Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Development

Research) yang dalam penyelesaian masalah dengan menghasilkan produk.

Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian pengembangan merupakan metode

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

produk tersebut. Produk yang dihasilkan adalah desain pembelajaran topik

turunan berupa Local Instruction Theory (LIT), buku guru, dan buku siswa yang

berbasis RME untuk kelas XI Sekolah Menengah Atas.

B. Model Pengembangan

Model pengembangan adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk

melaksanakan perancangan dan pengembangan pembelajaran yang menghasilkan

suatu produk. Model pengembangan di penelitian ini menggabungkan dua model

design research yaitu, Plomp dan Gravemeijer & Cobb. Pengembangan alur

pembelajaran atau Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dirancang

menggunakan design research Gravemeijer dan Cobb. Sedangkan dalam

pengimplementasikan HLT, suatu produk dirancang menggunakan design

research Plomp yang berupa buku guru dan buku siswa untuk menghasilkan

produk yang valid, praktis, dan efektif.

Penggabungan dua jenis design research ini dikarenakan pada tahap awal

pengembangan alur pembelajaran pada model Gravemeijer dan Cobb hanya

mengarah pada kajian literatur dan produk yang dikembangkan tidak dilakukan uji
validasi. Sedangkan, dalam penelitian ini untuk implementasi alur pembelajaran

diperlukan produk berupa bahan ajar (buku guru dan buku siswa) yang

membutuhkan kriteria acuan seperti validitas, praktikalitas dan efektivitas,

sehingga diperlukannya design research Plomp. Alasan penggunaan model ini

akan saling menguatkan dan pada tahap tertentu cocok untuk dikombinasikan.

Menurut plomp (2013:18) apapun tujuan penelitian pengembangan, proses

penelitian selalu menggabungkan proses desain pendidikan yang sistematis seperti

yang terlihat pada Gambar 7 berikut:

Gambar 7. Iterasi Siklus Desain Pengembangan yang Sistematis


(Plomp & Nieven, 2013: 17)

Berdasarkan iterasi siklus pengembangan Plomp, Plomp (Plomp dan

Nieveen, 2013:30) membagi tahap pengembangan menjadi tiga fase, yaitu analisis

pendahuluan (preliminary research), design dan develop (development or

prototyping phase), dan assesment phase.

Fase prototype/alur pembelajaran tersebut dikombinasikan dengan

Gravemeijer & Cobb (2006) terdiri dari tiga fase yaitu preparing for the

experiment (tahap persiapan), conducting the experiment (tahap pelaksanaan), dan

retrospective analysis (analisis retrospektif).


Kesesuaian antara kedua model tersebut diperhatikan pada setiap

tahap-tahap penelitian. Misalnya pada tahap preparing for the experiment yaitu

tahap pertama model Gravemeijer dan Cobb hanya mengkaji ulang tentang

literatur terkait dengan penemuan konsep dan memperjelas maksud teoritis tanpa

memperhatikan kebutuhan, kurikulum, dan karakteristik siswa. Hal ini akan

dilengkapi oleh model pengembangan Plomp yang memperhatikan analisis

kebutuhan, kurikulum dan karakteristik siswa.

Selanjutnya, pada tahap conducting the experiment oleh Gravemeijer dan

Cobb dapat disesuaikan dengan tahap model Plomp yaitu one to one evaluation,

small group evaluation dan field test. Untuk tahap retrospective analyses,

Gravemeijer dan Cobb bersesuaian dengan tahap penilaian model Plomp.

Berdasarkan fase-fase tersebut, dapat dilihat hubungan refleksi antara teori

dan eksperimen seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan Refleksi antara Teori dan Eksperimen

Berdasarkan gambar tersebut, terlihat suatu siklus komulatif dari suatu

kondisi pengembangan. Kegiatan tersebut diawali dengan thought experiment

yakni memikirkan lintasan pembelajaran yang akan dilalui siswa, kemudian

dilakukan refleksi terhadap hasil percobaan eksperimen dilanjutkan dengan

thought experiment berikutnya.


