Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ETIKA DALAM AKUNTANSI


MEMAHAMI KEBIJAKAN ETIS PERUSAHAAN
DAN PENERAPANYA
DOSEN PENGAMPU : DETTY AGUSTIN RISCAL,SE.,MM

DI SUSUN MUHAMAD PRAYOGA GYOVANI


(92D23013)
UMILIA
(92D23011)

D4 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MATARAM
TAHUN AJARAN 2024/2025
KATA PENGANTAR
Dengan kebesaran allah swt. yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-nya, yang telah melimpahkanrahmat,
nikmat, dan inayah-nya kepada penulis, sehingga penulis
dapatmenyelesaikan.Makalah “Kebijakan Etis Perusahaan dan Penerapannya”

Adapun Makalah “Kebijakan Etis Perusahaan dan Penerapannya” ini telah


penulis usahakan dapat disusundengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan
dari berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara
tepat waktu. untuk itu penulistidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yangtelah membantu penulis dalam penulisan makalah
ini.Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik
darisegi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan
lainnya.oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis
agar penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
Dengan kebesaran allah swt. yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis panjatkan rasa puji
syukur atas hidayah-nya, yang telah melimpahkanrahmat, nikmat, dan inayah-nya kepada penulis,
sehingga penulis dapatmenyelesaikan.Makalah “Kebijakan Etis Perusahaan dan Penerapannya”.............2
Adapun Makalah “Kebijakan Etis Perusahaan dan Penerapannya” ini telah penulis usahakan dapat
disusundengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan secara tepat waktu. untuk itu penulistidak lupa untuk menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yangtelah membantu penulis dalam penulisan makalah
ini.Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik- baiknya, penulis tetap
menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik darisegi penggunaan kosa-kata, tata bahasa
maupun kekurangan-kekurangan lainnya.oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar
penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.........................................................................................2
BAB I........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
KEBIJAKAN ETIS PERUSAHAAN DAN PENERAPANNYA...........................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan
harus memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang
mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang merusak lingkungan, dan menjalin
komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.........................................14
2. Tanggung jawab terhadap karyawan. Semua aktivitas manajemen sumber daya manusia seperti
peneriman karyawan baru, pengupahan, pelatihan, promosi, dan kompensasi merupakan tanggung jawaab
perusahaan terhadap karyawan. Tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dapat dilakukan dengan
cara:14
a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan.......................................................................14
b. Meminta input kepada karyawan.......................................................................................................14
c. Memberikan umpan balik positif maupun negatif.............................................................................15
d. Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan..............................................................15
e. Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya mereka harapkan.....................................15
f. Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik...................................................15
g. Memberi kepercayaan kepada karyawan...........................................................................................15
3. Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pelanggan
menurut Ronald J. Ebert (2000:88) ada dua kategori, yaitu (1) Menyediakan barang dan jasa yang
berkualitas; dan (2) Memberikan harga produk dan jasa yang adil dan wajar. Tanggung jawab sosial
perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak pelanggan. Menurutnya, ada empat hak pelanggan, yaitu:
15
 Hak mendapatkan produk yang aman................................................................................................15
 Hak mendapatkan informasi segala aspek produk.............................................................................15
 Hak untuk didengar...........................................................................................................................15
 Hak memilih apa yang akan dibeli.....................................................................................................15
Sedangkan menurut Zimmerer (1996), hak-hak pelanggan yang harus dilindungi meliputi:.....................15
a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus berkualitas dan memberikan
rasa aman, demikian juga kemasannya......................................................................................................15
b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang mereka beli, termasuk
perusahaan yang menghasilkan barang tersebut........................................................................................15
c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arah harus dibentuk, yaitu untuk menyalurkan keluhan produk
dan jasa dari konsumen dan untuk menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari perusahaan.. 15
d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan, misalnya pendidikan tentang bagaimana
menggunakan dan memelihara produk. Perusahaan harus menyediakan program pendidikan agar
pelanggan memperoleh informasi barang dan jasa yang akan dibelinya....................................................15
e. Hak untuk memilih. Hal terpenting dalam persaingan adalah memberikan hak untuk memilih barang
dan jasa yang mereka perlukan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tidak mengganggu persaingan
dan mengabaikan undang-undang antimonopoly (antitrust)......................................................................16
4. Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawab perusahaan terhadap investor adalah
menyediakan pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba. Selain itu, perusahaan
juga bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja keuangan kepada investor seakurat mungkin.............16
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat
sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap
masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan tersebut berada.......................................................16
C. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG‐UNDANGAN...............................16
Peraturan merupakan produk hukum yang wajib ditaati dan menjadi pedoman. Oleh karena itu, kepatuhan
terhadap hukum merupakan standar dari etika yang harus dijalankan. Memahami hukum dan peraturan
yang berlaku di segala aktivitas harus dihayati dalam setiap kegiatan bisnis Perusahaan. Mematuhi hukum
dan peraturan merupakan elemen utama yang harus dijaga dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh
setiap Insan Perusahaan. Ketentuan selanjutnya dapat mengacu pada peraturan Perusahaan yang berlaku.
..................................................................................................................................................................16
Bentuk‐bentuk suap dapat berupa pemberian uang, barang, fasilitas pemberian atau penerimaan jabatan
kepada keluarga pejabat ataupun bentuk dan fasilitas lainnya yang dapat merupakan imbalan. Setiap Insan
Perusahaan tidak dibenarkan menawarkan atau menerima suap atau secara langsung menyuruh orang lain
untuk melakukannya demi kepentingan orang yang bersangkutan............................................................17
3. Pembayaran Tidak Wajar..............................................................................................................17
Pembayaran tidak wajar adalah praktek‐praktek pembayaran khusus, hiburan dan sokongan kepada pihak‐
pihak di luar Perusahaan guna melancarkan jalannya bisnis Perusahaan yang melebihi
kewajaran/kelayakan yang berlaku di dunia bisnis. Setiap Insan Perusahaan tidak dibenarkan melakukan
praktek‐praktek pembayaran tidak wajar kepada pihak‐pihak di luar Perusahaan atau secara langsung
menyuruh orang lain untuk melakukannya demi kepentingan pihak yang bersangkutan...........................17
5 Unsur dalam Regulasi Etika Bisnis yang Wajib Dipatuhi sebagai berikut:.....................................17
BAB III....................................................................................................................................................21
PENUTUP...............................................................................................................................................21
Kesimpulan...............................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………………22
BAB I
PENDAHULUAN

KEBIJAKAN ETIS PERUSAHAAN DAN PENERAPANNYA

Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan
menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan melakukan ‘apa
yang benar’ dan ‘baik’ untuk menentang apa yang ‘salah’ dan ‘buruk’.
Etika Bisnis, adalah acuan bagi Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk dalam
berinteraksi dengan pemangku kepentingan.
Etika Kerja, adalah sistem nilai atau norma yang dianut oleh setiap Pimpinan dan Karyawan
dalam melaksanakan tugasnya termasuk etika hubungan antar Karyawan dan Perusahaan.
Kebijakan Etika Perusahaan (Code of Conduct), adalah sekumpulan komitmen yang terdiri
dari etika bisnis Perusahaan dan etika kerja Karyawan Perusahaan yang disusun untuk
membentuk, mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai keluaran yang
konsisten yang sesuai dengan budaya Perusahaan dalam mencapai visi dan misinya. Etika bisnis
sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan
dan memecahkan persoalan perusahaan. Mengapa demikian? Karena semua keputusan
perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik
kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh
terhadap keputusan perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Dan Fungsi Stakeholders

Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi bisnis
ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :

 Pemilik (owner) atau Pemegang Saham. Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide
seseorang atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya
(modal) untuk membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa
kelak dikemudian hari akan mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka
mengorganisasi, mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.
 Karyawan (employee). Karyawan dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk
menjalankan kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja
seluruh karyawan, baik secara individu maupun secara kelompok.
 Kreditor (creditor). Adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman
kepada perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan
persyaratan tertentu untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan
dapat dikembalikan tepat waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.
 Pemasok (supplier). Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi
ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung
pada kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu.
Misalnya pemasok kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative
langkah dan sulit untuk memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi
terhadap pemangku kepentingan tidak selalu lemah.
 Pelanggan (customer). Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus
dalam memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan
mereka. Oleh karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi
individu yang menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan
konsumen). Suatu perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer.
Customer merupakan target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya.
Untuk menarik seorangcustomer, suatu perusahaan harus menyediakan produk dan
layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat. Misalnya, suatu oragnisasi dapat
memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi pelanggan tidak dapat
memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.
 Pesaing. Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan
tentang pesaing dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari
pesaing langsung. Pesaing langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam
industri, seperti yang diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan
Suzuki, Jatayu Air dan Adam Air adalah pesaing langsung satu sama lain.
 Pemerintah. Pemerintah misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan
perijinan.Dalam masyarakat yang masih ditandai dengan adanya KKN yang masih kuat,
bukan tidak mungkin kekuasaan pemerintah dalam memberikan perijinan dapat
mengagalkan semua rencana yang disusun oleh perusahaan.

B. STANDAR ETIKA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN PEMANGKU


KEPENTINGAN

Kepercayaan merupakan unsur penting untuk meningkatkan loyalitas Pelanggan maupun


pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan, selain kepercayaan, peningkatan pelayanan
yang tinggi menjadikan nilai tambah tersendiri bagi Perusahaan. Untuk menciptakan harmonisasi
dan iklim usaha yang terpercaya tersebut, Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya senantiasa
bertindak profesional, jujur, adil dan konsisten dalam memberikan pelayanan kepada Pemangku
Kepentingan. Landasan Perusahaan dalam membina hubungan dengan Pemangku Kepentingan
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Hubungan dengan Insan Perusahaan
Perilaku Insan Perusahaan adalah respon spesifik setiap Insan Perusahaan terhadap situasi
kerja sehari‐hari di lapangan, yang mengakibatkan tercapainya visi Perusahaan dan kinerja
bisnis. Dalam rangka mewujudkan hubungan yang berkualitas, adil, serta dapat mendorong
intensitas dan kualitas partisipasi Insan Perusahaan, Perusahaan akan memperlakukan Insan
Perusahaan sebagai anggota Perusahaan dengan adil dengan cara sebagai berikut:
a. Menghormati hak Insan Perusahaan serta senantiasa mengikut sertakan Insan
Perusahaan dalam menetapkan kebijakan pengelolaan Karyawan secara konsisten
sesuai ketentuan dan peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
b. Mensosialisasikan seluruh peraturan, khususnya peraturan baru, kepada seluruh Insan
Perusahaan.
c. Menerapkan sistem rekrutmen, seleksi, promosi, dan pengembangan karir secara adil
dan konsisten berdasarkan kompetensi sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
d. Menciptakan kesempatan kerja yang sama kepada seluruh Insan Perusahaan tanpa
membedakan suku, ras, gender, dan agama.
e. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat, nyaman, aman dan produktif serta
menjaga kesehatan dan keselamatan Karyawannya.
f. Berusaha meningkatkan kesejahteraan Insan Perusahaan secara adil, layak dan
transparan sesuai dengan kinerja dan kemampuan Perusahaan.
g. Memberikan penilaian, penghargaan dan pembayaran remunerasi sesuai kinerja dan
kompetensi Karyawan, baik secara korporasi, tim kerja maupun individu.
h. Menghargai kreativitas, inovasi dan inisiatif Karyawan yang memberikan nilai
tambah terhadap Perusahaan.
2. Hubungan dengan Pelanggan/Konsumen
Kesuksesan Perusahaan tergantung pada pembentukan hubungan produktif dengan
pelanggan berdasarkan integritas, profesionalisme, komunikasi, dan sikap melayani
sesuai dengan nilai‐ nilai budaya Perusahaan, yaitu dengan:
a. Mengembangkan pelayanan yang berkualitas sesuai harapan pelanggan dan
menjalin hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan.
b. Menjaga kualitas produk dan jasa yang prima, sesuai dengan standar nasional dan
internasional.
c. Memberikan informasi secara jelas atas produk dan jasa yang dihasilkan serta
menyediakan sarana komunikasi bagi Pelanggan.
3. Hubungan dengan Pemasok
a. Memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh pemasok atau rekanan.
b. Proses pengadaan barang dan jasa di Perusahaan harus bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN).
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
mengakibatkan persaingan yang tidak sehat, penurunan kualitas proses pengadaan
dan hasil pekerjaan.
d. Mencegah terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest) pihak‐pihak yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan.
e. Melaksanakan proses pengadaan secara transparan, kompetitif dan adil untuk
mendapatkan Pemasok yang memenuhi kualifikasi persyaratan pekerjaan dan
harga yang dapat dipertanggungjawabkan.
f. Saling memenuhi hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati bersama.
g. Menjalin komunikasi yang baik dengan Pemasok termasuk menindaklanjuti
keluhan dan keberatan.
4. Hubungan dengan Kreditur
a. Menyediakan informasi yang aktual dan prospektif bagi calon Kreditur.
b. Memilih Kreditur yang memiliki kredibilitas dan bonafiditas yang dapat
dipertanggungjawabkan serta bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
dengan mengedepankan prinsip kehati‐hatian, selektif, kompetitif dan adil.
c. Memberikan informasi secara terbuka tentang penggunaan dana untuk
meningkatkan kepercayaan kreditur.
d. Memenuhi hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian antara Perusahaan dengan
Kreditur.
5. Hubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar
Membina hubungan dengan baik dengan masyarakat merupakan landasan pokok bagi
keberhasilan jangka panjang Perusahaan. Oleh karena itu Perusahaan senantiasa
berusaha:
a. Menghormati nilai, norma dan budaya masyarakat di sekitar lingkungan
Perusahaan dan mewujudkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat
setempat.
b. Menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.
c. Melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan program
pengembangan mitra binaan dan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku.
6. Hubungan dengan Pemerintah (Regulator)
Salah satu hubungan penting yang perlu dijaga oleh Perusahaan adalah hubungan
dengan
regulator. Pemahaman ini mendasari komitmen Perusahaan untuk membangun hubungan
dengan seluruh instansi dan pejabat Pemerintah (regulator) berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku. Perusahaan mempunyai komitmen untuk menjaga dan
memelihara hubungan baik serta komunikatif dengan seluruh instansi dan pejabat
Pemerintah (Regulator) yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan.
Hal‐hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga hubungan dengan Pemerintah
(Regulator) adalah sebagai berikut :
a. Mematuhi dan mendukung peraturan perundang‐undangan yang terkait dengan
operasi Perusahaan termasuk di dalamnya ketaatan terhadap pembayaran pajak,
retribusi, masalah ketenagakerjaan dan lingkungan hidup.
b. Membina hubungan yang sehat, harmonis dan konstruktif dengan Regulator dan
instansi terkait lainnya baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
c. Menghindari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam berhubungan
dengan Pemerintah (Regulator).
d. Mengedepankan kejujuran dan keterbukaan dalam membina hubungan dengan
seluruh instansi dan pejabat Pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Tidak memanfaatkan hubungan baik dengan Pemerintah untuk memperoleh
kesempatan bisnis dengan cara yang tidak sesuai dengan peraturan perundang‐
undangan yang berlaku.
7. Hubungan dengan Pemegang Saham (Investor)
Perusahaan menjamin bahwa pemegang saham berhak mendapatkan perlakuan yang
setara sesuai dengan kelas dan proporsi saham yang dimiliki dan dapat menggunakan
hak‐haknya sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan dan Peraturan perundang‐
perundangan yang berlaku. Perusahaan berkomitmen untuk senantiasa berusaha keras
agar Perusahaan mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan berdasarkan standar
bisnis yang saling menguntungkan hingga dapat memberikan kontribusi yang optimal
bagi Pemegang Saham. Agar hubungan dengan Pemegang Saham dapat terjalin dengan
baik dan memenuhi ketentuan peraturan perundang‐undangan yang berlaku, maka
Perusahaan menetapkan kebijakan sebagai berikut:
a. Perusahaan senantiasa menghormati dan menjamin bahwa hak‐hak Pemegang
Saham sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan serta peraturan lain yang
berlaku dapat terpenuhi dengan baik secara transparan, adil, tepat waktu dan
lancar.
b. Perusahaan senantiasa menjamin bahwa informasi material mengenai Perusahaan
selalu diberikan dengan sejujur‐jujurnya, tepat waktu dan teratur kepada
Pemegang Saham sesuai ketentuan/peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
c. Tidak melakukan suatu perbuatan untuk mencari keuntungan bagi pribadi dan
orang lain dengan menggunakan informasi Perusahaan yang bukan untuk
kepentingan umum atau yang dapat menimbulkan konflik kepentingan.
d. Memperhatikan dan menghormati arahan dan keputusan Pemegang Saham
sepanjang sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang‐undangan
yang berlaku.
8. Hubungan dengan Mitra Usaha
Perusahaan dalam berhubungan dengan calon Mitra Usaha dilakukan secara
profesional,
setara dan saling menguntungkan dengan mematuhi prinsip‐prinsip sebagai berikut:
a. Memilih Mitra Usaha dengan mengedepankan azas manfaat dan memberikan
sinergi terbaik pada Perusahaan dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN).
b. Menghindari kerjasama dengan Mitra Usaha yang melakukan praktek usaha yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
c. Menjaga hubungan baik, setara, transparan dan saling menguntungkan.
d. Senantiasa melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan nilai‐nilai etika dan
dalam batas‐batas toleransi yang diperbolehkan oleh hukum.
e. Memenuhi hak dan kewajiban masing‐masing pihak sesuai dengan kontrak.
f. Memastikan bahwa Mitra usaha telah memenuhi kebijakan Perusahaan terkait
hubungan antara Perusahaan dengan Mitra Usaha tersebut,
9. Hubungan dengan Pesaing
Sejalan dengan Undang‐undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Perusahaan sangat mendukung iklim usaha
persaingan yang sehat di dalam industri penambangan timah. Perusahaan menjunjung
tinggi etika bisnis dalam setiap kegiatan usahanya yaitu:
a. Melaksanakan usaha dengan memperhatikan kaidah‐kaidah persaingan yang sehat
dan beretika sesuai dengan peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
b. Selalu saling menghormati dan menjaga hubungan yang sehat dengan Pesaing.
c. Melarang kesepakatan/perjanjian dengan pesaing yang terkait dengan tidak
melibatkan diri dalam kegiatan bisnis yang dapat melanggar Peraturan
Perundang‐undangan yang berkaitan dengan monopoli dan persaingan usaha yang
tidak sehat.
10. Hubungan dengan Media Massa
a. Menyampaikan informasi mengenai Perusahaan secara terbuka dan bertanggung
jawab dalam kerangka membangun citra Perusahaan yang positif dengan tetap
menghormati kode etik jurnalistik.
b. Memberikan informasi yang akurat, relevan, berimbang dan bersifat edukatif
kepada masyarakat dalam pemahaman terhadap usaha Perusahaan.
c. Menerima dan menindaklanjuti kritik‐kritik membangun yang disampaikan
melalui media massa.
11. Hubungan dengan Anak Perusahaan
a. Perusahaan senantiasa menjalin hubungan baik dengan Anak Perusahaan dalam
upaya membangun sinergi dan meningkatkan citra Perusahaan dan kelompok
usahanya.
b. Setiap hubungan dengan Anak Perusahaan dilaksanakan dalam kerangka
hubungan bisnis yang wajar dan saling menguntungkan.

Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:

 Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena
itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
 Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
 Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun
secara kelompok.

Standar Etika dapat dipertahankan melalui:

1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam menetapkan


nilainilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika bagi pemilik kepentingan.
2. Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah
laku dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil tindakan
apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan mengetahui bahwa yang melanggar etika
tidak dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.
4. Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat bergantung
pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip morl dan nilainya
merupakan jaminan terbaik untuk menghindari untuk menghindari penyimpangan etika.
Untuk membuat keputusan etika seseorang harus memiliki:
a. Komitmen etika, yaitu tekad seseorang untuk bertindak secara etis dan melakukan
sesuatu yang benar;
b. Kesadaran etika, yaitu kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk
menggunakan suara pikiran moral dan mengembangkan strategi pemecahan
masalah secara praktis.
5. Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para
karyawan.
6. Lakukan audit etika secara periodik. Audit merupakan cara terbaik untuk
mengevaluasi efektivitas sistem etika. Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu
sinyal kepada karyawan bahwa etika bukan sekadar gurauan.
7. Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan. Tidak ada
seorang pun yang dapat mengatur norma dan etika. Akan tetapi, manajer bisa saja
membolehkan orang untuk mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan.
Standar tingkah laku sangat penting untuk menekankan betapa pentingnya etika dalam
organisasi. Setiap karyawan harus mengetahui bahwa etika tidak bisa dinegosiasi atau
ditawar.
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan. Atasan
harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.Komunikasi dua arah
sangat penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan
menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan diberi
kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika
dipertahankan. Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggungjawaban
sosial perusahaan.

Menurut Zimmerer, ada beberapa macam pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:


1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya
perusahaan harus memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak
membuang limbah yang mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang
merusak lingkungan, dan menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di
lingkungan sekitarnya.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan. Semua aktivitas manajemen sumber daya
manusia seperti peneriman karyawan baru, pengupahan, pelatihan, promosi, dan
kompensasi merupakan tanggung jawaab perusahaan terhadap karyawan. Tanggung jawab
perusahaan terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan.
b. Meminta input kepada karyawan.
c. Memberikan umpan balik positif maupun negatif.
d. Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan.
e. Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya mereka harapkan.
f. Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik.
g. Memberi kepercayaan kepada karyawan.
3. Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
pelanggan menurut Ronald J. Ebert (2000:88) ada dua kategori, yaitu (1) Menyediakan
barang dan jasa yang berkualitas; dan (2) Memberikan harga produk dan jasa yang adil
dan wajar. Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak
pelanggan. Menurutnya, ada empat hak pelanggan, yaitu:
 Hak mendapatkan produk yang aman.
 Hak mendapatkan informasi segala aspek produk.
 Hak untuk didengar.
 Hak memilih apa yang akan dibeli.

Sedangkan menurut Zimmerer (1996), hak-hak pelanggan yang harus dilindungi


meliputi:

a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus
berkualitas dan memberikan rasa aman, demikian juga kemasannya.
b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang
mereka beli, termasuk perusahaan yang menghasilkan barang tersebut.
c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arah harus dibentuk, yaitu untuk
menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk
menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari perusahaan.
d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan, misalnya pendidikan
tentang bagaimana menggunakan dan memelihara produk. Perusahaan harus
menyediakan program pendidikan agar pelanggan memperoleh informasi
barang dan jasa yang akan dibelinya.
e. Hak untuk memilih. Hal terpenting dalam persaingan adalah memberikan hak
untuk memilih barang dan jasa yang mereka perlukan. Tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tidak mengganggu persaingan dan mengabaikan undang-
undang antimonopoly (antitrust).
4. Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawab perusahaan terhadap investor
adalah menyediakan pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba.
Selain itu, perusahaan juga bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja keuangan
kepada investor seakurat mungkin.
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap
masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta
kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan tersebut berada

C. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG‐UNDANGAN

Peraturan merupakan produk hukum yang wajib ditaati dan menjadi pedoman. Oleh karena
itu, kepatuhan terhadap hukum merupakan standar dari etika yang harus dijalankan. Memahami
hukum dan peraturan yang berlaku di segala aktivitas harus dihayati dalam setiap kegiatan bisnis
Perusahaan. Mematuhi hukum dan peraturan merupakan elemen utama yang harus dijaga dalam
setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap Insan Perusahaan. Ketentuan selanjutnya dapat
mengacu pada peraturan Perusahaan yang berlaku.

Pemberian Dan Penerimaan Hadiah/Gratifikasi, Suap Dan Lainnya

Pemberian dan/atau penerimaan Hadiah, Cinderamata maupun Jamuan Bisnis dilakukan dalam
rangka interaksi sosial dan pembinaan hubungan yang baik antar Perusahaan dan mitra secara
sehat dan wajar serta dapat dipertanggungjawabkan tanpa menimbulkan benturan kepentingan
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menjalankan usaha Perusahaan.
Perusahaan melarang tindakan‐tindakan sebagai berikut:
1. Gratifikasi
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma‐cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Setiap Insan Perusahaan
tidak dibenarkan menerima gratifikasi yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
atau terkait dengan jabatannya.
2. Suap
Suap adalah suatu pemberian ataupun janji untuk memberi kepada seseorang atau pejabat
yang akan mempengaruhi keputusan yang terkait dengan jabatannya antara lain dengan
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya, untuk keuntungan si pemberi suap.

Bentuk‐bentuk suap dapat berupa pemberian uang, barang, fasilitas pemberian atau
penerimaan jabatan kepada keluarga pejabat ataupun bentuk dan fasilitas lainnya yang dapat
merupakan imbalan. Setiap Insan Perusahaan tidak dibenarkan menawarkan atau menerima suap
atau secara langsung menyuruh orang lain untuk melakukannya demi kepentingan orang yang
bersangkutan.

3. Pembayaran Tidak Wajar

Pembayaran tidak wajar adalah praktek‐praktek pembayaran khusus, hiburan dan sokongan
kepada pihak‐pihak di luar Perusahaan guna melancarkan jalannya bisnis Perusahaan yang
melebihi kewajaran/kelayakan yang berlaku di dunia bisnis.
Setiap Insan Perusahaan tidak dibenarkan melakukan praktek‐praktek pembayaran tidak wajar
kepada pihak‐pihak di luar Perusahaan atau secara langsung menyuruh orang lain untuk
melakukannya demi kepentingan pihak yang bersangkutan.

5 Unsur dalam Regulasi Etika Bisnis yang Wajib Dipatuhi sebagai berikut:

1. Hukum merek.
Merek merupakan suatu hak eksklusif yang diberikan negara kepada para pemilik
produk yang mereknya terdaftar pada daftar umum dalam jangka waktu tertentu. Merek
bisa digunakan sendiri maupun digunakan orang lain atas ijin dari pemilik. Regulasi
mengenai merek dagang ini diatur dalam UU no.15 tahun 2001 yang berisi merek dapat
berupa gambar/logo, nama, kata, huruf maupun susunan warna atau kombinasi tersebut
yang memiliki ciri khas sebagai pembeda dan digunakan di dalam aktivitas perdagangan
produk atau jasa. Agar merek tersebut memiliki kekuatan/perlindungan hukum, maka
merek harus lebih dulu didaftarkan di Direktorat Jenderal HAKI dan akan disetujui
apabila telah memenuhi beberapa persyaratan seperti tidak bertentangan dengan undang-
undang, norma kesusilaan, agama dan ketertiban umum yang berlaku, orisinal (berbeda)
serta tidak menyerupai nama orang terkenal dan sebagainya.

2. Perlindungan konsumen.
Di dalam undang-undang yang mengatur tentang regulasi perlindungan bisnis,
tepatnya pada UU No. 8 tahun 1999 berisi tentang segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum dalam rangka memberikan perlindungan konsumen yang merupakan
hak dari para konsumen. Di antaranya adalah hak atas kenyamanan, keamanan serta
keselamatan dalam mengonsumsi barang atau jasa, hak dalam memilih atau tidak
memilih barang dan jasa tersebut, hak untuk dilayani dan diperlakukan secara benar dan
baik, serta mendapatkan ganti rugi atau kerugian yang diakibatkan produk barang atau
jasa tersebut.

3. Adanya larangan praktek monopoli.


Dalam regulasi bisnis, praktek monopoli dianggap melanggar aturan dan etika
dalam berbisnis sesuai yang diatur dalam UU nomor 5 tahun 1999 mengenai larangan
praktek monopoli serta persaingan usaha yang tidak sehat. UU ini juga disebut sebagai
UU Anti Monopoli dan memiliki peranan penting dalam hal mewujudkan iklim
persaingan bisnis dan usaha yang sehat di Indonesia, menjaga kepentingan umum
sekaligus meningkatkan efisiensi dan stabilitas perekonomian nasional dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mewujudkan efektivitas dan efisiensi dalam
kegiatan bisnis atau usaha.
4. Hukum dagang.
Hukum dagang merupakan suatu hukum yang mengatur segala tingkah laku
masyarakat yang ikut serta dalam melakukan usaha perdagangan untuk mendapatkan
keuntungan, atau bisa juga disebut sebagai hukum yang mengatur hubungan secara
hukum antara masyarakat dengan badan-badan hukum satu sama lain di dalam suatu
lapangan perdagangan. Ada 2 sistem hukum dagang yang ada, yaitu sistem tertulis dan
sistem tidak tertulis mengenai aturan perdagangan.

5. Kewajiban para pengusaha:


 Berdasarkan pasal 6 KUHD, setiap orang yang sedang menjalankan bisnis atau
perusahaan untuk membuat pembukuan atau semacam catatan mengenai kekayaan
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan sehingga hak dan kewajiban
segala pihak terkait dapat diketahui.
 Menurut UU nomor 3 tahun 1982, setiap badan usaha wajib didaftarkan dan
melaporkan kegiatan usaha/bisnisnya kepada pihak yang berwenang.
 Menyusun rencana usaha sesuai dengan regulasi bisnis. Rencana usaha yang
dimaksud meliputi proses penentuan visi dan misi serta tujuan, strategi dan kebijakan,
prosedur, program, aturan hingga anggaran yang diperlukan dalam rangka
menjalankan usaha atau bisnis tertentu.

