Anda di halaman 1dari 36

TATACARA PENGAJUAN DAN

PEMERIKSAAN KEBERATAN
PUTUSAN KPPU
OLEH
Dr. Marsudin Nainggolan, SH.,MH.
Hakim Tinggi/Peneliti
Jakarta 25 Mei 2022
PENDAHULUAN

KPPU adalah Lembaga Negara Bantu (State Auxilliary Organ) yaitu


PUTUSAN MK Lembaga Negara yang dibentuk diluar konstitusi dan merupakan
No: 85/PUU-XIV/2016 lembaga yang membantu pelaksanaan tugas lembaga negara pokok.

UU No. 5 Tahun 1999 merupakan Administrative Penal Law, yaitu


sanksi administrasi atau perdata lebih diutamakan daripada sanksi
pidana ( ultimum remedium).

PUTUSAN MK
UU CIPTA KERJA (15 BAB) : CACAT SECARA FORMIL (INKONSTITUSIONAL
No.91/PUU-XVII/2020
Tgl 25 Nop 2021 BERSYARAT) : HARUS DIPERBAIKI DALAM WAKTU 2 TAHUN
LATAR BELAKANG

• Beberapa ketentuan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja)
terutama yang berkaitan dengan proses penegakan hukum terhadap praktik
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
• Pasal 118 UU Cipta Kerja mengubah ketentuan Pasal 44, Pasal 45, Pasal 47 dan Pasal
48, serta menghapus Pasal 49 UU No. 5 Tahun 1999.
• Perubahan tersebut kemudian diatur secara teknis lebih lanjut dalam PP Nomor 44
Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat (PP No. 44 Tahun 2021).
• Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha RI No. 2 Tahun 2021 mengenai
Pedoman Pengenaan Sanksi Denda Pelanggaran Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat.
• Perma Nomor 3 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemeriksaan
Keberatan Terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.
Perubahan UU Nomor 5 Tahun 1999
Dalam UU Nomor 11 Tahun 2020
BAB VI tentang Kemudahan Berusaha
1. Penerapan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (RBA)
2. Perizinan Dasar (Tata ruang Lingkungan, bangunan)
3. Imigrasi
4. Paten
5. Merek
6. Perseroan Terbatas
7. Penghapusan Izin Gangguan
8. Badan Usaha Milik Desa (BUMD)
9. Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
10. Perpajakan
11. Pendapatan Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)
ASAS UU 11/2020 & UU 5/1999
UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

a) Asas Pemerataan Hak ”demokrasi ekonomi” dengan


b) Asas Kepastian Hukum memperhatikan keseimbangan
antara kepentingan pelaku usaha
c) Asas Kemudahan Berusaha dan kepentingan umum.
d) Asas Kebersamaan, dan
e) Kemandirian.

Penempatan Perubahan UU Nomor 5 Tahun 1999 dalam Bab VI tentang Kemudahan Berusaha,
dimaknai bahwa : alasan dan tujuan perubahan UU No.5/1999 guna mewujudkan asas dan tujuan
kemudahan berusaha, selain berdasarkan asas dan tujuan dalam UU No. 5 Tahun 1999
Karakteristik Ketentuan UU Nomor 5 Tahun 1999,
Perubahan dalam Pasal 118 UU No. 11 Tahun 2020
dan Peraturan Turunannya
• Kombinasi Hukum Konvensional dengan Hukum Bisnis
• Memiliki irisan antara perkara yang berkaitan dengan kepentingan
publik (perkara pidana), dan perkara yang berkaitan dengan dengan
kepentingan privat (perdata bisnis).
• Dalam proses pemeriksaan dan pembuktian di KPPU cenderung
mempergunakan hukum acara Pidana, sedangkan dalam proses
pemeriksaan keberatan dan pembuktian serta eksekusi di Pengadilan
Niaga menerapkan hukum acara perdata.
PASAL UU Nomor 5 Tahun 1999
YANG DIRUBAH
• Pasal 44 : keberatan ke- PN (412 PN) beralih Peng. Niaga (5 P. Niaga)
• Pasal 45 : Pemeriksaan Keberatan 14 hari setelah terima (Peng Niaga
maupun di tkt Kasasi
• Pasal 47 : Sanksi 1 Miliar minimal, angka maksimal 25 M dihapus
• Pasal 48 : pidana penambahan besarnya denda kecuali yang terkait
obstacles of justice / Tidak kooperatif, dapat dipidana dengan
pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) atau pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun sebagai pengganti pidana denda.
• Pasal 49 : dihapus (sanksi pidana tambahan)
UU CIPTA KERJA NO. 11/2021 YANG TERKAIT
UPAYA KEBERATAN ATAS PUTUSAN KPPU
PP NO. 44 TAHUN 2021 YANG TERKAIT
UPAYA KEBERATAN ATAS PUTUSAN KPPU
PERATURAN KPPU NO. 2 TAHUN 2021 YANG
TERKAIT DENGAN UPAYA HUKUM KEBERATAN
BAB III JAMINAN BANK
Pasal 11 Pasal 13
(1) Dalam hal Terlapor mengajukan keberatan atau kasasi Dalam hal Terlapor tidak menyerahkan surat jaminan
atas putusan Komisi, Terlapor wajib menyampaikan jaminan bank dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
bank sebagai jaminan pelaksanaan putusan Komisi dalam
dalam Pasal 11 ayat (1), Terlapor dianggap tidak
jangka waktu 14 (empat belas) Hari terhitung sejak
menerima putusan. mengajukan keberatan
(2) Jaminan bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 14
paling banyak 20% (dua puluh persen) dari nilai Denda (1) Komisi dapat mencairkan jaminan bank
sebagaimana tercantum dalam amar putusan Komisi.
(3) Jaminan bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) dalam
diserahkan kepada ketua Komisi. hal putusan Komisi dikuatkan oleh putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Pasal 12 (2) Komisi mengembalikan jaminan bank kepada
(1) Jaminan bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
Terlapor dalam hal putusan Komisi dibatalkan oleh
ayat (1) berupa surat pernyataan bank untuk menjamin
Terlapor. putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
(2) Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bank umum yang beroperasi di wilayah Indonesia.
PERKEMBANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG
TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PEMERIKSAAN
KEBERATAN PUTUSAN KPPU

PERMA No. PERMA No. PERMA No. PERMA No.


1/2003 3/2005 3/2019 3/2021

PERMA SIFATNYA UNTUK MENGISI KEKOSONGAN HUKUM /UU


Ps. 79 UU MA
PERMA 3/ 2021
Terdiri dari : 8 BAB. Dan 23 PASAL
1. BAB I : KETENTUAN UMUM (Ps. 1)
2. BAB II : KEBERATAN DAN TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN(Ps.2-10)
3. BAB III : PANJAR BIAYA PERKARA (Ps.11)
4. BAB IV : TATA CARA PEMERIKSAAN KEBERATAN (Ps.12 – 14 )
5. BAB V : PUTUSAN (Ps.15)
6. BAB VI : KASASI (Ps. 16)
7. BAB VII : PELAKSANAAN PUTUSAN (Ps. 17 – 20)
8. BAB VIII : KETENTUAN PERALIHAN (Ps. 21)
9. BAB IX : PENUTUP (Ps. 22 – 23)
PERMASALAHAN
1. Apakah Ketua KPPU berwenang untuk menerima berkas kelengkapan
pengajuan keberatan atas putusan KPPU ?
2. Apakah bukan pengadilan niaga yang berwenang menerima pengajuan
pengajuan keberatan tersebut ?
3. Apakah KPPU berwenang menentukan bahwa bahwa suatu pengajuan
keberatan ditolak atau ditiadakan ?
4. Apakah hal ini bukan menjadi kewenangan Pengadilan Niaga, sehingga
oleh karenanya KPPU sudah melampaui kewenangannya , oleh karena
itu, bukankah Perkom 2 Tahun 2021 perlu diamandemen ?
5. Pasal 48 dan Pasal 49 tidak pernah digunakan dalam penegakan hukum
atas pelanggaran terhadap UU Persaingan Usaha.
Larangan dalam

Monopoli (Ps. 17)


Oligopoli (Ps. 4) Monopsoni (Ps. 18)
Penetapan Harga (Ps. 5)
Diskriminasi Harga (Ps. 6) Penguasaan Pasar (Ps. 19)
Penetapan Harga di bawah Jual Rugi (Ps. 20) Posisi Dominan (Ps. 25)
Harga Pasar (Ps.7) Kecurangan Biaya
Resale Price Maintenance Produksi (Ps. 21) Jabatan Rangkap (Ps. 26)
(Ps. 8)
Persekongkolan Tender Kepemilikan Saham(Ps.
Pembagian Wilayah (Ps. 9)
(Ps. 22)* 27)
Pemboikotan (Ps. 10)
Kartel (Ps. 11) Persekongkolan
mendapatkan Rahasia Penggabungan, Peleburan
Trust (Ps. 12)
Perusahaan Pesaing (Ps. dan Pengambilalihan (Ps.
Oligopsoni (Ps. 13)
23)* 28-29)
Integrasi Vertikal (Ps. 14)
Perjanjian Tertutup (Ps. 15) Persekongkolan
Perjanjian dgn Pihak LN (Ps. menghambat
16) Produksi/Pemasaran
(Ps. 24)*
PUTUSAN KPPU
a. Penetapan Pembatalan Perjanjian (Ps.4 sd 13, 15, Ps.16)
b. Perintah menghentikan Integrasi vertikal (Ps.14)
c. Perintah menghentikan kegiatan menimbulkan praktek Monopoli,
, persaingan usaha tidak sehat, dan/ atau merugikan masyarakat (Ps.23
sd Ps.27)
d. Perintah menghentikan penyalahgunaan posisi dominan (Ps.25)
e. Penetapan Pembatalan Penggabungan atau peleburan badan usahadan
pengambilan saham (Ps.28)
f. Penetapan pembayaran ganti rugi
g. Pengenaan denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00(satu milyar)
Apakah Ketua KPPU berwenang untuk menerima berkas
kelengkapan pengajuan keberatan atas putusan KPPU ?
• Ketentuan mengenai pemeriksaan keberatan atas putusan KPPU oleh
Pengadilan Niaga diatur lebih lanjut dalam Pasal 19PP 44/2021, sebagai
berikut:
1.Pelaku usaha mengajukan keberatan kepada Pengadilan Niaga sesuai
domisilinya maksimal 14 hari kerja setelah menerima pemberitahuan
putusan KPPU.
2.Pemeriksaan keberatan di Pengadilan Niaga dilakukan baik menyangkut
aspek formil maupun materiil atas fakta yang menjadi dasar putusan
KPPU. (butuh waktu lama)
3.Pemeriksaan keberatan dilakukan dalam jangka waktu minimal 3 bulan
dan maksimal 12 bulan. (tidak sesuai dengan tujuan UUK dr proses
peradilan yg cepat, efisien dan biaya murah)
Kecuali ditentukan lain dalam PP 44/2021, tata cara pemeriksaan keberatan
di Pengadilan Niaga dilaksanakan sesuai dengan hukum acara perdata.
Apakah bukan pengadilan niaga yang berwenang
menerima pengajuan pengajuan keberatan tersebut ?
A. Keberatan diajukan melalui Kepaniteraan Pengadilan Niaga sesuai
dengan Tata cara Pendaftaran Keberatan (Pasal 3 ayat (2) Perma
Nomor 3 Tahun 2021) atau Melalui e-Court (Ps. 5)
B. Syarat Pendaftaran [Ps. 4(10)]
1) Surat Kuasa
2) Permohonan Keberatan
3) Salinan Putusan KPPU, dan
4) Salinan Jaminan bank yang dilegalisir
C. Wajib memuat Alasan Permohonan Keberatan [Ps.4 ayat (2)]
Apakah KPPU berwenang menentukan bahwa bahwa
suatu pengajuan keberatan ditolak atau ditiadakan ?

• Proses Pengajuan Keberatan tidak memerlukan persetujuan KPPU


(Ps.5 Perma Nomor 3 Tahun 2021).
• Pengajuan Keberatan Ditolak atau tidak merupakan kewenangan
Pengadilan Niaga.
Apakah Peraturan KPPU Nomor 2 Tahun 2021
perlu diamandemen ?
• KPPU memiliki kewenangan atribusi membentuk regulasi berupa Perkomberdasarkan kewenangan atribusi
berdasarkan Pasal 8 UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
sebagaiman dirubah dengan UU Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

• Dan kewenangan delegasi membentuk Perkom Nomor 2 Tahun 2021 yang merupakan pelaksanaan
kewenangan Qoasi legislasi yang didelegasikan dalam Pasal 21 Peraturan Pemerintah RI Nomor 44 Tahun
2021 untuk menjalankan ketentuan Pasal 12 ayat (2)
“sebagaimana jaminan pemenuhan atas putusan Komisi yang memuat tindakan administratif
berupa denda, terlapor wajib menyerahkan jaminan bank yang cukup, paling banyak 20%(dua
puluh persen) dari nilai denda, paling lama 14 (empat belaas) hari hari kerja setelah menerima
pemberitahuan putusan Komisi.”
Bahwa Ps. 12 ayat (2) menentukan penyerahan jaminan bank setelah 14 hari kerja menerima pemberitahuan
putusan KPPU, bukan setelah putusan berkekuatan hukum tetap.
Putusan KPPU dalam hal ini dianggap telah mengikat. Tetapi terkait dengan dianggap tidak mengajukan
keberatan karena Terlapor tidak memberikan jaminan bank, tampaknya peraturan KPPU ini
berlebihan karena dalam pengajuan Keberatan ke Pengadilan wajib melampirkan FC Jaminan
pembayaran denda tersebut
Mengapa Pasal 48 dan Pasal 49 tidak pernah digunakan dalam
penegakan hukum atas pelanggaran terhadap UU Persaingan
Usaha.
• Pasal 48 : pidana penambahan besarnya denda kecuali yang terkait
obstacles of justice / Tidak kooperatif, dapat dipidana dengan
pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) atau pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun sebagai pengganti pidana denda.
• Pasal 49 : dihapus (sanksi pidana tambahan)
TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN

• Dalam hal pengajuan Keberatan, Pemohon Keberatan wajib menyerahkan: surat kuasa,
permohonan keberatan, Salinan putusan KPPU; dan salinan jaminan bank yang dilegalisir
dalam hal putusan KPPU memuat sanksi tindakan administratif berupa denda
• Dalam hal Keberatan diajukan oleh 1 (satu) Pemohon Keberatan atau lebih terhadap
putusan KPPU yang sama dan terdapat Terlapor lain dalam putusan KPPU tersebut yang
tidak mengajukan Keberatan, maka terhadap Terlapor tersebut putusan KPPU
berkekuatan hukum tetap. (Pasal 2 ayat 4)
• Dalam hal Keberatan diajukan oleh lebih dari 1 (satu) Pemohon Keberatan untuk putusan
KPPU yang sama di Pengadilan Niaga yang sama, perkara tersebut didaftarkan dengan
nomor yang sama. (Pasal 3 ayat 3)
• Dalam pengajuan Keberatan, Pemohon Keberatan wajib menyerahkan salinan jaminan
bank yang dilegalisir. (Pasal 4 ayat 1 huruf d) Salinan Jaminan bank sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d diserahkan dalam hal putusan KPPU memuat sanksi tindakan
administratif berupa denda. (Pasal 4 ayat 3)
TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN

• Keberatan dapat diajukan dengan menggunakan administrasi perkara elektronik sesuai


dengan Sistem Informasi Pengadilan. (Pasal 5)
• Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Keberatan terhadap putusan KPPU yang sama di
Pengadilan Niaga yang sama tetapi terdaftar dengan nomor yang berbeda, Ketua
Pengadilan Niaga menunjuk salah satu majelis hakim untuk menangani penggabungan
Keberatan tersebut dan memberikan tembusan penunjukan kepada majelis hakim yang
tidak menangani Keberatan. (Pasal 6)
• Dalam hal belum terdapat hakim bersertifikat persaingan usaha, Ketua Pengadilan Niaga
menunjuk majelis hakim yang pernah memutus perkara Keberatan terhadap putusan KPPU.
(Pasal 7 ayat 2)
• Dalam hal belum terdapat hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), perkara
Keberatan diperiksa oleh Ketua Pengadilan Niaga secara ex officio sebagai ketua majelis.
(Pasal 7 ayat 3)
PANJAR BIAYA PERKARA
• Dalam hal terjadi penggabungan perkara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) dan/atau penunjukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (4), panjar biaya perkara digabungkan menjadi 1
(satu).
• Dalam waktu 7 (tujuh) Hari setelah menerima pemberitahuan dari
Mahkamah Agung, Pengadilan Niaga yang tidak ditunjuk harus
mengirimkan sisa panjar biaya perkara ke Pengadilan Niaga yang
ditunjuk.
TATA CARA PEMERIKSAAN KEBERATAN

Mekanisme pemeriksaan saksi dan/atau ahli


• Berdasarkan persetujuan majelis hakim, Pemohon Keberatan dapat mengajukan
saksi dan/atau ahli yang pernah diajukan dalam pemeriksaan di KPPU namun
keterangannya tidak dimuat atau tidak dipertimbangkan dalam Putusan KPPU,
atau ditolak kehadirannya memberikan keterangan, untuk didengar
keterangannya dalam persidangan. (Pasal 13 ayat 3)
• Dalam hal Pemohon Keberatan mengajukan saksi dan/atau ahli sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), KPPU dapat mengajukan saksi dan/atau ahli yang
pernah diajukan dalam pemeriksaan di KPPU, untuk memperkuat dalilnya.
(Pasal 13 ayat 4)
• Pemohon Keberatan tidak dapat mengajukan bukti surat dan/atau dokumen,
baik yang pernah diajukan dalam pemeriksaan di KPPU, maupun bukti surat
dan/atau dokumen baru. (Pasal 13 ayat 5)
TATA CARA PEMERIKSAAN KEBERATAN

Jangka Waktu
• Pemeriksaan dilakukan dalam jangka waktu paling cepat 3 (tiga) bulan dan
paling lama 12 (dua belas) bulan. (Pasal 14 ayat 1)
• Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) cukup,
majelis hakim dapat menyelesaikan pemeriksaan dalam jangka waktu
kurang dari 3 (tiga) bulan. (Pasal 14 ayat 2)
PROSES KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN KPPU
( SESUDAH BERLAKUNYA PP NO 44 TAHUN 2021)
No Tentang Perma No. 3 Tahun 2021 PP No. 44 Tahun 2021
1 Jangka waktu Diajukan 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal pembacaan Pelaku Usaha dapat mengajukan Keberatan kepada Pengadilan
Pengajuan putusan atau sejak tanggal pemberitahuan diterima oleh Terlapor Niaga sesuai domisili Pelaku Usaha selambat-lambatnya 14
Keberatan jika Terlapor tidak hadir dalam sidang Pembacaan Putusan. (empat belas) hari kerja setelah menerima pemberitahuan Putusan
Komisi
2 Pengajuan
a) Keberatan diajukan melalui Kepaniteraan Pengadilan Niaga;
Keberatan Mekanisme Pengajuan Keberatan di Pengadilan Niaga disamakan
b) Dalam hal Keberatan diajukan lebih dari 1 (satu) Terlapor
dengan ketentuan Perma No. 3 Tahun 2021
untuk. Putusan KPPU yang sama di Pengadilan Niaga yang
sama, perkara tersebut didaftarkan dengan nomor yang sama.
3 Jangka waktu Pemeriksaan perkara dilakukan paling cepat 3(tiga) bulan dan Pemeriksaan perkara Keberatan dilakukan dalam jangka waktu
keberatan paling lama 12 bulan , dan dalam pemeriksaan cukup dapat paling cepat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan.
menyelesaikan kurang dari 3 bulan .
4 Jaminan Bank Salinan jaminan bank yang dilegalisir dalam hal putusan KPPU Terlapor wajib menyerahkan jaminan bank yang cukup, paling
memuat sanksi tindakan administratif berupa denda banyak 20% (dua puluh persen) dari nilai denda.
5 Penggabungan Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) terlapor yang mengajukan
Dalam hal Keberatan diajukan Oleh Lebih dari 1 (satu) Terlapor keberatan dalam 1 (satu) lingkup yurisdiksi pengadilan niaga,
untuk Putusan KPPU yang sama tetapi berbeda tempat maka menjadi kewenangan ketua pengadilan niaga setempat,
kedudukan hukumnya, KPPU mengajukan permohonan tertulis sedangkan bila lintas yurisdiksi pengadilan niaga, maka menjadi
kepada Mahkamah Agung Untuk menunjuk salah satu Pengadilan kewenangan MA untuk menggabungkan perkara berdasarkan
Niaga disertai usulan Pengadilan Niaga mana yang akan permohonan KPPU.
memeriksa Keberatan tersebut.

6 Tata Cara • Pemeriksaan keberatan dilakukan atas dasar salinan putusan


Pemeriksaan KPPU dan berkas perkaranya
• Pemeriksaan Keberatan dilakukan atas dasar Salinan putusan
Keberatan • Kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini, tata
KPPU dan berkas perkaranya;
cara pemeriksaan Keberatan di Pengadilan Niaga dilakukan
▪ Hukum Acara Perdata tetap berlaku sepanjang tidak
sesuai Hukum Acara Perdata.
bertentangan dengan Peraturan Mahkamah Agung ini.
PEMERIKSAAN ALAT BUKTI OLEH
PENGADILAN NIAGA
• Hakim Pengadilan Niaga yang memeriksa Keberatan atas Putusan KPPU meskipun
tata pemeriksaannya dilakukan sesuai hukum acara perdata [ Ps. 19 ayat (4) PP
No. 44/2021 dan Ps. 13 ayat (1) Perma No. 3 Tahun 2021] tetapi alat bukti yang
dipergunakan adalah alat bukti sebagaimana dalam Ps.44 UU No.5/1999. sejalan
dengan ketentuan Pasal 13 ayat (3), (4), dan (5) PERMA No. 3 Tahun 2021.
3) Berdasarkan persetujuan majelis hakim, Pemohon Keberatan dapat mengajukan saksi
dan/ atau ahli yang pernah diajukan dalam pemeriksaan di KPPU namun keterangannya
tidak dimuat atau tidak dipertimbangkan dalam Putusan KPPU, atau ditolak kehadirannya
memberikan keterangan, untuk didengar keterangannya dalam persidangan.
4) Dalam hal Pemohon Keberatan mengajukan saksi dan/ atau ahli sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), KPPU dapat mengajukan saksi dan/ atau ahli yang pernah diajukan dalam
pemeriksaan di KPPU, untuk memperkuat dalilnya.
5) Pemohon Keberatan tidak dapat mengajukan bukti surat dan/ atau dokumen, baik yang
pernah diajukan dalam pemeriksaan di KPPU, maupun bukti surat dan/ atau dokumen
baru.

Mei 22 27
Kategori Bukti : William R.Bell
1. Direct evidence. : bukti secara langsung mengenai suatu fakta; mis saksi yang
melihat langsung
2. Circumtantial evidence : bukti tak langsung menunjuk suatu fakta, namun tetap merujuk
pada kejadian sebenarnya
3. Substitute evidence : bukti yg sudah menjadi pengetahuan umum; tak perlu
dibuktikan lagi secara langsung atau tak langsung
4. Testimonial evidence : bukti kesaksian; a. kesaksian atas fakta yg sesungguhnya,
b. pendapat atas kesaksian, c. pendapat ahli
5. Real evidence : objek fisik dari sesuatu yang berkaitan dgn kejahatan (bukti
fisik/barang bukti)
6. Demonstrative evidence: bukti yg digunakan untuk menjelaskan fakta-fakta di depan
pengadilan oleh penyidik
7. Documentary evidence : bukti yang meliputi tulisan tangan, surat, fotografi, transkrip
rekaman dan alat bukti tertulis lainnya

Mei 22 28
TEORI ALAT BUKTI
Suatu alat bukti dapat dipakai sebagai alat bukti di pengadilan
diperlukan berbagai syarat-syarat sebagai berikut :
• Admisible, diperkenankan oleh undang-undang untuk dipakai sebagai
alat bukti.
• Reability, yakni alat bukti tersebut dapat dipercaya keabsahannya
(misalnya : tidak palsu)
• Necessity, yakni alat bukti tersebut memang diperlukan untuk
membuktikan suatu fakta.
• Relevance, yakni alat bukti tersebut mempunyai relevansi dengan
fakta yang akan dibuktikan.

Mei 22 29
KEKUATAN PEMBUKTIAN

1. Kekuatan bukti mengikat (bindende bewijskracht) dan menentukan: hakim harus


mengikuti kecuali dapat dibuktikan sebaliknya (Pasal 1394 KUHPdt).
2. Kekuatan menentukan (beslissend): meskipun hanya satu alat bukti (sumpah dan
pengakuan).
3. Kekuatan bukti sempurna (Volledig) seperti akta otentik, kecuali ada bukti lawan.
4. Kekuatan bukti bebas (Vrij bewijslast): diserahkan pada pertimbangan hakim (saksi).
5. Kekuatan bukti permulaan (begin van bewijslast): masih harus ditambah alat bukti
lain agar dapat diterima sebagai bukti yang cukup.
6. Kekuatan bukti berupa alat bukti bukan bukti (evidentiary): seperti keterangan saksi
yang tidak disumpah.
7. Kekuatan bukti lawan (tegen bewijs): bukti yang diajukan oleh salah satu bihak selalu
dapat dilawan dengan alat bukti yang diajukan oleh pihak lawan, kecuali sumpah
decissoir. Tegen bewijs penerapan terhadap asas Audi et Alteram Partem.

Mei 22 30
PEMBUKTIAN DAN ALAT BUKTI (Ps. 44 UU No.5/1999
Alat-alat bukti pemeriksaan Komisi Ps. Perbandingan Alat bukti Dalam Perkara Pidana
42 UU No. 5/1999 berupa : Pasal 184 KUHAP
a. Keterangan saksi 1. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli 2. Keterangan ahli
c. Surat dan atau dokumen 3. Surat
d. Petunjuk. 4. Petunjuk
e. Keterangan pelaku usaha. 5. Keterangan Terdakwa
+
+
- Circumstansial evidence . • Pasal 5 UU No. 19/2016 ttg ITE
- Indirect evidence. 1. Informasi elektronik
2. Dokumen Elektronik
3. Hasil cetak dari Informasi dan
Dokumen Elektronik.

Mei 22 31
BUKTI TAMBAHAN

Circumstansial evidence/Indirect Analisis tambahan


evidence
Bukti tidak langsung memerlukan analisis tambahan untuk
membedakan apakah hanya merupakan perilaku/strategi yang
paralel atau kesepakatan penetapan harga yang dilarang.
Membuktikan kesepakatan tidak tertulis

Kesepakatan tidak tertulis dapat dilakukan secara terang-terangan


atau diam-diam. Tidak mudah membuktikannya, terlebih lagi bila
kesepakatan tersebut terjadi secara tacit collution dalam bentuk Misalnya dalam suatu pasar jasa tertentu, seluruh perusahaan
meeting of mind. bersaing secara ketat yang mendorong perusahaan untuk
menentukan harga jual barang/jasa sebesar biaya produksi
barang/jasa tersebut.
Bila tidak ditemukan adanya kesepakatan yang tertulis namun
terdapat indikasi yang kuat adanya kesepakatan, maka langkah
berikutnya untuk membuktikan ada atau tidaknya kesepakatan itu
melalui pembuktian dengan alat bukti tidak langsung.
Kondisi tersebut akan menunjukkan adanya kesamaan tingkat dan
Bukti tidak langsung disebut juga circumstantial evidence atau pergerakan harga (price parallelism) yang mirip dengan perilaku
indirect evidence, mencakup bukti komunikasi dan bukti kartel. Namun kesamaan ini belum tentu karena adanya
ekonomi. kesepakatan, tetapi dapat ditentukan secara independen dan
kompetitif oleh masing-masing perusahaan
PEMERIKSAAN KEBERATAN DAN KASASI
ATAS PUTUSAN KPPU
Ps. 19 PP No.44/2021 ttg Ps. 13 ayat (1) Perma No. 3 Tahun
Pelaksanaan Larangan Praktek 2021 ttg Tata Cara Pengajuan dan
Monopoli dan Persaingan Usaha Pemeriksaan Keberatan Terhadap
Tidak Sehat. putusan KPPU di Pengadilan Niaga.
(2). Pemeriksaan Keberatan di (1). Pemeriksaan keberatan dilakukan
Pengadilan Niaga sebagaimana terhadap aspek formil dan/atau
dimaksud pada ayat (1) dilakukan baik materiil berdasarkan salinan putusan
menyangkut aspek formil maupun KPPU dan berkas perkara.
materiil atas fakta yang menjadi dasar
putusan komisi.
(4). Kecuali ditentukan lain dalam PP ini,
tata cara pemeriksaan keberatan di
Pengadilan Niaga dilakukan sesuai
dengan hukum acara Perdata.

Mei 22 33
+
ALAT BUKTI PERKARA a. Pemeriksaan Setempat (SE MA No.7/2001)
PERDATA b. Keterangan Ahli (154 HIR/181 Rbg/215 Rv)
Ps. 164 HIR/284 Rbg/1866 BW. c. Pengetahuan Hakim (Pasal 78 (1) UU No.1 Tahun
1950) , Put MA RI No. 213 K/S ip/1955 tgl 10
1. Tulisan/surat April 1957)
2. Keterangan saksi d. Pembukuan (Ps 138, 167 UU No.8/1997)
3. Persangkaan +
4. Pengakuan Ps. 1 angka 1 & angka 4 dan Ps. 5 ayat (1), (2) &
(3) UU ITE
5. Sumpah
1. Informasi Elektronik
2. Dokumen Elektronik
3. Hasil Cetak dari Infomasi dan Dokumen
Elektronik

Mei 22 34
PELAKSANAAN PUTUSAN
• Putusan KPPU baik yang tidak diajukan Keberatan maupun yang telah diperiksa
dan diputus melalui prosedur Keberatan, serta telah berkekuatan hukum tetap,
harus dilaksanakan secara sukarela oleh Terlapor/ Pernohon Keberatan paling
lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak tanggal pengucapan putusan dan/atau sejak
Terlapor/Pemohon Keberatan menerima pemberitahuan putusan. (Pasal 17)
• Dalam hal putusan KPPU tidak diajukan Keberatan namun tidak dilaksanakan
dengan sukarela, KPPU mengajukan permohonan eksekusi kepada ketua
Pengadilan Niaga tempat kedudukan hukum Terlapor. (Pasal 18)
• Dalam hal putusan telah diperiksa dan diputus melalui prosedur Keberatan serta
telah berkekuatan hukum tetap namun tidak dilaksanakan dengan sukarela oleh
Pemohon Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, KPPU mengajukan
permohonan eksekusi kepada Ketua Pengadilan Niaga yang memutus perkara
tersebut. (Pasal 19)
• Berdasarkan permohonan eksekusi yang diajukan oleh KPPU sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 dan Pasal 19, Putusan yang telah berkekuatan hukum
tetap dilakukan eksekusi sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata. (Pasal 20)

Anda mungkin juga menyukai