Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID


FORMULASI SEDIAAN PASTA GIGI

Dosen pengampu : apt. Yanni D Mardhiani, M.BSc

Disusun oleh kelompok 4 :

1. Anggi Saeful Hilal : 231FF02012


2. Nurhayati : 231FF02014
3. Nina Fitriana : 231FF02019
4. Rosiana Indah T. : 231FF02020
5. Hermin Saragih : 231FF02021
6. Nita Budiana : 231FF02065
7. Fitria Sari : 231FF02069

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


PRODI D3 FARMASI RPL TAHUN 2023
BANDUNG
I. TUJUAN
a. Mahasiswa mengetahui fomula pasta gigi
b. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan pasta gigi

II. TEORI DASAR

Definisi pasta gigi menurut ADA (American Dental Association) adalah


pasta,gel, atau serbuk yang membantu menghilangkan plak. Plak merupakan
bakteri yang terbentuk pada gigi dan gusi. Pasta gigi berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan sikat gigi untuk menyikat dan membersihkan secara mekanis,
menghilangkan plak memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles
permukaan gigi,memghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa
segar pada mulutserta memelihara gigi.

III. PREFORMULASI FORMULA


a. ZINC OXYDA (ZINCI OXYDUM ) FI III HAL 636
Sinonim : Seng oksida
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak
berbau,tidak berasa.lambat laun menyerap karbondioksida dari
udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol(95 %) P, larut
dalam asam mineral encer dan dalam larutan a;kali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Antiseptikum lokal

b. NATRIUM LAURIL SULFAT


Sinonim : Sodium lauryl sulfate ( Depkes RI, 1979; 715)
Pemerian : Hablur kecil, berwarna putih atau kuning muda agak berbau khas
Kelarutan : Mduah larut dalam air membentuk larutan apalesen.

1
c. SAKARIN
Sinonim : Sakarin Natrium (FI Edisi IV, Hal 748)

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih , tidak berbau atau agak
aromatic, rasa sangat manis .Walau dalam larutan encer . Larutan
encernya mengandung sepertiga jumlah teoritis air hidrat akibat
perekahan.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

d. GLISERIN
Sinonim : Glycerin( Depkes RI, 1979, 271)
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik,
larutan netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol tidak larut dalam
kloroform, dalam eter , dalam minyak lemak. Dan dalam minyak
menguap.
Penyimpanan : Dlam wwadah tertutup rapat.

e. OIL PEPERMINT (FI III Hal 458)


Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas kuat menusuk,
rasa pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup melalui mulut.
Kelarutan : Dalam etanol 70% , satu bagian volume dilarutkan dalam 3
bagian volume etanol 70% tidak terjadi opalesensi.
Penyimapan : Stabil dalam dibawah temperatur dan tekanan normal.

f. NIPAGIN
Sinonim : Methylparaben (FI Edisi IV )
Pemerian : Serbuk hablur berwarna putih hampir tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa.

2
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air , dalam 20 bagian air mendidih, dalam
3,5 bagian etanol 95% dan dalam 3 bagian aseton. Mudah larut
dalam eter dan dalam larutan alkali hidriksida, larut dalam 60
bagian gliserol dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas,
jika didinginkan larutan tetap jenuh.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, Kering dan sejuk.

g. NIPASOL
Sinonim : Propil paraben (Depkes RI, 1979,535)
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol
(95%)P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P
dalam 40 bagian minyak lemahh, mudah larut dalam larutan
alkali hidroksida.
Khasiat : zat pengawet bakteriostatik.

h. AQUADEST (Depkes RI,1979 ; 96)


Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Khasiat : Pelarut

IV. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN

61
1. Zink oxyd 61% = 100
x 100 gram = 61 gram

13.6
2. Na-lauril Sulfat 13,6% = x 100 gram = 13.6 gram
100

0.9
3. Sakarin 0.9% = x 100 gram = 0.9 gram
100

13.6
4. Gliserin 13,6% = x 100 gram = 13,6 gram
100

3
1.8
5. Oil papermint 1.8% = 100 x 100 gram = 1,8 gram

0.18
6. Nipagin 0.18% = x 100 gram = 0.18 gram
100

0.02
7. Nipasol 0.02% = x 100 gram = 0.02 gram
100

8. Aquadest ad 100 gram = 100 - ( 61+13.6+0.9+13.6+1.8+0.18+0.02)


100 - 91.1 = 8.9 gram

Tabel penimbangan bahan

No Nama Bahan Berat yang ditimbang

1 Zink oxyd 61 gram

2 Na-lauril Sulfat 13,6 gram

3 Sakarin 0.9 gram

4 Gliserin 13.6 gram

5 Oil papermint 1.8 gram

6 Nipagin 0.18 gram

7 Nipasol 0.02 gram

8 Aquadest 8.9 gram

4
V. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Mortir dan Stamper
2. Cawan Uap
3. Timbangan dan Anak timbangan
4. Gelas Ukur
5. Kertas Perkamen
6. Sendok Tanduk
7. Sudip
8. Beaker Glass
9. Serbet dan Tissue
10. Tube
b. Bahan
1. Zinc Oksida
2. Na-Lauril Sulfat
3. Sakarin
4. Gliserin
5. Oil Pepermint
6. Nipagin
7. Nipasol
8. Aquades

VI. PROSEDUR PEMBUATAN


a. Sakarin dilarutkan dengan sedikit air ( massa a )
b. Gliserin dan lauril sulfat masukkan ke dalam cawan ( massa b )
c. Nipagin dan nipasol digerus di dalam mortir
d. Masukkan massa a dan massa b ke dalam mortir, gerus homogen
e. Tambahkan oil pepermint
f. Tambahkan aquades
g. Tambahkan zink oksida, gerus homogen
h. Masukkan ke dalam tube pasta gigi

5
VII. BAGAN KERJA

1. Penimbangan
Bahan

2. Sakarin dilarutkan 3. Masukkan Gliserin


dengan sedikit air dan lauril sulfat
(Massa a) kedalam cawan
(Massa b)

4. Nipagin dan nipasol masukan


kedalam mortir gerus sampai
homogen . Ditambahkan massa a
dan massa b gerus sampai homogen

5. Tambahkan oil papemint ,


kemudian tambahkan aquadest dan
terakhir tambahkan Zink oksida
gerus sampai homogen

6. Masukkan kedalam tube pasta


gigi

6
VIII. PROSEDUR EVALUASI
a. Uji Organoleptis
1. Dilakukan pengamatan warna dan bau
2. Diambil sediaan sedikit menggunakan spatel lalu diamati warna dan bau

b. Uji pH
1. Disiapkan kertas pH universal
2. Diambil sedikit pasta kemudian diencerkan terlebih dahulu
3. Dimasukkan pH meter universal kedalam sample yang telah dicairkan
4. Diamati dan dibandingkan dengan table indicator pH kemudian dicatat
hasilnya
c. Uji Homogenitas
1. Dioleskan pasta gigi pada kaca transparan
2. Diamati secara visual dengan posisi terbalik. jika terdapat butiran kasar
diatas gelas objek (tidak homogen)
d. Uji Viskositas
1. Digunakan alat viscometer dengan menggunakan spindle nomor 2
2. Spindel dipasangkan pada viscometer, kemudian dicelupkan kedalam
sediaan pasti gigi hingga sampel tercelup.
3. Hasil dapat diamati pada layar viscometer, nilai konstan yang muncul
pada layar dibaca pada skala dPaS.

7
IX. RANCANGAN KEMASAN
a. Kemasan Primer

Netto
120 gr
KAWAI
Formulasi Lebih Lembut Untuk Gigi Tetap Kuat PASTA GIGI

10 X Gigi Lebih Kuat


Pencegah
Exp : januari 2026 Gigi
Berlubang
No batch : 231231
Pt.sevenicon Het : rp. 28000

KAWAI
PASTA GIGI

Netto
Formulasi Lebih Lembut Untuk Gigi Tetap Kuat 120 gr

Bahan aktif : sodium monofluorophosphate produksi : Pt. sevenicond


Gunakan dengan sikat gigi untuk hasil optimal
Penggunaan untuk dewasa :
Gunakan pada pasta sepanjang bulu sikat untuk perlindungan maksimal dari gigi berlubang
Penggunaan untuk anak di bawah 6 tahun :
Gunakan pasta seukuran biji jagung dengan pengawasan untuk memperkecil kemungkinan tertelan. Dalam hal
asupan fluride dari sumber lainnya. Konsultasikan dengan dokter gigi atau dokter

b. Kemasan Sekunder

KAWAI

PENCEGAH
GIGI
BERLUBANG

KAWAI

8
X. DATA PENGAMATAN

Uji evaluasi Hasil pengamtan

Uji organoleptis - Bau : segar manis

- Bentuk : pasta kental

- Warna : putih

Uji ph 4,5

Uji homogenitas Tercampur merata

Uji viskositas 50000 centipoise (cps)

XI. DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Pasta adalah adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Sedangkan, pasta gigi merupakan sediaan pasta yang digunakan
untuk membersihkan gigi.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, zinc oxyda digunakan sebagai zat


aktif dalam formula sediaan pasta gigi sebanyak 61%. Karena khasiat dari zinc
oxyda sebagai antiseptic lokal, maka banyak digunakan dalam pembuatan sediaan
pasta gigi. Selain zat aktif komponen penting dalam sediaan pasta gigi ini adalah
zat tambahan. Adapun zat tambahan nya seperti Natrium Lauril Sulfat, sakarin,
gliserin, oil peppermint, nipagin dan nipasol dan juga aquadest.

Untuk memastikan kestabilan sediaan pasta gigi dilakukan berbagai uji


sebagai berikut :

9
a. Uji organoleptis : Pada uji organoleptis pasta gigi memberikan hasil setengah
padat dengan warna putih , bentuk pasta kental dan bau segar manis. Maka
sediaan pasta ini baik.
b. Uji ph : Selanjutnya pengujian ph bertujuan untuk melihat pH pasta gigi
apakah berada pada rentang 4,5-6,5. Karena hasil nya 4,5 artinya pH pasta gigi
memenuhi standar.
c. Uji homogenitas : Pada uji homogenitas pasta gigi ini sesuai dengan ketetapan
homogen karena tidak terdapat partikel setelah dioleskan pada objek glass dan
diamati susunannya tercampur homogen. Uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui kehomogenan zat aktif pada pasta gigi, sehingga setiap pasta gigi
digunakan dosisnya sama.
d. Uji Viskositas : Terakhir pada uji viskositas , pasta gigi di uji tingkat
kekentalannya, Viskositas merupakan kekentalan dari sediaan pasta gigi untuk
mengalir, dimana apabila viskositasnya semakin tinggi maka kekentalan pasta
gigi semakin besar untuk terbentuk.

XII. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa penggunaan pasta gigi


yang mengandung zat aktif zinc lebih efektif untuk mempercepat proses root
planning gigi karena khasiat dari zinc oxyda yang berkhasiat sebagai antiseptikum
local. Pada formulasi sediaan pasta gigi ini zat tambahan yang digunakan Natrium
Lauril Sulfat sebagai zat pembuat busa, Sakarin sebagai pemanis, Gliserin sebagai
penstabil yang menjaga kadar air dalam pasta gigi, oil peppermint sebagai
pemberi rasa segar , nipagin dan nipasol sebagai pengawet, kemudian aquadest
sebagai pelarut.

Berdasarkan hasil evaluasi sediaan pasta gigi, hasil yang didapat dari uji
organoleptis, sediaan pasta gigi berbau segar manis, bentuk pasta kental dan
berwarna putih. Uji ph 4,5 kemudian uji homogenitas sediaan tercampur merata
dan uji viskositas 50000 centipoise, menunjukkan hasil sediaan pasta cukup baik

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi


III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi
IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
3. ANSEL, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press), 1989.

11

Anda mungkin juga menyukai