Anda di halaman 1dari 2

Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang

menyaring udara untuk pernapasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk
menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.
Hidung manusia[sunting | sunting sumber]
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga
berperan dalam resonansi suara.[1] Bagian eksternal hidung terdiri atas batang hidung (dorsum
nasi), sayap hidung (ala nasi), pangkal hidung (bridge), puncak hidung (hip) , lubang hidung
(nares eksterior) dan sekat hidung atau kolumela.
Hidung merupakan alat indra manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau, sekitar 10-20 juta sel pembau.[2] Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang
menyaring udara untuk pernapasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk
menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.
Hidung manusia[sunting | sunting sumber]
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga
berperan dalam resonansi suara.[1] Bagian eksternal hidung terdiri atas batang hidung (dorsum
nasi), sayap hidung (ala nasi), pangkal hidung (bridge), puncak hidung (hip) , lubang hidung
(nares eksterior) dan sekat hidung atau kolumela.
Hidung merupakan alat indra manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau, sekitar 10-20 juta sel pembau.[2] Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang
menyaring udara untuk pernapasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk
menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.
Hidung manusia[sunting | sunting sumber]
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga
berperan dalam resonansi suara.[1] Bagian eksternal hidung terdiri atas batang hidung (dorsum
nasi), sayap hidung (ala nasi), pangkal hidung (bridge), puncak hidung (hip) , lubang hidung
(nares eksterior) dan sekat hidung atau kolumela.
Hidung merupakan alat indra manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau, sekitar 10-20 juta sel pembau.[2] Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang
menyaring udara untuk pernapasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk
menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.
Hidung manusia[sunting | sunting sumber]
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga
berperan dalam resonansi suara.[1] Bagian eksternal hidung terdiri atas batang hidung (dorsum
nasi), sayap hidung (ala nasi), pangkal hidung (bridge), puncak hidung (hip) , lubang hidung
(nares eksterior) dan sekat hidung atau kolumela.
Hidung merupakan alat indra manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau, sekitar 10-20 juta sel pembau.[2] Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang
menyaring udara untuk pernapasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk
menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.
Hidung manusia[sunting | sunting sumber]
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga
berperan dalam resonansi suara.[1] Bagian eksternal hidung terdiri atas batang hidung (dorsum
nasi), sayap hidung (ala nasi), pangkal hidung (bridge), puncak hidung (hip) , lubang hidung
(nares eksterior) dan sekat hidung atau kolumela.
Hidung merupakan alat indra manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau, sekitar 10-20 juta sel pembau.[2] Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang
menyaring udara untuk pernapasan. Hidung sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk
menunjukkan ujung sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.
Hidung manusia[sunting | sunting sumber]
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga
berperan dalam resonansi suara.[1] Bagian eksternal hidung terdiri atas batang hidung (dorsum
nasi), sayap hidung (ala nasi), pangkal hidung (bridge), puncak hidung (hip) , lubang hidung
(nares eksterior) dan sekat hidung atau kolumela.
Hidung merupakan alat indra manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau, sekitar 10-20 juta sel pembau.[2] Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.

Anda mungkin juga menyukai