A. PENDAHULUAN
Sebagai implementasi dalam melaksanakan tanggung jawab untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh personil termasuk para tamu, perusahaan
telah mempunyai suatu prosedur tentang ketentuan dan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) bagi personil yang penggunaan dalam operasinya akan selalu diawasi oleh
perusahaan.
Pengaturan prosedur untuk Alat Pelindung Diri ini dimaksudkan untuk menyiapkan
bagi seluruh personil perusahaan agar mengerti dengan jelas tentang sistem dan
bagaimana seharusnya melakukan pekerjaan dengan aman.
Bilamana diperlukan, pemakaian Alat Pelindung Diri merupakan suatu keharusan
dan seluruh personil diharapkan untuk secara aktif memberikan saran-saran pada
prosedur ini, ikut serta dalam menyeleksi Alat Pelindung Diri yang digunakan dan
membantu dalam melaksanakan program ini. Saran dan keikutsertaan para program ini
dapat dilakukan melalui komunikasi antara Pengawas dengan personil atau safety
meeting/safety talks.
Keefektifan prosedur ini akan terus berlangsung dan dimonitor melalui
pengamatan lini manajemen dan secara interval akan diinspeksi oleh bagian K3L.
B. TUJUAN
Tujuan dari prosedur ini adalah sebagai pedoman dalam pemilihan, pembelian,
penggunaan, pemeliharaan, training dan instruksi, penyimpanan dan pencatatan
berkenaan dengan APD.
C. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk seluruh operasi bisnis PT. Intecs Teknikatama Industri
D. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. KepMen no. 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan Umum
3. Pemenakertrans No. PER 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
E. TANGGUNG JAWAB
1. PJO/Supervisor
a. Memastikan APD sesuai dengan aktifitas yang dilakukan
b. Memastikan karyawan di training bagaimana penggunaannya
c. Memastikan prosedur ini dipatuhi oleh semua orang yang beraktifitas di area kerja
PT. Duta KreasiTehnik
2. Karyawan dan Tamu
a. Menggunakan APD secara benar
b. Mematuhi prosedur ini.
F. DEFINISI
APD - Alat Pelindung Diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang
disekelilingnya.
Untuk mendapatkan penggantian Alat Pelindung Diri yang baru karena yang
lama telah rusak, maka Alat Pelindung Diri yang telah rusak tersebut harus
dikembalikan ke bagian K3L tanpa terkecuali untuk dimusnahkan.
I. ANALISA ALAT PELINDUNG DIRI (berdasarkan jenis Alat Pelindung Diri yang
diperlukan dan area pekerjaan)
2. Pelindung Mata
a. Kacamata khusus harus digunakan oleh setiap personil pengelasan, pemeriksaan
sinar-x dan lain-lain.
b. Kacamata pelindung muka/sisi harus digunakan oleh setiap personil yang bekerja
dengan menggunakan alat pukul atau kemungkinan partikel-partikel kecil saat
bekerja dapat mengenai mata.
c. Kacamata keselamatan khusus yang berwarna bening atau hitam yang
pemakaiannya diharuskan bagi seluruh personil yang bekerja dilokasi tertentu
seperti fasilitas produksi, operator alat berat, warehouse, workshop, pengecetan
dan lain-lain.
3. Pelindung Telinga
Pelindung telinga harus digunakan dimana personil bekerja pada daerah yang
mempunyai tekanan suara atau tingkat kebisingan yang melampaui nilai ambang
batas yang telah ditentukan. Alat pelindung yang dimaksud misalnya ear plug atau ear
muff.
5. Pelindung Tangan
Semua personil harus memakai sarung tangan yang sesuai dengan pekerjaannya
bilamana pekerjaan yang dilakukan memungkinkan cedera pada tangan.
M.PENGGANTIAN
Karyawan wajib melakukan pengecheckan APD masing-masing dan meminta penggantian
jika:
1. Sudah tidak layak pakai atau robek
2. Rusak
3. Hilang
4. Jika PPE/APD tersebut kadaluarsa, jika terdapat masa kadaluarsa PPE/APD tersebut
5. Jika tidak sesuai dengan ketentuan standar Alat Pelindung Diri
Karyawan harus mengisi form request dan meminta persetujuan dari Supervisor atau
atasannya.
Jika PPE/APD rusak atau hilang, maka PPE/APD yang rusak harus ditunjukkan kepada
Supervisor dan harus disetujui oleh Manager.
N. REGISTRASI
Setiap PPE/APD yang di berikan ke karyawan harus di registrasi dan catatan harus di
pelihara.