Man 1 Kuantan Singingi - Zhafirah Wardani Dan Cici Amelia Deprita
Man 1 Kuantan Singingi - Zhafirah Wardani Dan Cici Amelia Deprita
PENELITI:
ZHAFIRAH WARDANI
CICI AMELIA DEPRITA
Bidang:
Ilmu Sosial dan Humaniora (ISH)
1
adanya regulasi?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap regulasi perizinan pengambilan kayu jalur?
4. Bagaimana efektivitas penetapan regulasi perizinan pengambilan kayu jalur bagi masyarakat desa?
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan analisis deskriptif. Peneliti menggunakan metode
triangulasi sumber dimana peneliti mencoba membandingkan hasil penelitian dari berbagai teknik
pengumpulan data yaitu pengamatan, wawancara dan kuisioner dengan dokumen yang sudah ada.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh desa yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi dengan
sampel 69 desa yang dipilih secara purposive sampling. Untuk lebih jelasnya, pemaparan lengkap dapat
dilihat pada poin-poin berikut.
WAKTU PELAKSANAAN
NO. KEGIATAN JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi lapangan
2. Validasi kuisioner dan
daftar pertanyaan
wawancara
3. Wawancara dengan DLHK,
Dinas Pariwisata, dan KPH
Singingi
4. Penyebaran dan penarikan
kuisioner kepada 69 desa
5. Pengolahan dan analisis
data hasil penelitian
6. Penulisan laporan hasil
penelitian
Keenam kegiatan seperti pada tabel di atas akan dilakukan langsung dilapangan. Pertama, di
MAN 1 Kuantan Singingi. Kedua, di lokasi setiap pemerintah kabupaten, dinas-dinas terkait. Ketiga,
penyebaran kuesioner kepada pemerintah desa dengan mendatangi langsung lokasi dari desa tersebut.
kegiatan akan didampingi langsung oleh peneliti disertai pembimbing.
Jika populasi sejumlah 218 desa dan taraf kesalahan sebesar 10% maka:
218 218 218 218
𝑛 = 1+218 .(10%) = = = = 68,55~69
1+218 .0,01 1+2,18 3,18
Sementara untuk menentukan desa yang menjadi populasi dilakukan dengan purposive sampling
atau pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah:
1. Daerah yang lebih dekat dengan tempat peneliti, yaitu sekitar MAN 1 Kuantan Singingi.
2. Daerah yang aktif mengikuti festival pacu jalur setiap tahunnya
3. Daerah yang memiliki hutan yang cukup luas.
Dari pertimbangan tersebut, maka didapatkan nama-nama desa yang menjadi sampel penelitian
seperti pada Lampiran 1. Pada kuesioner akan memuat pertanyaan-pertanyaan tegas untuk diisi oleh
perangkat desa. Terdapat 15 rancangan pertanyaan dan pernyataan yang akan dituliskan seperti pada
poin-poin berikut.
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya pemberitaan kelangkaan kayu jalur yang mengancam
keberlangsungan tradisi pacu jalur?
2. Menurut Bapak/Ibu, apakah illegal logging menjadi salah satu faktor kelangkaan kayu jalur?
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah tidak melakukan reboisasi menjadi salah satu faktor kelangkaan kayu
jalur?
4. Apakah Bapak/Ibu setuju peralihan lahan juga termasuk ke dalam faktor kelangkaan kayu jalur?
5. Menurut Bapak/Ibu, apakah polisi hutam cukup efektif dalam menjaga kuantitas hutan?
6. Apakah Bapak/Ibu setuju jika bahan pembuatan jalur berasal dari bahan fiber?
7. Apakah Bapak/Ibu setuju pacu jalur ditiadakan dengan alasan tidak tersedianya lagi kayu jalur?
8. Apakah Bapak/Ibu mengetahui regulasi perizinan pengambilan kayu jalur yang dibuat oleh
pemerintah kabupaten?
9. Apakah Bapak/Ibu meyakini upaya ini efektif dalam mengatasi kelangkaan kayu jalur?
10. Apakah Bapak/Ibu meyakini upaya ini efektif dalam melestarikan tradisi Kabupaten Kuantan
Singingi?
b. Wawancara
Upaya memvalidasi kebenaran data dan fakta peneliti lakukan melalui wawancara bersama
pemerintah kabupaten. Pemerintah yang memiliki keterlibatan erat mengenai topik ini adalah Dinas
Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, dan UPT KPH Singingi. pertanyaan-pertanyaan yang akan
6
diajukan adalah:
1. Apakah benar sudah diterapkan regulasi perizinan pengambilan kayu jalur untuk setiap desa di
Kabupaten Kuantan Singingi?
2. Apa penyebab dibuatnya regulasi perizinan pengambilan kayu jalur?
3. Bagaimana SOP pengambilan kayu jalur yang harus dilakukan oleh pemerintah desa?
4. Berapa dan dimana lahan yang akan digunakan sebagai sumber pengambilan kayu jalur?
5. Bagaimana efektivitas dari regulasi ini bagi pemerintah desa dan kabupaten?
7
BAB 4. DAFTAR PUSTAKA
8
Lampiran 1. Sampel Penelitian
1. Banjar benai
2. Benai kecil
3. Gunung kesiangan
4. Pulau ingu
5. Pulau lancang
6. Siberakun
7. Teluk beringin
8. Pulau mungkur
9. Pisang berebus
10. Petapahan
11. Kampung baru
12. Sungai kelilawar
13. Lubuk ambacang
14. Mudik ulo
15. Serosah
16. Sungai alah
17. Sungai pinang
18. Bukit kauman
19. Luai
20. Sungai manau
21. Saik
22. Kinali
23. Pulau binjai
24. Rantau sialang
25. Bukit pedusunan
26. Banjar padang
27. Banjar guntung
28. Kasang
29. Pebaun hilir
30. Pebaun hulu
31. Sangau
32. Koto lubuk jambi
33. Bandar alai kari
34. Koto kari
35. Koto taluk
36. Pintu gobang
37. Pulau godang
38. Pulau aro
39. Pulau banjar
40. Pulau kedundung
41. Sawah
42. Seberang taluk
43. Padang tanggung
44. Pauh angit
45. Banuaran
46. Pulau rengas
9
47. Pulau kumpai
48. Kampung baru sentajo
49. Koto sentajo
50. Pulau komang sentajo
51. Pulau kopung sentajo
52. Sikakak
53. Pulau jambu
54. Pulau panjang
55. Pulau bayur
56. Kampung baru koto
57. Pulau busuk
58. Pulau sipan
59. Sitorajo
60. Banjar nantigo
61. Kampung tengah
62. Pulau panjang hilir
63. Pulau madinah
64. Kepala pulau
65. Pulau kijang
66. Sungai sorik
67. Toar
68. Ketaping jaya
69. Kampung medan
10