Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-fakta
hukum sebagai berikut :
1. Terdakwah Erwanty diangkat menjadi honorer di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yaitu sejak tahun 2012 berdarkan nota dinas direktur rumah sakit umum daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh nomor 800/1533/2018 tanggal 11 april 2018 dan yang mengangkat terdakwa direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh serta jabatan terdakwah perawat staf ruang anak. 2. Terdakwah desri amalia diangkat menjadi pegawai kontrak di RSUD cut nyak dhien meulaboh yaitu sejak tanggal 12 April 2018 sesuai dengan nota dinas nomor : 800 / 533 / 2018. 3. Korban alfareza mulai dirawat di ruang anak pada hari jum’at tanggal 19 oktober 2018 sekira pukul 18.07 Wib sebabnya pasien alfareza di rawat di ruang anak karena telah dilakukan operasi tertusuk kayu dipaha sebelah kiri, terdakwah erwanty mengetahui bahwa pasien ALFA REZA mulai di rawat diruang anak yaitu sejak hari jum’at tanggal 19 oktober 2018 sekira pukul 18.00 Wib. 4. Bahwa yang melaksanakan piket jaga malam pada hari jum’at tanggal 19 oktober 2018 di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, sesuai dengan jadwal piket yaitu: a. Terdakwah erwanty b. FITRI FIRDAUSI, Amd.Kep; c. HERLY YANI,Amd. Kep; d. Terdakwah DESRI AMELIA ZULKIFLI, Amd.Kep. 5. Kondisi korban pada saat serah terima petugas piket tersebut dalam keadaan baik dan masih lemas karena baru selesai di operasi, serta terdakwa erwanty juga menjelaskan tindakan medis yang dilakukan petugas ruang anak kepada korban alfareza setelah melakukan operasi tersebut yaitu melakukan injeksi sesuai instruksi dokter kepda pasien tersebut. 6. dan pada saat itu terdakwa desri amalia melihat dibuku injeksi tertulis nama-nama obat yang harus diberikan/ diinjeksikan kepada korban yaitu obat cefotaxim, ketorolac, ranitidine dan transamin. Kemudian terdakwa mengecek box obat, dan pada saat itu terdakwa mengatakan kepada terdakwa erwanty “kak dibuku injeksi ditulis alfa reza harus diinjeksikan obat cefotaxim, gimana ni kak?”, kemudian terdakwa erwanty menjawab “ya, sudah resepkan aja dek” kemudian terdakwa mengambil kartu obat pasien (KOP) atas nama alfareza. 7. Terdakwah desri amalia menulis III diinstruksi obat ranitidine dikolom kedua tanggal permintaan/ penerimaan pada KOP korban,kemudian menulis III diinstruksi obat ketorolac dikolom kedua tanggal permintaan/ penerimaan pada KOP korban, instruksi nama obat transamin di KOP korban tidak ada, menurut terdakwa desri amalia ada huruf “T” dan berbunyi mirip yaitu “TRA”. Sehingga terdakwa desri amalia bertanya kembali kepada terdakwa erwanty sekaligus memperlihatkan dan menunjukkan nama obat atracurium di KOP korban mengatakan “kak, ini obat transmilin” dan terdakwa erwanty menjawab sekaligus melihat KOP yang terdakwa desri amalia perlihatkan dengan mengatakan kepada terdakwa desri amalia “iya dek” kemudian terdakwa seri amalia menuliskan angka tiga romawi pada kolom perminntaan jumlah obat atracurium. 8. Terdakwa desri amalia menyuruh saksi SUARDI yang merupakan ayah korban ALFA REZA untuk mengambil obat yang dimaksud ke depo farmasi dengan membawa kartu obat pasien. 9. Kemudian saksi suardi datang kembali dengan membawa obat selanjutnya terdakwa erwanty langsung mematahkan ujung botol ampul yang bertuliskan atracurium dan menarik obat atracirium dari dalam ampul kedalam spet untuk dipersiapkan jika waktu pemberian obat untuk pasien alfa reza telah tiba. 10. Kemudian saat waktu pemberian obat telah tiba, terdakwa menyuruh terdakwa desri amelia untuk melakukan tindakan medis berupa in jeksi kepada pasien alfa reza, bahwa pada saat terdakwa desri amelia sedang melakukan tindakan injeksi kepada pasien alfa reza terdakwa erwanty merasa ada yang janggal terhadap kemasan obat transamin. 11. Bahwa kemudian terdakwa erwanty mengatakan kepada saksi herli yani,Amd. Kep “dek sekarang kemasan transamin berubah ya” kemudian pada pukul 00.05 Wib terdakwa dipanggil oleh terdakwa desri amelia dan mengatakan “kak tolong liat pasiennya karena kondisi pasien makin melemah”.