Puok Klear
Puok Klear
BAB I
TENTANG ORGANISASI
(PENGERTIAN, ASAS DAN KEDUDUKAN)
Pasal 1
Pengertian
dan IMM.
Pasal 2
Asas
Organisasi kemahasiswaan berasaskan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist .
Pasal 3
Kedudukan
Pasal 5
Sifat, Lambang, dan Bendera
Sifat
Dewan Perwakilan Mahasiswa adalah organisasi lembaga kemahasiswaan yang bersifat
semi otonom.
Lambang
Bendera
Pasal 7
Kepengurusan
1. Kepengurusan DPM FAPERTA UMMAT terdiri dari ketua umum, Wakil Ketua
Umum, Bendahara Umum, dan lembaga pembantu kerja DPM FAPERTA
UMMAT atau (BEL dan BPL).
2. Struktur kepengurusan DPM FAPERTA UMMAT terpusat dikampus UMMAT.
3. Kepengurusan DPM FAPERTA UMMAT disusun dalam Sidang Umum.
Pasal 8
Tugas dan Wewenang 2
1.Tugas DPM FAPERTA UMMAT terdiri dari: .
a. Komisi adalah bagian dari Pimpinan organisasi yang berfungsi membantu ketua
umum dan wakil ketua umum dalam menjalankan program kerja. Bagian komisi
Terdiri dari Koordinator, anggota dan staf ahli (Jika di butuhkan)
Berfungsi untuk menjalin hubungan dengan intra dan ekstra bersama seluruh
stake holder terkait serta melakukan publikasi terkait dengan informasi yang
dikeluarkan oleh lembaga DPM FAPERTA UMMAT.
3) Komisi III (Bagian Program)
Berfungsi untuk merancang program yang diajukan dalam rapat pimpinan
dan di sahkan oleh pimpinan lembaga DPM UMMAT.
4) Komisi V (Bidang Advokasi)
Menjalin kemitraan bersama dengan BEM FAPERTA UMMAT untuk
melakukan advokasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh
mahasiswa Fakultas pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram.
5) Komisi IV ( Bidang Pengawasan)
Pasal 11
Rapat, Persidangan, dan Ketentuannya
a. Sidang Umum
b. Sidang Istimewa
1) Sidang istimewa dilaksanakan apabila dianggap perlu dan dipimpin oleh ketua
DPM FAPERTA UMMAT.
2) Hasil sidang istimewa sah apabila dihadiri oleh ½ anggota DPM FAPERTA
UMMAT jumlah yang hadir asalkan telah diundang secara syah oleh ketua dan
wakil ketua.
3) Sidang istimewa dilaksanakan untuk pembahasan:
1) Sidang LPJ BEM dilaksanakan pada akhir pengurusan maksimal satu bulan
sebelum periode kepengurusan berakhir.
2) Sidang LPJ BEM diundang dan dipimpin langsung oleh ketua DPM FAPERTA UMMAT.
3) Sidang LPJ BEM disampaikan secara lisan dan tulisan.
4) Hasil rapat dan sidang dianggap syah apabila dihadiri minimal ½ + 1 dari
jumlah pengurus DPM FAPERTA UMMAT.
5) Jika pada point 3 tidak terpenuhi maka rapat dan sidang ditunda 2 x 10 menit
kemudian dapat dilaksanakan dan dilanjutkan.
BAB III
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
FAPERTA UMMAT
Pasal 12
Nama, Pengertian dan Kedudukan
Pasal 13
(Sifat, Lambang dan Bendera)
Sifat
Badan Eksekutif Mahasiswa adalah organisasi lembaga kemahasiswaan yang bersifat
semiotonom.
Lambang
Lambang BEM FAPERTA UMMAT adalah Lambang FAKULTAS PERTANIAN/UMMAT.
Bendera
1. Anggota BEM adalah calon yang menyatakan diri siap menjalankan roda organisasi
dengan mengisi formulir keanggotaan.
2. Anggota BEM menjadi kewenangan mutlak Ketua dan Wakil untuk mengaturnya
selama tidak bertentangan dengan PUOK.
3. Anggota BEM adalah pendelegasian dari unsur perwakilan Jurusan Fakultas dan
organisasi yang ada ditiap tingkatan kepemimpinan organisasi atau UKM.
Anggota BEM adalah mahasiswa aktif dan pernah mengikuti MASTA, PETA. Dengan
menunjukan sertifikat MASTA, PETA.
Pasal 15
Komposisi Pimpinan dan Fungsinya
Komposisi Pimpinan.
1. Kepengurusan BEM FAPERTA UMMAT terdiri dari:
a. Ketua Umum
b. Wakil Ketua Umum,
c. Bendahara Umum
d. dan Menteri-menteri.
c. Bendahara
d. Menteri
Menteri adalah bagian dari Pimpinan organisasi yang berfungsi membantu BEM
dalam menjalankan program kerja. Terdiri dari Koordinator dan staf anggota.
1. Menteri Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
a. Rapat pengurus untuk pembentukan pengurus BEM yang diundang dan dipimpim
oleh Ketua Umum
b. Rapat kerja untuk merumuskan dan menyusun program kerja BEM yang diundang
dan dipimpim oleh Ketua Umum
c. Rapat evaluasi untuk mengevaluasi program kerja yang diundang dan dipimpin
oleh Ketua Umum serta dilaksanakan sebelum sidang LPJ BEM
d. Hasil rapat dianggap sah apabila dihadiri minimal ¾ dari jumlah kepengurus BEM
FAPERTA UMMAT
e. Jika pada point 4 tidak dapat terpenuhi maka rapat ditunda 2x10 menit kemudian rapat
dapat dilaksanakan dan dilanjutkan
BAB IV
HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI (HMPS)
Pasal 18
Nama, Pengertian dan Kedudukan
1. Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Program Studi yang disingkat HMPS.
2. Himpunan Mahasiswa Program Studi adalah lembaga organisasi kemahasiswaan yang
merupakan pelaksana program kerja kemahasiswaan atas persetujuan dan pengesahan
DEKAN FAPERTA UMMAT.
3. Himpunan Mahasiswa Program Studi adalah organisasi kemahasiswaan Fakultas
yang berada dalam civitas akademik Universitas Muhammadiyah Mataram.
Pasal 19
(Sifat, Lambang dan Bendera)
Sifat.
Himpunan Mahasiswa Program Studi adalah organisasi lembaga kemahasiswaan
yang bersifat semiotonom.
Lambang.
Lambang HMPS di masing – masing Jurusan diberikan kewenangan untuk membuat
Lambang identitas dengan tidak keluar dari ketentuan dan Koridor Persyarikatan.
Bendera.
Bendera HMPS di masing – masing Jurusan diberikan kewenangan untuk membuat
Bendera identitas dengan tidak keluar dari ketentuan dan Koridor Persyarikatan.
Pasal 20
Keanggotaan
1. Anggota HMPS adalah calon yang menyatakan diri siap menjalankan roda organisasi
dengan mengisi formulir keanggotaan.
2. Anggota HMPS menjadi kewenangan mutlak Ketua dan Wakil untuk mengaturnya
selama tidak bertentangan dengan PUOK dan AD, ADRT masing-masing Himpunan.
3. Anggota HMPS adalah pendelegasian dari unsur perwakilan Ketua Tingkat, dan hasil
seleksi oleh pengurus dan ketua umum.
4. Anggota HMPS adalah mahasiswa aktif dan pernah mengikuti MASTA, PETA, dan
BAMA. Dengan menunjukan sertifikat MASTA, PETA, dan BAMA.
Pasal 21
Komposisi Pimpinan dan Fungsinya
Komposisi Pimpinan
1. Kepengurusan HMPS terdiri dari:
a. Ketua Umum.
b. wakil Ketua Umum,
c. Bendahara.
d. dan Departemen - Departemen.
a. Ketua Umum
1) Memimpin Kepengurusan Harian organisasi ditingkat Jurusan sesuai dengan
aturan yang berlaku.
2) Menggalang aliansi ditingkat local atau luarkampus sepanjang tidak keluar dari
asas perjuangan Muhammadiyah.
3) Melakukan aktivitas eksternal organisasi sebagai representasi politik organisasi.
4) Mendukung program universitas yang bersifat memajukan kredibilitas kampus.
5) Menjalin hubungan baik dengan ORTOM Muhammadiyah dilingkungan UMMAT.
6) Peka terhadap isu-isu pergerakan serta ikut aktif dalam pembelaan keadilan baik
internenal Kampus maupun Eksternal Kmapus..
7) Berhak mengambil kebijakan pada situasi yang mendesak.
b. Wakil ketua Umum.
c. Bendahara
d. Departemen
Departemen adalah bagian dari Pimpinan organisasi yang berfungsi membantu Ketua
Umum dalam menjalankan program kerja. Terdiri dari Koordinator dan staf anggota.
Pasal 22
Tugas dan Wewenang
1. Tugas
a. Menjalankan program kerja atas rekomendasi BEM melalui persetujuan DPM
FAPERTA UMMAT
b. Membuat, menyusun serta melaksanakan program kerja organisasi dengan
mengacu pada PUOK dan AD, ART masing- masing Himpunan.
c. Memberikan laporan kerja organisasi setiap setengah periode kepengurusan
kepada BEM dan DPM FAPERTA UMMAT secara lisan dan tulisan.
d. Menganalisa gejala-gejala sosial yang terjadi didalam maupun diluar kampus
dengan menjunjung tinggi sikap netralitas dan independensi keilmiahan.
e. Mengharumkan nama lembaga dan almamater didalam maupun diluar kampus.
2. Wewenang
a. Mengikuti serta melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat insidentil
(pendelegasian)
b. Berdiskusi atau audiensi dengan pimpinan terkait masalah yang ditemukan
dilingkungan Jurusan.
c. Menentukan sikap penyelesain masalah dalam keadaan mendesak.
Pasal 23
Rapat
Rapat HMPS dilaksanakan untuk :
Pasal 24
Pengesahan
Kepengurusan DPM BEM dan HMPS disahkan dengan ketentuan:
Pasal 25
Pertanggung Jawaban.
Pembubaran DPM, BEM, dan HMPS FAPERTA UMMAT dapat dilakukan apabila:
1. Tidak melaksanakan tugas organisasi dan tidak pernah aktif selama 2 bulan berturut-
turut.
2. Tidak mengindahkan instruksi pimpinan dengan baik dalam menjalankan roda
organisasi.
3. Rekomendasi dari pimpinan lembaga (seluruh ketua komisi dan ketua umum) apabila
melanggar ketentuan bersama dan merugikan lembaga.
4. Melakukan perbuatan yang merugikan organisasi dan perserikatan muhammadiyah.
5. Melanggar kaidah Statute Universitas Muhammadiyah Mataram.
6. Melanggar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan yang berlaku.
BAB VII
PRINSIP DAN MEKANISME ORGANISASI
Pasal 28
Prinsip
1. Individu tunduk kepada pedoman umum organisasi kemahasiswaan (PUOK).
2. Setiap pimpinan organisasi dipilih secara demokratis dan musyawarah apabila :
a.demokrasi dilakukan apabila terdapat dua calon
b. musyawarah dilakukan apabila terdapat satu calon
Pasal 30
Struktur Kekuasaan
1. Struktur kekuasaan adalah mekanisme pengambilan kebijakan tertinggi disetiap
tingkat organisasi.
2. Stuktur kekuasaan dipegang oleh ketua organisasi.
Pasal 31
Struktur Kepemimpinan
1. Struktur kepemimpinan adalah pelaksana hasil kebijakan tertinggi organisasi disetiap
tingkat organisasi
2. Kepemimpinan organisasi dipegang oleh ketua organisasi.
BAB IX
PENDANAAN DAN SUMBER DANA ORGANISASI
Pasal 32
Pendanaan
1. Pendanaan organisasi adalah segala dana yang dibutuhkan organisasi untuk
membiayai operasional organisasi dan program kerjanya
2. Dana dan kekayaan organisasi pada prinsipnya dihimpun melalui anggaran organisasi
yang ada di universitas muhammadiyah mataram
3. Pendanaan organisasi secara umum berasal dari instansi/ anggota/ simpatisan lainnya
yang bersifat tidak mengikat.
4. Dana organisasi kemahasiswaan yang berasal dari kampus universitas
muhammadiyah mataram dikelolah
5. oleh organisasi yang bersangkutan berdasarkan persetujuan birokrasi kampus.
Pasal 33
Sumber Dana
Sumber dana organisasi diperoleh dari:
a. Anggaran organisasi di fakultas pertanian universitas muhammadiyah mataram
b. Sumbangan atau hibah dari anggota
c. Usaha mandiri yang dilakukan oleh organisasi
d. Sumbangan dan atau kerjasama dengan pihak diluar organisasi yang sifatnya tidak
mengikat
BAB IX PENYESUAIAN
Pasal 34
Penyesuaian
1. Organisasi ditingkatan Fakultas memakai PUOK yang harus di sesuaikan dengan
PUOK yang ada di Universitas Muhammadiyah Mataram.
2. Dalam perancangan PUOK Fakulatas merujuk pada PUOK Universitas dan Hal-hal
yang dianggap perlu dapat ditambahkan oleh organisasi di tingkatan Fakultas dengan
pertimbangan DPM fakultas pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram.
3. Organisasi ditingkat jurusan memakai AD/ART yang harus disesuaikan dengan
PUOK Fakultas pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram
4. Dalam perancangan AD, ART setiap lembaga difakultas harus merujuk pada PUOK
Fakultas pertanian dan hal-hal yang dianggap perlu dapat ditambah oleh HMPS
dengan pertimbangan DPM FAPERTA UMMAT.
5. Hal-hal yang belum diatur dalam PUOK ini menjadi wewenang DPM untuk
mengaturnya dikemudian hari, sesuai dengan aturan-aturan organisasi di statute
UMMAT.
.
BAB X PENCALONAN
Pasal 35
Pencalonan DPM
1. Jumlah calon untuk menjadi Pengurus DPM adalah kewenangan partai politik,
musyawarah, dan independensi mahasiswa.
2. Jumlah utusan partai untuk menjadi Pengurus DPM FAPERTA UMMAT
berdasarkan keputusan ketua terpilih.
3. Pencalonan paket calon DPM FAPERTA UMMAT berdasarkan atas jumlah
delegasi yang lolos menjadi anggota DPM FAPERTA UMMAT.
4. Mahasiswa untuk dapat menjadi calon ketua DPM FAPERTA UMMAT harus
memenuhi persyaratan:
a. Terdaftar sebagai mahasiswa UMMAT yang berkedudukan di kampus induk
(mataram).
b. Beragama islam dan bisa membaca Al-Qur’an dan dibuktikan dengan sertifikat Al-
Qur’an.
c. Berkomitmen untuk memajukan peserikatan.
d. Mempunyai kemampuan intelektual yang mamadai dengan IPK minimal 3,00 (
dengan menunjukkan foto copy transkip nilai).
e. Mempunyai kemampuan ledership dan manejemen organisasi
f. Mempunyai wawasan keislaman kemuhammadiyahan, dan pergerakan mahasiswa
secara integrative
g. Bersedia tidak diwisuda selama menjabat sebagai pengurus DPM FAPERTA
UMMAT dengan membuat surat pernyataan secara tertulis dan tertanda tangani
diatas materai 6000.
h. Maksimal duduk di semester 7 ( tujuh) untuk program S1, serta minimal
disemester 4 ( empat) untuk semua jenjang Program Studi.
i. Pernah ikut MASTA dan PETA dengan menunjukkan sertifikat MASTA dan
PETA.
j. Pernah ikut DAD dengan menunjukkan sertifikat DAD.
k. tidak merangkap jabatan sebagai ketua di organisasi baik otonom, UKM, HMPS
dan organisasi internal maupun eksternal kampus.
l. mendapat rekomendasi dari Pimpinan Komisariat pertanian.
Pasal 36
Pencalonan BEM
1. Mahasiswa untuk dapat menjadi calon paket Ketua Umum dan Seketaris Umum
BEM FAPERTA UMMAT harus memenuhi persyaratan:
a. Terdaftar sebagai mahasiswa UMMAT yang berkedudukan di kampus induk
(mataram).
b. Beragama islam dan bisa membaca Al-Qur’an dan dibuktikan dengan sertifikat Al-
Qur’an.
c. Berkomitmen untuk memajukan perserikatan.
d. Mempunyai kemampuan intelektual yang mamadai dengan ipk minimal 3,00 (
dengan menunjukkan foto copy transkip nilai).
e. Mempunyai kemampuan ledership dan manajerial.
f. Mempunyai wawasan keislaman kemuhammadiyahan, dan pergerakan mahasiswa
secara integrative.
g. Bersedia tidak diwisuda selama menjabat sebagai Ketua dan Seketaris Umum
BEM FAPERTA dengan membuat surat pernyataan secara tertulis dan
tertandatangani diatas materai 6000.
h. Maksimal duduk di semester 7 ( tujuh) untuk program S1 dan semester 5 (lima)
untuk program D3 (diploma), serta minimal disemester 4 ( empat) untuk semua
jenjang Program Studi.
i. Pernah ikut MASTA dan PETA dengan menunjukkan sertifikat MASTA dan
PETA.
j. Pernah ikut DAD dengan menunjukkan sertifikat DAD dan mendapat surat
rekomendasi dari Pimpinan Komisariat PERTANIAN.
