Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan
menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan melakukan ‘apa
yang benar’ dan ‘baik’ untuk menentang apa yang ‘salah’ dan ‘buruk’.
Etika Bisnis, adalah acuan bagi Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk dalam
berinteraksi dengan pemangku kepentingan.
Etika Kerja, adalah sistem nilai atau norma yang dianut oleh setiap Pimpinan dan Karyawan
dalam melaksanakan tugasnya termasuk etika hubungan antar Karyawan dan Perusahaan.
Kebijakan Etika Perusahaan (Code of Conduct), adalah sekumpulan komitmen yang terdiri
dari etika bisnis Perusahaan dan etika kerja Karyawan Perusahaan yang disusun untuk
membentuk, mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai keluaran yang
konsisten yang sesuai dengan budaya Perusahaan dalam mencapai visi dan misinya. Etika bisnis
sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan
dan memecahkan persoalan perusahaan. Mengapa demikian? Karena semua keputusan
perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik
kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh
terhadap keputusan perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi bisnis
ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :
Pemilik (owner) atau Pemegang Saham. Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide
seseorang atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya
(modal) untuk membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa
kelak dikemudian hari akan mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka
mengorganisasi, mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.
Karyawan (employee). Karyawan dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk
menjalankan kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja
seluruh karyawan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Kreditor (creditor). Adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman
kepada perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan
persyaratan tertentu untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan
dapat dikembalikan tepat waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.
Pemasok (supplier). Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi
ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung
pada kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu.
Misalnya pemasok kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative
langkah dan sulit untuk memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi
terhadap pemangku kepentingan tidak selalu lemah.
Pelanggan (customer). Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus
dalam memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan
mereka. Oleh karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi
individu yang menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan
konsumen). Suatu perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer.
Customer merupakan target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya.
Untuk menarik seorangcustomer, suatu perusahaan harus menyediakan produk dan
layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat. Misalnya, suatu oragnisasi dapat
memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi pelanggan tidak dapat
memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.
Pesaing. Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan
tentang pesaing dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari
pesaing langsung. Pesaing langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam
industri, seperti yang diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan
Suzuki, Jatayu Air dan Adam Air adalah pesaing langsung satu sama lain.
Pemerintah. Pemerintah misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan
perijinan.Dalam masyarakat yang masih ditandai dengan adanya KKN yang masih kuat,
bukan tidak mungkin kekuasaan pemerintah dalam memberikan perijinan dapat
mengagalkan semua rencana yang disusun oleh perusahaan.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:
Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena
itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun
secara kelompok.
a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus
berkualitas dan memberikan rasa aman, demikian juga kemasannya.
b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang
mereka beli, termasuk perusahaan yang menghasilkan barang tersebut.
c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arah harus dibentuk, yaitu untuk
menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk
menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari perusahaan.
d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan, misalnya pendidikan
tentang bagaimana menggunakan dan memelihara produk. Perusahaan harus
menyediakan program pendidikan agar pelanggan memperoleh informasi
barang dan jasa yang akan dibelinya.
e. Hak untuk memilih. Hal terpenting dalam persaingan adalah memberikan hak
untuk memilih barang dan jasa yang mereka perlukan. Tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tidak mengganggu persaingan dan mengabaikan undang-
undang antimonopoly (antitrust).
4. Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawab perusahaan terhadap investor
adalah menyediakan pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba.
Selain itu, perusahaan juga bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja keuangan
kepada investor seakurat mungkin.
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap
masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta
kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan tersebut berada
Peraturan merupakan produk hukum yang wajib ditaati dan menjadi pedoman. Oleh karena
itu, kepatuhan terhadap hukum merupakan standar dari etika yang harus dijalankan. Memahami
hukum dan peraturan yang berlaku di segala aktivitas harus dihayati dalam setiap kegiatan bisnis
Perusahaan. Mematuhi hukum dan peraturan merupakan elemen utama yang harus dijaga dalam
setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap Insan Perusahaan. Ketentuan selanjutnya dapat
mengacu pada peraturan Perusahaan yang berlaku.
Pemberian dan/atau penerimaan Hadiah, Cinderamata maupun Jamuan Bisnis dilakukan dalam
rangka interaksi sosial dan pembinaan hubungan yang baik antar Perusahaan dan mitra secara
sehat dan wajar serta dapat dipertanggungjawabkan tanpa menimbulkan benturan kepentingan
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menjalankan usaha Perusahaan.
Perusahaan melarang tindakan‐tindakan sebagai berikut:
1. Gratifikasi
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma‐cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Setiap Insan Perusahaan
tidak dibenarkan menerima gratifikasi yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
atau terkait dengan jabatannya.
2. Suap
Suap adalah suatu pemberian ataupun janji untuk memberi kepada seseorang atau pejabat
yang akan mempengaruhi keputusan yang terkait dengan jabatannya antara lain dengan
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya, untuk keuntungan si pemberi suap.
Bentuk‐bentuk suap dapat berupa pemberian uang, barang, fasilitas pemberian atau
penerimaan jabatan kepada keluarga pejabat ataupun bentuk dan fasilitas lainnya yang dapat
merupakan imbalan. Setiap Insan Perusahaan tidak dibenarkan menawarkan atau menerima suap
atau secara langsung menyuruh orang lain untuk melakukannya demi kepentingan orang yang
bersangkutan.
