Anda di halaman 1dari 28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, Jalan
Cirendeu Raya No.5 Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten,
pada semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu
(quasi experiment) bertujuan untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai
melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan atau
manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. Eksperimen semu banyak
digunakan dalam penelitian pendidikan dengan desain pretest-posttest karena
vaiabel-variabelnya banyak yang tidak bisa diamati.1 Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design, yaitu desain
yang dilakukan terhadap dua kelas subyek yang dipilih secara random.2 Penelitian
ini terdapat dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
akan diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing disertai peta konsep di kelas XI IPA 1 sedangkan kelas kontrol dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas XI IPA 4.
Pemberian soal pretest dilakukan sebelum peserta didik diberikan perlakuan,
hal ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik dalam
keterampilan metakognitif dan kognitif pada materi sistem pencernaan makanan.
Peneliti memberikan soal posttest di akhir pembelajaran hal ini untuk mengetahui
keterampilan metakognitif dan kognitif yang telah dikuasai oleh peserta didik

1
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradikma Guru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h.74.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. 21, h.112-113.

39
40

setelah proses pembelajaran. Posttest dianalisis untuk memperoleh Gambaran


mengenai perbedaan kemampuan peserta didik dalam keterampilan metakognitif
dan kognitif konsep sistem pencernaan makanan manusia. Desain penelitian ini
diGambarkan sebagai berikut:3
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan :
O1 : Test awal (pretest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

O2 : Test akhir (posttest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

X1 : Perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai


peta konsep.

X2 : Perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

C. Alur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan penelitian, tahap
pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian, seperti dibawah ini:
1. Tahap persiapan pada penelitian ini meliputi langkah-langkah berikut:
a. Melakukan observasi dan wawancara guru di sekolah guna untuk
mengidentifikasi masalah di SMAN 8 Tangerang Selatan.
b. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi instrumen tes dan non tes. Instrumen tes
berupa soal dan instrumen non tes berupa peta konsep dan lembar
observasi kegiatan pembelajan. Melakukan validasi instrumen
terhadap instrumen tes yang telah disusun oleh ahli dan dosen

3
Ibid.
41

pembimbing kemudian melakukan uji keterbacaan terhadap


instrumen tes yang telah disusun dan melakukan uji coba instrumen
dan uji validasi terhadap instrumen tes yang telah disusun.
2. Tahap pelaksanaan pada penelitian ini meliputi langkah sebagai berikut:
a. Melakukan proses pembelajaran di kelas yang menjadi subjek
penelitian.
b. Membagikan instrumen-instrumen soal yang telah disusun di kelas
yang menjadi subjek penelitian.
3. Tahap akhir penelitian meliputi langkah-langkah berikut:
a. Melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh dari hasil
penelitian dan pembahasan.
b. Selanjutnya, memperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari
hipotesis penelitian.
Alur penelitian dapat dilihat dari bagan alur penelitian dalam Gambar 3.1,
sebagai berikut ini:
42

Persiapan Penelitian
T
A
H
Observasi Awal A
P

P
Penyusunan Instrumen Penelitian E
R
E
N
Validasi Instrumen Penelitian C
A
N
Uji Keterbacaan Instrumen Penelitian A
A
N

Uji Coba Instrumen Penelitian

Pengumpulan Data
(Melakukan Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
T
A
H
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol A
P
P
Pretest Pretest E
L
A
Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pelaksanaan Pembelajaran dengan K
Model Pembelajaran Inkuiri Model Pembelajaran Inkuiri S
A
Terbimbing disertai Peta Konsep Terbimbing Tanpa Peta Konsep
N
A
A
N
Posttest Posttest

T
Olah Data dan Analisis Data A
H
A
P
Hasil Penelitian : Terdapat pengaruh atau tidak terhadap penggunaan
model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai peta konsep terhadap A
K
keterampilan metakognitif peserta didik pada konsep sistem pencernaan H
manusia I
R
Gambar 3.1 Alur Penelitian
43

D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing
dan peta konsep, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah
keterampilan metakonitif.

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA 8 Tangerang
Selatan, Banten pada semester ganjil bulan April tahun ajaran 2017/2018.
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI
pada semester genap Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti dari keseluruhan subjek
penelitian.5 Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau,
yaitu peserta didik kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan peserta didik
kelas X IPA 4 sebagai kelas kontrol. Sampel diambil dari populasi terjangkau
dengan teknik Simple Random Sampling. Teknik Simple Random sampling
adalah teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu. Semua
individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel tanpa pilih-pilih.6

4
Ibid., h. 297.
5
Ibid.
6
Ibid., h. 120.
44

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik tes dan nontes.
1. Teknik Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau perkelas.7 Tes yang dilakukan untuk mengukur merupakan
hasil dari pretest dan posttest hasil belajar peserta didik. Tes yang diberikan
untuk mengukur ranah keterampilan metakognitif dan kognitif dalam bentuk
tes uraian.
2. Teknik Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan berupa Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD), peta konsep dan lembar observasi. Observasi digunakan untuk
penelitian mengenai perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar.8 Penelitian ini menggunakan
lembar observasi kegiatan belajar peserta didik dan lembar observasi kegiatan
guru mengajar.

G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan tes keterampilan metakognitif sebagai instrumen
pengumpulan data dalam bentuk soal essai. Instrumen penelitian perlu dilakukan
uji validitas agar mendapatkan data yang valid dan ketepatan alat penilaian
terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai. Validitas yang digunakan adalah validitas item, yaitu
ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur lewat butir item tersebut.

7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010,
(Jakarta ; Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 193.
8
Sugiyono, op.cit., h. 203.
45

1. Teknik Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk proses
pengukuran dan penilaian yang berupa sejumlah pertanyaan sehingga dapat
menghasilkan nilai yang melambangkan prestasi peserta didik.9 Tes yang
digunakan berupa pretest dan posttest keterampilan metakognitif dan kognitif
hasil belajar peserta didik. Instrumen tes keterampilan metakognitif yang
digunakan merupakan hasil adaptasi.10 Tes soal yang diberikan sebanyak 10
soal dalam bentuk uraian yang terdiri dari 8 soal untuk mengukur ranah
keterampilan metakognitif (meliputi aspek planning, monitoring, evaluation)
dan 2 soal tes kognitif yang diberikan kepada peserta didik. Pemilihan soal
ini berdasarkan hasil uji validitas empirik dan konstruk yang disesuaikan
dengan indikator pembelajaran.
Hasil validasi ahli pada sub kategori evaluation terbagi menjadi dua
macam soal yaitu evaluation untuk planning dan evaluation untuk
monitoring. Hasil pengembangan soal ini bertujuan untuk mempermudah
peserta didik dalam mengerjakan dan untuk mempermudah melihat dan
menilai pencapaian tujuan pada sub planning dan monitoring. Tes kognitif
digunakan sebagai data sekunder yang dilakukan untuk memperkuat atau
untuk mengetahui pemahaman kognitif peserta didik dalam mengerjakan tes
metakognitif. Peneliti melakukan validasi soal adapun hasil uji validitas lebih
jelas dapat dilihat pada Tabel 3.2. Berikut ini adalah Tabel mengenai hasil uji
validitas tes Pretest dan Posttest keterampilan metakognitif dan kognitif:

9
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), Cet.
1, h.67.
10
Zulfiani, dkk., “Pengembangan Instrumen Keterampilan Metakognitif Pada Konsep Jamur”,
Edusains, e-ISSN 2443-1281, Vol. 10, No. 2, 2018, diakses dari http://journal.uinjkt.ac.id/.., pada
tanggal 01 Januari 2019 pukul 20.00 WIB.
46

Tabel 3.2 Hasil Instrumen yang Valid Pada Konsep Sistem


Pencernaan Bentuk Soal Uraian
Kognitif Sub Katagori Keterampilan Metakognitif

Jejang No. Evaluation


Sub Kognitif Planning Monitoring
Soal (Evaluasi)
Konsep (Perencanaan) (Pemantauan)
P M

Zat
C4 1.3 1.1 1.2 1.4a* 1.4b*
makanan

Menu Sehat C4 2.3** 2.1** 2.2** 2.4a** 2.4b**

Struktur
dan fungsi
sel 3.3 3.4a* 3.4b*
C4 3.1 dan 3.2 dan
punyusun dan dan dan
jaringan 4.1** 4.2**
4.3** 4.4a** 4.4b**
sistem
pencernaan

Penyakit/
gangguan
bioproses C4 5.3* 5.1 5.2 5.4a* 5.4b*
sistem
pencernaan

Keterangan :
P : Planning
M : Monitoring
(*) : Indikator soal yang valid
(**) : Indikator soal yang digunakan

Indikator Sub Kategori Keterampilan Metakognitif :


Perencanaan : Mendesain langkah-langkah cara dalam memecahkan
masalah/tugas yang diberikan

Pemantauan : Menganalisis informasi yang penting dalam


menyelesaikan masalah/tugas yang diberikan

Evaluasi : Menilai pencapaian tujuan


47

2. Teknik Non Tes


Instrumen non tes yang digunakan berupa LKPD disertai peta konsep,
lembar observasi yaitu lembar observasi kegiatan belajar peserta didik dan
lembar observasi kegiatan guru mengajar.
a. Panduan Peta Konsep
Panduan peta konsep berisi langkah-langkah dalam menyusun peta
konsep, untuk panduan peta konsep selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran.11
b. Peta konsep Acuan
Peta konsep merupakan standar dalam penilaian atau bahan rujukan
dalam menilai peta konsep yang dibuat oleh peserta didik. Peta konsep
acuan disusun berdasarkan konsep-konsep kunci yang telah dibuat, lalu
peta konsep yang sudah disusun divalidasi oleh ahli. Peta konsep acuan
dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 17.12
c. LKPD dan Peta Konsep
Lembar Kerja Peserta Didik digunakan untuk memudahkan peserta
didik dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing, sedangkan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran ini
bertujuan untuk membantu meningkatkan hasil belajar kognitif dan
keterampilan metakognitif. Nilai LKPD diperoleh dari hasil kerja
perkelompok dari pertemuan I dan pertemuan II berdasarkan tahap-tahap
inkuiri terbimbing dan peta konsep meliputi inisiasi, seleksi,
eksplorasi,formulasi, koleksi, presentasi dan aspek keterampilan
metakogntif berdasarkan tiga sub kategori keterampilan metakognitif,
yaitu planning (perencanaan), monitoring (pemonitoran), dan evaluation
(pengevaluasian).
Pertemuan I peneliti melakukan praktikum uji makanan meliputi sub
konsep zat makanan dan menu sehat. Selanjutnya pada pertemuan kedua

11
Lampiran 16, Panduan Peta Konsep, h. 274-279.
12
Lampiran 17, Peta Konsep Acuan, h. 280-281.
48

peneliti melakukan diskusi meliputi sub konsep struktur dan fungsi sel
punyusun jaringan sistem pencernaan dan penyakit/ gangguan bioproses
sistem pencernaan. LKPD selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
28.13
d. Lembar Observasi Kegiatan Inkuiri Terbimbing disertai Peta Konsep
Lembar observasi kegiatan inkuiri terbimbing disertai peta konsep
terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan peneliti dan kegiatan peserta didik.
Lembar observasi kegiatan peneliti digunakan untuk melihat aktivitas
peneliti dalam konsistensi keterlaksanaan penggunaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sesuai kegiatan
belajar mengajar (KBM) di kelas. Lembar observasi guru dapat dilihat
pada Lampiran 12.14 Lembar observasi kegiatan peserta didik untuk
melihat aktivitas peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.
Aktivitas peserta didik yang diamati ketika proses pembelajaran sesuai
dengan indikator-indikator model pembelajaran inkuiri terbimbing
disertai peta konsep. Lembar observasi peserta didik dapat dilihat pada
Lampiran.15

H. Kalibrasi Instrumen
1. Pemilihan Indikator
Penggunaan indikator keterampilan metakognitif mengacu pada hasil
validasi dan koreksi dosen ahli metakognitif (expert judgment) dengan
menggunakan Indeks Objective Congruence (IOC) yang dikembangkan oleh
Osterlind. Dari keseluruhan indikator pada setiap aspek keterampilan
metakognitif, hanya satu indikator pada masing-masing sub kategori
keterampilan metakognitif yang digunakan. Hal ini dilakukan karena paling
mewakili dan sesuai dengan konsep materi yang diteliti. Validator dalam

13
Lampiran 28, Lembar Penilaian LKS Eksperimen dan Kontrol, h. 328-329.
14
Lampiran 12, Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen, h. 247-254.
15
Lampiran 14, Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen, h. 270-273.
49

penelitian ini terdiri atas satu orang pakar metakognitif (ahli pendidikan
matematika) dan dua orang pakar ilmu pendidikan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Validator akan memberikan nilai +1 jika indikator sesuai dengan sub
kategori keterampilan metakognitif yang dimaksud, nilai 0 jika validator
indikator kurang sesuai dengan dengan sub kategori keterampilan metakognitif
yang dimaksud, dan -1 jika tidak ada kesesuaian antara indikator dengan sub
kategori keterampilan metakognitif yang dimaksud16. Hasil validasi tersebut
dihitung menggunakan IOC dengan rumus:17
(𝑁 − 1) ∑𝑛𝐼=1 𝑋𝑖𝑗𝑘 + ∑𝑛𝐼=1 𝑁 𝑋𝑖𝑗𝑘 − ∑𝑛𝐼=1 𝑋𝑖𝑗𝑘
𝐼𝑖𝑘 =
2(𝑁 − 1)𝑛
Keterangan :
𝐼𝑖𝑘 = nilai indeks
N = jumlah item indicator
n = jumlah validator
Rumus di atas akan menghasilkan indeks skor mulai dari +1 sampai -1.
Indeks skor +1 akan diperoleh jika semua validator setuju jika terdapat
kesesuaian antara item tes dengan indikator, sebaliknya jika tidak ada validator
yang setuju dengan adanya kesesuaian antara item tes dengan indikator akan
diperoleh indeks nilai -1.18 Kriteria acuan skor dapat dilihat pada Tabel 3.3
berikut.
Tabel 3. 3 Kriteria Acuan Skor IOC
Skor Kriteria
> 0,3 s/d 1 Kuat
> (-0,3) s/d 0,3 Sedang
(-1) s/d (-0,3) Lemah

Skor hasil validasi untuk setiap indikator tersaji pada Tabel 3.4 dan untuk
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

16
Steven J. Osterlind. Constructing Test Items: Multiple-Choice, Constructed-Response,
Performance, and Other Formats, New York : Kluwer Academic Publishers. 1998 h. 260.
17
Ibid., h. 263.
18
Ibid.
50

Tabel 3. 4 Hasil Validasi Pemilihan Indikator menggunakan IOC

Sub Kategori
Skor
Keterampilan Indikator Keterangan
IOC
Metakognitif
1. Menyatakan tujuan -0,5 Lemah
2. Mendesain langkah-langkah
cara dalam memecahkan 1 Kuat
masalah/ tugas yang diberikan
3. Mengidentifikasi dan
menyebutkan referensi serta
Planning
informasi yang dibutuhkan 1 Kuat*
(Perencanaan)
untuk menyelesaikan
masalah/tugas
4. Merancang apa yang harus
dipelajari/dilakukan ketika
-0,5 Lemah
mendapatkan suatu
masalah/tugas
1. Memeriksa kesesuaian antara
tujuan dalam memecahkan
0,3 Sedang
masalah dengan materi yang
telah dipelajari
2. Menganalisis informasi yang
penting dalam menyelesaikan 1 Kuat*
Monitoring masalah/tugas yang diberikan
(Pemantauan) 3. Mengidentifikasi kesulitan-
kesulitan dalam pemecahan 0,3 Sedang
masalah/tugas yang diberikan
4. Merumuskan cara-cara
mengatasi kesulitan dalam
1 Kuat
pemecahan masalah/tugas yang
diberikan
1. Menilai pencapaian tujuan 1 Kuat*
2. Mengeksplorasi dan
0,3 Sedang
menginterpretasi data
3. Mengidentifikasi sumber-
sumber kesalahan dari data 0,3 Sedang
Evaluation yang diperoleh
(Evaluasi) 4. Menggunakan prosedur/cara
yang berbeda untuk 0,3 Sedang
penyelesaian masalah
5. Menggunakan prosedur/cara
yang sama untuk masalah yang -0,4 Lemah
lain/ berbeda
Keterangan : *) Indikator yang digunakan
51

Penggunaan Indikator pada penelitian ini berdasarkan hasil validasi


yaitu indikator yang memiliki skor +1 (kategori kuat). Hasil validasi oleh
ahli menunjukkan pada sub kategori perencanaan (planning) terdapat dua
indikator yang termasuk kategori kuat, tetapi pada penelitan ini hanya
digunakan satu indikator saja, yaitu indikator kedua : Mendesain langkah-
langkah cara dalam memecahkan masalah/ tugas yang diberikan.
Pemilihan ini disesuaikan dengan konsep sistem pencernaan manusia
yang diteliti.
Sub kategori pemantauan (monitoring) pun terdapat dua indikator
yang termasuk kategori kuat yaitu indikator kedua dan keempat. Indikator
penelitian ini adalah indikator kedua yaitu : Menganalisis informasi yang
penting dalam menyelesaikan masalah/tugas yang diberikan. Pemilihan
indikator ini disesuaikan dengan konsep dalam penelitian. Sub kategori
evaluasi terdapat satu indikator yang memiliki skor +1 yaitu indikator
pertama; menyatakan tujuan, sehingga peneliti bisa langsung
menggunakan indikator pertama pada sub kategori evaluasi tersebut.
2. Instrumen Tes
Instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan sebelum diberikan kepada
sampel. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap
soal. Dimana soal tersebut harus memiliki kriteria kelayakan, yakni
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Instrumen
nontes berdasarkan hasil diskusi dengan dosen pembimbing. Pengujian
berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian:
a. Uji Validasi
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur.19 Tes disebut valid apabila memiliki tingkat
ketepatan yang tinggi dalam mengungkap aspek yang hendak diukur.
Apabila dianggap signifikan, artinya soal yang digunakan sudah valid.
Sebaliknya jika artinya soal tersebut tidak valid, maka soal tersebut

