Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 5, No. 11, November 2021, hlm. 4703-4710 http://j-ptiik.ub.ac.id

Evaluasi Proses Bisnis Sistem Peminjaman Ruangan Online menggunakan


Metode Quality Evaluation Framework (QEF)
(Studi Kasus PT. Omah Pioner Ngalam)
Wildan Dery Rahadi1, Buce Trias Hanggara2, Nanang Yudi Setiawan3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email : 1wildandery@gmail.com, 2buce_trias@ub.ac.id, 3nanang@ub.ac.id

Abstrak
PT. Omah Pioner Ngalam atau Ngalup Coworking Space merupakan perusahaan bergerak pada bidang
penyewaan ruangan secara online. Proses bisnis utama yang berjalan di Ngalup.co saat ini adalah proses
peminjaman ruangan yang berjalan secara online yang dilakukan oleh konsumen ke perusahaan. Adapun
beberapa permasalahan pada sistem peminjaman ruangan secara online ini pada Ngalup.co ini antara
lain, calon pelanggan pada saat ingin menyewa ruangan secara online masih harus menanyakan kembali
terkait waktu pelaksanaan yang tersedia di Ngalup.co dikarenakan ada beberapa SOP yang belum
dijalankan dengan oleh pihak perusahaan untuk memasukkan data tanggal mana saja yang sudah dipesan
oleh pelanggan lain. Untuk dapat mengetahui alur proses bisnis yang sedang berjalan saat ini digunakan
metode Busisneess Process Model (BPMN) dengan hasil pemodelan proses bisnis saat ini yang sedang
berjalan, selanjutnya perlu dilakukan evaluasi menggunakan metode adalah Quality Evaluation
Framework (QEF) dengan hasil terdapat tiga quality factor yang tidak sesuai dengan kode Q1,Q4, dan
Q9 dan Root Cause Analysis (RCA) menghasilkan akar-akar permasalahan yang menyebabkan
terhambatnya proses bisnis itu berjalan.
Kata kunci : business process, business process modelling notation (BPMN), quality evaluation framework
(QEF), root cause analysis (RCA), fishbone analysis).
Abstract
PT. Omah Pioner Ngalam or Ngalup Coworking Space is a company engaged in online space rental.
The main business process running at Ngalup.co at this time is the process of borrowing space that runs
online by consumers to companies. There are several problems with this online room borrowing system
at Ngalup.co, among others, potential customers when they want to rent a room online still have to ask
again regarding the implementation time available at Ngalup.co because there are several SOPs that
have not been implemented by the party. company to enter data on which dates have been ordered by
other customers. To be able to find out the current business process flow used the Busisneess Process
Model (BPMN) method with the results of current business process modeling, then it is necessary to
evaluate using a method, namely the Quality Evaluation Framework (QEF) with the results that there
are three quality factors not in accordance with the code Q1, Q4, and Q9 and Root Cause Analysis
(RCA) produces root causes that cause the business process to be obstructed.
Keywords : business process, business process modelling notation (BPMN), quality evaluation framework (QEF),
root cause analysis (RCA), fishbone analysis).

1. PENDAHULUAN sendiri adalah suatu kumpulan beberapa


aktivitas yang sudah disusun dan sistematik yang
saling berhubungan untuk membantu
PT. Omah Pioner Ngalam atau Ngalup
menyelesaikan tujuan tertentu dari suatu
Coworking Space merupakan perusahaan
perusahaan (Weske, 2007). Tujuan dibuat proses
bergerak pada bidang penyewaan ruangan yang
bisnis pada setiap organisasi antara lain yaitu
dilakukan secara online di Kota Malang. Pada
agar organisasi tersebut dapat bertahan dan dapat
setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki
meningkatkan kinerja produktifnya. Salah satu
proses bisnis yang berbeda-beda. Proses bisnis
tujuan organisasi dapat tercapai apabila

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 4703
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4704

tersedianya alur proses bisnis yang baik dan Menurut Hammer dan Champy (1993)
efisien. dalam (weske, 2007) Proses Bisnis merupakan
Adapun beberapa permasalahan pada sekumpulan dari beberapa aktivitas yang
Ngalup.co ini antara lain, calon pelanggan pada memerlukan beberapa input dan dapat
saat ingin menyewa ruangan secara online masih menghasilkan output atau keluaran yang
harus menanyakan kembali terkait waktu bermanfaat bagi customer Sedangkan menurut
pelaksanaan yang tersedia di Ngalup.co Davenport (1993) proses bisnis merupakan
dikarenakan ada beberapa SOP yang belum aktivitas yang harus terukur dan terstruktur
dijalankan dengan oleh pihak perusahaan untuk secara baik untuk menghasilka keluaran tertentu
memasukkan data tanggal mana saja yang sudah bagi pelanggan. Suatu proses bisnis yang baik
dipesan oleh pelanggan lain. Kemudian pada harus memiliki tujuan mengefektifkan,
saat calon pelanggan sudah melakukan mengefisienkan dan meningkatkan produktifitas
pemesanan ruangan, pihak admin ngalup dari suatu perusahaan
terlambat mengetahui notifikasi karena harus
melalui admin dari website ngalup.co yang 2.2 Pemodelan Proses Bisnis
selanjutnya akan diteruskan ke Community Host
Pemodelan proses bisnis menurut (Weske,
yang akan menindaklanjuti pemesanan yang
2007) adalah setiap model pada proses bisnis
berakibatkan dapat memperlambat proses
yang terjadi berperan sebagai blueprint dari
pemesanan. Selanjutnya pada setiap pemesanan
suatu proses bisnis yang ada di perusahaan, serta
ruangan calon pelanggan dapat memilih paket-
menjadi peran juga dalam serangkaian aktivitas
paket yang tersedia akan tetapi calon pelanggan
proses bisnis di perusahaan.
tidak dapat langsung menulis apa saja
kebutuhannya, sehingga perlu menghubungi
community host Ngalup kembali secara manual 2.3 Dekomposisi Fungsional
yang menyebabkan terlambatnya pengiriman Dekomposisi fungsional Menurut Weske,
invoice kepada calon pelanggan. (2007) secara tradisional, dapat menggambarkan
Untuk dapat mengetahui alur proses suatu perusahaan secara rinci berdasarkan
bisnis yang sedang berjalan saat ini digunakan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh perusahaan.
metode Busisneess Process Model (BPMN), Oleh karena itu dekomposisi fungsional
sehingga alur proses bisnis dapat digambarkan merupakan tahap awal dari suatu proses bisnis
dengan jelas seperti apa proses bisnis dari perusahaan.
perusahaan tersebut. Metode evaluasi yang
digunakan adalah Quality Evaluation 2.4 Business Process Model and Notation
Framework (QEF), untuk mengetahui beberapa (BPMN)
kesalahan yang terjadi. dengan menggunakan Menurut (Group, 2011), pemodelan proses
metode Quality Evaluation Framework (QEF). bisnis adalah metode pemodelan proses bisnis,
Dalam QEF sebuah proses bisnis dianalisis termasuk kegiatan yang dikembangkan oleh
untuk kualitasnya melalui Business Process Business Process Modeling Initiative (BPMI).
Model, yang jelas akan dinyatakan dalam Notasi BPMN merupakan notasi yang mudah
beberapa Business Process Modeling Language dipahami dan dipelajari oleh pengguna bisnis.
(Heidari et al., 2013), hasil kalkulasi akan Tujuan BPMN adalah untuk mendukung
dilakukan analisis menggunakan metode Root manajemen proses bisnis pengguna teknis dan
Cause Analysis (RCA) yang digunakan untuk pengguna bisnis dengan menyediakan simbol-
mengetahui akar-akar permasalahan simbol yang intuitif namun rinci yang dapat
menggunakan Fishbone Diagram yang mewakili proses bisnis kepada pengguna bisnis.
merupakan Teknik yang sangat praktis dan
namun sangat efektif untuk mengungkap akar 2.5 Quality Evaluation Framework
dari suatu permasalahan, sehingga dapat
menghasilkan solusi yang dapat menyelesaikan Menurut (Heidari & Loucopoulos, 2014),
permasalahan. Qualitiy Evaluation Framework (QEF) adalah
kegiatan resmi yang bertujuan untuk menangani
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN pemodelan proses bisnis secara sistematis
sehingga pemodelan proses bisnis dapat
2.1 Proses Bisnis digunakan kembali, memberikan pemodel cara
untuk menggunakan bahasa formal, tetapi Tidak

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4705

terikat oleh simbol tertentu, memberikan cara


untuk memahami matematika dan nilai kualitas
umum dapat digunakan dalam situasi apapun.

2.6 Evaluasi
Evaluasi merupakan proses menilai
sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang
telah ditetapkan, kemudian dengan pengambilan
keputusan berdasarkan obyek yang dievaluasi
(Wirawan, 2016).
2.7 Root Cause Analysis (RCA)
Root Cause Analysis (RCA) berarti proses
mengidentifikasi faktor-faktor utama suatu
masalah dengan menggunakan metode dan
teknik terstruktur yang dirancang untuk fokus
pada identifikasi dan pemecahan masalah. Root
Cause Analysis (RCA) dapat dikatakan metode Gambar 1 Metodologi Peneltian
terstruktur yang digunakan untuk Dalam penelitian ini akan dilakukan
mengidentifikasi faktor-faktor yang beberapa tahapan-tahapan antara lain : studi
mempengaruhi satu atau lebih peristiwa masa literatur, pengumpulan data, pemodelan bisnis
lalu sehingga dapat digunakan untuk
saat ini, evaluasi proses bisnis, analisis hasil
meningkatkan kinerja (Latino et al., 2011). Ada
evaluasi, dan kesimpulan dan saran.
beberapa metode penilaian terstruktur untuk
menentukan akar penyebab masalah dalam
4 PEMODELAN DAN EVALUASI
prosesnya.
PROSES BISNIS

2.8 Fishbone Diagram


4.8 Identifikasi Proses Bisnis
Diagram tulang ikan sering juga disebut
Berdasarkan dari data yang diambil peneliti,
diagram sebab dan akibat atau diagram
pada tahapan ini peniliti akan mempelajari
Ishikawa. Diagram diperkenalkanioleh Dr.
mengenai proses bisnis yang ada di ngalup.co
Kaoru Ishikawa yang menjadi salah satu dari
saat ini. Setelahnya peneliti akan
tujuh alat kualitas dasar. Diagram ini digunakan
mengelompokkan dan memahami mengenai
untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab
proses bisnis utama yang berjalan di perusahaan
masalah, atau untuk mendominasi tim dengan
tersebut untuk memudahkan dalam pengerjaan
fungsi reguler (Tague, 2005). Menurut (Purba,
tahapan selanjutnya.
2008) diagram tulang ikan dapat
mengidentifikasi beberapa potensi penyebab 4.2 Dekomposisi Fungsi Bisnis ke Proses
dampak atau masalah, dan menganalisis masalah Bisnis
tersebut melalui brainstorming. Pada gambar 4.2 merupakan hasil
dekomposisi pengelolaan aplikasi Ngalup.co.
3 METODE PENELITIAN
Proses bisnis yang akan diteliti adalah
pembuatan corfimation letter, pembuatan
invoice, penempatan tanggal event.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4706

Gambar 5 Hasil Dekomposisi Penempatan


Tanggal Event
menggambar bahwa dalam fungsi bisnis
penempatan tanggal event memiliki empat
aktivitas didalamnya seperti yang dijelaskan
pada tabel 4.6 mengenai penjelasan dari masing-
masing tugas dalam proses bisnis penempatan
tanggal event dan siapa saja yang menjalankan
Gambar 2 Hasil Dekomposisi Pengelolaan tugas tersebut.
Aplikasi (
4.3 Pemodelan Proses Bisnis
Pada tahap pemodelan proses bisnis setelah
4.2.1 Dekomposisi Fungsi Bisnis melakukan identifikasi pada fungsi-fungsi
Pembuatan Confirmation Letter proses bisnis yang ada pada perusahaan,
selanjutnya ialah pemodelan dari masing-masing
fungsi tersebut berdasarkan data dari instruksi
kerja yang dimiliki perusahaan. Dari instruksi
kerja memiliki alur prosesnya masing-masing,
berikut merupakan hasil dari pemodelan proses
Gambar 3 Hasil Dekomposisi Pembuatan
bisnis yang dimodelkan menggunakan tools
Confirmation Letter
bizagi modeler untuk membuat BPMN dari
Dijelaskan dalam fungsi bisnis pembuatan
masing-masing proses bisnisnya.
konfirmasi terdapat 6 (enam) kegiatan, seperti
dijelaskan pada Tabel 4.2 yaitu penjelasan setiap 4.3.1 Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan
tugas dalam proses bisnis pembuatan konfirmasi Confirmation Letter
dan siapa peserta yang akan melaksanakan tugas
tersebut.

4.2.2 Dekomposisi Fungsi Bisnis Pembuatan


Invoice

Gambar 6 Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan


Confirmation Letter
Gambar 4 Hasil Dekomposisi Pembuatan
Invoice Pada proses ini seperti yang telah dijelaskan
pada sub-bab identifikasi proses bisnis, yang akan
menggambarkan bahwa dalam fungsi dijelaskan pada Gambar 4.6 berikut, proses
bisnis pembuatan invoice memiliki 6 aktivitas dimulai dari aktor pelanggan yaitu melakukan
didalamnya dan akan dijelaskan pada tabel 4.4 pesanan lalu dari web operational akan menerima
terkait tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam notifikasi yang selanjutnya akan diteruskan dan
proses bisnis pembuat invoice dan aktor siapa disampaikan ke event manager yang nantinya
saja yang terlibat.. akan dicek pesanan tersebut dan dianalisa
kebutuhan dari pelanggan. Jika kebutuhan dari
4.2.3 Dekomposisi Fungsi Bisnis pelanggan sudah sesuai dengan kesanggupan
Penempatan Tanggal Event perusahaan maka kan dibuatkan confirmation
letter yang kemudian akan dikirimkan Kembali ke

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4707

pelanggan untuk memastikan bahwa semua sudah 5 EVALUASI PROSES BISNIS


sesuai dengan apa yang diharapkan.
5.8 Pemetaan Kualitas Faktor
Saat menggambar faktor kualitas, hal
4.3.2 Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan pertama yang harus dilakukan adalah
Invoice mengidentifikasi faktor kualitas yang diperoleh
dari hasil wawancara dengan pihak terkait
pengelola insiden. Kegiatan ini merupakan
langkah evaluasi selanjutnya dengan
menggunakan metode QEF. Dari hasil
wawancara dapat disimpulkan bahwa beberapa
hal yang dapat diukur dalam proses confirmation
letter, pembuatan invoice, dan penempatan
tanggal event ialah kecepatan dan keberlakuan
(kesesuaian).

Gambar 7 Pemodelan Proses Bisnis Pembuatan Tabel 5.1 Faktor Kualitas Pembuatan
Invoice Confirmation Letter

Pada tahap ini akan dijelaskan pada gambar Kode Quality Factor
4.7 berikut, proses yang dimulai dari event Q1 Ketepatan waktu dalam mengecek
manager mengambil data dari confirmation notifikasi (Timeliness)
letter lalu akan mengecek dengan daftar harga
dan menyesuaikan dengan permintaan, yang Q2 Keefisienan waktu dalam
selanjutnya event manager akan membuat surat menganalisa kebutuhan pelanggan
penagihan untuk dikirimkan kepada pelanggan (Time Efficiency)
dengan persetujuan dari admin finance. Apabila Q3 Kesesuaian dalam pembuatan
telah disetujui, invoice akan dikirimkan ke Confirmation Letter (Resource
pelanggan. Efficiency)
4.3.3 Pemodelan Proses Bisnis Penempatan Q4 Keefisienan waktu dalam pembuatan
tanggan Event Confirmation Letter (Time
Efficiency)
Q5 Ketepatan waktu dalam mengirim
Confirmation Letter (Timeliness)

Tabel 5.2 Faktor Kualitas Proses Bisnis


Pembuatan Invoice
Gambar 8 Pemodelan Proses Bisnis Penempatan Kode Quality Factor
Tanggal event
Q6 Ketepatan mengecek daftar Harga
Pada pemodelan proses bisnis ini dalam (Resource Efficiency)
melakukan penempatan tanggal untuk event
akan dimodelkan menggunakan BPMN secara Q7 Keefisienan waktu dalam pembuatan
lengkap seperti pada gambar 4.8 berikut, proses Invoice (Time Efficiency)
dimulai dari event manager yang memberikan Q8 Ketepatan waktu pengiriman Invoice
data ke web operational, kemudian data akan (Timeliness)
dicek dan diolah untuk diunggah diwebsite
apabila data tersebut sudah sesuai dan tidak ada
penumpukan tanggal event maka data akan Tabel 5.3 Faktor Kualitas Proses Bisnis
langsung diunggah oleh web operational. Penempatan Tanggal Event
Apabila data terjadi penumpukan maka data
akan dikembalikan ke event Manager untuk Kode Quality Factor
direvisi.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4708

Q9 Kesesuaian pengolahan data menggambarkan analisis menggunakan fishbone


(Resource Efficiency) diagram pada aktivitas melakukan pengecekan
notifikasi.
Q10 Ketepatan waktu pengunggahan
tanggal pada website (Resource
Efficiency)

5.9 Hasil Identifikasi Kualitas Faktor


Tabel 5.5 Identifikasi Faktor Kualitas
No Kode Quality Factor Gambar 9 fishbone diagram Aktivitas
pengecekan notifikasi
1. Q1 Ketepatan waktu dalam
mengecek notifikasi 5.12 Kode Q4
(Timeliness)
Pada analisis ini dilakukan pada kode Q4
2. Q4 Keefisienan waktu dalam yang terjadi ketidaksesuaian waktu yang terjadi
pembuatan Confirmation antara waktu yang ditargetkan dengan yang
Letter (Time Efficiency) terjadi sebenarnya. Gambar 5.5 menjelaskan
tentang analisis akar permasalahan dengan
3. Q9 Kesesuaian waktu
fishbone diagram.
pengolahan data (Time
Efficiency)

Pada hasil evaluasi dengan menggunakan


metode QEF ini ditemukan tiga kode yang
memiliki kesenjangan antara target dan dengan
fakta di lapangan. Pertama ditemukan
kesenjangan ketepatan waktu dalam mengecek Gambar 10 fishbone diagram Aktivitas
notifikasi yang belum sesuai dengan target yang Pembuatan Confirmation Letter
ditentukan. Kemudian pada proses bisnis
pembuatan confirmation letter ditemukan 5.13 Kode Q9
ketidaksesuaian tingkat efisiensi waktu dan pada Pada analisis ini dilakukan pada kode Q9
proses bisnis pengolahan data ditemukan yang dimana terjadi ketidaksesuaian antara
ketidaksesuaian efisiensi sumber daya. target yang telah ditentukan dengan yang
5.10 Root Cause Analysis (RCA) terjadi sebenarnya. Gambar 5.6 menjelaskan
Setelah didapatkan 3 quality factor yang akar permasalahan yang terjadi
tidak sesuai dengan yang ditargetkan maka menggunakan fishbone diagram.
dilakukan tahap selanjutnya yaitu mencari akar
permasalahan yang menjadi dasar permasalahan
itu terjadi. Analisis akar permasalahan peneliti
menggunakan metode fishbone diagram.
5.11 Kode Q1
Pada analisis akar permasalahan ini
dilakukan pada kode Q1 yang memiliki
ketidaksesuian waktu pada pengecekan
notifikasi antara target dan sebenarnya. Berikut Gambar 11 Fishbone Diagram Aktivitas
menunjukan hasil dari analisis fishbone diagram. Pengolahan Data
Perencanaan waktu penyelesaian yang
ditargetkan pihak perusahaan tidak sesuai
dengan apa yang terjadi dilapangan, maka dari 6 KESIMPULAN
itu dapat menyebabkan proses bisnis akan
terhmbat. Berikut pada gambar 5.4

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4709

Berdasarkan hasil dari penelitian manual.


PT.Omah Pioner Ngalam atau Ngalup.co, maka
c. Pada Q9 ketidaksesuaian terjadi
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
disebabkan oleh belum terbentuknya
standart operasional prosedur (SOP)
1. Pemodelan proses bisnis Ngalup.co pada yang baik, dan sering terjadi
layanan sistem peminjaman ruangan secara penumpukan data yang membuat web
online menggunakan diagram Business operational harus memeriksa dan
Process Model and Notation (BPMN) berkoordinasi ulang kepada event
dengan menggunakan Tools Bizagi manager. hal tersebut yang
Modeler sesuai dengan alur proses bisnis menyebabkan aktivitas pengolahan
yang berjalan pada perusahaan saat ini. data lebih lama dari yang ditargetkan
Permasalahan terdapat pada tiga proses oleh perusahaan.
bisnis yang dimodelkan yaitu: Pengecekan
notifikasi, pembuatan confirmation letter, DAFTAR PUSTAKA
dan Pengolahan data.
Bizagi. 2016. Retrieved from Bizagi User Guide.
2. Setelah dilakukan evaluasi dengan metode [Online] tersedia di: <
Quality Evaluation Framework (QEF). http://help.bizagi.com> [Diakses 15 mei
Didapatkan ketidaksesuaian pada alur 2020]
proses bisnis sistem peminjam ruangan
Davenport, T. H. (1993). Process Innovation:
secara online. Ketidaksesuaian tersebut
Reengineering work through information
terjadi pada quality factor dengan kode Q1,
technology. Boston: Harvard Business
Q4, dan Q9. Kode Q1 yaitu Ketepatan
School Press
waktu dalam mengecek notifikasi
(Timeliness), Q4 yaitu Keefisienan waktu Fatimah, S., 2017. Analisis Service Quality
dalam pembuatan Confirmation Letter Menggunakan Metode Fishbone Diagram
(Time Efficiency), dan Q9 yaitu Kesesuaian (Studi Kasus pada Bank bjb Buah Batu
pengolahan data (Resource Efficiency). Bandung Tahun 2017). e-Proceeding of
Masing-masing quality factor telah Applied Science, III(2), pp. 193-199.
dijelaskan secara detail pada BAB 5 terkait Group, O. M., 2011. OMG Object Management
perhitungan sesuai dengan data yang Group. [Online]
diambil dari perusahaan.
[Accessed 5 2 2020].
3. Pada quality factor yang tidak sesuai akan Heidari, P. & Loucopoulos, F., 2014. Quality
dilakukan analisis akar permasalahan Evaluation Framewok (QEF): Modelling
menggunakan metode fishbone diagram and Evaluating quality of business
untuk mengetahui kenapa permasalahan itu Process.
bisa terjadi. Adapun hasil analisis yang
dilakukan oleh penulis sebagai berikut: Hristoski, I., Kostoska, O., Kotevski, Z. &
Dimovski, T., 2017. Causality of Factors
a. Pada Q1 yaitu ketidaksesuain terjadi Reducing Competitiveness of e-
disebabkan oleh terlalu banyak Commerce Firms. Balkan and Near
pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Eastern Journal of Social Science.
web operational sehingga terjadi
keterlamabatan dalam pengecekan Latino, M. A., Latino, R. J. & Latino, K., 2016.
notifikasi, serta kurangnya koordinasi Root Cause Analysis: Improving
antara web operational dan event Performance for Bottom-Line Results. 4th
manager. ed. s.l.:CRC Press.
b. Pada Q4 ketidaksesuaian terjadi Ngalup.co Coworking Space, 2018. Home.
disebabkan oleh pada saat aktivitas [Online] Available at: <
pembuatan confirmation letter belum http://www.Ngalup.co/> [Diakses 1 Juni
ada template sebagai patokan, serta 2020]
kurangnya informasi terbaru dari Purba, H., 2008. Fishbone Diagram.
supplier, dan pengerjaan yang
dilakukan masih dikerjakan secara Rahmatika, A. P., 2018. Evaluasi Proses Bisnis
Manajemen Inventori Menggunakan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4710

Metode Quality Evaluation (QEF) pada


bidang Inventory PT PJB UBJOM Paiton.
Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer, 2(11), pp.
5428-5436.
Shabrina, 2015. Evaluasi dan Usulan Perbaikan
Proses Bisnis pada Sistem Perencanaan
dan Pengendalian Produksi di PT Victory
Rattanindo dengan menggunakan Metode
Quality Evaluation Framework (QEF).
Tague, N. R., 2005. The Quality Toolbox. 2nd
ed. Milwaukee, Wisconsin: ASQ Quality
Press.
Weske, M., 2012. Business Process
Management Concepts, Languages,
Architectures. s.l.:Springer Berlin
Heidelberg.
Wirawan, 2016. Evaluasi: Teori, Model,
Standar, Aplikasi, dan Profesi.
s.l.:Rajawali Pers.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai