Anda di halaman 1dari 24

Pendidikan dan Pelatihan Kemahiran Hukum Kepailitan dan PKPU Ke 2

Sabtu, 14 Mei 2022


Disampaikan oleh:
Nien Rafles Siregar, S.H., M.H.
Managing Partner Siregar Setiawan Manalu Partership (SSMP)

PASSION FOR EXCELLENCE


www.ssmp.co
HUKUM BENDA DALAM KEPAILITAN DAN
PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (“PKPU”)
Hukum Benda diatur dalam Buku II Kitab Undang-undang Hukum Perdata (“KUH Perdata”).
Sebagaimana terdapat dalam Pasal 499 KUH Perdata, pengertian benda (zaak) adalah segala sesuatu yang
dapat menjadi objek hak milik. Pengertian Benda tersebut mencakup barang yang berwujud, dan bagian dari
harta kekayaan.

Sifat Hukum Benda à Tertutup (orang tidak dapat mengadakan hak-hak kebendaan baru selain yang sudah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan)

Pengertian Benda:
• Barang dan hak yang dapat dikuasai oleh hak milik;
• Segala sesuatu yang dapat menjadi objek hak milik.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
HAK KEBENDAAN
Hak Kebendaan adalah hak mutlak yang merupakan hak atas perdata, terhadap suatu benda yang memberikan
kekuasaan langsung atas suatu benda dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga.

MACAM-MACAM HAK KEBENDAAN


1. Hak Kebendaan yang Memberikan Kenikmatan

Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan Dasar Hukum

Hak milik/eigendom Pasal 570 KUH Perdata


Hak menguasai/bezit Pasal 529 KUH Perdata
Hak pakai dan hak mendiami Pasal 818 – 829 KUH Perdata
Hak memungut hasil/Vruchtgebruik Pasal 756 KUH Perdata

2. Hak Kebendaan yang Memberikan Jaminan

Hak kebendaan yang memberikan jaminan Dasar Hukum

Gadai (pand) Buku II Bab XX, Pasal 1150 – 1160 KUH Perdata
Hipotek atas kapal Buku II Bab XXI, Pasal 1162 – 1232 KUH Perdata
Fidusia Undang-undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
Hak Tanggungan Undang-undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
Resi Gudang Undang-Undang No. 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang

PASSION FOR EXCELLENCE


www.ssmp.co
Dalam hubungan hukum utang-piutang, Pasal 1131 KUH Perdata menentukan:
“Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun
yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya”.

Ketentuan tersebut mengandung makna bahwa seluruh harta kekayaan debitor menjadi jaminan atas seluruh
utangnya.

KEDUDUKAN KREDITOR
à Pasal 1139 jo. Pasal 1149 KUH Perdata dan Pasal 21 ayat (1) dan ayat (3) UU No. 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas
KREDITOR PREFEREN Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (“UU 28/2007”)

à Pasal 1133 jo. Pasal 1134 KUH Perdata dan Pasal 55 ayat (1) UU No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU (“UU Kepailitan
KREDITOR SEPARATIS dan PKPU”)

à Pasal 1133 jo. Pasal 1132 KUH Perdata


KREDITOR KONKUREN

Kreditor Separatis adalah kreditor pemegang jaminan kebendaan seperti pemegang Gadai, Hipotek atas Kapal, Fidusia, Hak Tanggungan
dan Resi Gudang. Kreditor sebagai penerima jaminan khusus, merupakan kreditor yang didahulukan dalam pengambilan pelunasan atas
hasil eksekusi terhadap benda-benda tertentu milik debitor yang telah dibebani dengan jaminan.

PASSION FOR EXCELLENCE


www.ssmp.co
HAK KEBENDAAN YANG MEMBERIKAN JAMINAN

PASSION FOR EXCELLENCE


www.ssmp.co
JAMINAN KEBENDAAN
HIPOTEK ATAS HAK
GADAI FIDUSIA RESI GUDANG
KAPAL TANGGUNGAN

GADAI (Buku II Bab XX, Pasal 1150 – Pasal 1160 KUH Perdata)
Syarat Gadai
Syarat gadai adalah adanya pemindahan kekuasaan objek jaminan dari pemberi gadai kepada pemegang gadai (inbezitstelling).

Tujuan Gadai
Tujuan Gadai à tidak untuk memberi kenikmatan atas benda yang dikuasai, melainkan sebagai pelunasan utang.

HIPOTEK ATAS KAPAL (Buku II Bab XXI, Pasal 1162 – Pasal 1232 KUH Perdata)
Kapal laut yang mempunyai ukuran sekurang-kurangnya 20m3 isi kotor, dapat didaftarkan di Syahbandar Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut Departemen Perhubungan dan yang dengan pendaftaran tersebut memiliki kebangsaan sebagai Kapal Indonesia
(Pasal 314 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (“KUHD”))
Pembebanan Hipotek atas kapal à dilakukan dengan pembuatan Akta Hipotek Kapal di hadapan Pegawai Pendaftaran dan Pencatat
Balik Nama Kapal-kapal di Kantor Syahbandar setempat, tempat kapal didaftarkan. Setelah itu Akta Hipotek Kapal tersebut harus
dilakukan pencatatan/pendaftaran dalam Buku Daftar.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
FIDUSIA (Undang-undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia)
SUBJEK FIDUSIA
Pemberi Fidusia à Orang perseorangan atau badan hukum pemilik benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia.
Penerima Fidusia à Orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin
dengan Jaminan Fidusia.

HAK TANGGUNGAN (Undang-undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan)


SUBJEK HAK TANGGUNGAN
Pemberi Hak Tanggungan dan Pemegang Hak Tanggungan
OBJEK HAK TANGGUNGAN
• Hak Milik;
• Hak Guna Usaha;
• Hak Guna Bangunan;
• Hak Pakai Atas Tanah Negara;
• Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik;
• Rumah Susun dan Hak Milik atas satuan Rumah Susun.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
PEMBERIAN DAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN

• Pemberian Hak Tanggungan didahului dengan adanya Perjanjian untuk memberikan Hak Tanggungan sebagai jaminan
pelunasan utang tertentu;
• Pemberian Hak Tanggungan dilakukan dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan;
• Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan.

RESI GUDANG (Undang-undang No. 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 9
Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang)
Resi Gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang (bergerak dan dapat diperdagangkan, seperti gabah, beras,
gambir, teh, kopra, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, dan timah), yang disimpan di Gudang dan
diterbitkan oleh Pengelola Gudang.

Sistem Resi Gudang adalah kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian
transaksi Resi Gudang.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
PEMBUATAN PERMOHONAN PAILIT DAN PKPU

PASSION FOR EXCELLENCE


www.ssmp.co
Dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (”PKPU”), pengajuan permohonan PKPU dapat diajukan baik oleh debitor sendiri
maupun oleh kreditornya. Hal ini diatur dalam Pasal 222 ayat 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
PKPU (UU K-PKPU).

Terkait ketentuan pengajuan permohonan PKPU oleh debitor diatur dalam Pasal 222 ayat 1 UU KPKPU dan untuk kreditor pada
Pasal 222 ayat 3 UU KPKPU. Pada dua ayat dalam pasal yang sama tersebut pada intinya baik debitor maupun kreditor dapat
mengajukan permohonan PKPU dengan alasan perkiraan bahwa pihak debitor tidak dapat melanjutkan membayar utang-utangnya
yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dengan tujuan mengajukan tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utangnya
kepada kreditor.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Pengajuan Permohonan Pailit/PKPU yang diajukan ke Pengadilan Niaga harus memenuhi persyaratan antara lain:

1. Surat permohonan bermeterai yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Niaga;


2. Izin Pengacara/ kartu pengacara;
3. Surat Kuasa Khusus;
4. Akta Pendirian Perusahaan (Anggaran Dasar);
5. Surat Perjanjian Utang (Loan Agreement) atau bukti lainnya yang menunjukkan adanya utang;
6. Perincian utang yang tidak terbayar;
7. Nama serta alamat masing-masing kreditor/ debitor;
8. Surat Pernyataan dan kesediaan untuk ditunjuk sebagai Pengurus dan Kurator.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Sidang Permohonan Pailit
Sidang Pertama
Pemeriksaan legalitas Pemohon dan Termohon, beserta Kuasa Hukumnya masing-
Diajukan Kepada Ketua Pengadilan masing.
(Pasal 6 ayat 1 UUK-PKPU)
Sidang Kedua
Hanya dapat diajukan oleh Advokat Pengajuan Jawaban dari Termohon dan/atau pengajuan dan pemeriksaan bukti dari
(Pasal 7 ayat 1 UUK-PKPU) Pemohon.
Pengajuan
Permohonan Jangka waktu pemeriksaan Pengadilan Niaga Sidang Ketiga
Pailit 60 hari (Pasal 8 ayat 5 UUK-PKPU) Pengajuan bukti dari Termohon

Sidang Keempat
Sifat Putusan Serta Merta (uitvoerbar bij
voorraad) (Pasal 8 ayat 7 UUK-PKPU)
Pemeriksaan saksi dan/atau ahli (apabila ada).

Sidang Kelima
Pengajuan Kesimpulan dari Pemohon dan Termohon.

