Anda di halaman 1dari 17

Praktikum Jaringan Komputer

MODUL IV
STATIC ROUTING

4.1 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dasar pada router Cisco.
2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing pada router Cisco
4.2 DASAR TEORI
1. Routing
Routing merupakan suatu proses pengiriman data maupun informasi dengan
meneruskan paket data yang dikirim dari suatu jaringan ke jaringan lainnya. Routing
berfungsi untuk menghubungkan suatu jaringan yang berbeda segmen agar bisa
mengirim paket data. Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa
data melewati sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati
data. Tugas routing akan dilakukan device jaringan yang disebut sebagai router [4].
2. Static Routing
Static route adalah pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan
pada jaringan komputer. Static route adalah rute-rute ke host atau jaringan tujuan yang
dimasukkan secara manual oleh administrator jaringan ke route table suatu router.
Static route mendefinisikan alamat IP hop router berikutnya dan interface lokal yang
digunakan untuk mem-forward paket ke tujuan tertentu (hop router berikutnya) [7].
Parameter standar dari static routing adalah network tujuan dan gateway baik itu
IP address maupun interface. Pada static routing dianalogikan dengan istilah "mau
kemana lewat mana", artinya pengaturan tujuan network paket data yang melalui
router dengan cara menentukan gateway. Gateway berupa IP address atau interface.
IP gateway router harus mempunyai subnet yang sama dengan salah satu interface
router [4].
3. Jenis-Jenis Routing Protocol
Jenis-jenis routing protocol antara lain sebagai berikut [11]:
a. Routing Information Protocol (RIP) merupakan routing protocol dengan
algoritma distance vector yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai
routing matric.
b. Open Shortest Path first (OSPF) merupakan routing protocol berbasis link
state termasuk dalam interior Gateway Protokol (IGP).
IV-39
Praktikum Jaringan Komputer
c. Enchanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) merupakan routing
protocol yang dibuat Cisco. EIGRP termasuk routing protocol dengan
algoritma hybrid.
d. Border Gateway Protocol (BGP) adalah router untuk jaringan ekstrim BGP
digunakan untuk menghindari routing hop pada jaringan internet.
4. Kelebihan dan Kekurangan Static Routing
Adapun kelebihan dan kekurangan static routing antara lain sebagai berikut [7]:
a. Kelebihan static routing
i. Mudah dalam pembuatan
ii. Sangat aman karena tidak ada update routing yang saling dikirimkan
oleh perangkat layer 3.
iii. Rute tujuan selalu sama.
iv. Menghemat bandwith yang dipaki karena tidak ada pertukaran data table
antar router.
v. Processor lebih ringan.
vi. Static router kebal dari segala usaha hacker melakukan configure router
untuk tujuan membajak traffic.
b. Kekurangan static routing
i. Tidak cocok untuk digunakan jaringan skala besar.
ii. Konfigurasi manual dibutuhkan jika ada penambahan rute.
iii. Informasi dari tiap router harus diketahui oleh administrator.
iv. Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara
manual.
5. Perbedaan Static Routing dan Dynamic Routing
Perbedaan antara static routing dan dynamic routing antara lain sebagai
berikut [7]:
a. Administrasi static route cukup rumit diabanding dynamic route jika terdiri
dari banyak router yang perlu dikonfigur secara manual.
b. Pada static route tidak menggunakan routing protocol sedangkan pada
dynamic route terdapat routing protocol seperti RIP ataupun OSPF.
c. Pada static routing table dibuat dan dihapus secara manual sedangkan pada
dynamic routing table dibuat dan dihapus secara otomatis.

IV-40
Praktikum Jaringan Komputer
4.3 ALAT DAN BAHAN
1. Laptop/PC
2. Software Packet Tracer
4.4 PERMASALAHAN
Adapun permasalahan dalam praktikum kali ini antara lain sebagai berikut:
1. Membuat topologi jaringan seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. 1 Topologi Jaringan Permasalahan


