Anda di halaman 1dari 13

ANALISA DATA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas SP pada Mata Kuliah


KONSEP DASAR KEPERAWATAN II

Disusun Oleh :

Cecep Fahruroji

1022032010

DOSEN PENGAMPU:

Lenny Stia P, M.Kep., Ns. Sp. Kep. Mat

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2023
KASUS
1. Seorang laki-laki, berusia 17 tahum, dirawat di Ruang Rawat Penyakit Dalam. Masuk ke
rumah sakit tanggal 5 Mei Maret 20223. No.Medrec : 167359. Dikaji tanggal 8 Mei
20203 Diagnosa Medis: Bronkhopneumonia. Pendidikan pasien terakhir SMA. Klien
mengeluh batuk dan nafasnya terasa sesak. Klien mengeluh batuk dan sesak sejak 2hari
Sebelum masuk RS. Sesak bertambah apabila klien beraktivitas berlebihan, dan
berkurang apabila istirat dengan posisi duduk.Hasil pemeriksaan diperoleh tekanan darah
100/70mmHg, respirasi 29x/mnt, nadi 105x/mnt, suhu 38,3C, tampak pergerakan cuping
hidung, terlihat pergerakan intercosta, hasil auskultasi terdengan bunyi nafas ronchi, dan
wheezing pada paru-paru kanan dan kiri, pasien tampak gelisah, saat batuk sulit
mengeluarkan dahak,saat dahak keluar,jumlahnya banyak dan kental, saat bicara sering
berhenti karena sesak. Klien mengatakan selama sakit sulit tidur, sering terbangun saat
tidur, pola tidur berubah, menjelang pagi baru tertidur, klien merasa cape karena sulit
istirahat. Hasil Laboratorium menunjukkan, HB 12 gr/dl, leukosit 13.000, Hct
(hematokrit) 47%. Hasil foto thorak, terdapat infiltrat.

Pedoman kelompok:

1. Pilih ketua
2. Pilih sekertaris
3. Pelajari kasus,Diskusikan dan kerjakan sesuai tugas yg diminta!
4. Gunakan SDKI, SLKI, dan SIKI

TUGAS
1. Buatlah analisa data hingga menemukan masalah keperawatan!
2. Buatlah rumusan diagnosis keperawatan dan prioritas diagnosis keperawtan yang
benar (perhatikan komponen diagnosis keperawatan) berdasarkan hasil analisa
data !

SELAMAT MENGERJAKAN
I. ANALISA DATA

ANALISA DATA PENYEBAB MASALAH

Ds : Bakteri stafilokokus aureus Bersihan jalan nafas


 Klien mengatakan Bakteri haemofilus tidak efektif
mengeluh batuk dan influezae
nafasnya terasa
sesak
 Klien mengatakan
mengeluh batuk dan Saluran pernafasan atas
sesak sejak 2 hari
sebelum masuk RS
 Klien mengatakan
Kuman berlebih di bronkus
Sesak bertambah
apabila klien
beraktivitas
berlebihan, dan
Proses peradangan
berkurang apabila
istirat dengan posisi
duduk
Akumulasi sekret di
DO:
bronkus
 Tampak pergerakan
cuping hidung
 Auskultasi
terdengan bunyi Sputum kental
nafas ronchi dan
wheezing
 Batuk sulit
mengeluarkan Bersihan jalan nafas tidak
dahak
efektif
 RR 29 x/m
Ds : Bakteri stafilokokus aureus Pola nafas tidak efektif
 Klien mengatakan Bakteri haemofilus
batuk dan nafasnya influezae
terasa sesak
 Klien mengatakan
batuk dan sesak
sejak 2 hari sebelum Saluran pernafasan atas
masuk RS
 Klien mengatakan
sesak nya Infeksi saluran pernafasan
bertambah apabila bawah
klien berativitas
berlebihan dan
berkurang apabila Edema antara kaplier da
istirahat dengan alveoli
posisi duduk

Do:
 tampak pergerakan Iritasi PMN eritrosit pecah
cuping hidung
 auskultasi terdengan
bunyi nafas ronchi Edema paru
dan wheezing pada
paru paru kanan dan
kiri
 Terlihat pergerakan Pengerasan dinding paru
intercosta
 RR 29 x/mnt
 Nadi 105x/mnt Penurunan compliance paru
 Suhu 38,3C
 Klien saat bicara
sering berhenti Suplai O2 menurun
karena sesak

Hiperventilasi

Dipsneu

Retraksi dada atau nafas


cuping hidung
Pola nafas tidak efektif

Ds : Bakteri, virus, jamur, Gangguan pola tidur


 Pasien mengatakan protozoa
selama sakit sulit
tidur dan istirahat
 Pasien mengatakan
sering terbangun Masuk ke alfeoli
saat tidur krena
adanya pemeriksaan
pemeriksaan dan
merasa tempatnya Aktifitas sel imun,
kurang nyaman pelepasan mediator
inflamasi dari sel masp
Do : (histamine dan prostalagin)
 Pola tidur berubah
 Menjelang pagi
baru tertidur
Fase dilatasi otot polos
faskular paru

Hiperemia atau respon


inflamasi awal (4-12 jam)
terjadi peningkatan aliran
darah dan permealiditas
kapiler

Perpindahan eksudat
plasma keruang interstia

Pembengkakan dan edema


diantara kapiler dan alfeouls

Penurunan kercepatan
disfusi gas karna
peningkatan jarak harus di
tempuh o2 dan co2 untuk
berdisfusi
Hepatisasi (48 jam) alfeolus
terisi sdm, eksudat dan
fibrin

Sputum kental

Sering terbatuk

Gangguan pola tidur

II. Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi tertahan ditandai dengan batuk sulit
mengeluarkan dahak, auskultasi terdengar bunyi nafas ronchi dan wheezing pada
paru-paru kanan dan kiri, RR 29 x/menit
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas ditandai dengan pergerakan
cuping hidung, terdapat pergerakan intercosta, RR 29 x/menit, saat bicara sering
berhenti karena sesak
3. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan ditandai dengan sering terbangun
saat tidur, sulit tidur dan istirahat, dan pola tidur berubah

III. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi tertahan
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
3. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1 Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Bersihan Jalan Napas Manajemen Jalan Nafas (L.01011)
efektif b.d sekresi tertahan keperawatan selama 3x24 (L.01001) Observasi
jam, di harapkan bersihan  Monitor pola napas (frekuensi,
 Batuk efektif meningkat
jalan nafas meningkat. kedalaman, usaha napas)
 Produksi sputum
 Monitor bunyi napas tambahan
menurun
(gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
 Mengi menurun
kering)
 Wheezing menurun
 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
 Dispnea menurun
Terapeutik
 Ortopnea menurun
 Posisikan semi-fowler atau fowler
 Sulit bicara menurun
 Berikan minum hangat
 Gelisah menurun
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Frekuensi napas
Edukasi
membaik
 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
 Pola napas membaik
jika tidak kontraindikasi
 Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu

Latihan Batuk Efektif (L.01006)

Observasi

 Identifikasi kemampuan batuk


 Monitor adanya retensi sputum
 Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
napas

Terapeutik

 Atur posisi semi-fowler atau fowler


 Pasang perlak dan pengkok di panguan
pasien
 Buang sekret pada tempat sputum

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur batuk


efektif
 Anjurkan tarik napas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucur (dibulatkan)
selama 8 detik

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian mukolitik atau


ekspektoran, jika perlu

2 Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan Pola Napas (L.01004) Pemantauan Respirasi (L.01014)
hambatan upaya nafas keperawatan selama 3x24
 Ventilasi semenit Observasi
jam, diharapkan pola nafas
meningkat
membaik  Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
 Kapasitas vital
dan upaya napas
meningkat
 Monitor pola napas (seperti bradipnea,
 Tekanan ekspirasi
takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
meningkat
cheyne-stokes, biot, ataksik)
 Tekanan inspirasi
 Monitor kemampuan batuk efektif
meningkat
 Monitor adanya produksi sputum
 Dispnea menurun
 Monitor adanya sumbatan jalan napas
 Penggunaan otot bantu
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
napas menurun
 Pemanjangan fase  Auskultasi bunyi suara napas
ekspirasi menurun  Monitor saturasi oksigen
 Ortopnea menurun  Monitor nilai AGD
 Pernapasan pursed-lip
Terapeutik
menurun
 Pernapasan cuping  Atur interval pemantauan respirasi
hidung menurun sesuai kondisi pasien
 Frekuensi napas  Dokumentasikan hasil pemantauan
membaik
Edukasi
 Kedalaman napas
membaik  Jelaskan tujuan dan pemantauan
 Ekskursi dada membaik  Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu

3 Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan Pola Tidur (L.05045) Dukungan Tidur (L.09265)
hambatan lingkungan keperawatan 3x24 jam,  Keluhan sulit tidur Observasi
diharapkan pola tidur menurun  Identifikasi pola aktivitas dan tidur
membaik  Keluhan sering terjaga  Identifikasi faktor pengganggu tidur
menurun (fisik dan/atau psikologis)
 Keluhan tidak puas tidur Terapeutik
menurun  Modifikasi lingkungan (mis.
 Keluhan pola tidur pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
berubah menurun dan tempat tidur)
 Keluhan istirahat tidak  Batasi waktu tidur siang, jika perlu
cukup menurun  Fasilitasi menghilangkan stres sebelum
 Kemampuan beraktivitas tidur
meningkat  Tetapkan jadwal tidur rutin
 Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat, pengaturan
posisi, terapi akupuntur)
 Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga
Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
 Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara non-farmakologi lainnya

Edukasi Aktivitas/Istirahat (L.012362)


Observasi

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan


menerima informasi

Terapeutik

 Sediakan materi dan media pengaturan


aktivitas dan istirahat
 Jadwalkan pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya

Edukasi

 Jelaskan pentingnya melakukan


aktivitas fisik/olahraga secara rutin
 Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
 Anjurkan menyusun jadwal aktivitas
dan istirahat
 Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (mis. kelelahan,
sesak napas saat aktivitas)
 Ajarkan cara mengidentifikasi target
dan jenis aktivitas sesuai kemampuan

Anda mungkin juga menyukai