Anda di halaman 1dari 75

Anatomi Akta

Menurut UU Jabatan Notaris No 2/2014


Pasal 38

Agustianto,
Ketua 1 DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam

• Awal akta atau kepala akta.


• Badan akta.
• Akhir atau penutup akta.
ANATOMI AKTA

Judul Akta

Awal Akta/
Nomor Akta
Kepala Akta
Jam, hari, tanggal, bulan dan tahun.
Nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris.

Nama lengkap, tempat dan tgl lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jabatan,


kedudukan, tempat tinggal para penghadap dan/atau orang yang mereka wakili.

Badan Akta Keterangan mengenai kedudukan bertindak menghadap.


Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan
dari para pihak yang berkepentingan.
Nama lengkap, tempat tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan,
kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.

Uraian tentang pembacaan akta sebagaimana di maksud


dalam Pasal 16 ayat (1) huruf 1 atau Pasal 16 ayat (7).
Akhir/ Uraian tentang penandatangan dan tempat
Penutup Akta penandatanganan atau penerjemahan akta bila ada.
Nama lengkap, tempat kedudukan dan tanggal lahir, pekerjaan,
jabatan, kedudukan dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta.
Uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam pembuatan akta atau uraian tentang
adanya perubahan yang dapat berupa penambahan, pencoretan, atau pengggantian.
ANATOMI AKTA

Judul Akta

Awal Akta/
Nomor Akta
Kepala Akta
Jam, hari, tanggal, bulan dan tahun.
Nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris.

Mazhab Notaris dalam Pembuatan Akta Pebankan Syariah

1 Substansif : Anatomi Akta mengutamakan substansi

2 Tekstualis : Anatomi Akta harus sesuai teks UU


Contoh Akad Pembiayaan
Murabahah
Model 2 Versi Aliran Tekstualis

AKAD PEMBIAYAAN AL-MURABAHAH


No. ______

Pada hari ini,


Tanggal
Bulan
Tahun
Pukul
WIB (Waktu Indonesia Barat).
Menghadap kepada saya,

Sesuai teks
UUJN No Pasal 38
Tanpa bismillah
dan tanpa ayat-
Ayat Alquran di
Basmalah dan atau ayat diletakkan Setelah Awal Akta
bawah atau di
sebelum pasal 1 (definisi)
atas judul akta
Model 1 Versi Aliran Substantif

AKAD PEMBIAYAAN AL-MURABAHAH


No. ______

“Dan Allah Swt. Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
--------------------------------------(Surat Al-Baqarah 2 : 275)----------------------------------------------

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan jalan bathil, kecuali melalui perniagaan
yang berlaku dengan suka
-----------------------------------------sama suka diantara kamu”--------------------------------------------
-------------------------------------------(Surat An-Nisaa’ 4:29)------------------------------------------------

Pada hari ini,


Tanggal
Bulan
Tahun
Pukul
WIB (Waktu Indonesia Barat).
Menghadap kepada saya,
1. Joko Wahyuhono, dst, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA/PEMBELI
2. Muhammad Zein, dst, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA (BANK)
Sistimatika Akad Murabahah Versi 1 Standar Sistimatika Akad Murabahah Versi Habib Adji

Pasal 1 Definisi Pasal 1 Definisi

Pasal 2 Pembiayaan dan Penggunaannya Pasal 2 Pembiayaan dan Penggunaannya

Pasal 3 Penarikan Pembiayaan Pasal 3 Penarikan Pembiayaan

Pasal 4 Jangka Waktu dan Cara Pembayaran Pasal 4 Jangka Waktu dan Cara Pembayaran

Pasal 5 Tempat Pembayaran Pasal 5 Tempat Pembayaran

Pasal 6 Biaya , Potongan dan Pajak Pasal 6 Biaya , Potongan dan Pajak

Pasal 7 Jaminan Pasal 7 Jaminan

Pasal 8 Cedera Janji Pasal 8 Cedera Janji

Pasal 9 Akibat Cedera Janji Pasal 9 Akibat Cedera Janji

Pasal10 Penagkuan dan Jaminan Pasal10 Penagkuan dan Jaminan

Pasal 11 Pembatasan th tindakan nasabah Pasal 11 Pembatasan th tindakan nasabah

Pasal 12 Risiko Pasal 12 Risiko

Pasal 13 Asuransi Pasal 13 Asuransi

Pasal 14 Pengawasan Pasal 14 Pengawasan

Pasal 15 Penyelesaian Perselisihan Pasal 15 Penyelesaian Perselisihan

Pasal 16 lain-lain Pasal 16 lain-lain

Pasal 17 Pemberitahuan Pasal 17 Pemberitahuan

Pasal 18 Penutup Pasal 18 Penutup


Sistimatika Akad Murabahah Versi 1 Sistimatika Akad Murabahah Versi Hasanudin DN
Pasal 1 Definisi Pasal 1 Ketentuan Pokok Akad
Pasal 2 Pembiayaan dan Penggunaannya Pasal 2 Definisi
Pasal 3 Penarikan Pembiayaan Pasal 3 Pelaksanaan Prinisp Murabahah
Pasal 4 Jangka Waktu dan Cara Pembayaran Pasal 4 Syarat Realisasi Pembiayaan
Pasal 5 Tempat Pembayaran Pasal 5 Jatuh Tempo Pembiayaan
Pasal 6 Biaya , Potongan dan Pajak Pasal 6 Potongan Harga dan Diskon
Pasal 7 Jaminan Pasal 7 Persyaratan Kembali Pembiayaan
Pasal 8 Cedera Janji Pasal 8 Denda Tunggakan
Pasal 9 Akibat Cedera Janji Pasal 9 Pelunasan Dipercepat
Pasal10 Pengakuan dan Jaminan Pasal10 Jaminan dan Pengikatannya
Pasal 11 Pembatasan th tindakan nasabah Pasal 11 Asuransi
Pasal 12 Risiko Pasal 12 Pemeliharaan Barang
Pasal 13 Asuransi Pasal 13 Nasabah Wanprestasi
Pasal 14 Pengawasan Pasal 14 Pengawasan dan Pemeriksaan
Pasal 15 Penyelesaian Perselisihan Pasal 15 Tangggung Jawab para Pihak
Pasal 16 lain-lain Pasal 16 Penagihan Seketika dan Penyerahan barang
Pasal 17 Pemberitahuan Pasal 17 Penguasaan dan Penjualan (Eksekusi)
Pasal 18 Penutup Pasal 18 Pengalihan Piutang Murabahah kpd Pihak lain
Pasal 19 Timbul dan Berakhirnya Hak dan Kewajiban
Pasal 20 Alamat Pihak-Pihak