2. Konfigurasi Router
Tabel 4. 1 Tabel Akses Konfigurasi Router
Router Interface IP Address Netmask
Router 1 Fa0/0 192.168.21.1 255.255.255.0
Fa0/1 192.168.31.1 255.255.255.0
Router 2 Fa0/0 192.168.25.1 255.255.255.0
Fa0/1 192.168.35.1 255.255.255.0
Router 3 Fa0/0 192.168.27.1 255.255.255.0
Fa0/1 192.168.37.1 255.255.255.0
Router 4 Fa0/0 192.168.23.1 255.255.255.0
Fa0/1 192.168.33.1 255.255.255.0
Router 5 Fa0/0 192.168.28.1 255.255.255.0
Fa0/1 192.168.38.1 255.255.255.0
Router 6 Fa0/0 192.168.22.1 255.255.255.0
Fa0/1 192.168.33.1 255.255.255.0
Router 7 Fa0/0 192.168.26.1 255.255.255.0
Fa0/1 192.168.36.1 255.255.255.0
Router8 Fa0/0 192.168.24.1 255.255.255.0
Fa0/1 192.168.34.1 255.255.255.0
Router Utama Fa1/0 192.168.31.2 255.255.255.0
Fa2/0 192.168.35.2 255.255.255.0
Fa3/0 192.168.37.2 255.255.255.0
Fa4/0 192.168.33.2 255.255.255.0
Fa5/0 192.168.38.2 255.255.255.0
Fa6/0 192.168.32.2 255.255.255.0
Fa7/0 192.168.36.2 255.255.255.0
Fa8/0 192.168.34.2 255.255.255.0

IV-41
Praktikum Jaringan Komputer
3. Konfigurasi PC:
Tabel 4. 2 Tabel Konfigurasi PC
PC Interface ke IP Address Netmask Gateaway
Switch
PC Shafa Fa0/2 192.168.21.2 255.255.255.0 192.168.21.1
PC Jasmine Fa0/2 192.168.22.2 255.255.255.0 192.168.22.1
PC Anggun Fa0/2 192.168.23.2 255.255.255.0 192.168.23.1
PC Abi Fa0/2 192.168.24.2 255.255.255.0 192.168.24.1
PC Agung Fa0/2 192.168.25.2 255.255.255.0 192.168.25.1
PC Lilul Fa0/2 192.168.26.2 255.255.255.0 192.168.26.1
PC Nanta Fa0/2 192.168.27.2 255.255.255.0 192.168.27.1
PC Daden Fa0/2 192.168.28.2 255.255.255.0 192.168.28.1
4. Tes koneksi dengan Ping dan Traceroute, Analisa dan screenshot hasilnya.
a. PC Shafa ke PC Jasmine
b. PC Lilul ke PC Agung
c. PC Shafa ke PC Abi
d. PC Abi ke PC Anggun
e. PC Anggun ke PC Daden
f. PC Shafa ke Gateaway 192.168.27.1
g. PC Jasmine ke Gateaway 192.168.24.1
4.5 HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Membuat Topologi Jaringan Permasalahan Nomor 1.

Gambar 4. 2 Topologi Jaringan


Berdasarkan Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa RouterUtama terhubung
dengan Router1, Router2, Router3, Router4, Router5, Router6, Router7 dan
Router8. Seluruh Router dihubungkan dengan menggunakan kabel Cross-Over
sehingga membentuk topologi jaringan sedemikian rupa seperti pada Gambar.

IV-42
Praktikum Jaringan Komputer
2. Analisa konfigurasi IP Address Interface Fast Ethernet masing-masing Router.
a. Router 1

Gambar 4. 3 Hasil Konfigurasi Router 1


Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa konfigurasi IP Address interface
Router 1 telah terkonfigurasi. Hal tersebut terlihat dari protocol pada
interface fa0/0 dengan IP Address “192.168.21.1” dan interface fa0/1
dengan IP Address “192.168.31.1” yang berada pada kondisi up.
b. Router 2

Gambar 4. 4 Hasil Konfigurasi Router 2


Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa konfigurasi IP Address interface
Router 2 telah terkonfigurasi. Hal tersebut terlihat dari protocol pada
interface fa0/0 dengan IP Address “192.168.25.1” dan interface fa0/1
dengan IP Address “192.168.35.1” yang berada pada kondisi up.
c. Router 3

Gambar 4. 5 Hasil Konfigurasi Router 3


Pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa konfigurasi IP Address interface
Router 3 telah terkonfigurasi. Hal tersebut terlihat dari protocol pada
interface fa0/0 dengan IP Address “192.168.27.1” dan interface fa0/1
dengan IP Address “192.168.37.1” yang berada pada kondisi up.

IV-43
Praktikum Jaringan Komputer
d. Router 4

Gambar 4. 6 Hasil Konfigurasi Router 4


Pada Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa konfigurasi IP Address interface
Router 4 telah terkonfigurasi. Hal tersebut terlihat dari protocol pada
interface fa0/0 dengan IP Address “192.168.23.1” dan interface fa0/1
dengan IP Address “192.168.33.1” yang berada pada kondisi up.
e. Router 5

Gambar 4. 7 Hasil Konfigurasi Router 5


Pada Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa konfigurasi IP Address interface
Router 5 telah terkonfigurasi. Hal tersebut terlihat dari protocol pada
interface fa0/0 dengan IP Address “192.168.28.1” dan interface fa0/1
dengan IP Address “192.168.38.1” yang berada pada kondisi up.
f. Router 6

Gambar 4. 8 Hasil Konfigurasi Router 6


Pada Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa konfigurasi IP Address interface
Router 6 telah terkonfigurasi. Hal tersebut terlihat dari protocol pada
interface fa0/0 dengan IP Address “192.168.22.1” dan interface fa0/1
dengan IP Address “192.168.32.1” yang berada pada kondisi up.

IV-44
Praktikum Jaringan Komputer
g. Router 7

Gambar 4. 9 Hasil Konfigurasi Router 7


Pada Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa konfigurasi IP Address interface
Router 7 telah terkonfigurasi. Hal tersebut terlihat dari protocol pada
interface fa0/0 dengan IP Address “192.168.26.1” dan interface fa0/1
dengan IP Address “192.168.36.1” yang berada pada kondisi up.
h. Router 8

Gambar 4. 10 Hasil Konfigurasi Router 8


Pada Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa konfigurasi IP Address interface
Router 8 telah terkonfigurasi. Hal tersebut terlihat dari protocol pada
interface fa0/0 dengan IP Address “192.168.24.1” dan interface fa0/1
dengan IP Address “192.168.34.1” yang berada pada kondisi up.
i. Router Utama

Gambar 4. 11 Konfigurasi IP Address Interface RouterUtama


Pada Gambar 4.11 menampilkan konfigurasi IP Address Interface
RouterUtama dimana dapat dilihat bahwa seluruh IP Address yang ada telah

IV-45
Praktikum Jaringan Komputer
terkonfigurasi. Hal tersebut terlihat dari protocol pada interface fa1/0 – fa8/0
yang berada pada kondisi up.
3. Konfigurasi PC.
Hal selanjutnya yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah
mengkonfigurasi IP Address, Gateway, dan Subnet Mask pada masing-masing PC
seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. 3 Tabel Konfigurasi PC
PC Interface ke IP Address Netmask Gateaway
Switch
PC Shafa Fa0/2 192.168.21.2 255.255.255.0 192.168.21.1
PC Jasmine Fa0/2 192.168.22.2 255.255.255.0 192.168.22.1
PC Anggun Fa0/2 192.168.23.2 255.255.255.0 192.168.23.1
PC Abi Fa0/2 192.168.24.2 255.255.255.0 192.168.24.1
PC Agung Fa0/2 192.168.25.2 255.255.255.0 192.168.25.1
PC Lilul Fa0/2 192.168.26.2 255.255.255.0 192.168.26.1
PC Nanta Fa0/2 192.168.27.2 255.255.255.0 192.168.27.1
PC Daden Fa0/2 192.168.28.2 255.255.255.0 192.168.28.1
Hal selanjutnya yang dilakukan adalah melihat tabel routing pada masing-
masing router.
a. Router Utama

Gambar 4. 12 Routing pada Router Utama


Pada Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa konfigurasi routing pada Router
Utama, didapatkan hasil “C 192.168.31.0/24”, “C 192.168.32.0/24”, “C
192.168.33.0/24” dan “C 192.168.34.0/24” yang berarti bahwa network tersebut
dapat terhubung dengan Router Utama dengan interface FastEthernet1/0,

IV-46
Praktikum Jaringan Komputer
FastEthernet6/0, FastEthernet4/0 dan FastEthernet8/0 yang memiliki IP
Address masing-masing.
b. Router 1
c.

Gambar 4. 13 Routing pada Router 1


Pada Gambar 4.13 menampilkan konfigurasi routing (tabel routing)
Router1. Didapatkan “C 192.168.21.0/24” dan “C 192.168.31.0/24” yang artinya
network tersebut langsung terhubung dengan Router1 melalui interface
FastEthernet0/0 serta FastEthernet0/1. Selebihnya merupakan jaringan yang
diproses menggunakan static route, di mana disimbolkan dengan “S” serta
melalui gateaway 192.168.31.2.
d. Router 2
a.

Gambar 4. 14 Routing pada Router 2


Pada Gambar 4.14 menampilkan konfigurasi routing (tabel routing)
Router1. Didapatkan “C 192.168.25.0/24” yang artinya network tersebut
langsung terhubung dengan Router2 melalui interface FastEthernet0/0.
IV-47
Praktikum Jaringan Komputer
Selebihnya merupakan jaringan yang diproses menggunakan static route, di
mana disimbolkan dengan “S” serta melalui gateaway “192.168.35.2”.
b. Router 3
a.

Gambar 4. 15 Routing pada Router 3


Pada Gambar 4.15 menampilkan konfigurasi routing (tabel routing)
Router1. Didapatkan “C 192.168.27.0/24” yang artinya network tersebut
langsung terhubung dengan Router3 melalui interface FastEthernet0/0.
Selebihnya merupakan jaringan yang diproses menggunakan static route, di
mana disimbolkan dengan “S” serta melalui gateaway “192.168.37.2”.
c. Router 4
a.

Gambar 4. 16 Routing pada Router 4


Pada Gambar 4.16 menampilkan konfigurasi routing (tabel routing)
Router1. Didapatkan “C 192.168.23.0/24” dan “C 192.168.33.0/24” yang artinya
network tersebut langsung terhubung dengan Router4 melalui interface
FastEthernet0/0 serta FastEthernet0/1. Selebihnya merupakan jaringan yang
IV-48
Praktikum Jaringan Komputer
diproses menggunakan static route, di mana disimbolkan dengan “S” serta
melalui gateaway “192.168.33.2”.
d. Router 5
a.

Gambar 4. 17 Routing pada Router 5


Pada Gambar 4.17 menampilkan konfigurasi routing (tabel routing)
Router1. Didapatkan “C 192.168.28.0/24” yang artinya network tersebut
langsung terhubung dengan Router5 melalui interface FastEthernet0/0.
Selebihnya merupakan jaringan yang diproses menggunakan static route, di
mana disimbolkan dengan “S” serta melalui gateaway “192.168.38.2”.
e. Router 6
a.

Gambar 4. 18 Routing pada Router 6


Pada Gambar 4.18 menampilkan konfigurasi routing (tabel routing)
Router1. Didapatkan “C 192.168.22.0/24” dan “C 192.168.32.0/24” yang artinya
network tersebut langsung terhubung dengan Router6 melalui interface
FastEthernet0/0 serta FastEthernet0/1. Selebihnya merupakan jaringan yang
IV-49
Praktikum Jaringan Komputer
diproses menggunakan static route, di mana disimbolkan dengan “S” serta
melalui gateaway “192.168.32.2”.
f. Router 7
a.

Gambar 4. 19 Routing pada Router 7


Pada Gambar 4.19 menampilkan konfigurasi routing (tabel routing)
Router1. Didapatkan “C 192.168.26.0/24” yang artinya network tersebut
langsung terhubung dengan Router7 melalui interface FastEthernet0/0.
Selebihnya merupakan jaringan yang diproses menggunakan static route, di
mana disimbolkan dengan “S” serta melalui gateaway “192.168.36.2”.
g. Router 8
a.

Gambar 4. 20 Routing pada Router 8


Pada Gambar 4.20 menampilkan konfigurasi routing (tabel routing)
Router1. Didapatkan “C 192.168.24.0/24” dan “C 192.168.34.0/24” yang artinya
network tersebut langsung terhubung dengan Router8 melalui interface
FastEthernet0/0 serta FastEthernet0/1. Selebihnya merupakan jaringan yang
IV-50
Praktikum Jaringan Komputer
diproses menggunakan static route, di mana disimbolkan dengan “S” serta
melalui gateaway “192.168.34.2”.
4. Test Koneksi dengan Ping dan Traceroute
a. PC Shafa ke PC Jasmine
a.

Gambar 4. 21 Hasil Tes Koneksi PC Shafa ke PC Jasmine


Pada Gambar 4.21, pinging yang dilakukan dari PC Shafa ke PC
Jasmine yang memiliki IP address “192.168.22.2” dan proses pinging
mendapatkan balasan dari PC tujuan yang menandakan bahwa pinging
berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa PC yang berbeda VLAN juga dapat
saling berhubungan.
b. PC Lilul ke PC Agung
a.

Gambar 4. 22 Hasil Tes Koneksi PC Lilul ke PC Agung


Pada Gambar 4.22, pinging yang dilakukan dari PC Lilul ke PC Agung
yang memiliki IP address “192.168.25.2” dan proses pinging mendapatkan
IV-51
Praktikum Jaringan Komputer
balasan dari PC tujuan yang menandakan bahwa pinging berhasil. Hal ini
menunjukkan bahwa PC yang berbeda VLAN juga dapat saling berhubungan.
c. PC Shafa ke PC Abi
a.

Gambar 4. 23 Hasil Tes Koneksi PC Shafa ke PC Abi


Pada Gambar 4.23, pinging yang dilakukan dari PC Shafa ke PC Abi
yang memiliki IP address “192.168.24.2” dan proses pinging mendapatkan
balasan dari PC tujuan yang menandakan bahwa pinging berhasil. Hal ini
menunjukkan bahwa PC yang berbeda VLAN juga dapat saling berhubungan.
d. PC Abi ke PC Anggun
a.

Gambar 4. 24 Hasil Tes Koneksi PC Abi ke PC Anggun


Pada Gambar 4.24, pinging yang dilakukan dari PC Abi ke PC Anggun
yang memiliki IP address “192.168.23.2” dan proses pinging mendapatkan

IV-52
Praktikum Jaringan Komputer
balasan dari PC tujuan yang menandakan bahwa pinging berhasil. Hal ini
menunjukkan bahwa PC yang berbeda VLAN juga dapat saling berhubungan.
e. PC Anggun ke PC Daden
a.

Gambar 4. 25 Hasil Tes Koneksi PC Anggun ke PC Daden


Pada Gambar 4.25, pinging yang dilakukan dari PC Anggun ke PC
Daden yang memiliki IP address “192.168.28.2” dan proses pinging
mendapatkan balasan dari PC tujuan yang menandakan bahwa pinging
berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa PC yang berbeda VLAN juga dapat
saling berhubungan.
f. PC Shafa ke Gateaway 192.168.27.1
a.

Gambar 4. 26 Hasil Tes Koneksi PC Shafa ke Gateaway 192.168.27.1


Pada Gambar 4.26, pinging yang dilakukan dari PC Shafa ke Gateaway
“192.168.27.1” yang memiliki IP address “192.168.27.2” dan proses
pinging mendapatkan balasan dari gateaway tujuan yang menandakan bahwa

IV-53
Praktikum Jaringan Komputer
pinging berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa PC yang berbeda VLAN juga
dapat saling berhubungan.
g. PC Jasmine ke Gateaway 192.168.24.1
a.

Gambar 4. 27 Hasil Tes Koneksi PC Jasmine ke Gateaway 192.168.24.1


Pada Gambar 4.27, pinging yang dilakukan dari P C Jasmine ke
Gateaway “192.168.24.1” yang memiliki IP address “192.168.24.2” dan
proses pinging mendapatkan balasan dari gateaway tujuan yang menandakan
bahwa pinging berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa PC yang berbeda VLAN
juga dapat saling berhubungan.

IV-54
Praktikum Jaringan Komputer

4.6 KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil praktikum yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Router merupakan perangkat jaringan yang berguna untuk menghubungkan dua
atau lebih subnet yang berbeda. Sebelum konfigurasi antar router dapat dilakukan,
itu harus dilakukan pertama konfigurasikan alamat IP router sehingga router yang
ada dapat terhubung karena menghubungkan ke router memerlukan jaringan IP
router setiap router.
2. Menerapkan konfigurasi static routing pada sebuah router dilakukan dengan cara:
konfigurasikan jaringan IP tujuan bersama dengan subnet mask dan router
gateway akan dilalui. Ketika konfigurasi ini membutuhkan presisi tinggi,
masukkan alamat IP pada setiap antarmuka bersama dengan jalur gateway yang
sesuai akan diteruskan pada setiap antarmuka. Hal ini untuk menghindari
kesalahan dan router yang ada akan saling terhubung.

IV-55

Anda mungkin juga menyukai