19
Sugiyono, op.cit., h. 173.
52

harus direvisi atau tidak digunakan. Adapun validitas yang digunakan


dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk.
Pengukuran validitas soal dalam penelitian ini menggunakan
ANATES Versi 4.0.9.
1) Validasi konstrak
Menguji validitas konstrak dilakukan berdasarkan pendapat
ahli (judgement experts). Instrumen dikonstruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta
pendapatnya tentang instrumen yang disusun.20 Soal keterampilan
metakognitif yang telah dibuat terlebih dahulu dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing kemudian divalidasi dan dikoreksi
untuk mengetahui tingkat kelayakan dari segi konstruk, isi, dan
bahasa oleh pakar dalam hal ini adalah pakar metakognitif
Pendidikan Matematika UIN Jakarta dan Pendidikan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) UIN Jakarta.
2) Uji Coba Keterbacaan instrumen Penelitian
Peneliti melakukan uji coba keterbacaan instrumen penelitian
tes metakognitif dalam menguji keterampilan metakognitif
peserta didik. Soal metakognitif diujicobakan pada kelas XII IPA
yang telah mendapatkan materi sistem pencernaan dan
diperkirakan memiliki kemampuan yang sama dengan subjek
penelitian. Peneliti mengambil tiga kategori dalam kemampuan
kognitif yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Enam calon subjek
penelitian berdasarkan catatan lapangan, hasil ulangan harian, dan
saran guru. Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui
keterbacaan soal dan alokasi waktu dalam menjawab soal yang
tersedia.

20
Ibid., h. 177.
53

Uji keterbacaan soal dilakukan dengan menandai soal-soal


yang kurang dipahami peserta didik kemudian merevisi kalimat
atau bahasa soal yang membingungkan. Berdasarkan hasil uji
keterbacaan, peserta didikdapat memahami beberapa soal
metakognitif yang tersedia. Ada beberapa soal yang kurang
dipahami peserta didik, soal yang kurang dipahami peserta didik
menimbulkan jawaban peserta didik tidak sesuai dengan yang
dimaksud. Pertanyaan yang kurang dipahami peserta didik
terletak pada poin soal untuk mengukur indikator “Planning” ada
dua kata yang bermakna sama, sehingga untuk membakukan
kalimat dilakukan revisi pada kalimat pertanyaan soal tersebut,
yaitu dengan menghilangkan kata “cara” dan hanya menggunakan
kata “langkah-langkah”.
Perubahan yang terjadi pada wacana soal no.2 (sub materi
vitamin dalam tubuh) dilakukan revisi supaya peserta didik dapat
menjawab pertanyaan dengan tepat. Alokasi waktu dalam
mengerjakan berdasarkan hasil uji keterbacaan, keefektifan
peserta didik dalam mengerjakan soal metakognitif satu soalnya
adalah 5-10 menit waktu pengerjaannya.
3) Validasi Eksternal
Proses validasi eksternal instrumen tes keterampilan
metakognitif yang telah diperbaiki redaksinya dan instrumen tes
kognitif dilakukan dengan mengujicobakan pada peserta didik
kelas XII. Perhitungan validitas soal ini dilakukan menggunakan
aplikasi ANATES sedangkan penentuan kriteria validitas
instrumen dilakukan dengan interpretasi berikut: 21

21
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakata: Bumi Akasara,
2012), Cet.1, h. 89.
54

Tabel 3. 5 Interpretasi Indeks Validitas


Rentang Skor Interpretasi
0,8 – 1 Sangat Tinggi
0,6 - 0,8 Tinggi
0,4 - 0,6 Cukup
0,2 - 0,4 Rendah
0 - 0,2 Sangat Rendah

Jumlah soal yang valid pada Keterampilan Metakognitif sebanyak


8 soal yang terdiri atas dua soal kognitif dan enam soal
keterampilan metakognitif.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, kestabilan,
atau konsistensi; dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya dan konsisten.22 Kriteria acuan untuk reliabilitas
instrumen didasarkan pada Tabel 3.6. Klasifikasi interpretasi uji
reliabilitas adalah sebagai berikut: 23
Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,90 - 1,00 Sangat Tinggi

0,70 - 0,90 Tinggi

0,40 - 0,70 Sedang


0,21 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Sangat Rendah

Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan program ANATES. Berdasarkan data yang diperoleh
menunjukkan bahwa reliabilitas dari soal Keterampilan Metakognitif
yang telah diuji cobakan dengan n=35 tergolong memiliki reliabilitas
sangat tinggi (0,89), soal kognitif uraian memiliki reliabilitas 0,63
55

termasuk kategori tinggi. Hasil analisis reliabilitas soal untuk lebih


jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 9.24
c. Tingkat Kesukaran
Hasil perhitungan tingkat kesukaran merupakan proporsi atau
perbandingan antara peserta didik yang menjawab benar dengan
keseluruhan peserta didik yang mengikuti tes. Indeks kesukaran
rentangnya dari 0,0 – 0,1. Indeks yang besar menunjukkan semakin
mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian
besar atau seluruh peserta didik. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau
tidak ada sama sekali peserta didik yang menjawab benar
menunjukkan butir soal tersebut sukar. Indeks 0,0 menunjukkan butir
sangat sukar, sedangkan indeks 1,0 menunjukkan butir sangat mudah
dengan ketentuan :25
Tabel 3. 7 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi
0 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1 Mudah

Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini dilakukan


dengan menggunakan program ANATES. Keterampilan
Metakognitif yang diujicobakan termasuk kategori sedang. Hasil
analisis tingkat kesukaran soal untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 9.26

22
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), h.105.
23
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)
h. 55.
24
Lampiran 9, Perhitungan Validasi Pemilihan Indikator, h.224-231.
25
Sofyan, dkk., op. cit., h. 103-104.
26
Lampiran 9, Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Metakognitif, h. 224-231.
56

d. Daya Beda
Daya beda butir pertanyaan merupakan suatu pernyataan tentang
seberapa besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan
antara peserta kelompok tinggi dan kelompok rendah.27 Kriteria tolak
ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal terdapat
pada Tabel berikut: 28.
Tabel 3.8 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak layak digunakan

Daya pembeda masing-masing soal pada keterampilan


metakognitif disajikan pada Tabel 3.9. Hasil analisis daya pembeda
soal untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 9.29
Tabel 3. 9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Keterampilan
Metakognitif
Jumlah
Interpretasi No. Soal
Soal

Jelek 7 1.1, 1.2, 3.1, 4.2, 4.4b, 5.2, 5.4a

2.1, 2.2, 2.3, 2.4a, 2.4b, 3.2, 3.4a,


Cukup 11
3.4b, 4.1, 4.4a, 5.1

Baik 2 1.4a , 1.4b

27
Arikunto, 2012, op. cit.,h. 226.
28
Ibid., h. 232.
29
Lampiran 9, Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Metakognitif, h. 224-231.
57

3. Instrumen Non Tes


Validasi instrumen nontes yang berupa LKPD dan peta konsep,
dan lembar observasi kegiatan pembelajaran terlebih dahulu disetujui
oleh dosen pembimbing.

I. Teknik Analisis Data


1. Analisis Data Tes
Analisis data yang dilakukan untuk diuji statistik adalah data
keterampilan metakognitif saja. Analisis data tersebut meliputi:
a. Analisis data Instrumen Tes
1) Perhitungan N-Gain
Nilai N-Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau
penguasaan peserta didik dalam keterampilan metakognitif
setelah pembelajaran dilakukan. Data pretest dan posttest yang
masih berupa skor dikonversi terlebih dahulu menjadi nilai
dengan menggunakan rumus:30
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai = 𝑥 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙

Nilai N-gain ini dihitung dengan menggunakan rumus menurut


Hake sebagai berikut: 31

skor 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − skor 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
100 − skor 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

30
Sudijono, op. cit, h. 318.
31
Richard R Hake,. Analyzing Change/Gain Scores. (USA : Dept. of Physics, Indiana
University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, 1999 ),
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf Diakses pada 24 Mei 2018 pukul
16.00 WIB, h. 1.
58

Kriteria N-Gain disajikan pada Tabel 3.10, sebagai berikut:


Tabel 3.10 Kategori Perhitungan N-Gain
Nilai N-gain Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

2) Perhitungan Persentase Ketercapaian Keterampilan


Metakognitif dan kognitif
Perhitungan persentase ketercapaian keterampilan
metakogntif dan kognitif dilakukan untuk mengetahui tingkat
penguasaan keterampilan metakognitif dan kognitif peserta
didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Perhitungan
persentase ketercapaian keterampilan metakognitif dilakukan
per sub kategori keterampilan metakognitif dan per sub konsep
pembelajaran. Sedangkan perhitungan persentase ketercapaian
kognitif hanya dilakukan per sub konsep pembelajaran.
Perhitungan tersebut dilakukan dengan rumus: 32
𝑅
NP = X 100
𝑆𝑀

Keterangan :
NP : Nilai persen yang diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 : Bilangan tetap

32
M. Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung : PT.
Renaja Rosdakarya, 2010), Cet.16, h. 102.
59

Kriteria persentase ketercapaian yang diperoleh peserta didik


disajikan dalam Tabel 3.1133
Tabel 3.11 Kriteria Nilai Persentase Ketercapaian
Nilai Persentase Ketercapaian Kriteria
86 - 100 Sangat Baik
76 - 85 Baik
60 - 75 Cukup
55 - 59 Kurang
≤ 54 Kurang Sekali

b. Uji Prasyarat Hipotesis


Data hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengukur
signifikasi pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
disertai peta konsep terhadap keterampilan metakognitif peserta
didik. Hal tersebut juga dilakukan untuk menguji hipotesis yang
telah dipaparkan sebelumnya. Sebelum melakukan uji analisis
berupa uji hipotesis, maka dilakukan beberapa uji prasyarat
analisis untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan
dalam uji hipotesis tersebut. Uji prasyarat analisis ini
mempersyaratkan dua uji yang harus dipenuhi, yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan
Uji Normalitas dilakukan menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov Z (K-S Z) dengan aplikasi IBM
SPSS Statistic Versi 22. Data berdistribusi normal jika
probabiltas > 0.05, sebaliknya data tidak berdistribusi

33
Ibid., h. 102-103.
60

normal jika probabilitas ≤ 0.05.34 Jika keseluruhan data


(sig) yang diperoleh adalah normal, maka uji statistika
lanjutan yang digunakan adalah uji parametrik. Jika data
berdistribusi tidak normal, maka uji statistika yang
menggunakan uji nonparametrik.35
2) Uji Homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui
perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji
Homogenitas ini mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih. Perhitungan Uji
Homogenitas dilakukan menggunakan Levene’s test
dengan aplikasi IBM SPSS Statistic Versi 22.
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
penerapan model inkuiri terbimbing disertai peta konsep terhadap
hasil belajar kognitif dan keterampilan metakognitif peserta
didik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi
IBM Statistic Versi 22, jika data yang didapat dari uji normalitas
dan homogenitas itu normal dan homogen maka statistika yang
digunakan adalah statistika parametrik, akan tetapi jika data yang
didapatkan tidak normal maka statistika yang digunakan adalah
statistik non-paramentrik.
1) Statistika Parametrik
Teknik analisis yang digunakan dalam statistika parametrik ini
menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5%. Uji-t adalah suatu
tes statistik yang memungkinkan kita membandingkan dua skor
rata-rata, untuk menentukan probabilitas (peluang) bahwa
perbedaan antara dua skor rata-rata merupakan perbedaan yang

34
Kadir, Statistika Terapan : Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2015), Cet.2, h. 156.
35
Herlanti, op.cit., h.75.
61

nyata bukannya perbedaan yang terjadi secara kebetulan.36


Kriteria pengujian adalah jika nilai probabilitas (Sig.) lebih dari
α = 0,05, maka hipotesis nol diterima. Uji Hipotesis yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3. 12 Kesimpulan Uji Prasyarat Metakognitif dan Uji
Hipotesis yang Digunakan
Uji Normalitas Uji Uji
Eksperimen Kontrol Homogenitas Hipotesis
Tidak
Pretest Normal Normal Uji – t
Homogen
Tidak
Posttest Normal Normal Uji – t
Homogen

Jika nilai (sig)>0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat


perbedaan pada data yang diuji. Jika nilai (sig)<0,05 maka H0
ditolak yang artinya terdapat perbedaan pada data yang diuji. 37
2) Statistik Nonparametrik
Teknik analisis data yang digunakan dalam statistika
nonparametrik ini dengan menggunakan uji Mann Whitney (U).
Uji Mann Whitney (U) adalah uji non-paramentrik yang tergolong
kuat sebagai pengganti uji-t.38 Tes Mann-Whitney U merupakan
suatu tes nonparametrik yang membandingkan dua sampel untuk
memperoleh kemungkinan perbedaan-perbedaan signifikansi.39
Jika nilai (sig)>0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat
perbedaan pada data yang diuji. Jika nilai (sig)<0,05 maka H0
ditolak yang artinya terdapat perbedaan pada data yang diuji.

36
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Ketiga, (Jakarta:
Kencana, 2010), Cet.1, h. 249.
37
Kadir, op. cit., h. 300-302.
38
Ibid., h. 489.
39
Setyosari, op. cit., h. 254.
62

2. Analisis Data Nontes


a. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan Peta Konsep
LKPD diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. LKPD ini disesuaikan dengan tahap model
pembelajaran inkuiri terbimbing. Kelas eksperimen diberikan jenis
LKPD model inkuiri terbimbing dengan disertai peta konsep sedangkan
pada kelas kontrol diberikan LKPD model inkuiri terbimbing. LKPD
terdiri atas delapan aspek yang disesuaikan dengan sintaks model
inkuiri terbimbing, yaitu 1) Inisiasi; 2) Seleksi; 3) Eksplorasi; 4)
Formulasi; 5) Koleksi; 6) Penilaian; 7) Presentasi . Rubrik LKPD
disajikan pada Tabel 3.13.
Tabel 3. 13 Rubrik LKPD

Tahapan Inkuiri Skor Maksimal


Terbimbing Pertemuan 2
Pertemuan 1
Inisiasi - -
Seleksi 10 10
Eksplorasi 3 7
Formulasi 24 24
Koleksi 15 39
Penilaian 5 5
Presentasi 3 3
Jumlah 60 88

LKPD ini dianalisis dengan menjumlahkan skor total kemudian


menentukan persentase nilai perkelompok pada setiap tahapan inkuiri
terbimbing, kemudian dilihat peningkatan rata-rata nilai dari semua
pertemuan. Data penilaian LKPD data di lihat pada Lampiran. Skor
yang didapatkan masing-masing kelompok kemudian dikonversi
kedalam nilai dengan rumus40 :

40
Sudijono, op. cit., h. 318.
63

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝑥 100

Kriteria penilaian LKPD disajikan pada Tabel 3.14.41


Tabel 3. 14 Kriteria Penilaian LKPD
Rentang Nilai Kriteria
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
30-39 Kurang Sekali

Proses pembelajaran konsep pencernaan manusia menggunakan


model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai peta konsep. Penerapan
Peta Konsep dalam penelitian ini diukur dengan teknik non tes. Analisis
perhitunyan peta konsep dilakukan dengan menganalisis rubrik peta
konsep. Rubrik digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
keterampilan metakognitif peserta didik pada setiap pertemuan, bukan
untuk menilai benar atau salahnya peta konsep yang telah buat oleh
peserta didik. Rubrik penilaian peta konsep dapat dilihat pada Lampiran
25.42 Peta konsep yang dibuat peserta didik berguna untuk mengetahui
sejauh mana pemikiran keterampilan berpikir peserta didik. Peta konsep
dianalisis yang meliputi proposisi sahih, hierarki sahih, kaitan silang
sahih dan contoh yang digunakan. Berikut ini merupakan rubrik peta
konsep, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25.43

41
Arikunto, 2012, op. cit., h. 89.
42
Lampiran 25, Rubrik Penilaian Peta Konsep, h. 308-309.
43
Ibid.
64

Tabel 3. 15 Rubric Assessment Peta Konsep


No Indikator Penilaian Skor

1 Ketepatan Proposisi 1

2 Ketepatan Hierarki 5

3 Ketepatan Kaitan Silang 10

4 Ketepatan Penggunaan Contoh 1

Contoh peta konsep untuk mengetahui ketepatan proposisi, hierarki,


kaitan silang dan contoh, dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai
berikut:

keterangan :
Hierarki = 3 x5 = 15
Proposisi = 17 x 1 = 17
Kaitan silang= 2 x10 = 20
Contoh =1 x1 = 1

Gambar 3.2 Gambaran Peta Konsep 53

Keterangan :
: Hierarki I
: Hierarki II
: Hierarki III
: Kaitan Silang
: Contoh
65

Seluruh konsep pada Gambar 3.2 merupakan preposisi,


selanjutnya skor yang didapatkan oleh peserta didik kemudian
dikonversi menjadi nilai dengan menggunakan rumus44:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝑥 100

Kriteria persentase ketercapaian peta konsep yang diperoleh peserta


didik disajikan pada Tabel 3.16, sebagai berikut:45
Tabel 3.16 Kriteria Nilai Persentase Ketercapaian
Nilai Persentase Ketercapaian Kriteria
86 - 100 Sangat Baik
76 - 85 Baik
60 - 75 Cukup
55 - 59 Kurang
≤ 54 Kurang Sekali

b. Data Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran


Lembar observasi kegiatan pembelajaran terbagi menjadi dua,
yaitu kegiatan peneliti dan kegiatan peserta didik. Observasi peneliti
selama pembelajaran dilakukan oleh dua mahasiswa Pendidikan
Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data observasi kegiatan
peneliti dianalisis dengan menentukan persentase pertahapan inkuiri
terbimbing disertai peta konsep pada setiap pertemuan, dan data
observasi kegiatan peserta didik dianalisis dengan menjumlahkan skor
total kemudian menentukan persentase pertahapan inkuiri terbimbing
disertai peta konsep dari setiap pertemuan. Berikut adalah format
penilaian yang digunakan untuk menghitung persentase hasil
observasi46:

44
Sudijono, loc. cit.
45
Ngalim, loc. cit.
46
Ibid, h. 102.
66

𝑅
NP = X 100
𝑆𝑀
Keterangan :
NP : Nilai persen yang diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 : Bilangan tetap

J. Hipotesis Statistik
Dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu hipotesis
kerja atau hipotesis alternatif (Ha), adalah hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan dua kelompok. Dan
hipotesis nol (H0) atau hippotesis statistik, yang menyatakan tidak adanya
perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap
Y.47
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :
H0 : μ1= μ0
Ha : μ1≠ μ0
Keterangan :
μ1 : Keterampilan metakognitif peserta didik di kelas eksperimen

μ2 : Keterampilan metakognitif peserta didik di kelas kontrol

H0 : Tidak terdapat perbedaan keterampilan metakognitif antara peserta


didik yang menerapkan model inkuiri terbimbing disertai peta konsep
dan model inkuiri terbimbing pada konsep sistem pencernaan.

Ha : Terdapat perbedaan keterampilan metakognitif antara peserta


didikyang menerapkan model inkuiri terbimbing disertai peta konsep
dan model inkuiri terbimbing pada konsep sistem pencernaan.

47
Suharsimi Arikunto, 2010, Edisi Revisi 2010, op. cit., h.112-113.

Anda mungkin juga menyukai