Sidang Keenam
Putusan atas Permohonan Pailit.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Sidang Permohonan PKPU
Sidang Pertama
Pemeriksaan legalitas Pemohon dan Termohon, beserta Kuasa Hukumnya masing-
Diajukan Kepada Ketua Pengadilan masing.
(Pasal 224 ayat 1 UUK-PKPU)
Sidang Kedua
Hanya dapat diajukan oleh Advokat Pengajuan Jawaban dari Termohon dan/atau pengajuan dan pemeriksaan bukti dari
(Pasal 224 ayat 1 UUK-PKPU) Pemohon.
Pengajuan
Permohonan Permohonan PKPU Sukarela oleh Debitor Sidang Ketiga
diperiksa dan diputus dalam waktu 3 hari
PKPU (Pasal 225 ayat 2 UUK-PKPU)
Pengajuan bukti dari Termohon

Permohonan PKPU oleh Kreditor diperiksa Sidang Keempat


dan diputus dalam waktu 20 hari Pemeriksaan saksi dan/atau ahli (apabila ada).
(Pasal 225 ayat 3 UUK-PKPU)
Sidang Kelima
Pengajuan Kesimpulan dari Pemohon dan Termohon.

Sidang Keenam
Putusan atas Permohonan PKPU.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Tentang Harus Diwakili Advokat

Permohonan Pernyataan Pailit HARUS diajukan oleh Advokat (Pasal 7 UUK-PKPU).

Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku dalam hal permohonan pernyataan pailit diajukan
oleh Kejaksaan, Bank Indonesia, Bapepam, dan Menteri Keuangan.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
ANATOMI PERMOHONAN PAILIT DAN PKPU

1. Hubungan Hukum Antara Pemohon Pailit/PKPU dan Termohon Pailit/PKPU

2. Uraian yang menjelaskan bahwa Termohon Pailit/PKPU mempunyai Utang kepada Pemohon

Pailit/PKPU yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

3. Uraian yang menjelaskan bahwa Termohon Pailit/PKPU mempunyai dua atau lebih Kreditor dan

memiliki setidaknya 1 (satu) utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

4. Uraian yang menjelaskan mengenai penunjukkan Hakim Pengawas dan Kurator/Pengawas

5. Petitum

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Tentang Adanya Kreditor Lain
Menurut Pasal 2 ayat (1) UUK-PKPU, salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam Pengajuan Permohonan PKPU adalah Debitor
harus memiliki dua kreditor atau lebih, sehingga harus ada kreditor lainnya selain daripada kreditor yang mengajukan
Permohonan Pernyataan Pailit. Dengan demikian, UUK-PKPU hanya memungkinkan seorang Debitor dinyatakan pailit apabila
Debitor tersebut memiliki paling sedikit 2 (dua) kreditor. Syarat mengenai adanya minimal dua atau lebih kreditor dikenal sebagai
concursus creditorum.
Kreditor : Orang yang mempunyai Piutang karena perjanjian atau Undang-Undang yang dapat ditagih di muka Pengadilan.
(Pasal 1 ayat (2) UUK-PKPU).

Kreditor Lain: Menurut Pasal 2 ayat (1) UUK-PKPU, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah debitor harus memiliki dua
kreditor atau lebih. Sehingga harus ada kreditor lainnya selain kreditor yang mengajukan Permohonan Pernyataan Pailit/ PKPU.

Dengan demikian, Undang-Undang hanya memungkinkan seorang debitor dinyatakan pailit apabila debitor memiliki paling sedikit
2 (dua) kreditor.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Pembuktian yang Sederhana
Pasal 8 ayat (4) UUK-PKPU
“Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa
persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah dipenuhi.”

“Fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana" adalah adanya fakta dua atau lebih Kreditor dan fakta utang yang telah jatuh
waktu dan tidak dibayar. Sedangkan perbedaan besarnya jumlah utang yang didalilkan oleh Pemohon Pernyataan Pailit dan
Termohon Pernyataan Pailit tidak menghalangi dijatuhkannya putusan permohonan pernyataan pailit.
Pasal 8 ayat (4) UUK-PKPU
“Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa
persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah dipenuhi.”

“Fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana" adalah adanya fakta dua atau lebih Kreditor dan fakta utang yang telah jatuh
waktu dan tidak dibayar. Sedangkan perbedaan besarnya jumlah utang yang didalilkan oleh Pemohon Pernyataan Pailit dan
Termohon Pernyataan Pailit tidak menghalangi dijatuhkannya putusan permohonan pernyataan pailit.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Domisili Hukum
Masalah domisili hukum adalah hal krusial yang penting untuk menentukan sukses tidaknya kepailitan. Domisili
hukum terkait dengan masalah kompetensi absolut maupun relatif yang dimiliki oleh Pengadilan untuk
memutus Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan oleh Pemohon.

Terkait dengan Kompetensi Absolut, maka hal ini dapat kita ketahui dari ketentuan Pasal 1 ayat (7) UUK-PKPU,
yang menyatakan:

“Pengadilan adalah Pengadilan Niaga dalam lingkungan peradilan umum.”

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Pasal 280 ayat (2) UU No. 4/1998

“Pengadilan Niaga, selain memeriksa dan memutuskan Permohonan Pernyataan Pailit dan PKPU, berwenang pula memeriksa dan
memutuskan perkara lain di bidang perniagaan yang penetapannya dilakukan dengan peraturan pemerintah.”

Pasal 300 ayat (1) UUK-PKPU

“Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini, selain memeriksa dan memutuskan permohonan
pernyataan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran utang, berwenang pula memeriksa dan memutuskan perkara lain di
bidang perniagaan yang penetapannya dilakukan dengan undang-undang.”

Pasal 3 ayat (1) UUK-PKPU

“Putusan atas permohonan pernyataan pailit dan hal-hal lain yang berkaitan dan/atau diatur dalam undang-undang ini,
diputuskan oleh Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan Debitor.”
Pasal 3 ayat (1) UUK-PKPU memberikan kewenangan kepada Pengadilan Niaga untuk memutus dan memeriksa perkara
turunan/derivatif dari Perkara Kepailitan.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Kompetensi Relatif Pengadilan Niaga
Untuk menindaklanjuti ketentuan Pasal 281 ayat (2) dan (4) UU No. 4 Tahun 1998, maka pada tanggal 18
Agustus 1999 diterbitkanlah Keppres No.97 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Ujung Pandang, Pengadilan Negeri Medan, Pengadilan Negeri Surabaya dan Pengadilan
Negeri Semarang. Adapun Kompetensi Relatif Pengadilan Niaga setelah terbitnya Keppres No. 97 Tahun 1999
adalah sebagai berikut:

Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;


Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri Makassar;
Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri Medan;
Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri Surabaya;
Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri Semarang.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Upaya Hukum atas Putusan PKPU
Melalui Putusan Mahkamah Konstitusi (“MK”) Nomor 23/PUU-XIX/2021, MK mengabulkan permohonan pengujian
Pasal 235 ayat (1) dan Pasal 293 ayat (1) UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) terkait putusan PKPU tidak bisa diajukan upaya hukum apapun. MK menyatakan
Pasal 235 ayat (1) dan Pasal 293 ayat (1) UU No.37 Tahun 2004 inkonstitusional bersyarat.

Dalam putusannya, Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa:

“Menimbang bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah
berpendapat norma Pasal 235 ayat (1) yang menyatakan “Terhadap putusan penundaan kewajiban
pembayaran utang tidak dapat diajukan upaya hukum apapun” dan Pasal 293 ayat (1) yang menyatakan
“Terhadap putusan Pengadilan berdasarkan ketentuan dalam Bab III ini tidak terbuka upaya hukum, kecuali
ditentukan lain dalam Undang- Undang ini” UU 37/2004 bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki
kekuatan hukum mengikat apabila tidak dikecualikan diperbolehkannya upaya hukum kasasi terhadap
putusan PKPU yang diajukan oleh kreditor dan ditolaknya tawaran perdamaian dari debitor.”

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Upaya Hukum atas Putusan PKPU
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa setelah diberlakukannya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 23/PUU-
XIX/2021 dalam pelaksanaannya masih sedikit kasus dimana Debitor PKPU mengajukan permohonan kasasi atas
putusan yang mempailitkannya. Apabila memang ada, maka kewenangan terletak bukan pada Pengadilan Negeri
setempat, melainkan kepada Mahkamah Agung sebagai pihak yang menentukan dapat atau tidaknya suatu
permohonan kasasi untuk diproses.

Upaya Hukum atas Putusan Homologasi


Apabila Debitor PKPU tidak melaksanakan atau lalai memenuhi isi Proposal Perdamaian yang telah disahkan,
Kreditor dapat menuntut untuk dilakukannya pembatalan perjanjian perdamaian yang telah disahkan sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 291 jo. Pasal 170 jo. Pasal 171 UU 37/2004 dan berdasarkan Pasal 291 ayat (2) UUK-PKPU
pada putusan pengadilan yang membatalkan perdamaian, debitor juga harus dinyatakan pailit.

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Upaya Hukum atas Putusan Permohonan Pernyataan Pailit
Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) jo. Pasal 14 jo. Pasal 295 UUK-PKPU, upaya hukum yang
dapat diajukan terhadap Putusan Permohonan Pernyataan Pailit adalah:

• Kasasi
• Peninjauan Kembali

www.ssmp.co
PASSION FOR EXCELLENCE
Sahid Sudirman Center
Suite C, 17th Floor TERIMA KASIH
Jl. Jend. Sudirman No. 86
Jakarta 10220, Indonesia

P: (021) 2526057
(021) 2526867

PASSION FOR EXCELLENCE


www.ssmp.co

Anda mungkin juga menyukai