PERIODE 2017/2018
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berkah
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Buku Panduan Teknik Persidangan
Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya tahun 2018 dapat diwujudkan.
Kepada tim penyusun yang telah bekerja keras menyusun buku ini dan
semua pihak yang telah memberikan kontribusinya disampaikan ucapan terima
kasih. Kritik dan saran terhadap kekurangan buku ini sangat kami harapakan guna
menyempurnakan buku panduan ini dimasa datang. Semoga buku panduan ini
memberikan manfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Pengertian DPM KM FT Unsri.......................................................................... 1
1.2 Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPM KM FT Unsri ......................................... 1
1.3 Badan dan Komisi.............................................................................................. 3
LAMPIRAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Fungsi Legislasi
Legislasi merupakan tugas utama dari seorang anggota dewan karena dengan
fungsi inilah seorang anggota dewan mampu menyalurkan aspirasinya banyaknya
produk perundang-undangan yang diciptakan dalam satu periode kerja
merupakan salah satu parameter keberhasilan dari DPM tersebut.
b. Fungsi Pengawasan
1
2
c. Fungsi Anggaran.
Komisi II : Evaluasi BO
5
6
5. Sidang Istimewa
a. Peserta Penuh
Peserta Penuh merupakan peserta sidang yang berasal dari anggota
organisasi yang melakukan sidang tersebut. Peserta penuh memiliki hak dan
kewajiban
Hak peserta penuh :
• Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
• Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan
keputusan
• Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses
pemilihan
• Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
Kewajiban peserta penuh :
• Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
• Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
b. Peserta Peninjau
Peserta Peninjau merupakan peserta sidang yang berasal dari luar
anggota organisasi yang melakukan sidang tersebut, biasanya pserta peninjau
dianggap sebagai peserta undangan. Peserta peninjau juga memiliki hak dan
kewajiban, namun hak yang dimiliki lebih sedikit daripada hak dari Peserta
Peninjau.
Hak Peninjau :
• Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan
menajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
Kewajiban Peninjau:
• Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
• Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
dua orang. Pimpinan sidang terbagi atas dua, yaitu Pemimpin Sidang Pengantar
(Pindangtar) dan Presidium Sidang.
Pindangtar merupakan pemimpin sidang pengantar yang biasanya
membahas hal-hal yang bersifat ringan seperti draft agenda dan tata tertib
pemilihan presidium sidang. Sedangakan Presidium sidang adalah pemimpin
tertinggi dalam persidangan yang menggantikan Pindangtar dalam melanjutkan
sidang selanjutnya. Hal-hal yang dibahas oleh presidium sidang lebih berat dan
lebih luas serta membutuhkan waktu yang lebih lama. Seperti membahas
AD/ART atau Tata Tertib Organisasi, Pembahasan Undang-undang dan
Peraturan. Ketentuan tentang Presidium Sidang adalah sebagai berikut :
a. Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui
Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah
b. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya
persidangan seperti aturan yang disepakati peserta
c. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan
• Syarat-syarat Presidium Sidang
1. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
2. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
3. Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
4. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan
• Sikap Presidium Sidang :
1. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
2. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
3. Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta
• Contoh kalimat yang dipakai oleh Presidium Sidang
1. Membuka sidang
“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I saya
nyatakan dibuka. ” tok…….tok…….tok
2. Menutup sidang
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, sidang pleno I saya
nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tok
9
2.3.6 Interupsi
Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena
adanya masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.
1. Macam macam interupsi antara lain.
a. Interuption of order, Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta
penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya
persidangan. Contoh: saat pembicaraan sudah melebar dari pokok masalah
maka seseorang berhak mengajukan interuption of order agar persidangan
dikembalikan lagi pada pokok masalahnya sehingga tidak melebar dan
semakin bias.
b. Interruption of information, Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu
diperhatikan oleh seluruh peserta sidang termasuk pimpinan sidang.
Informasi bisa internal (misal: informasi atau data tentang topik yang
dibahas) ataupun eksternal (missal: situasi kondisi di luar ruang sidang yang
mungkin dapat berpengaruh terhadap jalannya persidangan).
c. Interruption of clarificatio, Bentuk interupsi dalam rangka meminta
klarifikasi tentang pernyataan peserta sidang lainnya agar tidak terjadi
penangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau sebuah
penegasan terhadap suatu pernyataan.
d. Interruption of explanatio, Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu
pernyataan yang kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain
atau suatu pelurusan terhadap pernyataan kita.
e. Interruption of personal, Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan
yang disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan
cenderung menyerang secara pribadi.
2. Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang. Interupsi diatas interupsi
hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan. Apabila dalam persidangan,
Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya
persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil
alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang atau Peserta Sidang
12
2.3.8 Sanksi-sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan
dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan
saran, dan usulan peserta siding yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian
sanksi didahului oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali),
kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan
peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa
kesepakatan peserta sidang yang lain.