Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang pada dirinya melekat harkat

dan martabat, yang harus di lindungi. 1 Hal ini telah diatur dalam Pasal 28B

Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “setiap anak berhak atas

kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan

dari kekerasan dan diskriminasi.”2 Perlindungan anak sendiri berarti segala usaha

yang dilakukan untuk menciptakan kondisi agar setiap anak dapat melaksanakan

hak dan kewajibannya demi perkembangan dan pertumbuhan anak secara wajar

baik fisik, mental dan sosial.3

Perlindungan anak saat ini menjadi isu yang hangat di perbincangkan di

kalangan masyarakat. Contohnya seperti Kekerasan, Eksploitasi, dan tindak

pidana lain yang menjadikan anak sebagai korban. Hal ini menunjukan bahwa

perlindungan hukum terhadap anak di Indonesia belum cukup maksimal.

Sehingga upaya perlindungan terhadap anak dari segala bentuk tindak pidana

harus segera dilakukan baik dari lapisan masyarakat yang dimulai dari lingkup

keluarga serta peran pemerintah untuk menjamin perlindungan terhadap anak dan

juga supaya hak anak terpenuhi secara maksimal agar anak dapat hidup,

berkembang dan berprestasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan.

1
Maidin Gultom, Perlindungan hukum Terhadap Anak Indonesia, Refika Aditama,
Bandung, 2008, hlm. 18.
2
Pasal 28B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana
Anak di Indonesia, Refika Aditama, Bandung, 2014, hlm. 40.
2

Perlindungan Anak merupakan komiten bangsa, bahwa menghormati,

melindungi dan menjamin hak anak adalah tanggung jawab Negara, Pemerintah,

Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua. Karena isu utama peningkatan kualitas

hidup manusia suatu Negara adalah bagaimana Negara tersebut mampu

melakukan perlindungan anak yaitu mampu memahami nilai-nilai hak-hak anak,

serta mampu mengimplementasikannya. 4

Indonesia dengan segala perkembangan hukumnya telah memiliki aturan

khusus tentang perlindungan anak yaitu Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014

perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak. Dimana di dalamnya menjelaskan bahwa orang tua, keluarga, negara,

pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin hak anak sebagai bagian dari

hak asasi manusia. Hak tersebut meliputi:

a. hak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara


wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
b. berhak mendapat perlindungan dari perlakuan :
- diskriminasi
- eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual
- penelantaran
- kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan
- ketidakadilan
- perlakuan salah lainnya
c. berhak untuk memperoleh perlindungan dari
- penyalahgunaan dalam kegiatan politik
- pelibatan dalam sengketa bersenjata
- pelibatan dalam kerusuhan sosial
- pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan
- pelibatan dalam peperangan
- kejahatan seksual
d. berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan,
penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi
e. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual
atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan

4
Nelli Herlina dan Hafrida, “Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Anak Korban
Kekerasan Seksual Di Wilaah Hukum Kota Jambi”, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 7, Nomor 2, 2016
Hlm 95. http://repository.unja.ac.id/619/
3

f. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana


berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya

Hal ini berarti manusia wajib memberi yang terbaik bagi anak-anak. Adapun

beberapa asas mengenai hak-hak anak yang tersirat di dalam deklarasi diatas

antara lain adalah sebagai berikut:

1. Anak wajib dilindungi dari berbagai macam kekerasan, kelalaian dan


penghinaan; tidak boleh bekerja sebelum usia tertentu, tidak boleh
subjek perdagangan; tidak boleh dilibatkan dalam pekerjaan yang l l l

merugikan kesehatannya, perkembangan tubuh, pendidikannya, akhlak


l l l l l l

dan jiwanya.
2. Anak wajib dilindungi dari perbuatan diskriminasi sosial, agama l

ataupun semua bentuk diskriminasi lain. Anak harus dibesarkan dengan l l l l

semangat persahabatan dan toleransi antar bangsa, serta persaudaraan


l l l l l

semesta dengan kesadaran bahwa bakat dan tenaganya harus diabdikan


l l l l l

pada manusia. 5

Pada penulisan ini penulis fokus pada perlindungan hukum pada anak
l l l

korban ekploitasi seksual, seperti pornografi, pelacuran, perdagangan, pariwisata


l l l l l l

seks dan perkawinan anak. Prostitusi anak adalah tindakan menawarkan


l l l l l l l l l l l l l

pelaya nan atau pelayanan langsung seorang anak untuk melakukan tindaka n
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

seksual demi me ndapatkan uang atau imba lan lain. Sedangkan perdagangan anak
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

untuk tujuan seksual adalah proses perekrutan, pemindahan-tanganan atau


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

penampungan dan penerimaa n anak untuk tujuan eksploitasi seksual. Serta


l l l l l l l l l l l l l l l l

pornografi anak adalah pertunjukan apapun termasuk foto, pertunjukan visual,


l l l l l l l l l l l l l l l

audio, tulisan atau dengan cara apa saja yang melibatkan anak dalam aktivita s
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

seksual yang nyata atau yang menampilkan bagia n tubuh anak demi tujuan-tujuan
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

tertentu. Oleh karena itu, penulis mengambil focus penelitian eksploitasi seksua l
l l l l l l l l

dalam kategori perdagangan anak untuk tujuan seksual.


l l l l l l l l l l

5
Maidin G., Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak l l l l

di Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung, 2014, hlm. 55.


l l
4

Lemahnya pengawasan dari pemerintahan terhadap pelaku eksploitasi anak


l l l l l l l

dibawah umur mengakibatkan pelaku eksploitasi anak akan semakin merajalela.


l l l l l l

Sejumlah kasus menunjukkan bahwa pihak berwajib ikut terlibat dalam


l l l l

pembongkaran sindikat bisnis anak-anak, baik yang dilakukan di dalam maupun


l

yang dikirim di luar negeri. 6 l l Diantara kasus-kasus yang melibatkan l

(mengorbankan) anak perempuan di bawah umur, salah satu operandi yang


l l l l

digunakan adalah penipuan.7 Sebagian dari mereka adakalanya tidak mengetahui l l l l l l

kalau dirinya nantinya akan dijadikan sebagai objek dari tindak kejahatan yakni l l l

salah satunya eksploitasi anak dibawah umur. Rata-rata mereka yang masih
l l l

berumur di bawah 18 tahun yakni antara usia 10-16 tahun yang sebelumnya sama
l l l

sekali tidak me ngenal hubungan seksual, karena me mang usianya yang masih
l l l l l l

muda belia dipaksa untuk melakukan hubungan seksual akibatnya mereka


l l l l l

diperkerjakan me njadi pekerja seks komersial.


l l l l l l l

Eksploitasi seksual yang terjadi pada anak menimbulkan dampak buruk


L l l l

terhadap diri anak seperti terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak


l l l l l l l

baik secara fisik maupun psikis serta anak juga akan mendapatkan berbagai
l l l l

masalah emosional, psikologis maupun fisik yang berat. Kekerasan fisik yang
l l l l

dialami bersamaan dengan eksploitasi seksual terhadap anak dapat mengakibatkan


l l l l l l

luka, rasa sakit dan rasa takut sedangkan masalah psikologis serius yang l l

ditimbulkan ole h eksploitasi seksual dapat menyebabkan rasa bersalah, rasa


l l l l l l

rendah diri, depresi dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan terjadinya
l l l l l l l l

6
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Perlindungan terhadap Korban Kekerasan Seksual l l l l l

(Advokasi atas Hak Asasi Perempuan), Refika Aditama Bandung, Bandung, 2001, hlm. 10. l l l

7
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Ibid.
5

bunuh diri. 8 Anak yang menjadi korban eksploitasi seksual juga mengalami

dampak pada masa pertumbuhan mereka. Tidak hanya berdampak pada masalah

fisik seperti kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual, dan

gangguan organ reproduksi, tetapi juga berdampak pada masalah psikologis anak

seperti gangguan konsep diri, gangguan emosi, perubahan perilaku, dan trauma

yang mendalam pada anak.

Tiap tahun, terdapat jutaan anak perempuan dan laki-laki dipenjuru dunia

yang mengalami pelecehan dan eksploitasi seksual. Seorang anak dapat menjadi

korban pelecehan dan eksploitasi seksual di rumah, di sekolah, maupun

dilingkungan masyarakat. Sedikitnya 120 juta anak perempuan diseluruh dunia

yang berusia dibawah 20 tahun, sekitar 1 dari 10 anak pernah mengalami

kekerasan seksual maupun tindakan seksual lainnya, meskipun angka sebenarnya

jauh lebih tinggi. Hal ini me langgar ketentuan hukum yang berlaku yang terdapat
l l l l l

dalam Pasal 88 Undang-Undang Perlindungan Anak yang berbunyi “Set iap orang
l l l

yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76I yang berbunyi
l l l l l

“ Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, me nyuruh


l l l l l l

melakukan, atau turut serta me lakukan eksploitasi secara ekonomi dan/atau


l l l l l l

seksual terhadap anak”, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
l l l l l

tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).”
l

Anak sebagai korban eksploitasi seksual berdasarkan Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2014 di dalam Pasal 66 dijelaskan bahwa anak mendapat

perlindungan khusus berdasarkan pasal 59 ayat (2) huruf d dan hal itu merupakan

8
Ermanita Permatasari, Diah Trismawati, Muh.Fahimul Fuad dan Damanhuri,
“Perlindungan Terhadap Anak Korban Eksploitasi Seksual Dalam Perspektif Yuridis Normatif
dan Psikologis”, AL-‘ADALAH Vol. XIII, No. 2, Desember 2016, Hlm. 221.
6

kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Perlindungan khusus

bagi anak sebagai korban eksploitasi seksual dilakukan melalui:

a. penyebarluasan dan/atau sosialisasi ketentuan peraturan perundang-


l l l l l l

undangan yang berkaitan dengan Perlindungan Anak yang dieksploitasi l l l l

secara ekonomi dan/atau seksual; l l l

b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi; dan l l l l

c. pelibatan berbagai perusahaan, serikat pekerja, lembaga swadaya l l l l l l l

masyarakat, dan Masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap l l l

Anak secara ekonomi dan/atau seksual.”9 l l l

Berbagai upaya perlindungan hukum terhadap anak korban eksploitas i


li l l i l l li i l li l l l l l l l

seksual di Kota Jambi sudah dilakuka n baik pemerintah maupun berbagai instansi
l l l l l i l l l li li i l l

lainnya, yang sejalan dengan asas persamaan dihadapan hukum atau equality l li l l li l l l li l l l i l l l l l li l i

before the law yang merupakan sala h satu asas penting dalam negara hukum,
li li li l l li l l l l l l l li i l l li l l

sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28D Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yaitu
li l l i l l i l l l l l l l l L l i l l i

“Set iap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastia n
li i l l li l l l li l l l i l li i l l li l i l

hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum” terbukti dengan l l i li l li l l l l l i l l l li i li l

berbagai aturan yang dibentuk untuk me lindungi anak dari tindak pidana
li l l i l l l i li li i l l l i i l i l l

eksploitasi kekerasa na seksual. Namun dengan masih tingginya kasus eksploitas i


l l l l l l l l l l li l l i l l l l

seksual pada anak membuktikan bahwa pelaksanaan aturan tersebut masih belum
l l l l l l li i l l l li l l l l l l li li l li

maksima l. l i l

Pada penulisan ini penulis fokus pada perlindungan hukum pada anak l l l

korban ekploitasi seksual dengan sasaran di Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah l l l l l l

Perlindungan Perempuan dan Anak di Kota Jambi. Menurut Kepala Unit


l l l l l

Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak di Kota Jambi yaitu
l l l l l l

Ibu Rosa Rosilawati, data anak perempuan korban eksploitasi seksual sebagai l l l l

berikut: l

9
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
7

Tabel 1: Jumlah Kasus Eksploitasi Seksual Terhadap Anak di


l l l

UPTD PPA Kota Jambi

JUMLAH ANAK
TAHUN
L P
Jan - Des 2018 Jumlah: 50 Anak
l 6 44

Jan - Des 2019 Jumlah: 40 Anak


l 2 38
Jan - Des 2020 Jumlah: 53 Anak
l 7 46
Jan - Des 2021 Jumlah: 55 Anak
l 11 44
Jan - Des 2022 Jumlah: 68 Anak
l 1 67
Jan - Nov 2023 Jumlah: 70 Anak 11 59
TOTAL 38 298
Sumber: Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Anak dan Perempuan Kota
l l l l l l l

Jambi

Berdasarkan data tersebut di atas bahwa Jumlah kasus eksploitasi seksual


l l l l

terhadap anak Perempuan dan laki-laki di Kota Jambi set iap tahunnya mengalami
l l l l l

peningkatan. Terlihat jelas bahwa dari total 336 kasus tersebut korban anak
l

perempuan lebih mendominasi dibandingkan anak laki-laki. Padahal Pasal 15

Undang-Undang Perlindungan Anak dengan tegas mengatur bahwa set iap Anak l l l l l

berhak untuk memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan


l l l l l l l

politik, pelibatan dalam sengketa bersenjata, pelibatan dalam kerusuhan sosial,


l l l l l l l

pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan, pelibatan dalam


l l l l l l

peperangan dan kejahatan seksual.


l l l l

Ekspoitasi
L seksual l terhadap
l anak dalam bentuk l apapun sangat

membahayakan hak hak seorang anak untuk menikmati masa remaja mereka dan
l l l l l l

kemampuan mereka untuk hidup produktif. Rehabilitasi bagi anak-anak korban


l l l l

eksploitasi seksual merupakan sebuah proses yang kompleks dan sulit. Anak-anak
l l l l l l

yang mengalami eksploitasi umumnya menyatakan perasaan malu, rasa bersalah,


l l l l l
8

dan rendah diri. Secara psikologis anak-anak tersebut tidak memiliki sandaran
l l l l l

hidup yang membuat rasa aman kelak setelah dewasa. l l l l l

Selain itu juga terdapat beberapa kendala-kendala dalam melakuka n l l l l l l l l l l l l l l l l l

penegakan hukum pada perbuatan eksploitasi seksual pada anak, yakni dari faktor
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

penegakan hukum, faktor Masyarakat dan juga faktor kebudayaan. Kendala yang
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

terlihat dari faktor penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana eksploitas i
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

seksual anak di Wilayah Hukum Jambi bisa disimpulkan kurang optimal, seba b
l l l l l l l l l l l l l

minimnya petugas ataupun kualitas dari sumber daya manusia yang ahli dala m l l l l l l l l l l l l l l l l l

menyelesaikan permasalahan pada eksploitas seksual anak yang usianya di bawah


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

umur, selain itu juga banyaknya kasus-kasus yang tidak seimba ng denga n l l l l l l l l l l l l l l

penanganannya dan berdampak pada pemrosesan yang dinila i begitu lambat. Unit
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Pelayanan Perempuan dan Anak ket ika melakukan kegiatan penyidikan selalu saja
l l l l l l l l L l l l l l l l l l l l l l l l

terhambat pada bukti-bukti yang diungkapkan anak, terkadang anak memiliki rasa
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

malu sehingga anak seringkali berbohong yang di mana hal ini berdampak pada
l l l l l l l l l l l l l l l l l

pemberhentian perkara pada pelaku tindak pidana eksploitasi seksual anak


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan


l l l l l

penelitian dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Anak


l l l l l

Perempuan Sebagai Korban Eksploitasi Seksual di Kota Jambi.”


l l l L l

B. Perumusan Masalahl

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan permasalahan dalam


l l l

penelitian ini adalah:


l l

1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap hak-hak anak perempuan l l l l l

sebagai korban eksploitasi seksual di Kota Jambi?


l l l
9

2. Kendala-kendala apa saja yang terjadi dalam perlindungan hukum terhadap


l l l l l

hak-hak anak perempuan sebagai korban eksploitasi seksual di Kota Jambi? l l l l l

C. Tujuan Penelitian l l

Berdasarkan rumusan masalah yang te lah dikemukakan di atas, maka tujuan


l l l

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


l l l l

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana bentuk perlindungan hukum l l l l l

terhadap hak-hak anak perempuan sebagai korban eksploitasi seksual di Kota


l l l l l l

Jambi.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang terjadi dalam perlindungan l l l l l l

hukum terhadap hak-hak anak perempuan sebagai korban eksploitasi seksual dil l l l l l

Kota Jambi.

D. Manfaat Penelitian l l

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dan diketahui dari penelit ian ini yaitu i li li i li i i li li i i i i i

sebagai berikut:
li i li i

1. Manfaat Teoretis li li i

Pembahasan terhadap permasalahan yang dibahas dalam penelit ian ini


li li li i li li i i i i

diharapkan dapat me njadi sumbangsih dan konstribusi penulis dalam


i li i i i i li i

pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia sekaligus memberikan


li li i li li i i li i li i li li i

pemahaman kepada masyarakat khususnya yang berkaitan dengan bentuk


li li li i li li

perlindungan hukum terhadap hak-hak anak perempuan sebagai korban


li i li l l l

eksploitasi seksual di Kota Jambi. Selain itu, dapat pula dijadikan bahan
l l li i i i i

kajian lebih lanjut untuk melahirkan konsep ilmiah yang diharapkan mampu
i li i li i li i i i

memberikan sumbangsih bagi perkembangan hukum positif di Indonesia.


li li i i i li li i i i i li i
10

2. Manfaat Praktis i

a. Hasil penelit ian di harapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dan tawaran
i li li i i i i i li i li

bagi pemerintah, peradilan dan praktisi hukum dalam menentukan


i li li i li i i i li li

kebijakan dan langkah-langkah dalam bentuk perlindungan hukum


li i li li i

terhadap anak perempuan korban eksploitasi seksual di Kota Jambi.


li l l l l i i

b. Hasil penelit ian ini diharapkan juga dapat bermanfaat dan memberikan
i li li i i i i i li li li i

jawaban atas permasalahan yang ditelit i serta sebagai bahan masukan bagi li i li i i li li i i

pihak-pihak yang terkait langsung dengan penelit ian ini.


i i li i li li li i i i i

E. Kerangka Konseptual
l l

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang li li i li li i i li i

berbeda-beda dalam me ngartikan istilah yang digunakan dalam pe nelitian ini,


li li li li i i i i li li i i i i

maka penulisan memberikan batasan dan konsep terkait terhadap judul ini dengan
li i li li i li li i li i i li

memberikan definisi-definisi dari beberapa istilah yang ada, yaitu sebagai berikut:
li li i li i i i li i i i i li li i i i li i li i

1. Perlindungan Hukum
l

Pasal 1 Butir 6 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang l

Perlindungan Saksi dan Korban mengatur bahwa:


l l

Perlindungan adalah segala Upaya peme nuhan hak dan pemberian


l l l l l l

bantuan untuk me mberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban yang l l l

wajib dilaksanakan oleh Le mbaga Perlindungan Saksi dan Korban l l l

(LPSK) atau lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan undang-undang l l l l l

ini.

Selanjutnya, Soerjono Soekanto juga menyebutkan bahwa “Perlindungan


l l l l l l

hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk l l l l l

memberikan rasa aman kepada saksi atau korban, perlindungan hukum korban
l l l l
11

kejahatan sebagai bagian dari perlindungan Masyarakat, dapat diwujudkan


l l l

dalam berbagai be ntuk.”10 l l

2. Hak Anak l L l

Hak anak adalah hak dasar yang wajib diberikan dan didapatkan ole h
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

anak meliputi anak usia dini dan juga remaja usia 12-18 tahun. Hak anak ini
l l l l l l l l l l l l l l l l

berlaku baik anak yang mempunyai orang tua ataupun sudah tidak mempunya i
l l l l l l l l l l l l l l l l

orang tua, dan juga anak-anak terlantar. Hak anak menjadi sesuatu yang suda h
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

selayaknya didapatkan oleh anak. Konstitusi Indonesia, Undang-Undang


l l l l l l l l l l l l l l

Dasar 1945 sebagai Norma Hukum tertinggi tela h mengariskan bahwa “setiap
l l l l l l l l l l l l l l l l

anak berhak atas kelangsunga n hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
l l l l l l l l l l l l l l l l l

atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.” Dalam Pasal 1 butir 12


l l l l l l l l l l l l l l l

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,


l l l l l l l L l

disebutkan bahwa “Hak Anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang
l l l l l L l l l l l l l l l l l l l

wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat,
l l l l l l l l l l l l l l

pemerintah dan Negara”.


l l l l l l l

3. Korban l

Korban adalah seseorang yang mengalami secara langsung suatu l l l l li li l l li l l i li l l l l

perbuatan jahat. Perbuatan jahat dapat mengakibatkan kerugian, penderitaan


li l l l l li l l l l l l li l i l l li i l li li i l l

bahkan kehila ngan nyawa.11 Secara yuridis pengertian korban yang termasuk
l l li i l l l l l l l l l l l l l l

dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi


l l l l l l l l l l

dan Korban, yang dinyatakan Korban adalah “seseorang yang mengala mi


l l l l l l l l l l l l l l l l l

penderitaan fisik, me ntal, dan/atau kerugian ekonomi yang diakibatkan ole h


l l l l l l l l l l l l l l l l l

10
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Edisi 1,
l l l l l l l l l l l l l L

Cet. 12, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hlm. 133.


l l l l l l l l

11
Nursariani Simatupang dan Faisal, Kriminologi, Suatu Pengantar, Pustaka Prima, Medan, l l l l l l l l l l l l l l l l

2017, hlm. 137.


12

suatu tindak pidana”.12 Sedangkan yang dimaksud korban menurut Undang-


l l l l l l l l l l l l

undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dala m


l l l l l l l l l l l l l

Rumah Tangga ada lah “orang ya ng mengalami kekerasan dan/atau ancama n


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

kekerasan dalam lingkup rumah tangga”.


l l l l l l l l l

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang tata cara


l l l l l l l l l l l l l l

perlindungan terhadap korban dan saksi-saksi dalam pelanggaran HAM yang


l l l l l l l l l l l l l l l L l

berat, Korban adalah “orang perseorang dan atau kelompok orang ya ng


l l l l l l l l l l l l l l l l

mengala mi pe nderitaan fisik dan mental dari ancaman, gangguan, teror, dan
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

kekerasan pihak mana pun”. 13 Menurut Arief Gosita tentang masalah korban
l l l l l l l L l l l l l l l l

kejahatan (victim right) yang dimaksud denga n korban adalah “mereka yang
l l l l l l l l l l l l l l l l

menderita jasmaniah dan rohaniah sebaga i akibat tindakan orang lain, yang
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

mencari pemenuhan diri sendiri atau orang lain, yang bertentangan denga n
l l l l l l l l l l l l l l l l l

kepentingan dan hak asasi ya ng menderita”. 14


l l l l l l l l l l l

4. Eksploitasi Seksual
L l l l

Dala m Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 dijelaskan pengertia n


l l l l l l l l l l l

Eksploitasi yakni adalah tindakan denga n atau tanpa persetujuan korban yang l l l l l l l l l l l l l l l l l l

meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayana n paksa,
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

perbudakan atau praktik serupa perbudaka n atau penindasan, pemerasan,


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum


l l l l l l l l l l l l l l l l l

memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau


l l l l l l l l l l l l l l l l l

memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

12
Ba mbang Waluyo, Viktimologi Perlindungan Korban dan Saksi, Sinar Grafika, Jakarta,
l l l l l l l l l l l l l l

2012, hlm. 10.


13
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Korban dan Saksi-Saksi dalam Pelanggaran HA M yang berat


l l l l l l l l l l L l l l

14
Siswanto sunarso, Viktimologi dalam Sitem Peradilan Pidana, Sinar Grafika, Jakarta l l l l l l l l l l l l l l l l

Timur, 2012, hlm. 31.


13

mendapatkan keuntungan baik materil maupun immateril. Sedangkan yang


l l l l l l l l l l l l l l l l

dimaksud Eksploitasi seksual adalah segala bentuk pemanfaatan organ tubuh l L l l l l l l l l l l l l l l l l

lain dari korban untuk mendapatkan keuntungan, termasuk tetapi tidak


l l l l l l l l l l l l l l

terbatas pada semua kegiatan pelacuran dan pencabulan. 15


l l l l l l l l l l l l l l l l l

F. Landasan Teoretis
l l l l l

Landasan teori dalam penulisan ilmiah berfungsi sebagai pemandu untuk


l l l li i l l li i l i i l li i li l l i li l

mengorganisasi, menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena dan atau


li l i l i li li l l l li li i i li li l li li l l l l

objek masalah yang ditelit i dengan cara mengkonstruksi keterkaitan antara


li l l l l i li i i li l l l li i li li l i l l l l

konsep secara deduktif ataupun induktif. Teori adalah suatu kerangka konseptual
li li l l li i l l i i l l l l l l l l l l

yang digunaka n untuk menjelaskan, memahami, dan meramalkan fenomena di


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

dunia nyata. Teori sering kali digunakan dalam ilmu sosial, ilmu alam,
l l l l l l l l l l l l l

matemat ika, teknik, dan bidang-bidang lainnya untuk membantu memahami


l l l l l l l l l l l l l l l

baga ima na sesuatu bekerja, mengapa sesuatu terjadi, atau bagaima na sesuatu
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

dapat diubah atau diperbaiki. Teori sering kali didasarkan pada observasi, data,
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

dan pengalaman empiris, dan dapat diuji dan diuji ulang melalui penelitia n dan
l l l l l l l l l l l l l l l l l

pengamatan. Teori juga dapat berubah seiring dengan kemajuan pengetahua n


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

dan penemuan baru.


l l l l l

Adapun teori yang dijadikan kerangka pemikiran teorit is oleh penulis dala m
L l li i l i l i l li l l li i i l li i i li li i l l

tulisan ini adalah: i l i i l l l

1. Teori Perlindungan Hukum l l l

Menurut Von Thomas Aquinas, hukum kodrat merupakan pencerminan l l L l l l l l l l l

dari hukum-hukum yang abadi (lex naturalis). Jauh sebelum lahirnya alira n
l l l l l l l l l l l l l l

sejarah hukum, ternyata aliran hukum kodrat tidak hanya disajikan sebaga i
l l l l l l l l l l l l l l l l l

15
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberanta san l l l l l l l l l l l l l

tindak pidana perdagangan orang


l l l l l l l l
14

sains, tetapi juga diterima sebagai prinsip dasar dalam regulasi. Keseriusa n
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

umat manusia dalam me ndambakan keadilan, adalah hal esensia l yang


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

mengharapka n adanya hukum yang lebih tinggi daripada hukum positif.


l l l l l l l l l l l l

Hukum alam telah menunjukkan bahwa kebenaran dan keadila n sebenarnya l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

adalah sebuah konsep ya ng memuat banyak teori. Berbagai asumsi da n


l l l l l l l l l l l l l l l l l

pendapat para filsuf hukum muncul dari waktu demi waktu. Pada abad ke-
l l l l l l l l l l l l l l

17, substansi hukum alam telah mene mpatkan prinsip fundamental hak asa s i l l l l l l l l l l l l l l l

manusia universal.16 l l l l

Menurut Satjipto Rahardjo, Perlindungan hukum adalah memberika n


li l i l l li i l l l l li li i l

pengayoma n terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain
li l l li l l l l l i l i l L l i i l l l i

dan perlindunga n itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmat i


l li i l i i li i l li l l l l l l l l l l li i l i

semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. 17


li l l l l i li i l li

Gagasan yang lebih mengejawatah tentang hukum sebagai pe lindung


l l l l l l l l l l l l l l l l

hak asasi manusia dan kebebasan warganya, dinyatakan oleh Immanue l


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Kant. Bagi Kant, manusia ada lah makhluk rasional keinginan be bas. Negara
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

bertugas menegakkan hak dan kebebasan warga negaranya. Kemakmuran


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

dan kebahagiaan rakyat adalah tujuan negara dan hukum, oleh karena itu
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

hak-hak dasar itu tidak dapat dihala ngi oleh negara. 7 Hak dasar yang
l l l l l l l l l l l l l l l l l

melekat pada diri ma nusia secara kodrati, universal, dan abadi sebaga i
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

anugerah Tuhan Yang Maha Esa, termasuk hak untuk hidup, hak untuk
l l l l l l l L l l l l l

berkeluarga, hak pengemba ngan diri, hak atas keadilan, hak atas kebebasan,
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

16
Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, hlm. 116.
l l l l l l l l l l

17
Satjipto Rahardjo, Loc.Cit.
l l l
15

hak untuk berkomunikasi, hak atas keamanan, dan hak kesejahteraan, yang
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

karenanya tidak seorang pun boleh mengabaikan atau mengambilnya.18


l l l l l l l l l l l l l l l l l

Hukum dapat berfungsi untuk mewujudkan perlindungan yang tidak l l l l l l l l l

hanya adaptif dan fleksibel, tetapi juga prediktif dan antisipat if. Hukum
l l l l l l l l l l l l l l

dibutuhkan bagi mereka yang lemah dan be lum kuat sosial, ekonomi da n l l l l l l l l l l l l l l

politik untuk me mperoleh keadilan sosial. 19 l l l l l l l

Perlu dicatat bahwa upaya untuk mendapatkan perlindungan hukum


l l l l l l l l l l l l l

tentu saja diinginkan oleh manusia adalah tuntutan dan keteraturan antara
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

nilai-nila i dasar hukum, yaitu kepastian hukum, kemanfaatan hukum da n


l l l l l l l l l l l l l l

keadila n hukum, meskipun secara umum dalam praktek ketiga nila i tersebut.
l l l l l l l l l l l l l l l l

Nilai-nila i dasar itu tegang, tetapi upaya harus dilakukan untuk ketiga
l l l l l l l l l l l l l l l

nilai dasar itu secara bersamaan fungsi hukum yang utama adalah
l l l l l l l l l l l l l l l l

melindungi masyarakat dari bahaya dan perbuatan yang dapat merugika n


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

dan me nderita hidupnya dari orang lain, masyarakat dan pihak berwenang.
l l l l l l l l l l l l l l l l l

Di sisi lain itu berhasil juga untuk memberikan keadilan dan menjadi sarana l l l l l l l l l l l l l l l l

untuk mewujudka n kesejahteraan bagi semua rakyat. Perlindungan, l l l l l l l l l l l l l l l

keadila n, dan kesejahteraan ditujukan kepada subjek hukum yaitu


l l l l l l l l l l l l l l l l

pendukung hak dan kewajiban, termasuk perempuan. 20


l l l l l l l l l l l

Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa “Indonesia
l l l l i l li li l l l i li i l

adalah negara hukum.” Artinya, dalam ha l ini negara memiliki kewajiba n


l l l li l l L i l l l l i i li l l li i i i li l i l

untuk memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia set iap warga li li i l li i l li l l l l l i l i l li i l l l

18
Bernard L.Tanya, Yoan N. Simanjuntak, & Markus Y. Hage, Teori Hukum. Strategi
l l l l l l l l l l l l l

Tertib Manusia Lintas Ruang Generasi, Jakarta: Genta Publishing, 2010, hlm. 72-73
l l l l l l l l l l l l l

19
Nur Adi Kumaladewi, ‘Eksekusi Kendaraan Bermotor Sebagai Jaminan Fidusia Yang L l l l L l l l l l l l l l l l l l

Berada Pada Pihak Ketiga’, Jurnal Repertorium, II.2 (2015), 60–77


l l l l l l l l l l l

20
8 Bambang Kesowo, Negara Hukum, Program Legislasi Nasional Dan Kebutuhan l l l l l l l l l l l l l l

Desain Besar Bagi Perencanaannya, Orasi Ilmiah disampaikan pada Rapat Senat Terbuka dalam
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

rangka Dies Natalis ke-66 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 17 Februari
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

2012, hlm. 5.
16

negaranya, serta menegakkan supremasi hukum yang didasarkan pada


li l l l li l li li l l li l i l i l l l l l

kebenaran dan keadilan. Perlindungan hukum diberikan kepada subye k


li li l l l li l i l li i l i li i l li l l li

hukum ke dalam bentuk perangkat baik bersifat preventif maupun represif, li l l li li l l l i li i l li li i l li li i

baik lisan maupun tertulis. Dengan kata lain, perlindungan hukum sebaga i
l i i l l li i li l l l l i li i l li l l i

suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki
l l l l li li i i l i i i li i i l li i i i

konsep bahwa hukum me mberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian dan


li l l li li i l l li l i l li li i l li l i l l

kemanfaatan. li l l l l

Dala m l l menjalanka n li l l l dan l memberikan li li i l perlindungan li i l hukum

dibutuhkannya suatu tempat atau wadah dalam pelaksanaannya yang sering


i l l l li l l l l l l l li l l l l l l li i

di sebut dengan sarana perlindungan hukum, sarana perlindungan hukum


i li li l l l l li i l l l l li i l

dibagi menjadi dua macam yang dapat dipahami, sebagai berikut:21


i l i li l i l l l l l l i l l i li l l i li i

1. Sarana Perlindungan Hukum Preventif l l l li i l li li i

Pembahasan mengenai perlindungan hukum preventif biasanya berkaita n


l l l l l l l l l l l l l l l l l

dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh suatu negara atau pemerinta h


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

untuk me ncegah terjadinya tindakan krimina l atau pelanggaran hukum l l l l l l l l l l l l l l l

lainnya. Dalam konteks ini, pemerintah memiliki peran untuk


l l l l l l l l l l l

menciptakan lingkungan yang aman dan teratur bagi masyarakat,


l l l l l l l l l l l l l l l

sehingga pelanggaran hukum dapat dicegah sejak awal. Perlindunga n


l l l l l l l l l l l l l l l l

hukum preventif dapat dilakukan melalui berbagai cara yakni l l l l l l l l l l l l l l

Pembentukan undang-undang yang jelas dan tegas mengenai pelanggara n


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

hukum dan sanksinya. Undang-unda ng tersebut harus disusun denga n l l l l l l l l l l

cara yang transparan dan partisipat if sehingga masyarakat dapat


l l l l l l l l l l l l l l l l l

memaha mi dan menghormat inya dan peningkatan pengawasan da n


l l l l l l l l l l l l l l l l

21
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia, Sinar Bakti, l l l l l l l l l l l l l l

Jakarta, 1988, hlm. 102.


l l l
17

penegakan hukum. Pemerintah harus me mastikan bahwa hukum yang


l l l l l l l l l l l l l l

telah dibuat ditegakkan secara adil dan konsisten, sehingga pelanggar


l l l l l l l l l l l l l l l l l

hukum dapat dihukum dengan tegas. l l l l l l

Dengan melakukan upaya perlindungan hukum preventif secara efektif,


l l l l l l l l l l l l l l l l

pemerintah l l l dapat l l mencegah l l l terjadinya l l l tindakan l l kriminal l da n l

pelanggaran hukum lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang aman da n


l l l l l l l l l l l l l l l

teratur bagi masyarakat.22


l l l l l l l

Pada perlindungan hukum preventif ini, subyek hukum diberika n


l l li i l li li i i i li i li i l

kesempatan untuk me ngajukan keberatan atau pendapatnya sebelum


li li l l li l l li li l l l l li l l l li li

suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definit if. Tujuannya


l li l li li i l li l l li l li i i i l l

adalah mencegah terjadinya sengketa. Perlindungan hukum preve ntif


l l l li li l li l i l li li l li i l li li i

sangat besar artinya bagi tindak pemerintahan yang didasarkan pada


l l li l l i l l i i l li li i l l l i l l l l l

kebebasan bertindak karena dengan adanya perlindungan hukum yang


li li l l li i l l li l li l l l l li i l l

preventif pemerintah terdorong untuk bersifat hati-hat i dalam mengambil


li li i li li i l li li i l l i l i l l li l i

keputusan yang didasarkan pada diskresi. Di indonesia belum ada


li l l i l l l l l i li i i i li i l li l l

pengaturan khusus mengenai perlindungan hukum preventif.


li l l li li l i li i l li li i

2. Sarana Perlindungan Hukum Represif


l l l li i l li li i

Menurut Sitorus, Richo Ferna ndo dalam jurnal Novum perlindunga n


l l l l l l l l

hukum represif adalah upaya untuk memberika n sanksi atau hukuma n l l l l l l l l l l l l l l

atas pelanggaran hukum ya ng telah dilakukan. Dalam konteks ini,


l l l l l l l l l l l l l l

penegakan hukum dilakuka n setelah terjadi pelanggaran atau tindaka n


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

krimina litas. Contohnya adalah ketika seorang pelaku melakukan tindak l l l l l l l l l l l l l l l l

pidana, maka polisi atau aparat penegak hukum akan menangkapnya dan
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

22
Barda Nawa wi Arief, Masalah Penegakkan hukum dan Kebijakan Penanggulangan
l l l l L l l l l l l l l l l l l l l l l

Kejahatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, Hlm. 43


l l l l l L l l l
18

mengadilinya di pengadila n. Tujuannya adalah untuk menegakka n


l l l l l l l l l l l l l l l

hukum, memberikan keadilan bagi korban, dan mencegah terjadinya l l l l l l l l l l l l l l l

tindakan kriminal serupa di masa depan. Namun, penting juga untuk


l l l l l l l l l l l l

diingat bahwa perlindungan hukum represif sebaiknya dilakukan denga n


l l l l l l l l l l l l l l

menghormat i hak-hak asasi manusia dan prinsip-prinsip keadilan. Dala m


l l l l l l l l l l l l l l

hal ini, penting untuk memastikan bahwa proses pengadilan berjala n


l l l l l l l l l l l l l l

dengan adil dan tidak diskriminatif, serta memberikan kesempatan


l l l l l l l l l l l l l l l

kepada l l l para l l terdakwa l l l untuk membe la l l l diri dan l mendapatkan l l l l

perlindungan hukum yang setara.23


l l l l l l

Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk menye lesaikan


li i l l li li i li l li li li l i l

sengketa. Penanganan perlindungan hukum oleh Pengadilan Umum da n


li li l li l l l li i l li li l i l l

Peradilan Administrasi di Indonesia termasuk kategori perlindunga n


li l i l L i i l i i i li i l li l l li i li i l

hukum ini. Prinsip perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah i i i i li i l li l l i l l li li i l

bertumpu dan bersumber


li l li li dari konsep tentang pengakuan da n l i li li l li l l l

perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.


li i l li l l l l l l i l i l

Prinsip kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak


i i li l l li l l i li i l li l l i l

pemerintahan adalah prinsip negara hukum. Dikaitkan dengan pengakua n


li li i l l l l l i i li l l i l i l li l li l l

dan perlindunga n terhadap hak-hak asasi manusia, pengakuan da n


l li i l li l l l l l l i l i l li l l l

perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia mendapat tempat utama


li i l li l l l l l l i l i l li l l li l l l

dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari negara hukum.


l l l i l i l li l l l i li l l

Menurut Wahyu Simon Tampubolon dalam jurna l ilmiah advokas i l l l l l l l l l

perlindungan hukum adalah upaya hukum yang diberikan menjad i


l l l l l l l l l l l l

Sitorus dan Richo Fernando, ‘Perlindungan Hukum Pemegang Kartu Uang Elektronik
23
l l l l l l l l l l L l

ketika Hilang’. Jurnal Novum, 3. 1 (2018), 1-6.


l l l l
19

subyek hukum bentuk perangkat yang baik yaitu preventif atau bersifat l l l l l l l l l l l l l l

represi, baik secara verbal maupun verbal tertulis. Dengan kata lain bisa
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

dikatakan bahwa perlindunga n hukum sebagai gambar terpisah dar i


l l l l l l l l l l l l l l l

fungsi hukum itu sendiri, yaitu memiliki konsep bahwa hukum l l l l l l

memberikan keadilan, penghentian, kepastian, kemanfaatan dan negara.


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Dala m berlari dan memberikan perlindungan hukum membutuhka n


l l l l l l l l l l l l

tempat atau wadah dalam pelaksanaannya sering disebut sebagai sarana


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

payung hukum. 24 l

Menurut R. La Porta dalam Jurnal of Fina ncial Economics, bentuk


li l l l l l i l i l Li i li

perlindungan hukum yang diberikan oleh suatu negara memiliki dua


li i l l i li i l li l li l l li i i i l

sifat, yaitu bersifat pencegahan (prohibited) dan bersifat hukuma n


i l l i li i l li li l l i i li l li i l l

(sanction). Bentuk perlindungan hukum yang paling nyata adalah adanya


l i li li i l l l i l l l l l l l l

institusi-institusi
i i i i i i penegak li li l hukum seperti li li i pengadila n, li l i l kejaksaan, li l l l

kepolisian, li i i l dan l lembaga-lembaga li l l li l l penyelesaian li li li l i l sengketa li li l diluar i l

pengadila n (non-lit igasi) lainnya.


li l i l i i l i l i l

Perlindungan yang di maksud dengan bersifat pencegahan (prohibited)


li i l l i l li l li i l li li l l i i li

yaitu membuat peraturan, Sedangkan Perlindungan yang di maksud


l i li l li l l li l l li i l l i l

bersifat hukuman (sanction) yaitu menegakkan peraturan.


li i l l l i l i li li l l li l l

Adapun tujuan serta cara pelaksanananya antara lain sebagai berikut:


L l l li l l l li l l l l l l l l l i li l l i li i

1. Membuat peraturan, yang bertujuan untuk: li l li l l l li l

a. Memberikan hak dan kewajiban li li i l l l li l i l

b. Menjamin hak-hak pra subyek hukum li l i l l l li

Wahyu Simon Tampubolonupaya, ‘Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Ditinjau Dari


24
l l l l l l l l l l

Undang Undang Perlindungan Konsumen’, Jurnal Ilmiah “Advokasi”, 04. 01 (2016), 53-61
l l l l l l l L l
20

2. Menegakkan peraturan, melalui: li li l l li l l li l i

a. Hukum administrasi negara yang berfungsi untuk mencegah l i i l i li l l l li i li li l

terjadinya li l i l pelanggaran li l l l hak-hak l l dengan li l perizinan li i i l da n l

pengawasa n. li l l l

b. Hukum pidana yang berfungsi untuk menanggulangi set iap i l l l li i li l l i li i l

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undanga n, denga n


li l l l li l l li l l li l l l li l

cara mengenaka n sanksi hukum berupa sanksi pidana dan


l l li li l l l i li l l i i l l l

hukuman. l

c. Hukum perdata yang berfungsi untuk memulihkan hak denga n li l l l li i li i l l li l

membayar kompensasi atau ganti kerugian.25 li l l li l i l l l i li i l

Dapat disimpulkan bahwa Indonesia sebagai negara hukum berdasarka n


l l i i l l l i li i l li l l i li l l li l l l

pancasila harusla h memberikan perlindungan hukum terhadap warga


l l i l l l li li i l li i l li l l l l

negara dan seisinya.


li l l l li i i l

2. Teori Penegakan Hukum


l l l l l

Penegakan l l l l hukum pada l l dasarnya l l l merupakan l l l upaya l l dala m l l

mewujudkan ide-ide keadila n, kepastian hukum dan kemanfaatan sosial


l l l l l l l l l l l l l l l l l

menjadi kenyataan. Penegakan hukum dilakukan dengan tujuan agar norma-


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

norma hukum dapat berfungsi secara nyata sebagi pedoman pelaku dala m
l l l l l l l l l l l l l l l l l

lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam bermasyarakat dan


l l l l l l l l l l l l l l

benegara.l l l l

Manusia da lam bersosialisasi da lam lingkungan hidupnya pada


l l l l l l l l l l l l l

dasarnya memiliki pandangan-pandangan tertentu mengenai apa yang baik


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

dan apa yang tidak baik. pandangan tersebut terwujud didalam pasa ngan-
l l l l l l l l l l l l l l l l l

25
Wahyu Sasongko, Ketentuan-ketentuan pokok hukum perlindungan konsumen, Bandar
l l l l l l l l l l l l l

lampung, Universitas lampung, 2007, hlm. 31.


l l l l
21

pasangan tertentu misalnya, ada pasangan nilai ketertiban dengan nila i


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

ketentraman, pasangan nila i kepentingan umum dengan nilai kepentinga n


l l l l l l l l l l l l l l l l l

pribadi, pasangan nilai kelestarian dengan inovatisme. Didalam penegakan


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

hukum pasangan l l l nila i-nilai l l tersebut l l perlu l dirasaka n l l l atau l l dapat l l

diumpamakan perlu dipaduka n nilai ketertiban dengan nilai ketentraman.


l l l l l l l l l l l l l l l l l

Penegakan hukum sebagai suatu proses pada hakikatnya merupaka n


l l l l l l l l l l l l l l l l l

penerapan diskresi yang menyangkut membuat keputusan yang tidak secara


l l l l l l l l l l l l l l l l l

ketat diatur oleh kaedah hukum, yang pada hakekatnya diskresi berada
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

diantara hukum dan moral. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa penegak
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

hukum bukanla h semata-mata berarti pelaksana an Perunda ng-Unda ngan, l l l l l l l l l l l l l l l l l l

walaupun didala m pernyataan di Indonesia kecenderungannya adala h


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

demikian sehingga pengertian law enforcement begitu populer.


l l l l l l l l l l l l l

Dala m hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang


l l l l l l l l l l l l l

mempengaruhi penegakan hukum ya itu:


l l l l l l l l

1. Faktor hukum itu sendiri ya ng dibatasi pada Unda ng-Undang. l l l l l l l l l

2. Faktor penegak hukum ya itu pihak-pihak yang membentuk maupun l l l l l l l l l l l

penerapan hukum. l l l l

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. l l l l l l l l l l l l l l

4. Faktor masyarakat, ya itu ruang lingkup dimana hukum itu berlaku dan l l l l l l l l l l l l

diterapkan. l l l

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang l l l l l l l l l l l l l l l l l

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. 26 l l l l l l l l l l l l l l

Penegakan hukum secara konkret adalah berlakunya hukum positif


l l l l l l l l l l l l l l

dalam praktik sebagaima na seharusnya patut dipatuhi. Oleh karena itu,


l l l l l l l l l l l l l l l l l

memberikan keadilan dalam suatu perkara berarti memutuskan hukum in


l l l l l l l l l l l l l l l l

26
Soejono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Edisi 1, Cet.
l l l l l l l l l l l l l L l

12, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hlm. 8.


l l l l l l l
22

concreto dalam mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum mater il


l l l l l l l l l l l l l l l l

dengan menggunkan cara prosedural ya ng ditetapkan oleh hukum formal. 27


l l l l l l l l l l l l l l

Menurut Sudikno Mertokusumo, menyatakan bahwa hukum berfungsi


l l l l l l l l l

sebagai perlindungan kepentingan manusia. Sehingga harus dilaksanaka n


l l l l l l l l l l l l l l l l l

secara normal, damai, tetapi dapat terjadi pula pela nggaran hukum, se hingga
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

hukum harus ditegakan agar hukum menjadi kenyataan. Dalam penegakan l l l l l l l l l l l l l l l l l l

hukum mengandung tiga teori ya itu: Kepastian Hukum (rechtszekerheid), l l l l l l l l l l l l

Kemanfaatan (zweekmassigkeit), dan Keadila n (gerechtigheit).28 Hal ini


l l l l l l l l l l l l l l l l l

menghendaki agar dalam masyarakat tidak terjadi main hakim sendiri


l l l l l l l l l l l l l l l l l

(eigenrichting).
l l

Berdasarkan tiga teori penegakan hukum di atas dapat dijelaskan bahwa:


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

a. Teori Kepastian Hukum (rechtszekerheid),adalah jamina n bahwa


l l l l l l l l l l l l l l l

hukum dijalanka n, oleh yang berhak menurut hukum dapat l l l l l l l l l l

memperoleh haknya dan bahwa putusan dapat dilaksanakan. l l l l l l l l l l l l l l l

Walaupun kepastian hukum erat kaitannya dengan keadilan, namun l l l l l l l l l l l l l l l l

hukum tidak identik dengan keadila n. Hukum bersifat umum, l l l l l l l l l

mengikat setiap orang, bersifat menyamaratakan, sedangkan keadila n


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

bersifat subyektif, individualistis, dan tidak menyamaratakan.Hukum


l l l l l l l l l l l l

harus dapat menciptakan kepastian hukum karena hukum bertujua n


l l l l l l l l l l l l l l

untuk ketertiban masyarakat. l l l l l l l

b. Teori Kemanfatan (zweekmassigkeit), bahwa


l masyarakat l l l l l l l l l l l l l l

mengharapka n manfaaat dala m pelaksanaan atau penegaka n hukum.


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Hukum itu untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegaka n l l l l l l l l l l l l l l l

hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. l l l l l l l l l l l l l l l l

Jangan sampai justru karena hukumnya dilaksanakan ditegakan mala h


l l l l l l l l l l l l l l l l l

akan timbul keresahan di dalam masyrakat itu sendiri.


l l l l l l l l l l l l

c. Teori Keadilan (gerechtigheit), bahwa dalam pelaksanaan hukum atau


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

penegakan hukum harus adil karena hukum bersifat umum da n


l l l l l l l l l l l l

berlaku bagi setiap orang dan bersifat menya maratakan. Tetapi hukum
l l l l l l l l l l l l l l l l l

tidak identik dengan keadilan karena keadila n bersifat subjektif, l l l l l l l l l l l l l l l l

individualistik, dan tidak menya maratakan.29 l l l l l l l l l

27
Dellyana, Shant, Konsep Penegakan Hukum, Liberty, Yogya karta, 1988. hlm. 33.
l l l l l l l l l l l l l

28
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2005, l l l l l l l l l l l l

hlm. 160.
29
Ibid., hlm. 161.
23

G. Metode Penelitian
l l l l l

1. Lokasi Penelitian l l l l

Adapun tempat atau wilayah yang menjadi lokasi penelitian adala h


L l l l l l l l l l l l l l l l l l

Dinas Pemberdayaa n Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak


l l l l l l l l l l l l l l l l L l

(DPMPPA) Kota Jambi L l l

2. Tipe/Pendekatan Penelitian l l l l l l l l

Penelitian ini dilakukan dengan menggunaka n tipe penelitian Yuridis


l l l l l l l l l l l l l l

Empiris. Menurut Bahder Johan Nasution bahwa:


L l l l l l l l

Penelit ian ilmu hukum empiris bertujuan untuk mengetahui


li li i i l i li i i li l li li l i

sejauhmana bekerjanya hukum di dalam masyarakat. Penelit ian ilmu


li l l l li li l l i l l l l l l li li i i l i

hukum empiris sebagai hasil interaksi antara ilmu hukum denga n li i i li l l i l i i li l i l l l i li l

disiplin ilmu-ilmu lainnya terutama sekali sosio logi hukum da n


i i i i i l i l li l l li l i i i l

antropologi hukum. 30 l i

Pendekatan penelitia n yuridis empiris lebih menekankan pada seg i


li li l l li li i i l i i li i i li i li li l l l l li i

observasinya. Hal ini berkaitan dengan sifat obye ktif dan empiris dari ilmu
li l i l l i i li l i l li l i l li i l li i i l i i

pengetahuan itu sendiri, termasuk pengetahuan ilmu hukum empiris ya ng


li li l l i li i i li l li li l l i li i i l

berupaya mengamat i fakta-fakta hukum yang berlaku di tengah-tengah


li l l li l l i l l l l l li l i li l li l

masyarakat, di mana hal ini mengharuskan pengetahuan untuk dapat di


l l l l i l l l i i li l l li li l l l l i

amat i dan dibuktikan secara terbuka. Tit ik tolak pengamatannya terletak


l l i l i i l li l l li l i i l li l l l l li li l

pada kenyataan atau fakta-fakta sosial yang ada dan hidup di tengah-tenga h
l l li l l l l l l l l l i l l l l l i i li l li l

masyarakat sebagai budaya hidup masyarakat.


l l l l li l l i l l i l l l l

Selain itu, metode pendekatan empiris adala h penelit ian ilmu hukum
li l i i li li li li l l li i i l l l li li i i l i

yang mema ndang hukum sebagai fakta yang dapat dikonstatasi atau diamat i
l li l l li l l i l l l l l i l l i l l i l l i

dan bebas nilai dan memiliki ciri-ciri yaitu, membedakan fakta dari norma,
l li l i l i l li i i i i i i i l i li li l l l l l i l

30
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, CV. Mandar Maju, Bandung, 2008,
l l l l l l l l l l l l l

hlm. 123.
24

gejala hukum harus murni empiris, ya itu fakta sosial, metodenya yaitu
li l l l i li i i l i l l i l li li l l i

metodologinya metode ilmu-ilmu empiris dan bebas nilai. 31


li i l li li i i li i i l li l i l i

3. Spesifikasi Penelitian l l l l l

Penelitia n yang dilakukan adalah bersifat deskriptif, yaitu penulis


li li i i l l i l l l l l li i l li i i l i li i

mencoba menggambarkan dan memaparkan secara rinci objek yang ditelit i


li l li l l l l li l l l li l l i i li l i li i i

berkenaan dengan pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak-hak anak


li li l l li l li l l l l li i l li l l l l l l

perempuan korban eksploitasi seksua l serta hak-hak yang wajib diperoleh


l l l l l l l l l l l l l l l l

oleh anak perempuan korban eksploitasi seksual di Kota Jambi.


l l l l l l l l l l l l l

4. Teknik Penarikan Sampel l l l l l l

Dalam penarikan sampel ini penulis skripsi ditentukan secara purposive


l l l l l l l l l l l l l l

sampling, yaitu penarikan sampel dengan cara mengambil subyek di


l l l l l l l l l l l l l l

dasarkan pada tujuan tertentu.32 Kemudian memutuskan terlebih dahulu


l l l l l l l l l l l l l l l

kriteria responden paling penting dan diutamakan ya ng berkaitan langsung


l l l l l l l l l l l l l l l

dengan permasalahan yang diteliti yakni sebagai berikut:


l l l l l l l l l l l l l l

1. Dra. Hj. Noverintiwi Dewanti. Me selaku Kepala Dinas Pemberdayaan l l l l l l l l l

Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambil l l l l l l L l l l

2. Rosa Rosilawat i selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Daera h l l l l l l l l l l l l l l l l

Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Jambi. l l l l l l L l l l

Dalam penelitian ini juga menggunakan penarikan sampel secara


l l l l l l l l l l l l l l l l l

Random Sampling, yaitu dengan me ngambil sample secara acak yakni


l l l l l l l l l l l l l l l

korban anak dalam kasus eksploitasi seksual yang ada di Unit PPA Kota l l l l l l l l l l l l l L l

Jambi. l

31
Ibid., hlm. 81-82.
32
Sumitro Ronny Hanitiyo, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia l l l l l l l l l l l l

Indonesia, Cet 3, 1988, hlm. 51.


l l l
25

5. Alat Pengumpulan Data


L l l l l l

Sebagaimana telah diketahui, maka di dalam penelitian lazimnya


li l l i l l li l i li l i l l i l l li li i i l l i l

dikenal paling sedikit tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen
i li l l i li i i i l li i l l li l l l l i i li

atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau


l l l l l l li l l l l l li l i l l l l l l l

interview. Ket iga jenis alat pengumpulan data tersebut dapat dipergunaka n
i li i li li i l li i l l li l l l li li l l i li l l

secara bersama-sama ataupun masing-masing.33


li l l li l l l l l l l i l i

Alat pengumpula n data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini


L l l l l l l l l l l l l l l l

adalah Wawancara, yaitu penulis berhadapan langsung dengan responden


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

untuk mengadakan tanya jawab berdasarkan pertanyaan yang diarahkan l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

kepada informasi-informasi untuk topik yang akan digarap. Selain itu


l l l l l l l l l l l l

penulis juga melakukan Studi Dokumen yakni pengumpulan data dengan


l l l l l l l l l l l l l

cara mencari, membaca dan mempelajari berbagai macam dokumen, berkas


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

atau bahan-bahan kepustakaan dan naskah lainnya yang berhubunga n


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.


l l l l l l l l l l l l l l

6. Sumber Data l l l

a. Data Primer l l l

Yaitu data yang diperoleh langsung dari penelitian lapangan, para


l l l l l l l l l l l l l l l l

responden yang telah ditentukan.


l l l l l l l

b. Data Sekunder l l l l

Yaitu data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan dala m


l l l l l l l l l l l l l l l

kepustakaan yang meliputi: l l l l l l

33
Soerjono Soekanto, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Cet. 3,
l l l l l l l l l l l l l l l l

Jakarta, 1942, hlm. 66.


l l l
26

1) Bahan Hukum Primer, yaitu terdiri dari peraturan perunda ng- l l l l l l l l l l l

undangan ya ng berlaku yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi l l l l l l l l l l l l l l l

ini.

2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu terdiri dari literatur-literatur atau l l l l l l l l l l l l l

baha n bacaan ilmiah yang berkenaan dengan penulisan skripsi ini.


l l l l l l l l l l l l l l l

3) Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan yang memberikan informasi l l l l l l l l l l l l

tentang ba han primer berupa Ka mus Bahasa Indonesia dan Kamus


l l l l l l l l l l l l l l l

Hukum.

c. Ana lisis Data L l l l

Dari data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder
l l l l l l l l l l l l l l l

yang telah dikumpulkan, diseleksi dan sela njutnya data tersebut


l l l l l l l l l l l l l l

diklarifikasikan, kemudia n dilakukan analisis secara kualitat if, analisa


l l l l l l l l l l l l l l l l l

ini diperlukan atau dipergunakan untuk memperoleh data yang ada l l l l l l l l l l l l l l l

hubungannya dengan hasil penelitian yang penulis lakukan dan l l l l l l l l l l l l l

selanjutnya ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan dari penulisan


l l l l l l l l l l l l l l l l

dalam rangka penulisan skripsi ini.


l l l l l l

H. Sistematika Penulisan l l l l l

Untuk memahami skripsi ini secara lebih mendalam, maka materi-mater i li l l i i i i i li l l li i li l l l l l li i l li i

yang terdapat dalam skripsi ini dikelompokkan dalam 4 (empat) bab, masing-
l li l l l l i i i i i li l l l li l l l i

masing bab terdiri dari beberapa sub bab guna lebih memperjelas ruang lingkup
l i l li i i l i li li l l l l li i li li li l l i

dan cakupan permasalahan yang ditelit i. Adapun sistemat ika penyampaiannya


l l l li l l l l l i li i i L l i li l i l li l l i l l

adalah sebagai berikut:


l l l li l l i li i
27

BAB I
L : Pendahuluan l l l

Bab ini merupaka n penjelasan singkat mengenai keseluruhan dar i


l i i li l l li li l l i l li li l i li li l l i

isi penulisan yang dimaksudkan sebaga i kerangka teori untuk


i i li i l l i l l li l l i li l l li i

memudahkan dalam penulisan skripsi ini yang berisikan Latar


li l l l l li i l i i i i l li i i l l l

Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelit ian,


li l l l l l li l l l l l li li i i l

Manfaat Penelit ian, Kerangka Konseptual, Landasan Teoretis,


l l l li li i i l li l l li l l l l li li i

Metode Penelit ian dan Sistemat ika Penulisan. li li li li i i l l i li l i l li i l

BAB II
L : Tinjauan Umum l l

Dala m bab ini terdiri dari sub ba b yaitu Perlindungan Hukum, Hak
l l l l l l l l l l

Anak dan Eksploitasi Seksual Anak


L l

BAB III
L : Pembahasan l l l l

Dala m bab ini terdiri dari sub bab mengenai hasil penelitian da n
l l l l l l l l l l l l l l

pembahasan tentang bentuk perlindungan hukum terhadap hak-hak


l l l l l l l l l l l l l l

anak perempuan sebagai korban eksploitas seksual di Kota Jambi


l l l l l l l l l l l l l l l

serta kendala-kenda la apa saja yang terjadi dalam perlindunga n


l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

hukum terhadap hak-hak anak perempuan sebagai korba n l l l l l l l l l l l l l l

eksploitasi seksual di Kota Jambi.


l l l l l l

BAB IV
L : Penutup l

Pada bab ini berisikan bagian akhir dari penulisan ini yang terdir i
l l l i i li i i l l i l l i l i li i l i i l li i i

dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaba n


l i li i l l l l li i l li l l l l l

singkat terhadap permasalahan yang telah dirumuskan pada ba b


i l li l l li l l l l l li l i l l l l

pertama, seda ngkan saran merupakan sumbangan pemikira n


li l l li l l l l li l l l l li i i l

terhadap permasala han yang telah dibahas pada bab kedua.


li l l li l l l l l li l i l l l l l li l

Anda mungkin juga menyukai