Anda di halaman 1dari 8

BIOGRAFI

IMAM AL-
GHAZALI
PROFIL
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-
Ghazali. Ia lahir di Ghazelah, sebuah kota kecil di Tus,
Wilayah Khurasan (Iran), pada 450 H (1059 M)), dan
wafat di Tabristan, sebuah wilayah di Provinsi Tus, pada
4 Jumadil Akhir tahun 505 H/1 Desember 1111 M.
MASA MUDA
imam Ghazali adalah seorang akademisi serta ahli tasawuf yang telah
melahirkan karya-karya fenomenal. Salah satu karya terkenal dari Imam
Ghazali berjudul Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu Pengetahuan Agama).
Semasa muda, Al-Ghazali merupakan seorang pemuda yang haus akan ilmu
pengetahuan. Ia pendai dalam ilmu tafsir Al Quran, hadis, ilmu kalam, dan
filsafat. Beberapa sejarawan Muslim menganggapnya sebagai seorang
Mujaddid, yakni seorang pembaru iman yang muncul sekali setiap abad untuk
memulihkan iman umat Islam. Selain itu, Imam Al-Ghazali adalah sosok yang
terkenal sebagai Bapak Tasawuf Modern.
KARYA

hya Ulumuddin atau Al-Ihya Kitab Bidayatul Hidayah membahas


merupakan kitab yang membahas tentang akhlak, tasawuf, maupun
tentang kaidah dan prinsip dalam ibadah. Kitab ini berisikan panduan
menyucikan jiwa (Tazkiyatun Nafs) hidup dari permulaan dan akan
yang membahas perihal penyakit berakhir pada hidayah.
hati, pengobatannya, dan mendidik
hati.
masa kecil
Sejak kecil, ia sudah menjadi anak yatim karena ditinggal
ayahnya. Namun, sebelum meninggal, ayahnya
menitipkannya ke salah satu sahabatnya untuk
mengurus pendidikannya. Al-Ghazali pun cukup
beruntung karena berada di wilayah yang ditinggali para
penyair, penulis, dan ahli agama Islam.
PENDIDIKAN
Al-Ghazali menempuh pendidikan dasar di kota Tus. Ia mulai belajar ilmu agama tingkat dasar dari
seorang guru bernama Ahmad bin Muhammad Razkafi.Pada tingkat dasar, dia mendapat pendidikan
secara gratis dari beberapa orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh
pada peringkat ini membolehkan dia menguasai Bahasa Arab dan Parsi .dia mula mempelajari ilmu
ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih,filsafat, dan mempelajari segala pendapat keeempat mazhab hingga
mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu, dia melanjutkan
pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam
Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, dia telah dilantik menjadi
mahaguru di Madrasah Nizhamiyah di Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian dia dilantik pula
sebagai Naib Kanselor di sana. Ia telah mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah, Madinah,
Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk mendalami ilmu
pengetahuannya yang ada.
PROFIL
Setiap kali nama “Al-Ghazali” disebutkan di seantero
negeri-negeri Muslim, terlemparlah ke dalam pikiran dua
gelar yang mengiringi nama ini, yaitu “Hujjatul Islâm”
(Sang Hujah atau Pembela Islam) dan “Mujaddid Al-
Qarn Al-Khâmis” (Pembaharu Abad ke-Lima)”.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai