Anda di halaman 1dari 5

Tugas Indonesia capther 2 dan 3

the New One


Sekolah menengah atas, pasti jika semua orang pernah atau sedang berada ditahap itu
akan mendeskripsikan bahwa masa itu adalah masa yang tak akan pernah bisa
dilupakan.
entah karena masa indah yang mereka dapatkan dari indahnya persahabatan, atau
bahkan percintaan.
tapi juga ada saja momen yang menjengkelkan untuk dibahas atau bahkan memalukan
untuk dikenang.
sungguh masa yang sangat penuh kenangan.
Tapi entah kenapa sepertinya semua masa-masa yang indah itu tidak bisa dirasakan
oleh gadis yang masih melamun diranjangnya saat ini.
jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 tapi dirinya masih enggan untuk beranjak
dari ranjangnya.
Riana, gadis itu sebenarnya tau bahwa dirinya pasti akan telat ke sekolah dan pasti
nantinya dirinya akan diomeli lagi oleh guru BK dan akan diberikan sanksi lagi,tapi
seakan tak memikirkan hal itu ia, Riana masih memikirkan bagaimana perubahan sifat
Bayu teman masa kecilnya.
dirinya masih saja sebal dengan Bayu yang dengan teganya meninggalkannya dan
memilih kabur dengan ulat Amazon itu sehingga dirinya dengan 'terpaksa' harus
mengikuti upacara bendera kemarin.
kan dirinya juga ingin bolos.
Dengan malas-malasan akhirnya Riana pun beranjak dari ranjangnya untuk mandi dan
berangkat ke sekolah.
setelah memarkirkan motor matic miliknya akhirnya Riana pun tiba didepan gerbang
yang jelas saja sudah dikunci. pasalnya Riana baru saja tiba di sekolahnya itu jam
setengah 9.
sungguh sangat rajin bukan.
"pak Sukir tolong bukain gerbangnya dong". pinta Rianakepada satpam yang berjaga di
dalam sana.
"kamu lagi neng Riana astaga kamu ini sudah jam setengah 9 loh, alasan apalagi kamu
hm". tanya pak satpam tersebut sambil menggeleng keheranan dan membuka gerbangnya.
"hehehe, tadi tiba-tiba ban motor saya masuk angin pak makanya harus dikerokin dulu
jadi telat pak saya" jawab Riana sambil cengar-cengir.
pak Sukir si satpam pun hanya bisa geleng-geleng kepala saja menanggapi alasan yang
tak jelas dari siswi ajaib itu.
memang Riana sangat suka membuat lelucon kepada satpam sekolahnya itu.
entah kemana sifat judesnya ketika berhadapan dengan pria paruh baya itu.
"yaudah kamu tulis nama kamu di buku absen ini terus ke ruang BK sana," ucap pak
satpam sambil menunjuk sebuah buku.
"lho bukannya Bu endah udah pensiun ya pak?." tanya Riana.
Sebenarnya waktu Riana masih berada di kelas 10 dirinya dikenal sangat rajin karena
datang lebih awal dari murid-murid yang lain.
Tetapi semuanya berubah ketika Bayu sahabatnya itu sudah tidak mengantar
jemputnya.karna itu pula yang membuat Riana menjadi malas datang ke sekolah dan
berakibat pada dirinya yang sering telat masuk sekolah.
Sebenarnya bukan karena alasan itu saja Riana berani untuk terlambat atau bahkan
bolos sekolah,tetapi karena ia juga sudah mengetahui bahwa guru BK di sekolahnya
sudah tua dan pensiun sehingga dirinya lebih leluasa untuk melanggar peraturan
sekolah.
Manfaatlah apa yang bisa dimanfaatkan.
"wah ini sih karena kamu telat makanya kamu gak tau nak, Bu endah sekarang sudah
ada penggantinya, beliau.. gimana ya njelasnonya agak susah, kamu keruang bk aja
biar tau orangnya sendiri deh. awas loh kalo langsung ngacir ke kelas".
"hehe Ok pak, paling cuma dihukum suruh ngadem di perpus" jawab Riana sambil
berlalu pergi.
"ada ya siswa yang dihukum tapi seneng, Ra paham aku cah model sekarang." dumel
satpam.
setelah sampai di Depan ruang BK dirinya pun dengan sigap mengetuk pintu ruangan
tersebut. setelah yang didalam memberikan izin Riana pun masuk.
Deg. seketika Riana merasakan aura dominasi yang kental ketika melihat seorang pria
yang sekarang tengah duduk di kursi sambil memperhatikan nya.
