Anda di halaman 1dari 7

Peringkat, antara Motivasi dan Tekanan

Jakarta,CNN Indonesia: Berita Terkini dari SMA terbaik di Nusantara,SMA Bima Karya Indonesia.
Peringkat parAlel pertama kembali di raih oleh Kevin Dirgantara.Disusul oleh Kenan Wijaya di
peringkat ke dua, Adinda Athelea sebagai peringkat ke tiga dan Aurora Calista peringkat ke empat.
Sampai tahun ini belum ada yang mengalahkan ke empat tersebut. Kerja keras yang di capai oleh ke
empat itu,di apresiasi oleh Direktur SMA Bima Karya Indonesia...
Ataya buru buru mematikan televisinya. Jantungnya mendadak berdegup kencang,
kepalanya pusing. Ataya berfikir Sekolah macam apa itu peringkat parAlel di beritakan di televisi?!
Benar benar gila. Ataya tidak membayangkan bagaimana murid murid terbaik tersebut berinteraksi.
Menghela napas, gadis tersebut menatap ragu amplop coklat yang ada di atas meja. Ia
mengambil amplop tersebut dan membacanya kepalanya semakin pusing. Dia membaca:
Selamat anda lolos dalam seleksi masuk SMA Bima Karya Indonesia.....
Tidak perlu lagi menjadi murid 12 IPA 2 untuk tahu ibu Susi marah marah lagi di hari ini.
"Sudah tau sebentar lagi kamu ujian! Kamu kalau sudah lulus mau jadi apa?" gertak Bu Susi.
Semua siswa diam menunduk sambil memperhatikan sosok laki-laki yang masuk terlambat
berpenampilan seperti preman. Bagaimana tidak, seragam putih tanpa atribut di keluarkan dari
celana abu abu yang yang tanpa sabuk.
" Jangan mentang mentang nilai mu bagus kamu bersikap kurang ajar" geram Bu Susi.
"Dengar kamu Kevin"
"Dengar Bu"
"Sudah,duduk sana!"
Kevin Dirgantara, peringkat pertama parAlel.Bukan kutu buku yang seperti kalian
bayangkan.Karena lebih sering ikut tawuran dari pada masuk sekolah. Tak ada seorang pun yang
tau bahwa Kevin anak dari kepala sekolah tersebut. Cerita tentang Kevin dengan cepat sampai ke
telinga Ataya walaupun gadis itu baru masuk di Bima Karya kemarin lusa.
" Kok aku belum pernah sih ketemu dengan Kevin". Ataya hanya penasaran dengan Kevin karena
sampai saat ini belum pernah melihatnya padahal kelas mereka berdekatan.
"Bagaimana mau ketemu? Kevin aja belum masuk dari hari Senin" celetuk Clara.
"Belum masuk?"
Yang di tanya mengangguk " Bolos kayaknya, Kamarin aku dengar dari Kenan pas eskul.
Kebetulan lapangannya di bagi dua".
"Kenan yang mantan ketos itu?", semuanya mengangguk.
"Tapi kalian sadar tidak, Kevin jadi sedikit kAlem semenjak kelas 12?" Heran Clara
Karin tiba-tiba memukul meja heboh
"Itu yang pengen aku cerita ke kalian". Katanya "menurut aku sih gara gara Kenan.kayaknya guru
sengaja naruh mereka satu kelas".
"Bagaimana tidak Kenan yang sering ikut lomba olimpiade hanya peringkat kedua, sedangkan
Kevin yang kerjanya tawuran peringkat parAlel sampai saat ini" cerocos Nurul
" Emang peringkat satu terus?"
" Tiap tahun Ataya..."Karin melototkan matanya serius " Bayangin mulai dari kelas 10 namanya
gak pernah turun dari peringkat pertama. ParAlel bukan cuman kelas!"
Jika bukan mamanya yang suruh, Ataya tidak akan singgah ke minimarket yang ada di depan
sekolah. Ia tipikal orang yang cuek terhadap lingkungan. Ataya melangkahkan kakinya masuk ke
minimarket dan membeli pesanan mamanya itu. Ia tidak sengaja melihat seorang gadis yang
mengambil cemilan dan memasukan kedalam tasnya lalu melangkah keluar. Setelah Ataya
membayar ia berjalan mencari gadis tersebut dan mencekal lengannya.
"Apaan sih?" Ataya melepaskan cengkramannya
"Maaf aku barusan lihat kamu..."
Tidak perlu banyak bicara gadis tersebut menampilkan wajah tidak suka dengan Ataya.
"Kamu mungkin tidak tahu aku tapi coba tanya SMA Bima karya" ancamannya." Jangan sekali-kali
mencampuri hidupku kalau kamu ingin hidup aman di SMA Bima karya"
" Siapa namamu?"
" A-Ataya"
"Ok Ataya. Semoga kita bertemu lagi tidak dengan cara seperti ini" ucap gadis itu lalu
meninggalkan Ataya yang masih diam.
"ATAYA" teriak Karin nyaris menggema di lorong SMA Bima Karya.
Rencananya mereka ingin menghabiskan waktu bersama sebelum besok minggu menekuni materi
try out. Ataya masih tidak percaya ia sudah harus ikut try out padahal baru masuk sekolah. Konon
katanya tidak ada perguruan tinggi yang menolak siswa kelulusannya. Beruntung Ataya lolos dalam
ujian masuknya. Ataya tidak menyesal, meskipun harus belajar non stop untuk masuk di SMA yang
terkenal ini.