D. KASUS

Banyak kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan otomotif Volkswagen dalam tes
emisi di Amerika Serikat pada 2015. Kasus ini dianggap sebagai kegagalan sistemik yang
disengaja oleh perusahaan Volkswagen. Bagaimana tidak, Volkswagen menggunakan software
yang dirancang untuk mengelabui hasil tes emisi di Amerika selama hamper satu dekade
lamanya.

Akhirnya kepercayaan konsumen merosot tajam yang menyebabkan saham dari perusahaan ini
turun mencapai US$ 29 miliar. Software yang dimaksud ialah software yang mampu
menurunkan emisi ketika dinyalakan, namun komponen yang dapat menurunkan emisi tersebut
tidak menyala saat mobil berjalan di jalan raya, sehingga emisi yang dihasilkan melebihi standar
yang telah diatur.

Tujuan Volkswagen melakukan ini adalah agar meningkatkan akselerasi, daya tarik, dan hemat
bahan bakat tentunya. Tentu saja emisi yang dihasilkan dapat menyebabkan banyak penyakit
yang cukup parah bagi orang orang yang terkena dampaknnya. Seperti masalah pada pernapasan,
emfisema, bronchitis dan sebagainya. Namun yang membuat kita semua semakin
menggelengkan kepala ialah ternyata ini bukanlah kasus pertama.

Rupaya Volkswagen pernah melakukan hal ini pada tahun 1970 dan tidak merasa bersalah
kembali melakukannya pada 2015. Hal ini memang sudah seharusnya dikenakan penalty bagi
Volkswagen karna melakukan kecurangan yang dapat membahayakan masyarakat banyak. Tidak
hanya itu, Volkswagen juga pernah menginstalasi alat tertentu yang mematikan system polusi.

Dengan tes emisi yang dipalsukan ini, total sudah 3 kecurangan yang telah dilakukan oleh
Volkswagen kepada para konsumennya. Karena hal tersebut banyak konsumen yang kehilangan
kepercayaannya kepada perusahaan ini.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnismerupakan sebuah harga
mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zamanketerbukaan dan luasnya informasi saat
ini, baik-buruknya sebuah duniausaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan
karyawan,konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujuradalah satu-
satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini.Ketatnya persaingan bisnis
menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurangmemperhatikan etika dalam bisnis.Etika bisnis
mempengaruhi tingkat kepercayaan atau
trust
darimasing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (
supplier),
perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi.Masing-masing elemen
tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaanyang menjadi prinsip kerja dapat terjaga
dengan baik.Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjagakepercayaan
dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik
dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya initidak akan memberikan keuntungan segera,
namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran
bisnis. Oleh karena itu,etika dalam berbisnis sangatlah penting.

Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaanyang ingin menerapkan
etika didalam bisnis agar tidak adanya kecuranganatau kebohongan yang terjadi pada perusahaan
itu nantinya dan perluditerapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada salah satu
pegawaiyang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan
lancer di perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

ibar Reza, 12 April 2023, Kebijakan Etis Perusahaan Dan Penerapannya,


https://www.academia.edu/42430135/KEBIJAKAN_ETIS_PERUSAHAA
N_DAN_PENERAPANNYA, Diakses pada, Rabu 21 Februari 2024 Pukul 20.55 WITA. Joseph
Teguh Santoso, 10 Oktober 2022, Inilah Yang Akan Didapat Jika Perusahaan Anda Menerapkan
Etika Bisnis Yang Benar, https://stekom.ac.id/artikel/inilah-yangebruari-akan-didapat-jika-
perusahaan-anda-menerapkan-etika-bisnis-yang-benar, Diakses pada, Rabu 21 Februari 2024
Pukul 21.00 WITA. Redaksi, 1 April 2023, Penerapan etis bisnis dalam perusahaan,
https://www.beritaterbit.com/penerapan-etika-bisnis-dalam-perusahaan/, Diakses pada, Rabu 21
Februari 2024 Pukul 21.03 WITA

Anda mungkin juga menyukai