Relasi Partai Politik Dengan Pondok Pesantren
Relasi Partai Politik Dengan Pondok Pesantren
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana (S.Sos)
Oleh
AHMAD RAMDANI
NIM: 103033227778
56
57
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana (S.Sos)
Oleh
Ahmad Ramdani
NIM: 103033227778
Di Bawah Bimbingan
Bogor)” telah diujikan dalam siding munaqosah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 17 Desember 2009. skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Sidang Munaqosah
Penguji I Penguji II
Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil ciptaan dari hasil orang lain, maka saya
AHMAD RAMDANI
60
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam saya haturkan
penyusunan skripsi ini yang berjudul “Relasi Partai Politik Dengan Pondok
Bogor}.” Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Selain itu, penulis juga ingin megucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu, baik materil maupun moril, dalam penyusunan skripsi ini,
terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bachtiar Effendy, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
membimbing saya.
3. Seluluh dosen dan Staf akademi program studi Pemikiran Politik Islam,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
dukungan yang tak terhingga, serta keluarga besar H. Sama yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
61
Nu’man Istichori dan Bapak Drs. Abdul Muiz Istichori yang telah
7. Bapak. Abdul Hakim Hidayattullah, S.Ag. dan Ibu Dasumiati, M.Si. yang
tempatnya.
seluruh teman-teman PPI yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, tapi
Skripsi ini tentu bukan suatu karya yang lepas dari kesalahan, namun
sedapat mungkin penulis mencoba memberikan yang terbaik, maaf yang sebesar-
Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca yang ingin mempelajari dan memperdalam lebih jauh tentang
Relasi Partai Politik Dengan Pondok Pesantren (Studi Kasus PPP dengan Pondok
AHMAD RAMDANI
62
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 56
B. Saran ....................................................................................... 57
LAMPIRAN .................................................................................................. 60
64
BAB I
PENDAHULUAN
Pesantren Daruttafsir sudah terjalin cukup lama dan semakin erat sejak reformasi.
Bentuk relasi di antara mereka terlihat melalui banyak sekali kegiatan baik di
relasinya seperti para pimpinan pesantren sebagai tim sukses dalam pemilihan
tersebut. Kegiatan relasi yang terlihat di pesantren adalah pada acara besar agama
Islam dan acara besar pondok pesantren. Namun demikian berdasarkan penelitian
pendahuluan, yang menjadi dasar dalam relasi antara PPP dengan pondok
PPP adalah salah satu partai yang berasaskan Islam yang bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat madani yang adil, makmur, sejahtera lahir batin dan
Pancasila di bawah Ridho Allah SWT. PPP di kabupaten Bogor adalah partai
senior atau kader-kader tua. Kader-kader muda sebagian besar memiliki latar
65
pesantren.
PPP sama halnya dengan partai politik lain, dalam kehidupannya berusaha
mencari massa melalui pondok pesantren yang juga berbasiskan agama Islam.
Dalam hal ini pesantren sering dijadikan alat pada saat pemilihan. Untuk itu perlu
ditinjau lebih dalam apa yang menjadi peran dari pesantren dan apa yang
partai politik yang umumnya menjalin relasi dengan masyarakat adalah partai-
tingkat II di Propinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk sekitar 2.414.000 jiwa.
bagi partai politik yang berazaskan Islam seperti PPP untuk menjalin relasi
dengan masyarakat Bogor. Relasi ini dijalin melalui pondok pesantren yang
pendidikan. Jika ada lembaga pendidikan Islam yang sekaligus juga memainkan
masyarakat dan sekaligus menjadi simpul budaya, maka itulah pondok pesantren.
demi tahap.1
Kiai. Para kiai ini umumnya memiliki kelebihan yang dipandang sebagai
kharismatik atau keramat yang bersumber dari bakat yang dianugrahkan. Karena
hal ini pesantren dengan para pimpinannya menjadi panutan bagi masyarakat
sekitarnya. Hal ini biasanya yang dimanfaatkan oleh berbagai pihak, termasuk
transformasi, baik di bidang sosial, pendidikan, ekonomi dan juga politik, di mana
pemerintah atau partai politik di atas mau tidak mau telah memposisikan
baik buat kaum santri. Secara paedagogis maupun politis, kaum santri sangat
masih memiliki persepsi parsial tentang pesantren. Kecuali pada saat tertentu
seperti menjelang pemilu atau butuh dukungan terhadap suatu proyek, pesantren
1
M. Dian Nafi dkk, Praksi Pembelajaran Pesantren (Yogyakarta, Instite for Training and
Developmen (ITD), Forum Pesantren, Yayasan Selasih, 2007), h. 19.
2
Abdul Wahid Zaini, Moralitas Pendidikan Pesantren (Yogyakarta: Lembaga Kajian dan
Pembangunan Sumber Daya Manusia, 1996), h. 3.
67
transformasi nilai yang bertugas untuk membentuk mental spiritual santri dalam
Masyarakat dan pesantren tidak ubahnya dua sisi mata uang. Masing-
kiai. Dalam keadaan demikian, peran kiai terhadap perubahan sistem nilai
hal inilah yang dimanfaatkan oleh partai politik. Di mana partai politik adalah
nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan dari partai ini adalah untuk
pendekatan dilakukan oleh partai politik, salah satunya menjalin hubungan dengan
3
Ibid., h. 4.
4
Ibid., h. 5.
5
Miriam Budiardjo, Edisi Revisi, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h. 403-404.
68
partai politik mencoba mencari dukungan ke berbagai pihak. Partai politik PPP
berusaha mencari dukungan dengan menjalin hubungan baik atau relasi dengan
Bertitik tolak atas pemikiran dan keadaan di atas, maka penulis tertarik
Barat.
Relasi Partai Politik Dengan Pondok Pesantren (Studi Kasus PPP dengan Pondok
Pesantren Daruttafsir Bogor Jawa Barat), maka penulis membatasi ruang lingkup
masalah penelitian pada partai politik PPP dan pondok pesantren Daruttafsir.
Daruttafsir?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi relasi antara partai politik PPP
3. Bagaimana dampak dari relasi partai politik PPP dengan pondok pesantren
1. Untuk mengetahui bagaimana relasi antara partai politik PPP dengan pondok
pesantren Daruttafsir.
3. Untuk mengetahi dampak dari relasi partai politik PPP dengan pondok
Manfaat dari penelitian ini adalah agar masing-masing pihak baik partai
politik maupun pondok pesantren dapat menetukan sikapnya dalam relasi antara
kedua belah pihak. Di samping itu penelitian ini juga bermanfaat untuk
D. Metodologi Penelitian
Pesantren Daruttafsir.
2. Tipe Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data yang
dan media cetak lainnya yang ada hubungannya dengan materi skripsi.
wawancara.
Teknik observasi ini dilakukan dengan cara terjun langsung terlibat dan
ikut serta dalam berbagai kegiatan partai politik PPP sebelum, sedang dan sesudah
kegiatan pondok pesantren seperti Maulid, Isra mi’raj, Haul dan acara besar
lainnya.
sistematis dan akurat kepada responden kedua belah pihak yaitu PPP dan pondok
- Drs. H. Rachmat Yasin, MM. sebagai calon bupati dan ketua DPRD
Kabupaten Bogor.
Kabupaten Bogor.
Observasi dan wawancara dilakukan dalam hal: sejarah dan latar belakang,
biografi, visi dan misi, kegiatan, sosial ekonomi dan budaya, relasi yang dibangun
secara deskripsi.
E. Sistematika Penulisan
sekaligus mencerminkan isi skripsi ini secara global. Bab ini mencakup, latar
Kemudian pada bab kedua berisi kajian teoritis sehubungan dengan judul
skripsi yang ditulis. Dalam hal ini yaitu membahas tentang partai politik PPP.
Dalam partai politik PPP dijelaskan tentang sejarah dan pimpinan partai politik,
tujuan partai politik, fungsi partai politik, idiologi dan sistem partai politik.
72
sejarah dan pimpinan pondok pesantren, tujuan dan kegiatan pondok pesantren,
Lalu dilanjutkan bab keempat sebagai inti yang akan dibahas dalam skripsi
ini yaitu menjelaskan mengenai relasi antara partai politik PPP dengan Pondok
Pesantren Daruttafsir kabupaten Bogor. Dalam bab ini dibahas mengenai awal
terbentuknya relasi, tujuan dan target yang akan dicapai relasi, bentuk dan sarana
relasi, hasil yang dicapai dari relasi, peran PPP dan Pondok Pesantren Daruttafsir
Penulisan skripsi ini diakhiri dengan bab lima yang berisikan kesimpulan
dan saran. Kesimpulan berupa inti dari permasalahan dan pembahasannya, dan
saran berupa anjuran penulis yang berkaitan dengan masalah yang dibahas secara
keseluruhan.
73
BAB II
memiliki asas dan tujuan yang berbeda. Salah satu partai yang ikut bersaing dalam
pemilu ini adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang asas dan tujuannya
merupakan fusi Partai Nahdatul Ulama (NU), Partai Muslim Indonesia (Parmusi),
Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Persatuan Tarbiyah
Islamiyah (Perti). PPP dan semua partai yang berfusi ini berasaskan Islam,
dipengaruhi oleh tokoh-tokoh agama yang berbasiskan pondok pesantren. Hal ini
disebabkan oleh keberadaan pondok pesantren sudah ada sebelum adanya partai
politik yang telah memberikan warna di segala bidang bagi masyarakat Indonesia
Kemudian setelah partai politik berdiri, maka keberadaan pondok pesantren ini
selalu membayangi partai politik terutama yang berasakan Islam. Untuk lebih
74
jelasnya penulis akan membahas tentang partai politik secara terminologi dan
memiliki pengertian yang berbeda dan menjadi satu dalam istilah partai politik.
Partai adalah perkumpulan (segolongan orang) yang seasas, sehaluan dan setujuan
dalam politik.6
Perkataan politik berasal dari bahasa Yunani dan diambil alih oleh banyak
bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Pada jaman klasik Yunani, negara atau lebih
tepat negara-kota disebut ”polis”. Plato (±347 SM) menamakan bukunya tentang
pelaksanaannya.7
dikonsolidasikan. Dengan organisasi ini pengaruh mereka bisa lebih besar dalam
atau dibentuk dengan tujuan khusus. Secara umum dapat dikatakan bahwa partai
6
Marbun, Kamus Politik, Edisi Revisi (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007), h. 361.
7
Ibib., h. 396-397.
75
orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk
cara konstitusional untuk melaksanakan programnya.8 Dalam hal ini ada beberapa
Indonesia (PSII) dan d. Partai Islam (Perti). Dalam deklarasinya disebutkan bahwa
keempat partai Islam yaitu NU, Parmusi, PSII dan Perti, yang sampai sekarang ini
rapat presidium, badan pekerja dan pimpinan fraksi telah seia sekata untuk
memfusikan politik dalam suatu partai politik yang bernama Partai Persatuan
Pembangunan.
8
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h. 403-404.
9
Ibid., h. 404.
76
Dalam hal ini penulis akan membicarakan tentang PPP kabupaten Bogor.
Khususnya hasil wawancara dengan ketua DPC PPP kabupaten Bogor 2003-2006
dan 2006-20011 yang sekarang telah menjabat atau menjadi Bupati terpilih
kabupaten Bogor untuk 2008-20013 yaitu Drs. H Rachmat Yasin, MM. adalah
putra dari H. M. Yasin (Almarhum), salah satu tokoh PPP kabupaten Bogor.
Nopember 1963, beristrikan Hj. Elly Halimah dan dikaruniai tiga orang putri: (1)
Amira Eka Pratiwi, (2) Salma Isna Ramadhani, dan (3) Naura Tri Kamila.
Pendidikan Drs. H Rachmat Yasin, MM. dimulai dari sekolah Dasar Negri
Fakultas Ilmu Politik Universitas Nasional, Jakarta (1988), dan Program Magister
anggota PPP. Jabatan yang pernah diembannya dalam partai politik, antara lain:
memangku jabatan Sekretaris pada DPC PPP kabupaten Bogor selama dua
periode. Yaitu periode tahun 1995-2000 dan periode 2000-2003. Kemudian posisi
puncak pada DPC PPP kabupaten Bogor pun diraihnya, dimana ia dipercaya
menjadi ketua selama dua periode. Yaitu periode tahun 2003-2006 serta periode
tahun 2006-2011.
Bupati secara langsung Drs. H Rachmat Yasin, MM. terpilih menjadi Bupati
Secara khusus bahwa setiap partai politik telah mengatur aturannya sendiri
sesuai dengan kebutuhan partainya, PPP juga mempunyai aturan tersendiri (internt
partai), yang bertujuan untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh partai,
seperti terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, sejahtera lahir batin
berdasarkan pancasila dibawah ridho Allah SWT. Ini merupakan acuan atau dasar
Namun secara umum ada aturan dari pemerintah yang mengatur tentang
pasal 10 tentang Partai Politik, partai politik memiliki tujuan umum dan tujuan
10
Wawancara Penulis dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor (Bupati Terpilih
Kabupaten Bogor). Drs. H. Rachmat Yasin, MM. Bogor, tanggal 29 Juni 2009.
78
Kedua aturan khusus dan umum ini, saling berkaitan dan saling
mendukung itu merupakan tujuan partai politik yang harus diwujudkan secara
konstitusional.11
1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga
negara indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
11
Pandji R. Hadianto, “Tujuan Partai Politik,” artikel diakses pada 23 Juni 2008 dari
http://www.jakarta45.wordpress.com/2008/06/23/tujuan-partai-politik-uu-no-2008
79
gender.12
Berikut ini diuraikan secara lebih lengkap fungsi partai politik di negara
demokrasi.
atau relasi untuk perkembangan dan kemajuan kedua belah pihak. Kesempatan
12
Ardiana, “Peran Partai Politik,” artikel diakses pada 23 Juni 2008 dari
http://ardiana0781.blogspot.com/2008/06/23/revitalisasi-peran-partai-politik.html
80
sekaligus sebagai fasilitator yang dapat dipercaya, untuk membentuk opini publik
strategis, peristiwa yang hangat dan berbagai forum yang tersedia. Untuk itu
Ini merupakan salah satu tugas partai politik yaitu menyalurkan aneka
masyarakat moderen yang begitu luas, pendapat dan aspirasi seseorang atau suatu
kelompok akan hilang tak berbekas seperti suara di padang pasir, apabila tidak
ditampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi orang lain yang senada.
digabung, pendapat dan aspirasi ini diolah dan dirumuskan dalam bentuk yang
13
Ibid., h. 405.
81
Dengan demikian terjadi arus informasi serta dialog dari atas ke bawah dan dari
antara yang memerintah dan yang diperintah, antara pemerintah dan warga
masyarakat. Dalam menjalankan fungsi ini partai politik sering disebut sebagai
perantara (broker) dalam suatu bursa idee-idee (clearing house of ideas). Kadang-
kadang juga dikatakan bahwa partai politik bagi pemerintah bertindak sebagai alat
untuk melakukan usaha dan kegiatan diantaranya membentuk pola relasi atau
nasional. Inilah salah satu sikap PPP dalam mensosialisasikan kepentingan partai
politik.
Sosialisasi politik ini, di dalam ilmu politik diartikan sebagai suatu proses
yang dilakukan melalui partai politik untuk memperoleh sikap dan orientasi
terhadap fenomena politik yang berkembang dalam masyarakat dimana PPP ada
sikap politik PPP yang berkaitan tentang nasionalisme, strata sosial, suku bangsa,
14
Ibid., h. 406.
82
suatu bangsa.15
satu ke generasi yang lain. Di sinilah letaknya partai dalam memainkan peran
Sisi lain dari fungsi sosialisasi politik partai adalah upaya menciptakan
sekaligus alat atau sarana mensosialisasikan partai, maka PPP perlu menumbuh
15
Ibid., h. 407.
83
membedakan tingkatan sosial, hal ini salah satu perekat yang kuat sebagai fungsi
Ada lagi yang lebih tinggi nilainya apabila partai politik dapat
menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara dan
politik juga dituntut berperan memupuk identitas nasional dan integritas nasional.
loyalitas kepada partai, yang lebih loyalitas kepada negara. Dengan demikian ia
penting.16
PPP menyadari bahwa kader partai adalah tulang punggung dan harapan
masa depan partai. Karena itu, pendidikan dan pelatihan serta pembinaan kader
tingkatan dan dari beragam latar belakang unsur, fungsi, profesi dengan demikian
melalui pendidikan dan pelatihan politik yang teratur, terencana dan terprogram
secara sistematis. Arah pengembangan dititik beratkan agar kader partai adalah
karena hanya dengan kader yang demikian ia dapat menjadi partai yang
16
Ibid., h. 408.
85
kontinuitas dan kelestarian partai, sekaligus merupakan salah satu cara untuk
cara-cara lain.17
memberikan respon terhadap setiap kebijakan dan peristiwa yang terjadi di tengah
masyarakat.
dirugikan sebagai akibat proses pembangunan yang tidak memihak rakyat banyak.
Semua itu dapat dilakukan dengan berbagai macam metode atau cara. Pernyataan
17
Ibid., h. 409.
86
masyarakat yang bersifat heterogen, apakah dari segi etnis (suku bangsa), sosial-
persaingan dan perbedaan pendapat dianggap hal yang wajar dan mendapat
di tingkat masa bahwa dapat diatasi oleh kerja sama di antara elit-elit politik.
Partai politik juga merekrut orang-orang untuk diikut sertakan dalam kontes
demokrasi. Di pihak lain, dapat dilihat bahwa sering kali partai malahan
mempertajam pertentangan yang ada, jika hal ini terjadi dalam suatu masyarakat
87
Islam atau yang berbendera Islam dengan sistem yang berbeda, diantaranya PPP
sebagai partai Islam yang berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
yang menganut sistem multi partai. Hal ini perlu dianalisis dan diteliti kembali
tentang prilaku partai-partai sebagai bagian dari suatu sistem, yang dinamakan
1. Sistem Partai-Tunggal
terminis), karena suatu sistem selalu mengandung lebih dari satu bagian (pars).
Namun demikian, istilah ini telah tersebar luas di kalangan masyarakat dan
dipakai baik untuk partai yang benar-benar merupakan satu-satunya partai dalam
suatu negara maupun untuk partai yang mempunyai kedudukan dominan di antara
18
Ibid., h. 410.
19
Ibid., h. 415-416.
88
2. Sistem Dwi-Partai
antara beberapa partai, yang berhasil memenangkan dua tempat teratas dalam
dominant. Dewasa ini hanya beberapa negara yang memiliki ciri-ciri sistem dwi-
partai, yaitu Inggris, Amerika Serikat, Filipina, Kanada dan Selandia Baru. Oleh
Maurice Duverger malahan dikatakan bahwa sistem ini adalah khas Anglo Saxon.
Dalam sistem ini partai-partai dengan jelas dibagi dalam partai yang
berkuasa (Karena menang dalam pemilihan umum) dan partai oposisi (karena
kalah dalam pemilihan umum). Dengan demikian jelas di mana letak tanggung
jawab mengenai pelaksanaan kebijakan umum. Dalam sistem ini partai yang kalah
berperan sebagai pengecam utama tapi yang setia (loyal opposition) terhadap
kebijakan partai yang duduk dalam pemerintahan, dengan pengertian bahwa peran
yang ada di tengah dua partai dan yang sering dinamakan pemilihan terapung
dan memang kenyataannya ialah bahwa sistem dwi-partai dapat berjalan baik
dan tujuan sosial dan politik (political consensus), dan adanya kontinuitas sejarah
(histirical continuity).20
20
Ibid., h. 416-418.
89
3. Sistem Multi-partai
mendorong pilihan kearah sistem multi-partai. Perbedaan tajam antara ras, agama,
sempit saja. Dianggap bahwa pola multi-partai lebih sesuai dengan pluralitas
budaya dan politik daripada pola dwi-partai. Sistem multi-partai ditemukan antara
Rusia. Prancis mempunyai jumlah partai yang berkisar antara 17 dan 28,
mencapai 43.
badan legislative, sehingga peran badan eksekutif sering lemah dan ragu-ragu. Hal
ini sering disebabkan karena tidak ada satu partai yang cukup kuat untuk
dengan partai-partai lain. Dalam keadaan semacam ini partai yang berkoalisi harus
jelas karena sewaktu-waktu masing-masing partai dapat diajak untuk duduk dalam
pemerintahan koalisi baru. Hal semacam ini menyebabkan sering terjadinya siasat
masing. Lagi pula, sering kali partai-partai oposisi kurang mampu menyusun
suatu program alternatif bagi pemerintah. Dalam sistem semacam ini masalah
sistem dwi partai dan sistem multi partai, Indonesia termasuk kedalam sistem
multi partai karena salah satunya Indonesia memiliki banyak partai. Di antara
banyak partai itu salah satunya PPP yang memakai sistem kepartaian dengan pola
sejahtera, lahir batin dan demokrasi dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Republik Indonesia.
21
Ibid., h. 418-420.
91
tan antara Republik Indonesia dengan negara-negara lain atas dasar hormat-
22
Wawancara Penulis dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor (Bupati Terpilih
Kabupaten Bogor). Drs. H. Rachmat Yasin, MM.
92
BAB III
persada ibu pertiwi, mempunyai tradisinya sendiri yang tidak lepas dari
pendidikan dan dakwah merupakan ciri yang paling menonjol, maka diawal di
ilmu tafsir menjadi pelajaran pokok. Untuk dapat mendalami tafsir Al-qur’an
diperlukannya ilmu bantu seperti ilmu bahasa, ilmu falaq, ilmu jiwa, ilmu hayat,
kemasyarakatan, ilmu teknik, ilmu perdagangan, ilmu sejarah dan lainnya. Karena
pendidikan dan pengajaran tidak mempunyai batas waktu, dalam hal ini penulis
sehari-hari, istilah pesantren bisa disebut dengan pondok saja atau kedua kata ini
mengandung makna yang sama, kecuali sedikit perbedaan. Asrama yang menjadi
dan pesantren.
pesantren (santri kalong) dimana cara dan metode pendidikan dan pengajaran
agama Islam diberikan dengan sistem wetonan yaitu para santri datang berduyun-
hubungan guru-murid secara lebih akrab, yang terjadi di beberapa pondok justru
hanya sebagai tempat tidur semata bagi pelajar-pelajar sekolah umum. Mereka
menempati pondok bukan untuk thalab ‘ilm al-Din, melainkan karena alasan
kecil di sawah atau ladang sebagai tempat peristirahatan sementara bagi para
dan dilaksanakan secara penuh, dimana siswa atau santri wajib mengikuti kegiatan
belajar sebanyak dua kali dalam satu hari, yaitu belajar pada sekolah formal dan
mereka yang baru mengenalnya secara lebih dekat ketika mengadakan penelitian.
Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama
leadership seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat
pondok pesantren.
didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanent. Maka
memiliki akar transmisi sejarah yang jelas. Orang yang pertama kali
pesantren Daruttafsir adalah bukti sejarah yang merupakan salah satu lembaga
pendidikan milik umat Islam, kiprah dan eksistensinya selama ini dalam membina
23
Mujamil Qomar, Pesantren, Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Institusi
(Jakarta: Erlangga, 2005), h. 2.
24
Ibid., h. 3.
95
dan membekali generasi penerus umat dalam nilai-nilai keimanan dan keIslaman
dipisahkan dari para pendirinya. Berkat jasa, pengorbanan dan kerja keras
merekalah pondok ini eksis dan mampu berkiprah dalam membina serta mendidik
generasi penerus umat, guna menyongsong Ijjul Islam wal Muslimin. Melalui
pondok inilah segala harapan, cita-cita dan idealisme para pendirinya ditorehkan.
Dengan harapan menjadi amal soleh yang dapat dipetik kelak di kampung
tanggal 5 Mei 1974 pondok pesantren Daruttafsir berpindah tempat dari Gunung
Bogor. Berkaitan dengan sejarah pondok pesantren yang pertama kali ada di
persada ibu pertiwi ini telah menimbulkan perbedaan pendapat dikalangan para
ahli sejarah.
kali. Sebagian mereka menyebutkan Syaikh Maulana Malik Ibrahim, yang dikenal
dengan Syaikh Maghribi, dari Gujarat, India, sebagai pendiri atau pencipta
pondok pesantren yang pertama di Jawa. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
umum sistem pendidikan pesantren yang dibangun Syaikh Maghribi tersebut sulit
informasi tersebut tanpa verifikasi yang cermat. Namun secara esensial dapat
diyakinkan bahwa wali yang berasal dari Gujarat ini memang telah mendirikan
telah dirintisnya. Pengajaran tersebut tidak pernah diabaikan oleh penyebar Islam,
lebih dari itu kegiatan mengajar santri menjadi bagian terpadu dari misi dakwah
Islamiyahnya.26
masuknya Islam di Jawa. Mengenai sejarah Islam di Jawa, para peneliti tidak
kepulauan Indonesia bersumber dari laporan Cina tentang pemukiman Arab pada
Indonesia boleh jadi adalah saudagar Arab pada abad ke-7 M yang singgah di
25
Ibid., h. 7.
26
Ibid., h. 8.
27
Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren (Jakarta:
Rajawali Pers, 2005), h. 55-56.
97
Indonesia, daerah-daerah pesisir Jawa atau saat ini dikenal dengan wilayah
pantura (pantai utara). Pada permulaan abad ke 15 dari interaksi penduduk asli
sebuah komunitas yang dalam hinduisme di pandang rendah dari kasta yang lebih
tinggi, itu salah satu upaya penyebaran agama Islam pada masyarakat Jawa
ajaran Islam yang terdapat dalam Al-qur’an Hadist maupun yang telah dikupas
dapat disangkal lagi bahwa pengajaran Islam sudah ada sebagai bukti adanya
pengajaran dan pendidikan Islam yang diadakan oleh Maulana Malik Ibrahim di
Gresik yang sekarang makam Maulana Malik Ibrahim itu dikenal dengan Gapura
Wetan. Makam yang di sejajarkan dengan makam Raja Samudra Pasai yang
menunjukkan bahwa ia seorang ulama besar atau seorang ahli agama yang
setingkat dengan ”Qadi” atau ”Syaikh al-Islam” yang meletakkan pertama sendi-
atauSunan Ampel) sebagai wali pembina pertama di Jawa Timur. Adapun Sunan
Ampel, bukan bersamaan. Teori kematian kedua wali ini menyebutkan bahwa
Sunan Ampel wafat pada 1467 M. sedangkan Sunan Gunung Jati pada 1570 M.
98
Jadi terpaut 103 tahun yang di pandang cukup untuk membedakan suatu masa
Gunung Jati sebagai pendiri pesantren pertama mungkin saja benar, tetapi
khususnya di wilayah Cirebon atau secara umum Jawa Barat, bukan di Jawa
secara keseluruhan. Itu merupakan suatu bukti bahwa pesantren dengan sistem
Jika benar pesantren telah di rintis oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim
sebagai penyebar Islam pertama di Jawa, maka bisa dipahami apabila para peneliti
sejarah dengan cepat mengambil kesimpulan bahwa pesantren adalah suatu model
Masyayih Pondok Pesantren Daruttafsir) dan hasrat umat Islam bagi keperluan
Semenjak di dirikan pada tahun 1971, sasaran yang ingin dicapai dari
berikutnya.
intelektual yang harus dimiliki manusia dalam rangka mengemban amanah untuk
Sebagai salah satu pondok pesantren yang terbilang berusia cukup tua di
kabupaten Bogor, telah menghasilkan ribuan alumni, sebagian besar para alumni
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu pada perguruan tinggi
Islam maupun perguruan tinggi umum, baik perguruan tinggi dalam negri maupun
luar negri. Sedangkan dalam bidang profesi para alumni selain bekerja pada
lembaga legislatif, birokrasi pemerintahan dan banyak pula diantara mereka yang
telah menjadi tokoh-tokoh masyarakat.28 Maka yang akan penulis bicarakan pada
Pendidikan K.H. Nu’man Istichori dimulai pada pendidikan formal yaitu MI-SR
Tahun (1956), KMI Gontor Tahun (1962), Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung
Jati Bandung Tahun (1967). Pendidikan non formal yaitu Pondok Pesantren
28
Wawancara penulis dengan Sekretaris Umum Pondok Pesantren Daruttafsir. Drs. Abdul
Muiz Istichori. Bogor, tanggal 12 Juni 2009.
100
yang terkait: pendidik, peserta didik, alat pendidik dan lingkungan pendidikan.
Keberadaan empat faktor ini tidak ada artinya bila tidak diarahkan oleh suatu
tujuan. Tak ayal lagi bahwa tujuan menempati posisi yang amat penting dalam
proses pendidikan sehingga materi, metode dan alat pengajaran selalu disesuaikan
dengan tujuan. Tujuan yang tidak jelas akan mengaburkan seluruh aspek
tersebut.30
Supaya tidak terjadi pengaburan aspek dari tujuan tersebut, maka pondok
dengan ajaran agama Islam secara optimal dan ideal. Sehingga umat mampu
Untuk lebih jelasnya lagi tujuan dari pesantren ini penulis akan
untuk meningkatkan pemahaman tentang arti kehidupan serta realisasi dari peran-
peran dan tanggung jawab sosial. Setiap santri diharapkan menjadi orang yang
wise (bijaksana) dalam menyikapi kehidupan ini. Dalam bahasa pesantren, wise
bisa dicapai ketika santri menjadi seorang yang alim, shalih dan nasyir al-ilm.
Hal itu dapat dipahami dari rumusan tujuan pendidikan pada masing-
melaksanakan visi dan misinya. Memang sering kita jumpai dalam jumlah kecil
pesantren tradisional dengan sarana prasarana yang megah, namun para kiai dan
sederhana. Keterbatasan sarana dan prasarana ini, ternyata tidak menyurutkan para
melatih diri (riyadloh) dengan penuh keprihatinan. Yang penting semua itu tidak
31
Dian Nafi dkk, Praksis Pembelajaran Pesantren (Yogyakarta, Instite for Training and
Development (ITD), Forum Pesantren, Yayasan Selasih, 2007), h. 49-50.
102
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, mencintai ilmu,
teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan agama Islam dan
dakwah, ekonomi, sosial kemasyarakatan dan sosial politik. Kegiatan pondok itu
ada yang sifatnya edukatif kemudian ada dakwah keluar. Kemudian ada juga yang
kepemimpinan yang bisa di terima oleh umat melalui sistem pilkada yang
masyarakat dan Pondok Pesantren Daruttafsir, yaitu pigur Drs. H Rachmat Yasin,
MM.
pengurus, sebagai simpatisan dan ada juga sebagai pengamat. Jadi pondok
pesantren tidak di posisikan dan tidak memposisikan dalam salah satu parpol,
karena pondok pesantren bukanlah sarana atau alat untuk melakukan politik
32
Mastuki dkk, Manajemen Pondok Pesantren (Jakarta: Diva Pustaka, 2005), h. 92-93.
103
praktis. Akan tetapi pondok pesantren adalah tempat pengajaran pendidikan untuk
Kurun waktu yang cukup lama fungsi pesantren berjalan secara dinamis,
semua segi nilai yang ada di dalam masyarakat muslim Indonesia. Ini telah di
dapat diterima oleh masyarakat. Hal inilah yang menyatakan pondok pesantren
misinya) mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa dan ukhuwah
sekolah agama (madrasah, sekolah umum, dan perguruan tinggi). Disamping itu,
diniyah yang mengajarkan bidang-bidang ilmu agama saja. Pesantren juga telah
33
Wawancara Penulis dengan Pimpinan Pondok Pesantren Daruttafsir. K.H. Nu’man
Istichori.
104
pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa membedakan tingkat sosial ekonomi
mereka.
Bahkan melihat kinerja dan karisma kiainya, pesantren cukup efektif untuk
berperan sebagai perekat hubungan dan pengayom masyarakat, baik pada tingkat
lokal, regional dan nasional. Pada tataran lokal, arus kedatangan tamu kepada kiai
sangat besar, di mana masing-masing tamu dengan niat yang berbeda-beda. Ada
yang ingin bersilaturrahim, ada pula yang ingin berkonsultasi, meminta nasihat,
memohon do’a, berobat, dan ada pula yang ingin meminta jimat untuk sugesti
memimpin majlis taklim, baik atas inisiatif sendiri atau atas inisiatif panitia
Hadits) dan asasi dengan berbagai bentuk, baik melalui ceramah umum atau
dialog interaktif. Oleh karenanya, tidak diragukan lagi kiai dapat memainkan
dakwah-dakwahnya, baik secara lisan dan tindakan (bil hal, uswah hasanah).
34
Ibid., h. 90-91.
105
mengubah ciri pokoknya sebagai lembaga pendidikan dalam arti luas. Ciri inilah
yang menjadikan tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Disebut dalam arti luas,
membentuk tradisi kulikuler yang terlihat dari segi standar-standar isi, kualitas
35
Nafi, Praksis Pembelajaran Pesantren, h. 11.
106
BAB IV
hubungan pasti antara dua atau lebih obyek tertentu.36 Untuk memperjelas
pengertian dari relasi atau hubungan kerjasama ini penulis akan mengungkapkan
proses sejarah relasi atau hubungan kerjasama itu terjadi antara PPP dengan
Pondok Pesantren Daruttafsir kabupaten Bogor. Hal ini tidak lepas dari Islam dan
umatnya.
kabupaten Bogor Drs. H Rachmat Yasin, MM. (Bupati terpilih kabupaten Bogor
yang mencatat relasi atau hubungan kerjasama tersebut antara PPP dengan
Pondok Pesantren Daruttafsir kabupaten Bogor. Tapi fusi empat partai Islam
memang memberikan gambaran bagi umat Islam dan para tokoh Pondok
Pesantren Daruttafsir sudah ada terjadi relasi atau hubungan kerjasama antara
tokoh PPP sebagaimana lahirnya PPP tahun 1973 yang diikuti oleh fusi para tokoh
36
Marbun, Kamus Politik, Edisi Revisi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007), h. 419.
107
kabupaten Bogor.37
hubungan kerjasama itu sudah ada antara pendiri Pondok Pesantren Daruttafsir
dilihat dari ikhtisar sejarah lahirnya memiliki tujuan sebagai wadah berhidmat
pengajaran Islam secara optimal dan ideal sekaligus menjadi pelaku pembaharuan
Langsung atau tidak langsung telah terjadi kesamaan asas dan tujuan
antara PPP dengan Pondok Pesantren Daruttafsir kabupaten Bogor walaupun latar
belakang atau historis kedua lembaga ini jauh berbeda dengan adanya kesamaan
dasar maka terbentuklah relasi atau hubungan kerjasama yang harmonis antara
keduanya.38
MM. Bahwasannya landasan relasi atau hubungan kerjasama antara PPP dengan
Pondok Pesantren Daruttafsir kabupaten Bogor adalah landasan ideal yang sama-
37
Wawancara Penulis dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor (Bupati Terpilih
Kabupaten Bogor). Drs. H. Rachmat Yasin, MM.
38
Wawancara Penulis dengan Pimpinan Pondok Pesantren Daruttafsir. K.H. Nu’man
Istichori.
108
pragmatis saja tetapi lebih mendekatkan kepada kepentingan umat. Sebab PPP dan
didirikan oleh tokoh-tokoh Islam, para kiai dan berbasis umat Islam. Untuk itu
PPP dan Pondok Pesantren Daruttafsir kabupaten Bogor dapat saling mengisi dan
mengakomodasikan apa yang dibutuhkan umat Islam pada saat ini dan untuk masa
yang akan datang. Dengan terjadinya relasi atau hubungan kerjasama antara PPP
hubungan kerjasama ini terjadi juga dinamika pasang surut relasi atau hubungan
kerjasama antara PPP dengan Pondok Pesantren Daruttafsir kabupaten Bogor baik
karena memang dibutuhkan dan itu merupakan salah satu alat perjuangan.
Relasi politik ini tidak terlepas dari beberapa unsur yang berkaitan dengan
39
Wawancara Penulis dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor (Bupati Terpilih
Kabupaten Bogor). Drs. H. Rachmat Yasin, MM.
109
melalui partai politik untuk berpolitik praktis dalam menyalurkan aspirasi umat
Islam.
relasi atau hubungan kerjasama ini yang menjelaskan bahwa pembinaan dan
hanya bergerak di bidang pendidikan saja, tapi ada juga diantaranya dakwah,
sosial kemasyarakatan dan sosial politik yang mencakup pencerahan politik yang
baik bagi masyarakat dalam membentuk mental politik jujur dan santun bagi
pengurus partai PPP harus ada pencerahan dalam partai, sehingga masyarakat
supaya apa yang di perbuat dan dilakukan oleh PPP dan masyarakat yang ada di
Daruttafsir untuk memberikan amal ma’ruf nahi munkar kepada PPP bukan saja
relasi atau hubungan kerjasama ini karena ikatan tali silaturahmi antara Pondok
40
Wawancara Penulis dengan Pimpinan Pondok Pesantren Daruttafsir. K.H. Nu’man
Istichori.
