Anda di halaman 1dari 13

KASUS 1 KELAS 7 (BULLYING VERBAL)

depan sekolah-kelas
PIC : YUMI
CAST :
Pemeran utama protagonist : Aras (Maria)
Pemeran utama antagonis : Sita
Narator: Ari
Ayah : Vino
Ibu : Devi
Guru :
Protagonis figuran : Mia
Antagonis figuran : Icha

Suatu hari seorang murid pindahan yang baru pertama kali masuk sekolah. Anak
tersebut mempunyai fisik Cungkring, rambut ikal pendek, dan kulit hitam. Ia merupakan
murid pindahan dari wilayah Indonesia timur dan hari ini merupakan hari pertama ia
bersekolah di SMP N 1 Harapan bangsa
SCENE 1: Depan Sekolah
Panggung 1
(backsound kecil) (masuk melalui pintu kanan)
Maria : “Ibu, Ayah. Maria masuk ke sekolah dulu ya.” (Sembari menyalimi ibu dan
ayahnya)
Ibu : “Iya nak, belajar yang rajin ya di sekolah.”
Ayah : “Semoga sekolahmu di hari pertama ini lancar ya anakku.”
Maria : “Terima kasih Bu, Pak. Maria masuk dulu.” (tengah panggung)
Ibu : “Hati-hati ya nak.” (pintu kanan masuk)
Dan Maria pun diantar ke kelas oleh gurunya dan melakukan perkenalan diri
Panggung 2
SCENE 2: Kelas
Panggung 3
(murid masuk melalui pintu kiri langsung ke tempat duduk masing-masing) laluu (guru
keluar dari pintu tengah, maria nunggu guru lalu bareng2 ke panggung kiri)
Guru : “Selamat pagi anak-anak.”
Murid : “Selamat pagi, Bu.” (Dengan serempak)
Guru : “Anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru. Maria silahkan perkenalkan diri
kamu.”
Maria : “Halo semua, perkenalkan beta punya nama Maria, murid baru disini. Salam kenal
semua.” (Dengan malu-malu) > Dialeg timur
Saat melakukan perkenalan, sontak teman-temannya saling berbisik satu sama lain dan
Maria pun dipersilahkan duduk di bangkunya.
Guru : “Maria, silahkan duduk di bangku yang kosong. Oke anak-anak silahkan lanjut
belajar
lagi ya dan jangan ribut.” (guru keluar melalui pintu tengah)
Jam menunjukkan waktu istirahat, Maria pun hendak ke kantin untuk membeli makanan.
Dan saat menuju ke kantin, Maria berdiri di samping bangkunya.
SCENE 3: Kelas
Panggung 3
Sita : “Woi minggir dong anak baru, sok-sokan ngalangin jalan.”
Novi : “Iya nihh, ewww!.”
Icha : “Duh dihalangin gini jadi males belanja”
Maria : “Eh beta minta maaf kawan-kawan”
Sita : “Kawan-kawan? Emang kita temenan? ewhhh.” (Sambil mendorong Maria, pergi)
Maria : “Sa ada salah apa? Ah sudah biarkan saja e”(sita dan geng masuk ke pintu kanan) +
disusul maria
Satu minggu berlalu semenjak Maria pindah ke sekolah barunya, Maria
beradaptasi dengan baik. Maria selalu mendapat pujian dari guru karena kepintarannya
dan sering menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Namun, hal ini membuat
teman sekelas Maria iri sehingga banyak teman sekelasnya yang mulai tidak suka dengan
Maria karena dianggap cari muka didepan guru-guru.
Keesokan harinya…… bel istirahat berbunyi
(murid-murid masuk melalui pintu kiri dan langsung duduk di bangku masing-masing)
SCENE 4: Taman sekolah
Panggung 1
Maria : “Hai teman-teman, ayo kita ke kantin bersama.”
Sita : “Dih apaan sih, yuk guys.” (Sambil mengajak teman-teman yang lain tanpa
menghiraukan ajakan Maria)
Novi : “Males ah sama yang suka caper ke guru. Yuk guys.”
(murid lain selain maria sita, novi, incha, mia langsung out masuk ke pintu kanan)
Mia : “Ini kita ngga terlalu keras ya ke Maria?”
Icha : “Keras apanya? Orang caper kek dia pantas digituin.”
(sitha dan geng langsung duduk2 di kantin/ kanan panggung)
Maria terdiam ditempat lantas ajakannya tidak dihiraukan oleh teman-temannya.
Dia bingung apa yang salah dengannya sehingga orang-orang menjauhinya, setiap
tindakan yang dilakukannya selalu dianggap salah oleh orang-orang sehingga dia tidak
berani untuk bertindak. Dia sekarang sendiri, terus mendapatkan sindiran keras dari
teman-teman yang semakin tegas ditunjukkan padanya.
Setibanya di kantin……..

