Anda di halaman 1dari 10

NASKAH TEATER

CAST:
1. Lab Guide
2. Penjaga Lab
3. Tahanan 1 (Bina Lampung)
4. Tahanan 2 (Pemain Timnas)
5. Tahanan 3
6. Tahanan 4 (Apatis)
7. Pengunjung Kritis
8. Pengunjung Vlogger

KELOMPOK 2
CAST:
1. Lab Guide (Naia)
Perempuan yang sedikit berumur, berwibawa, tegas, persuasif
2. Penjaga Lab (Fadhla)
Tegas, lelah dan muak dengan tugas yang dijalani
3. Tahanan 1 / Bina Lampung (Kayla)
Anak muda berani yang bergaya slay
4. Tahanan 2 / Pemain Timnas (Farid)
Membangkang, bertingkah semaunya dan lebih sembrono
5. Tahanan 3 / Objek yang berusaha kabur (Dinda)
Sangat takut dan frustasi sehingga memilih kabur
6. Tahanan 4 / Apatis (Tiara)
Penurut karena tidak memiliki keberanian untuk protes
7. Pengunjung Kritis (Pinus)
Anak sekolahan yang kritis, berani dan sedikit polos
8. Pengunjung Vlogger (Hani)
Anak sekolahan yang ceriwis dan gaul
Ibukota Indonesia di masa depan adalah Nusantara. Sebuah tempat yang jauh berbeda
dengan tempat yang kita tinggali saat ini. Disana dibangun sebuah laboratorium oleh para
elit yang dijadikan wahana uji coba pembelajaran masa depan melalui setiap objeknya. Para
elit menginginkan generasi mendatang memetik pelajaran bahwa setiap tindakan,
memiliki konsekuensinya.

*Bagian 1

(Penjaga lab memasuki panggung sembari mengecek kertas pemeriksaan rutin)

(Tahanan 3 mengedarkan pandangan ke sekeliling sembari berusaha melepaskan


ikatannya. Mengendap-endap keluar dari kotak tahanan)

Tahanan 3: “Tolong..tolong… “(berbisik pelan ke arah penonton dan menunjukkan sebuah


kertas)

Penjaga lab: “Loh.. dimana dia? (melihat sekeliling) HEI KAMU, ANGKAT
TANGAN!!” (menodongkan pistol)

Tahanan 3: “Tidak.. ampun.. maafkan saya..” (Berjalan mundur dan mengangkat tangan)

Penjaga lab: “Sekarang kamu gak bisa kemana-mana lagi!”

Tahanan 3: “Maaf.. ini bukan salah sa– “ (DOR!)

(Penjaga lab menembakan pistol ke arah tahanan 3)

(Tahanan 3 mati di tempat)

*Bagian 2

(Tahanan 1, 2 & 4 bangun dari tidur karena kaget dan panik sehingga berdialog rusuh)

Pengunjung kritis : "Ada suara apa tuh?" (Muka kebingungan dan panik)

pengunjung vlogger : (Sambil megang hp dan ga peduli keadaan sekitar) "Mana gue
tauu"
pengunjung kritis : "Ah lu maen hp mulu, dengerin ga sih?!"

pengunjung vlogger : "Eh gue tuh buka hp biar tau sebenernya ini tempat apa, soalnya
feeling gue ga enak deh."

pengunjung kritis : "Lo tuh ga usah macem-macem deh! Emangnya lu ga takut


ketauan apa?"

pengunjung vlogger : "Udah lo tenang aja, sama gue pasti aman!"

(lab guide masuk ke panggung)

lab guide : "beres?" (mengarahkan pandangan ke tahanan 3)

penjaga lab : "aman."

lab guide : "Halo anak-anak yang manis! Melihat kalian disini, pastilah kalian
orang-orang beruntung yang berhasil mendapatkan tiket, betul? Kalau begitu,
selamat datang di laboratorium eksklusif pembelajaran masa depan! Ya..
laboratorium ini memang begitu eksklusif karena hanya menerima 2 pengunjung tiap
tahunnya. Pasti kalian sudah tidak sabar kan untuk belajar kan?”

Pengunjung kritis: “Memangnya apa yang bisa kami pelajari dari tempat ini bu?”

Lab guide: “Kalian pasti sudah dengar bahwa laboratorium ini dibuat oleh para elit di
kota ini bukan? Mereka menginginkan kalian belajar dari kisah hidup objek-objek
yang ada disini. Ini adalah kesempatan emas, tidak semua orang dapat merasakan
kesempatan ini. Jadi kalian harus memanfaatkannya dengan baik, dan jangan sampai
melanggar aturan! Karena semua tindakan, memiliki konsekuensi.”

Kedua pengunjung: (Kedua pengunjung bertatap-tatapan) “Baik bu..”

Lab guide: “Baik, selanjutnya ada objek yang perlu kalian lihat, mulai dari objek
pertama, dia adalah BINA dan berasal dari lampung. Dia bisa berada disini sebab
kesalahan dia pada zaman dulu yang menjelekkan elit Lampung melalui media sosial,
dia menghasut rakyat untuk membenci para elit, ini adalah contoh yang sangat tidak
boleh kalian tiru sebagai generasi selanjutnya, kalian harus bijak bermedia sosial!"

(Pengunjung kritis melirik pengunjung vlogger karena sering bermain media sosial,
pengunjung vlogger merasa tersindir dengan tatapan pengunjung kritis)
Pengunjung vlogger: “ Oh, aku tau! Dia ini yang dulunya viral di Tiktok karena
mengkritik soal jalanan dan pendidikan di Lampung yang kurang baik itu kan?”

Pengunjung kritis: "Loh bukannya kritik itu bagus ya bu? Kan kita hidup di negara
demokrasi"

Pengunjung vlogger : "Iya bener tuh bu, asal kita mengkritik nya dengan baik dan gak
melanggar undang-undang."

Pengunjung kritis: "Sebentar-sebentar, saya gak melihat kesalahan dari dia deh bu."
(sambil nunjuk objek 1)

Lab guide : “Selama ini kalian cuma lihat dari satu sisi saja, kalian belum tau cerita
aslinya” (nada lembut)

(Kedua pengunjung manggut-manggut tanda setuju)

Tahanan 1 : “Bohong! jangan dengarkan dia, saya saja tidak pernah mengeluarkan
statement apapun tentang diri saya. Anda jangan sok tau dengan kehidupan saya!”

Lab guide: “Siapa yang sok tau? Saya berbicara fakta.”

Tahanan 1: “Saya tidak pernah menjelekkan elit Lampung. Saya hanya mewakili
suara masyarakat Lampung saja.”

Lab guide: “Kami tidak butuh suara-suara masyarakat yang gak tau terima kasih,
yang kerjaannya hanya mengeluh dan protes di media sosial tanpa memberikan solusi
sedikitpun!”

Tahanan 1: “Oh! apa anda secara tidak langsung mengatakan bahwa suatu kasus
harus viral dulu baru bisa mendapat perhatian para elit? Persis seperti kejadian yang
menimpa saya dan keluarga saya kan? Anda pikir sa–”

Lab guide: (Memotong omongan) “APA? KAU PIKIR SAYA APA, HAH? Sudahlah,
kalian jangan dengarkan omong kosongnya. Kita pindah ke objek selanjutnya.”
(berjalan meninggalkan tahanan 1)
Tahanan 1: “Hei.. Lihat saja nanti, kalian pasti akan menyesal!”

(Pengunjung vlogger mengendap-endap mengeluarkan ponselnya untuk merekam)


Lab Guide: “Baik, anak-anak.. Objek kedua kita adalah orang yang sangat terkenal.
Dia ini dulunya adalah seorang pemain timnas. Namun, mimpinya untuk tampil di
piala dunia terpaksa harus terkubur dalam-dalam karena aksi membangkangnya.”
(nada mengejek)

Tahanan 2 : “Gue ga membangkang! Kalo gak karena para petinggi disana, pasti gue
sama yang lainnya punya kesempatan tampil di piala dunia ngewakilin tanah air!”

Pengunjung kritis: “Hmm, berarti kasus ini karena para elit yang membatalkan
sepihak soal.. wacana negara kita menjadi tuan rumah di piala dunia ya?”

Pengunjung vlogger: “Wah ini sih namanya mematikan mimpi anak bangsa tuh bu,
gak boleh dibiarin nih!”

Lab guide: “Anak-anak, bagaimanapun ini adalah keputusan negara. Coba


bayangkan kondisi suporter bola kita yang anarkis. Bagaimana jika peristiwa
kanjuruhan terulang lagi ketika negara kita menjadi tuan rumah di piala dunia? Apa
kau dan teman-temanmu ingin bertanggung jawab?” (melirik tahanan 2)

(Kedua pengunjung saling tatap-tatapan)

Tahanan 2: “Memang salah ya, memilih bidang olahraga yang sudah tercampur
tangan politik.”

Lab guide: “DIAM KAMU!”

Tahanan 2: “SAYA GAK TAKUT DENGAN ANDA! Toh, saya juga tidak akan bisa
bermain bola lagi karena perbuatan anda.” (Melihat ke kakinya yang diperban)

Lab Guide: “BERANINYA KAMU! APA KAU INGIN BERAKHIR SEPERTI


TAHANAN TADI?” (Menunjuk ke arah tahanan 3 yang sudah mati)

Penjaga Lab: “Bu!” (Memberi kode ke Lab Guide untuk tidak melanjutkan omongannya)

(Lab guide menatap penjaga lab dan pengunjung bergantian karena panik, kemudian
berjalan duluan.)

Pengunjung vlogger: “Gimana ini? Gue takut…” (bernada panik sembari berusaha
berlindung di belakang pengunjung kritis)
Pengunjung kritis: “Tadi katanya aman kalo sama lo? Kenapa sekarang jadi lo yang
takut?” (nada mengejek)

Pengunjung vlogger: “Pulang aja yu…”

Pengunjung kritis: (Berdecih) “Tempat ini unik. Kita harus bertahan sampai akhir
untuk ngebongkar semua ini ke publik!” (berjalan meninggalkan pengunjung vlogger)

Pengunjung vlogger: (Panik karena ditinggal) “IH.. TUNGGUIN!”

Lab guide: “Sedang apa kalian tadi?”

Kedua pengunjung: “Ah.. tidak ada apa-apa bu..”

Lab guide: “Baik, sekarang di hadapan kalian ini ada objek terakhir, sekaligus objek
kesayangan kami karena dia berbeda dari objek lainnya.”

Pengunjung vlogger: “Bu.. ibu yakin ini objek terakhir? Bukannya seharusnya di
tempat itu juga ada objek?” (menunjuk kotak tahanan objek 3 yang kosong)

Lab guide: “Itu tidak penting… dan bukan urusan kalian. Lebih baik kalian kurangi
bertanya-tanya dan tiru objek ke-4 ini, tidak membuat masalah dan selalu mematuhi
perintah kami.”

Pengunjung kritis: "Lalu kenapa dia ditahan? Saya masih bingung sama sistem
laboratorium disini.” (celingak-celinguk seisi laboratorium).

Lab guide: “Karena kami ingin memberi contoh baik ke kalian. Ingat bahwa setiap
tindakan memiliki konsekuensinya? Objek ini berusaha menghindari konsekuensi
dengan selalu bersikap baik kepada para elit. Seperti inilah seharusnya anak muda,
mendukung penuh kinerja para elit, bukannya malah mencari-cari kesalahan,
bertindak anarkis, bahkan sampai demo gajelas..”

Tahanan 4: “Saya sebenarnya terpaksa untuk nurut. Saya kurang beruntung secara
ekonomi, semua kehidupan saya dimulai dari lahir, masuk sekolah hingga kesehatan
selalu dibiayai oleh elit. Saya tidak punya pilihan selain untuk nurut..” (ekspresi putus
asa)

Pengunjung kritis: “Itu semua benar bu? Kalau benar, itu namanya bukan nurut, TAPI
PEMBUNGKAMAN. Kak.. masa kakak mau diam aja?!” (meninggikan nada bicara)
(Tahanan 4 menggelengkan kepala, tanda putus asa)

(Situasi semakin memanas, pengunjung vlogger berusaha untuk merekam kejadian secara
sembunyi-sembunyi)

Lab guide: “Apanya yang dibungkam? Kami hanya berusaha menolongnya loh? Apa
itu salah?”

Pengunjung kritis: “Memang sudah menjadi tanggung jawab negara untuk menjamin
hidup seluruh warganya, tapi apa gunanya suatu jaminan yang diberikan, justru
malah meredam aspirasi dan ide-ide kreatif dari rakyat itu sendiri! Betul kan, kak?”
(menatap tahanan 4)

(Tahanan 4 mengangguk pelan)

Lab guide: “Dasar anak-anak gak tau terima kasih! APA YANG ADA DIPIKIRAN
KALIAN, HAH?! (melirik pengunjung vlogger yang tengah merekam secara diam-diam)
KAMU PULA, APA YANG KAMU LAKUKAN? BERIKAN SINI!”

(Lab guide berusaha mengambil paksa kamera yang disembunyikan pengunjung vlogger,
pengunjung kritis berusaha untuk menengahi namun gagal)

Pengunjung vlogger: “Lepasin!”

Lab guide: “Berikan sini! Saya tau daritadi ada yang mencurigakan dari kalian!
Penjaga.. cepat tahan anak ini!”

*Bagian 3

(Penjaga menghampiri keributan dan menahan pengunjung kritis, sementara lab guide
berhasil menahan pengunjung vlogger)

(Lab guide berhasil merebut kamera dari pengunjung vlogger, kemudian membanting dan
menginjak-injak kamera tersebut)

Lab guide: “Penjaga, jadikan anak itu objek yang baru! Mereka berdua ini bisa
menjadi ancaman jika kita biarkan keluar. Anak-anak ini pasti akan membongkar isi
laboratorium ini ke publik. Atau.. kalo perlu.. tembak saja mereka!”
Kedua pengunjung: “Lepaskan kami, kami ingin minta maaf..” (suara mereka ricuh
karena panik)

(Penjaga memegang pistol, namun bukan mengarahkannya ke pengunjung, melainkan ke


arah lab guide)

Lab guide: “LOH, TOLOL! APA YANG KAMU LAKUKAN? CEPAT ARAHKAN
PISTOL KE ANAK ITU!”

Penjaga: “TIDAK. TIDAK AKAN. AKU SUDAH MUAK. AKU TIDAK BISA TERUS
MENERUS MENURUTI PERINTAHMU!”

(Penjaga melepaskan pengunjung kritis. Pengunjung kritis berusaha menyelamatkan


pengunjung vlogger dari lab guide. Karena kewalahan, lab guide didorong oleh kedua
pengunjung. Penjaga mengarahkan pistol mendekati lab guide yang terjatuh)

Penjaga: “Lepaskan mereka.” (memberi kode ke kedua pengunjung untuk melepaskan


para objek)

Lab guide: (mengangkat tangan) “Penjaga, kau tidak lupa dengan tugasmu kan? Kau
tidak lupa dengan siapa kau bekerja kan?”

Penjaga: “Itu dulu.. sekarang aku sadar bahwa yang ku kerjakan ini salah. Anda juga
sebaiknya cepat menyadari bahwa tindakan kita ini salah! Mau sampai kapan anda
mau diperbudak oleh para elit?”

Lab guide: “Saya pun tau ini salah. Tapi saya juga butuh uang untuk makan. Saya
butuh pekerjaan ini untuk hidup. Seperti biasa, kita hanya perlu melaksanakan tugas
dari mereka, lalu–”

Penjaga: “-LALU MAKAN UANG HARAM? IYA KAN?! Kita ini hanya dijadikan
boneka oleh mereka! Mereka hanya terima jadi, dan tangan kita yang disuruh kotor.
Tangan ini sudah membunuh cukup banyak orang. Dan kau akan menjadi orang
terakhir yang kubunuh dengan tangan ini. Ingat objek 3 tadi yang berusaha kabur
dan kau suruh aku untuk menembaknya? Nyawa anak itu, harus dibayar dengan
nyawamu.

Lab guide: “Tidak.. maafkan saya, saya tau ini terlambat tapi, maafkan saya.. saya
mohon..” (terisak)
Penjaga: “Katamu, setiap tindakan memiliki konsekuensinya kan? Ini adalah
konsekuensi atas apa yang kau perbuat!”

Lab guide: “Tidak.. saya mohon..”

DOR! (Penjaga menembak mati lab guide)

(Kedua pengunjung pun sudah berhasil membebaskan para objek. Penjaga mengambil
payung hitam yang ada di sisi panggung lalu membagikannya kepada 3 objek.)

Tahanan 1: (membuka payung hitam) “Saya hanya mewakili suara masyarakat


Lampung, namun saya dipaksa bungkam karena keluarga saya terus diteror hingga
meninggal.” (meletakkan payung ke depan mayat lab guide)

Tahanan 2: (membuka payung hitam) “Gue cuma pengen ngewakilin tanah air tampil
sebagai tuan rumah di piala dunia, tapi gue dibungkam lewat kaki gue yang udah gak
bisa main bola lagi untuk selamanya.” (meletakkan payung ke depan mayat lab guide)

Tahanan 4: (membuka payung hitam) “Saya terpaksa menjadi anak muda yang apatis
karena selama ini mendapat bantuan sosial dari para elit. Saya terpaksa diam pada
kebobrokan negeri ini, karena jika saya memberontak, masa depan saya menjadi
taruhannya.” (meletakkan payung ke depan mayat lab guide)

Penjaga: “Saya lelah dengan kehidupan ini. Menjalani kehidupan seperti sapi perahan
di zaman modern, mulut dikunci tak boleh bicara.”

Pengunjung kritis: “ Kami bukan umat yang dikelabui untuk melupakan masa lalu.”

Pengunjung vlogger: “Kami bukan umat yang diperdaya akan janji-janji masa depan”

All: “Kami, menolak BUNGKAM.” (semua cast menutup mulut dengan satu tangan,
menyiratkan selama ini mereka dibungkam).

….

KISAH INI TIDAK PERNAH SELESAI (DI KEHIDUPAN NYATA)

Anda mungkin juga menyukai