PASAL 37
Pencalonan HMPS
1. Mahasiswa untuk dapat menjadi calon Ketua HMPS disemua jurusan harus
memenuhi persyaratan:
a. Terdaftar sebagai mahasiswa UMMAT yang berkedudukan di kampus induk
(mataram).
b. Beragama islam dan bisa membaca Al-Qur’an dan dibuktikan dengan sertifikat Al-
Qur’an.
c. Berkomitmen untuk memajukan perserikatan.
d. Mempunyai kemampuan intelektual yang mamadai dengan ipk minimal 3,00 (
dengan menunjukkan foto copy transkip nilai).
e. Mempunyai kemampuan leadership dan manajerial.
f. Mempunyai wawasan keislaman kemuhammadiyahan, dan pergerakan mahasiswa
secara integrative.
g. Bersedia tidak diwisuda selama menjabat sebagai Pengurus HMPS dengan
membuat surat pernyataan secara tertulis dan tertandatangani diatas materai 6000.
k. Maksimal duduk di semester 7 ( Tujuh) untuk program S1 dan semester 5 (Lima)
untuk program D3 (diploma), serta minimal semester 3 ( Tiga ) untuk semua
jenjang Program Studi .
l. Pernah ikut MASTA dan PETA dengan menunjukkan sertifikat MASTA dan
PETA.
m. Pernah ikut DAD dengan menunjukkan sertifikat DAD dan mendapat surat
rekomendasi dari Pimpinan Komisariat Pertanian.
BAB XI
PEMILIHAN RAYA MAHASISWA
Pasal 38
Pengertian
1. Pemira adalah pemberian pendapat mahasiswa dalam memilih Dewan Perwakilan
Mahasiswa (DPM) serta ketua dan sekjen Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
FAPERTA UMMAT ( secara paket ) secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil oleh seluruh mahasiswa FAPERTA UMMAT.
2. Pemililihan raya mahasiswa di selenggarakan oleh KPRM yang memiliki hak dan
kewajiban tertentu.
Pasal 39
Ketentuan
1. Mekanisme pemilihan DPM dan BEM FAPERTA UMMAT dilaksanakan
melalui pemilihan raya mahasiswa (pemira ) FAPERTA UMMAT.
2. Pedoman pelaksana pemira FAPERTA UMMAT menjadi wewenang DPM
FAPERTA UMMAT untuk mengaturnya sesuai dengan peraturan yang berlaku
3. Partai politik (parpol) mahasiswa adalah lembaga infrastruktur politik yang dibentuk
oleh sekelompok mahasiswa dan mempunyai sturktur yang jelas di universitas dan
fakultas sebagai wahana demokrasi kemahasiswaan.
4. Pemilih dalam pemira adalah seluruh mahasiswa FAPERTA UMMAT yang
mempunyai persyaratan untuk memlilih yang ditetapkan oleh komite pemilihan raya
mahasiswa (KPRM ) FAPERTA UMMAT.
5. Calon anggota DPM adalah mahasiswa UMMAT yang dicalonkan oleh parpol
mahasiswa dalam pemira.
6. Calon ketua dan sekjend BEM UMMAT (secara paket) adalah pasangan calon yang
diusung oleh parpol mahasiswa dalam pemira .
7. Pemira dilaksanakan oleh komite pemilihan raya mahasiswa (KPRM) FAPERTA
UMMAT yang dibentuk oleh BEM FAPERTA UMMAT atas rekomendasi DPM
FAPERTA UMMAT
8. KPRM merupakan perpanjangan tangan dari dan tanggung jawab kepada DPM.
9. Panitia pengawas pemilu raya mahasiswa (panwasra) adalah lembaga yang
melaksanakan pengawasan terhadap pemira yang keanggotaannya dibentuk oleh BEM
FAPERTA UMMAT dan rekomendasi DPM FAPERTA UMMAT.
Pasal 40
Daerah Pemilihan
Tempat pelaksanaan pemira ditetapkan oleh KPRM dan tidak keluar dari
lingkungan kampus UMMAT dan lokasi tempat pemungutan ditentukan oleh KPRM.
Pasal 41
Tahap Pelaksanaan Pemira
1. Pendaftaran dan verifikasi partai
2. Pendaftaran calon anggota DPM oleh partai politik mahasiswa
3. Pendaftaran paket calon (ketua dan wakil ) BEM FAPERTA UMMAT oleh
parpol mahasiswa yang mendapatkan minimal 4 kursi di DPM
4. Kampanye
5. Debat kandidat ( paket calon BEM)
6. Pemungutan suara
7. Perhitungan suara
8. Penetapan hasil pemira
9. Pengumuman hasil pemira.
Pasal 42
Kampanye dan Debat Kandidat
1. Setiap calon DPM FAPERTA UMMAT harus mengikuti kampanye
untuk menyampaikan visi dan misi setelah dinyatakan terdaftar dan lolos menjadi
calon DPM FAPERTA UMMAT yang diatur dan ditetapkan oleh KPRM
2. Setiap calon paket Ketua dan Seketaris BEM FAPERTA UMMAT harus melakukan
kampanye dan debat calon serta menyampaikan visi dan misi dihadapan mahasiswa
yang diatur dan ditetapkan oleh KPRM
Pasal 43
Pemungutan Suara
1. Pemungutan suara dilakukan secara serentak dalam satu hari diseluruh tempat daerah
pemilihan yang ditentukan oleh KPRM
2. Waktu pemungutan suara ditentukan oleh KPRM
3. Pemungutan suara diawasi oleh pengawas pemilih raya mahasiswa
Pasal 44
Penghitungan dan Penetapan suara
1. Penghitungan hasil pemira dilakukan oleh KPRM
2. Penetapan hasil pemira di lakukan oleh KPRM
3. Penghitungan dan penetapan hasil pemira diawasi oleh pengawas pemilih raya
mahasiswa atau (panwasra)
4. Dalam penghitungan dan penetapan hasil pemira dilaksanakan oleh KPRM dan
disaksikan oleh perwakilan saksi dari masing-masing partai yang mengikuti pemira
5. Pengumuman hasil pemira diumumkan oleh KPRM
Pasal 45
Hak Memilih dan di Pilih
Setiap mahasiswa universitas muhammadiyah mataram memiliki hak untuk memilih
dan dipilih sebagai DPM FAPERTA UMMAT serta paket BEM FAPERTA UMMAT
dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam pasal 41.
Pasal 46
Ketentuan Pemilih
1. Mahasiswa UMMAT yang memiliki hak untuk memilih adalah Mahasiswa aktif dan
masih terdaftar sebagai mahasiswa dalam tahun akademik yang sedang berjalan
pada saat dilansungkannya pemira UMMAT.
2. Mahasiswa yang menunjukkan kartu mahasiswa (KTM) dan/atau KRS pada saat
memilih.
3. Tentang syarat dan ketentuan pemilih diatur dan ditetapkan oleh KPRM sesuai
dengan rekomendasi DPM FAPERTA UMMAT.
Pasal 47
kewajiban KPRM
Dalam melaksanakan kewajiban dan kewenangan sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 37 ayat (2) , KPRM-FAPERTA mempunyai kewajiban :
Pasal 48
Pemantauan dan Pengaduan Pemira
1. Pada dasarnya setiap mahasiswa berhak untuk memantau pelaksanaan Pemira, baik
secara perorangan melalui parpol mahasiswa ataupun kelompok pemantau
independent
2. Pengawas pemira dibentuk oleh DPM FAPERTA UMMAT dan bertanggung jawab
kepada DPM FAPERTA UMMAT dan selanjutnya disebut panitia pengawas pemira
(panwasra)
3. Pengawas pemira bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemira.
Pasal 49
Tugas, Wewenang, dan Kewajiban panwasra
1. Tugas Panwasra dalam tahapan penyelenggaraan pemira meliputi:
a. Mengawasi proses pemutakhiran dan penetapan data pemilih dari DPS menjadi
DPT.
