Anda di halaman 1dari 97

CHASIS DAN PEMINDAH MODUL

DAYA
SISTEM KEMUDI DAN POWER STEERING

SMK NEGERI 1 AL-MUBARKEYA


MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA i
KATA PENGANTAR

Modul CHASIS DAN PEMINDAH DAYA digunakan sebagai panduan kegiatan belajar
untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu kompetensi menerapkan cara perawatan
system kemudi dan power steering, serta menerapkan cara perawatan system kemudi dan
power steering pada mata pelajaran chasis dan pemindah daya.
Modul ini terdiri atas 2 Kegiatan Belajar. Kegiatan Belajar 1 membahas tentang cara
perawatan system kemudi dan power steering dan Kegiatan Belajar 2 membahas tentang
merawat system kemudi dan power steering.

Aceh Besar,
Penyusun,

IKRAM

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA ii


DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
PETA KEDUDUKAN MODUL iv
GLOSARIUM v
BAB I. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI 1
B. PRASYARAT 1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1
1. Petunjuk bagi Peserta Didik 1
2. Petunjuk bagi Pendidik 1
D. TUJUAN AKHIR 2
E. KOMPETENSI 2
F. CEK KEMAMPUAN 3
BAB II. PEMBELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIDIK 4
B. KEGIATAN BELAJAR 5
1. Kegiatan Belajar 1. 5
a. Tujuan kegiatan pembelajaran 1 5
b. Uraian materi 1 4
c. Rangkuman 1 80
d. Tugas 1 80
e. Tes formatif 1 80
f. Kunci jawaban formatif 1 81
g. Lembar kerja 1 86
DAFTAR PUSTAKA 33

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA iii


GLOSARIUM

Steering wheel
 Steering wheel atau roda kemudi berfungsi untuk membelokkan roda depan
dengan cara diputar.
Steering mainshaft
 Steering mainshaft atau poros utama kemudi berfungsi untuk menyambungkan
atau sebagai tempat roda kemudi dengan steering gear.
Pitman Arm
 Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi ke relay rod atau drag link.
Berfungsi untuk merubah gerakan putar steering column menjadi gerakan maju
mundur.
Relay Rod
 Relay rod dihubungkan dengan pitman arm dan tie rod end kiri serta kanan.
Relay rod ini meneruskan gerakan pitman arm ke tie rod
Tie Rod
 Ujung tie rod yangberulir dipasang pada ujung rack pada kemudi rack end
pinion, atau ke dalam pipa penyetelan pada recirculating ball, dengan demikian
jarak antara joint- joint dapat disetel.
Tie Rod End ( Ball Joint )
 Tie rod end dipasanglkan pada tie rod untuk menghubungkan tie rod dengan
knuckle arm, relay roda dan lain-lain.
Knuckle arm
 Knuckle arm meneruskan gerakan tie rod atau drag link ke roda depan melalui
steering knuckle.
Steering knuckle
 Steering knuckle untuk menahan beban yang diberikan pada roda-roda depan
dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpuan ball joint
atau king pin dari suspension arm
Idler arm

 Pivot dari idler arm dipasang pada body dan ujung lainnya dihubungkan dengan
relay rod dengan swivel joint. Arm ini memegang salah satu ujung relay rod dan
membatasi gerakan relay rod pada tingkat tertentu

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA iv


BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

CHASIS DAN PEMINDAH DAYA merupakan modul yang memiliki ruang lingkup

meliputi identifikasi cara perawatan system kemudi dan power steering., menerangkan

cara perawatan system kemudi dan power steering. Serta, praktik melakukan dan

menunjukan perawatan system kemudi dan power steering..

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik mampu menerapkan cara

perawatan system kemudi dan power steering., dan merawat secara berkala system

kemudi dan power steering..

B. PRASYARAT

Untuk mempelajari modul CHASIS DAN PEMINDAH DAYA memerlukan

kemampuan awal yang harus dimiliki peserta didik, yakni peserta didik telah

menyelesaikan mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif.

C. PETUNJUNG PENGGUNAAN MODUL

1. Bagi Peserta Didik

a. Bacalah lembar informasi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama

sebelum mengerjakan lembar kerja yang ada dalam modul.

b. Kerjakan soal-soal yang ada dilembar latihan pada setiap kegiatan belajar.

2. Bagi Pendidik

a. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 1


b. Membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan

dalam tahap belajar

c. Membantu peserta didik dalam memahami konsep dan menjawab pertanyaan

peserta didik mengenai proses belajar siswa

d. Membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan

lain yang diperlukan untuk belajar

D. TUJUAN AKHIR

Setelah peserta didik selesai mempelajari dan mengulas modul ini diharap mampu

untuk menerapkan dan merawat system pengaman.

E. KOMPETENSI

Uraian sub kompetensi dijabarkan seperti dibawah ini:

Kompete Kriteria Lingkup Materi Pokok Pembelajaran


nsi Unjuk Kerja Belajar Sikap Pengetahuan Keterampilan
3.10.Mener 3.10.1 Pengetahua  System
apkan cara Mengidentifikas n cara pengaman
perawatan i cara perawatan perawatan
system system kemudi system
kemudi dan dan power
kemudi dan
power steering.
power
steering 3.10.2.
Menerangkan
steering
perawatan
system kemudi
dan power
steering.
4.10.Mera 4.10.1. Keterampila   Sisitem
watan Melakukan n cara pengaman
berkala perawatan perawatan
system system kemudi berkala
kemudi dan dan power
system
power steering
kemudi dan
steering 4.10.2.
power
Menunjukan
steering

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 2


cara perawatan
system kemudi
dan power
steering

F. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini, silahkan cek list (√) kemampuan yang telah peserta
didik miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan:

Jawaban Jika
jawaban
Subkompetensi Pertanyaan
Tidak Ya ‘Ya’
kerjakan
3.10.1 1. Saya mampu
Mengidentifikasi cara Mengidentifikasi cara
perawatan system perawatan system kemudi Tes formatif
dan power steering. 1
kemudi dan power
steering.
3.10.2. Menerangkan 2. Saya mampu menerangkan
perawatan system perawatan system kemudi Tes formatif
kemudi dan power dan power steering. 2
steering.
4.10.1. Melakukan 3. Saya mampu Melakukan
perawatan system perawatan system kemudi Tes formatif
kemudi dan power dan power steering. 3
steering.
4.10.2. Menunjukan 4. Saya mampu Menunjukan
cara perawatan system cara perawatan system Tes unjuk
kemudi dan power kemudi dan power steering. kerja 4
steering.

Apabila anda menjawab Tidak pada salah satu pernyataan diatas, maka pelajarilah
modul ini

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 3


BAB II
PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIDIK

Kompetensi:

3.10.Menerapkan cara perawatan system kemudi dan power steering.

4.10.Merawatan berkala system kemudi dan power steering

Sub Kompetensi

3.10.1 Mengidentifikasi komponen dan cara kerja system kemudi dan power

steering.

3.10.2. Menerangkan perawatan system kemudi dan power steering

4.10.1. Melakukan perawatan system kemudi dan power steering

4.10.2. Menunjukan cara perawatan system kemudi dan power steering

Tanda
Tempat Alasan
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu tangan
Belajar perubahan
guru
Kegiatan Belajar
1. Sistem kemudi
dan power
steering.

Kegiatan Belajar
2. Perawatan
Sistem kemudi
dan power
steering.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 4


B. KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar 1

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1

3.10. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat :

3.10.1 Mengidentifikasi cara perawatan system kemudi dan power steering.

3.10.2. Menerangkan perawatan system kemudi dan power steering.

4.10. Setelah peserta didik melaksanakan perawatan system kemudi dan power

steering, peserta didik dapat:

4.10.1. Melakukan perawatan system kemudi dan power steering

4.10.2. Menunjukan cara perawatan system kemudi dan power steering

b. Uraian Materi 1 Sistem Kemudi dan Power Steering

1) Sistem Kemudi dan Power Steering

Steering system atau sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan arah

kendaraan sesuai kehendak pengemudi. Umumnya yang dikendalikan adalah

kedua roda depan meskipun dewasa ini telah dikembangkan dengan sistem

pengendalian keempat roda. Walaupun demikian kendaraan harus dapat

dikendalikan dengan mudah agar agar roda tidak terseret saat kendaraan sedang

berbelok.

Untuk maksud tersebut pada tahun 1818 Rudolf Ackerman menemukan

suatu cara yaitu bila kendaraan dibelokkan maka seluruh roda yang

menyebabkan kendaraan berbelok harus mempunyai satu titik putar saja,

dengan demikian roda mudah berbelok ( tidak terpaksa ) dan roda tidak terseret.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 5


Dasar dari prinsip ini adalah bahwa titik putar roda jika diperpanjang

dengan tie rod end ( penghubung gerakan roda kiri dan kanan ) harus tepat

terletak dipertengahan antara roda belakang kiri dan kanan.

Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara

membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan

meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering gear memperbesar

tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk

menggerakkan roda depan melalui steering linkage.

Gambar 1.1. Mekanisme Steering Sistem

2) Komponen System Kemudi

a) Steering Column

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 6


Steering column atau batang kemudi merupakan tempat poros utama.

Steering column terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran roda

kemudi ke steering gear, dan column tube yang mengikat main shaft ke

body. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi, dan

roda kemudi diikatkan ditempat tersebut dengan sebuah mur.

Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang

menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan.

Gambar 1.2. Steering Coulumn

Steering columnjuga merupakan mekanisme penyerap energi yang

menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan.

Ada dua tipe steering column yaitu:

1. Model Collapsible

Model ini mempunyai keuntungan: Apabila kendaraan berbenturan /

bertabrakan dan steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 7


main shaft column atau bracket akan runtuh sehingga pengemudi

terhindar dari bahaya.

Kerugiannya adalah

- Main shaft nya kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada

mobil penumpang atau mobil ukuran kecil.

- Kontruksinya lebih rumit.

Gambar 1.3. Animasi Penyerapan Benturan

Bagaimana kekuatan tabrakan dapat diserap?

Ada beberapa jenis sistem kemudi collapsibel, yakni yang dapat

terlipat waktu terjadi tabrakan. Sebagai contoh di sini diperlihatkan

jenis bola

Waktu Tabrakan

Dorongan badan pengemudi terhadap roda kemudi memutuskan pen-

pen plastik dan menyebabkan poros utama atas dan tabung batang

kemudi terdorong maju, sementara tabung-tabung atas dan bawah

dihubungkan oleh bola-bola baja. Tahanan meluncur bola-bola ini

menyerap kekuatan dorong badan pengemudi.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 8


Gambar 1.4. Model Collapsible Ketika Terjadi Benturan

Gambar 1.5. Komponen Steering Coulumn

2. Model Non-Collapsible

Model ini mempunyai keuntungan : Main shaftnya lebih kuat

sehingga banyak digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-

mobil kecil. Konstruksinya sederhana.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 9


Kerugiannya adalah : Apabila berbenturan dengan keras, kemudinya

tidak dapat menyerap goncangan sehingga keselamatan pengemudi

relatif kecil.

Animasi saat terjadi kecelakaan pada mobil mengunakan sistem

kemudi model non collapsible

b) Steering Gear

Steering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan roda depan,

tetapi dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi

untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu

diperlukan perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering

gear, dan biasanya perbandingannya antara 18 sampai dengan 20 : 1.

Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan kemudi menjadi

semakin ringan, tetapi jumlah putarannya akan bertambah banyak, untuk

sudut belok yang sama.

Ada beberapa tipe steering gear, tetapi yang banyak digunakan dewasa

ini adalah

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 10


Gambar 1.6. Rack and Pinion

Gambar 1.7. Recirculating Ball

Tipe yang pertama, digunakan pada mobil penumpang ukuran sedang

sampai besar dan mobil komersial. Sedangkan tipe kedua, digunakan

pada mobil penumpang ukuran kecil sampai sedang.

Sudut belok dan gear ratio Pada diagram dapat dilihat hubungan sudut

putar sector dengan gear ratio. Pada saat lurus atau sektor shaft berputar

2,5 ° ke kiri atau ke kanan gear ratio masih tetap 19,5 : 1. Sedangkan

pada saat belok dengan sudut putar sektor 37° gear ratio menjadi besar

yaitu 21,5 : 1. Oleh karena itu pada saat membelok kemudi menjadi

ringan.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 11


Gambar 1.8. Tabel Rasio dan Sudut Belok
Ada beberapa bentuk steering gear box, diantaranya:

1. Model worm dan sector roller

Worm gear berkaitan dengan sector roller di bagian tengahnya.

Gesekannya dapat mengubah sentuhan antara gigi dengan gigi

menjadi sentuhan menggelinding.

Gambar 1.9. Model Worm dan Sector Roller

2. Model worm dan sector

Pada model ini worm dan sector berkaitan langsung.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 12


Gambar 1.10. Model Worm dan Sector

3. Model screw pin

Pada model ini pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm

gear

Gambar 1.11. Model Screw Pin

4. Model screw dan nut

Model ini di bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut

terpasang padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan

dipasang kan tuas yang terpasang pada rumahnya.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 13


Gambar 1.12. Model Screw dan Nut

5. Model recirculating ball

Pada model ini, peluru-peluru terdapat dalam lubang-lubang nut

untuk membentuk hubungan yang menggelinding antara nut dan

worm gear.Mempunyai sifat tahan aus dantahan goncangan yang

baik.

Gambar 1.13. Model Recirculating Ball

6. Model rack and pinion

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 14


Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan

mendatar. Model rack and pinion mempunyai konstruksi sederhana,

sudut belok yang tajam dan ringan, tetapi goncangan yang diterima

dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda depan.

Gambar 1.14. Model Rack and Pinion

c) Steering Linkage

Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak

dari steering gear ke roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan turun,

gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan sangat

tepat setiap saat. Ada beberapa tipe steering linkage dan konstruksi joint

yang dirancang untuk tujuan tersebut. Bentuk yang tepat sangat

mempengaruhi kestabilan pengendaraan.

1. Steering linkage untuk suspense rigid

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 15


Gambar 1.15. Steering Linkage Suspensi Rigid

2. Steering linkage untuk suspense independen

Gambar 1.16. Steering Linkage Untuk Suspense Independen

Komponen system kemudi lainya bergantung pada jenis kemudi yang

digunakan antaralain:

1. Steering Wheel

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 16


Gambar 1.17. Tipe Roda Kemudi

Ada beberapa macam roda kemudi ditinjau dari konstruksinya yaitu:

a. Roda kemudi besar. Bentuk ini mempunyai keuntungan, yaitu

mendapatkan momen yang besar sehingga pada waktu membelokkan

kendaraan , akan terasa ringan dan lebih stabil

b. Roda kemudi kecil

Mempunyai keuntungan tidak memakan tempat dan peka terhadap setiap

gerakan yang diberikan pada saat jalan lurus, akan tetapi dibutuhkan

tenaga besar untuk membelokkan kendaraan karena mempunyai momen

kecil

c. Roda kemudi ellips

Model ini dapat mengatasi kedua-duanya karena merupakan gabungan

roda kemudi besar dan kecil.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 17


2. Steering Main Shaft

Steering main shaft atau Poros Utama Kemudi berfungsi untuk

menghubungkan atau sebagai tempat roda kemudi dengan steering gear.

Gambar 1.18. Steering main shaft

3. Pitman Arm

Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi ke relay rod atau drag link.

Berfungsi untuk merubah gerakan putar steering column menjadi gerakan

maju mundur.

Gambar 1.19. Pitman Arm

4. Relay Rod

Relay rod dihubungkan dengan pitman arm dan tie rod end kiri serta kanan.

Relay rod ini meneruskan gerakan pitman arm ke tie rod

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 18


Gambar 1.20. Relay Rod

5. Tie Rod

Ujung tie rod yang berulir dipasang pada ujung rack pada kemudi rack end

pinion, atau ke dalam pipa penyetelan pada recirculating ball, dengan

demikian jarak antara joint- joint dapat disetel.

Gambar 1.21. Tie Rod

6. Tie Rod End (Ball Joint)

Tie rod end dipasanglkan pada tie rod untuk menghubungkan tie rod dengan

knuckle arm, relay roda dan lain-lain.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 19


Gambar 1.22. Tie Rod End (Ball Joint)

7. Knuckle Arm

Knuckle arm meneruskan gerakan tie rod atau drag link ke roda depan

melalui steering knuckle.

Gambar 1.23. Knuckle Arm

8. Steering Knuckle

Steering knuckle untuk menahan beban yang diberikan pada roda-roda depan

dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpuan ball

joint atau king pin dari suspension arm.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 20


Gambar 1.24. Steering Knuckle

9. Idle Arm

Pivot dari idler arm dipasang pada body dan ujung lainnya dihubungkan

dengan relay rod dengan swivel joint. Arm ini memegang salah satu ujung

relay rod dan membatasi gerakan relay rod pada tingkat tertentu.

Gambar 1.25. Idle Arm

POWER STEERING

Power steering berfungsi untuk meringankan pemutaran steering wheel

(roda kemudi) saat kendaraan di belokkan. Tenaga yang digunakan adalah

tekanan dari oil pump power steering, tetapi ada pula yang menggunakan

elektrik.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 21


Bagian utama dari power steering antara lain: 1) Steering Gear Box (a. Ball

and Nut Type, b. Rack and Pinion Type). 2) Power Steering Oil Pump.

Gambar 1.26. Power Steering

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 22


Sebuah power steering system terdiri atas oil pump dan control valve serta

power cylinder. Saat kemudi diputar, control valve akan bergerak dengan sudut

yang sesuai dan fluida power steering yang dikirim ke reservoir oleh oil pump

akan diarahkan ke ruang sebelah kiri atau sebelah kanan. Karena piston dari

power cylinder dihubungkan dengan steering rack, fluida akan bergerak ke kiri

atau ke kanan karena tekanan hidrolik yang dihasilkan oleh piston. Dengan cara

seperti ini, tenaga yang diperlukan untuk memutar kemudi dapat dikurangi.

Penggunaan power steering memberikan keuntungan seperti :

 Mengurangi daya pengemudian (steering effort)

 Kestabilan yang tinggi selama pengemudian

KOMPONEN UTAMA POWER STEERING

Power steering system terdiri dari 7 komponen utama:

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 23


Gambar 1.26. Komponen Power Steering

1. Power Cylinder

Gambar 1.27. Power Cylinder

Power cylinder biasanya terdiri atas cylinder housing, dan piston yang

terpasang pada steering rack. Sebagai tambahan sebuah ruangan

disediakan pada setiap sisi power piston. Beberapa jalur hydraulic dan

unit valve body dihubungkan ke cylinder sehingga mampu memasukkan

dan mengeluarkan fluida hydraulic dari dan ke ruangan-ruangan.

Perbedaan tekanan antara ruangan sebelah kiri dan sebelah kanan

menyebabkan steering rack bergerak ke samping sehingga dapat

memberikan bantuan dalam memutar kemudi.

2. Steering Gearbox

Steering gearbox yang digunakan di sini sama dengan yang digunakan

dalam steering system yang konvensional (manual). Steering gearbox

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 24


merupakan tempat steering pinion dan rack maupun bias menggunakan

recirculation ball.

3. Power Steering Fluid Reservoir

Power steering fluid reservoir selain menyimpan fluida juga

membersihkannya dengan menggunakan filter yang terpasang tetap yang

berada didalamnya.

Gambar 1.28. Power Steering Fluid Reservoir

4. Valve Body Unit (Control Valve)

Valve body unit mengontrol arah dan level/tingkat bantuan untuk

steering. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat dua

tipe control valve system yaitu, 4-way valve dan rotary valve system.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 25


Gambar 1.29. Valve Body Unit

5. Power Steering Fluid Cooler

Power steering fluid cooler dihubungkan antara valve body unit dan

power steering fluid reservoir, dan karena berposisi/ditempatkan seperti

itu, maka udara dapat mengalir melewatinya ketika kendaraan

dijalankan. Dengan mendinginkan sebagian pipa fluida, dapat mencegah

fluida terlalu panas. Lebih jauh lagi, dalam beberapa sistem, cooler

dipasang menggunakan sirip-sirip untuk menghilangkan panas.

Gambar 1.30. Power Steering Fluid Cooler

6. Power Steering Pump

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 26


Power steering pump difungsikan menggunakan belt yang diputar oleh

crankshaft. Selama mesin bekerja/menyala pompa ini terus menerus

menyebarkan fluida power steering ke seluruh sistem.

Gambar 1.31. Power Steering Pump

7. Speed Sensor (digunakan pada system vehicle-speed-sensing)

Speed sensor digunakan dalam power steering system ber-tipe vehicle-

speed-sensing. Sensor ini berbentuk hydraulic pump dan dijalankan oleh

gear yang menjalankan speedometer, yang saling bertautan dengan

sebuah gear di dalam differential. Oleh karena itu sudut pengiriman

fluida sesuai dengan kecepatan kendaraan.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 27


Gambar 1.32. Speed Sensor

CARA KERJA POWER STEERING

1. Posisi Netral

Minyak dari pompa dialirkan ke katup pengontrol (control valve). Bila katup

pengontrol berada pada posisi netral, semua minyak akan mengalir melalui

katup pengontrol ke saluran pembebas (relief port) dan kembali ke pompa.

Pada saat ini tidak terbentuk tekanan dan arena tekanan kedua sisi sama, torak

tidak bergerak.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 28


Gambar 1.33. Animasi Fluida Posisi Netral

2. Pada Saat Membelok

Pada saat poros utama kemudi (steeringmain shaft) diputar ke salah satu arah,

katup pengontrol juga akan bergerak menutup salah satu saluran minyak.

Saluran yang lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan volume aliran

minyak dan akhirnya terbentuk tekanan. Pada kedua sisi torak akan terjadi

perbedaan tekanan dan torak akan bergerak ke sisi yang bertekanan rendah

sehingga minyak yang berada dalam ruangan tersebut akan dikembalikan ke

pompa melalui katup pengontrol.

Gambar 1.34. Aliran Gerakan Fluida Saat Berbelok

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 29


c. Uraian Materi 2 Perawatan Sistem Kemudi dan Power Steering

1) Gigi Kemudi Tipe Bola Bersirkulasi

Gambar kontruksi

Keterangan Ganbar
1. Roda gigi sektor 5. Penyetel preload bantalan
2. Mur kemudi 6. Baut kemudi
3. Bola baja 7. Poros sektor
4. Penyetel celah kontak 8. Bantalan poros sektor

Cara kerja

Bila roda kemudi diputar, maka baut kemudi berputar dan mur kemudi
menggeser untuk memutarkan` poros sektor melalui roda gigi sektor.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 30


Fungsi bola

Pasangan mur baut tanpa perantara bola Pasangan mur baut dengan perantara
mur tidak dapat turun dengan sendirinya bola mur dapat turun dengan
sendirinya, jadi fungsi bola adalah
sebagai elemen gelinding.

Sirkulasi bola

Sirkulasi bola ada dua sirkuit

 Setiap sirkuit bola melalui bagian


luar mur untuk memudakan
memasukan bola

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 31


– Preload adalah besarnya momen untuk
menggerakkan / memutar awal suatu
poros (poros baut kemudi)

– Berat atau ringannya gerakan putar


tersebut disebabkan oleh tegangan
bantalan.

– Untuk menyetel tegangan batalan


dengan baut penyetelan preload
(Gambar no4)

Preload awal dan preload akhir

- Preload awal : Penyetelan preload sebelum dipasang poros sector


- Preload akhir : Sebagai kontrol preload, setelah dipasang poros gigi sektor

Celah kontak (Bach less) dan penyetelannya

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 32


Celah kontak (Back less) adalah jarak kontak antara gigi sektor terhadap gigii
mur kemudi (lihat gambar) bila gigi sektor dinaikan keatas, celah kontak semakin
besar bila gigi sektor diturunkan ke bawah celah kontak semakin kecil (semakin
rapat). Untuk menaikan / menurunkan gigi sektor dengan memutar baut penyetel
back less.

Informasi tambahan tentang perbandingan gigi.

Mengapa diperlukan perbandingan gigi bervariasi ?

Situasi : Pada jalan raya, diperlukan pengemudian langsung (pengemudi merasa


gaya pengemudian pada roda kemudi)

Perbandingan gigi tetap

C1 C 2 C3
Karena : I = = =
D1 D 2 D3

C1 = C2 = C3

D1 = D2 = D3

Maka: I = tetap Perbandingan gigi tetap

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 33


Karena :
I 1= C1\D1

I 2= C2\D2

I 3= C3\D3

Maka : i1>i2>i3

Pada saat tengah : i kecil


(i3)
}Perbandingan gigi tidak tetap/ bervariasi
Pada saat dipinggir : i besar
(i2)

Keuntungan:

Misal pada saat parkir tenaga pengemudian ringan dan sudut belok kecil

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 34


PRAKTIK

GIGI KEMUDI TIPE BOLA BERSIRKULASI

1. Alat Bahan Waktu


 Set kotak alat  Unit roda gigi  Latihan : 2 Jam
 Dial indikator kemudi

 Alat khusus kemudi  Vet

 Fuler  Kain lap

 Mikrometer dalam
 Mikrometer luar
 Kunci momen
 Set kunci sok
 Set kunci “ L”

2. Keselamatan Kerja
- Hati-hati rumah roda gigi kemudi jangan sampai jatuh, sewaktu memasang
di ragum.
- Hindarkan tumpahan oli pelumas di lantai
Bagian-bagian kemudi jenis sirkulasi peluru

1. Klem sambungan fleksibel 6. Sil

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 35


2. Bantalan peluru 7. Rumah roda gigi kemudi
3. Mur peluru kemudi 8. Bantalan jarum
4. Baut kemudi 9. Roda gigi poros sektor
5. Lengan pitman 10. Tutup dan paking

3. Langkah Kerja

Pembongkaran

– Lepas klem sambungan batang kemudi (no1), beri tanda pada klem dengan
rumah kemudi

– Lepas mur pengikat lengan pitman (no 5A), perhatikan tandanya bila tidak ada
beri tanda.

– Keluarkan oli pelumas roda gigi kemudi

– Lepas mur pengunci penyetel poros sektor (no 10A)

– Lepas tutup poros sektor (no 10) putar baut penyetel sektor searah jarum jam.
Perhatikan paking jangan sampai rusak

– Keluarkan baut penyetel preload.

– Posisi roda gigi sektor di tengah roda mur kemudi, keluarkan poros sektor.

– Kendorkan mur penguci baut penyetel bantalan preload

– Buka baut penyetel tegangan bantalan batang kemudi, perhatikan posisi

bantalan peluru bagian depan

– Keluarkan unit baut kemudi, perhatikan posisi bantalan peluru belakang

– Bersihkan semua bagian-bagian yang dibongkar

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 36


Jangan mengeluarkan mur baut peluru dari baut kemudi

Pemeriksaan
Unit baut kemudi
– Periksa meluncurnya mur pada baut kemudi, mur harus dapat meluncur
secara lembut
– Bila meluncurnya tidak beraturan, bantalan peluru cacat atau permukaan
konis yng berbentuk spiral rusak
– Bila bantalan peluru dan konis rusak, unit baut kemudi diganti seluruhnya

Jangan membiarkan mur bergerak cepat dan keras ke arah bagian ujung

konis bentuk spiral

– Periksa kodisi gigi mur kemudi, rusak atau aus

– Periksa alur gigi sambungan batang kemudi, aus, retak dan cacat

Poros sektor

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 37


– Kondisi p[ermukaan atau alur roda gigi sektor, retak atau aus

– Kekocokan atau keausan poros sektor bagian atas roda gigi sektor dan tutup

sektor. Ukurlah ! (Celah 0,05 – 0,1 mm)

– Kondisi alur gigi sektor yang berhubungan dengan lengan pitman, aus atau

rusak

– Periksa celah baut penyetelan sektor dengan poros sektor, celah celah

maksimum 0,05 mm

Bantalan peluru dan jarum

– Periksa kondisi bantalan peluru dan jarum, macet atau cacat

– Kondisi permukaan konis, rusak atau cacat

Lengan pitman

– Periksa alur gigi pitman ,aus atau rusak

Sambungan batang kemudi

– Periksa alur gigi sambungan batang kemudi, aus atau rusak

– Periksa sil pelumas, bila bibir sil rusak atau cacat, ganti !

Petunjuk pemasangan

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 38


 Langkah pemasangan adalah kebalikan langkah pembongkaran, adapun hal-

hal yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut :

 Beri vet sedikit pada bagian-bagian ini

* Permukaan konis baut bentuk spiral

* Poros sektor yang berhubungan dengan bantalan jarum

* Bantalan peluru

* Permukaan kontak roda gigi mur dan roda gigi sektor

– Posisikan mur peluru di tengah-tengah baut kemudi bentuk spiral

– Pasang baut gigi sektor tepat di tengah roda gigi mur peluru

1. Roda gigi sektor


2. Baut bentuk spiral
3. Mur kemudi Bantalan peluru

- Kembalikan tanda-tanda pembongkaran seperti semula.

1. Rumah kemudi

2. Sambungan batang kemudi

3. Tanda

 Momen pengencang mur pengikat lengan pitman dengan poros sektor 70-

110Nm

 Oli pelumas roda kemudi SAE 90

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 39


Penyetelan

 Ketegangan bantalan (Pre – Load)

 Stel tegangan atau kebebasan awal batang kemudi, atur mur penyetel sampai

di peroleh ketegangan 0,2 – 0,5 Nm

1. Kunci momen
2. Unit roda gigi
kemudi
3. Ragum

 Jangan lupa memasang mur pengunci

 Stel gerak bebas roda gigi mur peluru dengan roda gigi sektor, atur baut

penyetel pada tutu sektor

 Gerak bebas 0,1 mm

1. Dial indikator
2. Lengan pitman
3. Unit roda gigi kemudi
4. Ragum

 Jangan lupa memasang mur pengunci

PRAKTIK

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 40


GIGI KEMUDI TIPE ROLL DAN CACING

1. Alat Bahan Waktu


 Set kotak alat  Unit roda gigi kemudi  Latihan : 2 Jam
 Set kunci sok  Vet
 Alat khusus kemudi  Kain lap
 Dial indikator
 “ V “ blok
 Mikrometer dalam
 Mikrometer luar
 Kunci momen

2. Keselamatan kerja :

 Rumah roda gigi jangan kemudi sampai jatuh, sewaktu memasang di ragum

 Hindarkan tumpahan oli atau vet di lantai

Bagian bagian kemudi jenis cacing dan roll

1. Tutup dan paking poros rol 6. Bantalan peluru


2. Rumah roda gigi kemudi 7. Rol dan poros rol
3. Baut dan mur penyetel 8. Busing

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 41


4. “0” ring atau sil 9. Sil
5. Roda gigi cacing 10. Lengan pitman
3. Langkah kerja

Pembongkaran

 Lepas lengan pitman (no10) lihat tandanya, bila tidak ada beri tanda

 Keluarkan oli pelumas roda gigi kemudi

 Lepas mur pengikat penyetel bach less poros rol

 Lepas tutup rumah rol, putar baut penyetel poros rol searah jarum jam sampai

tutup rol terlepas. Perhatikan paking jangan sampai rusak

 Atur roda gigi rol tengah-tengah roda gigi cacing, keluarkan poros rol dari

rumahnya

 Kendorkan mur pengikat baut penyetel ketegangan batang kemudi

 Lepas baut penyetel ketegangan batang kemudi

 Lepas “0” ring atau sil

 Keluarkan bantalan depan roda gigi cacing

 Lepas batang kemudi dan roda gigi cacing

 Keluarkan bantalan roda gigi cacing

 Bersihkan semua bagian-bagian yang dibongkar

Pemeriksaan :

 Poros rol:

 Periksa bantalan poros rol macet atau rusak

 Kondisi roda gigi rol aus atu cacat

 Periksa kekocakan atau keausan busing dengan poros rol ukurlah ! Celah yang

ditentukan 0,05-0,1mm

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 42


 Periksa celah baut penyetel dengan poros rol, celah maksimum 0,05 mm

 Kondisi alur gigi poros rol yang berhubungan dengan lengan pitman ,aus atau

rusak

 Batang kemudi:

 Periksa permukaan dan kondisi roda gigi cacing, aus atau cacat

 Periksa permukaan bantalan peluru aus atau cacat

 Periksa kebengkokan batang kemudi, ukurlah !

 Kebengkokan 0,3 mm

 Kondisi alur gigi yang berhubungan dengan roda kemudi, aus atau rusak

 Lengan pitman:

 Kondisi ball joint lengan pitman, longgar atau macet

 Kondisi alur gigi lengan pitman, aus atau rusak

* Periksa “0” ring sil penjamin, putus atu rusak. Ganti !

* Periksa bantalan peluru, cacat atau macet. Ganti !

Petunjuk pemasangan :

 Langkah pemasangan adalh kebalikan pembongkaran, sebelumnya perhatikan

petunjuk di bawah

 Beri vet sedikit pada bagian-bagian :

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 43


* Bantalan peluru

* Busing dan poros sektor

* Roda gigi cacing dan rol sektor

 Pasang poros sektor tepat di tengah-tengah roda gigi cacing

 Pasang lengan pitman tepat pada tanda strip poros sektor

 Momen pengencangan mur pengikat lengan pitman dengan poros sektor 70-110

Nm

 Oli pelumas roda gigi kemudi SAE 90

Penyetelan

 Stel ketegangan atau preload batang kemudi, atur pengencang mur penyetel dan

ukur momennya pada batang kemudi 0,12 – 0,17

1. Kunci momen

2. Unit roda gigi kemudi

3. Ragum

 Jangan lupa memasang mur pengunci

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 44


 Stel back less rol sektor dengan roda gigi cacing, atur pengencang penyetel pada

tutup sektor

Back less 0,16 – 0,19 mm

1. Dial indikator

2. Lengan pitman

3. Unit roda gigi kemudi

4. Ragum

 Pasang mur pengunci

PRAKTIK

GIGI KEMUDI TIPE RAK DAN PINION

1. Alat Bahan Waktu


 Mobil atau stand
 Alat pengankat  Latihan : 5 Jam
kemudi jenis rak
 Dongkrak
dan pinion
 Penyngga tiga kaki
 Kotak alat  Vet

 Kunci sock  Lap

 Kunci momen
 Tang snap ring
 Treker
 Dial indikator Pre-
load meter

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 45


 Kunci cakar khusus
 Kunci pas khusus

2. Keselamatan Kerja

 Jangan memanaskan batang rak, bila sambungan rak macet, hal ini untuk

menghindari perubahan besi batang rak

 Bila unit kemudi rak da pinion sudah terlepas, jangan membelokkan roda depan

dengan sudut besar. Peluru CV joint bisa terlepas, bila membelokkan roda

berlebihan

Sebelum pembongkaran lakukan pemeriksaan sambungan kemudi terhadap

kekocakan ball joint

Pembongkaran :

 Angkat bagian depan mobil dengan lift atau dongkrak, (pesang penyangga tiga

kaki, bila mengankat dengan dongkrak )

 Lepas roda

 Lepas ball joint tie – rod dari lengan nakel kemudi

 Beri tanda pasang antara poros pinion dengan sambungan salib kemudi

 Saat memberi tanda pada


sambungan salib, roda kemudi
harus berada pada posisi tengah.
1. Sambungan salib kemudi
2. Poros pinion

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 46


 Lepas dua baut pengikat poros pada sambungan salib dan lepas sambungan salib

kemudi.

 Lepas klem atau baut penyangga rumah rak pada bodi.

 Lepas unit rumah gigi kemudi (jepit pada ragum bagian pemegang rumah rak).

 Beri tanda dan ukur panjang ulir yng menonjol dari sambungan rak.

L = Panjang ulir yang harus diukur


(kanan dan kiri)

 Lepas tie – rod.

 Lepas klip, klem dan karet penutup (catat posisi karet penutup kanan da kiri, bila

panjangnya tidak sama).

 Buka cincin pengunci sambungan rak dan gunakan alat khusus untuk membuka

sambungan rak (catat posisi sambungan rak, bila panjangnya kanan dan kiri tidak

sama).

 Gunakan dua alat khusus, yang


satu untuk memegang rak dan
yang lainnya untuk membuka
sambungan rak.
 Beri tanda sambungan rak
kanan dan kiri

 Lepas mur pengunci dan baut penyetel pengatur rak.

 Keluarkan pegas pengatur, cincin dan pengantar rak.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 47


 Lepas mur pengunci dan baut penyetel bantalan pinion.

 Keluarkan sil, bila perlu.

 Tarik keluar pinion bersama-sama bantalan atas.

 Tarik keluar rak pada posisi lurus. (Perkatikan busing rumah rak jangan sampai

rusak oleh gigi rak ).

 Lepas bantalan atas pinion dengan treker.

 Lepas bantalan bawah pinion.

 Panas rumah rak ke dalam air


yang medidih (temperatur 800-
1000 C).
 Pukkul rumah rak dengan palu
plastik agar bantalan bawah
keluar.
 Awas! Rumah rak panas,
gunakan kain lap untuk
memegang.
1. Air mendidih
2. Kompor listrik
3. Rumah rak

Pemasangan :

 Susun dan bersihkan komponen-komponen yang di bongkar.

 Periksa kondisi

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 48


 Ukur kebengkokan rak, bila
kebengkokkan melebihi 0,3 mm
ganti.
 Ukur celah bebas antara rak
dengan bushing rumah rak, bila
celah bebas lebih 0,05 mm ganti
bushing.
 Kondisi gigi rak, bila aus atau
patah ganti.
 Hindarkan rak terhadap goresan
atau pukulan.

 Periksa kondisi gigi pinion, bila aus atau patah ganti.

 Periksa kondisi bantalan bawah da atas, bila aus atau macet ganti.

 Periksa karet penutup, bila rusak atau aus atau macet ganti.

 Periksa sil perapat, bila bibir sil rusak ganti.

 Periksa kondisi ball joint sambungan rak dan tie-rod, bila aus ganti.

 Periksa kondisi Penghantar rak, bila rusak atau retak ganti.

 Periksa cincin pengunci sambungan rak, bila rusak atau retak ganti.

 Periksa kondisi ulir-ulir mur dan baut,bila aus atau rusak perbaiki dengan tap atau

sney.

 Periksa klem dan klip, bila rusak ganti.

Pemasangan :

 Langkah pemasangan adalah kebalikan dari pembongkaran, adapun komponen-

komponen yang perlu diperhatikan saat pemasangan adalah :

 Beri vet secukupnya pada bantalan, rak, gigi rak dan pinion serta ball joint.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 49


 Beri pelumas secukupnya ulir-ulir mur dan baut.

 Kembalikan tanda-tanda (kanan dan kiri) seperti semula.

 Pemasangan rak terhadap posisi pinion.

 Atur bagian rak yang terlekuk


berada ditengah-tengah lubang
poros pinion.
 Pasang pinion pada dudukannya
dan yakinkan bawah ujung
pinion berada dibantalan
bawah.

 Setel pre-load pinion.

 Ingat ! Saat menyetel pre-load


posisi pinion harus bebas
terhadap gigi rak.
 Kencangkan baut penyetel sampai
di peroleh momen putar poros
pinion 0,37 Nm (37Ncm).
 Kemudian kendorkan baut
penyetel hingga diperoleh pre-
load 0,23-033 Nm (23-33 Ncm).
 Pasang mur pengunci dengan
momen pengencangan 110 Nm.
 Periksa preload lagi.
 Bila perlu setel lagi.
 Setel pre-load keseluruhan kemudi

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 50


 Putar pinion dan hitung jumlah
putarannya, kemudian
kembalikan pinion dari jumlah
putaran (posisi pinion ditengah-
tengah rak).
 Kencangkan baut penyetel rak
dengan momen pengencang 25
Nm, kemudian kendorkan baut
penyetel 250
 Ukur pre-load keseluruhan 0,8-
1,3 Nm (80-130 NCm).
 Pasang mur pengunci dan
kencangkan dengan momen 70
Nm.
 Periksa preload lagi
 Bila perlu setel lagi.
 Pasang cincin pengunci terhadap alur rak.

 Luruskan tanduk cincin pengunci


pada alur rak.
 Pasang sambungan rak dan
kencangkan dengan momen 85
Nm.
 Lipatlah cincin pengunci pada
mur sambungan rak.
 Posisi pemasang klem atau klip.

 Pemasangan karet penutup


terhadap sambungan rak jangan
sampai terputir.
 Jangan lupa memasang klem atau
klip pada karet penutup.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 51


 Posisi bagian klip yang menonjol
kearah roda.
 Pemasangan kembali rumah kemudi pada mobil :

1. Bodi mobil
2. Rumah gigi kemudi
3. Bantalan karet
4. Klem

 Perhatikan tanda pemasang pada sambungan salib.

 Setel tie-rod sesuai dengan tanda semula (ulir tie-rod kanan dan kiri harus sama

panjang)

 Jangan lupa mengencangkan semua baut pemasangan dan mur ball-joint dengan

momen.

 Baut pemasang rumah kemudi : 60 Nm.

 Mur ball-joint tie-rod : 50 Nm.

 Bila ada nepel vet pada ball –


joint, lakukan pelumasan
dengan pompa vet.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 52


 Jangan lupa memasang pin pengunci pada ball – joint dan melipat pengunci pada

baut pemasangan rumah kemudi.

 Periksa toe – in (ukuran toe – in pada corolla : 0  1mm)

DIAGNOSA

Diagnosis ( trouble shooting ) sistem kemudi secara manual

Pada saat memeriksa system kemudi, perhatikan bahwa antara system

kemudi dengan roda-roda depan ada kaitannya, demikian juga dengan

suspensi, poros dan rangka. Adanya hubungan tersebut disebabkan oleh

system kemudi, suspensi atau yang lainnya. Oleh karena itu, sebelum

memutuskan bahwa gangguan terdapat pada system kemudi, pertimbangkan

dan periksa semua penyebab lain yang mungkin ada.

Memeriksa tinggi permukaan oli pada gear box

 Cara memeriksanya sebagai berikut :

 Tempatkan kendaraan pada tempat yang rata

 Periksa tinggi permukaan oli

 Bersihkan bagian atas dan roda gigi kemudi

 Kendorkan dan lepaskan sumbat pembuang

 Masukkan obeng kecil ke dalam lubang pengisi oli dan ukur jaraknya.

 Tambahkan oli apabila permukaan rendah, kemudian ada kebocoran

atau tidak.

 Pasang kemlai sumbat penguapan

Memeriksa lengan penghubung kemudi ( steering linkage )

Cara memeriksanya sebagai berikut :

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 53


 Tempatkan kendaraan pada tempat yang rata

 Periksa tinggi permukaan oli

 Bersihkan bagian atas dari roda gigi kemudi

 Kendorkan dan lepaskan sumbat pembuang

 Masukkan obeng kecil ke dalam lubang pengisi oli dan ukur jaraknya

 Tambahkan oli apabila permukaan rendah, kemudian ada kebocoran

atau tidak

 Pasang kembali sumbat penguapan.

Memeriksa tinggi permukaan oli pada gear box

Memeriksa lengan penghubung kemudi ( steering linkage )

Gambar 1.35. Lengan Penghubung Kemudi

Pemeriksaan kebebasan roda kemudi

Langkah-langkahnya :

 Putar roda kemudi hingga pada posisi lurus

 Putar perlahan-lahan roda kemudi jangan samapai roda berherak

 Besarkan gerakan roda kemudi (free play)

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 54


 Besarnya kebebasan roda kemudi bergantung pada model mobil,

biasanya tidak lebih dari 30 mm

Gambar 1.36. Kebebasan Roda Kemudi

Kemudi berat

Langkah-langkahnya :

 Periksa tekanan ban

 Periksa steering systemnya (tinggi minyak, steering linkage, steering

gear)

 Periksa ball jaoin atau king pin

 Periksa suspension arm

 Periksa tinggi kendaraan

 Periksa wheel aliggment

Memeriksa sabuk penggerak pompa pada power steering

Memeriksa sabuk penggerak pompa pada power steering, yaitu :

 Sabuk penggerak pompa harus diperiksa dan diganti bila pecah-pecah

mengkilat / terbakar

 kerusakan lain/ tergencet

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 55


Apabila sabuk penggerak pompa berbunyi pada saat kendaraan sedang

membelok, berarti sabuk dalam keadaan kendor, oleh karena itu, perlu

disetel. Penyetelan dapat dilakukan menggunakan alat khusus uji

ketegangan sabuk

Memeriksa tekanan kerja power steering

Langkah-langkahnya :

- Lepaskan saluran tekanan dari rumah pompa

- Pasangkan meter tekanan dan kran, antara saluran yang dilepas dengan

saluran ke luar pompa

- Untuk pemeriksaan teliti, perlu bantuan termometer dan tachometer

- Keluarkan angin yang kemungkinan ada pada sistem dengan jalan

menghidupkan motor dan memutar kemudi ke kanan dan ke kiri berkali-

kali. Periksa ketinggian cairan, tambahkan bilamana perlu, dan biarkan

meter katup sampai cairan mencapai suhu spesifikasi.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 56


- Ukur tekanan cairan pada rumah gigi kemudi, harga spesifikasi tekanan

lebih dari 72 kg/cm.

Perawatan dan Perbaikan Power Steering

1. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah perawatan yang

dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap

kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan

bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima.

Perawatan pencegahan yang dilakukan pada komponen-komponen power

steering Toyota Land Cruiser ini adalah pada roda kemudi (steering wheel),

poros utama, pipa saluran, tangki cadangan (reservoir), pompa power steering,

power steering gear box.

Perawatan pada roda kemudi (Steering wheel)

Roda kemudi mempunyai peranan penting didalam sistem power steering,

dimana dengan roda kemudi ini sebuah kendaraan dapat digerakkan atau

dibelokkan kekanan atau kekiri. Untuk itu roda kemudi harus mendapatkan

perawatan dan perbaikan dalam sistem power steering ini. Sehingga dengan

adanya perawatan tersebut, si pengemudi mendapatkan keselamatan dan

kenyamanan dalam mengendarai kendaraan roda empat. Adapun pemeriksaan

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 57


terhadap roda kemudi dilakukan tiap kelipatan 20.000 Km. kegiatan perawatan

ini dilakukan sebatas pemeriksaan saja, tetapi jika terdapat kerusakan-

kerusakan terhadap komponen perlu dilakukan penggantian.

Beberapa hal pemeriksaan untuk roda kemudi Toyota Land Cruiser :

1. Pemeriksaan gerak bebas kemudi (free play)


1. Saat engine berputar (hydrolik bekerja), set roda depan lurus menghadap

ke depan.

2. Ukur gerak bebas pada roda kemudi dengan memutar kemudi dalam

kedua arah dengan posisi roda depan lurus, limit maksimum gerak bebas

30 mm.

Gambar 1.37. Gerak Bebas Roda Kemudi

3. Bila melebihi limit maksimum, periksa atau stel baut penyetel pada gear

box dengan cara meluruskan roda depan dalam posisi lurus. Kendorkan

baut pengunci pada baut penyetel unit kemudi. Putar baut penyetel sesuai

arah jarum jam untuk mengurangi gerak bebas, atau berlawanan jarum

jam untuk menambah gerak bebas. Setelah gerak main sudah sesuai

spesifikasi kencangkan baut pengunci.

4. Periksa juga kekendoran roda kemudi dengan menggerakkan ke depan

dan ke belakang.

2. Pemeriksaan stationary steering effort

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 58


1. Tempatkan kendaraan pada permukaan yang rata, putar kemudi pada

posisi lurus kedepan.

2. Hidupkan mesin dan pasang spring balance pada lingkaran luar roda

kemudi kemudian ukur kekuatan yang diperlukan untuk memutar roda

kemudi kekanan dan kekiri dari posisi lurus kedepan (dengan jangkauan

1,5 putaran). Adapun harga steering effort yang diizinkan 4 kg.

Gambar 1.38. Stationary Steering Effort

3. Pemeriksaan kembali roda kemudi ke posisi tengah

Adapun cara pemeriksaannya adalah dengan melakukan tes jalan kira –

kira kecepatan 35 km/jam putar kemudi 900 dan lepaskan roda kemudi

setelah 1-2 detik. Apabila roda kemudi berputar kembali 700 atau lebih

dianggap bagus.

Gambar 1.39. Pemeriksaan Roda Kemudi

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 59


2. Poros utama (Steering shaft)
Poros utama adalah komponen dari sistem kemudi yang mana bertugas sebagai
penyalur gaya putar dari roda kemudi yang diteruskan ke gear box. Adapun
perawatan pada poros utama ini dilakukan sebatas pemeiksaan saja tetapi jika
terdapat beberapa kerusakan komponen, lakukanlah penggantian.
1. Pemeriksaan baut dan mur jika perlu.

2. Pemeriksaan poros utama jika terjadi ketidak lurusan.

3. Pipa saluran oli

Saluran oli merupakan instalasi – instalasi pipa untuk sistem power steering.

Dalam perawatan, saluran ini juga harus mendapatkan perhatian yang rutin

dan cermat. Untuk itu pemeriksaan terhadap saluran oli ini meliputi:

1. Pemeriksaan baut – baut dan mur sambungan.

2. Pemeriksaan instalasi pipa jika terjadi kebocoran yang menyebabkan

sistem power steering tidak bekerja dengan optimal.

3. Pemeriksaan saluran oli dari ketersumbatan dikarenakan terjadi

pengendapan oli di dinding pipa saluran.

4. Tangki cadangan (Reservoir tank)

Oli reservoir merupakan fluida cadangan yang disimpan dalam tangki sebagai

minyak pendorong power piston melalui pipa dalam sistem power steering

Toyota Land Cruiser. Minyak yang digunakan adalah ATF (Automatic

Transmision Fluid) Dextron atau Dextron II. Minyak power steering harus

dicek secara teratur. Pemeriksaan minyak harus dilakukan secara rutin setiap

10.000 Km.

Pemeriksaan untuk minyak power steering ini meliputi:

1. Pemeriksaan jumlah minyak power steering.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 60


Gambar 1.40. Pemeriksaan Jumlah Minyak

1. Parkir kendaraan pada lantai yang rata dan keras, lalu hidupkan

engine, dan putar roda kemudi beberapa kali agar temperature

fluid-nya mencapai 500 – 600 C.

2. Dengan engine dalam keadaan hidup, putar penuh roda kemudi

kekanan dan kekiri beberapa kali.

3. Periksa minyak pada tangki cadangan apakah timbul berbusa

atau berubah warna menjadi agak putih. Periksa perbedaan dari

jumlah minyak pada waktu engine mati dan pada saat engine

hidup. Apabila perubahan jumlah minyak 5 mm atau lebih,

lakukan buang angin (Air bleeding). Adapun cara

melakukannya adalah :

1. Angkat bagian depan kendaraan, tahan pakai rigid rack, sehingga kedua roda

depan lepas dari lantai.

2. Putar puli pompa minyak secara manual beberapa kali.

3. Putar penuh roda kemudi kekanan dan kekiri lima atau enam kali.

4. Lepaskan high tension cable, Catatan: Hati – hati jangan menempatkan high

tension cable dengan delivery pipe.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 61


5. Sambil menghidupkan stater motor beberapa kali, putar roda kemudi kekanan

dan kekiri sebanyak lima sampai enam kali (selama 15 – 20 detik).

Catatan:

 Selama membuang angin, tambahkan minyak agar jumlah minyak tidak

habis.

 Apabila membuang angin dilakukan dalam keadaan engine hidup, maka

akan terserap udara oleh fluida. Oleh karena itu, buang angin harus

dilakukan tanpa menghidupkan engine.

 Hubungkan high tension cable. Hidupkan engine (idling).

 Putar roda kemudi kekanan dan kekiri sampai tidak ada lagi gelembung –

gelembung udara didalam tangki cadangan fluida power steering.

 Pastikan fluida tidak mengental dan jumlahnya mencapai posisi yang telah

ditentukan pada level gauge.

Penggantian fluida power steering

1. Angkat roda depan dengan menggunakan dongkrak dan kemudian topang

dengan rigid rack.

2. Lepaskan slang balik dari tangki reservoir dan kuras minyak ke dalam

penampung.

3. Sambil menghidupkan starter motor beberapa kali untuk membuang semua

fluida.

4. Pasang kembali slang balik dengan benar, dan kemudian kencangkan slang

balik dengan clip.

5. Isi tangki reservoir dengan fluida yang baru sesuai spesifikasi sampai diatas

posisi lower dari filter.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 62


Pemeriksaan tekanan fluida

Gambar 1.41. Pemeriksaan Tekanan Fluida

1. Lepaskan hubungan pipa tekanan dari rumah roda gigi.

2. Pasang sisi pengukuran pada pompa dan sisi katup pada saluran tekan.

3. Keluarkan udara dari sistem dan putar roda kemudi beberapa kali sehingga

temperatur fluida naik kira – kira 500 – 600 C.

4. Hidupkan engine dan stel putaran idling 1000 rpm atau lebih.

5. Tutup penuh katup pengukur tekanan dan amati pembacaan pada alat

pengukur, nilai tekanannya berada pada nilai standar 7, 3 – 8, 0 Mpa.

Catatan:

 Jangan menutup katup lebih dari 10 detik.

 Jangan biarkan temperatur fluida menjadi terlalu tinggi.

6. Jika tekanan rendah, perbaiki atau ganti pompa

7. Periksa apakah tekanan hidroliknya dalam nilai standar sewaktu kondisi tanpa

beban dibuat dengan cara membuka penuh katup pengukur tekanan dari

pressure gauge.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 63


8. Apabila tidak sesuai dengan nilai standar, kemungkinan penyebabnya adalah

saluran fluida atau steering gear box. Oleh karena itu periksa komponen dan

perbaiki jika perlu.

Pompa power steering

Pompa merupakan suatu sistem power steering pada Toyota Land Cruiser yang

harus mendapatkan perawatan yang dilaksanakan setiap 20.000 Km.

Perawatannya meliputi :

1. Pemeriksaan puli dari keausan dan kerusakan.

Lihat dan dengarkan putaran dari puli, apakah putarannya masih dalam

batas – batas toleransi. Kemudian apakah terjadi keausan pada puli akibat

gesekannya dengan sabuk.

2. Pemeriksaan katup pengontrol aliran dan pegas katup

 Cek bahwa oli dapat di alirkan melalui lubang katup dengan berat oli

tersebut.

 Lihat dan periksa panjang pegas katup.

Power steering gear box

Pemeriksaan untuk steering gear box dilakukan setiap kelipatan 20.000 Km, dan

pemeriksaan ini dilakukan hanya penyetelan dan perbaikan bahkan penggantian

jika dianggap perlu.

Pemeriksaan steering gear box :

1. Pemeriksaan bantalan

 Dengar apakah terjadi suara yang tidak normal selama bantalan

bekerja.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 64


 Periksa keausan dari bantalan.

2. Pemeriksaan poros sector dan gear sector.

 Periksa permukaan poros dari kerusakan dan keausan.

 Lihat dan periksa gigi sector apakah ada yang rusak atau aus.

3. Pemeriksaan poros cacing (worm shaft) dan mur bola (ball nut)

 Periksa alur poros cacing dan mur bola terhadap keausan dan

kerusakan.

 Periksa alur ball nut telah cacat, melekuk atau kemasukan suatu benda.

 Periksa bahwa mur bola dapat berputar turun terhadap poros, oleh

beratnya sendiri.

Gambar 1.42. Pemeriksaan Poros Cacing dan Mur Bola

4. Pemeriksaan sil oli (Oli seal)

Periksa oli seal apakah karetnya rusak atau sudah aus.

Catatan: pemeriksaan untuk poin diatas dilakukan dengan cara membongkar

sistem gear box. Itupun dilakukan jika perlu.

Selain perawatan diatas, ada hal yang sangat penting pada sistem power

steering yaitu pemeriksaan Drive belt. Drive belt berfungsi sebagai

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 65


penggerak, maka apabila terdapat kerusakan pada drive belt ini akan

berpengaruh kepada seluruh sistem power steering. Oleh karena itu drive belt

harus selalu rutin diperiksa setiap 10.000 Km.

Pengoperasiannya meliputi :

1. Pemeriksaan permukaan sabuk.

Apabila terdapat keretakan pada sabuk tersebut, maka sabuk harus

diganti.

2. Pemeriksaan ketegangan sabuk.

Sabuk yang longgar tidak dapat menggerakkan power steering sebagai

mana mestinya, oleh karena itu tegangan harus diperiksa dengan standar

menggunakan alat pengukur ketegangan sabuk atau sering disebut dengan

Belt Tension Gauge.

Perawatan Tak Terencana

Pada dasarnya perawatan ini di lakukan untuk rencana yang tidak di tentukan

sebelumnya. Pada power steering, perawatan ini di lakukan di saat sistem ini

terjadi gangguan atau kerusakan di luar dari perawatan yang sudah di rencanakan

sebelumnya, di mana gangguan-gangguan atau kerusakan pada power steering

dapat di atasi dengan perbaikan ringan saja. Termasuk di dalamnya perawatan

darurat (emergency maintenance).

Perawatan tak terencana ini dilakukan adalah :

1. Perawatan/penggantian yang di lakukan ketika terjadinya kebocoran pada

seal oli pada pompa di sebabkan temperature fluida yang cukup tinggi.

2. Perawatan/penggantian seal oli pada steering gear box yang di sebabkan

oleh temperature fluida yang cukup tinggi.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 66


3. Mengganti slang aliran fluida ketika terjadinya kebocoran yang di sebabkan

karena robek atau terkena benda lain.

4. Mengganti/melakukan buang angin pada fluida jika adanya udara pada

fluida.

Perbaikan

Kegiatan perbaiakan dapat dilakukan apabila seseorang menggunakan panca

indranya seperti pendengaran, penglihatan, perabaan, dan juga dengan sedikit

perasaan untuk mengenali atau mengetahui suatu kerusakan dengan menemukan

gejala kerusakan tersebut.

Power steering ini erat kaitannya dengan roda depan mobil, suspensi dan frame.

Oleh karena itu, masalah yang sering dirasakan oleh pengemudi yang dianggap

kesulitan timbul di sistem kemudi.

Pada sub bab ini, penulis hanya menguraikan tata cara dari pembongkaran dan

pemasangan kembali sistem power steering Toyota Land Cruiser (Hardtop).

Sedangkan untuk perbaikan dan kerusakan yang timbul dapat disesuaikan dengan

bagian-bagian yang mengalami kerusakan apakah diperbaiki (diganti), distel atau

masih layak pakai.

Gangguan – gangguan sistem kemudi power steering

1. Pengendalian kemudi kurang stabil.

Penyebabnya :

 Pemasangan gear box kurang tepat.

 Ball joint kendor.

 Tekanan ban kurang atau tidak sama dengan ban yang lain.

 Batang penghubung longgar.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 67


Cara mengatasinya :

 Stel Pemasangan gear box

 Kencangkan kembali atau ganti balljoint.

 Cek tekanan ban.

 Stel atau ganti bagian batang penghubung yang aus.

2. Kemudi berat

Penyebab :

 Tali kipas kendor.

 Kehabisan oli fluida power steering atau pembentukan elmulisifikasi fluida

power steering terlalu banyak.

 Tekanan ban kurang.

 Pelumasan sambungan kurang.

 Ball joint lengan bawah aus.

 Steering column rusak.

Cara mengatasinya :

 Stel ketegangan tali kipas sesuai standarnya

 Ganti fluida power steering.

 Tambah tekanan ban dan cek kembali tekanan ban

 Lumasi sambungan kemudi.

 Ganti ball joint lengan bawah.

 Periksa steering column.

3. Putaran kemudi tidak berputar kembali dengan baik.

Penyebab :

 Tekanan ban kurang.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 68


 Pelumas kurang pada ball joint / tie-rod.

 Front wheel alignment (FWA) atau spooring salah.

 Tie-rod end rusak.

Cara mengatasinya :

 Cek tekanan ban.

 Tambah pelumasan pada ball joint / tie-rod.

 Periksa Front wheel Alignment.

 Ganti tie-rod dengan yang baru.

4. Timbulnya suara gemetar

Penyebabnya :

 Pemasangan ball joint dan steering linkage kendor.

 Tie-rod end rusak.

Cara mengatasinya :

 Periksa dan stel ball joint serta steering linkage.

 Ganti tie-rod end yang baru.

5. Timbulnya suara berdecit.

Penyebabnya :

 Vane pompa panas atau rusak.

 Drive belt slip atau kendor.

 Drive belt rusak.

Cara mengatasinya :

 Perbaiki vane pompa.

 Stel ketegangan drive belt.

 Ganti drive belt.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 69


Overhoul

Overhoul merupakan suatu kegiatan perbaikan dan pemeriksaan keseluruhan

dari suatu perlengkapan elemen mesin seperti bongkar pasang khususnya

sistem power steering Toyota Land Cruiser (Hardtop). Kegiatan overhaul

yang dilakukan pada sistem ini adalah:

1. Membuka dan membongkar pompa power steering.

2. Analisa terhadap pembongkaran pompa.

3. Merakit pompa power steering.

4. Membongkar steering gear box.

5. Analisa terhadap pembongkaran steering gear box.

6. Merakit steering gear box.

Pembongkaran dan pemasangan pada komponen-komponen diatas:

1. Membuka dan membongkar pompa power steering

Sebelum pompa power steering dibongkar, buka dan lepaskanlah semua jenis

pengikat dan lepaskan saluran fluida dari pompa yang terlebih dahulu membuang

fluida dari tangki cadangan. Setelah itu buka sabuk dari puli dengan cara

membuka mur puli. Kemudian barulah dilakukan pembongkaran dengan cara:

1. Jepitkan pompa pada ragum, jangan terlalu kuat.

2. Buka suction connector dan katup pengontrol aliran serta pegas katup

pengontrol.

3. Lepas plat sisi belakang dengan menggunakan palu plastik.

4. Lepaskan O-ring dari plat belakang.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 70


5. Lepaskan poros pompa, cam ring dan vane plate dari rumah depan pompa.

6. Gunakan tang snap ring untuk melepas snap ring.

7. Lepas rotor dan plats depan dari poros pompa.

Gambar 1.43. Melepas Snap Ring

2. Analisa terhadap pompa power steering.

Periksa katup pengontrol aliran (Flow control valve)

1. Oleskan fluida power steering pada katup dan cek bahwa katup dapat masuk

dengan lembut ke dalam lubang oleh beratnya sendiri.

2. Cek kebocoran katup, tutup satu lubang dan berikan tekanan udara dari arah

yang berlawanan dan pastikan udara tidak keluar dari ujung.

3. Bila ditemukan pegas tidak sesuai dengan spesifikasi 36 – 38 mm, jika diluar

nilai spesifikasi ganti pegas.

Gambar 1.44. Pengukuran Pegas Katup Pengontrol Aliran

Periksa rotor dan vane plate.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 71


1. Ukur celah antara rotor dan vane plate dengan feeler gauge dengan celah

maksimum 0.03 mmm, bila melebihi nilai max ganti rotor.

2. Ukur tinggi, tebal dan dan panjang vane plate. Tinggi max, 8.0 mm, tebal

min 1.77 mm, dan panjang min 14.97 mm.

3. Periksa puli dari keausan dan kerusakan.

4. Ganti seal oli semuanya jika dirasakan perlu.

Gambar 1.45. Mengukur Celah Rotor dan Vane Plate

3. Merakit.

Sebelum memulai merakit pompa, lumasi semua bagian yang akan bergesekan

dengan fluida power steering.

1. Pasang pegas dan katup pengontrol aliran pada rumahnya.

2. Pasang O-ring yang baru pada union lubang tekan

Gambar 1.46. Memasang Pegas, Katup Pengontrol Aliran dan O-ring

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 72


3. Pasang O-ring dalam dan O-ring luar yang baru pada plat depan.

4. Pasang plats depan pada poros pompa serta pemasangan rotor pada poros

pompa.

Gambar 1.47. Urutan Pemasangan Plat Depan, Dan Rotor Pada Poros

5. Pasang pen lurus pendek pada plat depan, luruskan lubang dowel pin pada

sisi plat dengan dowel pin pada dudukan pompa.

6. Pasang kam ring, tepatkan lubang dan pen masukkan kam ring dengan tanda

menghadap ke depan.

Gambar 1.48. Pemasangan Kam Ring

7. Pasang snap ring, setelah memasang snap ring angkat rotor dan periksa

bahwa sudah masuk ke couter sunk part.

8. Pasang vane plate dengan bagian yang bulat menghadap ke keluar.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 73


Gambar 1.49. Vane plate

9. Pasang plat belakang dan O-ring, tepatkan lubang plat dengan pen kemudian

pasang plat.

10. Pasang rumah belakang sertakan pasang O-ring yang baru, pukul rumah

belakang ke dalam. Sebelum rumah belakang dipasang, terlebih dahulu

memasang gasket pada rumah pompa.

11. Pasang sambungan hisap (Suction connector) sertakan dengan memasang

O-ring yang baru.

12. Ukur preload poros pompa, Periksa bahwa poros berputar dengan lembut

tanpa adanya suara abnormal.

13. Setelah merakit pompa, pasang semua saluran – saluran pompa baik dari

tangki cadangan maupun menuju ke steering gear box.

14. Kemudian isi fluida pada tangki cadangan dengan ATF Dextron II. Dan

lakukan pembuangan angin pada power steering (Air bleeding).

4. Membongkar steering gear box.

Sebelum melakukan pembongkaran, terlebih dahulu buka dan lepaskan baut

penghubung antara poros kemudi dengan steering gear box beserta baut – baut

pengikat lainnya. Urutan dalam pembongkaran steering gear box adalah :

1. Lepas lengan kemudi (Pit man ARM).

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 74


2. Buka mur pengunci sekrup penyetel dan Buka tutup kemudi poros sektor

dengan empat baut.

Gambar 1.50. Melepas Baut Petutup Kemudi

3. Tahan poros sektor diposisi lurus kedepan pada waktu melepaskannya dari

kotak gigi. Jangan melepas poros sektor dari rumah gigi dengan palu atau

alat pemukul lainnya.

Gambar 1.51. Melepas Poros Sector

4. Buka mur pengunci secrup penyetel bantalan roda gigi cacing dan lepaskan

sekrup penyetel bantalan.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 75


Gambar 1.52. Melepas Mur Pengunci

5. Tarik keluar poros cacing (Worm Shaft) dari rumah roda gigi.

Jangan membongkar mur bola (ball nut) dari poros cacing (worm shaft) dan

hindarkan agar (ball nut) tidak membentur ujung poros cacing.

5. Analisa terhadap pembongkaran steering gear box.

1. Lakukan perbaikan yang diperlukan dan penggantian komponen-komponen

dari steering gear box jika ditemukan keausan, kerusakan atau kondisi

abnormal lainnya.

2. Periksa poros cacing (Worm shaft) dan mur bola (Ball nut) dari keausan dan

kerusakan.

3. Lakukan pengujian pada poros cacing terhadap mur bola dengan cara

menahan poros kearah vertical dan periksa mur bola turun dengan gerakan

yang mulus. Jika penurunan mur bola karena beratnya sendiri tidak lancar,

periksa poros cacing jika ada kebengkokkan dan alur bola mendesing,

penyok atau ada benda lain.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 76


Gambar 1.53. Pemeriksaan Mur Bola dan Poros Cacing

4. Periksa bantalan poros cacing dari keausan dan kerusakan, ganti bantalan

dan luncuran bantalan jika rusak.

5. Bila perlu ganti luncuran bantalan dalam roda gigi dan juga ganti luncuran

bantalan dalam secrup penyetel.

Gambar 1.54. Melepas Luncuran Bantalan

6. Periksa permukaan poros sector yang bergeseran dengan bos serta periksa

gigi – gigi jika kemungkinan rusak dan ukur diameter poros menggunakan

micrometer.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 77


Gambar 1.55. Poros Sector

7. Periksa celah dorong poros sector menggunakan feeler gauge. Celah

maksimum 0.04 mm, jika perlu pasang cincin dorong yang baru untuk

mendapatkan celah oli yang minimum diantara poros sector dan secrup

penyetel.

Gambar 1.56. Pengukuran Celah Oli

8. Periksa oli seal, jika perlu ganti oli seal dengan yang baru.

9. Periksa tutup rumah kemudi terhadap kerusakan dan keausan dan ukur

diameter dalam bushing.

10. Periksa rumah kemudi terhadap kerusakan dan ukur diameter dalam

rumah kemudi.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 78


Gambar 1.57. Rumah Kemudi

6. Merakit steering gear box

1. Oleskan grease pada pada bushing dan seal oli.

2. Pada saat memasang, harus berhati – hati jangan sampai merusak seal oli

dan beri gasket cair pada secrup tutup ujung.

3. Pasang poros cacing dan mur bola pada rumah kemudi serta pasang

bantalan pada poros cacing.

4. Kencangkan baut tutup rumah kemudi bagian depan, sambil

mengencangkan baut pada tutup pastikan poros cacing dapat berputar

dengan lancar dan lembut.

Catatan: Tutup rumah kemudi ini sudah terpasang saat memasang poros

cacing, urutan pemasangannya adalah mur bola, tutup rumah kemudi dan

poros cacing.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 79


Gambar 1.58. Pemasangan Secrup Penyetel Bantalan

5. Pasang dan stel secrup penyetel bantalan kencangkan secrup penyetel

dengan pelan – pelan.

6. Pasang sekrup penyetel dan cincin dorong pada poros sector, set mur bola

diposisi tengah dari poros cacing.

7. Masukan poros sector dalam rumah kemudi, sehingga pertengahan gigi

saling berkaitan.

Gambar 1.59. Posisi Center Antara Gigi Sector Dan Gigi Mur Bola

8. Oleskan cairan perapat pada gasket dan tutup rumah kemudi. Pasang tutup

rumah kemudi diatas gasket dan kencangkan empat baut tutup rumah

kemudi.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 80


9. Kendorkan secrup penyetel semaksimal mungkin, kemudian kencangkan

empat baut tutup rumah kemudi.

10. Set poros roda cacing pada posisi netral dengan cara menghitung

jumlah putaran poros dan putar kembali poros setengah dari jumlah putaran

poros tersebut.

11. Setel beban mula total dengan cara memutar secrup penyetel sambil

mengukur beban mula sampai diperoleh beban mula yang benar.

Catatan : Pastikan bahwa poros roda gigi cacing berada pada posisi netral.

12. Kencangkan mur pengunci secrup penyetel poros sector.

Gambar 1.60. Mengencangkan Mur Pengunci Penyetel Poros


13. Pasang gear box pada kedudukannya kembali, kencangkan baut pengikat

gear box pada chasis.

14. Pasang pit man arm, tepatkan tanda pada poros sector dengan tanda pada

pit man arm.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 81


Gambar 1.61. Tanda pada Pit Man Arm dan Poros Sector

15. Pasang pit man arm pada batang pengantar (Relay rod) dan sambungan

kemudi (Steering linkage).

16. Periksa dan stel gerak bebas kemudi.

17. Pasang saluran hisap dan saluran tekanan dari pompa power steering ke

steering gear box.

Trouble Shooting Power Steering

Permasalahan yang timbul biasanya adalah kemudi/ steer terasa berat sehingga

ada indikasi bahwa power steering menjadi salah satu kemungkinan penyebabnya,

walaupun bukan merupakan satu-satunya penyebab. Jika ada permasalahan tersebut

maka dalam melakukan pemeriksaan sistem power steering adalah sebagai berikut :

1) Periksa power steering belt (belt pemutar pompa power steering). Jika

kondisinya rusak maka harus diganti namun jika hanya kendor/ longgar,

lakukanlah penyetelan kekencangan belt-nya (lihat spesifikasi pada workshop

manual).

2) Periksa minyak power steering. Cek jumlah dan kualitas minyak dengan

melihat deep stik pada tabung recervoir. Lakukan juga pengecekan terhadap

kebocoran yang mungkin terjadi pada pipa/ selang penghubung. Jika ada

kebocoran perbaiki atau atasi terlebih dahulu kebocoran yang terjadi,

tambahkan minyak power steering pada recervoir dan lakukan bleeding.

Bleeding dilakukan dengan menghidupkan mesin pada 100 rpm, kemudian roda

kemudi diputar secara maksimum ke kanan dan ke kiri tiga atau emapat kali.

Penggantian minyak dilakukan jika minyak ditemukan sudah teroksidasi/

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 82


berbuih/ berbusa dan atau bahkan sudah ada emulsi. Penggantian minyak

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Naikkan bagian depan kendaraan

b) Lepaskan pipa pengembalian minyak dari recervoir dan keluarkan minyak

c) Dengan mesin hidup idling, putarkan roda kemudi maksimum ke kanan dan

ke kiri sambil mengeluarkan minyak.

d) Matikanlah mesin.

e) Isikan minyak baru ke recervoir.

f) Hidupkan mesin pada 1000 rpm.

g) Setelah minyak keluar melalui pipa saluran balik, pastikan bahwa minyak

direcervoir selalu penuh dan minyak yang keluar melalui saluran balik tidak

bercampur udara.

h) Pasang kembali pipa pengembalian minyak dari recervoir.

i) Lakukan pembuangan udara yang kemungkinan masih tersisa (bleeding)

dengan cara sebagaimana dijelaskan di atas.

j) Pastikan bahwa pada saat mesin dimatikan, kenaikan level minyak pada

recervoir tidak lebih dari 5 mm.

3) Periksa tekanan minyak power steering. Dengan menggunakan pressure gauge

pastikan bahwa tekanan minyak tidak lebih rendah dari 65 kg/ cm2 pada kondisi

maksimum belok dan atau pada saat idle dan saluran pressure gauge diblok

(max bloking 10 detik).

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 83


d. Rangkuman

Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara

membelokkan roda-roda depan.

Komponen system kemudi antaralain: 1. Steering coulumn, 2. Steering

gear, 3. Steering linkage. Adapun komponen lainnya yang bergabung pada jenis

kemudi antaralain: steering wheel, steering main shaft, pitman arm, relay rod,

tie rod, ball joint, knuckle arm, steering knuckle, dan idle arm.

e. Tugas

Jelaskan cara kerja system power steering serta gambarkan proses kerjanya.

f. Tes Formatif

1. Jelaskan fungsi system kemudi!

2. Sebutkan tipe gigi kemudi pada gambar dibawah! Serta sebutkan nama

bagian-bagiannya.

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 84


3. Sebutkan tipe gigi kemudi seperti gambar dibawah! Dan sebutkan nama

bagian

4. Mengapa pula system kemudi dibuat perbandingan bervariasi?

5. Sebutkan macam-macam bentuk (geometris) sambungan kemudi. Serta

gambarkan masing-masing bentuk tersebut beserta sifatnya.

Kunci jawaban:

1. Fungsi sistem kemudi adalah:

- Merubah awal gerak kendaraan melalui roda kemudi

- Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi/ petunjuk pada sopir

tentang posisi kendaraan

2. A.Gigi kemudi tipe:

1.Bola bersirkulasi

2.Roll dan cacing

B.Nama bagian-bagiannya:

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 85


3. Gigi kemudi type rak dan pinion, bagian-bagiannya:

4. Pada jalan raya, diperlukan pengemudian langsung (pengemudi merasa

juga pengemudian pada roda kemudi).

Pada saat parkir, diperlukan gaya pengemudian yang ringan

Atau pada saat lurus I = kecil

Pada saat belok I = besar

5. a.Macam bentuk (geometris) sambungan kemudi

 Sambungan kemudi berbentuk king pin


 Sambungan kemudi berbentuk paralel

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 86


 Sambungan kemudi berbentuk trapesium
b.Gambar sambungan kemudi model king pin

Lengan kemudi menggerakkan aksel,


berputar pada titik pusat

Sudut belok roda kiri = sudut belok


roda kanan

Sifat jalannya:

Gambar sambungan kemudi model parallel

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 87


Sudut belok roda kiri = sudut belok
roda kanan

Sifat jalannya:

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 88


Dengan sudut belok yang sama tidak didapatkan titik pusat lingkaran belok

yang sama akibatnya terjadi gesekan antara ban dengan jalan (ban

menggosok permukaan jalan).

Gambar sambungan kemudi model trapesium

Lengan kemudi trapesium (prinsip


achermann Janteau)

Saat belok
Sudut belok roda kiri # sudut belok
roda kanan

Sifat jalannya:

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 89


Dengan prinsip Achermann Janteau didapatkan titik pusat lingkaran belok

semua roda yang sepusat sehingga kendaraan dapat membelok dengan baik

tanpa menimbulkan gesekan antara ban dengan permukaan jalan.

g. Lembar Kerja

Pilihan ganda:

1. Pada dasarnya mekanisme steering dibagi menjadi, yaitu:

A. Mekanisme untuk suspensi independent dan untuk suspensi double

wishbone

B. Mekanisme untuk suspensi independent dan untuk suspensi rigid

C. Mekanisme untuk suspensi rigid dan untuk suspensi double wishbone

D. Mekanisme untuk suspensi independent dan untuk suspensi monoshock.

2. Dibawah ini adalah komponen – komponen steering system untuk suspense

independent, kecuali:

A. Steering wheel

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 90


B. Knuckle arm

C. Pitman arm

D. Drag link

3. Dibawah ini adalah komponen – komponen steering system untuk suspensi

rigid, kecuali:

A. Tie rod

B. Pitman arm

C. Drag rod

D. Steering center level

4. Berikut ini adalah komponen – komponen utama dari steering gear box,

kecuali:

A. Control Valve

B. Spool Valve

C. Torsion Bar

D. Power Piston

5. Berapakah tekanan maksimum pada sistem hidrolik power steering:

A. 60 Kg/cm B. 70 Kg/cm

C. 90 Kg/cm D. 80 Kg/cm

6. Fungsi dari torsion bar adalah:

A. Berfungsi untuk menghubungkan putaran dari input shaft ke main shaft.

B. Berfungsi untuk mengatur arah aliran minyak yang ke power piston sesuai

dengan putaran steering wheel.

C. Berfungsi untuk membantu menggerakkan sector shaft

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 91


D. Berfungsi untuk mengatur supaya tekanan P/S oil pump tidak dapat lebih

dari 70 Kg/cm walaupun engine telah membuat putaran tinggi.

7. Fungsi dari Relief Valve adalah:

A. Berfungsi untuk menghubungkan putaran dari input shaft ke main shaft.

B. Berfungsi untuk mengatur arah aliran minyak yang ke power piston sesuai

dengan putaran steering wheel.

C. Berfungsi untuk membantu menggerakkan sector shaft

D. Berfungsi untuk mengatur supaya tekanan P/S oil pump tidak dapat lebih

dari 70 Kg/cm walaupun engine telah membuat putaran tinggi.

8. Dibawah ini adalah penyebab dari kemudi terasa berat jika dibelokkan,

kecuali:

A. Tekanan ban tidak betul

B. Pelumasan kurang

C. Alignment roda depan salah

D. Caster berlebihan

9. Dibawah ini adalah penyebab dari gerak bebas kemudi terlalu berlebihan,

kecuali:

A. Pelumasan kurang

B. Ball joint lengan suspensi bawah aus

C. Joint sistem kemudi aus

D. Roda gigi kemudi salah penyetelan / aus

10.Dibawah ini adalah penyebab dari timbulnya kelainan suara pada steering

sistem, kecuali:

A. Roda gigi kemudi salah penyetelan atau aus

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 92


B. Pelumasan kurang

C. Joint sistem kemudi aus

D. Link kemudi kendor

MODUL | CHASIS DAN PEMINDAH DAYA 93

Anda mungkin juga menyukai