METODOLOGI PENELITIAN
1
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradikma Guru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h.74.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. 21, h.112-113.
39
40
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan :
O1 : Test awal (pretest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Alur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan penelitian, tahap
pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian, seperti dibawah ini:
1. Tahap persiapan pada penelitian ini meliputi langkah-langkah berikut:
a. Melakukan observasi dan wawancara guru di sekolah guna untuk
mengidentifikasi masalah di SMAN 8 Tangerang Selatan.
b. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi instrumen tes dan non tes. Instrumen tes
berupa soal dan instrumen non tes berupa peta konsep dan lembar
observasi kegiatan pembelajan. Melakukan validasi instrumen
terhadap instrumen tes yang telah disusun oleh ahli dan dosen
3
Ibid.
41
Persiapan Penelitian
T
A
H
Observasi Awal A
P
P
Penyusunan Instrumen Penelitian E
R
E
N
Validasi Instrumen Penelitian C
A
N
Uji Keterbacaan Instrumen Penelitian A
A
N
Pengumpulan Data
(Melakukan Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
T
A
H
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol A
P
P
Pretest Pretest E
L
A
Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pelaksanaan Pembelajaran dengan K
Model Pembelajaran Inkuiri Model Pembelajaran Inkuiri S
A
Terbimbing disertai Peta Konsep Terbimbing Tanpa Peta Konsep
N
A
A
N
Posttest Posttest
T
Olah Data dan Analisis Data A
H
A
P
Hasil Penelitian : Terdapat pengaruh atau tidak terhadap penggunaan
model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai peta konsep terhadap A
K
keterampilan metakognitif peserta didik pada konsep sistem pencernaan H
manusia I
R
Gambar 3.1 Alur Penelitian
43
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing
dan peta konsep, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah
keterampilan metakonitif.
4
Ibid., h. 297.
5
Ibid.
6
Ibid., h. 120.
44
G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan tes keterampilan metakognitif sebagai instrumen
pengumpulan data dalam bentuk soal essai. Instrumen penelitian perlu dilakukan
uji validitas agar mendapatkan data yang valid dan ketepatan alat penilaian
terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai. Validitas yang digunakan adalah validitas item, yaitu
ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur lewat butir item tersebut.
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010,
(Jakarta ; Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 193.
8
Sugiyono, op.cit., h. 203.
45
1. Teknik Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk proses
pengukuran dan penilaian yang berupa sejumlah pertanyaan sehingga dapat
menghasilkan nilai yang melambangkan prestasi peserta didik.9 Tes yang
digunakan berupa pretest dan posttest keterampilan metakognitif dan kognitif
hasil belajar peserta didik. Instrumen tes keterampilan metakognitif yang
digunakan merupakan hasil adaptasi.10 Tes soal yang diberikan sebanyak 10
soal dalam bentuk uraian yang terdiri dari 8 soal untuk mengukur ranah
keterampilan metakognitif (meliputi aspek planning, monitoring, evaluation)
dan 2 soal tes kognitif yang diberikan kepada peserta didik. Pemilihan soal
ini berdasarkan hasil uji validitas empirik dan konstruk yang disesuaikan
dengan indikator pembelajaran.
Hasil validasi ahli pada sub kategori evaluation terbagi menjadi dua
macam soal yaitu evaluation untuk planning dan evaluation untuk
monitoring. Hasil pengembangan soal ini bertujuan untuk mempermudah
peserta didik dalam mengerjakan dan untuk mempermudah melihat dan
menilai pencapaian tujuan pada sub planning dan monitoring. Tes kognitif
digunakan sebagai data sekunder yang dilakukan untuk memperkuat atau
untuk mengetahui pemahaman kognitif peserta didik dalam mengerjakan tes
metakognitif. Peneliti melakukan validasi soal adapun hasil uji validitas lebih
jelas dapat dilihat pada Tabel 3.2. Berikut ini adalah Tabel mengenai hasil uji
validitas tes Pretest dan Posttest keterampilan metakognitif dan kognitif:
9
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), Cet.
1, h.67.
10
Zulfiani, dkk., “Pengembangan Instrumen Keterampilan Metakognitif Pada Konsep Jamur”,
Edusains, e-ISSN 2443-1281, Vol. 10, No. 2, 2018, diakses dari http://journal.uinjkt.ac.id/.., pada
tanggal 01 Januari 2019 pukul 20.00 WIB.
46
Zat
C4 1.3 1.1 1.2 1.4a* 1.4b*
makanan
Struktur
dan fungsi
sel 3.3 3.4a* 3.4b*
C4 3.1 dan 3.2 dan
punyusun dan dan dan
jaringan 4.1** 4.2**
4.3** 4.4a** 4.4b**
sistem
pencernaan
Penyakit/
gangguan
bioproses C4 5.3* 5.1 5.2 5.4a* 5.4b*
sistem
pencernaan
Keterangan :
P : Planning
M : Monitoring
(*) : Indikator soal yang valid
(**) : Indikator soal yang digunakan
11
Lampiran 16, Panduan Peta Konsep, h. 274-279.
12
Lampiran 17, Peta Konsep Acuan, h. 280-281.
48
peneliti melakukan diskusi meliputi sub konsep struktur dan fungsi sel
punyusun jaringan sistem pencernaan dan penyakit/ gangguan bioproses
sistem pencernaan. LKPD selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
28.13
d. Lembar Observasi Kegiatan Inkuiri Terbimbing disertai Peta Konsep
Lembar observasi kegiatan inkuiri terbimbing disertai peta konsep
terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan peneliti dan kegiatan peserta didik.
Lembar observasi kegiatan peneliti digunakan untuk melihat aktivitas
peneliti dalam konsistensi keterlaksanaan penggunaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sesuai kegiatan
belajar mengajar (KBM) di kelas. Lembar observasi guru dapat dilihat
pada Lampiran 12.14 Lembar observasi kegiatan peserta didik untuk
melihat aktivitas peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.
Aktivitas peserta didik yang diamati ketika proses pembelajaran sesuai
dengan indikator-indikator model pembelajaran inkuiri terbimbing
disertai peta konsep. Lembar observasi peserta didik dapat dilihat pada
Lampiran.15
H. Kalibrasi Instrumen
1. Pemilihan Indikator
Penggunaan indikator keterampilan metakognitif mengacu pada hasil
validasi dan koreksi dosen ahli metakognitif (expert judgment) dengan
menggunakan Indeks Objective Congruence (IOC) yang dikembangkan oleh
Osterlind. Dari keseluruhan indikator pada setiap aspek keterampilan
metakognitif, hanya satu indikator pada masing-masing sub kategori
keterampilan metakognitif yang digunakan. Hal ini dilakukan karena paling
mewakili dan sesuai dengan konsep materi yang diteliti. Validator dalam
13
Lampiran 28, Lembar Penilaian LKS Eksperimen dan Kontrol, h. 328-329.
14
Lampiran 12, Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen, h. 247-254.
15
Lampiran 14, Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen, h. 270-273.
49
penelitian ini terdiri atas satu orang pakar metakognitif (ahli pendidikan
matematika) dan dua orang pakar ilmu pendidikan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Validator akan memberikan nilai +1 jika indikator sesuai dengan sub
kategori keterampilan metakognitif yang dimaksud, nilai 0 jika validator
indikator kurang sesuai dengan dengan sub kategori keterampilan metakognitif
yang dimaksud, dan -1 jika tidak ada kesesuaian antara indikator dengan sub
kategori keterampilan metakognitif yang dimaksud16. Hasil validasi tersebut
dihitung menggunakan IOC dengan rumus:17
(𝑁 − 1) ∑𝑛𝐼=1 𝑋𝑖𝑗𝑘 + ∑𝑛𝐼=1 𝑁 𝑋𝑖𝑗𝑘 − ∑𝑛𝐼=1 𝑋𝑖𝑗𝑘
𝐼𝑖𝑘 =
2(𝑁 − 1)𝑛
Keterangan :
𝐼𝑖𝑘 = nilai indeks
N = jumlah item indicator
n = jumlah validator
Rumus di atas akan menghasilkan indeks skor mulai dari +1 sampai -1.
Indeks skor +1 akan diperoleh jika semua validator setuju jika terdapat
kesesuaian antara item tes dengan indikator, sebaliknya jika tidak ada validator
yang setuju dengan adanya kesesuaian antara item tes dengan indikator akan
diperoleh indeks nilai -1.18 Kriteria acuan skor dapat dilihat pada Tabel 3.3
berikut.
Tabel 3. 3 Kriteria Acuan Skor IOC
Skor Kriteria
> 0,3 s/d 1 Kuat
> (-0,3) s/d 0,3 Sedang
(-1) s/d (-0,3) Lemah
Skor hasil validasi untuk setiap indikator tersaji pada Tabel 3.4 dan untuk
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
16
Steven J. Osterlind. Constructing Test Items: Multiple-Choice, Constructed-Response,
Performance, and Other Formats, New York : Kluwer Academic Publishers. 1998 h. 260.
17
Ibid., h. 263.
18
Ibid.
50
Sub Kategori
Skor
Keterampilan Indikator Keterangan
IOC
Metakognitif
1. Menyatakan tujuan -0,5 Lemah
2. Mendesain langkah-langkah
cara dalam memecahkan 1 Kuat
masalah/ tugas yang diberikan
3. Mengidentifikasi dan
menyebutkan referensi serta
Planning
informasi yang dibutuhkan 1 Kuat*
(Perencanaan)
untuk menyelesaikan
masalah/tugas
4. Merancang apa yang harus
dipelajari/dilakukan ketika
-0,5 Lemah
mendapatkan suatu
masalah/tugas
1. Memeriksa kesesuaian antara
tujuan dalam memecahkan
0,3 Sedang
masalah dengan materi yang
telah dipelajari
2. Menganalisis informasi yang
penting dalam menyelesaikan 1 Kuat*
Monitoring masalah/tugas yang diberikan
(Pemantauan) 3. Mengidentifikasi kesulitan-
kesulitan dalam pemecahan 0,3 Sedang
masalah/tugas yang diberikan
4. Merumuskan cara-cara
mengatasi kesulitan dalam
1 Kuat
pemecahan masalah/tugas yang
diberikan
1. Menilai pencapaian tujuan 1 Kuat*
2. Mengeksplorasi dan
0,3 Sedang
menginterpretasi data
3. Mengidentifikasi sumber-
sumber kesalahan dari data 0,3 Sedang
Evaluation yang diperoleh
(Evaluasi) 4. Menggunakan prosedur/cara
yang berbeda untuk 0,3 Sedang
penyelesaian masalah
5. Menggunakan prosedur/cara
yang sama untuk masalah yang -0,4 Lemah
lain/ berbeda
Keterangan : *) Indikator yang digunakan
51
19
Sugiyono, op.cit., h. 173.
52
20
Ibid., h. 177.
53
21
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakata: Bumi Akasara,
2012), Cet.1, h. 89.
54
22
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), h.105.
23
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)
h. 55.
24
Lampiran 9, Perhitungan Validasi Pemilihan Indikator, h.224-231.
25
Sofyan, dkk., op. cit., h. 103-104.
26
Lampiran 9, Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Metakognitif, h. 224-231.
56
d. Daya Beda
Daya beda butir pertanyaan merupakan suatu pernyataan tentang
seberapa besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan
antara peserta kelompok tinggi dan kelompok rendah.27 Kriteria tolak
ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal terdapat
pada Tabel berikut: 28.
Tabel 3.8 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak layak digunakan
27
Arikunto, 2012, op. cit.,h. 226.
28
Ibid., h. 232.
29
Lampiran 9, Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Metakognitif, h. 224-231.
57
30
Sudijono, op. cit, h. 318.
31
Richard R Hake,. Analyzing Change/Gain Scores. (USA : Dept. of Physics, Indiana
University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, 1999 ),
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf Diakses pada 24 Mei 2018 pukul
16.00 WIB, h. 1.
58
Keterangan :
NP : Nilai persen yang diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 : Bilangan tetap
32
M. Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung : PT.
Renaja Rosdakarya, 2010), Cet.16, h. 102.
59
33
Ibid., h. 102-103.
60
34
Kadir, Statistika Terapan : Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2015), Cet.2, h. 156.
35
Herlanti, op.cit., h.75.
61
36
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Ketiga, (Jakarta:
Kencana, 2010), Cet.1, h. 249.
37
Kadir, op. cit., h. 300-302.
38
Ibid., h. 489.
39
Setyosari, op. cit., h. 254.
62
40
Sudijono, op. cit., h. 318.
63
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝑥 100
41
Arikunto, 2012, op. cit., h. 89.
42
Lampiran 25, Rubrik Penilaian Peta Konsep, h. 308-309.
43
Ibid.
64
1 Ketepatan Proposisi 1
2 Ketepatan Hierarki 5
keterangan :
Hierarki = 3 x5 = 15
Proposisi = 17 x 1 = 17
Kaitan silang= 2 x10 = 20
Contoh =1 x1 = 1
Keterangan :
: Hierarki I
: Hierarki II
: Hierarki III
: Kaitan Silang
: Contoh
65
44
Sudijono, loc. cit.
45
Ngalim, loc. cit.
46
Ibid, h. 102.
66
𝑅
NP = X 100
𝑆𝑀
Keterangan :
NP : Nilai persen yang diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 : Bilangan tetap
J. Hipotesis Statistik
Dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu hipotesis
kerja atau hipotesis alternatif (Ha), adalah hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan dua kelompok. Dan
hipotesis nol (H0) atau hippotesis statistik, yang menyatakan tidak adanya
perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap
Y.47
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :
H0 : μ1= μ0
Ha : μ1≠ μ0
Keterangan :
μ1 : Keterampilan metakognitif peserta didik di kelas eksperimen
47
Suharsimi Arikunto, 2010, Edisi Revisi 2010, op. cit., h.112-113.