Kenan dan Ale memang bersahabat namun tak ada yang tau bahwa mereka saling kenal. Ale
peringkat ketiga yang memiliki sifat seperti preman, rambut di warnai dan kelakuannya yang
hampir sama dengan Kevin.
" Kevin belum masuk juga" ucap Kenan ketika berada di tempat Ale
"Bodoh."Dengus gadis itu. "Tidak masuk sebulan pun dia tetap jenius. Apa yang kamu harapkan?"
Kenan menghela nafas." Tapi Minggu ini guru-guru banyak yang bahas bocoran soal try out.
Setidaknya kita tau beberapa hal yang tidak dia ketahui."
"Kapan sih kamu nyerah untuk mengelahkan Kevin?".
"Kamu tau sampai kapan"
" Sampai kamu jadi peringkat 1?" Ale menghela nafas."Emang kamu bisa?"
"Makanya doain".
"Udahlah terima kenyataan kalo Kevin lebih pin___"
" Menurut William Steam, kecerdasan intelektual adalah kesanggupan seseorang untuk
menyesuaikan diri terhadap hal baru sesuai tujuan yang ingin di capai." Kenan menngedikkan
bahunya." Selama saya mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan suatu saat nanti saya bisa
mengalahkan Kevin". Tak mau kalah Ale membalas perkataan Kenan
" Menurut Stevan Stein kecerdasan intelektual
Cuman berperan 6% dalam hidup." Cemooh Ale." Setelah kita lulus perjuangan buat kamu cerdas
dari pada Kevin akan sia-sia.Hidup tidak harus pintar sekali.hidup itu cuman butuh waras saja.
Kenan tak membalas perkataan Ale ia malas berdebat dengan Ale.

Ataya memalingkan pandangannya dengan was-was.Benar saja,karena hari ini ada try out kelas
IPA 2 kosong.sayangnya gadis itu tidak tahu dimana pelaksanaan try out-nya. Untung saja Ataya
bertemu Clara jadi mereka sama sama ke lab komputer.
Ataya mengerjakan soal dengan tenang bagaimana tidak ia belajar mati-matian agar nilainya
tidak buruk.
"Semua sudah tanda tangan presensi?"
Murid-murid mengangkat wajahnya menghadap ke guru pengawas."Sudah pak"
"Satu orang tidak hadir.Kevin Dirgantara ada?"
"Kevin?Kevin Dirgantara?" Suara lantang dari pak Rahmat selaku pengawas terdengar jelas.
Namun tak ada jawaban.
Kevin tidak hadir.
Itu berarti pertama kalinya dalam 2 tahun posisi peringkat pertama kosong.

Hari Jumat datang dalam sekedipan mata.


Ataya seharusnya tidak gugup, karena teman temannya benar benar santai.
"Sudah Ataya santai saja" Nuru menyilang kakinya diatas meja."Aku yakin kamu masuk 50 besar."
"Iya semoga saja."
Ataya berjalan sendiri menuju papan pengumuman.benar saja disana sudah banyak siswa yang
menuggu hasil try out.
Beberapa menit kemudian,dua orang guru datang dan menempelkan hasil pengumuman dan
kerumunan semakin banyak.
Ataya mencoba berjinjit untuk melihat namanya ada di urutan keberapa, tapi apa yang ia lihat
namanya ada di peringkat pertama.
"A..Ataya?"
Ataya menelan ludah dengan susah payah dan teman temannya datang
"Ataya kamu peringkat pertama"teriak Karin.
Ataya hanya diam dan tak sengaja pandangannya bertemu dengan Kenan yang memasang wajah
dinginnya.Ya Kenan berada di peringkat dua.
Ataya berlalu ke toilet dirinya benar benar tidak menyangka
BRAK!
"KAMU YANG NAMANYA ATAYA?"
"JAWAB!"
Ataya tidak menjawab dan gadis itu semakin marah.
"Kamu jangan cari masalah Aurora". Suara Ale yang muncul dari belakang pintu. Ya dia Aurora
salah satu putri tunggal dari 5 Direktur terbesar di SMA Bima. Hidup Aurora berantakan bagaimana
tidak? Ayahnya akan semakin marah jika peringkatnya tidak naik-naik. Aurora sendiri benci dengan
hidupnya yang penuh penekanan sama halnya dengan Ale yang dikekang oleh ibunya karena
peringkatnya masih bertahan di peringkat 3.
"Sekali lagi saya ucapkan selamat"
Ibu Naura selaku kepala sekolah tersenyum di Balik kacamatanya
"Karena kamu pendatang baru, dan berhasil masuk ke 4 besar maka biaya komite kamu di
bebaskan".
Ataya menjawab dengan ragu "Ii-ya Bu".
Ataya yakin gadis bernama Aurora tidak akan tinggal diam.

Hari Senin, Ataya buru buru karena ia kesiangan untung saja belum telat.Suara motor yang begitu
keras dan menabrak Ataya.
"Turun"desis Ataya
Laki laki itu turun dari motornya lalu melepaskan helm
"Punya mata tidak? Nabrak segala." Ucap Ataya yang terlihat kesal
Laki laki itu hanya menanggapinya malas
"Minta maaf!" Teriak Ataya tepat di hadapan laki laki tersebut.
"Kamu tidak tau siapa saya" ucap laki laki tersebut
Ataya tidak menjawab. Memang benar ia tidak mengenalnya.
"KAMU ATAYA?" Tanya laki2 tersebut
Namun Ataya hanya melewati laki2 tersebut dan memberi peringatan.

Di kelas. Ya Ataya di baru saja masuk ke kelas dan teman temannya mengakhawatirkanya karena
Ataya datang dengan luka di bagian lutut.
"Kenapa bisa begini?"tanya Clara
"Tadi ada yang nabrak."
"Kamu lihat namatagnya tidak?"
" Aku tidak lihat soalnya ia tidak memakai atribut."
Clara, Nurul dan Karin diam seketika.
"Tidak pakai Atribut?" Pertanyaan Nurul tiba tiba menggantung. Gadis itu bertukar pandangan
dengan Karin. "tidak mungkin bukan.."
"Bukan lah"sanggah Karin
"Banyak yang tidak pakai Atribut" ucapnya meyakinkan.

Kring kring bel tanda istirahat.


Mereka membawa Ataya ke UKS untuk mengobati lukanya.
"Nurul Kamu tau tidak alkohol Diman?"
"Emang aku pernah masuk PMR ya tidak taulah"
"Nah ketemu nih alkohol"ucap Karin
Mereka mengobati luka Ataya
"Gawat" tiba tiba teman sekelas mereka datang
"Ada apa sih?" Tanya Karin
"Hari ini ibu ayu free class "
" Bagus dong"
"Namun yang lebih gawat Kevin datang ke kelas dan mencari cewek yang tadik pagi ia
tabrak.Namanya Ataya".ucap gadis tersebut
Ataya yang kaget pun langsung memasuki kelasnya.
"Ataya Reullia Pradana" ucap Kevin
"Ada apa?"
"Kamu ingin minta maaf soal tadik pagi.Aku maafin"
Kevin tidak merespon ia hanya ingin Melihat Ataya peringkat pertama tahun ini.
"Kenapa diam"tanya Ataya
Kevin dengan seenaknya pergi begitu saja.
Dasar cowok gila.gumam Ataya.

Lain halnya Dengan Kenan.ia yakin Kevin sudah tau peringkat pertama itu Ataya.
"Ken!"
Lamunan Ken terhentu ketika pak Yayat guru fisika memanggilnya
"Eh iya pak"
"Coba kamu jawab nomor 30."
" Teori Rutherford punya kelemahan yang signifikan". Sahutnya 3 detik kemudian.
" Bisa di jelaskan Dengan murid murid yang lain?"
"Anggap saja kita lari keliling lapangan.pasti lama lama capek kan? Ekektron juga gitu. Kalau dia
terus menerus lari keliling inti atom,pasti energinya habis.kalau energinya habis ia akan jatuh ke
inti. Kalau dia jatuh ke inti dia akan hancur."
"Jadi jawabannya A pak".
"Ya benar jawabannya A."

Saat ini pembagian kelas karena untuk persiapan UN dari kelas nol satu dengan otak yang luar biasa
dan seterusnya.
Ataya terjebak di kelas nol satu.ia harus bertemu dengan Kevin,Kenan, Aurora dan Ale.
Suasana hening.tak ada yang berbicara.Pak Gunawan sebagai penanggung jawab nol satu datang
dan memberikan petunjuk.
"Kalian pasti sudah tahu saya.saya sebagai penanggung jawab di kelas kalian."ucap dengan tegas!
"PERINGKAT KETIAGA.kasi saya contoh reaksi adisi!"
"Reaksi alkena serta asam bromida pak" teriak Ale
"Apa hasilnya.jangan jawab setengah saja!"
"Hasilnya haloalkana pak"
"Bagus"
Ataya yang dari tadik memperhatikan hanya diam. Gila jawaban mereka semua benar sekuat itukah
mereka sampai-sampai memaksakan otaknya untuk belajar setiap hari.
" Kevin Dirgantara!" Panggil pak Gunawan. Namun tak Ada jawaban
Setelah namanya di panggil Kevin akhirnya datang juga
"Kenapa terlambat?"
Kevin hanya senyum-senyum saja
"Kamu tahu kan kalau terlambat apa hukumnya"
"Iya pak!"
" Kalau kamu bisa jawab pertanyaan saya silahkan duduk"
"Baik pak"
Ataya hanya terkejut. Kevin Dirgantara yang kerjanya hanya tawuran menerima tantangan pak
Gunawan
"Baik saya yakin kamu sudah tau apa apa saja unsur gas mulia.teori gas mulia sudah ada sejak
lama.namun kenyataannya gas mulia baru terdeteksi seabad yang lalu. Pertnyaan saya, pada tahun
berapa?
Pertanyaan jebakan!
" 1962"
" Benar 1962."
" Tapi unsur gas mulia ada banyak. Namun unsur apa yang terdeteksi pada tahun 1962"
"Xenon"jawab Kevin dengan santai
Ataya menyerah. Sekeras apa mereka belajar.
"Duduk"ucap pak Gunawan.
"Kuisnya sudah cukup. Buka buku paket kalian bab kimia unsur pahami baca dan kerjakan
latihannya!"
"Baik pak."