Pasal 21 Hukum yang Berlalku

Pasal 22 Lain-lain

Pasal 23 Penutup
Sistimatika Akad Murabahah Versi 1 Standar Sistimatika Akad Murabahah versi 2
Pasal 1 Definisi Pasal 1 Definisi
Pasal 2 Pembiayaan dan Penggunaannya Pasal 2 Pembiayaan dan Penggunaannya
Pasal 3 Penarikan Pembiayaan Pasal 3 Syarat-Syayart Pembiayaan
Pasal 4 Jangka Waktu dan Cara Pembayaran Pasal 4 Jangka Waktu dan Cara Pembayaran
Pasal 5 Tempat Pembayaran Pasal 5 Tempat Pembayaran
Pasal 6 Biaya , Potongan dan Pajak Pasal 6 Biaya , Potongan dan Pajak
Pasal 7 Jaminan Pasal 7 Jaminan
Pasal 8 Cedera Janji Pasal 8 Cedera Janji
Pasal 9 Akibat Cedera Janji Pasal 9 Akibat Cedera Janji
Pasal10 Penagkuan dan Jaminan Pasal10 PengAkuan dan Jaminan
Pasal 11 Pembatasan th tindakan nasabah Pasal 11 Pembatasan th tindakan nasabah
Pasal 12 Risiko Pasal 12 Risiko
Pasal 13 Asuransi Pasal Asuransi tidak ada
Pasal 14 Pengawasan Pasal 13 Pengawasan
Pasal 15 Penyelesaian Perselisihan Pasal 14 Penyelesaian Perselisihan
Pasal 16 lain-lain Pasal 15 lain-lain
Pasal 17 Pemberitahuan Pasal 16 Pemberitahuan
Pasal 18 Penutup Pasal 17 Penutup
Contoh
Perjanjian Pembiayaan
MURABAHAH
Bismillahirrahmanirrahim
“Dan ALLAH SWT telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba” (Surat Al-
Baqarah 2 : 275)

• Di halaman khusus sebelum kepala akta


AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH
No. ……………………………………

Pada hari ini


Tanggal
Bulan
Tahun
Pukul
WIB (Waktu Indonesia Barat).
Menghadap kepada saya,
1. Agung Wibowo , dst, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA/PEMBELI
2. Aldo Alfado, dst, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA (BANK)

Para pihak dengan ini menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa, NASABAH telah mengajukan permohonan fasilitas


pembiayaan kepada BANK untuk membeli barang (sebagaimana
didefinisikan dalam Akad ini), dan selanjutnya BANK menyetujui, dan
dengan Akad ini mengikatkan diri untuk menyediakan fasilitas
pembiayaan sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana
dinyatakan dalam Akad ini.
2. Bahwa, berdasarkan ketentuan Syari’ah, Pembiayaan oleh BANK
kepada NASABAH diatur dan akan berlangsung menurut ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
- NASABAH untuk dan atas nama BANK membeli barang dari pemasok
untuk memenuhi kepentingan NASABAH dengan Pembiayaan yang
disediakan oleh BANK, dan selanjutnya BANK menjual barang tersebut
kepada NASABAH sebagaimana NASABAH membelinya dari BANK,
dengan harga yang telah disepakati oleh NASABAH dan BANK, tidak
termasuk biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan
Akad ini.
- Penyerahan barang tersebut dilakukan oleh Pemasok langsung
kepada NASABAH dengan sepersetujuan dan sepengetahuan BANK.
-NASABAH membayar harga pokok ditambah Margin Keuntungan atas
jual beli ini kepada BANK dalam jangka waktu tertentu yang disepakati
oleh kedua belah pihak, sehingga karenanya sebelum NASABAH
membayar lunas harga Pokok dan Margin Keuntungan kepada BANK,
NASABAH berutang kepada BANK.
• Selanjutnya kedua belah pihak sepakat menuangkan
Akad ini dalam Akad Pembiayaan al-Murabahah
(selanjutnya disebut “Akad”) dengan syarat-syarat serta
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
DEFINISI

1. Murabahah : Akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang
yang diperlukan nasabah dan menjual kepada nasabah yang bersangkutan
sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati.
2. Syari’ah adalah : Hukum Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Al Hadist
(Sunnah) yang mengatur segala hal yang mencakup bidang ibadah mahdhah
dan ‘ibadah muamalah.
3. Barang adalah : Barang yang dihalalkan berdasar Syari’ah, baik materi
maupun cara perolehannya, yang dibeli NASABAH dari Pemasok dengan
pendanaan yang berasal dari Pembiayaan yang disediakan oleh BANK.
6. Harga beli adalah : Sejumlah uang yang disediakan BANK kepada NASABAH
untuk membeli barang dari Pemasok atas permintaan NASABAH yang disetujui
BANK berdasar Surat Persetujuan Prinsip dari BANK kepada NASABAH,
maksimum sebesar pembiayaan.
7.Margin Keuntungan adalah : Sejumlah uang sebagai keuntungan BANK atas
terjadinya jual-beli yang ditetapkan dalam Akad ini, yang harus dibayar oleh
NASABAH kepada BANK sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah disepakati
NASABAH dan BANK.
• 8.Surat Pengakuan Utang adalah :Surat Pengakuan bahwa
NASABAH mempunyai Utang kepada BANK yang dibuat dan
ditandatangani NASABAH dan diterima serta diakui oleh BANK,
sehingga karenanya berlaku dan bernilai sebagi bukti sah tentang
adanya kewajiban pembayaran dari NASABAH kepada BANK sebesar
yang terutang. Surat Pengakuan Utang tidak terbatas pada wesel,
promes,dan/atau instrumen lainnya.
• 9.Dokumen Jaminan adalah :
Segala macam dan bentuk surat bukti tentang kepemilikan atau hak-
hak lainnya atas barang yang dijadikan jaminan guna menjamin
terlaksananya kewajiban NASABAH terhadap BANK berdasarkan Akad
ini.
• 10. Jangka Waktu Akad adalah : Masa berlakunya Akad ini sesuai
yang ditentukan dalam Pasal 4 Akad ini.
4. Pemasok adalah : Pihak ketiga yang
ditunjuk atau setidak-tidaknya disetujui dan
dikuasakan oleh BANK untuk menyediakan barang
yang dibeli oleh NASABAH untuk dan atas nama
BANK.
5.Pembiayaan adalah : Pagu atau plafon dana
yang disediakan BANK yang digunakan untuk
membeli barang dengan harga beli yang disepakati
oleh BANK
11. Hari Kerja Bank adalah : Hari Kerja Bank Indonesia
12. Pembukuan Pembiayaan adalah :Pembukuan atas nama
NASABAH pada BANK yang khusus mencatat seluruh transaksi
NASABAH sehubungan dengan Pembiayaan, yang merupakan
bukti sah dan mengikat NASABAH atas segala kewajiban
pembayaran, sepanjang tidak dapat dibuktikan sebaliknya
dengan cara yang sah menurut hukum.
13. Cedera Janji adalah : Peristiwa atau peristiwa-peristiwa
sebagaiman yang tercantum dalam Pasal 8 Akad ini yang
menyebabkan BANK dapat menghentikan seluruh atau
sebahagian pembiayaan, dan menagih dengan seketika dan
sekaligus jumlah kewajiban NASABAH kepada BANK sebelum
Jangka Waktu Akad ini
Pasal 2
PENGGUNAAN PEMBIAYAAN DAN HARGA
BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
menyediakan fasilitas Pembiayaan kepada NASABAH yang akan
digunakan untuk membeli barang, dan NASABAH berjanji serta
dengan ini mengikatkan diri untuk menerima pembiayaan
tersebut dari dan karenanya telah berutang kepada BANK
sejumlah sebagai berikut :
- Harga Beli Bank Rp 100.000.000
- Margin Keuntungan Rp.10.000.000
- Harga Jual Bank Rp 110.000.000
- Jumlah/Besarnya Utang Rp. Rp 70.000.000
- Uang Muka Rp 30.000.000
Pasal 3
PENARIKAN PEMBIAYAAN
Dengan tetap memperhatikan dan menaati ketentuan-ketentuan tentang
pembatasan penyediaan dana yang ditetapkan oleh yang berwenang, BANK
berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk mengizinkan NASABAH
menarik Pembiayaan, setelah NASABAH memenuhi seluruh prasyarat
sebagai berikut:
- Menyerahkan kepada BANK Permohonan Realisasi Pembiayaan yang berisi
rincian barang yang akan dibiayai dengan fasilitas Pembiayaan, serta
tanggal dan kepada siapa pembayaran tersebut harus dilakukan. Surat
Permohonan tersebut harus sudah diterima oleh BANK selambat-lambatnya
5 (lima) hari kerja Bank dari saat pembayaran harus dilakukan.
- Menyerahkan kepada BANK seluruh dokumen NASABAH, termasuk dan
tidak terbatas pada dokumen-dokumen jaminan yang berkaitan dengan
Akad ini.
- Telah menandatangani Akad ini dan Akad-Akad Jaminan yang
disyaratkan.
- Bukti-bukti tentang kepemilikan atau hak lain atas barang
jaminan, serta akta-akta pengikatan jaminannya.
- Terhadap setiap penarikan sebagian atau seluruh Pembiayaan,
NASABAH berkewajiban membuat dan menandatangani Tanda
Bukti Penerimaan uangnya, dan menyerahkannya kepada BANK.
Sebagai bukti telah diserahkannya setiap surat, dokumen, bukti
kepemilikan atas jaminan, dan/atau akta dimaksud oleh NASABAH
kepada BANK, BANK berkewajiban untuk menerbitkan dan
menyerahkan Tanda Bukti Penerimaannya kepada NASABAH.
Terhadap setiap penarikan sebagian atau seluruh Pembiayaan,
NASABAH wajib menyerahkan “Surat Sanggup” untuk membayar
kepada BANK.
Pasal 4
JANGKA WAKTU DAN CARA PEMBAYARAN
NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
membayar kembali jumlah seluruh utangnya kepada BANK
sebagaimana tersebut pada Pasal 2 Akad ini dalam jangka waktu
.......(...........)bulan terhitung dari tanggal Akad ini
ditandatangani, dengan cara mengangsur pada tiap-tiap bulan
sesuai dengan “jadwal angsuran” yang ditetapkan dalam “Surat
Sanggup” untuk membayar, dan lunas pada saat jatuh tempo.

Setiap pembayaran oleh NASABAH kepada BANK lebih dahulu


digunakan untuk melunasi biaya administrasi dan biaya lainnya
berdasarkan Akad ini dan sisanya baru dihitung sebagai
pembayaran angsuran/pelunasan atas harga pokok barang dan
Margin Keuntungan BANK.
Dalam hal jatuh tempo pembayaran kembali Pembiayaan
jatuh bertepatan dengan bukan pada hari kerja Bank, maka
NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran pada hari pertama BANK bekerja
kembali.
Pasal 5
TEMPAT PEMBAYARAN
- Setiap pembayaran kembali/pelunasan utang oleh NASABAH
kepada BANK dilakukan di kantor BANK atau di tempat lain
yang ditunjuk BANK, atau dilakukan melalui rekening yang
dibuka oleh dan atas nama NASABAH di BANK.
- Dalam hal pembayaran dilakukan melalui rekening
NASABAH di BANK, maka dengan ini NASABAH memberi
kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab-sebab yang
ditentukan dalam Pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata kepada BANK, untuk mendebet rekening NASABAH
guna membayar/melunasi utang NASABAH.
Pasal 6
BIAYA, POTONGAN DAN PAJAK
NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menanggung
segala biaya yang diperlukan berkenaan dengan pelaksanaan Akad ini,
termasuk jasa Notaris dan jasa lainnya, sepanjang hal itu diberitahukan
BANK kepada NASABAH sebelum ditandatanganinya Akad ini, dan
NASABAH menyatakan persetujuannya.
Setiap pembayaran kembali/pelunasan utang sehubungan dengan Akad ini
dan Akad lainnya yang mengikat NASABAH dan BANK, dilakukan oleh
NASABAH kepada BANK tanpa potongan, pungutan, bea, pajak dan/atau
biaya-biaya lainnya, kecuali jika potongan tersebut diharuskan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, bahwa terhadap setiap
potongan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku, akan dilakukan pembayarannya oleh NASABAH melalui BANK.
PASAL 7
DENDA dan GANTI RUGI
(Ta’widh dan Ta’zir)
1. Dalam hal NASABAH terlambat membayar kewajiban dari jadwal yang
telah ditetapkan sehingga bank harus mengeluarkan biaya-biaya untuk
penagihan keterlambatan itu, maka BANK membebankan ta’widh dan
NASABAH setuju untuk mengganti biaya riel yang telah dikeluarkan bank
tersebut. Biaya yang diperoleh dari ganti rugi menjadi pendapatan bank.
2. Selain ganti rugi BANK juga membebankan kepada nasabah denda
ta’zir yang bertujuan agar nasabah disiplin dalam membayar cicilan dan
NASABAH setuju membayar denda (ta’zir) atas keterlambatan tersebut.
sebesar Rp 15.000,00 (Lima belas ribu rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan atas pembayaran kewajiban bagi NASABAH.
3. Dana dari denda atas keterlambatan yang diterima oleh BANK akan
diperuntukkan sebagai dana sosial.
Pasal 8
JAMINAN
Untuk menjamin tertibnya pembayaran kembali/pelunasan
Pembiayaan dan Margin Keuntungan tepat pada waktu yang
telah disepakati kedua belah pihak berdasarkan Akad ini,
maka NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk menyerahkan jaminan dan membuat pengikatan
jaminan kepada BANK sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Akad ini.
PASAL 9
ASURANSI
1. Selama kewajiban NASABAH sebagaimana dimaksud dalam Akad ini belum
dipenuhi maka Agunan yang dapat diasuransikan wajib diasuransikan oleh dan atas
beban NASABAH kepada perusahaan Asuransi berdasarkan prinsip syariah yang
ditunjuk dan atau disetujui oleh BANK terhadap risiko kerugian yang macam, nilai,
dan jangka waktunya ditentukan oleh BANK.
2. Dalam perjanjian asuransi (Polis) wajib dicantumkan klausula yang menyatakan
bahwa bilamana terjadi pembayaran ganti rugi dari perusahaan asuransi, maka
BANK berhak memperhitungkan hasil pembayaran klaim tersebut dengan seluruh
kewajiban NASABAH kepada BANK (Banker’s Clause)
• 3. Premi asuransi atas Agunan wajib dibayar lunas atau
dicadangkan oleh NASABAH dibawah penguasaan BANK
sebelum dilakukan penarikan pembiayaan atau
perpanjangan jangka waktu pembiayaan.
• 4. Dalam hal penutupan asuransi dilakukan oleh BANK,
dengan ini NASABAH memberikan kuasa kepada BANK
untuk mengasuransikan barang-barang yang menjadi
Obyek Sewa dan jaminan-jaminan lainnya (bila ada)
serta melakukan tindakan sehubungan dengan barang-
barang tersebut, dengan ketentuan bahwa biaya yang
timbul dari penutupan asuransi sepenuhnya menjadi
beban NASABAH.
5. Bila terjadi kerugian atas Agunan yang
dipertanggungkan dalam Polis tersebut di atas, maka
dengan ini NASABAH memberi kuasa kepada BANK untuk
mengajukan klaim serta menerima hasil klaim tersebut dari
perusahaan asuransi untuk kemudian mempergunakan
hasil klaim tersebut bagi pelunasan kewajiban/hutang
NASABAH kepada BANK.
6. Dalam hal ini, hasil klaim asuransi tersebut belum dapat
memenuhi seluruh kewajiban/hutang NASABAH kepada
BANK, maka NASABAH berkewajiban untuk menambah
kekurangan tersebut.
• 7. Dalam hal hasil uang pertanggungan tidak cukup
untuk melunasi kewajiban, sisa kewajiban tersebut tetap
menjadi kewajiban NASABAH kepada BANK dan wajib
dibayar dengan seketika dan sekaligus oleh NASABAH
pada saat ditagih oleh BANK.
• 8. Asli kwitansi atau pembayaran resmi premi asuransi
dan asli polis asuransi beserta ‘Banker’s Clause’ wajib
diserahkan kepada BANK.
Pasal 10
NASABAH WANPRESTASI
NASABAH dinyatakan wanprestasi apabila tidak memenuhi
dengan baik kewajiban-kewajibannya atau melanggar
ketentuan-ketentuan di dalam Akad ini. Apabila NASABAH
wanprestasi, BANK berhak untuk memberikan peringatan
dalam memberikan tindakan-tindakan sebagai berikut:
1. Memberikan peringatan, baik secara lisan maupun tertulis
dan atau dalam bentuk pernyataan lalai/ wanprestasi berupa
surat atau akta lain sejenis yang dikirimkan ke alamat
NASABAH.
2. Memberikan peringatan dalam bentuk pemasangan Papan
Peringatan, Stiker atau dengan cara apa pun yang ditempelkan
atau dituliskan pada jaminan Pembiayaan.
Pasal 11
PENGAWASAN, PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN
Selama NASABAH belum melunasi seluruh Utang Murabahah
yang timbul dari Akad ini, BANK berhak melakukan pemeriksaaan
dan meminta keterangan-keterangan setempat yang diperlukan.
Apabila NASABAH melakukan wanprestasi maka BANK berhak
setiap saat melakukan tindakan terhadap barang yang
dijaminkan, yaitu:
• 1. Memasuki pekarangan, barang berikut tanah
yang menjadi jaminan dan atau memasuki
pekarangan, barang berikut tanah dimana
barang jaminan tesebut berada/ disimpan
• 2. Melakukan pemeriksaan atas keadaan barang
berikut fasilitasnya yang melekat serta
mendapatkan keterangan secara langsung
ataupun tidak langsung dari NASABAH dan atau
dari siapa pun mengenai hal-hal yang perlu
diketahui oleh BANK
Pasal 12
RISIKO DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK
Pilihan atas barang yang akan dibeli dengan pembiayaan
BANK, sepenuhnya menjadi tanggung jawab NASABAH
sebagai permbeli. Apabila kemudian hari diketahui atau timbul
cacat, kekurangan atau keadaan/ masalah apa pun yang
menyangkut Barang dan atau pelaksanaan Akad/ Akta Jual
Beli barang dan tanah, jual beli mana seluruh atau sebagian
dibiayai dengan Pembiayaan BANK maka segala resiko
sepenuhnya menjadi tanggung jawab NASABAH.
Adanya cacat, kekurangan atau masalah yang timbul tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengingkari, melalaikan atau
menunda pelaksaan kewajiban NASABAH kepada BANK sesuai
Akad ini, termasuk antara lain membayar angsuran dan
sebagainya.
Pasal 13
PENAGIHAN SEKETIKA SELURUH UTANG MURABAHAH DAN PENYERAHAN/
PENGOSONGAN BARANG

Menyimpang dari jangka waktu Pembiayaan, BANK berhak mengakhiri jangka waktu
Pembiayaan dan menagih pelunasan dan sekaligus atau seluruh sisa Utang dan
NASABAH wajib membayar dengan seketika dan sekaligus melunasi sisa Utang yang
ditagih oleh BANK atau melakukan upaya-upaya hukum lain utnuk menyelesaikan
Pembiayaan, bila NASABAH ternyata tidak memnuhi kewajibannya, yaitu :

1. NASABAH wanprestasi: NASABAH diperkirakan tidak akan mampu lagi utnuk


memenuhi sesuatu ketentuan atau kewajiban didalam Akad ini, karena terjadinya
antara lain peristiwa sebagai berikut :
NASABAH diberhentikan dari Kantor/ Instansi yang bersangkutan, dijatuhi hukuman
Pidana, mendapat cacat badan sehingga oleh karenanya belum/ tidak dapat
dipekerjakan lagi atau NASABAH telah dinyatakan pailit atau tidak mampu membayar
atau telah dikeluarkan perintah oleh pejabata yang berwenang untuk menunjuk wakil
atau kuratornya.
2. NASABAH membuat atau menyebabkan, atau
menyetujui dilakukan atau membiarkan dilakukan suatu
tindakan yang membahayakan atau yang dapat
membahayakan, mengurangi nilai atau meniadakan
jaminan atas Pembiayaan yang telah diterima. Barang yang
dibeli oleh NASABAH tersebut dan sekaligus sebagai
jaminan Pembiayaan telah musnah.
Setiap sebab atau kejadian apapun antara lain
perubahan bidang moneter, keuangan atau politik
nasional yang mempengaruhi kegiatan bisnis pada
umumnya dan menurut pertimbangan bisnis BANK
tidak mungkin lagi meneruskan fasilitas Pembiayaan
yang diberikan, baik sementara maupun untuk
seterusnya, sehingga menjadi layak bagi BANK untuk
melakukan penagihan seketika seluruh sisa Utang
guna melindungi kepentingan-kepentingannya.
• Apabila setelah mendapat peringatan dari BANK, NASABAH tidak
dapat melunasi seluruh sisa Utang yang seketika ditagih oleh BANK,
maka BANK berhak memerintahkan kepada NASABAH dan NASABAH
wajib untuk mengosongkan/ menyerahkan barang yang telah
dijaminkan oleh NASABAH kepada BANK, selambat-lambatnya dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal perintah
BANK, tanpa syarat-syarat dang anti rugi apa pun juga. Apabila
NASABAH ternyata tidak mengosongkan/ menyerahkan barangnya
dalam jangka waktu yang ditentukan dalam ayat 2 pasal ini maka
BANK berhak untuk meminta bantuan pihak yang berwenang guna
mengosongkan/ mengambil barang tersebut.
Pasal 14
PENGUASAAN DAN PENJUALAN (EKSEKUSI) BARANG
JAMINAN
Apabila NASABAH wanprestasi maka setelah memperingatkan
NASABAH, BANK berhak untuk melakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut :
1. Melaksanakan eksekusi terhadap barang jaminan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku
2. Melaksanakan penjualan terhadap barang jaminan berdasarkan
Surat Kuasa untuk menjual yang dibuat oleh NASABAH
3. Menetapkan harga penjualan dengan harga yang dianggap baik
oleh BANK
Apabila NASABAH karena tidak mampu lagi memenuhi
kewajibannya untuk membayar angsuran guna melunasi kembali
Pembiayaan dan atas dasar itu NASABAH menyerahkan barang
yang dijadikan jaminan Pembiayaan kepada BANK
Apabila BANK menggunakan haknya untuk menagih pelunasan
sekaligus atas Utang NASABAH dan NASABAH tidak dapat memenuhi
kewajibannya membayar pelunasan tersebut, BANK berhak untuk
setiap saat melaksanakan hak eksekusinya atas penjualan barang
jaminan yang dipegangnya menurut cara dan harga yang dianggap baik
oleh BANK termasuk dan tidak terkecuali BANK berhak sepenuhnya
mencairkan NASABAH baru untuk mengambil alih atau mengoper Utang
NASABAH dan dengan Akad ini NASABAH memberikan kuasa kepada
BANK untuk melakukan segala tindakan guna melaksanakan maksud
tersebut diatas, tanpa ada tindakan yang dikecualikan.
Hasil eksekusi dan atau penjualan barang jaminan tersebut
diprioritaskan untuk melunasi seluruh sisa Utang NASABAH kepada
BANK, termasuk semua biaya yang telah dikeluarkan BANK guna
melaksanakan penjualan atau eksekusi Barang jaminan dan apabila
masih ada sisanya, maka jumlah sisa tersebut akan dibayarkan kepada
NASABAH.
Pasal 15
PENGALIHAN PIUTANG MURABAHAH KEPADA PIHAK
LAIN
NASABAH menyetujui dan sepakat untuk memberikan hak
sepenuhnya kepada BANK untuk mengalihkan piutang
Murabahah dan atau tagihan BANK terhadap NASABAH
berikut semua janji-janji accesoir-nya, termasuk hak-hak
jaminan atas Pembiayaan kepada pihak lain yang ditetapkan
oleh BANK sendiri, setiap saat diperlukan oleh BANK dan
dengan Akad ini NASABAH memberiak kuasa kepada BANK
dan BANK berhak untuk melakukan segala tindakan guna
melaksanakan maksud tersebut diatas, tanpa ada tindakan
yang dikecualikan.
Apabila Bank melaksanakan penyerahan tentang piutang
Murabahah kepada pihak lain sebagaimanan dimaksud pada
ayat 1 pasal ini dan pengelolaan Pembiayaan tetap dilakukan
oleh BANK tidak wajib memberitahukan kepada NASABAH
sehingga apabila kemudian pihak yang menerima penyerahan
piutang Murabahah menjalanakan haknya sebagai penerima
pengalihan piutang maka hal demikian sudah dapat
dinyatakan sepenuhnya semata-mata berdasarkan Akad ini
yang dibuat antara BANK dengan pihak yang menerima
penyerahan piutang Murabahah dan adanya pengalihan
piutang Murabahah ini tidak mempengaruhi sama sekali
pelaksanaa kewajiban NASABAH sesuai dengan Akad ini.
Apabila pengelolaan Pembiayaan tidak dilakukan oleh BANK
setelah piutang dialihkan maka BANK wajib memberitahukan
adanya pengalihan piutang tersebut kepada NASABAH.
Pasal 16
TIMBUL DAN BERAKHIRNYA HAK-HAK DAN KEWAJIBAN
Dalam hal seluruh Utang telah dilunasi, BANK wajib menerahkan
kembali semua surat-surat dan atau document-dokument
mengenai barang jaminan, serta surat-surat bukti lainnya yang
disimpan atau dikuasai BANK kepada NASABAH.
Pemenang lelang eksekusi jaminan. Pihak lain berdasarkan
Penetapan atau Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap ; atau Ahli Waris NASABAH. Bila NASABAH meninggal
dunia, hak dan kewajibannya beralih kepada ahli waris dan BANK
berhak untuk meminta kepada ahli warisnya turunan akta
kematian yang dilegalisir oleh pejabat atau instansi yang
berwenang disamping surat keterangan hak waris, akta wasiat
atau bukti-bukti lainnya yang menurut pertimbangan BANK
diperlukan untuk mengetahui ahli waris yang sah.
Pasal 17
ALAMAT PIHAK-PIHAK
Seluruh pembayaran Utang atau setiap bagian dari Utang NASABAH dan
surat menyurat harus dilakukan/ dialamatkan pada Kantor BANK yang
telah ditentukan pada jam-jam dari kerja dari Kantor yang bersangkutan.
Semua surat-surat dan pernyataan tertulis yang timbul dari dan bersumber
pada Akad ini dianggap telah diserahkan dan diterima apabila dikirmkan
dengan pihak BANK dengan alamat Kantor Cabang Syariah BANK yang
bersangkutan.
NASABAH dengan alamat barang atau alamat Kantor NASABAH yang
tercantum pada formulir permohonan Pembiayaan atau alamat yang
tercantum pada Akad ini.
Kedua belah pihak masing-masing akan memberitahukan secara tertulis
pada kesempatan pertama/ secepatnya setiap terjadi perubahan alamat,
NASABAH pindah/ tidak lagi menghuni barang yang bersangkutan dan
sebagainya.
Pasal 18
HUKUM YANG BERLAKU
Pelaksanaan Akad ini tunduk kepada ketentuan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia dan ketentuan Syariah yang berlaku bagi
BANK, apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau
pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari Akad ini maka para pihak sepakat
untuk terlebih dahulu menyelesaikan secara musyawarah. Bilamana
musyawarah tidak menghasilkan kata sepakat mengenai penyelesaian
perselisihan maka semua sengketa yang timbul dari Akad ini akan
diselesaikan dan diputus oleh Pengadilan Agama.
Mengenai pelaksanaan (eksekusi) keputusan Pengadilan Agama sesuai
dengan ketentuan perUndang-Undangan yang berlaku para pihak sepakat
bahwa BANK dapat meminta pelaksanaan (eksekusi) Pengadilan Agama di
wilayah Hukum Republik Indonesia.
Pasal 19
LAIN-LAIN
Semua pemberitahuan tertulis dari BANK dan semua surat-
menyurat anatara BANK dan NASABAH dalam pelaksanaa
Akad ini mengikat dan harus ditaati oleh NASABAH.
NASABAH wajib memelihara rekening tabungan pada
BANK yang tunduk pda syarat-syarat Umum Pemegang
Rekening.
Pasal 20
PENUTUP
Uraian pasal demi pasal Akad ini , telah dibaca, dimengerti
dan dipahami serta disetujui oelh NASABAH dan BANK.
Segala sesuatu yang belum diatur atau perubahan dalam
Akad ini akan diatur dalam surat-menyurat berdasarkan
kesepakatan bersama antara BANK dan NASABAH yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Akad ini.
- Penghadap telah dikenal oleh saya, notaris
- Para pihak menyatakan dengan ini menjamin akan
kebenaran identitas mereka sesuai dengan tanda pengenal
yang disampaikan kepada saya, notaries dan bertanggung
jawab sepenuhnya atas hal tersebut.
- Selanjutnya mereka juga mengatakan telah mengeti dan
memahami isi akta ini.
DEMIKIAN AKTA INI
- Dibuat dan diresmikan di Jakarta pada hari dan tanggal seperti disebutkan
pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh :
Tuan Syukur, Sarjana Hukum, lahir di Sei Apung , pd tanggal 20-03-1975 (dua
puluh maret seribu sembilan ratus tujuh puluh lima), Warga Negara
Indonesia, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Arif Rahman Hakim No 11,
Rukun Tetangga 003, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Samarinda
Ilir, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia Nomor :
17.5001.600375.0008 dan tuan Nuruddin, Sarjana Hukum, lahir di Samarinda,
pada tanggal 18-05-1976 (Delapan belas mei seribu sembilan ratus tujuh
puluh enam), Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Samarinda, Jalan
Cipto Mangunkusumo Gang Etam Nomor 50 Rukun Tetangga 003, Rukun
Warga 001, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Samarinda Seberang,
Pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia Nomor :
17.5003.580576.0001, kedua-duanya pegawai kantor Notaris, yang saya,
notaries kenal sebagai saksi-saksi.
- Setelah saya, notaris, membacakan akta ini kepada para penghadap dan
para saksi maka segera para penghadap, para saksi dan saya, notaries,
menandatangani akta ini.
• Contoh 2
• Perjanjian Pembiayaan Murabahah
Model 2 Versi Aliran Tekstualis

AKAD PEMBIAYAAN AL-MURABAHAH


No. ______

Pada hari ini,


Tanggal
Bulan
Tahun
Pukul
WIB (Waktu Indonesia Barat).
Menghadap kepada saya,
1. Agung Wibowo, SE,MM dst, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA/PEMBELI
2. Dr.Iman Nikmat, dst, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA (BANK)
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

(Tulisan Basmalah di atas bisa dengan Teks Indonesia atau Arab)

Para pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu bahwa :


• Para pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa, NASABAH telah mengajukan permohonan fasilitas pembiayaan kepada
BANK untuk membeli barang (sebagaimana didefinisikan dalam Akad ini), dan selanjutnya
BANK menyetujui, dan dengan Akad ini mengikatkan diri untuk menyediakan fasilitas
pembiayaan sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana dinyatakan dalam
Akad ini.

2. Bahwa, berdasarkan ketentuan Syari’ah, Pembiayaan oleh BANK kepada NASABAH


diatur dan akan berlangsung menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

• - NASABAH untuk dan atas nama BANK membeli barang dari pemasok untuk
memenuhi kepentingan NASABAH dengan Pembiayaan yang disediakan oleh BANK, dan
selanjutnya BANK menjual barang tersebut kepada NASABAH sebagaimana NASABAH
membelinya dari BANK, dengan harga yang telah disepakati oleh NASABAH dan BANK,
tidak termasuk biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Akad ini.
• - Penyerahan barang tersebut dilakukan oleh Pemasok langsung kepada NASABAH
dengan sepersetujuan dan sepengetahuan BANK.
• NASABAH membayar harga pokok ditambah Margin Keuntungan
atas jual beli ini kepada BANK dalam jangka waktu tertentu yang
disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga karenanya sebelum
NASABAH membayar lunas harga Pokok dan Margin Keuntungan
kepada BANK, NASABAH berutang kepada BANK.
• Selanjutnya kedua belah pihak sepakat menuangkan Akad ini dalam
Akad Pembiayaan al-Murabahah (selanjutnya disebut “Akad”)
dengan syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
DEFINISI

• Murabahah : Akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli
barang yang diperlukan nasabah dan menjual kepada nasabah yang bersangkutan
sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati.
• Syari’ah adalah : Hukum Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Al Hadist
(Sunnah) yang mengatur segala hal yang mencakup bidang ibadah mahdhah dan
‘ibadah muamalah.
• Barang adalah : Barang yang dihalalkan berdasar Syari’ah, baik materi
maupun cara perolehannya, yang dibeli NASABAH dari Pemasok dengan pendanaan
yang berasal dari Pembiayaan yang disediakan oleh BANK.
• Pemasok adalah : Pihak ketiga yang ditunjuk atau setidak-tidaknya disetujui
dan dikuasakan oleh BANK untuk menyediakan barang yang dibeli oleh NASABAH
untuk dan atas nama BANK.
• Pembiayaan adalah : Pagu atau plafon dana yang disediakan BANK yang digunakan
untuk membeli barang dengan harga beli yang disepakati oleh BANK
• Harga beli adalah : Sejumlah uang yang disediakan BANK kepada NASABAH untuk
membeli barang dari Pemasok atas permintaan NASABAH yang disetujui BANK
berdasar Surat Persetujuan Prinsip dari BANK kepada NASABAH, maksimum sebesar
pembiayaan.
• Margin Keuntungan adalah : Sejumlah uang sebagai keuntungan BANK
atas terjadinya jual-beli yang ditetapkan dalam Akad ini, yang harus
dibayar oleh NASABAH kepada BANK sesuai dengan jadwal pembayaran
yang telah disepakati NASABAH dan BANK.
• Surat Pengakuan Utang adalah : Surat Pengakuan bahwa NASABAH
mempunyai Utang kepada BANK yang dibuat dan ditandatangani
NASABAH dan diterima serta diakui oleh BANK, sehingga karenanya
berlaku dan bernilai sebagi bukti sah tentang adanya kewajiban
pembayaran dari NASABAH kepada BANK sebesar yang terutang. Surat
Pengakuan Utang tidak terbatas pada wesel, promes,dan/atau
instrumen lainnya.
• Dokumen Jaminan adalah : Segala macam dan bentuk surat bukti
tentang kepemilikan atau hak-hak lainnya atas barang yang dijadikan
jaminan guna menjamin terlaksananya kewajiban NASABAH terhadap
BANK berdasarkan Akad ini.
• Jangka Waktu Akad adalah : Masa berlakunya Akad ini sesuai yang
ditentukan dalam Pasal 4 Akad ini.
• Hari Kerja Bank adalah : Hari Kerja Bank Indonesia
• Pembukuan Pembiayaan adalah : Pembukuan atas nama NASABAH
pada BANK yang khusus mencatat seluruh transaksi NASABAH
sehubungan dengan Pembiayaan, yang merupakan bukti sah dan
mengikat NASABAH atas segala kewajiban pembayaran, sepanjang
tidak dapat dibuktikan sebaliknya dengan cara yang sah menurut
hukum. Cedera Janji adalah :
• Peristiwa atau peristiwa-peristiwa sebagaimana yang tercantum
dalam Pasal 8 Akad ini yang menyebabkan BANK dapat
menghentikan seluruh atau sebahagian pembiayaan, dan menagih
dengan seketika dan sekaligus jumlah kewajiban NASABAH kepada
BANK sebelum Jangka Waktu Akad ini
Pasal 2
PEMBIAYAAN DAN PENGGUNAANNYA
• BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menyediakan
fasilitas Pembiayaan kepada NASABAH yang akan digunakan untuk
membeli barang, dan NASABAH berjanji serta dengan ini
mengikatkan diri untuk menerima pembiayaan tersebut dari dan
karenanya telah berutang kepada BANK sejumlah sebagai berikut :
• - Harga Beli/Jumlah Utang Pokok
• - Margin Keuntungan Rp.
• Jumlah/Besarnya Utang Rp.
• Terbilang (....................................)
Pasal 3
PENARIKAN PEMBIAYAAN
• Dengan tetap memperhatikan dan menaati ketentuan-ketentuan tentang pembatasan penyediaan
dana yang ditetapkan oleh yang berwenang, BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk mengizinkan NASABAH menarik Pembiayaan, setelah NASABAH memenuhi seluruh
prasyarat sebagai berikut:
• - Menyerahkan kepada BANK Permohonan Realisasi Pembiayaan yang berisi rincian barang
yang akan dibiayai dengan fasilitas Pembiayaan, serta tanggal dan kepada siapa pembayaran
tersebut harus dilakukan. Surat Permohonan tersebut harus sudah diterima oleh BANK selambat-
lambatnya 5 (lima) hari kerja Bank dari saat pembayaran harus dilakukan.
• - Menyerahkan kepada BANK seluruh dokumen NASABAH, termasuk dan tidak terbatas
pada dokumen-dokumen jaminan yang berkaitan dengan Akad ini.
• - Telah menandatangani Akad ini dan Akad-Akad Jaminan yang disyaratkan.
• - Bukti-bukti tentang kepemilikan atau hak lain atas barang jaminan, serta akta-akta
pengikatan jaminannya.
• - Terhadap setiap penarikan sebagian atau seluruh Pembiayaan, NASABAH berkewajiban
membuat dan menandatangani Tanda Bukti Penerimaan uangnya, dan menyerahkannya kepada
BANK.
• Sebagai bukti telah diserahkannya setiap surat, dokumen, bukti kepemilikan atas jaminan,
dan/atau akta dimaksud oleh NASABAH kepada BANK, BANK berkewajiban untuk menerbitkan
dan menyerahkan Tanda Bukti Penerimaannya kepada NASABAH.
• Terhadap setiap penarikan sebagian atau seluruh Pembiayaan, NASABAH wajib menyerahkan
“Surat Sanggup” untuk membayar kepada BANK.
Pasal 4
JANGKA WAKTU DAN CARA PEMBAYARAN

• NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membayar kembali jumlah
seluruh utangnya kepada BANK sebagaimana tersebut pada Pasal 2 Akad ini dalam
jangka waktu .......(...........)bulan terhitung dari tanggal Akad ini ditandatangani,
dengan cara mengangsur pada tiap-tiap bulan sesuai dengan “jadwal angsuran” yang
ditetapkan dalam “Surat Sanggup” untuk membayar, dan lunas pada saat jatuh tempo.

• Setiap pembayaran oleh NASABAH kepada BANK lebih dahulu digunakan untuk
melunasi biaya administrasi dan biaya lainnya berdasarkan Akad ini dan sisanya baru
dihitung sebagai pembayaran angsuran/pelunasan atas harga pokok barang dan Margin
Keuntungan BANK.
• Dalam hal jatuh tempo pembayaran kembali Pembiayaan jatuh bertepatan dengan
bukan pada hari kerja Bank, maka NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk melakukan pembayaran pada hari pertama BANK bekerja kembali.
• Dalam hal terjadi kelambatan pembayaran oleh NASABAH kepada BANK,
maka NASABAH berjanji untuk membayar denda pada BANK sebesar
Rp.............. (.............................) untuk tiap-tiap hari kelambatan, sebagai
ta’zir, terhitung sejak saat kewajiban pembayaran tersebut jatuh tempo
sampai dengan tanggal dilaksanakannya pembayaran kembali.
• Dana denda wajib digunakan untuik kepentingan sosial
Pasal 5
TEMPAT PEMBAYARAN

• Setiap pembayaran kembali/pelunasan utang oleh NASABAH kepada


BANK dilakukan di kantor BANK atau di tempat lain yang ditunjuk
BANK, atau dilakukan melalui rekening yang dibuka oleh dan atas
nama NASABAH di BANK.
• Dalam hal pembayaran dilakukan melalui rekening NASABAH di
BANK, maka dengan ini NASABAH memberi kuasa yang tidak dapat
berakhir karena sebab-sebab yang ditentukan dalam Pasal 1813
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata kepada BANK, untuk
mendebet rekening NASABAH guna membayar/melunasi utang
NASABAH.
Pasal 6
BIAYA, POTONGAN DAN PAJAK

• NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menanggung segala
biaya yang diperlukan berkenaan dengan pelaksanaan Akad ini, termasuk jasa
Notaris dan jasa lainnya, sepanjang hal itu diberitahukan BANK kepada
NASABAH sebelum ditandatanganinya Akad ini, dan NASABAH menyatakan
persetujuannya.

• Setiap pembayaran kembali/pelunasan utang sehubungan dengan Akad ini dan


Akad lainnya yang mengikat NASABAH dan BANK, dilakukan oleh NASABAH
kepada BANK tanpa potongan, pungutan, bea, pajak dan/atau biaya-biaya
lainnya, kecuali jika potongan tersebut diharuskan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

• NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, bahwa terhadap setiap
potongan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku,
akan dilakukan pembayarannya oleh NASABAH melalui BANK.
Pasal 7
JAMINAN
• Untuk menjamin tertibnya pembayaran kembali/pelunasan Pembiayaan dan
Margin Keuntungan tepat pada waktu yang telah disepakati kedua belah pihak
berdasarkan Akad ini, maka NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk menyerahkan jaminan dan membuat pengikatan jaminan kepada BANK
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Akad ini.

• Jenis barang jaminan yang diserahkan adalah berupa :


• -
• -
• -
• -
• -
• -
Pasal 8
CEDERA JANJI
• Menyimpang dari ketentuan dalam Pasal 4 Akad ini, BANK berhak untuk menuntut/menagih
pembayaran dari NASABAH atau siapa pun juga yang memperoleh hak darinya, atas sebagian atau
seluruh jumlah utang NASABAH kepada BANK berdasarkan Akad ini, untuk dibayar dengan
seketika dan sekaligus, tanpa diperlukan adanya surat pemberitahuan, surat teguran, atau surat
lainnya, apabila terjadi salah satu hal atau peristiwa tersebut di bawah ini:
• - NASABAH tidak melaksanakan kewajiban pembayaran/pelunasan tepat pada waktu yang
diperjanjikan sesuai dengan tanggal jatuh tempo Surat Sanggup Membayar yang telah diserahkan
NASABAH kepada BANK;
• - Dokumen atau keterangan yang diserahkan/diberikan NASABAH kepada BANK
sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 10 palsu, tidak sah, atau tidak benar;
• - NASABAH tidak memenuhi dan/atau melanggar ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal
11 Akad ini;
• - Apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau kemudian berlaku,
NASABAH tidak dapat/berhak menjadi NASABAH;
• - NASABAH dinyatakan dalam keadaan pailit, ditaruh di bawah pengampuan, dibubarkan,
insolvensi dan/atau likuidasi;
• - NASABAH atau Pihak Ketiga telah memohon kepailitan terhadap NASABAH;
• - Apabila karena sesuatu sebab, sebagian atau seluruh Akta Jaminan dinyatakan batal
berdasarkan Putusan Pengadilan atau Badan Arbitrase;
• - Apabila pihak yang mewakili NASABAH dalam Akad ini menjadi pemboros, pemabuk, atau
dihukum berdasar Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan tetap dan pasti (in kracht van
gewijsde) karena perbuatan kejahatan yang dilakukannya, yang diancam dengan hukuman
penjara atau kurungan satu tahun atau lebih.
Pasal 9
AKIBAT CEDERA JANJI
• Apabila NASABAH tidak melaksanakan pembayaran seketika dan sekaligus karena
suatu hal atau peristiwa tersebut dalam Pasal 8 Akad ini, maka BANK berhak menjual
barang jaminan, dan uang hasil penjualan barang jaminan tersebut digunakan BANK
untuk membayar/melunasi utang atau sisa utang NASABAH kepada BANK.
• Apabila penjualan barang jaminan dilakukan BANK melalui pelelangan di muka
umum, maka NASABAH dan BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
menerima harga yang terjadi setelah dikurangi biaya-biaya, sebagai harga jual
barang jaminan.
• Apabila penjualan barang jaminan dilakukan dibawah tangan maka NASABAH dan
BANK sepakat, harga penjualan barang jaminan ditetapkan oleh BANK dengan harga
yang wajar menurut harga pasar ketika barang jaminan dijual.
• Jika hasil penjualan barang jaminan tidak mencukupi untuk membayar utang
NASABAH kepada BANK, maka NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk tetap bertanggung jawab melunasi sisa utangnya yang belum dibayar sampai
dengan lunas, dan sebaliknya, apabila hasil penjualan barang jaminan melebihi
jumlah utang atau sisa utang NASABAH kepada BANK, maka BANK berjanji dan
dengan ini mengikatkan diri untuk menyerahkan kelebihan tersebut kepada
NASABAH.
Pasal 10
PENGAKUAN DAN JAMINAN
• NASABAH dengan ini menyatakan mengakui kepada BANK, sebagaimana BANK
menerima pernyataan pengakuan NASABAH tersebut, bahwa :
• NASABAH berhak dan berwenang sepenuhnya untuk menandatangani Akad ini dan
seluruh dokumen yang menyertainya, serta untuk menjalankan usahanya.
• NASABAH menjamin, bahwa segala dokumen dan akta yang ditandatangani oleh
NASABAH berkaitan dengan Akad ini, keberadaannya tidak melanggar atau
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau Anggaran Dasar
perusahaan NASABAH yang berlaku, sehingga karenanya sah, berkekuatan hukum,
serta mengikat NASABAH dalam menjalankan Akad ini, dan demikian pula tidak dapat
menghalang-halangi pelaksanaannya.
• NASABAH menjamin, bahwa pada saat penandatanganan Akad ini para pemegang
saham, Direksi serta para anggota Komisaris perusahaan NASABAH telah mengetahui
dan memberikan persetujuannya terhadap Akad ini, dan demikian pula NASABAH
menjamin dan karenanya membebaskan BANK dari segala gugatan atau tuntutan
yang diajukan oleh Pihak Ketiga terhadap NASABAH.
• NASABAH menjamin, bahwa terhadap setiap pembelian barang dari Pihak Ketiga,
barang tersebut bebas dari penyitaan, pembebanan, tuntutan gugatan atau hak untuk
menebus kembali.
• NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk dari waktu ke waktu
menyerahkan kepada BANK, jaminan tambahan yang dinilai cukup oleh BANK, selama
kewajiban membayar utang atau sisa utang kepada BANK belum lunas.
Pasal 11
PEMBATASAN TERHADAP TINDAKAN NASABAH

• NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, bahwa selama masa berjalannya
Akad ini, NASABAH, kecuali setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari BANK, tidak
akan melakukan sebagian atau seluruhnya dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut :
• melakukan akuisisi, merger, restrukturisasi dan/atau konsolidasi perusahaan NASABAH
dengan perusahaan atau perorangan lain;
• menjual baik sebagian atau seluruh asset perusahaan NASABAH yang nyata-nyata akan
mempengaruhi kemampuan atau cara membayar atau melunasi utang atau sisa utang
NASABAH kepada BANK, kecuali menjual barang dagangan yang menjadi kegiatan
usaha NASABAH;
• membuat utang lain kepada Pihak Ketiga;
• mengubah Anggaran Dasar, susunan pemegang saham, Komisaris, dan/atau Direksi
perusahaan NASABAH;
• melakukan investasi baru, baik yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan
tujuan perusahaan NASABAH;
• memindahkan kedudukan/lokasi barang maupun barang jaminan dari kedudukan/lokasi
barang itu semula atau sepatutnya berada, dan/atau mengalihkan hak atas barang atau
barang jaminan yang bersangkutan kepada pihak lain;
• mengajukan permohonan kepada yang berwenang untuk menunjuk eksekutor, kurator,
likuidator atau pengawas atas sebagian atau seluruh harta kekayaannya.
Pasal 12
RISIKO
• NASABAH atas tanggung jawabnya, berkewajiban melakukan
pemeriksaan, baik terhadap keadaan fisik barang maupun
terhadap sahnya dokumen-dokumen atau surat-surat bukti
kepemilikan atau hak atas barang yang bersangkutan, sehingga
apabila terjadi sesuatu, hal terhadap barang tersebut, sejak Akad
ini ditandatangani seluruh risiko sepenuhnya menjadi tanggung
jawab NASABAH, dan karena itu pula NASABAH berjanji dan
dengan ini mengikatkan diri untuk membebaskan BANK dari
segala risiko tersebut.
Pasal 13
ASURANSI
• Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menutup
asuransi berdasar Syari’ah atas bebannya terhadap seluruh barang
dan jaminan bagi Pembiayaan berdasar Akad ini, pada perusahaan
asuransi yang ditunjuk oleh BANK, dengan menunjuk dan
menetapkan BANK sebagai pihak yang berhak menerima
pembayaran claim asuransi tersebut (bankers claus)
Pasal 14
PENGAWASAN
• NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
memberikan izin kepada BANK atau pihak/petugas yang
ditunjuknya, guna melaksanakan pengawasan/
pemeriksaan terhadap barang maupun barang jaminan,
serta pembukuan dan catatan pada setiap saat selama
berlangsungnya Akad ini, dan kepada wakil BANK
tersebut diberi hak untuk memuat photo copy dari
pembukuan dan catatan yang bersangkutan.
Pasal 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
• Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami
atau menafsirkan bagian-bagian dari isi, atau terjadi
perselisihan dalam melaksanakan Akad ini, maka
NASABAH dan BANK akan berusaha untuk menyelesaikan
secara musyawarah dan mufakat.
• Apabila usaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau
perselisihan melalui musyawarah untuk mufakat tidak
menghasilkan keputusan yang disepakati oleh kedua
belah pihak, maka dengan ini NASABAH dan BANK
sepakat untuk menyelesaikannya di Pengadilan Agama.
Pasal 17
PEMBERITAHUAN

• Setiap pemberitahuan dan komunikasi sehubungan dengan Akad ini


dianggap telah disampaikan secara baik dan sah, apabila dikirim dengan
surat tercatat atau disampaikan secara pribadi dengan tanda terima ke
alamat di bawah ini:
• NASABAH:
• Alamat :
• BANK : PT BANK SYARIAH ABC
• Alamat :
Pasal 18
PENUTUP

• Apabila ada hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur
dalam Akad ini, maka NASABAH dan BANK akan mengaturnya
bersama secara musyawarah untuk mufakat dalam suatu
Addendum.
• Tiap Addendum dari Akad ini merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Akad ini.
• Surat Akad ini dibuat dan ditanda tangani oleh NASABAH dan BANK
di atas kertas yang bermaterai cukup dalam rangkap 2 (dua) yang
masing-masing berlaku sebagai aslinya bagi kepentingan masing-
masing pihak.
Akad Murabahah di atas merupakan akad standar, dan
lebih singkat, pasal-pasal yang belum masuk, antara lain :
• Pasal tentang Tanggung Jawab para Pihak
• Pasal tentang Penagihan Seketika dan Penyerahan barang
• Pasal tentang Penguasaan dan Penjualan (Eksekusi)
• Pasal tentang Pengalihan Piutang Murabahah kpd Pihak lain
• Pasal tentang Timbul dan Berakhirnya Hak dan Kewajiban
• Pasal tentang Alamat Pihak-Pihak
• Pasal tentang Hukum yang Berlalku
Pasal
FORCE MAJEURE

• Force Majeure, yaitu peristiwa-peristiwa yang disebabkan oleh


bencana alam, kerusuhan, huru-hara, pemberontakan,
epidemi, sabotase, peperangan, pemogokan, kebijakan
pemerintah, atau sebab lain di luar kekuasaan NASABAH dan
BANK.
• Dalam hal terjadi Force Majeure maka pihak yang terkena
akibat langsung dari force majeure, wajib memberitahuka
secara tertulis dengan bukti-bukti tertulis dari kepolisian
selambatnya 14 hari setelah keadaan force majeure
ditatapkan.

Anda mungkin juga menyukai