Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengertian ilmu lingkungan dan ekologi

Ilmu lingkungan adalah disiplin ilmiah yang menggabungkan ilmu fisika,


biologi, kimia, ekologi, ilmu tanah, geologi, sains atmosfer, dan geografi
untuk mempelajari lingkungan dan solusi dari permasalahan lingkungan. Ilmu
lingkungan berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, hukum, filsafat, dan
agama. Cabang keilmuan dari ilmu lingkungan sangat beragam karena ilmu
lainnya dapat diterapkan pada kajian lingkungan dan teknik lingkungan.Ilmu
lingkungan sebenarnya ialah ekologi yang menerapkan berbagai asas dan
konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan
manusia dengan lingkungannya.Ilmu lingkungan merupakan bidang akademik
multidisipliner yang mengintegrasikan ilmu fisika, biologi, kimia, ekologi, ilmu
tanah, geologi, sains atmosfer.

Ekologi adalah salah satu disiplin ilmu yang merupakan inti dari ilmu
lingkungan, sehingga ilmu lingkungan dapat dikatakan sebagai aplikasi dari
ekologi untuk mengelola lingkungan.

3. Hukum konservasi energi dan gejala pengatur iklim mikro (micro climate

Konservasi energi adalah upaya untuk mengurangi konsumsi energi dengan


cara meminimalisir penggunaan energi yang tidak diperlukan. Tujuannya
adalah mengurangi penggunaan energi fosil yang tidak dapat terbarukan,
mengurangi dampak negatif pada lingkungan, menekan biaya untuk belanja
energi, serta membantu menjamin ketersediaan energi nasional.Konservasi
energi juga melibatkan penggunaan energi secara efisien di mana manfaat
yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, serta
mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi.Upaya
konservasi energi dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi hemat
energi, penerapan budaya hemat energi, penerapan konversi energi, dan
teknik konservasi seperti waste heat recovery dan perbaikan isolasi panas.

Hukum konservasi energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan


atau dimusnahkan, tetapi hanya dapat berubah bentuk. Hukum ini berkaitan
dengan proses terjadinya perubahan iklim mikro. Misalnya, tumbuhan dapat
mempengaruhi suhu lingkungan sekitarnya, sehingga hutan dikatakan
sebagai pengatur iklim mikro.Selain itu, dalam konteks ameliorasi iklim mikro
berbasis masyarakat, hutan mangrove dianggap sebagai pengatur iklim mikro
karena berperan sebagai peneduh, produsen oksigen, dan penyerap
air.Sistem monitoring klimatologi mikro wilayah konservasi mangrove
berbasis Internet of Things juga menyoroti pentingnya pengaturan iklim
mikro kawasan setempat.Dengan demikian, hukum konservasi energi
memiliki kaitan yang erat dengan gejala pengaturan iklim mikro dalam
berbagai konteks lingkungan.

4. Pencemaran suara: Suara bising dari sumber seperti kendaraan bermotor,


kapal terbang, mesin pabrik, dan radio/tape recorder yang berbunyi keras
dapat mengganggu pendengaran dan menyebabkan gangguan pada manusia
dan makhluk hidup lain

Untuk mengatasi pencemaran lingkungan hidup ini, diperlukan pendekatan


yang melibatkan penanggulangan secara administratif, perubahan perilaku,
dan pengembangan teknologi yang lebih ramah lingkungan.

5.Rekayasa lingkungan untuk mengatasi kebisingan di jalan raya

Untuk mengatasi kebisingan di jalan raya, dapat dilakukan rekayasa


lingkungan dengan cara pengendalian terhadap sumber bising, pengendalian
terhadap jalur bising, dan pengendalian terhadap penerima bising.Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kebisingan pada sumbernya
adalah dengan menempelkan alat peredam suara pada alat yang
bersangkutan.Selain itu, dapat dilakukan penanaman tanaman kecil di antara
pohon-pohon besar di pinggir jalan.Pada jalur bising, dapat dilakukan
penembatan penghalang pada jalan transmisi dengan mengadakan isolasi
ruangan atau menempatkan bahan-bahan yang mampu menyerap
suara.Sedangkan pada penerima bising, dapat dilakukan pemakaian sumbat
atau tutup telinga

Anda mungkin juga menyukai