Anda di halaman 1dari 10

NASKAH DRAMA “SELENA”

NAMAKU Selena. Aku lahir di Distrik Sabit Enam, dua ratus kilometer
utara Kota Tishri, Klan Bulan. Itu bukan kawasan yang maju dan canggih.
Itu kawasan kumuh, padat, dan tertinggal. Aku yatim piatu sejak kecil.
Orangtuaku petani jagung. Ayahku meninggal karena sakit keras, saat
usiaku empat belas tahun. Ibuku menyusul ayahku saat usiaku lima belas
tahun. Dia sakit-sakitan sejak Ayah meninggal.
Dialog*
Pada malam itu, ibuku akan pergi meninggalkan ku
Ibu : “Selena, jadilah anak yang kuat. Kamu akan sendirian menghadapi
kehidupan.”
Aku : mengangguk pelan.
Ibu : “Ibu akan pergi, Nak, seperti ayahmu. Maafkan Ibu tidak bisa
membesarkanmu dengan baik.”
Aku: kembali mengangguk pelan.
Ibu : "Selamat tinggal, Selena."
Selepas kematian sang ibu, Selena sempat diberikan oleh surat wasiat oleh
Ketua Distrik Sabit Enam yang bernama Togra. Surat wasiat dari ibunya
tersebut dititipkan kepada Togra beberapa saat sebelum ibunya Selena
menghembuskan napas yang terakhirnya.
Beberapa hari kemudian
Togra : "Selena, ibumu menulis sepucuk surat wasiat untukmu."
Aku : menerima kertas itu. Membacanya.
“ Pamanmu Raf, yang tinggal di Kota Tishri, akan merawat mu. Pergilah.
Temui dia. Tertanda, Ibu.”
Togra : "Kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan, Selena?"
Aku : mengangguk.
Namun berpindah ke kota tidak semudah yang dibayangkan karena Selena tidak
memiliki banyak uang untuk pindah kehidupan. Di tengah kesulitan yang
melanda Selena tersebut, sejumlah tetangganya pun melakukan inisiatif dan
berbaik hati mengumpulkan uang untuk Selena.
Togra : "Aku tahu ibumu sama sekali tidak punya uang. Tapi te tanggamu
berbaik hati. Mereka mengumpulkan uang untuk perjalananmu ke Ibu Kota."
Sambil mengulurkan amplop merah seakan tahu apa yang sedang kupikirkan.
Aku : menerimanya
Togra : "Tidak banyak. Tapi itu cukup hingga kamu tiba di sana."
Aku : "Terima kasih,"
Togra : "Semoga kamu menemukan kehidupan yang lebih baik di sana. Kamu
tidak bisa sendirian di kebun jagung ini. Distrik ini semakin kumuh dan tidak
punya masa depan."
Sesuai dengan kandungan yang tertulis dalam surat wasiat, Selena pun bertemu
dengan paman Raf.
Saat bertemu dengan Paman Raf
Aku : “Selamat pagi , aku Selena dari Distrik sabit enam..” sambil mengulurkan
surat. “ ibuku mengirimku ke sini “.
Paman Raf : membaca surat kemudian bertanya “ Jem sudah meninggal?”
Aku : mengangguk
Kemudian Selena pun diperbolehkan menetap Bersama dengan paman Raf
namun tentu saja semua itu tidak gratis. Keesokan harinya.
Paman Raf : "Baik. Saatnya bekerja."
Bibi : "Astaga, Raf! Kamu tidak akan menyuruh Selena bekerja, bukan?"
Paman Raf: "Tentu saja aku akan menyuruhnya. Seluruh penghuni bangunan ini
harus bekerja. Biaya hidup di Kota Tishri ma hal. Kita tidak bisa menghidupi
anggota keluarga tambahan tanpa kerja keras."
Pekerjaan tersebut adalah mengerjakan konstruksi Lorong kereta bawah tanah.
Dengan demikian, Selena pun harus bersiap dengan pekerjaan-pekerjaan berat
ala proyek konstruksi. Saat dipekerjakan
Bibi : "Aku dengar tadi ada kecelakaan di lorongmu, Selena?"
Paman Raf : terdiam
Bibi : "APA KUBILANG! Pekerjaan itu berbahaya buat Selena!" , “Kamu kasar
sekali! Tapi Selena anak perempuan! Kamu bisa menyuruh nya bekerja di dapur
bersamaku.”
Paman Raf : "Selena bukan anak perempuan biasa. Dia memiliki ke kuatan.
Astaga, susah sekali menjelaskannya kepadamu, Leh. Anak itu bahkan
menyelamatkan Bow dengan teknik tameng transparan. Dengan segala
kekuatannya, kamu suruh dia memanggang roti?"
Meskipun tidak pernah mengenyam Pendidikan formal, namun Selena termasuk
sangat cepat belajar dan beradaptasi dengan hal-hal baru yang ada disekitarnya.
Bahkan setelah 3 tahun tinggal bersama paman Raf, Selena pun mulai serius
mempersiapkan urusan Pendidikan kuliahnya. Bahkan berkat kemampuan dan
pengetahuan yang dimilikinya, Selena berhasil diterima kuliah di Akademi
Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT).
Aqiu :“Kamu lulus?” “Selamat, Selena.”
Aku : “Itu baru ujian yang pertama, Aq.”
Aqiu : “Tidak masalah. Kamu akan melewati dua ujian berikut nya...” kapan
ujian berikutnya?”
Aku : “ besok”
Itu surat dari ABTT. Pemberitahuan hasil tes ketiga. Aku tidak lulus tes
tersebut-otomatis aku gagal diterima Akademik Bayangan Tingkat Tinggi.
Sampai akhirnya dia bertemu dengan Tamus. Melalui bantuan Tamus, Selena
pun berhasil membuka kunci segel kekuatan bertarung yang dimilikinya.
Sehingga pada akhirnya, Selena pun berhasil lolos ujian klan Bulan dan masuk
ke dalam Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT).
Aku menatap ke arah Tamus , dan ia bertanya
Tamus : “apa yang kamu ingin kan, Selena?”
Aku terdiam. Tanganku diam-diam meraih buku tebal
Tamus :"Kenapa kamu diam?" “Untuk seorang yang tidak pernah sekolah
sebelumnya tetapi berhasil lulus di urutan kedua tes tertulis, mengalah kan
ribuan peserta seleksi lainnya, kamu menarik sekali. Kamu juga lulus di urutan
ketiga tes stamina dan ketahanan fisik. Harus kuakui itu mengesankan.”
Aku : “ Bagaimana kau tahu?”
Tamus : "Itu mudah. Aku punya kaki tangan di mana-mana, ter masuk di
ABTT. Aku membaca berkas pendaftaranmu. Me meriksa garis keturunanmu,
keluargamu. Kamu yatim piatu. Pekerjaanmu di konstruksi. Kamu cocok sekali
menjadi pengintai. Matamu tajam, bisa mengingat serabut rambut-"
Aku : "Tapi aku tidak lulus di tes ketiga. Dan tidak akan pernah lulus,"
Tamus : tertawa kemudian berkata “ kamu seharusnya dengan mudah bisa lulus
Selena.”
Aku :"Teknik bertarungku jelek."
Tamus : Tamus menggeleng. "Tidak. Kekuatanmu hanya terkunci."
Aku : "Apa maksudmu?"
Tamus : "Datanglah ke stadion Kota Tishri besok malam . Aku akan
menunjukkannya. Kamu akan memahaminya. Dan ingatlah selalu, saat kamu
merasa tidak memiliki jawaban lagi, saat tidak ada lagi jawaban yang tersisa,
aku adalah orang yang bisa memberikan jawabannya."
Tamus mengangkat tangannya ke udara dan menjentikkan jemarinya. Plop!
Tamus menghilang.
Pada malam itu
Plop! Suara gelembung meletus terdengar lagi. Tamus muncul di depanku.
Tamus : "Selamat malam, Selena." “Kamu sudah lama menunggu?”
Aku : menggeleng
Tamus : "Aku senang melihatmu datang. Itu berarti semua rencana ku berjalan
baik."
Aku : "Ren... rencana apa?"
Tamus : “Banyak. Salah satunya adalah...” Tangan kanan Tamus terangkat, dan
berteriak kencang, “RABARASATABARAAA!” sebelum aku sempat
menyadarinya, dia telah mengirim pukulan, persis menghantam dadaku.
Tubuhku terpelanting ke belakang .
“RABARASATABARAAA!” Tamus membaca sekali lagi.
Tamus : "Lihat ke depan, Selena !" Tamus memberi pukulan lagi, Selena pun
bereaksi.
Aku : BUM! Pukulan Selena, “Astaga!!”
Aku : “Apa yang telah terjadi? Sejak kapan aku bisa membuat tameng sehebat
itu?”
Tamus : "Selamat, Selena. Kekuatan aslimu telah terbuka."
Aku : “Apa maksudnya?”
Tamus : ”Kamu lahir di keluarga yang tidak beruntung, Selena. Gizi buruk.
Tubuhmu berkembang lebih lambat dibanding petarung terbaik Klan Bulan
lainnya. Juga berbagai kejadian menyedihkan di masa kecil. Pertumbuhan
psikismu juga terhambat. Bakat besarmu terkunci bertahun-tahun. Tapi malam
ini, aku telah membukanya. Tidak akan ada lagi yang mentertawakan teknik
bertarungmu.”
Tamus : "Aku punya banyak sekali rencana untukmu," "Era kekuatan besar
akan kembali. Pewaris sah dunia paralel akan dibebaskan dan kamu adalah
bagian penting itu. Aku membutuhkan pengintai yang hebat. Untuk itulah kamu
harus sekolah di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi, menyelesaikan
pendidikanmu di sana, menjadi pengintai."
Aku : "Tapi aku gagal dalam seleksinya, Tuan Tamus."
Tamus : "Omong kosong! Namamu telah ditakdirkan ada di sana, Minggu
depan, saat hari pertama kuliah, kamu akan pergi ke Akademi Bayangan
Tingkat Tinggi. Saat mahasiswa baru berbaris di aula megahnya, kamu akan
melangkah masuk dengan berani. Kamu harus menuntut hakmu, menjadi salah
satu mahasiswa di sana. Tunjukkan bahwa kamu bukan lagi Selena bahkan tidak
becus melakukan teknik pukulan yang berdentum. Kamu adalah Selena, calon
mahasiswa terbaik ABTT. Kamu akan diterima di sana."
Tamus mengangkat tangannya lagi. Menjentikkan jemari. Plop! Dan
menghilang.
Aku :"Hei! Tunggu!" Aku berseru. "Jangan pergi dulu! Hei, Tuan Tamus!
Tunggu!"
Usiaku tepat delapan belas tahun. Akhirnya aku diterima di ABTT, aku
bisa menentukan masa depanku, tanpa perlu bergantung pada Bibi Leh
dan Paman Raf. Besok juga hari pertamaku kuliah di ABTT.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, Selena yang selalu gagal pada
ujian akhir kekuatan bulan pun melakukan aksi nekat untuk menerobos ke acara
inagurasi penerimaan siswa baru.
Ox : "Namaku Ox. Aku pemimpin Akademi Bayangan Tingkat Tinggi. Apa
yang kamu lakukan di sini, Nona Muda?" Dosen itu bertanya
Aku : "Aku hendak mengikuti inaugurasi mahasiswa baru"
Ox : "Ikut acara? Apakah dia mahasiswa kita?"
Dosen lain : “Bukan, dia bukan mahasiswa. Aku ingat anak ini. Dia memang
lulus dua seleksi awal dengan nilai mengesankan Tapi dia gagal di tes terakhir.
Teknik bertarungnya buruk.”
Aku : "Beri aku kesempatan sekali lagi."
Kemudian datanglah 2 mahasiswa baru dan berdiri disebelah Selena
Ox : "Bulan sabit gompal! Bawa nona muda itu ke ruanganku!” serunya sambil
menunjukku. "Suruh dia menunggu Juga dua mahasiswa baru yang berdiri di
sebelahnya. Bawa semua. Aku akan mengurus mereka setelah acara inaugurasi
selesai."
Meskipun sempat terjadi pertempuran namun rupanya hal tersebut menjadi
takdir bagi Selena karena ia bertemu dengan dua orang yang kelak menjadi
sahabat karibnya yakni Mata dan Tazk.
Mata : “hei, siapa namamu?"
Aku : "Selena,"
Mata : "Namaku Mata. Senang berkenalan denganmu, Selena." Gadis itu
mengulurkan tangan.
Aku : tersenyum sambil berjabatan tangan
Mata: “Kamu dari mana, Selena?”
Aku : Aku dari Distrik Sungai-Sungai Jauh."
Tazk : "Hei, kalian berdua menganggapku batang kayu. Aku didiamkan begitu
saja."
Mata : sambil tertawa "Tidak ada yang mengabaikanmu, Tazk"
Tazk: "Namaku Tazk. Tadi sudah disebut oleh Mata."
Aku : “ baiklah Tazk”
Seiring berjalannya waktu, ketiga sahabat itu pun kemudian menjalani hari-
harinya sebagai teman karib yang selalu membantu dalam setiap kondisi.
Kombinasi dan kerja sama diantara ketiganya menjadikan Selena, Mata, dan
Tazk menjadi siswa yang luar biasa.
D-100 : "Selamat datang kembali, Selena, Mata, Tazk" “ apa kalian sudah
siap?”
Aku : “HEI! “Kenapa robotnya dua?”
D-100 : "Aku minta maaf, Selena. Tapi itulah poin penting ruang an ini, yaitu
untuk memaksa petarung bertahan mati-matian. Bukan tentang kalah-menang."
Tazk : “”Kembali ke formasi, Selena! Berhenti protes. Drone itu tidak akan
mendengarkan!”
Aku :” rasakan ini! , Robot menyebalkan” oh tidakk
“ robot itu bisa saling melindungi “
Mata :” jadi apa yang harus kita lakukan?”
Tazk : "Strategi itu tidak efektif lagi. Kita harus bertahan. Jaga formasi saling
melindungi. Itulah strategi terbaik kita seka rang. Lupakan mengalahkan dua
robot ini, mereka masih terlalu kuat."
BUM! BUM!
Drap! Drap! Drap!
Drap! Drap! Drap!BUM! BUM!
Aku : apa yang terjadi?
D-100 : “ master Ox melumpuhkan robot itu dengan sekali pukul. Dan robot
besar itu rontok”!
Bahkan ketika siswa yang lain sedang belajar bertarung dengan OX, Selena dan
kedua sahabatnya sudah dikirim untuk bertempur melawan robot generasi
terbaru dengan kekuatan yang fantasis.
Akhir Semester 2 tinggal hitungan hari
“Kalian siap?” tanya D-100.
Aku, Mata, dan Tazk mengangguk.
Aku : "Kenapa sekarang robotnya tiga, Drone?"
D-100 : "Aku minta maaf. Tapi menurut Master Ox, kalian sudah siap
menghadapi tiga robot. Level dinaikkan"
Aku :”Enak saja. Simulasi ini curang!!” "Itu tiga robot R-013, Tazk. TIGA!
Bagaimana kita melawannya?"
D-100 :“Simulasi dimulai, Selena, Mata, Tazk. Tiga robot R-013 akan
menyerang kalian dalam waktu lima detik lagi.”
“Lima!”
“Empat!”
“Ayo, Selena. Bersiap.” Tazk membujukku
“Tiga!” “Dua!” “Satu!”
“Simulasi dimulai!”
Drap! Drap! Drap! “FORMASI!” Tazk berseru. Splash! Splash!
Splash! Splash!
“Tameng transparan!” BUM! BUM! BUM!
Splash! Splash!Splash! Splash!Splash! Splash!

Akhirnya semuanya selesai...


Aku : “Hei, Drone! Apakah kami bisa keluar sekarang?
D-100 : "Tentu saja, Selena. Kalian bisa keluar sekarang." “Selamat, Selena,
Mata, dan Tazk. Kalian berhasil melewati level ini dengan sempurna. Apakah
kalian tidak bertanya tentang nilai semester dua kalian? Yah, dengan senang
hati aku bisa memberitahunya. Kalian mendapatkan nilai—”
Keesokan Harinya..
KAMU tadi malam keluyuran ke mana lagi, Selena?” tanya Mata
“Kamu masih sering menyelinap malam-malam di kom pleks ABTT, Selena?”
tanya Ev
Aku : “ tidaklah ..”

Waktu Ujian Pun sudah selesai...


Aku : “Akhirnya ujian ini selesai. Aku da pat nilai A-“
Bibi Gill datang dan berkata : "Kamu memiliki bakat besar menjadi pengintai,
Selena. Ambisimu, caramu melakukan sesuatu, fleksibilitas yang kamu miliki,
semua itu akan membawamu jauh sekali. Dan malam ini, melihat ekspresi
wajahmu, aku tahu ada banyak hal yang sedang kamu sembunyikan. Aku juga
pengintai. Kita melatih ekspresi wajah kita agar tidak bisa dibaca orang lain."
Aku : tersenyum..
Tengah malam, gedung-gedung kompleks ABTT lengang. Langit terlihat
cerah. Aku terdiam sejenak, menatap cermin yang terbalik. Sekarang
saatnya momen paling penting. Aku membuka mesin penerjemah itu,
meletakkan kertas yang tulisan dan gambar dari perkamen tua, memasang
berisikan kembali penutupnya, lantas mengetuknya pelan. Akhirnya! Mari
kita lihat, apakah alat ini berhasil menerjemahkan semua tulisan dan
gambar-gambar tersebut. Aku membaca puisi tiga bait tersebut.
Aku :
Wahai, aku akan pergi sendiri
Ke tempat yang tak pernah dikunjungi
Tak usah bersedih hati
Kita berpisah di sini
Wahai, aku akan pergi sendiri
Ke tempat hati terluka di penjara
Aku akan menjaga Cawan Keabadian
Biarlah kutebus kesalahanku

Wahai, lihatlah gunung-gunung menjulang


Sungai-sungai berkelok ribuan jumlahnya
Persis di delapan sisi bertemu
Pintu menjulang ditutupi kabut
Tunggulah bulan purnama
Bawalah kunci yang dibutuhkan
Yang beruntung akan membukanya
Jika engkau rindu, kutunggu di situ

Plop! Terdengar suara letusan air. Seketika munculah Tamus


Tamus : "Bagus sekali, Selena. Tidak percuma aku memercayakan tugas ini
kepadamu. Ini menakjubkan. Berpuluh anak buah ku gagal melakukannya, tapi
kamu, mahasiswa tahun pertama, dengan brilian menyelesaikannya."
Aku : "Tuan Tamus, jika aku boleh bertanya, apa maksud puisi tersebut?
Apakah itu puisi patah hati?"
Tamus : "Itu bukan sem barang puisi, Selena. Itu petunjuk sebuah lokasi.
Setelah ratusan tahun gagal menemukan Buku Kehidupan, lupakan saja buku
sialan tersebut. Buku itu tidak penting lagi. De ngan petunjuk ini, aku punya
cara baru membebaskan si Tanpa Mahkota. Cawan Keabadian, benda itu
memiliki ke kuatan tiada tara, termasuk membuka pintu Penjara Bayang an di
Bawah Bayangan. Puisi itu adalah peta menuju sebuah klan di dunia paralel."
Aku : “Klan Tuan Tamus?”
Tamus : "Klan yang jauh. Tempat dengan gunung-gunung tinggi yang terus
bergerak mengikuti polanya. Klan dengan kabut, awan, debu yang menyelimuti
terus-menerus, persis seperti namanya. Klan itu disebut NEBULA." Tertawa
terbahak-bahak
Tamus : “”Sampai bertemu lagi, Selena. Kamu telah berjasa besar atas rencana-
rencana hebat ini. Besok lusa kamu akan men jadi bagian penting dalam
konstelasi politik dunia paralel, era baru. Era para pemilik kekuasaan.”
Plop! Suara letusan gelembung air kembali terdengar. Tamus telah lenyap.
Aku mengembuskan napas perlahan. Terduduk di ranjang ku sambil bersedih ....
dan menyesal karena semua bantuan Tamus membuatnya kecewa ...
Meskipun Selena mampu menunjukkan kemampuan-kemampuan yang
menonjol, namun dirinya tidak lepas dari kebimbangan. Di dalam benaknya,
selalu ada bayangan Tamus yang selalu mengusik Selena. Terlebih orang
tersebut menolong Selena secara tidak gratis sehingga ia bisa melakukan apa
saja kepada Selena.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai