Anda di halaman 1dari 4

TRADISI BERSIH DESA PENCAK SUMPING DALAM PRESPIKTIF

ADAT DI DUSUN MANDALUKO, DESA TAMAN SURUH,


KABUPATEN BANYUWANGI

LATAR BELAKANG
Banyuwangi adalah sebuah Kabupaten di ujung Timur pulau jawa suku Osing yang
menjadi mayoritas suku di Kabupaten ini. Kabupaten Banyuwangi adalah Kabupaten terluas
di Jawa Timur dengan luas 5.782 km². Yang berbatasasan sebelah Utara Kabupaten
Situbondo, sebelah timur berbatasan dengan selat Bali, sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Bondowoso dan sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Jember Kabupaten
banyuwangi memiliki 25 kecamatan dan yang terbanyak penduduk suku Osing terdapat di
kecamatan Glagah, Rogojampi, Licin, Kalipuro, giri, Banyuwangi. (sutarto 2006)
Penduduk Banyuwangi terdiri dari berbagai suku yang mendiami dan membuat
pemukiman diantaranya adalah suku Jawa, Bali, Madura. Sehingga Banyuwangi dikenal
sebagai daerah Seni Budaya (cultur area) yang kaya akan seni budaya hasil dari kalangan
masyarakat suku yang singgah di Banyuwangi Keunikan seni budaya Banyuwangi
merupakan proses transformasi budaya yang menjadi locaal genius, hingga akhirnya
berperan dan berfungsi sebagai cultural identity (identitas budaya) baru dan khas milik
Banyuwangi yaitu tari Gandrung yang merupakan proses transformasi dari unsur-unsur
budaya Jawa dan Bali yang kemudian melahirkan suatu bentuk identitas budaya. (PCNU
Banyuwangi 2016)
Tradisi dalam kamus antropologi sama dengan adat istiadat, yakni kebiasaan-
kebiasaan yang bersifat magic-religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi
mengenai nilai-nilai budaya, norma-norma, hukum dan aturan- aturan yang saling berkaitan,
dan kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan yang sudah benar serta mencakup segala
konsepsi sistem budaya dari suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan sosial.(A rriyono
dan siregar 1985) Sedangkan dalam kamus sosiologi, diartikan sebagai adat istiadat dan
kepercayaan yang secara turun temurun dapat dipelihara.(Soekanto 1993) Di Banyuwangi
sendiri terdapat banyak tradisi yang masih dipelihara atau dilaksanakan sampai saat ini.
Kabupaten Banyuwangi memiliki segudang seni kebudayaan dan tradisi yang
berbasis pada etnik suku tersebut. Beberapa bentuk Budaya di masyarakat banyuwangi
merupakan kesenian asli maupun perpaduan budaya antar etnik tersebut (Dariharto, 2009)
diantaranya adalah gandrung, angklung caruk, angklung paglak, angklung blambangan,
kuntulan, hadrah, gedogan, bordah, patrol, barong teater, barong arak-arakan, damarwulan/
jinggoan/ janger, bali-balian/ balaganjur, praburoro/ rengganis, jaranan buto, jaranan pegon,
reog, mocoan pacul goang/ campursari banyuwangen, campursari jowoan, tabuhan boning/
pesisiran, wayang kulit, ludruk, aljin, barongsai, wayang topeng, pencak silat, jaran kencak,
kendhang kempul, keroncong, samroh, gambus, marawis, seblang dan pencak sumping
Berdasarkan kajian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian Pencak
Sumping yang ada di Dusun Mandaluko, Desa Taman Suruh. Karena perkembangan zaman
sebagian masyarakat jarang tau tentang Pencak Sumping ini bahkan tidak mengetahui
tentang keberadaan tradisi Pencak Sumping tersebut. , itu dikarenakan pentas seni ini hanya
dilakukan sekali dalam setahun dan tidak banyak menarik wisatawan lokal maupun asing..
Maka dari itu perlu diadakan suatu pengkajian terhadap Pencak Sumping ini yang hanya
dilakukan setahun sekali di Desa Taman Suruh, Dusun Mandaluko. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ TRADISI BERSIH DESA PENCAK
SUMPING DALAM PRESPIKTIF ADAT DI DUSUN MANDALUKO, DESA TAMAN
SURUH, KABUPATEN BANYUWANGI”

