alat untuk pelatihannya semua kita
siapkan”.
Lalu Penelitipun mengajukan pertanyaan selanjutnya kepada Iis

Rahmawati. Amd. Selaku Bagian Bidang staf TU di kantor balai latihan

kerja (BLK) Kabupaten Karawang pada tanggal 14 juni 2021, pihak –

pihak mana saja yang terlibat dalam perumusan Strategi Dinas

Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan Kerja

(BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang.

Beliaupun Menjelaskan Bahwa:

“pihak yang telibat dalam perumusan program BLK yaitu


BUPATI, DPRD, Kepala Dinas dan Kepala BLK Kab.karawang
jadi kita rumus kan dengan melihat seberapa tinggi angka
pengangguran di karawang lalu kebutuhan tenaga kerja apa saja
yang dibutuhkan dikarawang seperti otomotif, teknik listrik dan
lain-lain”
Lalu Penelitipun mengajukan pertanyaan selanjutnya kepada Iis

Rahmawati. Amd. Selaku Bagian Bidang staf TU di kantor balai latihan

65
kerja (BLK) Kabupaten Karawang pada tanggal 14 juni 2021, Adakah

Kelemahan dan kekurangan dalam Strategi yang sudah dirumuskan Dinas

Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK)

Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang.

Beliaupun Menjelaskan Bahwa:

“kekurangan paling dirasakan saat implementasi program sekarang


lebih ke sumber daya intruksur dimana setiap tahun selalu
berkurang ditahun 2018 tenaga intrukstur kita 25 orang, tahun 2019
20 orang, tahun 2020 13 orang, tahun 2121 sisa 9 orang dan
ditahun depan paling sisa 8 orang karena 1 orang intruktur akan
pensiun, kelemahan lain dan paling penting adalah penyaluran
tenaga kerja yang sudah siap setelah mengikuti pelatihan, karena
sampai akhir tahun 2018 kita masih bisa menyalurkan tenaga kerja
ke perusahaan yang ada dikarawang kurang lebih ada 10
perusahaan dikarawang yang biasa kita salurkan dan 1 perusahaan
dicikarang”
Peneliti mewawancarai salah satu Alumni peserta pelatihan di BLK

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang yaitu Anggar

Bagus W. Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada tanggal 4

juli 2021, penelitipun menanyakan kepada beliau dari mana anda

mengetahui program pelatihan tenaga kerja yang diadakan oleh Balai

Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmmigrasi, beliau menjelaskan

bahwa:

“saya mengetahui adanya program pelatihan dari instagram UPTD


BLK karawang, lalu datang langsung ke kantor UPTD BLK untuk
menanyakan langsung terkait pendaftaran menjadi peserta dan ada
pelatihan apa saja diBLK karawang”
Lalu Penelitipun mengajukan pertanyaan selanjutnya kepada

Anggar Bagus W. Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada

66
tanggal 4 juli 2021, apakah menurut anda program pelatihan kerja yang

diadakan Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Karawang ini sesuai dengan kebutuhan para pencari kerja.

Beliaupun Menjelaskan Bahwa:

“menurut saya program tersebut sesuai kebutuhan para pencari


kerja karena pilihan pelatihan kejuruan juga ada banyak dan sesuai
dengan kebutuhan lapangan perkejaan yang ada dikarawang”
Peneliti mewawancarai salah satu Alumni peserta pelatihan di BLK

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang yaitu

Hamdani valda . Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada

tanggal 4 juli 2021, penelitipun menanyakan kepada beliau dari mana anda

mengetahui program pelatihan tenaga kerja yang diadakan oleh Balai

Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmmigrasi, beliau menjelaskan

bahwa:

“saya mengetahui program tersebut saat sedang ke BKK yang


bertempat DI SMK 1 Karawang, kemudian langsung mendatangi
kantor BLK Kabupaten Karawang untuk mendaftar”
Lalu Penelitipun mengajukan pertanyaan selanjutnya kepada

Hamdani Valda. Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya daerah

desa wadas telukjambe timur pada tanggal 4 juli 2021, apakah menurut

anda program pelatihan kerja yang diadakan Balai Latihan Kerja Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang ini sesuai dengan

kebutuhan para pencari kerja. Beliaupun Menjelaskan Bahwa:

“menurut saya sesuai karena melihat beberapa jurusan sesuai


dengan kebutuhan industri yang ada dikarawang”

67
Dari pemaparan yang disampaikan informan di atas dalam aspek formulasi

strategi Dinas Tenagakerja dan transmigrasi Dalam Balai Latihan Kerja Untuk

Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang tidak maksimal dari

rumitnya penambahan tenaga pengajar di Balai Latihan Kerja dikarenakan sampai

tahun 2018 UPTD BLK bisa melakukan seleksi secara langsung tetapi mulai

tahun 2019 sampai sekarang untuk tenaga baru pengajar harus mendaftar melalui

website sisnaker sehingga menghambat proses rekrutmen yang biasanya cepat

sekarang menjadi lebih lama, perumusan strategi pada program BLK sudah

melibatkan beberapa stake holder Kepala DISNAKETRANS , Kepala BLK,

Bupati, DPRD di dalam program BLK sendiri terdapat 11 jurusan yang dapat

dipilih masyarakat yaitu; Teknik Otomotif, Teknik Las, Teknologi Informasi dan

Komunikasi, Garmen Apparel, Elektronika, Refrigeration, Processing, Teknik

Listrik, Teknik Manufaktur, Handycraft, Bisnis dan Manajemen. Dengan

sosialisasi program BLK dilakukan secara online melalui media sosial Instagram

dan Facebook.

4.3.2. Aspek Implementasi Strategi Dinas Tenagakerja dan

Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk

Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang

Implementasikan strategi memerlukan suatu keputusan dari pihak yang

berwenang dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan,

membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan sumber daya yang

dimiliki sehingga strategi yang sudah diformulasikan dapat dilaksanakan. Pada

68
tahap ini dilakukan pengembangan strategi pendukung budaya, merencanakan

struktur organisasi yang efektif, mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan,

mempersiapkan budget, mengembangkan dan utilisasi sistem informasi serta

menghubungkan kompensasi karyawan terhadap kinerja organisasi.

Mengimplementasikan strategi sering disebut sebagai “action stage” dari

manajemen strategis. Pengimplementasian strategi memiliki maksud memobilisasi

para pegawai dan manajer untuk menterjemahkan strategi yang sudah

diformulasikan menjadi aksi.

Peneliti mewawancarai salah satu staf balai latihan kerja (BLK)

Kabupaten Karawang yaitu Ibu Iis Rahmawati. Amd. Selaku Bagian Bidang

staf TU di kantor balai latihan kerja (BLK) Kabupaten Karawang pada

tanggal 14 juni 2021, Pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam

pelaksanaan program pelatihan tenaga kerja yang diadakan BLK Kabupaten

Karawang, Untuk Menekan tingginya angka pengangguran di kabupaten

karawang, beliau menjelaskan bahwa:

“pihak yang terlibat dalam proses pelatihan yang ada di UPTD


BLK karawang, kalau dari internal hanya tenaga intruktur saja,
kalau dari ekstenal UPTD BLK yang kami libatkan biasanya dari
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LPK), Dosen dan lain lain dalam
pelatihan softskill, lalu untuk pelatihan mental dan disiplin
biasanya kita bekerja sama dengan TNI, dan juga melibatkan pihak
dari perusahaan untuk pengenalan industri”
Lalu Penelitipun mengajukan pertanyaan selanjutnya kepada Iis

Rahmawati. Amd. Selaku Bagian Bidang staf TU di kantor balai latihan

kerja (BLK) Kabupaten Karawang pada tanggal 14 juni 2021, terkait

implementasi strategi, faktor-faktor apa saja yang menjadi kelemahan

69
Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran

Di Kabupaten Karawang. Beliaupun Menjelaskan Bahwa:

“Kalau hambatan yang sekarang kita temui dilapangan adalah


perubahan sistem yang tadinya pendaftaran siswa itu offline
sekarang ada yang online melalui website kemenaker yang mulai
digagas oleh kementrian ketenagakerjaan pada tahun 2019 sampai
sekarang, terakhir 2018 kita masih bisa menyalurkan siswa blk
yang sudah lulus ke perusahaan, selain hambatan tersebut
hambatan lain di internal juga terkait perawatan fasilitas sekarang
asrama peserta yang jauh dari BLK ada 20 kamar tapi sekarang
hanya bisa di gunakan 10 kamar saja, kalau hambatan dari luar
sekarang yang dialami adalah terkait pandemic covid-19, jadi
ketika seperti ada kebijakan PSBB sementara pelatihan kita
liburkan, dan selain itu ada fasilitas asuransi juga yang disediakan
sama UPTD BLK”

Lalu Penelitipun mengajukan pertanyaan selanjutnya kepada Iis

Rahmawati. Amd. Selaku Bagian Bidang staf TU di kantor balai latihan

kerja (BLK) Kabupaten Karawang pada tanggal 14 juni 2021, adakah

hambatan yang ditemukan dilapangan saat berjalannya Program Balai

Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten

Karawang. Beliaupun Menjelaskan Bahwa:

“hambatan yang dialami saat program berjalan lebih dari siswa


perserta pelatihan karena tidak jarang ada siswa pelatihan yang
tidak sampai tuntas melaksanakan pelatihan terkadang berhenti di
tengah jalan sehingga kita harus mencari gantinya”
Peneliti mewawancarai salah satu Alumni peserta pelatihan di BLK

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang yaitu Anggar

Bagus W. Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada tanggal 4

juli 2021, penelitipun menanyakan kepada beliau terkait , apakah menurut

anda sebagai salah satu lulusan BLK karawang pelatihan yang diberikan

70
berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anda dalam program yang

diadakan oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan

Transmmigrasi, beliau menjelaskan bahwa:

“menurut saya pelatihan yang diberikan sangat bagus karena lebih


banyak praktek dari pada teori dan biasanya dalam pengajaran
diawali teori lalu langsung praktek jadi lebih gampang siswa
menerima materi”
Lalu peneliti mengajukan pertanyaan kepada Anggar Bagus W.

Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada tanggal 4 juli 2021,

penelitipun menanyakan kepada beliau fasilitas apa saja yang anda

dapatkan saat menjadi siswa pelatihan yang diadakan oleh Balai Latihan

Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmmigrasi, beliau menjelaskan bahwa:

“Fasilitas yang saya dapatkan saat menjadi peserta pelatihan yaitu


seragam, alat tulis, uang akomodasi, sertifikat juga, berhubung
tempat tinggal tidak terlalu jauh dari BLK jadi ga dapet fasilitas
asrama yang ada di UPTD BLK Karawang
Peneliti mewawancarai salah satu Alumni peserta pelatihan di BLK

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang yaitu

Hamdani valda . Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada

tanggal 4 juli 2021, penelitipun menanyakan kepada beliau apakah

menurut anda sebagai salah satu lulusan BLK karawang pelatihan yang

diberikan berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anda dalam program

yang diadakan oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan

Transmmigrasi, beliau menjelaskan bahwa:

“menurut saya cukup berkualitas karena setelah sedikit dikasih


teori kita langsung praktek dan lebih banyak praktek dari pada teori

71
jadi lebih cepat memahami teori yang awal diberikan ditunjang
juga fasilitas alat praktek yang lengkap”
Lalu peneliti melanjutkan pertanyaan kepada Hamdani Valda.

Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada tanggal 4 juli 2021,

penelitipun menanyakan kepada beliau fasilitas apa saja yang anda

dapatkan saat menjadi siswa pelatihan yang diadakan oleh Balai Latihan

Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmmigrasi, beliau menjelaskan bahwa:

“fasilitas yang saya dapatkan saat menjadi peserta pelatihan


seragam, alat tulis, akomodasi dan sertfikat setelah lulus mengikuti
pelatihan”

Dari pemaparan yang disampaikan informan di atas dalam aspek

Implementasi Strategi sudah berjalan dengan baik karena dalam

implementasi program tersebut sudah melibatkan pihak-pihak yang

berkompeten seperti dalam pelatihan Softskill itu melibatkan pihak LPK,

Dosen,dan lain-lain dan untuk pelatihan mental dan disiplin disini BLK

melibatkan dari pihak TNI, dan sebelum lulus ada pengenalan industri

yang langsung melibatkan pihak dari perusahaan dan juga dalam materi

kelas lebih baik karena komposisi materi 30% dan praktek 70%. Adapun

fasilitas yang didapatkan peserta pada saat mengikuti pelatihan di BLK

adalah seragam, alat tulis, akomodasi dan juga sertifikat kelulusan. Namun

saat ini program pelatihan BLK mengalami hambatan dikarenakan adanya

pandemic covid sejak tahun 2019 hingga saat ini, yang menganggu

jalannya program pelatihan seperti saat ada kebijakan PSBB, PPKM dan

segala kebijakan yang membatasi segala kegiatan pelatihn.

72
4.3.3. Aspek Evaluasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi

Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan

Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang

Evaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis.

Para manajer sangat perlu untuk mengetahui ketika ada strategi yang

sudah diformulasikan tidak berjalan dengan baik. Evaluasi strategi

memiliki tiga aktifitas yang fundamental, yaitu mereview faktor-faktor

internal dan eksternal yang menjadi dasar untuk strategi saat ini, mengukur

performa dan mengambil langkah korektif.

Peneliti mewawancarai salah satu staf balai latihan kerja (BLK)

Kabupaten Karawang yaitu Ibu Iis Rahmawati. Amd. Selaku Bagian

Bidang staf TU di kantor balai latihan kerja (BLK) Kabupaten Karawang

pada tanggal 14 juni 2021, penelitipun menanyakan kepada beliau

mengenai apakah ada permasalahan yang ditemukan dilapangan dalam

pelaksanaan program BLK Kabupaten Karawang, Untuk Menekan

tingginya angka pengangguran di kabupaten karawang, beliau menjelaskan

bahwa:

“terkait program pelatihan, yang seing menjadi permasalahan


dilapangan adalah terkait siswa yang berhenti ditengah proses
pelatihan itu sering terjadi juga sampai di akhir 2019, terkait sering
terjadinya hal tersebut di tahun 2020 perserta wajib
menandatangani surat pernyataan siap mengikuti pelatihan sampai
selesai. Lalu yang masih menjadi evaluasi kita sampai sekarang

73
terkait tenaga intrukstur yang setiap tahun selalu berkurang
ditambah adanya sistem online dari kemenaker dimana tenaga
instruktur juga harus melalui website tersebut untuk daftar jadi kita
tidak bisa seleksi langsung secara offline”

Lalu Penelitipun mengajukan pertanyaan selanjutnya kepada Iis

Rahmawati. Amd. Selaku Bagian Bidang staf TU di kantor balai latihan

kerja (BLK) Kabupaten Karawang pada tanggal 14 juni 2021, apakah

pelaksanaan program tersebut sudah sesuai dengan harapan yang

diinginkan Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten

Karawang. Beliaupun Menjelaskan Bahwa:

“kalau sesuai harapan apa belum mungkin bisa dikatakan sudah


karena dari beberapa permasalahan sampai tahun 2018 kita masih
bisa memasukan lulusan dari BLK untuk masuk keperuhaan yang
ada dikarawang Cuma dari 2019 sampai sekarang saja yang masih
kita cari solusi lain memasukan lulusan BLK walaupun sistem
sudah online”

Peneliti mewawancarai salah satu Alumni peserta pelatihan di BLK

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang yaitu Anggar

Bagus W. Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada tanggal 4

juli 2021, penelitipun menanyakan kepada beliau apakah menurut anda

ada kekurangan selama mengikuti program yang diadakan oleh Balai

Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, beliau menjelaskan

bahwa:

“menurut saya selama menjadi peserta pelatihan tidak ada


kekurangan dari fasilitas alat pelatihan maupun dari intrukturnya
karena intruksturnya juga jelas dalam menjelaskan dan komukasi

74
saat pembelajaran lebih 2 arah karena saat praktek memang siswa
pelatihan yang harus lebih aktif bertanya selama praktikumnya”
Lalu peneliti mengajukan pertanyaan kepada Anggar Bagus W.

Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada tanggal 4 juli 2021,

penelitipun menanyakan kepada beliau apakah anda mendapatkan fasilitas

penyaluran kerja oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan

Transmmigrasi, beliau menjelaskan bahwa:

“untuk fasilitas penyaluran tenaga kerja saya engga dapet malah


kaya nyari kerja biasa ke Bursa Kerja Khusus (BKK), tapi denger-
denger ada beberapa peserta yang tersalurkan setelah mengikuti
pelatihan”
Peneliti mewawancarai salah satu Alumni peserta pelatihan di BLK

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang yaitu

Hamdani Valda. Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada

tanggal 4 juli 2021, penelitipun menanyakan kepada beliau apakah

menurut anda ada kekurangan selama mengikuti program yang diadakan

oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, beliau

menjelaskan bahwa:

“kalau kekurangan menurut saya sih ga ada karena pas ikut


pelatihan alat pelatihan otomotifnya lengkap jadi bisa maksimal
prakteknya, lebih banyaknya praktek justru bagus jadi peserta bisa
lebih cepat paham teori yang awal dikasih”

Lalu peneliti mengajukan pertanyaan kepada Hamdani valda.

Selaku Alumni Peserta Pelatihan dikediamannya pada tanggal 4 juli 2021,

penelitipun menanyakan kepada beliau apakah anda mendapatkan fasilitas

75
penyaluran kerja oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, beliau menjelaskan bahwa:

“kalau fasilitas dimasukin ke PT saya ga dapet malahan setelah


ikut BLK dan dapet setifikat nyari kerja kaya biasa aja gitu”

Dari pemaparan yang disampaikan informan di atas dalam aspek

aspek Evaluasi Strategi, berjalan baik karena sampai tahun 2019 tidak

sedikit kasus peserta BLK yang tidak mengikuti pelatihan hingga tuntas,

sehingga pada tahun 2020 UPTD BLK mengeluarkan kebijakan untuk

perbaikan dengan cara kepada setiap peserta yang akan mengikuti

pelatihan menandatangani surat pernyataan akan mengikuti proses

pelatihan sampai selesai. Dan untuk penyaluran siswa lulusan BLK ke

dunia kerja pada sampai tahun 2018 tidak mengalami kendala namun pada

tahun 2019 sampai sekarang yang menjadi kendala dikarenakan ada

perubahan sistem menjadi online. Temuan yang didapatkan peneliti ada

lulusan peserta BLK pada tahun 2017 yang tidak mendapatkan fasilitas

penyaluran tenaga kerja, hal ini bertentangan dengan yang disampaikan

pihak UPTD BLK bahwa setiap lulusan sebelum tahun 2018 mendapatkan

fasilitas penyaluran kerja dari pihak UPTD BLK.

76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang sudah di bahas oleh

peneliti, maka dapat di tarik kesimpulan bahawa proses Strategi dinas tenaga

kerja dan transmigrasi dalam program balai latihan kerja untuk menekan angka

pengangguran di Kabupaten Karawang dapat dinilai dengan tiga dimensi yaitu,

Perumusan Strategi, Implementasi Strategi dan Evaluasi Strategi.

5.1.1. Aspek Formulasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi

Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan

Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang.

Proses Strategi Dinas Tenagakerja dan transmigrasi Dalam Balai Latihan

Kerja Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang apabila

diukur dari aspek Formulasi Strategi, tidak maksimal dari rumitnya penambahan

tenaga pengajar di Balai Latihan Kerja dikarenakan sampai tahun 2018 UPTD

BLK bisa melakukan seleksi secara langsung tetapi mulai tahun 2019 sampai

sekarang untuk tenaga baru pengajar harus mendaftar melalui website sisnaker

sehingga menghambat proses rekrutmen yang biasanya cepat sekarang menjadi

lebih lama, perumusan strategi pada program BLK sudah melibatkan beberapa

stake holder seperti Kepala DISNAKETRANS , Kepala BLK, Bupati, DPRD di

dalam program BLK sendiri terdapat 11 jurusan yang dapat dipilih masyarakat

yaitu; Teknik Otomotif, Teknik Las, Teknologi Informasi dan Komunikasi,

77
Garmen Apparel, Elektronika, Refrigeration, Processing, Teknik Listrik, Teknik

Manufaktur, Handycraft, Bisnis dan Manajemen. Dengan sosialisasi program

BLK dilakukan secara online melalui media sosial Instagram dan Facebook.

5.1.2. Aspek Implementasi Strategi Dinas Tenagakerja dan

Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK)

Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang

Proses Strategi Dinas Tenagakerja dan transmigrasi Dalam Balai Latihan

Kerja Untuk Menekan AngkaPengangguran Di Kabupaten Karawang apabila

diukur dari aspek Implementasi Strategi, sudah berjalan dengan baik karena dalam

implementasi program tersebut sudah melibatkan pihak-pihak yang berkompeten

seperti dalam pelatihan Softskill itu melibatkan pihak LPK, Dosen,dan lain lain

dan untuk pelatihan mental dan disiplin disini BLK melibatkan dari pihak TNI,

dan sebelum lulus ada pengenalan industri yang langsung melibatkan pihak dari

perusahaan dan juga dalam materi kelas lebih baik karena komposisi materi 30%

dan praktek 70%. Adapun fasilitas yang didapatkan peserta pada saat mengikuti

pelatihan di BLK adalah seragam, alat tulis, akomodasi dan juga sertifikat

kelulusan. Setiap peserta akan mendapatkan fasilitias seragam, alat tulis,

akomodasi, sertifikat, asuransi, dan asrama tempat tingal 10 kamar yang bisa

digunakan dari total 20 kamar yang tersedia. Namun saat ini program pelatihan

BLK mengalami hambatan dikarenakan adanya pandemic covid sejak tahun 2019

hingga saat ini, yang menganggu jalannya program pelatihan seperti saat ada

78
kebijakan PSBB, PPKM dan segala kebijakan yang membatasi segala kegiatan

pelatihan.

5.1.3. Aspek Evaluasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi

Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan

Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang

Proses Strategi Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi dalam

Balai Latihan Kerja Untuk Menekan Angka Pengangguran Di

Kabupaten Karawang apabila diukur dari aspek Evaluasi Strategi,

berjalan baik karena sampai tahun 2019 tidak sedikit kasus peserta

BLK yang tidak mengikuti pelatihan hingga tuntas, sehingga pada

tahun 2020 UPTD BLK mengeluarkan kebijakan untuk perbaikan

dengan cara kepada setiap peserta yang akan mengikuti pelatihan

menandatangani surat pernyataan akan mengikuti proses pelatihan

sampai selesai. Dan untuk penyaluran siswa lulusan BLK ke dunia

kerja pada sampai tahun 2018 tidak mengalami kendala namun pada

tahun 2019 sampai sekarang yang menjadi kendala dikarenakan ada

perubahan sistem menjadi online. Temuan yang didapatkan peneliti

ada lulusan peserta BLK pada tahun 2017 yang tidak mendapatkan

fasilitas penyaluran tenaga kerja, hal ini bertentangan dengan yang

79
disampaikan pihak UPTD BLK bahwa setiap lulusan sebelum tahun

2018 mendapatkan fasilitas penyaluran kerja dari pihak UPTD BLK.

5.2. Saran

5.2.1. Aspek Formulasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi

Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan

Tingginya Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang.

Untuk memaksimalkan formulasi strategi Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi dalam program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk

Menekan angka pengangguran di Kabupaten Karawang, peneliti

menyarankan agar pihak yang dilibatkan dalam perumusan strategi

melibatkan pihak dari luar sektor pemerintahan misalkan dari

Akademisi atau Lembanga Kursus dan Pelatihan.

5.2.2. Aspek Implementasi Strategi Dinas Tenagakerja dan

Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK)

Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten

Karawang.

Untuk memaksimalkan implementasi strategi Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi dalam program Balai Latihan Kerja (BLK)

untuk menekan angka pengangguran di kabupaten karawang, peneliti

menyarankan agar selain pada peserta hanya disalurkan ke perusahan

tetapi juga bagaimana caranya lulusan BLK bisa membuat lapangan

pekerjaan karena ada pelatihan kewirausahaan yang bekerja sama

80
dengan kecamatan dan juga desa tetapi setelah pelaksanaan pelatihan

tidak ada tindak lanjut, peneliti menyarankan harus adanya

komunikasi antar dinas terkait penyelesaian masalah tenaga kerja

misalnya dengan Dinas koperasi dan Usaha Kecil Menengah terkait

modal usaha, atau bisa menggunakan Corporate Social Responbility

(CSR).

5.2.3. Aspek Evaluasi Strategi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi

Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan

Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang

Untuk memaksimalkan Evaluasi Strategi Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi dalam program Balai Latihan Kerja (BLK) untuk

menekan angka pengangguran di Kabupaten Karawang, peneliti

menyarankan agar dalam evaluasi program tersebut melibatkan

pihak-pihak yang terlibat juga dalam formulasi program tersebut

karena yang terjadi dilapangan dalam melakukan evaluasi program

yang terlibat hanya kepala dinas, kepala BLK dan beberapa kepala

bagian di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

81
82
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

D., F. R. (2011). Manajement Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing.


Jakarta: Salemba Empat.
Grant, Robert. 2009. (Penerjemah JR. Purba), Manajemen Strategi.

Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, Lexy J. 2004. Metode penelitian Kualitatif. Jakarta: Remaja


Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. (2005). Metode penelitian Sosial. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. (2011). Metode penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyadi Subri. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia : Perspektif Pembangunan.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Oemar Hamalik. 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia : Manajemen
Pelatihan Ketenagakerjaan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pearce,II John A. dan Robinson, Jr Richard B,2008. Manajemen Strategis.

Jakarta: Salemba Empat.

Rangkuti, Freddy, 2006.Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama

Suroto.1992.StrategiPembangunan dan Perencanaan KesempatanKerja.


Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

41
Siswanto Sastrohadiwiryo. 2000. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia

PendekatanAdministrastif dan Operasional. Jakarta:Bumi Aksara

Sugiyono. (2011). Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:

Alfabeta.Pito, Andrianus, Toni dkk. 2006. Mengenal Teori-teori Politik.

Bandung:Nuansa.

Reksohadiprodjo, Sukanto. 2010. Manajemen Strategi. Yogyakarta :BPFE.

Usman Husaini, Setiadi dan Akbar Purnomo. (2017). Metodelogi Penelitian


Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

W. Creswell. J. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelaja

41
44

LAMPIRAN

Transkip 1

Nama : Iis Rahmawati

Peran : Staf Balai Latihan Kerja

Tanggal : 14 Juni 2021

Pertanyaan : Strategi Apa Yang Dimiliki Oleh BLK Kabupaten Karawang,

Untuk Menekan tingginya angka pengangguran di Kabupaten Karawang ?

Jawaban : Dalam Menekan tingginya angka pengangguran di kabupaten

karawang sesuai dengan visi misi DISNAKERTRANS Kabupaten Karawang

dalam Program balai latihan kerja (BLK) di Kabupaten Karawang. Program yang

selanjutnya dimaksud strategi untuk menekan tingginya angka penganggguran di

kabupaten karawang ini di bentuk dan diputuskan langsung dari

DISNAKERTRANS sehingga bercabang kepada balai latihan kerja (BLK) DI

TINGKAT Kecamatan yang mengacu kepada peraturan pemerintah RI NO 31

Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan kerja Nasional. Tujuannya untuk

meningkatkan tingginya angka pengangguran di kabupaten karawang.

Pertanyaan : Bagaimana Perumusan Strategi Dinas Tenagakerja dan

Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka

Pengangguran Di Kabupaten Karawang.

42
45

Jawaban : Sejauh ini usaha disnaketrans kabupaten karawang untuk

menekan tinggi nya angka pengangguran dikabupaten karawang dengan program

balai latihan kerja yang didalam nya sekarang ada 11 jurusan yang bisa dipillih

oleh masyarakat, seperti teknik otomotif, teknik las, Teknologi informasi dan

komunikasi, garmen apparel, elektronika dan lain-lain, selain pelatihan berbasis

kompetensi kita juga memberikan pelatihan Mobile Training unit tidak hanya itu

kita juga memberikan pelatihan kewirausaan kepada masyarakat dalam pelatihan

kewirausahaan yang berkerja sama dengan desa dan juga kecamatan jadi kita lebih

berusaha untuk jemput bola sampai alat untuk pelatihannya semua kita siapkan.

Pertanyaan : Pihak – pihak mana saja yang terlibat dalam perumusan Strategi

Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan Kerja (BLK)

Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang.

Jawaban : Pihak yang telibat dalam perumusan program BLK yaitu

BUPATI, DPRD, Kepala Dinas dan Kepala BLK Kab.karawang jadi kita rumus

kan dengan melihat seberapa tinggi angka pengangguran di karawang lalu

kebutuhan tenaga kerja apa saja yang dibutuhkan dikarawang seperti otomotif,

teknik listrik dan lain-lain.

Pertanyaan : Adakah Kelemahan dan kekurangan dalam Strategi yang sudah

dirumuskan Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Dalam Program Balai Latihan

Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten Karawang.

42
46

Jawaban : Kekurangan paling dirasakan saat implementasi program

sekarang lebih ke sumber daya intruksur dimana setiap tahun selalu berkurang

ditahun 2018 tenaga intrukstur kita 25 orang, tahun 2019 20 orang, tahun 2020 13

orang, tahun 2121 sisa 9 orang dan ditahun depan paling sisa 8 orang karena 1

orang intruktur akan pensiun, kelemahan lain dan paling penting adalah

penyaluran tenaga kerja yang sudah siap setelah mengikuti pelatihan, karena

sampai akhir tahun 2018 kita masih bisa menyalurkan tenaga kerja ke perusahaan

yang ada dikarawang kurang lebih ada 10 perusahaan dikarawang yang biasa kita

salurkan dan 1 perusahaan dicikarang.

Pertanyaan : Pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam pelaksanaan program

pelatihan tenaga kerja yang diadakan BLK Kabupaten Karawang, Untuk Menekan

tingginya angka pengangguran di kabupaten karawang, beliau menjelaskan

bahwa:

Jawaban : Pihak yang terlibat dalam proses pelatihan yang ada di UPTD

BLK karawang, kalau dari internal hanya tenaga intruktur saja, kalau dari ekstenal

UPTD BLK yang kami libatkan biasanya dari Lembaga Kursus dan Pelatihan

(LPK), Dosen dan lain lain dalam pelatihan softskill, lalu untuk pelatihan mental

dan disiplin biasanya kita bekerja sama dengan TNI, dan juga melibatkan pihak

dari perusahaan untuk pengenalan industry.

42
47

Pertanyaan : Faktor-faktor apa saja yang menjadi kelemahan Program Balai

Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten

Karawang.

Jawaban : Kalau hambatan yang sekarang kita temui dilapangan adalah

perubahan sistem yang tadinya pendaftaran siswa itu offline sekarang ada yang

online melalui website kemenaker yang mulai digagas oleh kementrian

ketenagakerjaan pada tahun 2019 sampai sekarang, terakhir 2018 kita masih bisa

menyalurkan siswa blk yang sudah lulus ke perusahaan, selain hambatan tersebut

hambatan lain di internal juga terkait perawatan fasilitas sekarang asrama peserta

yang jauh dari BLK ada 20 kamar tapi sekarang hanya bisa di gunakan 10 kamar

saja, kalau hambatan dari luar sekarang yang dialami adalah terkait pandemic

covid-19, jadi ketika seperti ada kebijakan PSBB sementara pelatihan kita

liburkan, dan selain itu ada fasilitas asuransi juga yang disediakan sama UPTD

BLK.

Pertanyaan : Adakah hambatan yang ditemukan dilapangan saat berjalannya

Program Balai Latihan Kerja (BLK) Untuk Menekan Angka Pengangguran Di

Kabupaten Karawang.

Jawaban : Hambatan yang dialami saat program berjalan lebih dari siswa

perserta pelatihan karena tidak jarang ada siswa pelatihan yang tidak sampai

tuntas melaksanakan pelatihan terkadang berhenti di tengah jalan sehingga kita

harus mencari gantinya.

42
48

Pertanyaan : Apakah ada permasalahan yang ditemukan dilapangan dalam

pelaksanaan program BLK Kabupaten Karawang, Untuk Menekan tingginya

angka pengangguran di Kabupaten Karawang.

Jawaban : Terkait program pelatihan, yang seing menjadi permasalahan

dilapangan adalah terkait siswa yang berhenti ditengah proses pelatihan itu sering

terjadi juga sampai di akhir 2019, terkait sering terjadinya hal tersebut di tahun

2020 perserta wajib menandatangani surat pernyataan siap mengikuti pelatihan

sampai selesai. Lalu yang masih menjadi evaluasi kita sampai sekarang terkait

tenaga intrukstur yang setiap tahun selalu berkurang ditambah adanya sistem

online dari kemenaker dimana tenaga instruktur juga harus melalui website

tersebut untuk daftar jadi kita tidak bisa seleksi langsung secara offline.

Pertanyaan : Apakah pelaksanaan program tersebut sudah sesuai dengan

harapan yang diinginkan Untuk Menekan Angka Pengangguran Di Kabupaten

Karawang.

Jawaban : Kalau sesuai harapan apa belum mungkin bisa dikatakan sudah

karena dari beberapa permasalahan sampai tahun 2018 kita masih bisa

memasukan lulusan dari BLK untuk masuk keperuhaan yang ada dikarawang

Cuma dari 2019 sampai sekarang saja yang masih kita cari solusi lain memasukan

lulusan BLK walaupun sistem sudah online”

42
49

Transkip 2

Nama : Anggar Bagus W

Peran : Alumni Peserta BLK

Tanggal : 4 Juli 2021

Pertanyaan : Dari mana anda mengetahui program pelatihan tenaga kerja yang

diadakan oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmmigrasi.

Jawaban : Saya mengetahui adanya program pelatihan dari instagram UPTD

BLK karawang, lalu datang langsung ke kantor UPTD BLK untuk menanyakan

langsung terkait pendaftaran menjadi peserta dan ada pelatihan apa saja diBLK

karawang.

Pertanyaan : Apakah menurut anda program pelatihan kerja yang diadakan

Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang

ini sesuai dengan kebutuhan para pencari kerja.

Jawaban : menurut saya program tersebut sesuai kebutuhan para pencari

kerja karena pilihan pelatihan kejuruan juga ada banyak dan sesuai dengan

kebutuhan lapangan perkejaan yang ada dikarawang.

Pertanyaan : Apakah menurut anda sebagai salah satu lulusan BLK karawang

pelatihan yang diberikan berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anda dalam

42
50

program yang diadakan oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan

Transmmigrasi.

Jawaban : Menurut saya pelatihan yang diberikan sangat bagus karena lebih

banyak praktek dari pada teori dan biasanya dalam pengajaran diawali teori lalu

langsung praktek jadi lebih gampang siswa menerima materi.

Pertanyaan : Fasilitas apa saja yang anda dapatkan saat menjadi siswa

pelatihan yang diadakan oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan

Transmmigrasi.

Jawaban : Fasilitas yang saya dapatkan saat menjadi peserta pelatihan yaitu

seragam, alat tulis, uang akomodasi, sertifikat juga, berhubung tempat tinggal

tidak terlalu jauh dari BLK jadi ga dapet fasilitas asrama yang ada di UPTD BLK

Karawang.

Pertanyaan : Apakah menurut anda ada kekurangan selama mengikuti program

yang diadakan oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Jawaban : Menurut saya selama menjadi peserta pelatihan tidak ada

kekurangan dari fasilitas alat pelatihan maupun dari intrukturnya karena

intruksturnya juga jelas dalam menjelaskan dan komukasi saat pembelajaran

lebih 2 arah karena saat praktek memang siswa pelatihan yang harus lebih aktif

bertanya selama praktikumnya.

42
51

Pertanyaan : Apakah anda mendapatkan fasilitas penyaluran kerja oleh Balai

Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmmigrasi.

Jawaban : Untuk fasilitas penyaluran tenaga kerja saya engga dapet malah

kaya nyari kerja biasa ke Bursa Kerja Khusus (BKK), tapi denger-denger ada

beberapa peserta yang tersalurkan setelah mengikuti pelatihan”

42
52

Transkip 3

Nama : Hamdani Yalda

Peran : Alumni Peserta BLK

Tanggal : 4 Juli 2021

Pertanyaan : Dari mana anda mengetahui program pelatihan tenaga kerja yang

diadakan oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmmigrasi.

Jawaban : Saya mengetahui program tersebut saat sedang ke BKK yang

bertempat DI SMK 1 Karawang, kemudian langsung mendatangi kantor BLK

Kabupaten Karawang untuk mendaftar.

Pertanyaan : Apakah menurut anda program pelatihan kerja yang diadakan

Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang

ini sesuai dengan kebutuhan para pencari kerja.

Jawaban : Menurut saya sesuai karena melihat beberapa jurusan sesuai

dengan kebutuhan industri yang ada dikarawang”

Pertanyaan : Apakah menurut anda sebagai salah satu lulusan BLK karawang

pelatihan yang diberikan berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anda dalam

program yang diadakan oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan

Transmmigrasi.

42
53

Jawaban : Menurut saya cukup berkualitas karena setelah sedikit dikasih

teori kita langsung praktek dan lebih banyak praktek dari pada teori jadi lebih

cepat memahami teori yang awal diberikan ditunjang juga fasilitas alat praktek

yang lengkap.

Pertanyaan : Fasilitas apa saja yang anda dapatkan saat menjadi siswa

pelatihan yang diadakan oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan

Transmmigrasi.

Jawaban : Fasilitas yang saya dapatkan saat menjadi peserta pelatihan

seragam, alat tulis, akomodasi dan sertfikat setelah lulus mengikuti pelatihan.

Pertanyaan : Apakah menurut anda ada kekurangan selama mengikuti program

yang diadakan oleh Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Jawaban : Kalau kekurangan menurut saya sih ga ada karena pas ikut

pelatihan alat pelatihan otomotifnya lengkap jadi bisa maksimal prakteknya, lebih

banyaknya praktek justru bagus jadi peserta bisa lebih cepat paham teori yang

awal dikasih.

Pertanyaan : Apakah anda mendapatkan fasilitas penyaluran kerja oleh Balai

Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmmigrasi.

42
54

Jawaban : Kalau fasilitas dimasukin ke PT saya ga dapet malahan setelah

ikut BLK dan dapet setifikat nyari kerja kaya biasa aja gitu”

42
55

Dokumentasi

NO KETERANGAN FOTO

Surat Penelitian Dari

Kesatuan Bangsa Dan

Politik Kabupaten

Karawang

2
Surat Tanda Terima Dari

Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Kabupaten

Karawang atas surat

Rekomendasi Penelitian

42
56

Wawancara Peneliti

Bersama Ibu Iis Rahmawati

Sebagai Staff Balai Latihan

Kerja

4
Wawancara Peneliti

Bersama Hamdani Valda

Sebagai Alumni Peserta

Balai Latihan Kerja

Kabupaten Karawang

42
57

Wawancara Peneliti

Bersama Anggar Sebagai

Alumni Peserta Balai

Latihan Kerja Kabupaten

Karawang

6 Foto kondisi Depan Kantor

Dinas Tenaga Kerja dan

transmigrasi Kabupaten

Karawang

Foto tampak Depan Balai

7 Latihan Kerja (BLK)

Kabupaten Karawang

42
58

42

Anda mungkin juga menyukai