b. Mengawasi penetapan calon Pemira.
c. Mengawasi pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara
pencalonan anggota umum DPM serta Ketua dan Wakil ketua BEM.
d. Mengawasi proses vertifikasi.
e. Mengawasi pelaksanaan kampanye.
f. Mengawasi perlengkapan Pemira.
g. Mengawasi pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara pemira.
h. Mengawasi pemindahan surat suara, berita acara penghitung suara, dan sertifikat
hasil penghitung suara di tempat yang akan ditentukan.
i. Mengawasi proses penetapan hasil Pemira.
j. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan mengenai
Pemira.
k. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPRM untuk ditindak lanjuti.
l. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenanganya kepada
instansi yang berwenang.
m. Menetapkan standar pengawasan tahapan penyelenggaraan Pemira sebagai
pedoman kerja bagi pengawas Pemira.
n. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi pengenaan sanksi kepada
anggota KPRM yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan
terganggunya tahapan penyelenggaraan pemira yang sedang berlangsung.
o. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemira dan
p. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditetapkan oleh ketetapan DPM
tentang Pemira.
3. Panwasra berkewajiban.
a. Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
b. Menerima dan menindak lanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya
pelanggaran terhadap pelaksanaan Pemira;
c. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada DPM dan KPRM sesuai
dengan tahapan Pemira secara periodik dan atau berdasarkan kebutuhan;
d. Menyerahkan laporan pertanggung jawaban kepada DPM selambat-lambatnya 15
hari setelah KPR menyerahkan laporan pertanggung jawaban.
e. Melaksanakan kewajiban lain yang tercantum dalam ketetapan DPM tentang
Pemira.
Pasal 50
Partai Politik Mahasiswa
1. Partai politik (parpol) mahasiswa dapat menjadi peserta pemira apabila memenuhi
syarat:
a. Memiliki platform partai yang jelas dan mendapatkan legitimasi SK dari DPM
UMMAT
b. Memiliki dewan fakultas minimal di 2 (dua) fakultas.
c. Beranggotakan 10 (sepuluh) di salah satu fakultas dan minimal 5 (lima)
mahasiswa di 1 (satu) prodi lain.
d. Dukungan sebagimana yang dimaksud di huruf c harus dibuktikan dengan foto
copy kartu tanda mahasiswa (KTM) atau KRS.
e. Keanggotaan partai bersifat terbuka untuk setiap mahasiswa
f. Mendaftarkan diri pada KPRM.
Pasal 51
Pendaftaran Partai Politik Mahasiswa
1. Parpol mahasiswa mendaftarkan pada KPRM UMMAT dengan melengkapi syarat-
syarat yang telah ditentukan dalam peraturan pemira mahasiswa.
2. Untuk calon anggota DPM serta calon paket ( ketua dan sejend) BEM FAPERTA
UMMAT yang didaftarkan oleh unsur parpol mahasiswa kepada KPRM harus
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan pada pasal 35.
3. Calon anggota DPM FAPERTA UMMAT dari unsur parpol mahasiswa didaftarkan
oleh parpol mahasiswa dengan menyertakan kelengkapan seluruh calon ke KPRM.
4. Calon paket (ketua dan sekjend) BEM FAPERTA UMMAT yang diusulkan oleh
parpol mahasiswa yang lolos dalam pemira.
Pasal 52
Waktu Pelaksanaan Pemira
Pemira dilaksanakan satu bulan sebelum masa jabatan pengurus DPM dan BEM
FAPERTA UMMAT dinyatakan berakhir untuk melanjutkan kepemimpinan
selanjutnya.
Pasal 53
Ketentuan Sanksi
1. Calon anggota DPM FAPERTA UMMAT yang tidak memenuhi persyaratan
yang sebagimana diatur dalam pasal 35 dinyatakan gugur dan tidak berhak untuk
dipilih dalam pemira dan hasil perolehan suara yang bersangkutan dinyatakan batal (
tidak sah).
2. Calon paket (ketua dan sekjend) BEM FAPERTA UMMAT yang tidak
memenuhi persyaratan sebagimana yang diatur dalam pasal 36 dinyatakan gugur dan
tidak berhak dipilih dalam pemira dan hasil perolehan suara yang bersangkutan
dinyatakan batal (tidak sah).