SCENE 5: Kantin
Panggung 1
Maria : “Teman-teman aku boleh ikut duduk disini gak?
Icha : “Maria kamu gak sadar-sadar ya? Apa perlu kami buat lebih sadar?
Maria : “Maksudnya gimana Cha?
Icha : “Kamu itu ga diajak, udah jelek, gatau diri, isi caper lagi ke guru.”
Sita : “Iyaa, kamu ngerebut perhatian guru dari aku. Dari awal aku udah gasuka sama
kamu, tapi kitab coba buat tahan. Tapi semakin dibiarin kok kamu semakin ngeselin sih”
(Sita dan gengnya berjalan sembari menyenggol bahu Maria secara sengaja sampai Maria
terjatuh)
Murid : “Jelek jelek, jelek jelek.” (Teman-teman yang lain mengerumuni sita dan
mengejeknya)
(murid-murid semua masuk melalui pintu kanan)
Maria berlari, sontak air matanya terjatuh begitu saja. Maria menangis tersedu
sedu.
SCENE 6: kelas
Panggung 2
Maria : “Kenapa teman-teman beta sangat jahat dengan beta?” (Sambil menangis)
(lalu masuk melalui pintu tengah)
Waktu menunjukkan untuk pulang, Maria pun bergegas pulang karena iya takut dibully
lagi oleh teman-temannya. Sesampainya di rumah Maria selalu terdiam dan ibu ayahnya
pun menyadari bahwa akhir-akhir ini Maria sering melamun di kamarnya.
SCENE 7: kelas
Panggung 2
(bapak ibu keluar melalui pintu kanan sambil berbincang dan maria datang melalui pintu
tengah)
Ibu : “Maria, ko kenapa nak? Ibu lihat akhir-akhir ini ko tampang murung terus”
Ayah : “Kalo ada masalah cerita saja nak.”
Maria : “Beta tidak apa-apa Bu, Pak.”
Ibu : “Ya sudah ganti bajunya dan langsung makan ya.”
Maria : “Iya, Bu.”
(ibu bapak masuk melalui pintu tengah)
Sikap Maria pun berubah. Maria yang awalnya anak yang periang kini menjadi anak
yang pemurung dan tidak sesekali orang tuanya menemukannya dia menangis. (nangis
dulu habis tu masuk ke pintu tengah)
Sampai akhirnya Maria ingin melakukan……

KASUS 2 KELAS 8 (Cyber bullying)


podcast-
PIC : SANG A
CAST
Selebgram : Anita
Orang tua : Wahyu dan Ayu Agung
Youtuber : Agus Artawan
Kameramen : Toni
Netizen : Manda (1) dan Deva (2) …… Anggi (3) dan Intan (4)
Narator : Adisti

Alkisah ada seorang gadis yang beranjak dewasa bernama Anita. Dia gemar
bermain media sosial dan saat ini memiliki impian untuk menjadi selebgram. Dan saat ini
Anita sedang berjalan-jalan untuk berswafoto.
SCENE 1: Taman
Panggung 1(keluar pintu kanan)
Anita : (bergaya sambil berselfi ria) “Wah aku cantik banget, aku edit dikit lagi deh biar
makin cantik...(selesai mengedit)....dah bagus nih mending aku posting aja”

SCENE 2: Taman
Panggung 2 (keluar dari panggung tengah dan kanan jalan acak)
Manda : “Ih cantik banget iri deh”
Deva : “Kak spil WA nya dong”
Anita : “Oh banyak banget yang like dan komen postinganku”
(netizen habis itu masuk melalui pintu kanan kiri)
Karena postingannya yang viral seorang youtuber terkenal ingin mengajak Anita
berkolaborasi di youtube channelnya. Youtuber itu pun menelpon Anita.
SCENE 3: Rumah Youtuber dan Taman
Panggung 3 : Agus, Panggung 2 : Anita
Agus : “Hallo Anita kenalin aku Agus dari youtube channel Agus JR mau ngundang kamu
ke podcast aku nih karena aku lihat postingan kamu viral. Dari kamu mau nggak
kolab sama aku?”
Anita : “Hai kak Agus, wah tawaran yang menarik nih. Kalau aku datang aku dapat apa
kak?”
Agus : “Dapat uang 1 jeti dan aku pastiin kamu bakal lebih viral”
Anita : “Gambaran podcastnya kayak gimana ya kak?”
Agus : “Seperti biasanya, Cuma podcastnya ini ditayangkan secara LIVE.”
Anita : “Hmmm yaudah aku terima tawaran kamu”
Agus : “Oke datang besok ya, alamatku di Jalan Jomblo Abadi, ditunggu ya”
(anita masuk ke pintu tengah, agus masuk ke pintu kiri)
Keesokan harinya, Anita pun menuju ke alamat kediaman Agus untuk melakukan
podcast Youtube live.
(anita keluar melalui pintu tengah, agus keluar melalui pintu kiri)
SCENE 3: Rumah Youtuber
Panggung 3
Agus : “Halo Anita (sambil berjabat tangan) yuk kita langsung podcast aja”
Anita : “Oke Kak”
Kameramen : “Ok standby, camera on, Rolling And Action.”
(netizen keluar di pintu kanan dan langsung berbincang kecil)
Agus : “Hallo Anita”
Anita : “Hallo Juga kak.”
Agus : “Kok kamu kelihatan beda ya sama yang di foto”
Anita : “Hehehe beda gimana, aku memang gini”
Agus : “Oke mungkin cuma perasaanku saja. Jadi Anita gimana nih kabarnya?”
Anita : “Kabarku baik Kak”
Agus : “Kesibukannya apa aja sekarang Anita?”
Anita : “Palingan cuma buat konten aja kak”
Podcast pun berlanjut. Sementara itu netizen yang sedang berkumpul sambil
menonton Youtube Live Anita memberikan cibiran kepada Anita.
(netizen kumpul di panggung kanan)
SCENE 4: Coffee shop
Panggung
Netizen 1 : “ih kok nggak kaya yang di foto ya”
Netizen 2 : “Jelek banget sih”
Netizen 3 : “Ketipu deh sama foto-fotonya, kirain beneran cantik, eh ternyata enggak”
Netizen 4 : “Nggak jadi deh kak minta spil WA nya”
Podcast pun berakhir
(netizen masuk melalui pintu kanan)
Agus : “Makasih ya Anita udah mau datang”
Anita : “Oke sama-sama, aku pulang dulu ya”
(agus masuk ke pintu kiri)
Anita pun segera pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Anita langsung
mengecek HP nya karena banyak sekali pesan masuk.
SCENE 5: Kamar
Panggung 2
Anita : “Ih kok aku dihujat, kok jadi gini. Perasaan postinganku nggak ada yang salah deh,
aduhh gimana nii aku maluu keluar rumahh takut dihujat”
(suara spam chat) (anita masuk ke pintu tengah dan langsung menutup pintu)
Setelah membaca komentar dari netizen, Anita pun lebih sering mengurung diri di
dalam kamar dan tidak mau makan. Karena hal itu ayah dan ibu Anita menjadi khawatir
dengan kondisi anaknya.
SCENE 5: Ruang Tamu
Panggung 1
( ortu keluar melalui pintu kanan)
Ibu : “Pak kok anak kita diem di kamar terus ya, jarang keluar kamar, susah makan. Dia
kenapa ya?”
Bapak : “Oh iya bu, aku jarang lihat dia di luar kamar. Bu coba cek deh sosial media anak
kita, aku takut ada yang nggak beres”
Orang tua Anita pun segera mengecek sosial media milik Anita yang ternyata
sudah dibanjiri dengan hujatan. Orang tuanya pun memutuskan untuk mengetuk pintu
kamar Anita.
(ortu mengetuk pintu tengah)
SCENE 6:
Panggung 2
Bapak : (sambil mengetuk pintu) sambil berkata “Anita buka pintunya nak, Bapak sama ibu
ingin berbicara”
Anita : “Nggak mau pak bu”
Semenjak saat itu, Anita pun hanya mengurung diri di kamar.

KASUS 3 KELAS 9 (Bullying complicated)


ortu cerai dan ekonomi rendah sehingga ia dijadikan babu oleh teman-temannya
PIC : ARIN
CAST :
Narrator : Septiana
Ibu : Aulia
Bapak : Agus
Widya : Widya
Adik : Wisnu
Guru : Devika
Pembully : Candra, Bintang, Suci, Dian

Pada suatu sore, Widya dan keluarganya sedang melakukan aktivitas masing-
masing di Rumah mereka. Bapaknya sedang bekerja, Ibunya sedang memasak, Adiknya
bermain, dan Sita sendiri sedang belajar. Hingga beberapa menit kemudian, Ibu
menghampiri Bapak untuk meminta uang bulanan.
SCENE 1: Ruang Tamu
Panggung 2
(masuk melalui pintu tengah)
Ibu : “Pak, ibu minta uang bulanan dong!”
Bapak : “Uang terus kamu! Emangnya yg aku kasih ke kamu gak pernah cukup?”
Ibu : “Kebutuhan rumah banyak pak, semuanya pada naik, anak-anak udah pada sekolah,
belum bayar listrik, SPP, makan sehari-hari kurang pak!”
Bapak : “Itu mah alasan kamu aja, kamu aja yg gak pinter ngatur uang. Yaudah aku pergi
aja!”
(bapak masuk ke pintu tengah)
Widya dan adik pun ketakutan
(posisi sudah di panggung kanan)
SCENE 2: Kamar
Panggung 1
Adik : “Kak aku takut, ibu bapak kenapa?”
Widya : “Sabar ya dik”
Beberapa hari kemudian di ruang tamu, Ibu sedang menelpon Bapak yang berbulan-
bulan tak berkabar dan tak kunjung pulang ke rumah
SCENE 3: Ibu di Ruang Tamu, Bapak di tempat lain (backstage)
Panggung 2
Ibu : “Pak, kapan kamu pulang? Udah berbulan-bulan kamu gak pulang. Anak-anak terus
nanyain.”
Bapak : “Aku udah urus perceraian kita, aku mau nikah lagi, gak usah hubungi aku lagi.”
Telpon pun terputus dan Ibu terjatuh lemas. (soundtrack :……….)
Widya dan adiknya pun tidak sengaja mendengarkan percakapan orang tuanya
kemudian mereka menghampiri ibunya sambil menangis.
Widya dan Adik : “Ibu kenapa?” (lari dari panggung kanan ke tengah)
Ibu Widya hanya menggelengkan kepala
Ibu : “Ibu gak papa nak, udah malem kalian tidur saja, Widya besok kamu sekolah loh.”
(widya masuk ke pintu tengah)
Hari-hari berlalu. Semenjak kejadian itu, kehidupan mereka berubah. Ibunya
hanya bekerja sebagai buruh harian atau kadang sebagai ART panggilan.
SCENE 4: Ruang Tamu
Panggung 2
(widya keluar melalui pintu tengah)
Widya : “Ibu, Widya berangkat ke sekolah dulu ya.” (Sembari menyalimi ibunya)
Ibu : “Iya nak, belajar yang rajin ya di sekolah.”
Widya : “Iya, Bu.”
Adik : “Hati-hati di jalan, Kak” (Melambaikan tangannya)
Widya : “Ashiapp, kamu jangan nakal-nakal ya!” (menghampiri sambil menepuk kepala
adiknya
Adik : “Iya, Kak.”
(Scene kehidupan sehari-hari. Ibu mengepel, Widya sekolah, dan Adiknya bermain)
(ibu dan adik masuk ke pintu tengah dan widya ke panggung kanan)
SCENE 5: Koridor Sekolah
Panggung 2
Suatu hari saat di sekolah, Widya berpapasan dengan teman-temannya dan
dengan sengaja mereka menyenggol Widya sehingga Widya jatuh.
(pembully keluar dari pintu kiri dan berpapasan di tengah dengan widya)
Widya : “Aduh, kalau jalan liat-liat dong.”
Candra : “Terus kenapaa!? Berani sama kita?”
Setibanya di kelas, Widya duduk di tempat duduknya. Kemudian dia dihampiri oleh
sekumpulan temannya.
SCENE 6: Kelas
Panggung 3
(widya duduk di bangku, pembully datang dari panggung kanan)
Candra : “Eh Widya, nih cepet buatin PR kita!”
Widya : “T-tapi ini banyak banget”
Dian : “Itu sih masalah kamu, emang kamu mau beasiswanya dicabut? Dasar, udah miskin
gak punya bapak lagi! Pokoknya kerjain cepet!”
Widya hanya menatap pasrah dan ketakutan beasiswanya dicabut. Widya pun
mengerjakan tugas temannya dengan terpaksa. Setelah selesai mengerjakan tugas, Widya
pun mengumpulkan tugasnya dan tugas temannya.
(teman-teman masuk ke pintu tengah)
SCENE 7: Ruang Guru
Panggung 1 (kursi + bangku 1 pasang)
Widya : “Permisi, Bu. Widya mau mengumpulkan tugas yang ibu berikan kemarin.”
Guru : “Terimakasih Widya.” (widya kembali ke panggung tengah)
Disaat itu, Guru mengoreksi tugas murid-muridnya. Guru pun heran, mengapa
jawaban tugas milik Widya sama dengan beberapa teman lainnya dan tulisannya pun
sama dengan milik Widya.
Guru : “Loh ini kok tugasnya sama persis ya, tulisannya juga sama. Pasti ini tulisan Widya,
dasar anak-anak itu.”
Akhirnya, nilai beberapa teman lainnya diberikan nilai di bawah nilai Widya.
Tugas pun dikembalikan ke murid-murid.
SCENE 7: Koridor Sekolah
Panggung 2
(guru ke panggung tengah menemui widya)
Guru : “Widya, tolong bagikan hasil tugas ini ke teman-teman di kelas ya. Semua sudah ibu
Nilai.”
Widya : “Baik, Bu.”
(widya ke panggung 3, pembully standby di bangku)
Widya pun membagikan hasil tugas ke teman-temannya.
SCENE 8: Kelas
Panggung 3
Widya : “Teman-teman ini ya tugas kemarin, sudah dinilai oleh Bu Devika.”
Para pembully kaget melihat nilai Widya lebih tinggi daripada nilai mereka.
Akhirnya mereka menghampiri Widya dengan kesal.
Suci : “Woi Widya! Kok nilaimu 100, sedangkan kita cuma 75?”
Bintang : “Maksudnya apa? Kamu sengaja ya!?”
Widya : “Aku gak bermaksud gitu kok, kemarin aku buatnya sama semua”
Candra : “Ah bohong kamu” (sambil menggebrak meja)
Dian : “Kalo buatnya sama kenapa hasilnya beda?”
Suci : “Kamu berani ya sama kita!?”
Bintang : “Jawab dong! Jangan diem aja”
Candra : “Bawa aja dia ke kamar mandi.”
Widya : “Jangan…”
Widya pun dibawa ke kamar mandi oleh teman-temannya.
SCENE 9: Kamar mandi (panggung tengah)
Panggung 2
Suci : “Maksudmu apa?” (sambil mendorong Widya)
Bintang : “Kamu mau aku cepuin ke bapakku?” (sambil menjambak rambut Widya)
Candra, Dian : “Wooo woo wooo” (semuanya menyoraki Widya)
Pembully pun meninggalkan Widya di kamar mandi, Widya hanya bisa menangis tersedu-
sedu
(masuk ke pintu tengah)
SCENE 10: Kamar
Panggung
Widya pulang dalam keadaan yang tidak karuan. Setibanya di rumah, Widya langsung
bergegas ke kamarnya dan menangis sejadi-jadinya. Ia merasa ini sangat berat namun ia
tidak mau bercerita ke Ibunya.
(ambil tas + masuk ke pintu tengah) ibu standby di kanan panggung trus widya keluar lagi
dari tengah
Widya : “Aduh aku takut banget ke Sekolah. Apa aku gak usah dateng ke sekolah aja ya?”
Ibu : “Widya, kamu gak berangkat sekolah? Udah telat loh ini.”
Widya : “Iya bu, ini Widya mau berangkat. Widya berangkat ya Bu.” (Sambil menyalimi
Ibunya)
Ibu : “Iya nak, belajar yang rajin ya.”
(widya ke tengah panggung duduk)(lalu panggung clear)
Widya meninggalkan rumah tetapi tidak pergi ke sekolah. Namun hanya diam termenung
di halte saja. Widya pun menjadi jarang ke sekolah karena merasa takut dan tertekan.

SCENE 11: Koridor Sekolah


Panggung 1
Setelah beberapa hari sempat absen, Widya memberanikan diri untuk pergi ke sekolah
karena merasa kasihan melihat ibunya bekerja keras membiayainya namun ia malah
tidak pergi ke sekolah. Saat di sekolah, guru melihat Widya dan menghampirinya.
(widya keluar dari tengah, guru standby di kanan dan bertemu di tengah panggung)
(pembully standby di bangku)

Guru : “Widya, bisa ke ruangan saya sebentar?”


Widya : “Iya buk.”
Guru : “Widya, kamu ada masalah? Ibu lihat beberapa hari ini kamu tidak pernah masuk
sekolah.”
Widya : “Tidak ada bu, saya hanya tidak enak badan.”
Guru : “Apakah ada yang mengganggumu di sekolah?”
Widya : “Tidak ada bu…”
Guru : “Kalau ada masalah, bisa cerita ke ibu, gak usah dipendam sendiri. Biar ibu bisa
bantu.”
(widya jalan ke kiri duduk di bangku)
SCENE 12: Kelas
Panggung
Setelah dari Ruang Guru, Widya kembali ke kelas dan para pembully menghampirinya.
Candra : “Eh Widya! Kenapa kamu gak sekolah? Kan jadinya gaada yang kita suruh.”
(sambil
memainkan rambut)
Dian : “Kenapa kamu diem aja? Kamu gak mau nurut sama kita lagi?”
Widya : “awww sakit lepasinnnnnn” (sambil menepis tangan pembully)
(Pembully menjambak rambut Widya, namun dihempas oleh Widya dan sita segera lari)
(widya lari ke pintu tengah dah langsung menutup pintu)

Saat sudah di rumah, Widya selalu merenung dan menangis dengan tiba-tiba. Kebetulan
rumah Widya sepi dan pada saat itulah dia merasa frustasi sehingga dia berpikir pendek
untuk mengakhiri hidupnya. Namun ketika menjalani aksinya itu, tiba-tiba……………
SCENE 13: Rumah
Panggung

ENDING
Maria (kanan), Widya (tengah), Anita (kiri)
Keluar Nangis tersedu sedu karena frustrasi, duduk truss nangisss
(music off) trus teriakk
Maria : “Aku dibully, karena aku berbeda”
Anita : “Aku dibully, oleh mereka secara tidak langsung”
Widya : “Aku dibully, karena kondisiku yang tidak seberuntung mereka”
All : “Dan kami, adalah korban bully”
Backsound tegang (aktor utama akting ‘mengakhiri hidup’)
Masuk voice over orang tua, netizen, guru menasehati mereka
VOICE OVER

Ketiga aktor utama akhirnya berani ngelawan dan mau bertindak biar ga kena tindas
“adik, ingat tidak seberapa besar perjuangan kamu selama ini”
(dialog bangkit dan berani ngelawan bully dari 3 aktor)
*pelukan bareng di tengah
All : “Cegah bullying dimulai dari diri sendiri!”
Flashmob (pembully awalnya gamau gabung, tp di akhir mau gabung dance bareng)
(Terhebat-Coboy Junior)

Anda mungkin juga menyukai