METODE PENELITIAN
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan.
Tahap Pertama yaitu teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan studi kepustakaan. Data-data tersebut dapat bersumber dari naskah,
wawancara, catatan lapangan, maupun sebuah dokumen yang kemudian dideskripsikan,
dirangkai, serta disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap
kenyataan atau realitas dari suatu permasalahan yang akan diteliti. Tahap kedua yaitu
melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang didapatkan dari narasumber di lapangan.
Kritik di dalam metode sejarah di bagi menjadi dua bagian tertentu yaitu “kritik ekstren”
dan “kritik intern” (Kuntowijoyo, 2003). Kemudian data yang telah terkumpul selanjutnya
dikembangkan dengan menggunakan teori sejarah.

RUANG LINGKUP

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah penulis paparkan di atas, maka perlu
dibuat ruang lingkup penelitian agar peneliti lebih terfokus pada satu masalah yang dibahas.
1. Batasan temporal
Batasan temporal dalam penelitian ini adalah dari tahun 2023- 2024. Alasan penulis
memilih dari tahun 2023-2024 karena untuk guna memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Lisan , tradisi Pencak Sumping merupakan tradisi yang masih bersifat
tradisional dengan keasliannya. Berbagai alat musik tradisional yang digunakan, dan
tata cara pelaksanaannya yang unik menjadi ciri khas tradisi suku Osing di dusun
Mandaluko, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.

2. Batasan spasial
Batasan spasial penelitian ini yaitu di Dusun Mandaluko, Kabupaten Banyuwangi
karena peneliti berasal dari daerah Kabupaten Banyuwangi sehingga memungkinkan
mudah untuk melakukan penelitian. Acara Bersih Desa Pencak Sumping yang
dilakukan dalam adat di Dusun Mandaluko di Banyuwangi merupakan salah satu
keunikan yang membuat penulis tertarik untuk menelitinya, karena berbeda dari cara
Tradisi di daerah lainnya. Hal tersebut yang membuat penulis memilih Dusun
Mandaluko dalam batasan spasial. Begitu juga dengan kekhasan Pencak Sumping
sebagai Tradisi yang bersejarah bagi orang Suku Osing khususnya masyarakat
Dusun Mandaluko yang membuat penulis tertarik untuk menelitinya.
RUMUSAN MASALAH
Tradisi bersih desa Pencak Sumping adalah sebuah pertunjukan seni tradisional
dusun Mandaluko , Desa Taman Suruh , Banyuwangi, Jawa Timur. Rumusan masalah
mengenai Tradisi bersih desa Pencak Sumping dapat berkaitan dengan asal – usul Tradisi
Pencak Sumping tersebut, tatangan dalam mempertahanakan warisan budaya di dusun
Mandaluko, desa Taman Suruh.

TUJUAN

Adanya penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Lisan
serta untuk mengetahui Tradisi Pencak Sumping di Kabupaten Banyuwangi, juga untuk
mengetahui, peran simbolis dalam budaya setempat, serta tatangan dalam mempertahanakan
warisan budaya. Acara tradisi Pencak Sumping juga merupakan kesenian tradisional unik
dan sakral yang membawa makna budaya dan spiritual yang mendalam bagi masyarakat di
dusun Mandaluko sendiri dan juga penelitian ini bertujuan untuk media promosi memperluas
populeritas budaya dan tradisi di Banyuwangi khususnya Tradisi Pencak Sumping yang ada
di dusun Mandaluko dan menumbuhkan kencintaan terhadap tradisi lokal atau tradisi dari
daerah sendiri, karena tradisi ini harus tetap ada dan harus terus di lestarikan.

Anda mungkin juga menyukai