Oleh karena itu, kedua model ini dikombinasikan untuk mendapatkan

produk Local Instructional Theory (LIT) yang baik dan produk implementasinya

yang berupa buku guru dan buku siswa memiliki kualitas produk yang valid,

praktis dan efektif.

C. Prosedur Pengembangan

Kegiatan prosedur pengembangan dipenelitian ini terdiri dari tiga fase yaitu

penelitian pendahuluan (preliminary research), pengembangan prototipe/alur

pembelajaran (development/ prototyping phase), dan penilaian (asessment phase).

Secara rinci prosedur pengembangan desain pembelajaran berbasis RME di XI

SMA yaitu sebagai berikut:

1. Fase Analisis Pendahuluan (Preliminary Research Phase)

Tahap awal dalam penelitian ini dimulai dengan melalukan analisis

pendahuluan. Tahap analisis pendahuluan ini sesuai dengan tahap pertama design

research Plomp dan dilakukan secara bersamaan dengan fase preparing for

experiment yang merupakan tahap pertama design research Gavemeijer dan

Cobb. Analisis pendahuluan dilakukan dengan cara pengisian angket oleh siswa

kelas XI SMA, wawancara dengan guru matematika kelas XI SMA, daftar ceklis,

serta menelaah proses pembelajaran matematika selama ini.

a. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis

informasi melalui wawancara dengan guru dan angket yang akan diberikan

kepada siswa mengenai konteks berupa warna, tampilan buku yang menarik dan

jenis huruf yang disukai siswa. Hasil analisis kebutuhan dijadikan sebagai
pertimbangan dalam merancang alur pembelajaran matematika yang

dikombinasikan pada buku guru dan buku siswa yang dapat memenuhi kebutuhan

siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis.

b. Analisis Kurikulum

Kurikulum yang dianalisis adalah kurikulum untuk SMA. Analisis yang

dilakukan pada tahap ini adalah analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD), silabus, dan total pertemuan yang sudah disusun oleh guru. Analisis

ini dilakukan untuk mengarahkan sasaran pembelajaran matematika serta untuk

mempelajari cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan urutan dari KD yang

sesuai untuk strategi yang dipilih sebagai acuan untuk mengembangkan alur

pembelajaran yang diharapkan.

c. Analisis Konsep

Topik yang akan diteliti adalah turunan, sehingga analisis konsep hanya

pada topik turunan. Selanjutnya menyusun subtopik turunan secara sistematis

sehingga menetapkan urutan materi pada setiap pertemuan. Analisis konsep

bertujuan untuk mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang harus

dikuasai siswa. Selanjutnya hasil dari analisis ini digunakan sebagai patokan

untuk menyusun alur pembelajaran. Hasil dari analisis ini akan diperoleh peta

konsep turunan yang dilakukan dengan wawancara dan daftar ceklis.

d. Analisis Karakteristik Siswa

Desain grafis buku siswa tergantung bagaimana siswa menginginkannya,

sehingga buku siswa yang akan dirancang dapat menarik perhatian siswa. Pada

tahap ini dilakukan tinjauan terhadap karakteristik siswa untuk mengetahui


kondisi awal siswa dalam proses pembelajaran matematika. Selain itu, dilihat juga

bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika, apa saja yang dapat

membuat siswa tertarik dalam pembelajaran dan bagaimana kemampuan

akademik, kemampuan bekerja sama dan kecendrungan belajar. Informasi pada

analisis ini dapat diperoleh melalui kegiatan wawancara, daftar ceklis, dan

pemberian angket terbuka kepada siswa.

e. Review literatur

Review literature merupakan suatu kegiatan menganalisis teori dan konsep

yang berkaitan dengan pengembangan alur pembelajaran topik turunan. Literatur

yang dikaji berupa jurnal penelitian tentang alur belajar dan buku panduan yang

membahas tentang konsep turunan. Kegiatan ini dilakukan sebagai panduan dan

pertimbangan dalam merancang alur belajar topik turunan berbasis RME.

Secara garis besar kegiatan preliminary research dapat dilihat pada Tabel 6

berikut :

Tabel 6. Kegiatan Analisis Pendahuluan


Kegiatan Deskripsi
Kriteria/sasaran Instrumen Hasil
Penelitian kegiatan
Review literatur Mengkaji jurnal
penelitian dan
buku panduan
terkait topik
turunan
Preliminary Research

Analisis  Pedoman
Kebutuhan Wawancara guru wawancara
Analisis dan siswa, guru dan Kerangka
Analisis Kurikulum pengisian daftar siswa produk/
Pendahuluan ceklis  Daftar gambaran
Analisis Konsep
ceklis awal produk
Analisis  Pedoman
Karakteristik Wawancara guru, wawancara
Siswa pengisian daftar guru
ceklis, dan  Daftar
pengisisan angket ceklis
siswa  Angket
siswa
Instrumen penelitian yang digunakan pada tahap kegiatan pendahuluan

terlebih dahulu di validasi oleh tiga validator yakni dua orang pakar matematika

dan satu orang pakar bahasa, setelah sebelumya disetujui oleh pembimbing.

Setelah dinyatakan valid oleh ketiga validator maka instrumen dapat digunakan.

Hasil dari validasi dapat dilihat pada Lampiran 2, 5 dan 8, yang akan diuraikan

pada tabel 7 berikut.

Tabel 7. Hasil Validasi Instrumen Penelitian pada Tahap Kegiatan


Pendahuluan
Instrumen Rata-
Tujuan Kategori
Penelitian rata
Digunakan untuk menggali kebutuhan untuk
Daftar
Checklist
pembuatan produk tentang analisis kurikulum, analisis 3.29 Valid
konsep, dan analisis literatur.
Pedoman Digunakan untuk menggali informasi terkait apa saja
Wawancara yang disukai oleh siswa selama pembelajaran selama 3.13 Valid
Guru ini.
Angket Gigunakan untuk menggali informasi terakait produk
Karakteristik yang akan disukai oleh siswa, dan dapat membantu 3.14 Valid
Siswa siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Fase pengembangan dan Prototype (Development or Prototyping Phase)

Pada fase pengembangan prototipe/alur pembelajaran, hasil analisis pada fase

preliminary dilanjutkan dengan mengembangkan alur pembelajaran menggunakan

pendekatan RME. Pendekatan RME diarahkan dalam membangun konsep matematika

siswa berdasarkan proses matematisasi yaitu berupa melalui matematisasi horizontal dan

matematisasi vertikal. Desain dimulai dengan merancang dugaan dari alur pembelajaran

(HLT). HLT ini berisikan tujuan pembelajaran, sekumpulan aktivitas untuk memperoleh

tujuan dan hipotesis tentang bagaimana siswa belajar dan berpikir tentang suatu topik

matematika. Selanjutnya, untuk implementasinya dirancang produk berupa Buku Guru

dan Buku Siswa.

Untuk memastikan produk yang dikembangkan valid, praktis, dan efektif,

dilaksanakan evaluasi formatif. Teknik evaluasi formatif yang dilakukan untuk


menentukan hasil pengembangan adalah evaluasi faormatif Tessmer (1994). Langkah-

langkah evaluasi formatif tersebut digambarkan seperti pada Gambar 9.

Gambar 9. Evaluasi Formatif pengembangan Tessmer dalam


Plomp and Nieveen (2013: 36)
Evaluasi formatif ini bertujuan untuk untuk memperbaiki secara langsung dalam

setiap tahapan dan siklus yang berlangsung. Kegiatan evaluasi formatif yang dilakukan

dalam desain penelitian ini melakukan revisi alur pembelajaran. Rincian kegiatan yang

dilakukan sebagai berikut;

a. Evaluasi sendiri (self-evaluation) yaitu merevisi sendiri produk yang telah

dirancang dengan tujuan untuk mengecek ulang kelengkapan komponen yang

terdapat dalam produk yang dikembangkan menggunakan daftar cek dari

karakteristik atau spesifikasi produk. Hasil evaluasi diri sendiri ini selanjutnya

dilakukan revisi. Setelah diperbaiki, diyakini bagus dan sesuai harapan, selanjutnya

dilakukan tahap penilaian terhadap validitas isi oleh pakar atau ahli (expert

reviews).

b. Penilaian para pakar atau ahli (expert review), yaitu untuk melihat validitas produk

yang telah dirancang yaitu dengan meminta pendapat ahli yang berkaitan untuk

memberikan penilaian dan masukan terhadap produk tersebut. Tujuannya adalah

untuk mengkonsultasikan produk yang telah dikembangkan kepada para ahli sesuai
dengan bidang keahliannya. Pakar atau ahli yang terlibat dalam proses validasi

perangkat ini adalah Dosen pendidikan matematika, Dosen bahasa Indonesia, dan

Dosen teknologi pendidikan. Selanjutnya, berdasarkan hasil validasi dilakukan

revisi dan dilanjutkan dengan tahap selanjutnya.

c. Evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation) yaitu dengan meminta sasaran pengguna

produk yaitu seorang guru dan tiga orang siswa dengan kemampuan awal yang

berbeda yaitu tinggi, sedang dan rendah untuk menilai dan memberi

tanggapan/komentar terhadap produk yang telah dirancang. Tujuan evaluasi ini

adalah untuk mengidentifkasi kemungkinan kesalahan seperti tata bahasa yang

kurang dimengerti, petunjuk yang kurang jelas, sistematika materi, kemudahan

penggunaan, kemenarikan dan kepuasan siswa. Kemudian dilanjutkan dengan

mewawancarai responden. Dalam hal ini dipilih tiga orang siswa yang terdiri dari 1

orang berkemampuan tinggi, 1 orang berkemampuan sedang, dan 1 orang

berkemampuan rendah. Penentuan kategori kemampuan tiga orang siswa

didasarkan pada pertimbangan guru yang lebih mengetahui kemampuan yang

dimiliki oleh masing-masing siswa. Evaluasi perorangan ini dilakukan secara tatap

muka antara peneliti dengan satu orang siswa dengan kemampuan tinggi, kemudian

dengan satu orang siswa kemampuan sedang, selanjutnya peneliti dengan satu orang

siswa berkemampuan rendah.

d. Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation) yaitu mempraktekkan alur

pembelajaran yang dirancang tersebut pada sekelompok kecil pengguna terhadap

minimal 6 orang siswa dengan memenuhi kriteria 2 siswa dengan kemampuan awal

tinggi, 2 siswa dengan kemampuan awal sedang dan 2 siswa lagi dengan

kemampuan awal rendah . Pada tahap ini dilihat tingkat praktikalitas dan efektifitas

produk. Untuk menguji praktikalitas menggunakan angket respon siswa dan


pedoman wawancara sedangkan untuk menguji efektifitas diberikan tes berupa soal

kemampuan pemecahan masalah matematis kepada setiap siswa yang berada di

small group evaluation, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak

penggunaan desain pembelajaran melalui buku guru dan buku siswa terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa khususnya pada topik Turunan.

e. Uji lapangan (field test), yaitu menggunakan produk dalam proses pembelajaran dan

melibatkan seluruh siswa dalam satu kelas. Uji lapangan ini dilakukan dengan

menggunakan desain pembelajaran yang sudah direvisi kemudian

diimplementasikan dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Selanjutnya, dilihat

tingkat kepraktisan dari produk yang dikembangkan menggunakan angket respon

dari guru, angket respon siswa serta pedoman wawancara. dan hasilnya direvisi

untuk memperoleh produk akhir.

Anda mungkin juga menyukai