Disusun Oleh :
ARUM NADYA OCTAVIA
2230039
Abstrak Dalam jurnal ini melatar belakangi apendisitis akut dengan alasan
umum untuk masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD). Penyakit ini
menyerang hampir 70% orang di bawah usia 30 tahun dan 10% di atas 60
tahun. Diagnosisnya mencakup kombinasi tanda-tanda klinis, tes
laboratorium dan pencitraan. Selama bertahun-tahun, pembedahan usus
buntu telah menjadi terapi lini pertama untuk radang usus buntu akut,
namun saat ini penatalaksanaannya telah menunjukkan beberapa
perubahan, khususnya pada pasien dengan radang usus buntu tanpa
komplikasi. Penelitian terbaru telah menyelidiki penggunaan probiotik
sebagai terapi tambahan dengan hasil yang menjanjikan dalam
memberikan manfaat kesehatan pada pasien dengan radang usus buntu
akut.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk merangkum hasil studi klinis tentang
probiotik dan respon imunologi pada apendisitis akut, mendiskusikan
keterbatasan dan arah masa depan dari penelitian ini.
Rumusan Masalah Bagaimana penggunaan probiotik sebagai terapi tambahan dalam
pengelolaan apendisitis akut ?
Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada seluruh remaja, orang dewasa serta
orang yang terdiagnosis apendisitis akut.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode uji klinis, tinjauan sistematis, dan
studi observasional (kontrol kasus, rangkaian kasus, longitudinal dan
cross-sectional).
Penulis mendapatkan data dengan teknik ekstrak menggunakan
parameter seperti berikut: judul, periode penelitian, jenis penelitian,
abstrak. Kami mencari di PubMed®, Web Sains®, Terkini®dan
Cochrane®. Tidak diperlukan persetujuan etis untuk melakukan tinjauan
ini.
Item pertama yang penulis telusuri sebagai berikut: mikrobiota DAN
penyakit gastrointestinal, probiotik DAN radang usus buntu DAN/ ATAU
respon imun, radang usus buntu akut tanpa komplikasi DAN probiotik,
radang usus buntu akut dengan komplikasi DAN probiotik, mikrobiota
usus DAN/ATAU usus buntu, disbiosis DAN kelainan usus DAN/ATAU
radang usus buntu akut.
Hasil Penelitian Hasil penelitian dalam jurnal tersebut mengenai :
1. Dengan memasukkan bakteri menguntungkan ke dalam sistem
pencernaan, probiotik dapat membantu menekan pertumbuhan
dan kolonisasi mikroorganisme patogen, mengurangi risiko
peradangan dan infeksi.
2. Studi literatur menunjukkan bahwa probiotik dapat memediasi
imunomodulasi dan sekresi sitokin yang bekerja pada jalur
NFkB dan MAPKs, yang juga terlibat dalam proliferasi dan
diferensiasi sel imun (misalnya sel T) atau sel epitel. Selain itu,
probiotik meningkatkan motilitas usus dan nosisepsi, serta dapat
mengatur ekspresi reseptor rasa sakit dan sekresi
neurotransmitter. Oleh karena itu, mereka dapat memberikan
manfaat pada kasus radang usus buntu akut.
3. Penggunaan probiotik pada apendisitis akut menawarkan potensi
yang menjanjikan dari sudut pandang imunologi. Sejumlah
penelitian telah menunjukkan bahwa probiotik dapat mengatur
sistem imun bawaan dan adaptif, memberikan efeknya pada
berbagai sel imun, termasuk sel dendritik, limfosit B dan T, serta
makrofag.
4. Probiotik telah terbukti meningkatkan produksi sitokin dan
kemokin anti-inflamasi saat berinteraksi dengan sel epitel usus
dan menarik makrofag dan sel mononuklear. Strain probiotik
tertentu dapat mengaktifkan sel T imun regulator, yang
melepaskan anti-inflamasi interleukin (IL)-10. Menariknya,
probiotik juga memperkuat penghalang usus dengan
meningkatkan ekspresi protein sambungan ketat, musin, sel
Paneth, dan sel Goblet, sehingga meningkatkan kesehatan usus.
5. Penelitian lain menunjukkan bahwa campuran probiotik
mengandung Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus reuteri,
Lactobacillus caseiDanBifidobacterium bifidummerangsang sel
dendritik untuk memproduksi IL-10 dan TGF-β, mendorong
pengembangan sel T regulator (Treg).