"Ah pasti kamu yang bernama Riana ya?" tanya pria tersebut.
pria itu sekarang ini tengah memakai setelan kemeja berwarna biru tua yang digulung
sampai siku memperlihatkan otot tangannya yang liat, rahangnya yang kokoh, matanya
yang menatap dengan penuh keyakinan, mungkin perkiraan usianya diakhir 20an. tapi
entah kenapa dia terlihat sexy?.
"iya pak, ada apa ya pak?" bukan tanpa alasan kenapa Riana menanyakan hal tersebut
karena dirinya masih bertanya-tanya perihal kenapa pria ini sudah mengetahui
namanya padahal dirinya baru datang.
"kamu bisa duduk dulu" ucap si pria
Dengan tanpa sadar pun si pria pun menyadari bahwa siswi yang ada dihadapannya saat
ini masih mengenakan tasnya.
"telat huh" batinnya.
"apa kamu tidak memiliki kendaraan dan dengan terpaksa berjalan ke sekolah dengan
jarak rumah yang lumayan jauh ?"tanya si pria.
Dengan bingung Riana pun menjawab
"tidak pak, saya bawa motor kok setiap hari."
si pria pun kembali bertanya.
"oh Ok, kalau begitu apa kamu kesulitan finansial sehingga tidak memiliki ongkos
untuk membeli bensin?".
"tidak pak saya punya cukup uang kok".
ini orang kenapa sih kok tanya-tanya hal yang gak masuk akal?. batin Riana
"Apa kamu kekurangan kasih sayang dari orang tuamu sehingga kamu tidak terlalu
diperhatikan?". tanya si pria dengan sorot wajah bertanya-tanya tapi tidak
mengurangi tingkat ketegasan di wajahnya.
"maaf pak ya tapi dari tadi saya tuh nggak ngeh sama apa yang bapak omongin, lagian
orang tua saya sayang banget kok sama saya, mereka bahkan rela buat beliin sesuatu
hal yang mewah buat saya ini." jawab Riana agak sebal.
pasalnya menurutnya pertanyaan gurunya ini sungguh sangat tidak masuk akal.
"Saya hanya bertanya-tanya kalau kamu tidak mempunyai masalah dengan semua yang
saya tanyakan barusan, lalu kenapa hampir satu bulan kamu selalu telat ke sekolah,
hm?". Tanya si guru sambil bersendekap.
"Sh*t pertanyaan jebakan nih," batin Riana.
Belum sempat Riana menjawab, Riana pun sudah diberondongi dengan pertanyaan lagi.
"Saya juga mendengar keluhan dari guru lain tentang sikap kamu waktu upacara
bendera Tempo hari." Tambah sang guru BK
"Kalau masalah itu saya gak terima aja pak kalau rambut saya dijambak sama tuh
guru." Jawab Riana dengan nada suara turun dua oktaf dari awal dirinya berbicara
sambil badan menunduk.
Dirinya yang diberondong pertanyaan juga aura intimidasi dari pria yang berada
didepannya ini membuat Riana sedikit takut.
entah kenapa tetapi Sekarang Riana seperti takluk dengan aura intimidasi yang
dikeluarkan oleh si guru.
"Saya tau, kamu hanya sedang mengalami krisis identitas saja. Itu umum untuk remaja
seperti kamu yang masih mencari jati dirinya". Ucap sang guru sambil mengambil
sesuatu di laci meja miliknya.
"Hah? Krisis identitas? Pencarian jati dirinya? Maksudnya apa sih pak ?" Tanya
Riana bingung.
"Berikan surat panggilan ini kepada orang tua kamu, besok jam 9 pagi saya tunggu
diruangan saya"
"Tapi kenapa pak ?". Tanya Riana was-was memikirkan bagaimana reaksi orang tuanya
perihal surat panggilan tersebut. Mampus.
"Selalu telat hampir satu bulan dan sikap tidak sopan kamu terhadap seorang
guru,apa masih belum cukup alasan tersebut untuk memanggil orang tua kamu?". Tanya
si pria.
"Tapi papa sama Mama saya kerja pak besok,sibuk mereka ,gimana dong pak?". Ucap
Riana mencoba bernegosiasi.
"Kamu bilang kan tadi bahwa orang tuamu saja rela mengeluarkan uang yang banyak
hanya untuk kesenangan kamu bukan? Kalau memang seperti itu adanya orang tuamu juga
pasti akan sangat rela meluangkan waktu berharganya untuk mendengarkan kisah
kenakalan anak gadisnya, benar tidak?."
"Tapi pak.." jawab Rianasambil merengek.
"Saya tidak menerima negosiasi dalam bentuk apapun, sekarang silahkan keluar".
Perintah si pria.
Setelah Riana si siswi pembuat masalah tersebut keluar dari ruangan tersebut si
pria pun bisa bernafas lega.
Pasalnya sedari tadi dia sudah menahan libido yang belakangan ini ia pendam karena
kesibukannya.
"Saya harus pergi ke dokter ,jangan sampai karena sudah lama tidak memikirkan
seorang wanita tipe saya berubah menjadi gadis kecil, yang demi Tuhan mungkin
putingnya saja belum muncul." Gumam si pria yang sedari awal sudah merasakan
gejolak batin hanya karna paras dan bentuk tubuh siswinya tadi.

Chapter 3
Adam Dimitri
Sebal,bete.
Itu yang tengah siswi yang berada di kantin sendirian ini rasakan.
"Krisis identitas? Pencarian jati diri? Maksudnya apaan coba?
Tuh orang ngeselin banget sih baru juga jadi guru BK udah songong. Tapi emang salah
gue juga sih!. Duhh ini pasti kena khotbah nih dari ortu kalau Sampek tau ada surat
panggilan buat mereka". Keluh Riana sambil melipat kedua tangannya dimeja kantin.
Ya...setelah keluar dari ruangan laknat  tadi, Riana siswi itu bukannya masuk
kedalam kelasnya mengikuti pembelajaran, ia malah melangkahkan kakinya menuju
kantin sekolahnya dab benar saja hanya dia seorang yang berada di sana karena
memang belum
Waktunya untuk beristirahat.
Rupanya marah-marah atau mengeluh? membuatnya lapar dan memutuskan untuk memesan
mie ayam kesukaannya. Marah juga butuh tenaga pikirnya.
Tanpa sadar Suara derap langkah kaki perlahan mendekati siswi yang sekarang masih
dengan santainya menyantap mie ayam di depannya.
"Ehemm" suara deheman yang dekat di telinganya tiba-tiba membuyarkan kekhidmatan
Riana dalam menikmati makannya dan membuatnya tersedak.
"Uhuk uhuk" dengan cepat si siswi pun menenggak gelas air di samping piringnnya
hingga tandas.
"Anda bisa tidak tidak mengganggu orang yang tengah makan,saya kaget dan tersedak
tau?" Gerutu Riana sambil menahan kekesalannya.
"Itu yang menjadi pertanyaan saya untuk kamu, kenapa kamu sekarang makan disini?
Perlu saya ingatkan bahwa jam istirahat masih 1jam lagi" ujar sang guru bk dengan
nada dinginnya.
"Emm... saya kemarin lupa pak gak makan terus tadi pagi Karena saya sudah terlambat
jadi tidak sempat untuk sarapan. Sebenarnya saya tidak boleh melewatkan jadwal
makan saya pak karna saya punya lambung pak." Ujar si siswi dengan wajah dibuat
semelas mungkin agar lebih meyakinkan orgumennya.
"Saya bukan orang bodoh yang dengan mudahnya percaya apa yang kamu bicarakan." Ujar
sang guru bk dengan bersendekap dada.
"Yaudah pak iya, ini saya gak jadi lanjutin makan nya, saya mau langsung ke kelas
aja permisi" Ujar Riana dengan nada memelas berdiri sambil meninggalkan makannya.
"Kamu ngerti gak kata mubazir itu apa?" Tanya sang guru menghentikan siswinya yang
ingin meninggalkan kantin tersebut.
"Ya saya harus apa pak? Tadi katanya suruh masuk ke kelas sekarang dimarahin karna
makan gak habis. Saya bingung jadinya saya harus apa?" Ujar siswi itu ketika ingin
meninggalkan makanannya.
"Jangan kira saya akan dengan enaknya membiarkan kamu lolos kali ini tanpa hukuman,
sekarang kamu duduk dan habiskan makanan kamu setelah baru setelah itu ikut saya.
Saya rasa kamu harus punya cukup tenaga untuk hukuman yang akan saya berikan
nanti."  Ucap sang guru masih dengan nada dinginnya.
Tiba-tiba sang guru dengan ringan mendudukkan bokongnya di hadapan sang murid di
meja kantin tersebut.
"Silakan kamu lanjutkan dulu makan  makanan kamu dan setelah itu jangan harap kamu
bisa kabur dari saya."
Ujar si pria dengan raut wajah yang sangat memuakkan menurut siswinya ini.
"Saya juga gak akan bisa kabur mungkin' dari Anda sekarang ini"
"Ya, Karena saya tidak akan biarkan kamu."
Dengan sikapnya yang bar-bar tidak heran jika siswi yang dikenal Trouble maker
Sekolah tidak malu makan di depan sang guru.
Jangan membayangkan bahwa ia akan makan dengan feminim layaknya seorang wanita
memakan makanannya di depan pria.
Bahkan sang siswi pun seperti tak menganggap manusia yang ada di depannya ini ada.
Bodo amat pikir sang siswi.
##
Setelah selesai 'menemani' sang siswi pembuat onar itu menghabiskan makanannya,
sang guru pun kemudian menyuruh si siswi untuk mengikuti langkahnya.
Setelah sampai di depan ruangan yang dituju, sang guru pun membuka handle pintu
bertuliskan 'ruang bk' tersebut diikuti oleh si siswi yang sedang bertanya-tanya.
"Kenapa kita kesini lagi pak?" Tanya sang murid masih dengan penasarannya.
"Saya sudah bilang bukan bahwa saya  akan memberikan kamu hukuman karna sudah makan
di jam pelajaran?."
Tanya sang guru sambil menutup pintu ruangan tersebut.
"Maksud anda apa pak... Jangan bilang bahwa Anda ingin...?" Ujar siswi sambil
bergidik ngeri membayangkan sesuatu yang iya-iya di pikirannya.
Dengan reflek sang siswi pun menutupkan tangannya menyilang didadanya.
"Maaf ya, tapi kamu jangan berharap sesuatu yang lebih dari saya, karena sudah
jelas walaupun saya masih single saya tidak akan mungkin tertarik sama kamu, anak
bau kencur." Ucap sang guru sedikit salah tingkah dilihat dari dirinya yang
memalingkan wajah kemerahannya dari sang murid.
"Syukur deh kalau bapak sadar umur" ucap Riana dongkol Karena dibilang anak bau
kencur.
Ya walaupun dia masih 17 tahun tapi dirinya juga tidak terima kalau dikatakan bau
kencur, boro-boro bau kencur minum jamunya saja belum pernah pikirnya.
Sang guru yang diingatkan masalah usianya oleh sang murid lantas langsung sadar
bahwa ketertarikannya sedari tadi pada sang murid tidak masuk akal dan tidak pantas
untuk dilanjutkan.
'Bodoh! ingat siswi di depanmu ini seumuran dengan adikmu rutuk  sang guru.
Yah walaupun pertemuannya secara langsung baru tadi pagi, tapi tak bisa dipungkiri
bahwa rasa ketertarikan yang dirasakannya sangat besar pada muridnya ini.
"Kamu jangan berpikir macam-macam terhadap saya,kamu bisa lihat ruangan saya
sekarang kan. Berhubung hari ini hari pertama saya menjadi guru BK di sini, jadi
saya harus menata beberapa barang dan furniture saya dan sedikit mengubah letak
barang-barang disini. Tugas Kamu adalah bantu saya menata dan membersihkan ruangan
ini sampai benar-benar bersih."
Ujar sang guru.
Walaupun pagi tadi si siswi aka Riana sudah memasuki ruangan tersebut tetapi dia
tak sadar bahwa ruang bk yang dulu sekarang sudah jauh lebih luas.
Jangan ditanya kenapa Riana tau bagaimana kondisi ruangan bk sebelumnya karena
memang dirinya sudah seperti langganan keluar-masuk ruangan itu, jadi wajar saja
dirinya tau bahkan luas ruangan ini dulunya seberapa atau barang apa saja yang ada
didalamnya.
Seingatnya dulu ruangan bk yang sering ia masuki luasnya hanya sekitar 4×5 m dan
seingatnya pun tidak ada sofa besar dan halus disini. Ahh dan jangan lupakan ada
kamar mandi pula didalamnya. Seperti sekat antara ruangan ini dan ruangan
disampingnya dihilangkan.
"Eh ruangan sebelah bukannya ruangan kepsek ya?" Gumam Riana bertanya-tanya sambil
menata buku-buku yang ada didalam kardus ke rak-rak buku didepannya.
Tanpa disadari sang murid pun menoleh menatap sang guru yang tengah mengangkat
kardus-kardus ke samping nya tersebut.
"Firasat gue, nih orang posisinya lebih dari sekedar guru BK doang deh!" Ucap Riana
lirih.
 
Tok tok tok
Suara ketukan dari arah luar membuat sang guru beranjak dari pekerjaannya dan
membukakan pintu itu.
"Assalamualaikum pak adam, ini makanan yang Anda pesan tadi" ternyata ibu kantin
lah yang mengetuk pintu tadi sambil membawa makanan ringan dan teh yang mungkin
sebelumnya dipesan oleh sang guru.
"Oh.. namanya Adam ternyata."
Ucap Riana yang baru mengetahui nama sang guru BK nya.

Anda mungkin juga menyukai