Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL DAN HUBUNGAN WARGA NEGARA

DISUSUN OLEH :

ADAM ANDHIKA ARFAN

230110500010

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024/2025

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah tentang identitas nasional dengan Hubungan warga
negara dengan warga negara .

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini, termasuk dosen pengampu, ahli, dan rekan-rekan yang memberikan
wawasan berharga. Semoga makalah ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat dalam perjalanan
pembelajaran dan pengembangan pengetahuan mahasiswa.

Kami mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini baik dalam penyusun
maupun tata bahasa dan sebagainya .

Makassar,20 maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

1. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL .................................................................................................4

2. PENTINGNYA IDENTITAS NASIONAL BAGI SUATU NEGARA...........................................5

3. UNSUR UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL .............................................................5

4. IDENTITAS NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ...........................................................................8

5. PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL REPUBLIK INDONESIA .................... 17

6. TANTANGAN GLOBALISAI TERHADAP IDENTITAS NASIONAL ................................... 11

7. MEM PERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL REPUBLIK INDONESIA .................... 13

8. PENGERTIAN HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA .......................................... 15

9. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................................................... 26

10. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 27

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL

Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara


etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan ”nasional”. Kata identitas
berasal dari bahasa Inggris yaitu identity yang memiliki pengertian harfiah yaitu ciri, tanda
/ jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan
dengan yang lain. Sedangkan kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi,
pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat
pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi
dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum
yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang merupakan
norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali, yang
mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi manusia
yang berkembang semakin dinamis di Indonesia atau juga Istilah Identitas Nasional adalah
suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain.

Eksistensi suatu bangsa pada Era Globalisasi yang sangat kuat terutama karena
pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, Era
Globalisasi dewasa ini, ideologi kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah
mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan
nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib
sosial, politik dan kebudayaan.

Perubahan global ini membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari ideologi
partikular ke arah ideologi universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalisme yang akan
menguasainya. Negara Nasional akan dikuasai oleh negara transnasional yang lazimnya
didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme. Konsekuensinya, negara-negara
kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun demikian, dalam menghadapi
proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.

Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam
menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika
challence cukup besar sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal
ini sebagaimana terjadi pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika.
Namun demikian jika challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak
akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif.

4
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi
maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian
bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.
Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam Era Globalisasi dengan
penuh tantangan yang cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan
kembali kesadaran nasional.

2.2.PENTINGNYA IDENTITAS NASIONAL BAGI SUATU NEGARA

Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikan yang membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal
dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas tertentu
yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama.

Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, sangatlah penting bagi suatu


negara untuk memiliki identitas nasional. Mengapa demikian, Karena identitas nasional
merupakan jati diri bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan hidup dalam
mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-
bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh tantangan yang sangat kuat dari kekuatan
internasional baik di bidangekonomi, sosial, budaya dan politik. Apabila bangsa tersebut
tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan identitas nasional yang menjadi
kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan terombang-ambing oleh
tantangan zaman.

Bangsa yang tidak mampu mempertahankan identitas nasional akan menjadi kacau,
bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Kondisi suatu
bangsa yang sedemikianrupa sudah tentu merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang
lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah tersebut.

Oleh karena itu, identitas nasional sangat mutlak diperlukan supaya suatu bangsa
dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang menjadi cita-cita dan
tujuan hidup bersama.

2.3.UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

Unsur-unsur pembentuk Identitas nasional ialah suatu ukuruan atau parameter


yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu yang menjadi faktor pendukung atau
faktor kunci dari ciri khas suatu bangsa. Dalam hal parameter identitas nasional terbentuk
secara alami berdasarkan letak wilayah atau geografisnya. Sehingga membuat suatu ciri
khas dari identitas tersebut. Terdapat beberapa Unsur yang dapat dijadikan patokan sebagai
Identitas Nasional Suatu Bangsa :

5
1. Kondisi Geografis

Kondisi geografi suatu wilayah adalah keadaan muka bumi dari aspek letak
suatu wilayah yang berhubungan dengan lokasi, cuaca / iklim yang merupakan
keadaan atmosfer / kondisi pada jangka waktu tertentu yang mendiami wilayah,
flora dan fauna serta sumber daya alamnya. Aktivitas penduduk suatu daerah tentu
sangat dipengaruhi oleh kondisi geografi terutama kondisi fisiknya, meliputi iklim,
topografi, jenis dan kualitas, tanah serta kondisi perairan. Kondisi daratan dengan
segala kenampakannya merupakan tempat tinggal manusia dengan segala
aktivitasnya mulai dari daerah pantai sampai puncak gunung.

2. Sejarah

Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan
peninggalan itu disebut sumber sejarah. Pada masa kini, sejarah akan dapat
dipahami oleh generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagai suatu
cermin untuk menuju kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan memberi kita gambaran
tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat
merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam
kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian akan
tercatat dalam sejarah.

3. Ideologi Negara

Ideologi Negara adalah pedoman hidup dalam berfikir baik dalam segi
kehidupan pribadi ataupun umum. Dalam arti sempit ideologi adalah pedoman
hidup baik dalam berfikir ataupun bertindak dalam bidang tertentu (sunarso, Hs,
1986). Ideology Negara merupakan consensus (mayoritas) warga Negara tentang
nilainilai dasar Negara yang ingin di wujudkan melalui kehidupan Negara itu
(Heuken, 1998). Ideologi akan mampu bertahan dalam menghadapi perubahan jika
mempunyai tiga dimensi yaitu :

a. Dimensi realita yaitu ideology mencerminkan realita kehidupan masyarakat.

b. Dimensi Idealisme yaitu kualitas idealism yang terkandung dalam ideology.

c. Dimensi Fleksibilitas yaitu kemampuan ideologi untuk mempengaruhi dan


menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan masyarakat.

6
Ada beberapa ideology yang berkembang di dunia antara lain : liberalisme,
Marxisme, Sosialisme, Anarkisme, Konservatisme dan Totalitarianisme.

4. Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan-


golongan sosial lainnya, karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan
umum yang berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaannya. Suku
bangsa merupakan suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan.

Suku bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-


golongan sosial karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan
dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat, suku
bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat
oleh kesadaran dan identitas tersebut. Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan
oleh kesatuan bahasa.

5. Agama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian atau definisi


agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Istilah agama sendiri adalah
suatu istilah yang berasal dari bahasa Sanskerta “āgama” yang memiliki arti
“tradisi”.

6. Kebudayaan

Kata ” kebudayaan datang dari (bhs Sanskerta) yakni ” buddayah ” yang


merupakan bentuk jamak dari kata ” budhi ” yang artinya budi atau akal.
Kebudayaan disimpulkan sebagai ” beberapa hal yang berkaitan dengan budi atau
akal “. Pengertian Kebudayaan pada umumnya merupakan hasil cipta, rasa serta
karsa manusia dalam penuhi keperluan hidupnya yang kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, susila, hukum kebiasaan serta tiap-tiap kecakapan,
serta rutinitas.

7. Bahasa

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan


sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat

7
untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik,
bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer,
produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah


komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa
lambanglambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang
disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau
menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu
ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi”
melambangkan konsep atau makna „sesuatu yang biasa dimakan orang
sebagai makanan pokok

2.4.IDENTITAS NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Indonesia sebagai suatu wilayah yang merdeka tentunya mempunyai Identitas yang
identik dengan masyarakatnya yang tidak lepas dari sejarah Nusantara sehingga lahirnya
Indonesia sebagai Negara yang Berdaulat, Salah satu identitas yang telah melekat pada
Negara Indonesia adalah Binneka Tunggal Ika. Ungkapan Binneka Tunggal Ika dalam
lambang nasional terletak pada simbol burung garuda dengan lima simbol yang mewakili
sila-sila dalam dasar Negara Pancasila.

Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai berikut:

1. Bahasa Nasional / Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia


adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun
Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia yang
digunakan sebagai bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang
mendiami kepulauan Nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi
bangsa Indonesia.

2. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih Bendera Negara Republik Indonesia,
yang secara singkat disebut Bendera Negara, adalah Sang Saka Merah Putih,
Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang Dwiwarna (dua
warna). Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna
merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.

3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan
Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali diperkenalkan oleh komponisnya,
Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres
8
Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme
seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu “Indonesia” sebagai
penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa koloni.

4. Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila Pancasila adalah
ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila.

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika adalah
moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan
seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbedabeda tetapi tetap satu”.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka
ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin
Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-
14. Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu
Siwa dengan umat Buddha.

6. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945 Istilah dalam bahasa inggris
constitution atau dalam bahasa belanda constitutie secara harfiah sering
diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu undang-undang dasar. Ditinjau
dari segi kekuasaan undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga
atau kumpulan asas-asa yang menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi
anatara beberapa lembaga kenegaraan. Mengacu konsep trias politika,
kekuasaan dibagi anatar badan eksekutif, legislatif dan yudikatif.

7. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat


Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat.
Dengan demikian makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti
pemerintahan yang kekuasaan tertinggi terletak/bersumber pada rakyat.

Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah ajaran demokrasi yang telah dirintis
sejak jaman Yunani oleh Solon. Istilah demokrasi berasal dari kata Yunani,
demos (rakyat) dan kratein (memerintah) atau kratos (pemerintah). Jadi,
demokrasi mengandung pengertian pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

9
Rakyat merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu
melalui perjanjian masyarakat. Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
memberikan haknya kepada untuk kepentingan bersama. Penguasa dipilih dan
ditentukan atas dasar kehendak rakyat melalui perwakilan yang duduk di dalam
pemerintahan atau melalui pemilihan umum. Pemerintah yang berkuasa harus
mengembalikan hak-hak sipil kepada warganya.

8. Konsepsi Wawasan Nusantara Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan
wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.

2.5.PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Sebagai identitas nasional, Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu


mendorong bangsa Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya
yang bukan berarti menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam
menjalani dan menghadapi tantangan dan peluang yang tercipta. Bila menghubungkan
kebudayaan sebagai karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai kepribadian bangsa,
tentunya kedua hal ini merupakan suatu kesatuan layaknya keseluruhan sila dalam
Pancasila yang mampu menggambarkan karakteristik yang membedakan Indonesia dengan
negara lain, Selain itu Pancasila juga mempunyai nilai Historis yang sangat mendalam bagi
Masyarakat Indonesia sehinggal sangatlah layak jika Pancasila dijadikan sebagai Simbol
dan Identitas Nasional Negara Republik Indonesia sejak Piagam jakarta disusun oleh
Panitia sembilan.

Naskah Pancasila:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara
Indonesia pada hakekatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat Pancasila ini
bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan

10
suatu fase historis yang cukup panjang. Pancasila sebelum dirumuskan secara formal
yudiris dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, nilai-
nilainya telah ada pada bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu
pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain
adalah dari bangsa Indonesia sendiri.

Dalam pengertian seperti ini menurut Notonegoro bangsa Indonesia adalah


sebagaikausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan
secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar Negara Republik
Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam
sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang “Panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta akirnya
disyahkan secara formal yudiris sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.

Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,


Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara.
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang
kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada
tahun 1928.

Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan


identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada
tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang
dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu
nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.

Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi
maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian
bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.
Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh
tantangan yangcenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali
kesadaran nasional.

2.6.TANTANGAN GLOBALISASI TERHADAP IDENTITAS NASIONAL

Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara


saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi
batas negara. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu Pengaruh Positif dan
Pengaruh Negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan
11
politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai
nasionalisme terhadap bangsa.

1. Dalam bidang politik Pemerintahan menjadi lebih terbuka dan demokratis. Hal
ini akan membentuk hubungan yang baik antara pemerintah dan rakyat
sehingga pembangunan negara lebih baik.

2. Dalam bidang ekonomi Terbukanya kesempatan kerja tingkat global dan pasar
internasional yang dapat meningkatkan devisa negara. Dengan demikian taraf
hidup bangsa dapat ditingkatkan.

3. Dalam bidang sosial budaya Pengaruh pola berpikir dan etos kerja yang tinggi,
serta perkembangan iptek yang dapat memajukan bangsa.

Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Identitas Nasional Republik Indonesia :

1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat


membawa dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah
arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi
akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti McDonald, Coca Cola,
Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri
sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya
barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan
miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal
tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang
dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian


antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak
akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh


terhadap Nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan
rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang.

12
2.7.MEMPERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Terkadang kita sebagai warga negara akan dihadapkan pada pertanyaan Merubah
Identitas Nasional atau Mempertahankannya, dan tidak dipungkiri lagi bahwa kita pasti
akan bingung untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kalau kita ingin merubah berarti kita
harus rela untuk kehilangan identitas asli negara kita dan kalaupun mempertahankan tidak
menutup kemungkinan kita akan tertinggal kemajuan jaman.

Banyak sekali orang mengatakan bahwa Globalisasi adalah penjajah sosial yang
hanya bisa merusak negara kita, tetapi kita semua juga tahu bahwa globalisasi adalah suatu
hal yang sulit untuk kita hindari. Sebagai contoh kecil saja, tahun 2015 telah ada program
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang menuntut kita untuk bisa berbaur dengan
orangorang Asia tenggara. Kegiatan ekspor dan impor menjadi hal yang sangat mudah
karena pemudahan sistem. Produk dari luar negeri bisa leluasa masuk dan dipasarkan luas
keseluruh pelosok Nusantara, tidak menutup kemungkinan produk lokal kita akan kalah
saing apabila kita tidak siap dan tanggap dalam menghadapinya.

Kita sebagai warga negara yang cinta terhadap bangsa Indonesia harus berpikir
cerdas dalam menghadapi globalisasi tanpa kita merubah identitas nasional yang memang
warisan dan ciri khas negara kita. Dalam menghadapi situasi tersebut kita harus bisa
memfilter/menyaring dengan teliti apa dampak positif dan negatif budaya asing masuk
kenegara kita. Tak jarang gaya kebarat-baratan bisa merubah identitas asli kita. Banyak
sekali generasi bangsa yang lebih menyukai gaya kebarat-baratan, tak sedikit pula mereka
yang berakhir diranah hukum bahkan mati terjerumus dalam kenegatifan gaya kebarat-
baratan. Budaya kita adalah timur dengan ciri khas sopan santun, ramah, saling menghargai,
saling menghormati, toleransi dan masih banyak lagi hal-hal positif dari budaya kita, tetapi
generasi penerus sekarang ini lebih mementingkan prestige/gaya hidup gengsi. Mereka
lebih bangga dengan pergaulan bebas, narkoba, dan masih banyak lagi.

Sesungguhnya kita yang mempunyai identitas yang sangat santun dan baik harus
menjadi percontohan bagi negara lain, bukan malah kita meniru hal-hal negatif yang bisa
melunturkan identitas kita sendiri. Kita wajib bangga dengan apa yang kita miliki, budaya
kita mengajarkan banyak sekali arti kemajemukan dan toleransi antar manusia. Dulu, para
pejuang bangsa harus mengangkat senjata dan berperang untuk menjaga identitas kita, tak
jarang mereka berani mngorbankan nyawa mereka sendiri demi merebut kemerdekaan
identitas nasional kita. Dan sekarang kita sebagai penerus wajib untuk menjaga dan
melestarikan perjuangan pahlawan terdahulu.

Sebagai contoh referendum Scotlandia yang ingin memisahkan diri dari Inggris
Raya. Para pejuang nasioalis Scotlandia berambisi penuh untuk meraih kemerdekaan dan
13
menegakan identitas bangsanya sendiri. Mereka punya keyakinan bahwa Scotlandia
mempunyai identitas nasional sendiri yang tidak sama dengan Inggris Raya. Kemerdekaan
adalah hal mutlak untuk menegakkan identitas nasioanal tersebut. Tetapi pada akhirnya
hasil referendum menyatakan bahwa hampr 55% warga Scotlandia tidak mau berpisah
dengan Inggris Raya, mereka takut dan khawatir kesejahteraan yang selama ini mereka
dapat dari Inggris Raya akan hilang, mereka tidak yakin akan kemampuan dan identitas
yang mereka miliki. Para pejuang nasioalis Scotlandia yang awalnya optimis bisa
menegakkan identitas dan meraih kemerdekaan yang haqiqi lansung kecewa terhadap
warganya. Scotlandia yang bebas dan bersih dari negara lain langsung hilang dalam impian
mereka. Scotlandia yang lebih maju, lebih mandiri, lebih sejahtera hanya menjadi angin
berlalu. Alhasil warga negara Scotlandia hanya mendapat kemakmuran yang stagnan dan
tidak berkembang karena mereka tunduk terhadap negara lain.

Itulah sedikit contoh efek atau akibat dari negara yang menghilangkan identitas
bangsanya sendiri. Kita sebagai warga negara tidak ingin bangsa Indonesia menjadi budak
untuk negara lain. Kita punya kekayaan alam yang melimpah, budaya yang beragam
dengan berbagai bahasanya, berbagai suku yang mendiami ribuan pulau, dan masih banyak
lagi identitas bangsa kita yang harus kita jaga dan dilestarikan tanpa harus merubah
identitas bangsa kita sendiri untuk menjadi negara yang maju dan modern. Kuncinya adalah
bagaimana kita mendidik generasi bangsa untuk mau mepelajari negara kita dan
menghargai serta mengamalkan budaya kita baik dalam negeri kita sendiri ataupun diluar
negeri.

“Pemuda adalah agent of control dan agent of change“. pemuda tidak hanya
berperan sebagai pengontrol tetapi juga sebagai tonggak perubahan suatu negeri. Pemuda
merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan tongkat estafet para pejuang dan
generasi terdahulu yang akan merubah nasib peradaban dunia ke depan. Baik-buruknya
suatu negeri di masa depan bertopang pada kondisi pemuda saat ini.

Ada anggapan bahwa pemuda hanyalah sebuah fase kehidupan manusia yang
tingkah laku dan pola hidupnya dianggap sebagai buih-buih kecil yang akan hilang dengan
sendirinya. Pemuda yang pola pemikirannya bisa diwakili oleh generasi tua dijadikan
sebagai objek dari berbagai siklus dan pola kehidupan manusia. Padahal, pemuda memiliki
potensi yang patut dibanggakan karena spirit dan optimisme yang tinggi, kecerdasannya,
idealitas dan sikap kritis yang dimiliki menjadi modal utama untuk membangun negeri.

Pemuda mempunyai kekuatan yang lebih secara fisik dan potensi yang luar biasa.
Jadi tidak salah jika bapak proklamator kita Soekarno menggaungkan semangat
kepemudaan “berikan aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia”. Dapat dikatakan
bahwa pemuda dan perubahan adahal dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Namun

14
bagaimana nasib negeri ini jika pemuda-pemuda harapan bangsa sudah kehilangan
identitas sebagai generasi pengontrol, generasi penerus dan generasi perubahan?

2.8.PENGERTIAN HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

A. PENGERTIAN NEGARA

Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok manusia yang mendiami


suatu wilayah tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata
tertib dan keselamatan kelompok tersebut. Negara juga diartikan sebagai suatu
perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hokum yang mengikat
masyarakatnya demi ketertiban sosial.
Negara merupakan alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan antar manusia dalam masyarakat. Negara dapat memaksakan
kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan.
Tugas utama Negara yaitu :
a. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang
bertentangan satu sama lain.
b. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk
menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan
Negara.
1. Unsur Negara
a. Konstitutif : Negara meliputi wilayah udara, darat, perairan, rakyat, dan
pemerintahan yang berdaulat.
b. Wilayah : Batas wilayah suatu negara ditentukan dalam perjanjian dengan
negara lain. Perjanjian itu disebut Perjanjian Internasional, Perjanjian dua
negra disebut Perjanjian Bilateral, sedangkan apabila dilakukan oleh
banyak negara disebut Perjanjian Multilateral
c. Rakyat : Harus ada orang yang berdiam di negara tersebut dan untuk
menjalankan pemerintahan.

15
d. Pemerintah : Negara harus mempunyai suatu badan yang berhak mengatur
dan berwenang merumuskan serta melaksanakan peraturan yang mengikat
rakyatnya.
2. Bentuk Negara
a) Negara Kesatuan (Unitarisme)
Negara yang merdeka dan berdaulat, dimana kekuasaannya atau
pemerintahannya berada di Pusat.
b) Bentuk Negara Kesatuan
c) Negara dengan sistem sentralisasi
Segala sesuatu dalam negara diatur langsung oleh pemerintah pusat Dampak
Positif:
 Berlakunya peraturan yang sama di setiap wilayah Negara
 Penghasilan daerah dapat digunakan untuk keperluan seluruh Negara.
3. Bentuk Kenegaraan
a) Negara Dominion : Bentuk ini hanya terdapat di lingkungan kerajaan
Inggris. Negara Dominion adalah semua Negara jajahan Inggris, dan tetap
mengakui Raja Inggris sebagai rajanya walaupun Negara tersebut sudah
merdeka. Negara-negara tersebut tergabung dalam “The British
Commonwealth of Nations”.
b) Negara Uni : Gabungan dua negara dengan satu kepala Negara.
 Uni Riil : Terjadi karena adanya perjanjian
 Uni Personil : Terjadi karena kebetulan
c) Negara Protektorat : Negara yang berada di bawah perlindungan Negara
lain.
4. Sifat-sifat Negara
Memaksa, Negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik
secra legal agar tercapai ketertiban dan mencegah timbulnya anarki.
Monopoli, Negara mempunyai hak kuasa tunggal dalam menetapkan tujuan
bersama dari masyarakat.

16
Sifat mencakup semua, Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk
setiap orang tanpa kecuali.

B. Pengertian Warga Negara


Warga Negara adalah orang yang terkait dengan sistem hukum Negara dan
mendapat perlindungan Negara.Warga Negara secara umum ada Anggota suatu
negara yang mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya.Warga negara
adalah orang yg tinggal di dalam sebuah negara dan mengakui semua peraturan yg
terkandung di dalam negara tersebut.Warga Negara Indonesia menurut Pasal 26
UUD 1945 adalah : Orang-orang bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang
disahkan Undang-undang sebagai warga Negara.Kewarganegaraan Republik
Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI)
adalah
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga
negara asing (WNA), atau sebaliknya.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang
tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

17
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari Negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi:
1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing.
2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh
WNA berdasarkan penetapan pengadilan.
3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.
Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam
situasi sebagai berikut:
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan
Indonesia
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia.
Jadi, warga negara adalah orang yang tinggal di suatu negara dengan keterkaitan
hukum dan peraturan yang ada dalam negara tersebut serta diakui oleh negara, baik warga
asli negara tersebut atau pun warga asing dan negara tersebut memiliki ketentuan kepada
siapa yang akan menjadi warga negaranya.

18
a. Pengertian Hak dan Kewajiban
1. Pengertian Hak
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak
mendapatkan nilai dari guru dan sebagainya. Adapun Prof. Dr. Notonagoro
mendefinisikannya sebagai berikut: “Hak adalah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu
dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa olehnya.

2. Pengertian Kewajiban
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan
atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr.
Notonagoro). Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan
penuh rasa tanggung jawab. Contohnya : melaksanakan tata tertib di sekolah,
membayar SPP atau melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya
dan sebagainya.

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan
30, yaitu :
i. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.
ii. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat
(2), tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.

19
iii. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan,
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
iv. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

b. Hubungan Negara dan Warga Negara


Hubungan antara negara dan warga negara identik dengan adanya hak dan
kewajiban,antarawarganegaradengannegaranya ataupun sebaliknya. Negara memiliki
kewajiban untuk memberikan keamanan, kesejahteraan, perlindungan terhadap warga
negaranya serta memiliki hak untuk dipatuhi dan dihormati. Sebaliknya warga negara wajib
membela negara dan berhak mendapatkan perlindungan dari negara.
Di Indonesia seringkali terjadi adanya kesenjangan antara peranan negara dengan
kehidupan warga negara. Masalah-masalah politik, sosial, ekonomi, dan budaya misalnya,
seringkali terjadi karena adanya kesenjangan antara peranan negara serta kehidupan warga
negaranya.
Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya, UUD 1945 secara jelas
mencantumkan hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yang secara jelas juga harus
dipenuhi melalaui tangan-tangan trias politica ala Monteqeiu. Melalui tangan Legislatif
suara rakyat tersampaikan, melalui tangan eksekutif kewajiban negara, hak rakyat dipenuhi,
dan di tangan yudikatif aturan-aturan pelaksanaan hak dan kewajiban di jelaskan. Idealnya
begitu, tapi apa daya sampai sekarang boleh di hitung dengan sebelah tangan seberapa jauh
negara menjalankan kewajibannya. Boleh dihitung juga berapa banyak negara menuntut
haknya.
Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya yang selama
ini telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan menjaga serta menjalankan
kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah kawasan yang diakui
(kedaulatan), mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat. Rakyat kemudian
memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan melindunginya dari
setiap mara bahaya, serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya. Hak-hak rakyat tadi
adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan kerja serta

20
hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umum seperti kesehatan, rumah, dan tentunya hak
untuk mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh negara, karena
itulah tanggung jawab negara. Kalau hal itu tak bisa dipenuhi oleh sebuah negara maka tidak
bisa disebut sebuah negara.
1. Teori Hubungan Negara dengan Warga Negara
1. Teori Marxis
Menurut teori Marxis, negara hanyalah sebuah panitia yang mengelola
kepentingan kaum borjuis, sehingga sebenarnya tidak memiliki kekuasaan yang
nyata. Justru kekuasaan nyata terdapat pada kelompok atau kelas yang dominan
dalam masyarakat (kaum borjuis dalam sistem kapitalis dan kaum bangsawan
dalam sistem feodal).
2. Teori Pluralis
Dalam pandangan teori pluralis, negara merupakan alat dari masyarakat
sebagai kekuatan eksternal yang mengatur negara. Dalam masyarakat terdapat
banyak kelompok yang berbeda kepentingannya, sehingga tidak ada kelompok
yang terlalu dominan. Untuk menjadi mayoritas, kepentingan yang beragam ini
dapat melakukan kompromi.
3. Teori Organis
Menurut teori Organis, negara bukan merupakan alat dari
masyarakatnya, tetapi merupakan alat dari dirinya sendiri. Negara mempunyai
misinya sendiri, yaitu misi sejarah untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Oleh karena itu, negara harus dipatuhi oleh warganya sebagai lembaga diatas
masyarakat. Negaralah yang tahu apa yang baik bagi masyarakat secara
keseluruhan. Pandangan ini merupakan dasar bagi terbentuknya negara-negara
kuat yang seringkali bersifat otoriter bahkan totaliter.
4. Teori Elite Kekuasaan
Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori pluralis. Menurut
teori ini, meskipun masyarakatnya terdiri dari bermacam-macam kelompok yang
pluralitas, tetapi dalam kenyataannya kelompok elite penguasa datang hanya dari

21
kelompok masyarakat tertentu, meskipun secara hukum semua orang memang
bisa menempati jabatan-jabatan dalam negara/pemerintah

2. Asas, Sifat, Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara


1) Asas Hubungan Warga Negara dengan Negara
Asas hubungan warga negara dengan negara ada 2 yaitu, asas demokrasi dan
asas kekeluargaan. Asas demokrasi meliputi:
a. Pancasila
b. Pembukaan UUD 1945 alinea III dan IV
c. UUD 1945
d. Pasal 33 UUD 1945
Asas Kekeluargaan mencakup isi Batang Tubuh UUD 1945 dan Jiwa
kekeluargaan dalam hukum adat dan pembangunan
2) Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara
a) Hubungan yang bersifat hukum
Hubungan hukum yang sederajat dan timbal balik, adalah sesuai
dengan elemen atau ciri-ciri negara hukum Pancasila, yang meliputi :
a. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan
asas kerukunan
b. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga
negara
c. Prinsip fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga
negara
d. Prinisp penyelesaian snegketa secara musyawarah dan peradilan
merupakan sarana terakhir.
e. Keseimbangan antara hak dan kewajiban (Hadjoen, 1987: 90)
Di dalam pelaksanaan hubungan hukum tersebut harus di sesuaikan
juga dengan tujuan hukum di negara Pancasila yaitu “... Memelihara dan
mengembangkan budi pekerti kemanusiaan serta cita-cita moral rakyat

22
yang luhur berdasarkan ketuhanan yang maha esa” (Klili Rasjididan Arief
Sidharta, 1988: 172).
b) Hubungan yang bersifat politik
Kegiatan poliik (Peran politik) warga negara ldama bentuk
partisipasi (mempengaruhi pembuatan kebijaksanaan) dan dalam bentuk
subyek (terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan) misalnya : Menerima
perauran yang telah di tetapkan.
Sifat hubungan politik antara warganegara dengan pemerintah di
Indonesia yang berdasarkan kekeluargaan, akan dapat menunjang
terwujudnya pengambilan keputusan politik secara musyawarah mufakat,
sehingga kehidupan politik yang dinamis dalam kestabilan juga masih
terwujud.
3) Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara
a) peran pasif, yakni merupakan kepatuhan terhadap peraturan perudnang-
undangan yang berlaku sebagai cermin dari seorang warga negara yang
taat dan patuh kepada negara. Contoh : membayar pajak, menaati peraturan
lalu lintas.
b) Peran aktif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk ikut serta
mengambil bagian dalam kehidupan bangsa dan negara Contoh :
memberikan Hak suara pada saat pemilu
c) Peran positif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk meminta
pelayanan dari negara / pemerintah sebagai konskeuensi dari fungsi
pemerintah sebagai pelayanan umum (public service) Contoh : mendirikan
lembaga sosial masyarakat LSM)
d) Peran Negatif, yakni merupakan aktivitas warga negara untuk menolak
campr tangan pemerintah dalma persoalan yang bersifat pribadi. Contoh :
Kebebasan warga negara untuk memeluk ajaran agama yang diyakininya.

c. Studi Kasus yang terjadi tentang Negara dan warga Negara


Kasus korupsi di indonesia

23
Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
memeriksa sejumlah saksi dari beberapa perusahaan swasta terkait kasus dugaan korupsi
proyek pengadaan alat-alat kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Pemprov Banten.
2 Saksi di antaranya adalah Direktur PT Alfa Sarana Makmur Kaharmudin dan
Direktur PT Global Jaya Medika Mohammad Ridwan. Keduanya diperiksa sebagai saksi
untuk tersangka Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.
"Jadi saksi untuk tersangka TCW," ucap Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi
KPK Priharsa Nugraha saat dikonfirmasi, Kamis (2/10/2014).
Bersamaan dengan itu, KPK memeriksa saksi lain dari perusahaan swasta. Mereka
adalah staf marketing PT Matesu Abadi Donniaanus Robby, karyawan PT Sarandi Karya
Nugraha Nurraeni Setya, dan Karyawan PT Dharma Polimental Santosa B Kusuma.
KPK sebelumnya menetapkan Gubernur Banten non-aktif Ratu Atut Chosiyah dan
adiknya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan sebagai tersangka dalam kasus dugaan
korupsi proyek pengadaan alkes di lingkungan Dinas Kesehatan Pemprov Banten tahun
anggaran 2012-2013.
Dalam kasus ini Atut dan Wawan disangkakan melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal
3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor)
juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Pada saat bersamaan, KPK juga mendalami kasus dugaan korupsi proyek
Pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang, Sumsel, dan proyek
Pembangunan Gedung Serba Guna di Pemprov Sumsel tahun anggaran 2010-2011. Pada
kasus itu KPK telah menetapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Sumsel Rizal
Abdullah sebagai tersangka.
Untuk itu, hari ini KPK memeriksa bekas anak buah Rizal di Dinas PU Cipta Karya
Pemprov Sumsel, yakni M Arifin. "Dia jadi saksi untuk tersangka RA," ujar Priharsa.
KPK menetapkan Rizal Abdullah sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi
proyek Pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang, Sumsel dan
proyek Pembangunan Gedung Serba Guna di Pemprov Sumsel tahun anggaran 2010-2011.

24
Penetapan tersangka terhadap Rizal yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua
Komite Pembangunan Wisma Atlet dan Kadis PU Cipta Karya Pemprov Sumsel itu
merupakan pengembangan dari kasus korupsi proyek Wisma Atlet di mana salah satunya
menjerat bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.
Atas perbuatannya, anak buah Gubernur Sumsel Alex Noerdin itu dijerat dengan
Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah
dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantaasan Tindak Pidana Korupsi juncto
Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. (Yus)

25
BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan


berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas
tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan
perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam arti luas. Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan
bersama merebut kemedekaan dari cengkraman Kolonial dan Negara merupakan bangsa
yang memiliki bangunan politik. Menurut penganutnya paham nasionalisme bukanlah
nasionalisme yang berwatak sempit (chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak
memaksa.

3.2.SARAN

Identitas nasional adalah fondasi kesatuan suatu negara, yang terdiri dari nilai-nilai,
budaya, sejarah, dan tradisi bersama. Hubungan antarwarga negara harus dibangun atas
dasar saling menghormati, bekerja sama, dan memahami perbedaan. Komunikasi terbuka
dan inklusif serta penghargaan terhadap keragaman dapat memperkuat hubungan
antarwarga negara dan memperkokoh identitas nasional.

26
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyatmi, Sri Harini, dkk.. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan.cet. 1. Yogyakarta:Pustaka


Pelajar
Herdiawanto, Heri dan Jumanta Hamdayama. (2010). Cerdas,Kritis, dan Aktif Berwarganegara.
Jakarta:Erlangga
Liputan6.com. 2013. http://news.liputan6.com/read/2113308/saksi-kasus-alkes-banten-dan-
wisma-atlet-diperiksa-kpk. Diunduh pada hari Selasa, 17 Oktober 2017.
Pandanwulan. 2011. https://pandanwulan.wordpress.com/2011/11/06/tugas-ilmu-sosial-dasar-
warga-negara-dan-negara/. Diunduh pada hari Selasa, 17 Oktober 2017.
Salim, Arkal dan A. Ubaidillah. (2000). Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN
Jakarta Press Hidayat, Komaruddin dan Azra, Azyumardi. Pendidikan Kewarganegaraan.
(Jakarta : Kencana). 2010.
Wiralabut. 2014. https://wiralabut.wordpress.com/2014/04/15/hubungan-negara-dan-warga-
negaranya/. Diunduh pada hari Selasa, 17 Oktober.

27

Anda mungkin juga menyukai