Pembayaran tidak wajar adalah praktek‐praktek pembayaran khusus, hiburan dan sokongan
kepada pihak‐pihak di luar Perusahaan guna melancarkan jalannya bisnis Perusahaan yang
melebihi kewajaran/kelayakan yang berlaku di dunia bisnis.
Setiap Insan Perusahaan tidak dibenarkan melakukan praktek‐praktek pembayaran tidak wajar
kepada pihak‐pihak di luar Perusahaan atau secara langsung menyuruh orang lain untuk
melakukannya demi kepentingan pihak yang bersangkutan.
5 Unsur dalam Regulasi Etika Bisnis yang Wajib Dipatuhi sebagai berikut:
1. Hukum merek.
Merek merupakan suatu hak eksklusif yang diberikan negara kepada para pemilik
produk yang mereknya terdaftar pada daftar umum dalam jangka waktu tertentu. Merek
bisa digunakan sendiri maupun digunakan orang lain atas ijin dari pemilik. Regulasi
mengenai merek dagang ini diatur dalam UU no.15 tahun 2001 yang berisi merek dapat
berupa gambar/logo, nama, kata, huruf maupun susunan warna atau kombinasi tersebut
yang memiliki ciri khas sebagai pembeda dan digunakan di dalam aktivitas perdagangan
produk atau jasa. Agar merek tersebut memiliki kekuatan/perlindungan hukum, maka
merek harus lebih dulu didaftarkan di Direktorat Jenderal HAKI dan akan disetujui
apabila telah memenuhi beberapa persyaratan seperti tidak bertentangan dengan undang-
undang, norma kesusilaan, agama dan ketertiban umum yang berlaku, orisinal (berbeda)
serta tidak menyerupai nama orang terkenal dan sebagainya.
2. Perlindungan konsumen.
Di dalam undang-undang yang mengatur tentang regulasi perlindungan bisnis,
tepatnya pada UU No. 8 tahun 1999 berisi tentang segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum dalam rangka memberikan perlindungan konsumen yang merupakan
hak dari para konsumen. Di antaranya adalah hak atas kenyamanan, keamanan serta
keselamatan dalam mengonsumsi barang atau jasa, hak dalam memilih atau tidak
memilih barang dan jasa tersebut, hak untuk dilayani dan diperlakukan secara benar dan
baik, serta mendapatkan ganti rugi atau kerugian yang diakibatkan produk barang atau
jasa tersebut.
D. KASUS
Banyak kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan otomotif Volkswagen dalam tes
emisi di Amerika Serikat pada 2015. Kasus ini dianggap sebagai kegagalan sistemik yang
disengaja oleh perusahaan Volkswagen. Bagaimana tidak, Volkswagen menggunakan software
yang dirancang untuk mengelabui hasil tes emisi di Amerika selama hamper satu dekade
lamanya.
Akhirnya kepercayaan konsumen merosot tajam yang menyebabkan saham dari perusahaan ini
turun mencapai US$ 29 miliar. Software yang dimaksud ialah software yang mampu
menurunkan emisi ketika dinyalakan, namun komponen yang dapat menurunkan emisi tersebut
tidak menyala saat mobil berjalan di jalan raya, sehingga emisi yang dihasilkan melebihi standar
yang telah diatur.
Tujuan Volkswagen melakukan ini adalah agar meningkatkan akselerasi, daya tarik, dan hemat
bahan bakat tentunya. Tentu saja emisi yang dihasilkan dapat menyebabkan banyak penyakit
yang cukup parah bagi orang orang yang terkena dampaknnya. Seperti masalah pada pernapasan,
emfisema, bronchitis dan sebagainya. Namun yang membuat kita semua semakin
menggelengkan kepala ialah ternyata ini bukanlah kasus pertama.
Rupaya Volkswagen pernah melakukan hal ini pada tahun 1970 dan tidak merasa bersalah
kembali melakukannya pada 2015. Hal ini memang sudah seharusnya dikenakan penalty bagi
Volkswagen karna melakukan kecurangan yang dapat membahayakan masyarakat banyak. Tidak
hanya itu, Volkswagen juga pernah menginstalasi alat tertentu yang mematikan system polusi.
Dengan tes emisi yang dipalsukan ini, total sudah 3 kecurangan yang telah dilakukan oleh
Volkswagen kepada para konsumennya. Karena hal tersebut banyak konsumen yang kehilangan
kepercayaannya kepada perusahaan ini.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnismerupakan sebuah harga
mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zamanketerbukaan dan luasnya informasi saat
ini, baik-buruknya sebuah duniausaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan
karyawan,konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujuradalah satu-
satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini.Ketatnya persaingan bisnis
menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurangmemperhatikan etika dalam bisnis.Etika bisnis
mempengaruhi tingkat kepercayaan atau
trust
darimasing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (
supplier),
perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi.Masing-masing elemen
tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaanyang menjadi prinsip kerja dapat terjaga
dengan baik.Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjagakepercayaan
dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik
dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya initidak akan memberikan keuntungan segera,
namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran
bisnis. Oleh karena itu,etika dalam berbisnis sangatlah penting.
Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaanyang ingin menerapkan
etika didalam bisnis agar tidak adanya kecuranganatau kebohongan yang terjadi pada perusahaan
itu nantinya dan perluditerapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada salah satu
pegawaiyang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan
lancer di perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA