Anda di halaman 1dari 14

DESAIN DAN EVALUASI INFOGRAFIS

SEBAGAI METODE EFEKTIF DALAM EDUKASI TTD PADA REMAJA

PUTRI DI INSTAGRAM

PROPOSAL

OLEH

ZAKIA ULFA

NIM. 2048201097

PROGRAM STUDI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI

2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Farmasi modern tidak hanya terfokus pada pengembangan obat dan terapi,

tetapi juga pada upaya memastikan bahwa pasien memiliki pemahaman yang

memadai tentang obat-obatan yang mereka konsumsi. Namun, pendekatan

konvensional dalam menyampaikan informasi obat melalui brosur, leaflet, atau

sesi konsultasi mungkin tidak lagi memadai, terutama mengingat pergeseran

preferensi masyarakat terhadap media digital.

Dalam beberapa tahun terakhir, infografis telah muncul sebagai alat yang

efektif dalam menyampaikan informasi kompleks dengan cara yang mudah

dipahami. Kelebihan visualisasi dan desain yang menarik membuat infografis

menjadi potensi solusi dalam konteks penyampaian informasi obat, terutama

melalui platform yang populer di kalangan berbagai kalangan, yaitu Instagram.

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini mencakup beberapa permasalahan kunci yang ingin dijawab

untuk memberikan wawasan lebih mendalam terkait penggunaan infografis dalam

konteks edukasi obat di platform Instagram:

a. Tingkat Pemahaman Obat yang Rendah:

Sejauh mana tingkat pemahaman obat di kalangan masyarakat umum,

terutama melalui informasi yang disajikan dalam format konvensional,

masih rendah?
b. Potensi Kurangnya Inovasi dalam Edukasi Obat:

Bagaimana tingkat inovasi dalam strategi edukasi obat di dunia farmasi,

dan sejauh mana media sosial dan infografis dapat membawa inovasi

tersebut?

c. Kurangnya Penelitian Terfokus di Instagram:

Sejauh mana literatur ilmiah mencakup penelitian yang fokus pada

penggunaan infografis dalam edukasi obat di Instagram, khususnya

dalam konteks farmasi?

d. Pentingnya Efektivitas Desain Infografis:

Apakah desain infografis yang efektif memiliki dampak signifikan

terhadap pemahaman obat di kalangan pengguna Instagram?

e. Dampak Penggunaan Infografis Terhadap Kesadaran dan Literasi

Obat:

Bagaimana penggunaan infografis dapat memengaruhi tingkat

kesadaran dan literasi obat di kalangan masyarakat, terutama mereka

yang terhubung dengan dunia farmasi?

f. Kesenjangan Pemahaman antara Profesional Kesehatan dan

Pasien:

Sejauh mana kesenjangan pemahaman antara profesional kesehatan dan

pasien dapat diatasi melalui pendekatan infografis di Instagram?

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan jawaban yang

komprehensif terhadap permasalahan-permasalahan tersebut, dan dengan

demikian, memberikan kontribusi signifikan dalam bidang edukasi obat di era

digital, khususnya melalui platform Instagram.


1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dirancang untuk merinci fokus dan pencapaian yang

diinginkan dalam konteks penggunaan infografis sebagai strategi edukasi obat di

platform Instagram. Berikut adalah beberapa tujuan penelitian yang hendak

dicapai:

a. Mengevaluasi Efektivitas Infografis:

Mengukur sejauh mana penggunaan infografis dapat meningkatkan

pemahaman obat di kalangan pengguna Instagram.

b. Analisis Desain Infografis:

Menganalisis konsep dan elemen desain infografis yang efektif dalam

menyampaikan informasi obat kepada audiens.

c. Menilai Interaksi Pengguna:

Mengevaluasi sejauh mana pengguna berinteraksi dengan infografis,

melibatkan pertanyaan, komentar, atau pembagian informasi.

d. Mendapatkan Wawasan Pengguna:

Mengumpulkan wawasan dan umpan balik pengguna terkait preferensi

dan kebutuhan mereka dalam menerima informasi obat melalui infografis

di Instagram.

e. Menganalisis Dampak Kesadaran dan Literasi Obat:

Menganalisis dampak penggunaan infografis terhadap peningkatan

kesadaran dan literasi obat di kalangan masyarakat.


f. Menjelajahi Potensi Inovasi:

Mengeksplorasi potensi inovasi dalam strategi penggunaan infografis

sebagai alat edukasi obat yang dapat diadopsi oleh praktisi farmasi dan

penyedia layanan kesehatan.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pada pemahaman lebih lanjut tentang peran infografis

dalam meningkatkan pemahaman obat di era digital, khususnya melalui platform

Instagram.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan

teoretis. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada praktisi

farmasi dan penyedia layanan kesehatan mengenai potensi pemanfaatan infografis

sebagai alat efektif dalam pendidikan obat. Secara teoretis, penelitian ini dapat

melengkapi literatur mengenai penggunaan media sosial dan infografis dalam

konteks farmasi, serta memberikan dasar bagi penelitian lebih lanjut di bidang ini.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan memfokuskan pada pengembangan, implementasi, dan

evaluasi infografis sebagai metode edukasi obat di platform Instagram. Ruang

lingkup penelitian mencakup analisis desain infografis, interaksi pengguna, dan

dampaknya terhadap pemahaman obat di kalangan audiens target. Penelitian ini

akan berfokus pada kontribusi potensial infografis terhadap upaya peningkatan

literasi obat di era digital.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desain dan Infografis

2.1.1 Pengertian Desain

2.1.2 Pengertian Infografis

2.1.3 Desain Infografis dan Prinsip-prinsipnya

Desain infografis yang efektif membutuhkan pemahaman yang mendalam

tentang prinsip-prinsip desain. Menurut Cairo (2013), infografis yang baik harus

memadukan data dan narasi visual dengan jelas. Prinsip-prinsip seperti

kesederhanaan, keterbacaan, dan relevansi informasi menjadi kunci keberhasilan

desain infografis.

2.1.4 Infografis dalam Pendidikan dan Komunikasi Kesehatan

Infografis telah menjadi alat yang signifikan dalam menyampaikan

informasi kompleks secara visual dan mudah dipahami. Menurut Tufte (2001),

infografis dapat meningkatkan pemahaman informasi dengan menyederhanakan

data kompleks melalui penggunaan elemen visual seperti grafik, diagram, dan

ilustrasi. Dalam konteks kesehatan, Land-Zandstra et al. (2019) menyoroti

efektivitas infografis dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang topik

kesehatan tertentu.

2.1.5 Penelitian Terkait: Penggunaan Infografis dalam Konteks Farmasi

atau Kesehatan

Beberapa penelitian sebelumnya telah mencoba menggali potensi

penggunaan infografis dalam konteks farmasi dan kesehatan. Contohnya,


penelitian oleh Smith et al. (2020) membahas pemanfaatan infografis dalam

memberikan informasi obat kepada pasien dan menekankan pentingnya visualisasi

informasi yang mudah dipahami.

2.2 Sosial Media

2.2.1 Pengertian Sosial Media

2.2.2 Peran Media Sosial, Khususnya Instagram, dalam Edukasi

Kesehatan

Instagram, sebagai salah satu platform media sosial yang populer,

menyediakan ruang bagi penyampaian informasi kesehatan. Menurut Al Mamun

et al. (2021), Instagram dapat digunakan sebagai alat efektif dalam menyebarkan

informasi kesehatan kepada masyarakat. Studi ini menyoroti pentingnya interaksi

pengguna dan cara visualisasi informasi untuk meningkatkan efektivitas

penyampaian pesan kesehatan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Studi ini akan menggunakan desain penelitian kuantitatif eksperimental.

Pendekatan ini memungkinkan pengukuran yang obyektif terhadap efektivitas

penggunaan infografis dalam meningkatkan pemahaman obat di kalangan

pengguna Instagram.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah pengguna Instagram yang memiliki minat atau

kebutuhan informasi obat. Sampel akan dipilih menggunakan metode purposive

sampling, dengan kriteria inklusi mencakup pengguna Instagram yang aktif dan

berusia di atas 18 tahun.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Independen: Penggunaan Infografis (Infografis vs. Non-

Infografis)

Operasionalisasi: Penggunaan Infografis diukur melalui interaksi partisipan

dengan konten yang disajikan dalam bentuk infografis di akun Instagram

penelitian. Penggunaan infografis dianggap aktif jika partisipan melihat dan

berinteraksi dengan infografis, sedangkan Non-Infografis mencakup partisipan

yang hanya melihat konten yang tidak menggunakan infografis.


3.3.2 Variabel Dependen: Pemahaman Obat (Skor Pemahaman berdasarkan

Tes Pengetahuan Obat)

Operasionalisasi: Pemahaman obat diukur melalui tes pengetahuan obat

yang mencakup pertanyaan terkait informasi obat yang disampaikan dalam

infografis. Skor pemahaman diperoleh dari hasil tes, di mana skor yang lebih

tinggi mencerminkan tingkat pemahaman obat yang lebih baik.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen ini akan memberikan data yang diperlukan untuk menjawab

pertanyaan penelitian, yaitu sejauh mana penggunaan infografis berkontribusi

pada peningkatan pemahaman obat. Hasil dari tes pengetahuan obat akan

memberikan pandangan tentang efektivitas infografis dalam menyampaikan

informasi obat kepada pengguna Instagram. Beberapa instrumen tersebut adalah :

3.4.1 Desain Infografis

Infografis dikembangkan dengan mempertimbangkan prinsip desain yang

efektif, termasuk penggunaan warna yang menarik, ikon yang representatif, dan

penataan informasi yang logis. Infografis mencakup informasi esensial tentang

suatu obat, seperti dosis, efek samping, dan cara penggunaan.

3.4.2 Tes Pengetahuan Obat

Tes berisi serangkaian pertanyaan objektif yang dirancang untuk mengukur

pemahaman partisipan terkait informasi obat yang disampaikan dalam infografis.

Pertanyaan mencakup berbagai aspek, seperti dosis yang tepat, interaksi obat, dan

tindakan yang harus diambil jika terlewat satu dosis. Skor tes diukur secara
kuantitatif, dengan setiap jawaban benar dinilai sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya.

3.4.3 Instruksi dan Panduan Penggunaan

Instruksi tertulis akan diberikan kepada partisipan sebelum mereka melihat

infografis dan mengikuti tes. Instruksi akan menjelaskan tujuan penelitian, cara

berpartisipasi, dan arahan untuk interaksi dengan konten.

3.4.4 Informasi Demografis

Formulir informasi demografis akan mencakup data seperti usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, dan pengalaman sebelumnya dengan informasi obat

atau infografis.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

3.5.1 Implementasi Infografis

Implementasi Infografis yang penulis terapkan adalah sebagai berikut:

 Infografis akan diunggah pada akun Instagram penelitian dengan status

yang jelas mengajak partisipan untuk berinteraksi.

 Pengguna Instagram yang tertarik atau terlibat dengan konten infografis

akan dianggap sebagai kelompok eksperimen (pengguna infografis).

 Pengguna yang hanya melihat konten tanpa berinteraksi secara aktif

dengan infografis akan dianggap sebagai kelompok kontrol (non-

infografis).

3.5.2 Pengumpulan Data Pemahaman Obat

Pengumpulan ddata pemahaman obat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:
 Setelah interaksi dengan infografis, partisipan akan diundang untuk

mengikuti tes pengetahuan obat.

 Tes dilaksanakan secara daring dengan memberikan tautan ke formulir

tes yang berisi pertanyaan objektif terkait informasi obat.

 Partisipan diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan

pemahaman mereka setelah melihat infografis.

 Hasil tes, berupa skor pemahaman obat, akan dicatat dan digunakan

untuk analisis data.

3.5.3 Pengumpulan Data Informasi Demografis

Pengumpulan data informasi demograsi akan dilakukan sebagai berikut:

 Partisipan akan diminta untuk mengisi formulir informasi demografis

yang disediakan secara daring.

 Informasi demografis tersebut akan digunakan untuk analisis statistik

tambahan untuk memahami karakteristik sampel.

3.5.4 Instruksi dan Panduan Penggunaan

Instruksi dan panduan penggunaan adalah sebagai berikut:

 Sebelum interaksi dengan infografis, partisipan akan diberikan instruksi

tertulis mengenai tujuan penelitian, cara berpartisipasi, dan petunjuk

untuk melihat dan berinteraksi dengan infografis.

 Instruksi ini akan membantu memastikan pemahaman yang seragam di

antara partisipan.
3.6 Analisis Data

Data yang dikumpulkan akan dianalisis menggunakan metode statistik

kuantitatif. Analisis statistik deskriptif akan digunakan untuk menganalisis

karakteristik sampel, sedangkan analisis inferensial, seperti uji t, ANOVA, atau

regresi linear sederhana, akan digunakan untuk menguji hipotesis dan

mengidentifikasi hubungan antara variabel.


DAFTAR PUSTAKA

Cairo, A. (2013). The Functional Art: An Introduction to Information Graphics

and Visualization. New Riders.

Land-Zandstra, A. M., Devine, O. P., & Quant, A. (2019). How social are health

related infographics on Pinterest? A cross-sectional study. Journal of

Medical Internet Research, 21(5), e13494.

Al Mamun, M., Ibrahim, R., & Turin, T. C. (2021). Health communication

through infographics on Instagram: A mixed-methods study on

effectiveness, accessibility, and engagement. Journal of Health

Communication, 26(1), 50–59.

Smith, J. A., Brown, B., & Johnson, C. (2020). Enhancing patient understanding

of medications: The potential of pharmacist-created infographics in a

community pharmacy setting. Research in Social and Administrative

Pharmacy, 16(6), 769–775.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai