Anda di halaman 1dari 7

Teks observasi:

Peristiwa yang melatar belakangkan terjadinya


peperangan Israel-Palestina dalam 2023

pendahuluan:

untuk memudahkan pemahaman terhadap materi sejarah peperangan israel antar palestina,
penyebab dan alasan adalah poin yang sangat penting dalam memahami sejarahnya.
untuk faktor penyebabnya ada banyak, tetapi faktor utamanya yaitu:

keduanya ingin mendirikan negara di tanah yang sama. Keinginan ini kemudian melahirkan
gerakan zionisme. Zionisme adalah upaya keagamaan dan politik yang membawa ribuan orang
Yahudi dari seluruh dunia kembali ke tanah air kuno mereka di Timur Tengah. tepatnya pada
umat yahudi, ingin membangun kembali Bait suci di Yerusalem , selain itu juga di kota tersebut
ada makam Yesus yang tidak kalah penting bagi umat yahudi. disisi lain, umat islam ingin
membangun kembali kota suci karena di tempat tersebut terdapat kawasan old city yang
berada di atas bukit Moriah.

A. kisah perjalanan suci jews:

pada 1300 SM, Moses dan rakyat jews lainnya diperbudak oleh mesir pada zaman fir'aun,
dibawah kekuasaan raja rameses II. perbudakan diawali ketika jews kalah diserang oleh mesir.
kemudian, pada cerita, Moses membebaskan rakyat dengan bantuan "tuhan" yang berupa
kutukan untuk kerajaan mesir. kutukan tersebut berupa kematian anak sulung yang lahir dalam
setiap kerajaan. maka raja rameses II terpaksa melepaskan Moses dan rakyatnya.

kemudian moses mengembara menuju utara dengan rakyatnya hingga akhirnya bertemu
dengan laut reed. diceritakan bahwa disitu mesir mengganti rencana untuk menangkap Moses
dan rakyatnya, sehingga akhirnya Moses dab rakyat jews terpojok dengan nasibnya yang tak
dapat dibelokkan. disinilah tempat terjadinya cerita legendaris dimana moses membelah lautan
reeds menjadi dua, yang memang terdengar seperti mitos tetapi benar benar terjadi. hal
tersebut dimungkinkan oleh fenomena setiap tahun dimana terjadinya pasang surut air laut
pada laut reed oleh angin sehingga air hilang dengan sekejap (sekitar sehari), yang membuat
pelarian moses dan rakyatnya berhasil dan kemudian pasukan mesir yang mencoba
mengejarnya dihanyutkan oleh air laut.

setelah kejadian tersebut, "tuhan" kemudian berjanji memberi Land Of Canaan (yang sekarang
dikenal sebagai israel) kepada rakyat jews. dengan persyaratan bahwa mereka harus melalui
perjalanan suci sampai setelah sampai didaratan sebelum mencapai Land Of Canaan.

Bangsa Israel kini merupakan bangsa yang merdeka, namun keselamatan mereka belum
sempurna. Mereka masih sekedar kumpulan suku yang belum terbiasa mengendalikan
nasibnya sendiri dan mereka harus belajar bagaimana menjalani hidup sebagai umat pilihan
Tuhan. Mereka tidak melakukan perjalanan langsung ke Tanah Perjanjian, namun selama
empat puluh tahun mereka hidup sebagai pengembara di Semenanjung Sinai. Itu adalah
perjalanan suci yang menurut Alkitab, mereka sangat bergantung pada Tuhan, yang memberi
mereka manna dan membimbing mereka langkah demi langkah. Yang terpenting, di Gunung
Sinai Tuhan memberi Musa Sepuluh Perintah Allah, dasar Taurat atau hukum. Ini adalah
anugerah terbesar Tuhan kepada umat-Nya, karena hal ini memaksakan tatanan ilahi di dunia
dan merupakan wahyu dari kehendak Tuhan.

beberapa generasi berlalu, setelah melakukan perjalan suci sesuai permintaan "tuhan", tuhan
meresmikan pemberian Land Of Canaan/tanah israel kepada rakyat jews. sesudah sampainya
di israel yang berpenduduk, atas perintah dari "tuhan" rakyat jews diperintahkan agar
menghapus suku dan penduduk pribumi tersebut.

Salah satu dari Sepuluh Perintah yang diberikan kepada Musa di Gunung Sinai adalah "Jangan
membunuh." Memang sebagian besar dari perintah-perintah ini berkaitan dengan
penghormatan mutlak terhadap hak-hak orang lain yang tidak dapat dicabut, dan ini merupakan
salah satu warisan terbesar Yudaisme bagi seluruh dunia. Namun, saat mereka bersiap
memasuki Tanah Perjanjian, Tuhan memberi tahu umat-Nya bahwa mereka harus terlibat
dalam perang pemusnahan yang kejam. Dengan membawa umatnya kembali ke Kanaan, Musa
membawa mereka kembali ke asal usul mereka karena janji awal Allah kepada ayah mereka,
Abraham. Mereka percaya bahwa tanah tersebut adalah milik mereka, namun ada orang lain
yang tinggal di sana dan telah menjadikan tanah tersebut sebagai rumah mereka selama
berabad-abad, dan tentu saja mereka tidak akan menyerahkan negara mereka tanpa
perlawanan. Orang-orang ini menghalangi rencana ilahi; mereka juga merupakan musuh
penting dari diri Yahudi yang baru. Karena mereka menentang nilai-nilai dan rencana yang
"sakral" bagi orang Yahudi dan penting bagi rencana Tuhan bagi mereka, maka mereka harus
dimusnahkan. Hak asasi manusia normal yang diperintahkan orang Yahudi untuk diberikan
kepada orang lain tidak berlaku bagi orang Kanaan, yang telah menjadi musuh Tuhan.

Permusuhan mutlak ini merupakan ciri perang suci. Karena bangsa Kanaan merupakan
penghalang bagi pemenuhan kebutuhan Yahudi, mereka harus dimusnahkan dan tidak ada
kemungkinan untuk hidup berdampingan secara damai. “Aku akan memusnahkan mereka,”
Allah berkata kepada umat-Nya, “mereka tidak boleh tinggal di negerimu”. Ini bukan sekedar
masalah teritorial. Bangsa Kanaan telah mencapai kebudayaan yang lebih maju dibandingkan
bangsa Israel dan gaya hidup mereka akan sangat menarik bagi para pengembara yang lelah.
Mereka dapat menghancurkan jati diri Yahudi yang baru muncul ini dan agama baru
monoteisme, yang masih begitu revolusioner sehingga masih merupakan tanaman yang rapuh.
Bangsa Israel dapat dengan mudah tergoda oleh pemujaan kesuburan dan penyembahan
berhala bangsa Kanaan. Oleh karena itu Tuhan memberikan instruksi yang sangat jelas kepada
Musa, yang sering diulangi dalam Alkitab, tentang bagaimana musuh-musuh baru ini dan
agama mereka
harus dirawat:

"Ketika TUHAN, Allahmu, memimpin kamu ke negeri yang akan kamu masuki, maka banyak
bangsa akan jatuh di hadapanmu: bangsa Het, bangsa Girgasi, bangsa Amori, bangsa Kanaan,
bangsa Feris, bangsa Hewi dan bangsa Yebus, tujuh bangsa yang lebih besar dan lebih kuat
dari pada kamu. TUHAN, Allahmu, akan menyerahkan mereka kepadamu dan kamu akan
menaklukkan mereka. Anda harus melarangnya. Jangan membuat perjanjian dengan mereka
atau menunjukkan rasa kasihan kepada mereka. Kamu tidak boleh menikah dengan mereka:

kamu tidak boleh memberikan anak perempuanmu kepada anak laki-laki mereka, atau
mengambil anak perempuan mereka untuk anak laki-lakimu, karena hal ini akan membuat anak
laki-lakimu menjauhkan diri dari mengikutiku untuk beribadah kepada dewa-dewa lain, dan
murka TUHAN akan berkobar terhadap kamu dan segera membinasakan kamu. Sebaliknya,
perlakukan mereka seperti ini: hancurkan mezbah mereka, hancurkan batu berdiri mereka,
tebang tiang suci mereka dan bakar berhala mereka. Sebab kamulah umat yang dikuduskan
bagi TUHAN, Allahmu. Kamulah yang dipilih TUHAN, Allahmu, untuk menjadi umat-Nya sendiri
dari semua bangsa di bumi."

pada abad ke-12 SM para jews berhasil mengamankan tanah israel dan membangun kembali,
untuk menetapkan diri. diingatkan kembali bahwa tuhan dengan tegas mengatakan bahwa tidak
boleh terjadi asimilasi dan percampuran budaya dalam bentuk apapun. Raja pertama israel
adalah saul, kemudian daud, lalu pada kekuasaan daud tuhan menyuruh agar pembuatan bait
suci umat jews dilakukan oleh anaknya yaitu Solomon yang dikarenakan oleh banyak tumpah
darah yang disebabkan oleh daud.

saat tahta diturunkan kepada solomon, dibangunnya bait suci pada yerusalem serta pusat
militer dan ksatria. nama solomon berasal dari kata "shalom" yang artinya damai. solomon
menghancurkan kuil/gereja selain dari yerusalem sehingga terjadinya sentralisasi dan
mencegah asimilasi serta solomon juga menghapus monoteisme dari moses yang telah
melekat sekian lamanya dengan cara membangun bait suci pada yerusalem.

rakyat hidup dengan sejahtera, tetapi tidak lama kemudian terjadi kontradiksi pada abad 10 SM
dimana solomon menikahi perempuan dari bangsa asing yang menggoyahkan nilai spiritual
yang dengan tegasnya disampaikan oleh tuhan.

pada kekuasaan raja Zedekia, 586 SM, yerusalem hancur dibawah kekuasaan babel, dipimpin
oleh raja Nebukadzenar II, meski memberontak, bait suci yerusalem jatuh pada tangan babel
dan nasib rakyat israel sekali lagi jatuh di tangan bangsa asing.

--- *Perang dan Konflik di Tanah Suci: Zaman 10 SM hingga 1500 M*---

Dalam kurun waktu antara abad ke-10 SM hingga 1500 M, wilayah yang kini dikenal sebagai
Israel menjadi saksi konflik panjang antara berbagai kelompok, terutama antara bangsa Israel
dan komunitas Muslim. Melalui peristiwa-peristiwa penting seperti Kerajaan Israel Kuno,
dominasi Romawi, era Perang Salib, dan pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah, sejarah
wilayah ini telah diwarnai oleh ketegangan, pertempuran, dan pergolakan politik yang
mendalam.

---*1. Kerajaan Israel Kuno (10 SM - 922 SM):*---


Abad ke-10 SM menyaksikan kejayaan Kerajaan Israel di bawah Raja Salomo. Namun, setelah
kematiannya, kerajaan terpecah menjadi dua bagian: Kerajaan Israel di utara dan Kerajaan
Yehuda di selatan. Konflik internal dan tekanan dari kekuatan luar, terutama Asyur dan Babel,
menyebabkan keruntuhan dan penghancuran Bait Suci pada abad ke-8 dan ke-6 SM.

---*2. Dominasi Romawi (63 SM - 330 M):*---


Pada abad ke-4 SM, wilayah ini jatuh ke tangan Romawi, dan Yerusalem menjadi pusat
kekuasaan Romawi di Timur Tengah. Pemberontakan Yahudi pada tahun 66 M berujung pada
pengepungan Yerusalem dan penghancuran Bait Suci Kedua pada tahun 70 M. Hal ini
menciptakan ketidakpuasan yang dalam di antara komunitas Yahudi dan menjadi akar dari
perpecahan sejarah mereka dengan kekuasaan Romawi.

--- *3. Penaklukan Islam (Abad ke-7):*---


Awal abad ke-7 menyaksikan penaklukan wilayah ini oleh pasukan Islam di bawah pimpinan
Khalifah Umar ibn al-Khattab. Ini menandai masuknya Islam ke dalam sejarah wilayah tersebut.
Yerusalem, sebagai salah satu kota suci dalam Islam, menjadi pusat penting dalam dunia
Muslim. Pemerintahan berbagai dinasti Islam, seperti Umayyah dan Abbasiyah, membentuk
dasar bagi perkembangan budaya dan agama di wilayah ini.

---*4. Perang Salib (Abad ke-11 - 13):*---


Abad ke-11 menjadi saksi dimulainya Perang Salib, serangkaian ekspedisi militer Kristen Eropa
untuk merebut kembali Tanah Suci dari tangan Muslim. Pada tahun 1099, pasukan Salib
merebut Yerusalem. Meskipun terjadi percampuran antara kekuatan Kristen dan Muslim selama
beberapa abad, Perang Salib menghasilkan serangkaian penaklukan dan kehilangan yang
menciptakan ketegangan berkepanjangan.
Gambar perang pada Constantinople

---*5. Kesultanan Utsmaniyah (Abad ke-16 - 20):*---


Pada abad ke-16, Kesultanan Utsmaniyah mengambil kendali atas wilayah ini. Yerusalem dan
Tanah Suci tetap menjadi pusat penting bagi umat Islam. Kesultanan ini mencapai puncaknya
di bawah pemerintahan Suleiman yang Agung pada abad ke-16, namun kemudian mengalami
kemunduran dan tekanan dari kekuatan Eropa.

--- *6. Dampak dan Pergolakan Modern (Abad ke-20):*---


Awal abad ke-20 menyaksikan transformasi besar di kawasan ini. Pembagian Palestina oleh
Liga Bangsa-Bangsa setelah Perang Dunia I menetapkan fondasi bagi konflik modern. Pada
tahun 1948, berdirinya Negara Israel memicu pertempuran antara negara-negara Arab dan
Israel, termasuk Perang Arab-Israel pada tahun 1948 dan Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Perjanjian Oslo pada tahun 1993 mencoba membawa perdamaian melalui upaya perundingan,
namun ketegangan terus berlanjut. Konflik ini memengaruhi dinamika politik, ekonomi, dan
sosial di kawasan tersebut. Pergolakan terus berlanjut hingga hari ini, menciptakan tantangan
yang kompleks dan terus berkembang bagi perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.

Perjanjian oslo 1993:


--- *Kesimpulan:*---
Dalam rentang waktu yang luas ini, Tanah Suci menjadi saksi peristiwa-peristiwa dramatis yang
membentuk identitas dan perjalanan sejarah bagi berbagai kelompok di wilayah tersebut.
Konflik dan pergolakan telah menyulut emosi, menciptakan perpecahan yang mendalam, tetapi
juga menunjukkan kemampuan manusia untuk beradaptasi dan mencari solusi bagi tantangan-
tantangan yang kompleks. Sejarah panjang ini menjadi sumber pembelajaran penting untuk
memahami dinamika konflik dan upaya damai dalam konteks yang terus berubah di Timur
Tengah.

Sekian terimakasih, mohon maaf sebesar besarnya jika ada kesalahan


ejaan kata maupun kalimat, jika bersedia, boleh untuk menyampaikan
saran kepada penulis.

Anda mungkin juga menyukai