Anda di halaman 1dari 20

MODUL

KATUP SEPEDA MOTOR

TEKNIK BISNIS SEPEDA MOTOR


DESKRIPSI MATA PELAJARAN

A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kajian Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

2. Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan lingkup kajian Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor. Menampilkan
kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

ii
Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
3.1 Memahami prinsip kerja mekanisme katup
2. KD pada KI keterampilan
4.1 Merawat secara berkala mekanisme katup

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Indikator KD pada KI pengetahuan
3.1.1 Menelaah komponen – komponen katup
3.1.2 Mempresentasikan mekanisme katup

2. Indikator KD pada KI keterampilan


4.1.1.Melakukan penyetelan celah katup sesuai dengan SOP
4.1.2. Merawat katup sesuai dengan SOP

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menelaah komponen komponen katup dengan santun
2. Peserta didik dapat mempresentasikan mekanisme katup dengan sopan
3. Peserta didik dapat menyetel celah katup sesuai dengan SOP
4. Peserta didik dapat merawat katup sesuai dengan SOP

iii
DAFTAR ISI

Verifikasi Bahan Ajar Ii


Prakata iii
Deskripsi Mata Pelajaran iv
Daftar Isi vi
BAB I MEKANISME KATUP 1
A. Deskripsi Singkat 1
B. Tujuan Pembelajaran 1
1. Peserta didik mampu menelaah komponen komponen katup
dengan santun
2. Peserta didik dapat memahami mekanisme katup sesuai
SOP
C. Mekanisme katup 2
1. Komponen-komponen katup 2
2. Inovasi penempatan katup 5
BAB II PERAWATAN MEKANISME KATUP 9
A. Deskripsi Singkat 9
B. Tujuan Pembelajaran 9
1. Peserta didik dapat merawat katup sesuai dengan SOP 9
2. Peserta didik dapat menyetel celah katup sesuai dengan
SOP

C. PERAWATAN MEKANISME KATUP 9


1. Jadwal Perawatan 10
2. Perawatan mekanisme katup 12

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
MEKANISME KATUP

A. Deskripsi Singkat
Kemajuan Teknologi dibidang otomotif selalu berkembang dan
berkelanjutan, baik model maupun kinerja mesin agar motor memenuhi syarat
layak jalan (berjalan, berbelok, berhenti) dengan sempurna dan aman. Kinerja
motor sangat ditentukan oleh: a) kecepatan dimana kemampuan kendaraan
melaju dengan jarak tempuh dan waktu tertentu, b) akselarasi dimana
kemampuan kendaraan melaju dengan mendahului kecepatan optimum pada
awal dan variasi putaran, c) kebutuhan bahan bakar, dimana kebutuhan bahan
bakar kendaraan pada kecepatan tetap atau bervariasi, d) jarak pengeraman,
dimana kemampuan kendaraan mampu berhenti pada jarak pengereman
tertentu, e) climbing ability adalah kemampuan kendaraan melaju dengan
mennanjak dengan kecepatan optimum pada variasi kondisi, f) radius belok,
dimana kemampuan kendaraan membelok pada radius terkecil roda depan.
Motor merupakan tenaga penggerak yang konstan dan stabil untuk berjalan
pada berbagai kondisi : kecepatan tinggi dan menanjak dalam jangka yang
lama. Untuk memenuhi hal tersebut mesin (engine) harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut: 1). Bahan bakar yang baik, dimana campuran bahan
bakar yang tepat dan dipasok dengan tepat, 2) Kompresi yang tepat tanpa
kebocoran, 3) Pengapian yang baik dan kuat dengan saat pengapian yang
tepat.

B. Tujuan Pembelajaran
3. Peserta didik mampu menelaah komponen komponen katup dengan
santun
4. Peserta didik dapat memahami mekanisme katup sesuai SOP

1
C. Mekanisme Katup
I. Komponen-komponen katup
Stuktur kerja mekanisme katup dan urutan kerja dimulai saat poros engkol
berputar, maka akan mengakibatkan berputarnya camshaft yang dihubungkan
melalui timing chain dan roda gigi/sprocket. Camshaft akan menggerakan
rocker arm dan rocker arm akan menekan batang katup sehingga terjadi
pergerakan katup.

Keterangan:
1. Katup
2. Dudukan katup
3. Pengantar katup
4. Pegas katup
5. Penjamin pegas
6. Pengunci
7. Sil katup

1. Katup
Katup berfungsi sebagai pintu gerbang pemasukan bahan bakar dan
pembuangan gas sisa pembakaran, yang mana waktu pembukaan dan

2
penutupan katup-katup tersebut diatur sesuai dengan prinsip kerja
mesin. Kontruksi katup terdiri dari kepala katup (valve
head), batang katup (valve stem) berbentuk seperti jamur. Bagian
katup yang berhimpit disebut permukaan katup (valve face) yang
dibuat miring sesuai dengan kemiringan permukaan dudukan katup.
Kepala katup atau daun katup, pada katup hisap berdiameter lebih
besar dibandingkan dengan katup buang, karena perbedaan tekanan
antara gas yang masuk kedalam silinder dan gas yang keluar dari
dalam silinder. Katup hisap mengandalkan perbedaan tekanan udara
luar dengan penurunan tekanan dalam silinder yang disebabkan oleh
hisapan torak, sedangkan pada katup buang gas bekas pembakaran
akan keluar dari silinder dengan tekanan sisa pembakaran sehingga
cukup kuat untuk mendorong gas bekas pembakaran keluar dari
silinder. Disamping itu juga dimaksudkan agar pemasukan bahan
bakar udara lebih sempurna.

Bagian – bagian Katup


1. Batang katup
2. Pengunci
3. Dudukan daun katup
4. Daun katup

Gambar 2. katup

3
2. Dudukan katup
Dudukan katup berfungsi sebagai tempat dudukan kepala katup.
Antara kepala katup dengan dudukan katup harus membuat
persinggungan yang rapat agar tidak terjadi kebocoran gas pada saat
kompresi atau kerja. Sudut kemiringan persinggungan katup dengan
dudukan katup untuk katup masuk dan katup buang adalah 45º, lebar
persinggungan katup dengan dudukan katup dimaksudkan agar
tekanan katup dan dudukan katup dapat sebesar mungkin, agar
persinggungan katup dengan dudukan katup tidak mudah terbakar dan
tidak mudah terselip kotoran yang menyebabkan kebocoran gas pada
langkah kompresi atau kerja.

Keterangan:
1. Pegas katup
2. Mur pengunci
3. Penyetel katup
4. Rocker arm
5. Katup
6. Bos katup
7. Dudukan katup

Gambar 3. Dudukan Katup


3. Pengantar Katup
Pemasangan pegas katup belum tentu menjamin katup tersebut akan
baik kedudukannya, agar katup dapat stabil pada kedudukannya, baik
pada saat menutup ataupun saat membuka, maka katup dilengkapi
dengan penghantar katup (valve guide) atau bos katup

4. Pegas katup
Fungsi d rapat-rapat dalam kedudukannya. Telah diketahui bahwa
kerja katup adalah membuka dan menutup disesuaikan dengan

4
langkah torak. Pada saat membuka, katup digerakan oleh sumbu nok
dan pada saat menutup katup digerakan oleh pegas katup. Jumlah
pegas yang dipasang pada sebuah katup ada yang satu katup dan ada
yang dua buah.

Gambar 4. Pegas Katup

5. Penjamin pegas

II. Inovasi Penempatan Katup


Berbagai jenis katup dapat pula dibedakan dari cara penempatannya pada
kepala silinder. Inovasi mesin sepeda motor dilakukan untuk mengantisipasi
kecepatan tinggi, penambahan tenaga output dengan upaya agar konstruksi
seringan mungkin. Ada tiga macam inovasi katup dari segi penempatannya,
yaitu Katup Samping (Side-Valve), Overhead-Valve (OHV) dan Single
Overhead Camshaft (SOHC).
Katup samping (SV) merupakan konstruksi yang paling sederhana dan ringan
dan mekanis penggeraknya ditempatkan di samping katup. Model ini
dianggap yang paling tua dan kurang mampu melayani putaran tinggi. Oleh
karena itu, model ini dimodifikasi menjadi model OHV. Katup jenis ini
memiliki batang katup yang lebih panjang karena digerakkan oleh poros cam
yang terletak sejajar dengan poros engkol. Gerakan poros cam dipandu oleh
pipa yang terpasang kuat pada blok silinder. Jenis yang ketiga (SOHC)
dirancang untuk membuat komponen sistem katup lebih ringan. Batang katup
digerakkan bukan oleh poros cam, yang dianggap membuat komponen lebih
berat, tetapi melalui roda gigi. Bahkan, pada inovasi terbaru ada pula yang
digerakkn oleh rantai (cam chain). Inovasi terakhir ini disebut Double
Overhead Camshft (DOHC).

5
Berikut gambar dari masing-masing inovasi penempatan katup pada sepeda
motor:

Gambar 6. penempatan katup disamping

2). Side Valve


Pada Side Valve atau katup samping, cam dipasang pada poros engkol dan
mendorong ke atas dan menggerakkan valve. Valve terpasang disamping
piston sehingga ruang pembakaran lebih besar. Hal ini menungkinkan untuk
hasilkan perbandingan kompresi lebih besar dan mengurangi tenaga mesin.
Tipe ini cocok untuk mesin dengan putaran rendah, biasanya dipakai di mesin
industry

Gambar 7. penempatan katup overhead

3). OHV (overhead valve assembly


Pada tipe ini poisi klep berada diantara piston dan digerakkan oleh rocker
arm. Tipe ini ruang kompresinya lebih kecil, sehingga dapat menghasilkan
perbandingan kompresi yang tinggi dan tenaga mesin menjadi lebih besar.
Karena dilengkapi dengan batang 15 penekan yang panjang serta adanya

6
rocker arm menyebabkan gerakan balik lebih besar dan juga jarak klep dan
cam yang jauh menyebabkan kurang stabilnya ia pada putaran tinggi

4). SOHC ( single over head camshaft)


Pada tipe ini batang penekan tidak ada, sehingga gerakan balik dapat
dinetralisir. Posisi cam barada diatas silinder yaitu ditengahnya, cam
digerakkan oleh rantai penggerak yang langsung memutar cam sehingga cam
menekan rocker arm. Poros cam berfungsi untuk menggerakkan katup masuk
(IN) dan katup buang (EX), agar membuka dan menutup sesuai dengan
proses yang terjadi dalam ruang bakar mesin. Tipe ini komponennya sedikit
sehingga pada putaran tinggi tetap stabil. Disebut single over head camshaft
karena hanya menggunakan satu cam pada desainnya. Atau SOHC adalah
system poros tunggal di kepala silinder.

Gambar 8. penempatan dari SOHC

5). DOHC ( double over head chamshaft)

DOHC adalah sistem poros ganda di kepala silinder. Fungsi DOHC sama
dengna SOHC, bedanya terletak pada banyaknya poros cam tersebut. Pada
DOHC jumlah poros camnya dua, sedangkan pada SOHC hanya satu. Pada
tipe ini ada yang memakai rocker arm ada juga yang tidak.ada. Klep masuk
dan klep buang dioperasikan tersendiri oleh dua buah cam. Tipe DOHC yang
memakai rocker arm alasannya untuk mempermudah penyetelan kelonggaran
klep dan merubah langkah buka klep. Tipe ini perawatannya rumit biaya
pembuatannya tinggi dan mesin lebih berat. Biasanya dipakai pada mesin-
mesin sport kecepatan tinggi

7
Gambar 9. penempatan katup DOHC

8
BAB II
PERAWATAN MEKANISME KATUP

A. Deskripsi Singkat
Sebuah sepeda motor terkecilpun dibuat lebih dari 1000
komponen. Pada umumnya sepeda motor dikendarai untuk jangka
panjang, karenanya besar kemungkinan, “performance/unjuk
kerjanya “ akan menurun dan kerusakan terjadi lambat atau cepat,
meskipun hal ini tergantung dari pemeliharaan si empunya dan
kebiasaannya mengendarai sepeda motor.
Tetapi pada umumnya sebuah sepeda motor tidak akan rusak
dengan tiba tiba bila digunakan secara normal, kecuali tentunya bila
terjadi kecelakaan. Sebelum kerusakan terjadi, motor tersebut
memperlihatkan gejala gejala operasional yang tidak normal,
misal : suara bunyi yang agak keras dari tumbukan antara
klep/katup (valve) dengan tuas katup (rocker arm) pada kepala
silinder. Dan untuk memperpanjang umur kendaraan sepeda motor
sesuai ketentuan pabrik, maka perlu perawatan secara
berkala/periodik.

B. Tujuan Pembelajaran
3. Peserta didik dapat merawat katup sesuai dengan SOP
4. Peserta didik dapat menyetel celah katup sesuai dengan SOP

9
C. Merawat mekanisme katup
1. Jadwal perawatan
Yang lebih
DILAKUKAN dulu tercapai
PEMBACAAN ODOMETER (Km.)**
PADA

PG
BAGIAN PG I PG II
III
YANG DISERVIS
500 2000 4000 8000 12000
Busi P P G G G

Renggang klep P P P P P

Saringan udara * B B G

Saluran bahan ba-


B B B B B
kar

Karburator P

Putaran stasioner P P P P P

Cara kerja gas tan-


P P P P P
gan

Minyak pelumas 1 TAHUN : G G G G setiap 2000 km.

Saringan minyak
B
pelumas

Kopling P P P P P

Rantai roda 1 BULAN : L P&L P & L setiap 500

10
km

Sistem rem depan/


P P P P P
blkg

Keausan sepatu
P P P
rem

Sakelar lampu rem P P P P P

Tekanan udara ban P setiap


1 MINGGU : L P minggu
& kondisi ban

Pelek roda & jari


P P P P P
jari roda

Suspensi depan/
P P P&L P&L P&L
belakang

2. Perawatan mekanisme katup


a. Kerenggangan katup
Tekanan kompresi di dalam ruang bakar sangat dipengaruhi oleh
penyetelan celah katup. Jika celah katup lebih kecil dari standar berarti
katup cepat membuka dan lebih lama menutup, pembukaan yang lebih
lama membuat gas lebih banyak masuk. Akibatnya bensin lebih boros dan
akibat dari keterlambatan katup menutup adalah tekanan kompresi menjadi
bocor karena pada saat terjadi langkah kompresi (saat piston bergerak dari
bawah keatas), katup belum menutup padahal seharusnya pada saat itu
katup harus menutup rapat hal ini mengakibatkan tenaga mesin berkurang.
Mesin tidak bisa stasioner, dan sulit dihidupkan, selain itu akibat celah
katup terlalu sempit dapat terjadi ledakan pada karburator. Selanjutnya
apabila celah katup lebih besar dari standar berarti katup terlambat

11
membuka dan cepat menutup. Apabila hal ini terjadi pada katup masuk
maka pemasukan campuran bahan bakar udara berlangsung cepat sehingga
jumlah campuran yang masuk sedikit. Tekanan kompresi menjadi rendah
karena jumlah campuran bensin dan udara yang dikompresikan sedikit.
Jika tekanan kompresi rendah maka akan berakibat tenaga motor menjadi
berkurang. Akibat selanjutnya adalah mesin sulit dihidupkan. Setelah
hidup maka suara mesinpun berisik sekali. Karena pemasukan gasnya
kurang, mesin akan tersendatsendat pada putaran tinggi. Sementara itu
mesin tidak dapat berputar stasioner. Itulah sebabnya celah katup harus
disetel dengan tepat. Biasanya besar kerenggangan celah katup masuk dan
katup buang sekitar 0,04 – 0,07 mm.

Gambar 10. Celah katup yang terlalu kecil dan celah katup terlalu
besar

1) Celah katup terlalu besar

Gambar 11. celah katup terlalu besar

12
a) Penggerak katup berisik (ada suara pukulan-pukulan)
b) Bagian penggerak katup bisa patah ( pukulan dan kejutan )
2) Celah katup terlalu kecil

Gambar 12: celah katup terlalu kecil

3) Tidak ada celah katup

Gambar 1.3: tidak ada celah katup


a) Katup tidak menutup dengan sempurna
b) Ada kerugian gas baru / tenaga motor berkurang
c) Pembakaran dapat merambat ke karburator
d) Katup-katup dapat terbakar karena tidak ada
pemindahan panas pada daun katup.

b. Fungsi celah katup

13
Agar supaya katup-katup dapat menutup dengan sempurna pada
semua keadaan temperatur.

Gambar 11. celah katup (tanda panah)

Mengapa celah katup harus distel ?

Keausan pada sistem penekan katup celah menjadi besar

Keausan pada daun katup dan dudukannya celah menjadi kecil

Karena keausan-keausan tersebut tidak merata, celah katup berubah


dan perlu distel, setiap service berkala (tune up) atau setiap 5.000
km (tergantung data masing masing pabrik).

SPESIFIKASI KATUP

14
c. Tahapan-tahapan menyetel celah katup

1. Melepas tutup penyetel katup, tutup lubang pemeriksaan tanda pengapian dan tutup
lubang poros engkol

2. Memutar poros engkol berlawanan arah jarum jam sampai tanda “T” tepat
dengan tanda penyesuai pada tutup bak mesin kiri (piston akhir kompresi).

3. Menyetel celah katup menggunakan lidah pengukur (feeler gauge) dan valve
adjusting wrench. Celah katup (dingin) : 0,05 mm (IN & EX sama)

15
Daftar Pustaka

Sujarwo. 2013. Pemeliharaa Mesin Sepeda Motor. Malang: Direktorat Jendral Guru
Dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan & Kebudayaan.

Perawatan Mesin 4 Tak, Honda Sales Operation Technical Service Divisi,


PT. Astra International – Jakarta.

Pedoman Reparasi Sepedamotor

New step 1

16

Anda mungkin juga menyukai