Anda di halaman 1dari 17

DARUL ULUM

Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan


Volume 10, Nomor 1, 2019
E-ISSN: 2621-2404, P-ISSN: 1907-3003

KONSTRUKSI PENDIDIKAN DI ERA


KENABIAN MUHAMMAD SAW
(Suatu Telaah Praktek Pendidikan Islam)

Silakhudin
sila_khudin@yahoo.com

Abstrak

Salah satu pertanyaan yang sering dikemukakan terkait dengan Islam adalah
bagaimana konsep pendidikan Islam. Tentu konsep pendidikan Islam berangkat
dari nilai normatif sebagaimana terkanduing dalam Alquran dan sunnah. Tetapi
secara historis, perlu ditelaah pendidikan Islam itu ketika Nabi Muhammad
SAW memulai risalah Islam, berdakwah pada masa Islam awal dan melakukan
proses pendidikan bagi kalangan muslim di Mekah dan Madinah. Pendidikan
pada masa Rasulullah yaitu priode Makkah dan periode Madinah. Periode
pertama sejak tahun 611-622 M atau selama 12 tahun 5 bulan 21 hari. Sistem
pendidikan Islam lebih bertumpu kepada nabi yang menentukan materi-materi
pendidikan. Nabi memberikan pendidikan secara sembunyi-sembunyi terutama
kepada keluarganya, di samping dengan berpidato dan ceramah-ceramah di
tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang. Sedangkan materi pengajaran yang
diberikan hanya berkisar ayat-ayat al-quran sejumlah 93 surat dan petunjuknya.
Bentuk pendidikan pada zaman Nabi Muhammad SAW yaitu Shuffah, suatu
tempat untuk aktivitas pendidikan yang dilengkapi dengan tempat pemondokan
bagi pendatang dan miskin. Yang kedua adalah Kuttab/maktab yaitu tempat
untuk menulis, atau tempat di mana dilangsungkan kegiatan tulis menulis.
Kuttab atau maktab memiliki istilah yang sama dalam arti lembaga pendidikan
Islam tingkat dasar di mana di dalamnya diajarkan membaca dan menulis
kemudian ditingkatkan dengan membaca al-quran dan pengetahuan agama
tingkat dasar. Halaqah adalah lingkaran yaitu sistem pengajaran yang
dilaksanakan dengan cara murid melingkar di sekitar gurunya. Majlis yaitu
tempat duduk yaitu tempat-tempat pelaksanaan belajar mengajar. Majlis berarti
sesi di mana aktivitas pengajaran atau diskusi berlangsung. Majlis adalah aktivitas
pengajaran dengan nama tempat sesuai dengan gurunya. Yang terakhir adalah
masjid dimana masjid menjadi salah satu wadah penyelenggaraan pendidikan.

Kata kunci: konstruksi, pendidikan era Nabi Muhammad

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 73


Silakhudin

A. Pendahuluan
Jika disepakati bahwa Islam menjadi dasar normatif dalam penyelenggaraan
pendidikan, maka terminologi pendidikan Islam dapat dimaksudkan sebagai sistem
pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai ajaran Islam dengan sumber utamanya Al-
Quran dan sunnah. Hampir semua literatur menyatakan bahwa pendidikan Islam
adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran agama Islam yang bersumber
pada al-quran dan sunnah serta sumber lainnya.
Al-Quran dan sunnah menjadi menjadi sumber utama dalam pendidikan Islam.
Tidak ada pertentangan bahwa Al-quran dan sunnah menjadi rujukan utama bagi
konseptualisasi pendidikan Islam. Al-quran menjadi ruh dan sumber nilai
penyelenggaraan pendidikan Islam. Dengan demikian, seluruh kandungan Al-quran
dan sunnah merupakan segala sumber yang menjadi landasan praktek pelaksanaan
pendidikan Islam.
Dalam sejarah pendidikan Islam telah diuraikan bahwa praktek
penyelenggaraan pendidikan Islam sesungguhnya telah berjalan seiring diembannya
tugas dan misi kenabian Muhammad SAW. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW merupakan proses yang tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan
pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah bagian yang tidak terpisahkan dari praktek
pelaksanaan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Artikel ini akan memaparkan konstruksi pendidikan di zaman Kenabian
Muhammad SAW yaitu semenjak diutusnya Muhammad sebagai nabi dan rasul di
Mekah dan Madinah. Pembahasan dalam artikel ini berangkat dari rumusan masalah;
1. Bagaimana praktek penyelenggaraan pendidikan Islam di era Nabi
Muhammad SAW
2. Bagaimana bentuk dan tahapan pendidikan Islam di masa Rasulullah.
3. Bagaimana materi/kurikulum pendidikan Islam di masa Nabi Muhammad
SAW
4. Bagaimana metode pendidikan Islam di masa Nabi Muhammad SAW.
5. Apa saja bentuk-bentuk lembaga pendidikan Islam di zaman Nabi Muhammad
SAW

74 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019


Konstruksi Pendidikan di Era Kenabian…

B. Pembahasan
1. Jazirah Arabiyah
Dalam buku “Muhammad: Legacy of a prophet yang ditulis Susan L. Douglass,
disebutkan Jazirah (pulau) Arab atau Semenanjung Arab adalah daratan yang
membentang antara Afrika dan Asia. Ini adalah salah satu semenanjung terbesar di
bumi, dan dikelilingi oleh air di keempat sisinya. Di sebelah utara terletak Laut
Mediterania; ke barat membentuk sebuah pantai ke Laut Merah. Di sebelah timur
adalah Teluk Persia dan ke selatan adalah Laut Arab, yang juga merupakan bagian dari
Samudera Hindia. Sekitar tiga-perempat dari Semenanjung Arab ditutupi oleh gurun.1
Secara umum, kondisi geografis arab, khususnya Mekah, merupakan hamparan
padang pasir yang tandus. Kondisi gerografis ini telah membentuk masyarakat Arab
bertipologi dinamis dalam berusaha (berdagang), berani melakukan perjalanan jauh,
jujur, tegas pendiriannya dan memiliki daya ingat yang kuat, bahkan dengan
kemampuan daya ingat ini, meskipun tidak bisa membaca dan menulis, mereka mampu
mengekspresikan nilai sastranya melalui lisan dengan cara menghafal bait-bait syair
dengan baik sekali.2 Sementara dilihat dari geografisnya, Mekah berada pada wilayah
yang sangat strategis bagi terjadinya interaksi antar kabilah dan suku. Dengan adanya
ka’bah yang setiap tahun senantiasa ramai dikunjungi manusia di luar Arab,
menjadikan Mekah sebagai pusat perdagangan dan keagamaan. 3
Semenanjung Arab itu sebagian besar kering dan tidak ramah medan, dengan
daerah yang subur hampir seluruh pinggiran. Sepanjang pegunungan Arab pantai Laut
di selatan, tadah hujan dan daerah dataran irigasi mendukung pertanian yang kaya.
gunung ini terus sampai ke pantai Laut Merah, tidak menerima hujan, dan sebagian

1
Susan Doulas menulis “The Arabian Peninsula is a large land bridge suspended between Africa and
Asia. It is among the largest peninsulas on earth, and is surrounded by water on all four sides. To the north lies the
Mediterranean Sea; to the west it forms a coast to the Red Sea. To the east is the Persian (or Arabian) Gulf, and to
the south is the Arabian Sea, which is also part of the Indian Ocean. About three-quarters of the Arabian Peninsula
is covered by deserts. …. Lihat, Susan Douglas, Muhammad, Legacy of a Prophet, (Council on Islamic
education) hal. 19
2
Lihat Syamsu Nizar, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam Potret Timur Tengah Era
Awal dan Indonesia, (Ciputat: Ciputat Pres Grup,2005), hal. 3-4
3
Lihat Ibid, hal. 3

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 75


Silakhudin

besar gersang. 4 Kondisi geografis ini turut mempengaruhi tabiat dan kebiasaan
masyarakat arab.
2. Kondisi Geografis, Sosial dan Budaya
Menurut Samsul Nizar, secara umum masyarakat Arab dapat dibagi kepada dua
tipologi, yaitu pertama, masyarakat nomadik yang hidup berpindah-pindah. Kedua,
masyarakat non nomadik yang hidup menetap. Kedua masyarakat ini hidup dalam
budaya kesukuan Badui yang identitas sosialnya berakar pada keanggotaan dalam suatu
rentang komunitas yang luas. 5 Dua jenis masyarakat aran ini berinteraksi membentuk
masyarakat pada beberapa bentuk kabilah dan suku yang diikat dengan ikatan darah
dan kesukuan.
Dengan ikatan ini, maka terbentuk masyarakat pada sikap solidaritas suku
(ashabiyyah) pada kabilah dan suku yang cenderung sulit untuk hidup berdampingan
dalam suasana rukun dan harmoni. Kecenderungan mereka justru sering bermusuhan
dan melakukan peperangan antar suku. Dalam keadaan masyarakat seperti itu, maka
berpengaruh pada pola sikap yang cenderung merendahkan perempuan. Oleh
karenanya, dengan kebiasaan seperti itu membuat masyarakat Arab terutama Mekah
sulit berkembang ke arah kemajuan peradaban manusia (al-hadarah al-Insaniyyah).
Meskipun memiliki tabiat yang tidak baik, bukan berarti masyarakat Arab tidak
dinamis. Masyarakat Arab dikenal dengan kekuatan dalam mencari nafkah, ulet dengan
tantangan alam, suka dengan kebebasan, dan sangat kuat dalam menjaga eksistensi
kelompoknya. Diketahui pula bahwa bangsa Arab zaman dulu memiliki kesukaan
berdagang, pemberani, dan sulit dipengaruh, dan ulung dalam sastra dan seni.
Masyarakat arab memiliki tradisi yang tergambar dalam ungkapan Ahmad Syalabi
sebagai berikut ;

4
The Arabian Peninsula was mostly arid and inhospitable terrain, with fertile regions nearly all around
the periphery. Along the mountainous Arabian Sea coast to the south, rain-fed and irrigated highland areas support
a rich agriculture. These mountains continue up to the Red Sea coast, but they do not receive the monsoon rains, and
are mostly arid. Lihat Susan Douglas, Muhammad, Legacy of a Prophet, hal. 19
5
Lihat Syamsu Nizar, Op.cit, hal. 3

76 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019


Konstruksi Pendidikan di Era Kenabian…

،‫ فكان الصغار ينشئون على تقليد وحماكاة الكبار‬،‫اعتمدت الرتبية عند العرب قبل اإلسالم على التقليد واحملاكاة‬

‫ فكان‬.‫وكانت القبيلة وما هبا من عشائر وبطون تقوم بتعليم صغارها وفقا للمبادئ والقيم االجتماعية السائدة يف القبيلة‬
6
‫للعرب قيمهم اليت كانوا يفتخرون هبا ويتغنون هبا يف أشعارهم‬

Masyarakat arab berpegang teguh pada taklid dan ucapan. Anak tumbuh dan
berkembang melalui cara meniru terhadap orang dewasa. Kabilah dengan syair-syair
yang dimilikinya melakukan transfer nilai-nilai sosial dan prinsip-prinsip dasar yang
dimiliki oleh kabilah. Bangsa Arab sangat bangga dengan nilai-nilai mereka berupa
syair-syair yang dinyayikan.
Paparan di atas menunjukan bahwa masyarakat Arab Mekah sebelum
kedatangan Islam, telah memiliki tradisi sosial yang beraneka ragam bentuknya.
Struktur sosial terbentuk berdasarkan kabilah dan suku dengan identitas masing-
masing. Secara umum, masyarakat arab mekah memiliki karakter keras, suka berperang
untuk menyelesaikan masalah. Karakter ini terbentuk dari kondisi alam yang memang
kering dan tandus,
Masyarakat Arab juga memiliki kemampuan tinggi dalam hafalan, kemampuan
beretorika, bersyair, meriwayatkan (menuqilkan) sesuatu dan kemampuan menguasai
nasab-nasab. Namun mereka, tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis
(ummiy).
Jika masyarakat Mekah berindikasi eksklusif dan sering konflik, berbada dengan
Yastrib (sekarang Madinah). Dari sisi geografis, Yastrib memiliki tanah yang subur
sehingga menjadi lahan pertanian agraris. Secara umum, masyarakat Yastrib hidup
rukun berdampingan dengan kelompok masyarakat lainnya. Masyarakat Yatsrib
cenderung lebih damai, dan tidak memiliki kebiasaan berperang.
Tipe masyarakat antara Mekah dan Madinah (Yastrib) yang kontra tersebut
menentukan pola dan corak pendidikan di zaman Nabi Muhammad SAW. Pendidikan
Nabi Muhammad SAW di Mekah sangat berbeda periode Madinah dari sisi subtansi
pendidikan dan strateginya.

6
Al Maktabah al-Syamilah, at Tarbiyyah al Islāmiyyah, Ushūluhā wa Thathawwuruha fī al Bilād
al-Islamiyyah, Juz. 1 hal. 17

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 77


Silakhudin

PRAKTEK PENYELENGGARAN PENDIDIKAN KENABIAN


Praktek penyelenggaraan pendidikan Islam berkembang seiring misi kerasulan
Nabi Muhammad SAW. Misi kerasulan Nabi Muhammad SAW dimulai ketika fase
makkah. Di umur 4o tahun, Muhammad SAW telah diangkat sebagai sebagai nabi
untuk menyampaikan risalah Islam. 7 Penerimaan wahyu yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW menjadi titik awal bagi beliau untuk menjalankan misi kerasulan.
Misi kerasulan yang diemban oleh Nabi Muhammad SAW merupakan tugas berat yang
harus dihadapinya saat berhadapan dengan komunitas masyarakat Arab (baca Mekah)
yang sudah sangat mapan dengan praktek-praktek penyimpangan keyakinan dan
keimanan ilahiyah (hanif) yang telah diajarkan oleh Nabi Ibrahim.
Pendidikan pada masa Rasulullah dapat dibedakan menjadi dua periode yaitu
priode Makkah dan periode Madinah. Pada peride pertama yakni sejak nabi diutus
sebagai rasul hingga hijrah ke Madinah-kurang lebih sejak tahun 611-622 M atau selama
12 tahun 5 bulan 21 hari- sistem pendidikan Islam lebih bertumpu kepada nabi.
Bahkan tidak ada yang mempunyai kewenangan untuk memberikan atau menentukan
materi-materi pendidikan selain nabi. Nabi memberiakan pendidikan secara sembunyi-
sembunyi terutama kepada keluarganya, di samping dengan berpidato dan veramah-
ceramah di tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang. Sedangkan materi pengajaran
yang diberikan hanya berkisar ayat-ayat al-quran sejumlah 93 surat dan petunjuknya.
Pendidikan Islam terjadi sejak Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul
Allah di Makkah dan nabi sendiri yang menjadi gurunya. Nabi memulai proses
pendidikan Islam ketika nabi mendapat perintah untuk berdakwah dan mengajak
masyarakat Arab Makkah untuk beriman kepada Allah. Dasar perintah ini adalah surat
al mudatstsir 74 ayat 1-7.
Misi yang diemban oleh Nabi Muhammad SAW merupakan peningkatan
kualitas kemanusiaan masyarakat Arab yang ketika itu berada dalam fase kegelapan (adz-

7
Dalam beberapa referensi disebutkan bahwa ketika nabi Muhammad SAW Muhammad
Rasulullah SAW diangkat menjadi Rasul pada tanggal 17 Ramadhan tahun keempat puluh dari usia
beliau, bertepatan pada tanggal 6 Agustus 610 M. Lihat Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam
Lintasan Sejarah, Kajian dari Zaman Pertumbuhan sampai Kebangkitan, Cet.2 (Jakarta: Kencana,2014), hal.
17

78 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019


Konstruksi Pendidikan di Era Kenabian…

dzulumāt). Yang penulis maksudkan kegelapan di sini adalah masyarakat Arab telah
kehilangan fitrah keimanan mereka dengan melakukan praktek penyembahan kepada
materi (berhala) dan memiliki tradisi yang sangat kejam dan bengis seperti mengubur
hidup-hidup anak perempuan yang lahir.
Kehadiran nabi Muhammad SAW merupakan pendobrak tradisi-tradisi arab
yang irrasional dan tidak lazim. Nabi diutus untuk mengangkat harkat dan martabat
manusia agar keluar dari sistem kemasyarakatan yang menafikan pengharagaan dimensi
kemanusiaan. Misi ini disebut oleh Azyumardi Azra sebagai misi profetis. Beliau
mengatakan
Tidak ada keraguan lagi, salahsatu missi sentral Nabi Muhammad SAW adalah
peningkatan kualitas SDM, yang benar-benar utuh, tidak hanya secara jasmaniah tetapi
juga batiniah. Peningkatan kualitas SDM itu dilaksanakan dalam keselarasan dengan
tujuan missi profetis nabi, yakni mendidik manusia, memimpin mereka ke jalan Allah,
dan mengajar merekauntuk menegakkan masyarakat yang adil, sehat, harmonis,
sejahtera secara material maupun spiritual. Nabi Muhammad SAW diutus untuk
mengembangkan kualitas kehidupan manusia, menyucikan moral mereka, dan
membekali mereka dengan bekal-bekal yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan
di dunia dan akhirat.8
Nabi Muhammad SAW diposisikan sebagai sumber teladan bagi umatnya dan
sebagai pendidik utama di Mekah dan Madinah. Pada fase Mekah nabi memiliki tugas
utama membangun masyarakat agar menjadi pribadi yang bertauhid dan beriman
kepada Allah SWT, meletakkan dasar-dasar fundamental untuk masyarakat yang
mampu menjawab tantangan zaman. Dasar untuk pembentukan masyarakat Mekah ke
arah manusia yang beriman itu adalah alquran yang senantiasa turun disertai
sunnahnya.

8
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, Cet. IV
(Ciputat:PT. Logos Wacana Ilmu,2002), hal. 55

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 79


Silakhudin

1. Bentuk dan Tahapan Pendidikan


a. Pola Rahasia dan perseorangan
Dilakukan ketika Rasululllah menerima wahyu pertama sebagai pertanda
kenabian Muhammad SAW yaitu alquran surah 96 ayat 1-5. Dengan menerima ayat
ini, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan mengingat kondisi yang tidak
memungkinkan dakwah dilakukan secara terang-terangan. Saat Nabi Muhammad
memulai misi ini, Nabi Muhammad hanya fokus terhadap keluarga dekatnya.
Menurut Zuhairini, bahwa petunjuk dan instruksi pelaksanaan tugas kenabian
terdapat dalam ayat al-quran surah al-Alaq 1-5 dan disusul dengan wahyu ayat al-quran
surah al Muddasir ayat 1-7. Perintah dan petunjuk tersebut pertama-tama tertuju
kepada Muhammad SAW agar beliau memberikan peringatan kepada umatnya.
Kemudian bahan/materi pendidikan tersebut diturunkan secara berangsur-angsur,
sedikit demi sedikit. Setiap kali menerima wahyu, segera ia sampaikan kepada umatnya,
diiringi penjelasan-penjelasan dan contoh-contoh bagaimana pelaksanaannya. 9
Periode dakwah ini memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah
terhadap kalangan dekat. Dalam Al-quran surah asy-Syuara disebut “ dan perilah
peringatan terhadap keluargamu yang dekat”. Kalangan terdekat yang mula-mula
dididik dan diajar adalah istrinya, Khadijah, diikuti oleh Ali bin Abi Thalib (anak
pamannya), Zait bin Haritsah (seorang pembantu rumah tangga yang kemudia diangkat
menjadi anak angkatnya). Lalu disusul sahabat karibnya, Abu Bakar Siddiq. Kemudian
ajakan tersebut disampaikan agak meluas tetapi terbatas di kalangan keluarga dekat dari
Suku Quraisy saja seperti Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi
Waqqash, Abdurahman ibn Auf, Thalhah ibn Ubaidillah, Abu Ubaidillah ibn Jarrah,
Arqam ibn Arqam, Fatimah binti Khattab, Said ibn Zaid dan beberapa orang lainnya
yang mereka disebut dengan assabiqun al-awwalun(orang-orang yang mula masuk
Islam).10

9
Lihat Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997) hal. 21
10
Lihat Samsul Nizar, op.cit, hal. 5. Lihat pula Zuhairini, ibid. hal. 22

80 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019


Konstruksi Pendidikan di Era Kenabian…

Keadaan dengan dakwah di kalangan terbatas dan khusus ini berlangsung lebih
dari 3 tahun. Nabi Muhammad SAW melakukan ajakan dan pendidikan kepada
keluarga dan sahabat terdekat tersebut berlangsung tidak lama hingga pada akhirnya
turun perintah dari Allah agar Nabi Muhammad SAW memberikan dakwah dan
pendidikan secara terbuka. Dalam surah al-Hijr ayat 94 disebutkan “maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
b. Pendidikan secara terang-terangan
Ketiaka turun perintah dakwah secara terangan-terangan. Perintah dakwah
secara terang-terangan dilakukan oleh nabi seiring dengan jumlah sahabat yang semakin
banyak untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan
dakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan masuk Islam. Di samping itu,
keberadaan rumah arqam sebagai pusat dan lembaga pendidikan Islam sudah diketahui
oleh Kuffar Quraisy.
Haidar Putra Daulay, menyebut tahapan ini dengan dengan cara semi rahasia. 11
Pada tahap ini ruang lingkup dakwah beliau lebih luas daripada tahapan pertama, yaitu
ditunjukkan kepada kelompok Bani Abdul Muthalib.
c. Pendidikan untuk umum
Tahap pendidikan berikutnya adalah bersifat umum. Atau secara terbuka dan
demonstrative. Rasulullah merubah strategi dakwahnya dengan dari yang bersifat
keluarga dan orang-orang terdekat menjadi sasaran umum umat manusia secara
keseluruhan. Dakwah umum ini berdasarkan perintah Allah dalam QS al-Hijir 94-95.
Sebagai tindak lanjut dari perintah tersebut Rasulullah pada musim haji mendatangi
jemaah-jemaah haji yang diterima oleh kaum Yastrib dan Khazraj yang menerima
dakwah secara antusias. Dari sinilah Islam mendapatkan legitimasi.
Menurut Samsul Nizar, penerimaan masyarakat Yastrib terhadap ajaran Islam
secara antusias tersebut dipengaruhi oleh ;
1. Kabar dari kaum Yahudi akan lahirnya rasul
2. Suku Aus dan Khazraj mendapatkan tekanan dan ancaman dari kelompok yahudi

11
Lihat Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah, Op.cit. hal 22

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 81


Silakhudin

3. Konflik antara Khazraj dan suku Aus yang sduagh dlama yang dengannya
diharapkan pemimpin yang mampu memelindungi 12
Pada musim haji ke dua belas kerasulan Muhammad. Rasulullah didatangi oleh
12 orang laki-laki dan 1 wanita yang berikrar kesetiaan yang dikenal dengan “Baiatul
Aqabah I”. Mereka berjanji untk setia dengan Muhammad SAW dan mendukung
dakwah Nabi Muhammad SAW.
Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhhamd SAW setelah hijrah ke Madinah
membuat seluruh mayoritas penduduk Yastrib masuk Islam, kecuali orang-orang
Yahudi. Musim haji berikutnya, terdapat 73 orang mendatangi Nabi Muhammad SAW
untuk berikrar kesetiaan yang disebut dengan “Baiatul Aqabah II”. Fase Yastrib inilah
dakwah dilakukan secara demonstratif dan terbuka sehingga Islam menembus ke
seluruh penjuru Tanah Arab
Setelah hijrah ke Yastrib (Madinah) Nabi Muhammad melaksanakan fungsi
beliau sebagai pendidik utama dalam pembangunan masyarakat sosial politik,
masyarakat politik, keagamaan Islam Madinah. Di Madinah, nabi tidak hanya
menciptakan tatanan politik, seperti yang direfleksikan dalam “Piagam Madinah”,
tetapi juga membangun juga membangun tradisi pendidikan pendidikan Islam dengan
fungsionalisasi masjid lebih dari sekedar tempat salat 13
Dengan demikian, misi kenabian menjadikan proses pendidikan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan di mana tugas ini merupakan persoalan utama yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW merupakan proses pendidikan yang mengupayakan perubahan
mendasar bagi masyarakat Arab.
2. Materi/Kurikulum Pendidikan Islam
Secara umum, kurikulum pendidikan Islam di Makka dan Madinah adalah Al-
Quran yang diwahyukan dalam kondisi dan situasi tertentu. Sejak rasul berada di
Makkah, beliau telah memperoleh wahyu untuk disampaikan kepada umatnya.

12
Lihat Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Ibid. hal. 6
13
Lihat Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, ,
hal. 56

82 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019


Konstruksi Pendidikan di Era Kenabian…

Demikian pula di Madinah, beliau telah mendapatkan wahyu al-quran yang secara
praktis menjawab berbgai persoalan-persoalan yang dihadapi umatnya.
Secara garis besar, materi pendidikan Islam zaman nabi diklasifikasikan dalam
beberapa hal. Zuhairini menulis bahwa materi pendidikan Islam di zaman nabi
diklasifikasikan menjadi 2 bentuk yaitu materi pendidikan Islam periode Makkah dan
materi pendidikan Islam periode Madinah. 14
Menurut Zuhairini, materi pendidikan Islam di Makkah terbagi menjadi 2
yaitu pendidikan Tauhid dan Pengajaran al-quran, sedangkan pase Madinah, materi
meliputi ; pembentukan dan pembinaan masyarakat baru menuju kesatua sosial dan
politik, materi pendidikan sosial dan kewarganegaraan, materi pendidikan khusus
untuk anak-anak, dan materi pendidikan pertahanan dan ketahanan dakwah Islam 15
Pendidikan tauhid di Mekah menjadi prioritas karena masyarakat Mekah
ketika itu mengalami penyimpangan akidah dan tauhid yang menyembah patung.
Ajaran tauhid sebagai ajaran inti Nabi Muhammad SAW terkandung dalam surah al-
fatihah yang memiliki kandungan yaitu ;
a. Bahwa Allah adalah pencipta alam semesta.
b. Allah adalah pemberi nikmat, memberikan segala keperluan makhluk
ditambah dengan petunjuk dan bimbinganNya
c. Bahwa Allah adalah pemilik hari kemudian yang memberi pengertian
bahwa segala amal perbuatan manusia akan diperhitungkan di sana
d. Bahwa Allah adalah sesembahan yang sebenarnya dan satu-satunya. Hanya
Allah yang disembah
e. Bahwa Allah adalah penolong yang sebenarnya. Oleh karenanya hanya
Allah tempat meminta pertolongan
f. Bahwa Allah sebenarnya yang membimbing dan memberi petunjuk kepada
manusia dalam mengarungi kehidupan ini. 16

14
Lihat Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Op.cit. hal. 23-31
15
Zuhairini, ibid
16
Lihat Zuhairini Ibid. hal. 25

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 83


Silakhudin

Fase Mekah, pengajaran al-Quran menjadi bagian dari tema pendidikan Islam.
Pada awal turunnya, alquran sudah dipelajari di rumah-rumah seperti rumah Arqam
bin Arqam. Mereka berkumpul membaca al-quran, mempelajari secara sembunyi-
sembunyi.
Menurut Haidar, segi yang mendasar dalam pendidikan Islam fase Mekah
17
adalah akidah dan akhlak. sentral pendidikan yang dilakukan oleh Rasuulullah
dirincikan dalam pendidikan akidah, pengajaran al-quran, pendidikan ibadah,
pendidikan akal dan pendidikan akhlak; 18 sedangkan materi pendidikan fase Madinah
adalah pendidikan Al-quran, pendidikan keagamaan (akidah, muamalah, dan akhlak),
19
pendidikan sosial kemasyarakatan. Menurut Soekarno dan Ahmad Supardi, bahwa
materi pendidikan Islam di Madinah adalah pendidikan Keimanan, pendidikan ibadat,
pendidikan akhlak, pendidikan kesehatan, pendidikan kemasyarakatan, 20
3. Metode Pendidikan Islam
Beberapa metode telah digunakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam
melakukan dakwah dan proses pendidikan. Di antara metode itu adalah metode

17
Lihat Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah, hal. 23
18
a). Akidah yaitu Saat nabi diutus, kehidupan masyarakat Mekah telah memiliki tradisi
menyembah berhala. Di sekitar ka’bah terdapat banyak patung yang disembah oleh orang Quraisy.
Keadaan inilah yang diubah oleh Nabi Muhammad dalam menjalankan misi kenabiannya. Inti pokok
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad adalah bertuhan hanya kepada Allah. Oleh karena itu, ayat-
ayat yang turunkan pada periode Makkah ini berisikan ayat-ayat Tauhid., b). Pengajaran Al-quran, yaitu
Rasulullah menerima wahyu dan mengajarkannya kepada sahabat-sahabatnya dan menghafalkannya.
Setiap ayat yang turun kepada nabi, langsung diajarkannya kepada para sahabatnya. c). Pendidikan
ibadah Ibadah yang dilakukan adalah ibadah salat, berdoa dan sebagainya d). Pendidikan akal yaitu Pada
permulaan Islam berkembang di Makkah, rasulullah juga telah menerima beberapa ayat yang berkenaan
dengan pengembangan akal pikiran. Sehingga sahabat didorong untuk menggunakan akal pikiran
mereka. e.) Pendidikan akhlak yaitu Sejumlah ayat-ayat makkiyah banyak mengungkapkan tentang
penanaman nilai-nilai akhlak. Lihat Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah, hal.
23-28
19
a). Pembelajaran Alquran dilakukan oleh nabi Muhammad kepada para sahabat manakala
ayat turun, menyuruh membaca,difahal dan ditulis. Pada waktu tertentu Rasul mengadakan tadarrusan,
b). Nabi melanjutkan pendidikan keimanan, mendidik sahabat untuk ibadah dengansalat jamaah,
berpuasa, zakat dan haji. Di bidang muamalat terkait dengan jual beli, pinjam meminjam, persrikatan,
jinayah, dan lain-lain. Pendidikan sosial Kemaysrakatan yaitu membina persaudaraan di kalngan umat
Islam. Lihat Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah, hal. 32-34.
20
Sebagaimana dikutip oleh Haidar Putra Dauly, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah. Hal.
15

84 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019


Konstruksi Pendidikan di Era Kenabian…

ceramah, dialog, diskusi atau tanya jawab, metode diskusi, metode demonstrasi, metode
eksperimen, metode sosio drama dan bermain peranan. 21
Kamrani dalam buku “Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam” menguraikan
beberapa metode pendidikan yang diterapkan oleh Nabi Muhammad dalam
pendidikan. Mengutip dari Muhammad Syafii Antonio, disebutkan bahwa terdapat 20
metode pengajaran rasul yaitu Learning Conditioning, Active Interaction, Applied Learning
Method, scanning and Leveling, Discussion Feedback, Story Telling, Analogy and Case Study,
Teaching and Motivation, Body Languange, Picture and Graph Technology, Reasioning and
Arguementation, Self Reflection, Affirmation and Repetition, Focus and Point Basis, Question
and Answer Method, Guessing with Guestion, Encouraging Student to Ask, Wesdom in
Answering Question, Commenting on Student Question, dan Honestry. 22
KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM
Kelembagaan pendidikan Islam diartikan adanya institusi yang memiliki
tanggungjawab untuk melaksanakan proses pendidikan. Dalam konteks ini, lembaga
pendidikan yang diterapkan zaman nabi Muhammad terdiri dari beberapa institusi baik
pendidikan keluarga maupun institusi formal.
Konsep Islam sebagai dasar pendidikan Islam menempatkan institusi keluarga
sebagai peletakan dasar-dasar pendidikan terhadap anak. Tidak dapat dipungkiri bahwa
pendidikan keluarga merupakan fase awal pelaksanaan pendidikan di zaman nabi.
Berkenaan dengan lingkungan rumah tangga, ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam
hadis ;
“seseorang tidak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua
orangtuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, atau menjadi Nashrani atau
Majusi, dan pada riwayat menjadi musyrik ( HR. Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah)

21
Lihat Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Op.cit. hal. 16
22
Lihat Kamrani Buseri, Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam (Yogyakarta:Aswaja Pressindo,
2014), hal. 119-124

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 85


Silakhudin

Hadist ini adalah hadis populer yang sering disebut dan didengar. Hadis ini
menjadi dasar betapa pendidikan keluarga sangat menentukan arah perkembangan
kejiwaan anak dan potensi tumbuh kembangnya keimanan anak. Dengan hadis ini,
tersirat bahwa Nabi Muhammad SAW ingin menekankan pondasi pendidikan Islam
lewat pendidikan keluarga. Sebagai pendidikan informal.
Berikut ini akan disajikan beberapa lembaga pendidikan yang telah ada pada
zaman Nabi Muhammad SAW yaitu ;
1. Shuffah
Shuffah adalah suatu tempat yang dipakai untuk aktivitas pendidikan.
Tempat ini, dilengkapi dengan tempat pemondokan bagi pendatang dan
miskin. Di tempat ini para, peserta didik diajarkan membaca dan menghafal al-
quran secara benar di bawah bimbingan Nabi Muhammad SAW. Setidaknya
saat itu, telah ada 9 shuffa yang tersebar di kota Madinah. Salasahtunya
berlokasi di samping Masjid Nabi Muhammad SAW. Rasulullah mengangkat
Ubaid ibn Al-Samit sebagai guru pada sekolah Shuffah.
2. Kuttab/maktab
Kuttab atau maktab berarti tempat untuk menulis, atau tempat di mana
dilangsungkan kegiatan tulis menulis. 23 Kuttab atau maktab memiliki istilah
yang sama dalam arti lembaga pendidikan Islam tingkat dasar di mana di
dalamnya diajarkan membaca dan menulis kemudian ditingkatkan dengan
24
membaca al-quran dan pengetahuan agama tingkat dasar.
3. Halaqah
Halaqah adalah lingkaran yaitu sistem pengajaran yang dilaksanakan
dengan cara murid melingkar di sekitar gurunya. Kegiatan halaqah ini bisa

23
Lihat Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumu Aksara,1997), hal. 89.
24
Bandingkan dengan Samsul Nizar bahwa Term Kuttab atau maktab, diambil dari kata
Taktibyang berarti mengajar menulis. Kuttab adalah institusi pendidikan rendah pertama yang terdapat
di dunia Arab pra Islam. Dalam sejarah pendidikan Islam masa awal, dikenal ada 2 jenis kuttab yaitu
kuttab yang berfungsi sebagai tempat pendidikan yang memfokuskan pada tulis baca. Dan kuttab sebagai
tempat yang mengajarkan al-quran dan dasar-dasar keagamaan. Lihat Samsul Nizar, Sejarah dan
Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam, Op.cit. hal. 11-12

86 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019


Konstruksi Pendidikan di Era Kenabian…

terjadi di masjid atau di rumah-rumah. Halaqah ini dikategorikan dengan


pendidikan lanjutan.
4. Majlis
Majlis yaitu diartikan tempat duduk yaitu tempat-tempat pelaksanaan
belajar mengajar. Majlis berarti sesi di mana aktivitas pengajaran atau diskusi
berlangsung. Majlis adalah aktivitas pengajaran dengan nama tempat sesuai
dengan gurunya. Di zaman nabi, majlis disebut dengan majlis an-Nabiy artinya
majlis yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah.
5. Masjid
Era Madinah merupakan era berdirinya kelembagaan pendidikan
Masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, terutama setelah
mendirikan masjid Quba dan beberapa masjid lainnya. Di mesjid, seluruh
kegiatan umat difokuskan, termasuk pendidikan. Majlis pendidikan yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabat dilakukan dengan sistem
halaqah. Dengan demikian, halaqah seperti yang telah diuraikan di atas, sangat
erat hubungannya dengan masjid ini, karena salah satu tempat pelaksanaan
halaqah itu adalah mesjid di samping rumah.

C. Kesimpulan
Pendidikan pada masa Rasulullah yaitu priode Makkah dan periode Madinah.
Periode pertama sejak tahun 611-622 M atau selama 12 tahun 5 bulan 21 hari. Sistem
pendidikan Islam lebih bertumpu kepada nabi yang menentukan materi-materi
pendidikan. Nabi memberikan pendidikan secara sembunyi-sembunyi terutama kepada
keluarganya, di samping dengan berpidato dan ceramah-ceramah di tempat-tempat yang
ramai dikunjungi orang. Sedangkan materi pengajaran yang diberikan hanya berkisar
ayat-ayat al-quran sejumlah 93 surat dan petunjuknya.
Bentuk pendidikan pada zaman Nabi Muhammad SAW yaitu Shuffah, suatu
tempat untuk aktivitas pendidikan yang dilengkapi dengan tempat pemondokan bagi
pendatang dan miskin. Yang kedua adalah Kuttab/maktab yaitu tempat untuk menulis,
atau tempat di mana dilangsungkan kegiatan tulis menulis. Kuttab atau maktab

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 87


Silakhudin

memiliki istilah yang sama dalam arti lembaga pendidikan Islam tingkat dasar di mana
di dalamnya diajarkan membaca dan menulis kemudian ditingkatkan dengan membaca
al-quran dan pengetahuan agama tingkat dasar. Halaqah adalah lingkaran yaitu sistem
pengajaran yang dilaksanakan dengan cara murid melingkar di sekitar gurunya. Majlis
yaitu tempat duduk yaitu tempat-tempat pelaksanaan belajar mengajar. Majlis berarti
sesi di mana aktivitas pengajaran atau diskusi berlangsung. Majlis adalah aktivitas
pengajaran dengan nama tempat sesuai dengan gurunya. Yang terakhir adalah masjid
dimana masjid menjadi salah satu wadah penyelenggaraan pendidikan.

88 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019


Konstruksi Pendidikan di Era Kenabian…

DAFTAR PUSTAKA

Al Maktabah al-Syamilah, at Tarbiyyah al Islāmiyyah, Ushūluhā wa Thathawwuruha fī al


Bilād al-Islamiyyah
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, Cet.
IV (Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu,2002
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah, Kajian dari Zaman
Pertumbuhan sampai Kebangkitan, Cet.2, Jakarta: Kencana,2014
Kamrani Buseri, Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam, Yogyakarta: Aswaja Pressindo,
2014
Susan Douglas, Muhammad, Legacy of a Prophet, (Council on Islamic education)
Syamsu Nizar, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam Potret Timur Tengah Era
Awal dan Indonesia, Ciputat: Ciputat Pres Grup, 2005
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997

DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 89

Anda mungkin juga menyukai