3. Kecurangan yang ditemukan dapat dilaporkan oleh panwasra diberi sanksi yang
ditentukan oleh KPRM ditempat pemungutan suara (TPS) yang bersangkutan dengan
pertimbangan DPM FAPERTA UMMAT.
4. Mahasiswa UMMAT yang dengan sengaja ingin melakukan tindakan yang
mengganggu kelancaran pemira maka KPRM berhak merekomendasikan selanjutnya
diajukan kepada BEM-FAPERTA, DPM-FAPERTA,WADEK II dan Rektor
UMMAT untuk mendapatkan sanksi akademik.
5. Dalam hal peradilan semua ketentuan akan dikoordinasikan dengan Rektor UMMAT.
BAB XII
MUSYAWARAH BESAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI
(MUBES HMPS)
Pasal 54
Pengertian
1. Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Program Studi (MUBES HMPS)
merupakan Musyawarah tertinggi yang dilaksanakan diakhir periode kepengurusan
HMPS untuk mengkaji hasil kerja, pembahasan AD/ART dan pergantian
kepengurusan HMPS.
2. pemberian pendapat mahasiswa dalam memilih Himpunan Mahasiswa Program Studi
(HMPS) secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil oleh seluruh
mahasiswa dimasing-masing Jurusan difakultas teknik universitas muhammadiyah
mataram.
3. MUBES HMPS di selenggarakan oleh Panitia Pemilih (PANLIH) yang memiliki hak
dan kewajiban tertentu.
Pasal 55
Ketentuan
1. Mekanisme pemilihan HMPS FAPERTA UMMAT dilaksanakan melalui
musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Program Studi (MUBES HMPS).
Pasal 57
Ketentuan Pemilih
1. Mahasiswa FAPERTA UMMAT yang memiliki hak untuk memilih adalah
Mahasiswa aktif dan masih terdaftar sebagai mahasiswa dalam tahun akademik yang
sedang berjalan pada saat dilansungkannya MUBES HMPS.
2. Mahasiswa yang menunjukkan kartu mahasiswa (KTM) dan/atau KRS pada saat
memilih.
3. Tentang syarat dan ketentuan pemilih diatur dan ditetapkan oleh PANLIH sesuai
dengan AD/ART dan PUOK yang berlaku.
Pasal 58
kewajiban PANLIH
Pasal 59
Pengertian dan Fungsi
Surat adalah suatu bentuk penuangan ide tau kehendak berupa tulisan dan dapat
menjadi gambaran tentang suatu peristiwa yang dituangkan dalam bentuk tulisan
yang merupakan bagian penting pekerjaaan administrasi kesekretariatan yang
berfungsi sebagai alat komunikasi, dokumentasi organisasi, alat pembuktian (tanda
bukti).
Pasal 60
Jenis dan Bentuk Surat
1. Jenis surat
2. Bentuk Surat
a. Tingkap dan nama Organisasi dalam bahasa Indonesia dengan jenis huruf
capital Times New Roman Size 14 dan Tebal.
b. Nama Perguruan Tinggi.
c. Alamat Sekretariat ditulis lengkap dengan jenis huruf capital Times New
Roman size 12.
d. Logo DPM/BEM terletak dibagian kiri dari tingkat nama perguruan tinggi dan
alamat.
e. Dua garis dibawa tingkat dan nama perguruan tinggi dan alamat.
2. Nomor Lampiran dan Perihal.
3. Tabel pembuatan surat ditulis dua macam yaitu tanggal,bulan,tahun hijriah,dan
miladiyah disisi kanan surat.
4. Salam pembuka:Assalamu’alaikum.Warahmatullahi.wabarokatuh.ditulis tampa
dimiringkan karna sudah menjadi bahasa baku dan tercantum dalam kamus besar
bahasa Indonesia.
5. Isi Surat:
a. Pembuka
b. Penjabaran dari perihal surat
c. Penutup
6. Salam penutup; Diduhului dengan kalimat Billahifisabililhaq fastabiqul khaerat
dimiringkan,kemudian kalimat Wassalamu’alaikum waramatullahi Wabarakatuh.
Pasal 62
Penutup
PIMPINAN SIDANG,
Widodo Makarau
NIM. 318110018 NIM.318120058
Mengesahkan,