110
politik. Dengan kesamaan paham ini Pondok Pesantren Daruttafsir dengan PPP
politik yang di inginkan oleh masyarakat yang berpihak kepada umat Islam.
Proses relasi atau hubungan kerjasama ini terjadi hanya sebatas individu
bergabung dalam PPP dan orang-orang PPP yang berada di Pondok Pesantren
Daruttafsir yang relasi atau hubungan kerjasama ini sebatas personil atau individu
sebagai institusi dan PPP sebagai lembaga politik yang di ikat oleh suatu aturan
(Wakil DPC PPP KORWIL 4 Kabupaten Bogor) memperinci tentang relasi atau
hubungan kerjasama yang terjadi antara PPP dengan Pondok Pesantren Daruttafsir
kabupaten Bogor. Relasi ini terjadi karena PPP berideologi Islam, Pondok
Pesantren Daruttafsir berideologi Islam dengan ada kesamaan ideologi ini maka
wajar dan pantas untuk melakukan relasi atau hubungan kerjasama demi
sesepuh oleh orang-orang PPP tapi bukan sesepuh partai PPP. Jadi mayoritas
Muhammad Basri Kadawung yang pernah menjadi anggota MPR RI dari PPP
pada tahun 1982 yang dianggap sesepuh PPP adalah kaka K.H. Muhammad
41
Wawancara penulis dengan Sekretaris Umum Pondok Pesantren Daruttafsir. Drs. Abdul
Muiz Istichori.
111
Daruttafsir. Dari sinilah awal mulanya terbentuk relasi atau hubungan kerjasama
Secara konseptual tujuan dan manfaat relasi bisa diartikan sebagai usaha
dan Pondok Pesantren Daruttafsir kabupaten Bogor agar masyarakat yakin bahwa
aspirasi masyarakat yang sebenarnya. Hal ini tidak saja terkait kepada personil,
melainkan juga manyangkut kultural dan simbolik antara PPP dan Pondok
kekerabatan personal dan kedua lembaga tersebut dapat dikenal dan diketahui
oleh masyarakat secara pasti yang menjadi tempat perlindungan dan pengaduan
luas yang melahirkan simbol aliran pemikiran keagamaan tersendiri dengan tradisi
dan pemikiran tradisi tersebut. Hal yang sama berlaku untuk sistim budaya, kelas
sosial dan bahkan persamaan asal usul pendidikan dan sebagainya. Pada saat yang
sama relasi atau hubungan kerjasama ini berlangsung karena adanya inisiatif
diantara ke tiga belah pihak PPP, pondok pesantren dan masyarakat. Disini secara
42
Wawancara penulis dengan Wakil DPC PPP KORWIL 4 Kabupaten Bogor. Bapak
Suhadi Alduni. Bogor, tanggal 06 Juni 2009.
112
menyamakan presepsi, cara pandang dan tingkah laku relasi atau hubungan
dan seorang kiai atau tokoh masyarakat baik itu partai politik PPP dan lembaga
tengah masyarakat, begitu juga dengan relasi atau hubungan kerjasama ditandai
dalam sistim dan struktur politik yang diakui oleh negara. Artinya, masyarakat
percaya bisa menemukan saluran yang tepat dan epektif. Untuk mewujudkan apa
Sebaliknya relasi atau hubungan kerjasama ini di tandai oleh presepsi PPP
dan Pondok Pesantren Daruttafsir kabupaten Bogor bahwa masyarakat bukan saja
nasional. Proses ini berlangsung secara timbal balik yang menciptakan sebuah
ketigabelah pihak.
Menurut K.H. Nu’man Istichori target-target yang akan dicapai baik itu
internal yaitu untuk mendidik orang-orang pondok bagaimana cara berpolitik yang
Pencitraan yang baik, baik itu secara agama ataupun moral hal ini yang
paling pokok dilakukan oleh orang-orang pesantren bukan oleh Pondok Pesantren
Yasin, MM. yang terpilih dalam pilkada sebagai bupati kabupaten Bogor.44
Sebenarnya dari proses pilkada relasi atau hubungan kerjasama itu bukan
dengan PPP tapi dengan pigur Drs. H Rachmat Yasin, MM. kebetulan dia dari
kalangan santri, dengan latar belakangnya sama dengan kita yaitu pesantren.45
bergulat dengan politik, oleh karena itu perlu model politik santun yaitu berpolitik
kualitas tinggi (high politics) yang memiliki tiga ciri, yaitu Pertama, setiap jabatan
pada hakikatnya berupa amanah dari masyarakat yang harus dipelihara sebaik-
43
Wawancara Penulis dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor (Bupati Terpilih
Kabupaten Bogor). Drs. H. Rachmat Yasin, MM.
44
Wawancara Penulis dengan Pimpinan Pondok Pesantren Daruttafsir. K.H. Nu’man
Istichori.
45
Wawancara Penulis dengan Seretaris Umum Pondok Pesantren Daruttafsir. Drs. Abdul
Muiz Istichori.
114
harus dikaitkan secara ketat dengan prinsip ukhuwah, yaitu persaudaraan antar
sesama umat manusia, menghindari gaya politik konfrontatif yang penuh dengan
konflik dan melihat pihak lain sebagai pihak yang harus dieliminasi.
disaat berpolitik, maka bagi masyarakat yang sehat mentalnya akan medukung
dan tentunya tidak asing lagi bagi Pondok Pesantren Daruttafsir. Mengingat
substansi yang ada dalam ajaran Pondok Pesantren Daruttafsir sudah layak
46
Wawancara Penulis dengan Pimpinan Pondok Pesantren Daruttafsir. K.H. Nu’man
Istichori.
47
Wawancara Penulis dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor (Bupati Terpilih
Kabupaten Bogor). Drs. H. Rachmat Yasin, MM.
115
mengajarkan ilmu-ilmu agama, tapi juga ilmu-ilmu umum dalam bentuk madrasah
ta’lim), tapi bisa juga untuk mempelajari ilmu-ilmu umum. 5) Pesantren bukan
hanya untuk asrama anak-anak belajar sekolah umum saja, tapi juga bisa untuk
umum.
lingkungan sendiri, Pondok Pesantren Daruttafsir ternyata lebih populer dan peka
terkait dengan hukum syara secara langsung mungkin tidak akan berjalan lancar
sebagai misal, baru dapat diterima kaum santri setelah kiai-kiai Pondok Pesantren
Daruttafsir memiliki peranan. Maka nasihat-nasihat kiai jauh lebih ditaati daripada
anjuran-anjuran pemerintah.
pembangunan. Melihat dari kedua sisi ini, antaran Pondok Pesantren Daruttafsir
dengan PPP ada kesamaan asas dan tujuan ini merupakan tahap awal untuk
116
melakukan relasi atau hubungan kerjasama untuk saling memperkuat dan saling
Daruttafsir untuk memiliki pimpinan yang sesuai dengan apa yang di inginkan
kebijakan yang di dukung dalam hal ini bupati. Jadi kita memberikan warna, kalau
sekarang ada NOBAT (Nonghol Babat) itu karena dari kita, itu keuntungan umat.
Karena kita berpolitik untuk umat dan kita tidak hanya sekedar memberikan
aspirasi, kalau hanya seperti itu kita rugi. Jadi target kita yaitu dapat memberikan
warna.
Sikap saya memberikan amar ma’rup. Jika sudah terjadi relasi atau
hubungan kerjasama, apapun yang disampaikan dari hasil relasi atau hubungan
kerjasama itu akan baik, berbeda lagi kalau bukan dengan relasi atau hubungan
kerjasama baik pun dikatakan tidak baik. Jadi kalau kita sudah membentuk relasi
atau hubungan kerjasama itu kita bisa memberikan amar ma’ruf nahi munkar, itu
Istichori) adalah Ketua Forum Silaturrahmi dan Pengajian Kabupaten Bogor yang
48
Wawancara Penulis dengan Pimpinan Pondok Pesantren Daruttafsir. K.H. Nu’man
Istichori.
49
Wawancara Penulis dengan Pimpinan Pondok Pesantren Daruttafsir. K.H. Nu’man
Istichori.
117
menjadi pendukung Drs. H. Rachmat Yasin, MM. sebagai calon bupati Bogor
dalam pilkada kabupaten Bogor 2008.. Sebagai Ketua Forum yang mendukung
Drs. H. Rachmat Yasin, MM. maka pimpinan Pondok Pesantren Daruttafsir telah
komunitas podok pesantren yang berada dalam jaringan forum untuk mendukung
Bogor
kabupaten Bogor tidak ada satupun yang menunjukkan adanya perjanjian tertulis
atau lisan yang berkaitan tentang relasi atau hubungan kerjasama antara keduanya
dan tidak ada juga yang menyebutkan tentang bagaimana relasi atau hubungan
kerjasama itu terjadi antara keduanya karena secara formal organisatoris tidak ada
hubungan antara keduanya, maka yang namanya tim perumus belum pernah
hubungan keluarga dengan tokoh besar PPP di kabupaten Bogor, yaitu K.H.
sendirinya yang relasi atau hubungan kerjasama tersebut diperkuat oleh perantara
118
(mediasi) para alumni Pondok Pesantren Daruttafsir yang terlibat atau aktif di
dalam PPP.
Bogor saling mengisi dalam pelaksanaan pilkada yang di posisikan sebagai mitra.
dengan pilkada.
PPP sebagai partai pengusung utama Drs. H Rachmat Yasin, MM. tetap
keumatan. Segala sesuatu yang berorientasi bagi kesejahteraan umat tetap menjadi
Inilah alat yang menyatakan bahwa relasi atau hubungan kerjasama itu
yang akan di capai oleh PPP adalah terpilihnya Drs. H Rachmat Yasin, MM.
umat.
Dalam hal ini tidak ada pihak yang dirugikan atas terjalinnya relasi atau
50
Wawancara Penulis dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor (Bupati Terpilih
Kabupaten Bogor). Drs. H. Rachmat Yasin, MM.
119
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
terjadi antara partai politik dan pondok pesantren bukan terjadi antara
partai PPP dengan pondok pesantren Daruttafsir, namun relasi yang terjadi
tidak lepas dari beberapa unsur keterkaitan kepentingan, ketika ada yang
akan dengan mudah terjadinya relasi atau hubungan. Itulah yang terjadi
antara Drs. H. Rachmat Yasin, MM. dengan K.H. Nu’man Istichori. Ada
mental berpolitik yang baik dan santun bagi masyarakat itu merupakan
wujud dari akhlakulkarimah, begitu juga bagi para pengurus partai harus
dalam partai untuk memberikan amal ma’ruf nahi munkar, jadi partai
MM. sebagai Bupati Bogor. Salah satu keuntungan yang diperoleh PPP
umat. Agar dapat mendidik orang-orang pondok untuk tau bagaimana cara
B. Saran
Rachmat Yasin, MM. dengan K.H. Nu’man Istichori bisa dikatakan relasi atau
hubungan yang sukses, karena hasil dari relasi tersebut dapat membantu Drs. H.
masyarakat bahwa kita sebagai masyarakat memiliki hak dan kewajiban untuk
baik pusat atau daerah. Baik buruknya seorang kepala daerah masyarakatlah yang
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana, “Peran Partai Politik,” artikel diakses pada 23 Juni 2008 dari
http://ardiana0781.blogspot.com/2008/06/23/revitalisasi-peran-partai-
politik.html
Hadianto, Pandji R. “Tujuan Partai Politik,” artikel diakses pada 23 Juni 2008 dari
http://www.jakarta45.wordpress.com/2008/06/23/tujuan-partai-politik-uu-
no-2008
Marbun. Kamus Politik, Edisi Revisi 2007 Diperbaharui dan Dilengkapi. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2007.
Wawancara Pribadi dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor. Bupati Bogor Drs.
H. Rachmat Yasin, MM. Bogor, tanggal 29 Juni 2009.
Wawancara Pribadi dengan Wakil DPC PPP KORWIL 4 Kabupaten Bogor Bapak
Suhadi Alduni. Bogor, 06 Juni 2009.
123