Ataya menghela napas beratnya. Saat ini mereka berkumpul di rumah Ataya yang jaraknya dekat
dari sekolah.
" Kenapa otak mereka luar biasa sih"tanya Ataya. Nurul, Clara, Karin yang mendengar hanya
bingung
"Ada apa Ataya?" Tanya Nurul
"Mereka belajar satu hari berapa jam sampai-sampai otak mereka itu di atas rata rata" keluh Ataya
"Eh mungkin mereka memaksakan otaknya bekerja seharian full. Aku saja belajar 8 jam di sekolah
belum lagi les privat." jawab Nurul.
" Bisa dibilang aku belajar selama 13 jam belajar."
Mereka yang mendengar kaget akan pengakuan Nurul.
"Mau bagaimana lagi orang tua yang minta untuk pintar" sambungnya.

Hari Senin. Minggu depan mereka akan mengahadapi UN. Waktu berjalan dengan cepat.
"Ada yang lihat Nurul?" Tanya Karin
"Biasanya dia yang paling cepat datang". sambungnya
"Positif thinking saja"jawab Clara.
Berada di ruangan bernuansa putih dan berbau obat obatan. Saat ini Nurul masuk rumah sakit
tanpa sepengetahuan temannya.
Pukul 16:25 saat ini Ataya ingin ke rumah sakit ingin menjenguk sepupunya. Saat ia hendak
pulang kerumahnya ia tak sengaja melihat ibu Naura berjalan ke salah satu ruangan pasien.
"Bagaiman dengan keadaan anak saya dokter?" Tanya maudi, ibu Nurul
" Sepertinya anak ibu menderita kanker otak akibat memaksakan otak bekerja seharian tanpa
istrahat. Dan kabar buruk kanker otaknya sudah menjalar dan stadium akhir." Ucap dokter tersebut
lalu pergi
" Kami pihak sekolah hanya biasa berdoa untuk kesembuhan Nurul"ucap ibu Naura
”Deg”…Ataya yang mendengar itu tidak habis percaya Nurul yang setiap hari harus menderita
akibat memaksakan dirinya belajar.
"Saya juga akan menutupi kasus Nurul dan membayar seluruh pengobatannya." Sambung ibu Naura
Apa-apaan ini Ataya semakin marah bagaimana biasa ibu Naura berfikir seperti itu
Nurul sakit akibat kekonyolan sekolah yang memaksakan siswanya harus pintar. Lalu Ataya pergi
meninggalkan rumah sakit dengan Amarah yang memuncak.

Sudah seminggu Nurul tidak masuk sekolah dengan alasan izin mengunjungi neneknya. Saat proses
belajar siswa kelas 12 di panggil untuk keruangan aula
"Ini ada apa ya?" Tanya Clara
" Lebih baik kita ke sana saja" jawab Karin
10 menit berlalu semua siswa kelas 12 sudah berkumpul di aula
" Terima kasih atas perhatiannya anak anak’’.
Sehubungan dengan Ujian tahu ini yang sebentar lagi akan kita laksanakan semoga kalian bisa
belajar dengan giat lagi"ucap ibu Naura. Ataya yang sedari tadik menahan amarahnya dan dengan
kekuatan ia berbicara di hadapan banyak orang.
"Bagaimana bisa kita ujian sedangkan salah satu teman kita ada yang sakit tapi sekolah menutupi
hal tersebut" Teriak Ataya
"Apa maksud kamu Ataya Reullia Pradana?"
"Nurul widayatma saat ini sedang sakit bahkan terkena kanker otak akibat sistem pembelajaran
yang konyol dan gila ini. Namun sekolah memberikan informasi bahwa Nurul izin mengunjungi
neneknya. Sekeras itukah sekolah menutupi kebohongan?" sambung Ataya.
Mendengar penuturan Ataya siswa menatap Ataya tidak percaya.
"Ya Nurul saat ini melawan penyakitnya tapi semua itu bukan kesalahan sekolah"ucap ibu Naura.
Suasana semakin riuh.
"Bukan salah sekolah jelas-jelas sekolah yang mengadakan peringkatan dan memaksa siswa untuk
belajar giat dan ini bukan salah sekolah?" Bukan Ataya melainkan Karin yang menjawab. Semua
siswa mendukung penuturan Karin.
"Saya disini hanya kepala sekolah jika kalian ingin mengeluh silahkan mengeluh kepada
Direktur"ucap Bu Naura lalu pergi meninggalkan ruangan. Seketika kepergian ibu Naura
handphone Ataya berdering
Halo?...
Apa? Tidak mungkin kan?...
Baik saya akan segera kesana.
Tutt.
"Ada apa Ataya?"tanya Karin yang cemas melihat perubahan raut wajah Ataya
"N-Nurul udah gak ada"ucap Ataya terbata bata.
"Tidak mungkin kan"tanya Clara
Mereka sampai di rumah Nurul. Terdapat bendera kuning dan warga yang berdatangan.
"Hikss yang sabar Tante Nurul sudah tidak merasakan sakit lagi"ucap Karin sambil memeluk mama
Nurul yang terlihat pucat.
Ataya yang melihatnya hanya diam pandangannya kosong melihat jenazah Nurul yang akan di
makamkan.
"Kita semua ikhlas melepas Nurul.dia udah gak ngerasain sakit lagi hiks hiks" ucap Clara dan
mereka meninggalkan pemakan tersebut

Setelah kejadian meninggalnya Nurul, Kevin, Kenan, Ataya, Ale, dan Aurora menyusun rencana
untuk penghapusan pemeringkatan. Walaupun Aurora salah satu anak Direktur SMA Bima karya
namun ia tetap ikut karena beberapa hari yang lalu ia mengaku lelah dengan semuanya di mana ia
harus belajar minimal 15 jam. Konyol bukan?!
Hari Senin mereka mengadakan demo di depan kantor Direktur. Ada yang membakar ban dan
melempar batu. Jangan salahkan siswa karena jumlah siswa di SMA Bima karya hampir 1000
orang.
1 jam mereka mengeluarkan sumpah serapah akhirnya para Direktur pun keluar.
"Saya Akan menghapus pemeringkatan! Bagaimana kalian puas?" Teriak salah satu Direktur.
seketika semua siswa bersorak namun tetap melempar batu. Bukan main.

Setelah hari dimana mereka melakukan aksi demo sekolah mulai berjalan seperti biasa. Ataya dan
teman teman sudah melaksanakan ujian nasional dan hari ini pengumuman.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. Alhamdulillah ujian berjalan dengan lancar
walaupun ada kejadian yang tidak menyenangkan, saya, Kepala SMA Bima karya mengucapkan
maaf dan selamat kalian semua Lulus" ya ibu Naura saat ini masih menjabat sebagai kepala
sekolah. Ibu Naura hanya mengikuti perintah saja bukan?.
Semuanya bergembira mendengar penuturan ibu kepala sekolah tersebut.
"Akhirnya kita lulus juga" ucap Clara antusias
"Bagaimana kalau kita liburan dari pada di rumah saja" sambung Ale
"Kalau aku terserah kalian" ucap Ataya
" Jadi kita liburan?"
Kevin, Kenan, Aurora,Clara, dan Karin mengangguk artinya setuju.

Anda mungkin juga menyukai