Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat menjalankan sebuah perusahaan, pemilik perusahaan tentunya


memiliki catatan data yang dibutuhkan dalam mengambil sebuah keputusan.
Catatan data inilah yang merupakan sumber informasi yang wajib dimiliki
oleh pemilik perusahaan. Catatan data dimaksud yaitu informasi akuntansi
yang diperlukan pihak di luar perusahaan itu sendiri seperti para pemegang
saham atau investor. Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang
menyediakan data akuntansi bagi pengelola suatu organisasi (Sari & Effendy
(2017). Sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang mengakumulasi,
menyimpan, serta memproses informasi keuangan dan akuntansi.

Selain digunakan oleh perusahaan besar, sistem informasi akuntansi juga


dapat digunakan pada usaha-usaha kecil seperti UMKM dan industri
rumahan. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan dalam menggunakan
teknologi ini relatif murah. Dalam penerapannya, sistem informasi akuntansi
membantu suatu bisnis agar dapat memastikan transaksi keuangannya dengan
lebih akurat. Hal ini tentunya sangat membantu operasioanal perusahaan itu
sendiri.

Manfaat lain yang dapat dirasakan oleh pengguna Sistem Informasi


Akuntansi (SIA) yaitu informasi yang dihasilkan lebih akurat dan tepat waktu
yang tentunya berguna bagi pihak internal dan pihak eksternal perusahaan.
Pihak eksternal mencakup pemegang saham, investor, kreditur, pemerintah,
pelanggan, pemasok, dan masyarakat. Sedangkan, pihak internal seperti
manajer dan pemiliknya (Bodnar dan Hopwood, 2003). Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) memiliki tujuan utama yaitu menyediakan informasi yang
berhubungan dengan kejadian atau peristiwa yang berdampak pada ekonomi
suatu perusahaan, yang nantinya dibutuhkan oleh pihak internal maupun
pihak eksternal perusahaan.

Pengendalian internal diperlukan untuk memastikan bahwa penjualan


berjalan dengan lancar dan tujuan perusahaan tercapai sesuai rencana.
Dengan pengendalian internal, perusahaan dapat mampu mencapai tujuannya
dan meminimalkan risiko yang muncul. Pengendalian internal yang
diterapkan dalam sebuah perusahaan memastikan informasi akuntansi yang
dihasilkan berkualitas dan kegiatan operasional dapat dilakukan secara efektif
dan efisien. Tidak hanya itu, pengendalian internal yang baik juga dapat
menjamin keandalan laporan keuangan suatu bisnis.

SIA dalam penerapannya, dapat memproses informasi dengan sedemikian


rupa, sehingga membantu pemilik usaha dalam pengambilan keputusan
berdasarkan dari data yang telah dimiliki oleh pemilik usaha. Sistem
informasi akuntansi di suatu perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan
produktivitas kerja, sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang
akuntabel (Wulandari, dkk, 2020). Dengan semakin berkembangnya
teknologi informasi, pemrosesan informasi akuntansi berubah dari manual
menjadi otomatis. Tidak hanya itu, seiring dengan berkembangnya teknologi,
SIA kini telah berkembang menjadi sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi.

Dengan berkembangnya teknologi informasi di era digital saat ini, salah


satu jenis aplikasi teknologi informasi yang banyak dimanfaatkan di dunia
bisnis untuk meningkatkan daya saing adalah electronic commerce
(e-commerce). Electronic commerce atau biasa disebut dengan E-commerce
adalah aktivitas jual beli barang dan jasa yang dapat dilakukan secara online.
E-commerce mengacu pada proses pembelian, penjualan, transfer, atau
pertukaran produk dan jasa melalui internet (Susanto, 2000). E-commerce
menawarkan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk memulai bisnis
di dunia maya serta, menghubungkan penjual pembeli secara luas tanpa
memandang letak geografis.

Dengan hadirnya e-commerce, selain membantu pelaku usaha dalam


mendistribusikan dan mempromosikan produknya, e-commerce juga telah
membantu para pembeli untuk membeli produk yang diinginkan secara cepat
dan mudah. Menurut data Digital 2022 Global Overview Report, Indonesia
menempati posisi ke-5 sebagai negara yang warganya paling sering
berbelanja online melalui e-commerce dengan persentase pelanggan
e-commerce sebanyak 36%. Selain Indonesia 4 negaranya lainnya yaitu
Thailand dengan persentase 45,8%, Korea Selatan 43,1%, Meksiko 39,4%
dan Turki 38,9%.

Disamping itu, data dari Badan Pusat Statistik pada Oktober 2022 jumlah
wirausaha di Indonesia masih cukup rendah dengan persentase 3,47% atau
sebanyak 9 juta orang dari total jumlah penduduk. Walaupun demikian, di
kota Ambon jumlah usaha kecil atau UMKM justru mengalami peningkatan
tiga tahun terakhir ini. Hal ini juga menandakan bahwa sudah semakin
banyak masyarakat kota Ambon yang tertarik atau berminat untuk menjadi
seorang wirausahawan. Peningkatan jumlah UMKM tiga tahun terakhir juga
menunjukkan adanya kemungkinan bahwa masyarakat juga telah
memanfaatkan perkembangan teknologi, baik aktivitas perdagangan yang
dilakukan secara online melalui e-commerce maupun dengan menggunakan
sistem informasi akuntansi, yaitu melalui pencatatan dan pelaporan keuangan
secara terstruktur.
Tabel 1.1
Jumlah UMKM di Kota Ambon Tahun 2020-2022

Kecamatan 2020 2021 2022


Nusaniwe 8.268 10.445 10.495
Sirimau 8.075 9.048 9.230
Baguala 3.904 3.749 3.795
Teluk Ambon 3.652 4.796 4.809
Letisel 1.180 1.202 1.214
Total 25.079 29.240 29.543
Sumber : Dinas Koperasi UMKM Provinsi Maluku

Hadirnya sistem informasi akuntansi dan e-commerce dapat mendorong


masyarakat terutama generasi muda untuk memilih berwirausaha sebagai
salah satu pilihan karir. Menurut data yang dikutip dari Kompas.com pada
Juni 2022, dari penelitian Mind the Gap menunjukkan bahwa sekitar 48%
anak muda Indonesia bercita-cita menjadi PNS dan sebanyak 35% anak muda
memilih untuk menjadi wirausaha, sedangkan sisanya memilih bidang
komunikasi, keuangan, dan teknologi. Persentase ini menunjukan bahwa
keinginan untuk berwirausaha pada kalangan anak muda saat ini masih relatif
rendah jika dibandingkan dengan keinginan mereka untuk menjadi PNS.
Pada kondisi inilah peran universitas sangat dibutuhkan agar dapat
meningkatkan minat berwirausaha bagi para mahasiswa, agar nantinya dapat
menjadi lulusan yang tidak hanya bekerja di sektor pemerintahan, namun juga
dapat menjadi seorang wirausahawan yang menciptakan lapangan pekerjaan
bagi orang lain.

Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa dengan ilmu


pengetahuan dan pemahaman yang didapatkan saat menempuh perkuliahan
serta dengan memanfaatkan perkembangan teknologi membuat mahasiswa
harus bisa bersaing dalam dunia pekerjaan. Pengetahuan yang dimiliki
mengenai kewirausahaan dapat mendorong ketertarikan mahasiswa untuk
berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap,
dan perilaku mahasiswa untuk menjadi seorang wirausahawan. Hal ini dapat
mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan karir pasca
perkuliahan nantinya (Lestari, dkk, 2012).

Kemajuan atau kemunduran perekonomian suatu negara juga ditentukan


oleh keberadaan dan peran kelompok wirausaha. Inilah yang menjadi alasan
pemerintah sangat mendorong peranan generasi muda untuk turut serta
menjadi wirausahawan. UU RI No 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja,
merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendorong pengusaha dengan
mempermudah mendapatkan izin usaha. Undang-undang tersebut juga
menekankan agar dilakukan pengembangan kewirausahaan pemuda untuk
mendorong pembangunan nasional, dimana pemerintah berperan aktif melalui
pelatihan, pemagangan, pembimbingan, pendampingan, kemitraan, bantuan
akses permodalan, dan promosi.

Peran dan fungsi wirausaha sangat diperlukan dalam pengembangan


perekonomian nasional. Peran wirausahawan dalam perekonomian Indonesia
adalah menciptakan bisnis baru dengan membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Dengan terbukanya lapangan pekerjaan, hal ini dapat
mengurangi tingkat pengangguran. Tingkat pengangguran pada suatu negara
juga tidak lepas dari tingkat pendidikan masyarakatnya. Hasil Survei
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia per Agustus 2022
telah mencapai 8,43 juta orang. Dari data tersebut, sebanyak 673.485 juta
orang atau 7,99 persen pengangguran yang merupakan lulusan universitas.

Sementara itu, data terakhir yang didapat dari Badan Pusat Statistik pada
2021 kota Ambon termasuk dalam 10 kota di Indonesia dengan rasio
penduduk berpendidikan tinggi. Kota Ambon berada pada posisi ke-9 dengan
persentase 17,4 persen penduduk berpendidikan tinggi. Namun, hal ini
bertolak belakang dengan tingkat pengangguran di kota Ambon yang
mengalami peningkatan sebesar 11 persen atau sekitar 25.760 orang per 31
Desember 2021. Fakta lain yang mengejutkan adalah mayoritas
pengangguran di kota Ambon diisi dengan lulusan universitas pada tingkat
S1. Banyaknya sarjana yang berhamburan tiap tahunnya di kota ini juga
menjadi alasan semakin meningkatnya jumlah pengangguran di kota Ambon.
Tidak hanya itu, semakin sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia tidak
sebanding dengan banyaknya jumlah pencari kerja. Untuk itulah, masyarakat
terutama para lulusan universitas diharapkan dapat menciptakan lapangan
pekerjaan, salah satu caranya yaitu dengan berwirausaha. Selain mengurangi
tingkat pengangguran, dengan berwirausaha juga diharapkan dapat
mengurangi kesenjangan ekonomi serta dapat meningkatkan produktivitas
nasional.

Pemerintah dalam pelaksanaan salah satu programnya yaitu meningkatkan


jumlah wirausahawan dalam mendukung visi Indonesia untuk menjadi negara
maju pada tahun 2045. Salah satu indikator negara maju adalah terciptanya
lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Dengan demikian, para lulusan dari
perguruan tinggi tidak dapat terus bergantung pada lapangan pekerjaan yang
dibuka oleh pemerintah. Untuk mewujudkan visi tersebut, Indonesia harus
menambah jumlah wirausahawan yang tidak hanya bergantung pada aspek
sumber daya alam, namun juga mampu bergerak di bidang industri. Untuk
menciptakan seorang wirausahawan dapat dilakukan dari tingkat perguruan
tinggi. Salah satu cara mencapai visi tersebut adalah melalui mata kuliah
sistem informasi akuntansi, serta pengetahuan yang lebih mendalam tentang
e-commerce yang sangat berguna dalam berwirausaha.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang


dilakukan oleh Jessica Permata Sari Sugiono (2019) dengan judul penelitian
“Pengaruh Persepsi Atas E-Commerce dan Sistem Informasi Akuntansi
Terhadap Pengambilan Keputusan Untuk Berwirausaha Pada Mahasiswa”.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara
e-commerce dan sistem informasi akuntansi terhadap pengambilan keputusan
untuk berwirausaha pada mahasiswa. Berikut ini disajikan beberapa research
gap yang berkaitan dengan variabel sistem informasi akuntansi, e-commerce
dan pengambilan keputusan untuk berwirausaha.

Penelitian yang dilakukan Michael J Sihombing dan Hari Sulistyo (2021)


menunjukkan e-commerce dan sistem informasi akuntansi berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan berwirausaha. Penelitian yang dilakukan
Muhammad Taufiq dan Indrayeni (2022) menunjukkan bahwa variabel
sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh namun variabel e-commerce
tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk
berwirausaha. Sedangkan hasil penelitian lain dari Nurabiah, Herlina
Pusparini, Yusli Mariadi (2021) menunjukkan bahwa variabel sistem
informasi akuntansi berpengaruh positif signifikan dan variabel e-commerce
berpengaruh positif namun tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi
variabel pengambilan keputusan untuk berwirausaha. Perbedaan hasil
penelitian ini menjadi alasan peneliti untuk melakukan analisis mengenai ada
atau tidaknya pengaruh antara sistem informasi akuntansi dan e-commerce
terhadap pengambilan keputusan mahasiswa untuk berwirausaha.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik


untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Mahasiswa
Akuntansi Terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan E-Commerce
Dalam Pengambilan Keputusan Berwirausaha (Studi Empiris Pada
Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Pattimura
Angkatan 2018-2020)”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan dikaji pada
penelitian ini dapat diformulasikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap pengambilan


keputusan mahasiswa untuk berwirausaha?
2. Apakah e-commerce berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
mahasiswa untuk berwirausaha?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji secara empiris pengaruh sistem informasi akuntansi
terhadap pengambilan keputusan mahasiswa untuk berwirausaha
2. Untuk menguji secara empiris pengaruh e-commerce terhadap
pengambilan keputusan mahasiswa untuk berwirausaha

1.3.2 Manfaat Penelitian


1. Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi
kajian lebih lanjut mengenai masalah yang berkaitan dengan
penelitian ini, serta memberikan wawasan, pengetahuan dan
pemahaman lebih lanjut mengenai sistem informasi akuntansi dan
e-commerce
2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan
masukkan bagi :
 Penulis, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
menganalisis sistem informasi akuntansi dan e-commerce serta
pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan untuk berwirausaha.
 Mahasiswa, dapat menjadi gambaran awal untuk memulai
berwirausaha serta dapat menjadi studi pembanding dan penunjang
untuk penelitian berikutnya.
 Universitas Pattimura, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi untuk penelitian berikutnya serta dapat menambah variasi
penelitian di bidang akuntansi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Theory of Acceptance Model (TAM)


Technology Acceptance Model (TAM) diperkenalkan oleh Davis pada
tahun 1989. TAM merupakan adaptasi dari Theory of Reasoned Action
(TRA) yang dikhususkan untuk memodelkan penerimaan pemakaian (user
acceptance) terhadap teknologi. TAM merupakan salah satu model
penelitian yang banyak digunakan dalam penelitian teknologi informasi. Hal
ini dikarenakan model penelitian ini lebih sederhana dan mudah
diimplementasikan. Technology Acceptance Model (TAM) merupakan teori
yang cocok digunakan untuk memprediksi keinginan seseorang dalam
menerima teknologi dan dilandasi dengan Theory of Reasoned Action
(TRA).
TAM menggunakan TRA sebagai dasar teori untuk mengidentifikasi
hubungan sebab akibat antara persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
penggunaan. TAM adalah teori tindakan beralasan dengan satu premis
bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal akan
menggambarkan dan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi
dan persepsi pengguna teknologi mempengaruhi sikap mereka terhadap
penerimaan teknologi. TAM juga merinci faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi penerimaan suatu teknologi dalam sistem informasi dan
dapat menggambarkan perilaku penggunaan teknologi.
TAM digunakan untuk menjelaskan serta memperkirakan penerimaan
terhadap penggunaan sistem informasi. TAM juga menjelaskan bagaimana
hubungan sebab akibat yang berhubungan dengan manfaat suatu sistem
informasi dan kemudahan dalam penggunaanya. Penggunaan Technology
Accepted Model (TAM) sebagai salah satu landasan teori dalam penelitian
ini adalah untuk menganalisis pengaruh sistem informasi akuntansi dan
e-commerce terhadap pengambilan keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha.

2.2 Kewirausahaan
a. Pengertian Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, kewirausahaan adalah proses penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan menemukan
peluang untuk peningkatan bisnis. Menurut Peter F. Drucker,
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan suatu hal yang
baru dan berbeda. Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari
entrepreneurship dalam bahasa Inggris. Kata entrepreneurship sendiri
sebenarnya berasal dari bahasa Perancis yaitu “entreprende” yang berarti
petualang, pencipta dan pengelola usaha (Yuyun Wirasasmita dalam
Suryana dan Bayu, 2014).

b. Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan


1. Tujuan Kewirausahaan
Basrowi (2011) mengemukakan beberapa tujuan seseorang
berwirausaha, sebagai berikut :
1. Meningkatkan jumlah wirausahawan yang berkualitas
2. Meningkatkan kemampuan wirausahawan demi kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat
3. Membudayakan sikap dan perilaku, serta semangat
kewirausahawan dikalangan masyarakat
4. Menumbuhkan kesadaran kewirausahaan yang tangguh dan kuat
2. Manfaat Kewirausahaan
Saat memulai bisnis, seorang wirausahawan sebaiknya
mempertimbangkan manfaat yang nantinya dirasakan dalam
berwirausaha. Zimmerer, dkk (2005) merumuskan manfaat
berwirausaha sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan dan kebebasan untuk mengendalikan
nasib sendiri
2. Memberikan kesempatan untuk melakukan perubahan
3. Memberikan kesempatan untuk mencapai potensi diri
4. Memiliki kesempatan untuk meraih keuntungan dengan
maksimal
5. Memiliki kesempatan untuk berperan aktif dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
6. Memiliki kesempatan untuk melakukan hal yang disukai dan
membuat senang saat mengerjakannya

c. Faktor Pendorong Keberhasilan Kewirausahaan


Dalam mencapai keberhasilan dan menghindari kegagalan dalam
hidup, seseorang perlu mengetahui faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi ke dua hal tersebut. Menurut Suryana (2014) para peneliti
mengidentifikasi karakteristik seorang wirausahawan yang berhasil
sebagai berikut:
1. Kemampuan dan kemauan
2. Tekad yang kuat dan kerja keras
3. Kesempatan dan peluang
d. Faktor-Faktor Penghambat Kewirausahaan
Beberapa faktor yang menyebabkan wirausahawan mengalami
kegagalan ketika berwirausaha menurut Zimmerer (1996) (dalam
Suryana, 2011) selain keberhasilan, yaitu:
1. Tidak kompeten dalam hal manajerial
2. Kurangnya pengalaman
3. Kurangnya manajemen keuangan
4. Gagal dalam hal perencanaan
5. Lokasi yang kurang memadai
6. Kurangnya pengawasan peralatan
7. Kurangnya keseriusan dalam usaha
8. Ketidakmampuan dalam melakukan perubahan

2.3 Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai suatu sistem yang


berguna dalam pembuatan dan penyediaan formulir, catatan dan laporan
yang sangat penting dalam menghasilkan informasi keuangan yang
diperlukan dalam pengambilan keputusan manajemen dan pemilik
perusahaan dengan cepat, sehingga memberi kemudahan dalam pengelolaan
perusahaan. Sistem informasi akuntansi terdiri dari unsur-unsur yang tidak
bisa dipisahkan, dimana masing-masing unsur tersebut saling melengkapi
untuk dapat menghasilkan suatu laporan yang akurat. (Puspitawati dan
Anggadini, 2011)

Menurut Laudon, SIA adalah sekumpulan komponen yang saling terkait


dan bekerjasama untuk mengumpulkan, menyimpan dan memproses
informasi ekonomi perusahaan. Menurut Romney & Steinbart (2018) Sistem
informasi akuntansi adalah sistem yang dapat mengumpulkan, mencatat,
menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi para
pembuat keputusan. Garis besar kegiatan utama dari suatu sistem informasi
akuntansi adalah pengolahan (processing) data transaksi keuangan yang
mampu menghasilkan laporan keuangan, dengan penerapan sistem
komputerisasi yang mempunyai konektivitas dengan jaringan komunikasi
antara departemen yang satu dengan yang lainnya dalam suatu organisasi.

Menurut Romney dan Steinbart (2016), akuntansi adalah suatu proses


yang diawali dengan identifikasi, pengumpulan, penyimpanan data,
pengukuran, dan pertukaran informasi, sebagai dasar dalam melakukan
pengembangan usaha. Dengan demikian, Sistem Informasi Akuntansi dapat
disebut sebagai salah satu sistem informasi, karena Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) itu sendiri berarti proses mengumpulkan, mencatat, serta
menyimpan data yang diperlukan untuk menghasilkan informasi yang
penting dalam pengambilan keputusan. Jadi, sistem informasi akuntansi bisa
didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat,
menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang penting
bagi para pengambil keputusan. Unsur-unsur dalam sistem ini meliputi
orang, standar operasional dan prosedur, data, perangkat lunak, infrastruktur
teknologi informasi, pengendalian internal dan ukuran keamanan.

2.4 E-Commerce

a) Pengertian E-Commerce

E-Commerce adalah mekanisme bisnis yang diproses secara elektronik


yang berfokus pada transaksi komersial individu dengan menggunakan
jaringan internet (teknologi berbasis jaringan digital) untuk bertukar
barang dan jasa di luar batasan ruang dan waktu. (Romney & Steinbart,
2018). Menurut Guay dalam Nursani, et al. (2019), e-commerce diartikan
sebagai suatu transaksi ekonomi yang dilakukan oleh penjual dan pembeli
secara bersama-sama menggunakan media elektronik yang berasal dari
internet dengan membuat kontrak perjanjian tentang pengiriman dan harga
suatu barang serta menyelesaikan transaksi melalui pembayaran dan
pengiriman suatu barang yang sesuai dengan kontrak yang sudah
ditetapkan.

Menurut Laudon dan Laudon dalam Nursani, et al. (2019), e-commerce


merupakan suatu keadaan dimana proses jual beli produk dilakukan secara
elektronik oleh konsumen serta dari perusahaan ke perusahaan dengan
menggunakan komputer sebagai perantara dalam transaksi bisnis. Menurut
Kotler & Amstrong (2012), e-commerce adalah saluran online yang dapat
diakses seseorang melalui komputer, yang digunakan oleh para pelaku
bisnis dan oleh konsumen digunakan untuk mendapatkan informasi dengan
menggunakan bantuan komputer yang dalam prosesnya diawali dengan
memberikan layanan informasi kepada konsumen dalam menentukan
pilihan.

b) Klasifikasi E-Commerce
Menurut Laudon dan Traver (2017) e-commerce diklasifikasikan
sebagai berikut:

1. Business-to-Consumer (B2C)
Business-to-Consumer (B2C) merupakan jenis e-commerce yang paling
banyak diketahui. Jenis e-commerce ini menjangkau konsumen secara
perorangan. B2C mencakup pembelian barang ritel, travel, konten online
dan jenis layanan lainnya.
2. Business-to-Business (B2B)
Jenis e-commerce ini berfokus pada penjualan satu bisnis ke bisnis lain.
Proses transaksi e-commerce B2B mencakup perusahaan atau organisasi
yang dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual.
3. Consumer-to-Consumer (C2C)
Jenis e-commerce ini, memungkinakan konsumen untuk menjual
produk/jasa satu sama lain dengan bantuan platform bisnis. Dalam C2C,
individu menjual barang atau jasanya kepada individu lain, sedangkan
organisasi atau perusahaan yang berperan sebagai konsumen melalui
Internet.
4. Mobile e-commerce (m-commerce)
M-commerce mengacu pada penggunaan perangkat mobile yang
memungkinkan proses transaksi online dengan menggunakan jaringan
seluler dan nirkabel untuk menghubungkan smartphone atau tablet ke
internet.
5. Social e-commerce
Social e-commerce sering kali dihubungkan dengan jenis m-commerce,
hal ini disebabkan karena semakin banyak pengguna jaringan sosial
mengakses jaringan tersebut melalui perangkat mobile. Proses social e-
commerce melibatkan penggunaan aplikasi mobile pengolahan pesan
seperti Facebook Messenger, WhatsApp, BBM, dan lain-lain sebagai
media berinteraksi antara penjual dengan konsumen.
6. Local e-commerce
Local e-commerce merupakan bentuk e-commerce yang berfokus untuk
melibatkan konsumen berdasarkan lokasi geografis saat ini. Local
e-commerce adalah perpaduan dari m-commerce dan social e-commerce
yang didorong oleh banyaknya minat terhadap layanan on-demand lokal.

c) Manfaat E-commerce
Menurut Suyanto (2013), manfaat yang diperoleh dari e-commerce
bagi suatu bisnis, yaitu :
1) Memperluas pasar dari cakupan domestik hingga luar negeri.
2) Mengurangi biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian,
penyimpanan dan pencarian informasi yang menggunakan kertas.
3) Menyederhanakan rantai pasokan dan gaya manajemen, sehingga
dapat mengurangi inventory dan biaya overhead.
4) Mendukung upaya-upaya business process reengineering.
5) Memperkecil biaya telekomunikasi.
6) Akses informasi lebih cepat.
Menurut Suyanto (2013) e-commerce juga mempunyai manfaat bagi
konsumen, yaitu:
1) Memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan
transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir
setiap lokasi dengan menggunakan fasilitas Wi-Fi.
2) Memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan.
3) Pengiriman lebih cepat.
4) Pelanggan dapat menerima informasi yang relevan secara detail
dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu.
5) Memberi tempat bagi para pelanggan untuk saling bertukar pikiran
dan pengalaman.
6) Memudahkan persaingan yang ada sehingga, akan menghasilkan
diskon secara substansial.
2.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang menganalisis tentang Sistem Informasi
Akuntansi dan E-commerce telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu.
diantaranya sebagai berikut :

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Alat Analisis Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian
1. Jessica Pengaruh Pendekatan Hasil penelitian
Permata Persepsi Atas Kuantitatif. Teknik menunjukkan
Sari E-Commerce analisis data yang bahwa terdapat
Sugiono dan Sistem digunakan dalam pengaruh antara
(2019) Informasi penelitian ini adalah e-commerce dan
Akuntansi sebagai berikut : sistem informasi
Terhadap 1. Uji Validitas & Uji akuntansi
Pengambilan Reliabilitas terhadap
Keputusan 2. Uji Normalitas pengambilan
Untuk 3. Uji keputusan untuk
Berwirausaha Multikolineritas berwirausaha
Pada 4. Uji pada mahasiswa.
Mahasiswa Heteroskedastisitas
5. Analisis Regresi
Linear Berganda
6. Uji Koefisien
Determinasi (R2)
7. Uji F
8. Uji t

2. Michael Pengaruh Metode analisis data Berdasarkan hasil


Jonatan E-Commerce yang digunakan penelitian,
Sihombing dan dalam penelitian ini variabel
dan Hari Penggunaan yaitu: e-commerce
Sulistyo Sistem 1. Statistik deskriptif menunjukkan
(2021) Informasi 2. Regresi linear pengaruh
Akuntansi berganda signifikan
Terhadap 3. Moderate terhadap
Pengambilan Regression keputusan
Keputusan Analysis (MRA) berwirausaha.
Berwirausaha Variabel sistem
informasi
akuntansi juga
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
berwirausaha.
3. Nurabiah, E-Commerce Teknik analisis data Berdasarkan hasil
Herlina Dan Sistem yang digunakan penelitian maka
Pusparini, Informasi dalam penelitian ini dapat disimpulkan
Yusli Akuntansi adalah sebagai bahwa
Mariadi Sebagai Faktor berikut : e-commerce
(2021) Pendorong 1. Uji Reliabilitas berpengaruh
Pengambilan 2. Uji Hipotesis positif namun
Keputusan tidak signifikan
Mahasiswa terhadap
Akuntansi pengambilan
Untuk keputusan
Berwirausaha mahasiswa
akuntansi dalam
berwirausaha.
Sedangkan,
sistem informasi
akuntansi
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
pengambilan
keputusan
mahasiswa
akuntansi dalam
berwirausaha.
4. Muhammad Pengaruh Pendekatan Berdasarkan hasil
Taufiq dan E-Commerce, Kuantitatif. Teknik pengujian yang
Indrayeni Self Efficacy Analisis Data Yang dilakukan, maka
(2022) dan Sistem Digunakan Dalam dapat disimpulkan
Informasi Penelitian Ini Adalah bahwa
Akuntansi Sebagai Berikut : e-commerce tidak
Dalam 1. Analisis Regresi berpengaruh
Pengambilan Linear Berganda terhadap
Keputusan 2. Uji t pengambilan
Berwirausaha 3. Uji f keputusan untuk
berwirausaha,
sedangkan self-
efficacy dan
sistem informasi
akuntansi
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan untuk
berwirausaha
5. Titania Pengaruh Pendekatan Hasil penelitian
Indahsari E-commerce Kuantitatif. Teknik menunjukkan
dan Anik dan Mata analisis data yang bahwa
Yulianti Kuliah Sistem digunakan dalam E-commerce dan
(2022) Informasi penelitian ini adalah mata kuliah
Akuntansi sebagai berikut : sistem informasi
Terhadap 1. Uji Validitas akuntansi
Pengambilan 2. Uji Reliabilitas berpengaruh
Keputusan 3. Uji Normalitas positif dan
Berwirausaha 4. Uji signifikan
Masa Pandemi Multikolinearitas terhadap
Covid-19 5. Uji pengambilan
Heteroskedastisit keputusan untuk
as berwirausaha di
6. Analisis Regresi masa pandemi
Linear Berganda Covid-19
7. Uji Koefisien
Determinasi (R2)
8. Uji f
9. Uji t
2.6 Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap pengambilan


keputusan mahasiswa untuk berwirausaha
Sistem Informasi Akuntansi dalam penggunaanya sangat bermanfaat
bagi suatu usaha karena dapat membantu menghasilkan informasi yang
akurat dan tepat waktu. Penelitian Jessica Permata Sari Sugiono (2019)
menyatakan bahwa semakin tingginya penggunaan sistem informasi
akuntansi maka keinginan mahasiswa untuk berwirausaha juga semakin
meningkat. Hal ini sesuai dengan teori Technology Accepted Model
(TAM) yang menjelaskan perilaku pengguna teknologi informasi
berdasarkan keyakinan, sikap, niat, dan hubungan perilaku pengguna
tersebut.
Dalam hal ini TAM sebagai teori digunakan untuk memperkirakan
penerimaan terhadap penggunaan sistem informasi. Diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan Michael J Sihombing dan Hari Sulistyo
(2021) menyatakan bahwa semakin besar pengaruh penggunaan sistem
informasi akuntansi maka akan semakin mempengaruhi keputusan
mahasiswa untuk berwirausaha. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
hipotesis yang dapat diambil yaitu:
H1 : Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan mahasiswa untuk berwirausaha

2. Pengaruh e-commerce terhadap pengambilan keputusan


mahasiswa untuk berwirausaha
E-commerce merupakan aktivitas jual-beli yang memungkinkan
individu dan perusahaan untuk membeli atau menjual barang secara
online dengan menggunakan internet. Hal ini sesuai dengan
penggunaan Technology Accepted Model (TAM) untuk menganalisis
pengaruh penerapan e-commerce terhadap pengambilan keputusan
mahasiswa untuk berwirausaha. TAM digunakan untuk memprediksi
keinginan seseorang dalam menerima e-commerce serta bagaimana
manfaat dan kemudahan penggunaan e-commerce untuk berwirausaha.
Penelitian Jessica Permata Sari Sugiono (2019) menyatakan bahwa
semakin baik persepsi mahasiswa tentang e-commerce, maka akan
berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan untuk
berwirausaha
Technology Accepted Model (TAM) menggambarkan reaksi dan
persepsi dari pengguna teknologi yang mempengaruhi sikapnya dalam
menerima teknologi tersebut. Sehingga dapat dikaitkan dengan
berwirausaha yang responsif terhadap teknologi. Diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan Michael Jonatan Sihombing dan Hari
Sulistyo (2021) menjelaskan bahwa e-commerce memiliki pengaruh
yang positif terhadap pengambilan keputusan mahasiswa akuntansi
dalam berwirausaha. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis
yang dapat diambil yaitu:
H2 : E-commerce berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
mahasiswa untuk berwirausaha
2.7 Model Penelitian

Sistem Informasi
Akuntansi (X1)
Pengambilan Keputusan
Mahasiswa untuk
Berwirausaha (Y)

E-Commerce (X2)

Gambar 2.1 Model Penelitian


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif melibatkan data dalam bentuk angka dan
kemudian akan digunakan untuk menggambarkan keadaan sebenarnya
ataupun memprediksi keadaan yang akan datang. Jenis penelitian ini dapat
digunakan untuk menetapkan fakta yang dapat digeneralisasikan tentang
suatu topik. Kelebihan dari jenis penelitian ini adalah dapat menghasilkan
teori yang kuat dengan probabilitas kebenaran dan toleransi kesalahannya
dapat diperhitungkan, selain itu kebenaran teori yang dihasilkan selalu
terbuka untuk diuji kembali serta analisa yang dilakukan dengan angka
menghindari unsur subjektivitas (Purwanto 2010:27).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada Universitas Pattimura, Jalan Ir M Putuhena,
Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon dengan periode waktu penelitian
bulan Februari-Maret 2023.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas
objek/subjek dengan kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Adapun yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan akuntansi
angkatan 2018-2020 fakultas ekonomi dan bisnis Universitas
Pattimura. Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 997 mahasiswa
merupakan mahasiswa aktif jurusan akuntansi angkatan
2018-2020 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura

Tabel 3. 1
Jumlah Mahasiswa Akuntansi FEBIS Angkatan 2018-2020

JURUSAN AKUNTANSI JUMLAH


N ANGKATAN AKTIF
O

1 Angkatan 2018 295

2 Angkatan 2019 344

3 Angkatan 2020 358

TOTAL 997

Sumber : Bagian Akademik FEBIS UNPATTI

3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki populasi, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu hingga dapat mewakili
populasinya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik
pengambilan sampel yaitu Convenience Sampling. Menurut Uma
Sekaran (2006) metode convenience sampling adalah kumpulan
informasi dari anggota populasi yang dengan setuju mau memberikan
informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti memperkecil populasi yaitu jumlah
seluruh mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2018-2020 sebanyak
997 mahasiswa dengan menghitung ukuran sampel yang dilakukan
dengan menggunakan teknik Slovin menurut Sugiyono (2011).
Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam
penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil
penelitian dapat digeneralisasikan serta perhitungannya tidak
memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus dan perhitungan sederhana.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

N
n = 2
(1+ N e )
Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian akibat kesalahan dalam


pengambilan sampel yang dapat ditolerir, dalam penelitian ini
adalah 0,1

Berdasarkan data dari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi &


Bisnis Universitas Pattimura, tercatat mahasiswa angkatan 2018-2020
sebanyak 997 mahasiswa aktif, sehingga jumlah sampel yang
ditetapkan untuk penelitian dengan margin of error sebesar 10%
adalah:

997
n =
(1+997 ( 10 % )2 )

n = 91 ; disesuaikan oleh peneliti menjadi 100 responden

3.4 Sumber Data


Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan oleh peneliti meliputi data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh langsung dari objek penelitian sehingga didapatkan informasi
mengenai pengaruh sistem informasi akuntansi dan e-commerce terhadap
pengambilan keputusan mahasiswa untuk berwirausaha, dengan
menggunakan alat ukur yaitu kuesioner atau angket.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari literatur seperti buku,
karya ilmiah, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul
penelitian.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3. 2
Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Indikator


Variabel

1 Pengambilan Pengambilan keputusan 1. Mempraktekan


keputusan untuk dalam berwirausaha langsung
berwirausaha merupakan seseorang yang berwirausaha
(Y) dengan sadar berani dalam 2. Pengetahuan yang
mengambil resiko untuk dimiliki
menciptakan suatu bisnis 3. Dukungan keluarga
dengan memanfaatkan 4. Hobi
sumber daya yang tersedia 5. Keuntungan dari
dan pengetahuan yang resiko yang diambil
dimiliki untuk dioptimalkan 6. Jaminan masa
depan
2 Sistem Sistem informasi akuntansi 1. Mudah digunakan
Informasi merupakan sistem berbasis 2. Cepat diakses
Akuntansi (X1) komputerisasi yang 3. Dapat diandalkan
memproses dokumen 4. Produktivitas
transaksi (jurnal) untuk 5. Efektivitas
menghasilkan laporan 6. Efisiensi
keuangan yang berguna bagi 7. Keuntungan
para penggunanya dan
sebagai referensi/acuan untuk
pengambilan keputusan

3 E-commerce E-commerce merupakan 1. Mudah diakses


(X2) aktivitas jual-beli dengan 2. Transaksi mudah
mekanisme bisnis yang dilakukan
diproses secara elektronik 3. Permodalan
yang berfokus pada transaksi 4. Transaksi aman
komersial individu dengan 5. Proses pelayanan
menggunakan jaringan cepat
internet

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, tektik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari
beberapa daftar pertanyaan yang diberikan secara langsung maupun tidak
langsung kepada responden penelitian untuk dijawab. Melalui kuesioner
yang telah diisi oleh responden, peneliti dapat mengetahui keadaan atau
data pribadi seseorang. Kuesioner memudahkan responden dalam
menjawab pertanyaan, dikarenakan alternatif jawaban sudah ada. Misalnya
dalam bentuk checklist pada kolom. Tidak hanya itu, kuesioner juga
memerlukan waktu singkat untuk menjawab pertanyaan. Pengukuran
indikator dalam penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena
sosial (Sugiyono, 2013).
b. Studi Pustaka
Studi Pustaka menurut Sugiyono (2012) merupakan kajian teoritis dan
referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang
berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Studi kepustakaan adalah
teknik pengumpulan data dari referensi bacaan seperti buku, jurnal ilmiah,
dan sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data


3.7.1 Uji Kualitas Data

3.7.1.1 Uji Validitas


Nilai validitas yang tinggi menunjukkan bahwa kuesioner
yang diberikan dapat menjalankan fungsinya dengan baik
yaitu dengan memberikan hasil pengukuran yang akurat
sesuai dengan tujuan kuesioner dijalankan. Dalam hal ini,
nilai uji validitas yang rendah menunjukkan bahwa instrumen
pengukuran tersebut tidak memiliki korelasi yang kuat
dengan variabel yang seharusnya diukur, sehingga hasil yang
diperoleh dari pengukuran tersebut tidak dapat diandalkan.
Oleh karena itu, nilai uji validitas yang rendah perlu
diperbaiki atau instrumen pengukuran perlu direvisi untuk
meningkatkan akurasi pengukuran variabel yang hendak
diukur.
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai
r hitung dengan nilai r tabel. Setiap indikator valid apabila
nilai r hitung ≥ r tabel (Ghozali, 2011). Nilai r hitung
ditentukan dengan bantuan program SPSS dan dinyatakan
dengan nilai Corrected Item-Total Correlation. Kriteria
pengambilan keputusan valid tidaknya pertanyaan kuesioner
yaitu, jika :
1) r hitung > r tabel, kuesioner dinyatakan valid
2) r hitung < r tabel, kuesioner dinyatakan tidak valid

3.7.1.2 Uji Reliabilitas


Reliabilitas diartikan sebagai instrumen yang digunakan
dalam penelitian untuk mendapatkan informasi yang dapat
dipercaya atau diandalkan. Kuesioner dinyatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan tersebut
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian
reliabilitas menggunakan teknik Cronbach Alpha (α).
Pengujian reliabilitas instrumen dapat menggunakan rumus
Alpha Cronbach yang berbentuk angket dan skala bertingkat.
Nilai dari reliabilitas dapat dikatakan tinggi maupun rendah
secara empiris berdasarkan nilai koefisien reliabilitas.
Kriteria pengujian reliabilitas instrumen yaitu, jika :
a) Nilai koefisien reliabilitas ≥ 0,60, berarti instrumen
memiliki reliabilitas yang baik.
b) Nilai koefisien reliabilitas < 0,60, berarti instrumen
memiliki reliabilitas yang kurang baik

3.7.2 Statistik Deskriptif


Menurut Ghozali (2018: 19) statistik deskriptif merupakan teknik
analisis statistik untuk menganalisis data secara deskriptif dilihat dari
nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Tujuan
dari teknik analisis ini adalah untuk memberikan penjelasan
mengenai fenomena yang berkaitan dengan variabel penelitian
berdasarkan data yang terkumpul. Teknik analisis deskriptif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, maksimum,
rata-rata dan standar deviasi untuk masing-masing variabel.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik


3.7.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk
menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji normalitas bukan masing-
masing variabel independen dan dependen tetapi nilai
residual yang dihasilkan oleh model regresi. Cara untuk
menguji kenormalan distribusi data adalah dengan
menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Dapat
dikatakan normal apabila nilainya signifikan > 0,05.

3.7.3.2 Uji Multikolinearitas


Uji multikolinieritas menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya hubungan antara variabel independen.
Model regresi yang baik harusnya tidak menunjukkan adanya
hubungan antar variabel independen.
Uji multikolinieritas dengan SPSS dilakukan dengan uji
regresi, dengan nilai patokan VIF (Variance Inflation Factor)
dan koefisien korelasi antara variabel bebas. Kriteria yang
digunakan adalah jika:
a) Nilai VIF <10
b) Nilai toleransi > 0,10
3.7.3.3 Uji Heteroskedasisitas
(Ghozali, 2018) uji heteroskedastisitas digunakan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Kebanyakan data cross section mengandung situasi
heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang
mewakili ukuran yang berbeda (kecil, sedang dan besar). Uji
heteroskedastisitas untuk model regresi pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan uji rank spearman.

3.7.4 Uji Hipotesis

3.7.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda


Secara umum perhitungan yang mempengaruhi variabel Y
adalah variabel X1 X2 X3 X4 .... Xn, jadi menurut rumus
regresi linier berganda dengan pengolahan statistika
komputer yaitu SPSS adalah sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Dimana:
Y : Pengambilan Keputusan Mahasiswa Untuk
Berwirausaha
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
X1 : Sistem Informasi Akuntansi
X2 : E-commerce
e : error

3.7.4.2 Uji t (Uji Parsial)


Uji t atau uji parsial digunakan untuk mengetahui apakah
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen dalam model regresi bermakna atau tidak
dengan kata lain uji t digunakan untuk membuktikan apakah
variabel independen (variabel bebas) secara individu
mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat).

Uji t dilihat dari nilai t hitung dan t tabel. Jika t hitung >
t tabel dengan signifikansi 0,05 atau 5%, maka variabel
independen secara parsial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika
t hitung < t tabel dengan signifikansi 0,05 atau 5%, maka
variabel independen secara parsial tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.7.5 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2018). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai koefisien determinasi, maka
akan semakin besar kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen.
Kelemahan dari penggunaan koefisien determinasi adalah hal ini
berfokus pada jumlah variabel independen dalam model yang
dimasukkan. Setiap tambahan satu variabel independen, maka nilai R 2
dapat meningkat ataupun menurun. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan nilai adjusted R2 (Adjusted R square).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek


Objek penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan
2018-2020 Universitas Pattimura. Sampel pada penelitian ini berjumlah
100 orang mahasiswa dari total jumlah mahasiswa aktif jurusan akuntansi
angkatan 2018-2020 yaitu sebanyak 997 mahasiswa. Pengambilan sampel
menggunakan teknik convenience sampling yaitu anggota populasi yang
dengan setuju memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung
penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menguji dan
menganalisis pengaruh Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan
E-Commerce terhadap Pengambilan Keputusan Mahasiswa untuk
Berwirausaha.

4.2 Deskripsi Karakteristik Responden


Pada penelitian ini karakteristik responden diklasifikasikan dengan jenis
kelamin, usia, angkatan.

1. Jenis Kelamin
Dari data yang diperoleh pada tabel diberikut ini menunjukkan
sebagian besar responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu
berjumlah 74 orang (74%) dan jenis kelamin laki-laki berjumlah 26
orang (26%).
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 26 26%

Perempuan 74 74%

Total 100 100%

Sumber: data primer yang diolah

2. Usia
Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel diberikut ini
menunjukkan sebanyak 4 orang (4%) berumur 19 tahun, sebanyak 17
orang (17%) berumur 20 tahun, 39 orang (39%) berumur 21 tahun, dan
sebanyak 23 orang (23%) berumur 22 tahun. Sebanyak 12 orang (12%)
berumur 23 tahun, 4 orang (4%) berumur 24 tahun dan 1 orang (1%)
berumur 25 tahun.

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

19 4 4%

20 17 17%

21 39 39%

22 23 23%

23 12 12%

24 4 4%

25 1 1%

Total 100 100%

Sumber: data primer yang diolah


3. Angkatan
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel diberikut ini
menunjukkan angkatan yang menjadi responden yaitu mahasiswa
angkatan 2018 berjumlah 30 orang (30%), angkatan 2019 berjumlah 52
orang (52%), dan angkatan 2020 sebanyak 18 orang (18%).

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Angkatan Frekuensi Persentase

2018 30 30%

2019 52 52%

2020 18 18%

Total 100 100%

Sumber: data primer yang diolah

4.3 Hasil Analisis Data


Pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner secara online melalui google form (g-form) kepada mahasiswa
yang menjadi responden dalam penelitian ini.

4.3.1 Uji Kualitas Data


4.3.1.1 Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Nilai uji validitas yang tinggi
menunjukkan kuesioner yang diberikan menghasilkan hasil
ukur yang akurat, sebaliknya nilai uji validitas yang rendah
menunjukkan hasil pengukuran yang diperoleh tidak dapat
diandalkan atau tidak valid. Berikut adalah kriteria pengukuran
validitas yaitu, jika:.
1. r hitung > r tabel, maka kuesioner valid
2. r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid
r-hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total
correlation.

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Data Sistem Informasi Akuntansi (X1)

Pertanyaan r hitung r table Keterangan

X1.1 0.518 0.195 Valid

X1.2 0.766 0.195 Valid

X1.3 0,782 0,195 Valid

X1.4 0,773 0,195 Valid

X1.5 0,703 0,195 Valid

X1.6 0,717 0,195 Valid

X1.7 0,694 0,195 Valid

Sumber : data primer diolah SPSS 26

Berdasarkan hasil pengujian validitas, seperti yang terlihat


pada tabel 4.4, variabel Sistem Informasi Akuntansi (X1)
menunjukkan bahwa 7 item pernyataan yang diajukkan memiliki
korelasi yang lebih besar dari r tabel yang ditetapkan yaitu
sebesar 0,195. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa 7 item
pernyataan tersebut telah memenuhi kriteria validitas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Data E-Commerce (X2)

Pertanyaan r hitung r table Keterangan

X2.1 0,655 0,195 Valid

X2.2 0,748 0,195 Valid

X2.3 0,692 0,195 Valid

X2.4 0,707 0,195 Valid

X2.5 0,783 0,195 Valid

Sumber : data primer diolah SPSS 26

Berdasarkan hasil pengujian validitas, seperti yang terlihat


pada tabel 4.5, variabel e-commerce (X2) menunjukkan bahwa 5
item pernyataan memiliki korelasi di atas atau lebih besar
r tabel yang ditetapkan yaitu sebesar 0,195. Sehingga, dapat
ditarik kesimpulan bahwa 5 item pernyataan tersebut telah
memenuhi kriteria validitas.

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Data Pengambilan Keputusan
Berwirausaha (Y)

Pertanyaan r hitung r table Keterangan

Y.1 0,851 0,195 Valid

Y.2 0,819 0,195 Valid

Y.3 0,724 0,195 Valid

Y.4 0,793 0,195 Valid

Y.5 0,830 0,195 Valid

Y.6 0,789 0,195 Valid

Sumber : data primer diolah SPSS 26


Berdasarkan hasil pengujian validitas, seperti yang terlihat
pada tabel 4.6, variabel Pengambilan Keputusan Mahasiswa
Berwirausaha (Y) menunjukkan bahwa 6 item pernyataan
memiliki korelasi di atas atau lebih besar r tabel yang ditetapkan
yaitu sebesar 0,195. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa 6
item pertanyaan tersebut telah memenuhi kriteria validitas.

4.3.1.2 Uji Reliabilitas


Suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbach
Alpha (α). Pengujian reliabilitas instrumen dengan kriteria yaitu,
jika :
a) Nilai koefisien reliabilitas ≥ 0,60, berarti instrumen memiliki
reliabilitas yang baik.
b) Nilai koefisien reliabilitas < 0,60, berarti instrumen memiliki
reliabilitas yang kurang baik

Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach N of Item Keterangan


Alpha

Sistem Informasi 0,845 7 Reliabel


Akuntansi

E-Commerce 0,762 5 Reliabel

Pengambilan 0,884 6 Reliabel


Keputusan
Berwirausaha

Sumber : data primer diolah SPSS 26

Tabel diatas menunjukan hasil pengujian reliabilitas instrumen


terhadap 100 responden mahasiswa aktif jurusan Akuntansi
Angkatan 2018-2020 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pattimura. Reliabilitas suatu variabel dikatakan baik jika nilai
Cronbach Alpha ≥ 0.60. dan sebaliknya reliabilitas suatu
variabel dikatakan tidak baik jika nilai Cronbach Alpha <0.60.

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas, variabel


Sistem Informasi Akuntansi memiliki nilai Cronbach Alpha
0.845>0.60, E-Commerce memiliki nilai Cronbach Alpha
0.762>0.60, serta variabel Pengambilan Keputusan
Berwirausaha memiliki nilai Cronbach Alpha 0.884>0.60. Hal
ini menunjukan bahwa, setiap item pernyataan yang diajukkan
memperoleh data yang konsisten atau stabil.

4.3.2 Statistik Deskriptif


Analisis statistik deskriptif perlu dilakukan untuk melihat gambaran
data pene;itian melalui nilai rata-rata (mean), tertinggi (maximum),
terendah (minimum) dan standar deviasi dari masing-masing variabel
yaitu Sistem Informasi Akuntansi, E-Commerce dan Pengambilan
Keputusan Mahasiswa untuk Berwirausaha. Hasil uji statistik
deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sistem Informasi Akuntansi 100 21.00 35.00 28.8200 3.43299
E-Commerce 100 14.00 25.00 20.2700 2.62411
Pengambilan Keputusan 100 12.00 30.00 24.1700 3.87964
Unruk Berwirausaha
Valid N (listwise) 100

Sumber : data primer diolah SPSS 26


Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa N
atau jumlah data setiap variabel yang valid berjumlah 100 dari 100 sampel
variabel sistem informasi akuntansi (X1) memiliki nilai minimum sebesar
21, nilai maximum sebesar 35, nilai rata-rata (mean) sebesar 28.8200, serta
nilai standar deviasi sistem informasi akuntansi adalah sebesar 3.43299.
Standar deviasi mengukur seberapa jauh nilai-nilai data tersebar dari rata-
rata data. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai standar deviasi 3.43299
mengindikasikan data menyebar di dekat nilai rata-rata serta data yang
digunakan memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan dapat menghasilkan
prediksi yang lebih akurat.

Variabel e-commerce (X2) memiliki nilai minimum sebesar 14, nilai


maximum sebesar 25, nilai rata-rata (mean) sebesar 20.2700, serta nilai
standar deviasi e-commerce adalah sebesar 2.62411. Sehingga dapat
dikatakan bahwa nilai standar deviasi 2.62411 mengindikasikan data
menyebar di dekat nilai rata-rata serta data yang digunakan memiliki tingkat
akurasi yang tinggi dan dapat menghasilkan prediksi yang lebih akurat.

Variabel pengambilan keputusan mahasiswa untuk berwirausaha (X1)


memiliki nilai minimum sebesar 12, nilai maximum sebesar 30, nilai
rata-rata (mean) sebesar 24.1700, serta nilai standar deviasi pengambilan
keputusan mahasiswa untuk berwirausaha adalah sebesar 3.87964. Sehingga
dapat dikatakan bahwa nilai standar deviasi 3,87964 mengindikasikan data
menyebar di dekat nilai rata-rata serta data yang digunakan memiliki tingkat
akurasi yang tinggi dan dapat menghasilkan prediksi yang lebih akurat.

4.3.3 Uji Asumsi Klasik


4.3.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai
residual terdistribusi secara normal atau tidak. Dalam hal ini,
yang dilakukan pengujian bukan masing-masing variabel
independen dan dependen tetapi nilai residual yang dihasilkan
oleh model regresi. Untuk menguji kenormalan distribusi data
yaitu dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov
Test. Dapat dikatakan normal apabila nilainya signifikan > 0,05.

Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.27680424

Most Extreme Absolute .073


Differences
Positive .061

Negative -.073

Test Statistic .073

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : data primer diolah SPSS 26

Berdasarkan output uji normalitas yang terdapat pada tabel


di atas memiliki nilai signifikan sebesar 0,200>0.05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data yang dianalisis
terdistribusi normal.
4.3.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas menguji apakah model regresi
ditemukan adanya hubungan antara variabel independen. Model
regresi yang baik harusnya tidak menunjukkan adanya hubungan
antar variabel independen.
Uji multikolinieritas dengan SPSS 26 dilakukan dengan uji
regresi, yaitu berpatokan pada nilai VIF (Variance Inflation
Factor) serta koefisien korelasi antara variabel independen.
Kriteria yang digunakan adalah:
a) Nilai VIF <10
b) Nilai toleransi > 0,10

Hasil pengujian multikolinearitas pada penelitian ini


dilakukan dengan melihat pada angka VIF dan Tolerance,
dengan hasil uji sebagai berikut:

Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

Sistem Informasi ,711 1,407


Akuntansi

E-Commerce ,711 1,407

a. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan Berwirausaha (Y)

Sumber: data primer diolah SPSS 26

Pada tabel 4.10 terlihat bahwa seluruh variabel independen


memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0.10 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
multikolinieritas.
4.3.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang menunjukkan
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika
varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Sedangkan, hasil pengujian
heteroskedastisitas untuk model regresi pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan uji rank spearman. Hasil uji
sebagai berikut:

Tabel 4.11
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Correlations

Unstandardized
X1 X2 Residual
**
Spearman's X1 Correlation 1.000 .515 .080
rho Coefficient
Sig. (1-tailed) . .000 .215
N 100 100 100
**
X2 Correlation .515 1.000 .061
Coefficient
Sig. (1-tailed) .000 . .274
N 100 100 100
Unstandardized Correlation .080 .061 1.000
Residual Coefficient
Sig. (1-tailed) .215 .274 .
N 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: data primer diolah SPSS 26

Dilihat dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai masing-


masing variabel independen memiliki nilai signifikansi > 0,05.
Dimana variabel Sistem Informasi Akuntansi memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,215 > 0,05 dan variabel E-Commerce
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,274 > 0,05. Sehingga
dapat dikatakan bahwa data pada penelitian ini telah bebas dari
heteroskedastisitas.

4.3.4 Uji Hipotesis


4.3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.12
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 5.086 3.084 1.649 .102
SIA .438 .115 .388 3.811 .000
E-Commerce .319 .150 .215 2.118 .037
a. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan Berwirausaha
Sumber : data primer diolah SPSS 26

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan nilai konstanta


(nilai α) sebesar 5.086 dan untuk Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) (nilai β) sebesar 0.438 sementara E-Commerce (nilai β)
sebesar 0.319. Sehingga dapat diperoleh persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:

Y = 5.086 + 0.438X1 + 0.319X2 + e

Yang berarti :

a. Nilai konstanta Pengambilan Keputusan untuk Berwirausaha


(Y) sebesar 5.086 yang menyatakan jika variabel X1 dan X2
sama dengan nol yaitu Sistem Informasi Akuntansi dan
E-Commerce maka Pengambilan Keputusan Berwirausaha
adalah sebesar 5.086
b. Koefisien X1 sebesar 0.438 menunjukkan bahwa setiap terjadi
peningkatan variabel X1 (Sistem Informasi Akuntansi) sebesar
1%, maka Pengambilan Keputusan Berwirausaha meningkat
sebesar 0.438 (43,8%) atau sebaliknya setiap terjadi
penurunan variabel X1, maka Pengambilan Keputusan
Berwirausaha menurun sebesar 0.438 (43,8%)
c. Koefisien X2 sebesar 0.319 menunjukkan bahwa setiap terjadi
peningkatan variabel X2 (E-Commerce) sebesar 1%, maka
Pengambilan Keputusan Berwirausaha meningkat sebesar
0.319 (31,9%) atau sebaliknya setiap terjadi penurunan
variabel X2, maka Pengambilan Keputusan Berwirausaha
menurun sebesar 0. 319 (31,9%)

4.3.4.2 Uji t (Uji Parsial)


Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
atau pengaruh secara parsial antara variabel independen
terhadap variabel dependen dengan mempertimbangkan nilai t.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen
dapat dilihat pada tingkat signifikan 0,05, hasil uji t dapat dilihat
pada tabel, jika nilai probability t<0,05, maka Ha diterima,
sedangkan jika nilai probability t>0,05 maka Ha ditolak.

Tabel 4.13
Hasil Uji t (Parsial)

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.086 3.084 1.649 .102
X1 .438 .115 .388 3.811 .000
X2 .319 .150 .215 2.118 .037
a. Dependent Variable: Y
Sumber: data primer diolah SPSS 26

Berdasarkan hasil uji t pada tabel diatas menunjukkan bahwa:

1) Sistem informasi akuntansi (X1) memiliki nilai signifikansi


0.000 < 0.05 dan nilai thitung 3.811 > ttabel 1.985. Dengan demikian,
dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 yaitu sistem informasi
akuntansi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
mahasiswa berwirausaha diterima. Sistem informasi akuntansi
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengambilan
keputusan mahasiswa berwirausaha.
2) E-commerce (X2) memiliki nilai signifikansi 0.037 < 0.05 dan
nilai thitung 2.118 > ttabel 1.985. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa H2 yaitu e-commerce berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan mahasiswa berwirausaha diterima.
E-commerce berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan mahasiswa berwirausaha.

4.3.5 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2018). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai koefisien determinasi, maka
akan semakin besar kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen. Hasil pengujian dengan
menggunakan software SPSS 26, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .535 .287 .272 3.31041
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : data primer diolah SPSS 26

Tampilan Model Summary menunjukkan besarnya Adjusted R


Square sebesar 0,287 yang berarti 28,7% pengambilan keputusan
mahasiswa untuk berwirausaha dapat dijelaskan oleh variasi dari dua
variabel independen yaitu sistem informasi akuntansi dan
e-commerce. Sedangkan sisanya (100% - 28,7% = 71,3%) dijelaskan
oleh variabel lain diluar penelitian ini (Ghozali.2013).

4.4 PEMBAHASAN

a) Hasil Uji H1 : Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap


Pengambilan Keputusan Mahasiswa untuk Berwirausaha

Hasil uji hipotesis 1 menunjukan tabel t hitung pada variabel sistem


informasi akuntansi (X1) adalah 3.811 dengan nilai signifikansi .000
karena nilai thitung 3.811 > ttabel 1,985 dan nilai signifikannya .000 lebih kecil
dari probabilitas signifikan ɑ = 0.05. Maka H o ditolak Ha diterima, sehingga
dapat dikatakan bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan berwirausaha secara positif dan signifikan. Sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan Jessica Permata Sari Sugiono
(2019) yang menunjukkan bahwa penggunaan sistem informasi akuntansi
berpengaruh positif terhadap keputusan berwirausaha mahasiswa.

Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan Michael J Sihombing dan


Hari Sulistyo (2021), Nurabiah Herlina Pusparini dan Yusli Mariadi
(2021) yang menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi memiliki
pengaruh signifikan terhadap keputusan berwirausaha. Sistem informasi
akuntansi dalam penerapannya mudah digunakan, cepat diakses serta dapat
diandalkan. Selain itu, dalam penerapannya sistem informasi akuntansi
dapat meningkatkan produktivitas serta efektivitas dan efisiensi kerja suatu
usaha sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi usaha itu sendiri. Hal
ini tentunya sangat membantu dalam pengambilan keputusan untuk
berwirausaha.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan sistem informasi akuntansi


memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan
mahasiswa untuk berwirausaha. Technology Accepted Model (TAM) pada
penerapannya sangat berpengaruh dalam menjalankan suatu usaha karena
teori ini dapat memperkirakan penerimaan teknologi yaitu sistem
informasi akuntansi yang dapat memudahkan kegiatan operasional usaha
itu sendiri.

b) Hasil Uji H2 : Pengaruh E-Commerce terhadap Pengambilan


Keputusan Mahasiswa untuk Berwirausaha

Hasil uji hipotesis 2 yang menunjukkan tabel t hitung pada variabel


e-commerce (X1) adalah 2.118 dengan nilai signifikansi .037 karena
thitung 2.118 > ttabel 1.985 dan nilai signifikansi .037 lebih kecil dari
probabilitas signifikan ɑ = 0.05. Maka Ho ditolak Ha diterima, sehingga
bisa dikatakan bahwa e-commerce berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan mahasiswa berwirausaha secara positif dan signifikan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Jessica
Permata Sari Sugiono (2019) yang menunjukkan bahwa e-commerce
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan untuk
berwirausaha.

Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan Michael J Sihombing dan


Hari Sulistyo (2021), Erna Lovita dan Febyana Susanty (2021)
menunjukkan bahwa e-commerce berpengaruh positif signifikan terhadap
pengambilan keputusan mahasiswa untuk berwirausaha. Semakin baik
persepsi seseorang terhadap e-commerce, maka akan berpengaruh positif
terhadap pengambilan keputusan untuk berwirausaha. Dengan kata lain,
semakin tinggi pengaruh e-commerce yang dirasakan maka semakin tinggi
pula keinginan mahasiswa untuk berwirausaha. E-commerce dalam
penerapannya mudah diakses dan pelayanan yang cepat serta proses
transaksi dapat dilakukan dengan metode pembayaran baik itu melalui
bank, dompet digital bahkan cash on delivery (COD) yang pastinya
terjamin keamanannya. Selain itu, e-commerce dapat meminimalisir modal
yang dikeluarkan para pelaku usaha karena proses jual-beli yang dilakukan
secara online.

Berdasarkan pembahasan di atas menunjukkan e-commerce memiliki


pengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan
mahasiswa untuk berwirausaha. Sesuai dengan teori yang digunakan pada
penelitian ini yaitu teori Technology Accepted Model (TAM) yang
melandaskan hubungan persepsi manfaat dan persepsi kemudahan
penggunaan e-commerce dalam mempengaruhi sikap
individu dalam menerima teknologi tersebut.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh positif dan


signifikan terhadap pengambilan keputusan mahasiswa untuk
berwirausaha. Ini dikarenakan besarnya manfaat yang dirasakan dari
penggunaan teknologi informasi yang mempermudah kegiatan bisnis
seperti dalam mengumpulkan dan mengelola data, meningkatkan
produktivitas, efektivitas dan efisiensi kerja suatu usaha serta menyajikan
pelaporan yang akuntabel, sehingga dapat mempengaruhi keputusan
mahasiswa untuk berwirausaha.
2. Variabel e-commerce memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan mahasiswa untuk berwirausaha. Hal ini
dikarenakan e-commerce dapat membantu dan mempermudah mahasiswa
untuk memulai berwirausaha. Kegiatan pembelajaran di kampus dapat
berjalan beriringan dengan kegiatan usahanya, dan mempermudah
konsumen mencari apa yang dibutuhkan. Semakin tinggi pengetahuan
seseorang mengenai e-commerce maka, akan semakin mempengaruhi
keputusannya untuk berwirausaha.

5.2 Saran
Universitas Pattimura diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa dengan
sarana dan prasarana yang menunjang mahasiswa untuk berwirausaha.
Fasilitas yang dimaksud seperti barang konsumsi maupun barang produksi
yang nantinya dapat dipasarkan ke konsumen sehingga dapat menumbuhkan
semangat berwirausaha di kalangan mahasiswa.

5.3 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan. Penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden
secara online melalui google form (g-form), maka peneliti membutuhkan
waktu untuk menunggu balasan responden untuk mengisi kuesioner
penelitian yang dibagikan oleh peneliti.

5.4 Implikasi
Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem berbasis komputerisasi yang
memproses dokumen transaksi (jurnal) untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berguna bagi para penggunanya dan sebagai referensi/acuan
dalam pengambilan keputusan. E-commerce merupakan aktivitas jual-beli
dengan mekanisme bisnis yang diproses secara elektronik yang berfokus
pada transaksi komersial individu dengan menggunakan jaringan internet.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel Sistem Informasi Akuntansi dan
E-Commerce berpengaruh terhadap variabel Pengambilan Keputusan
Mahasiswa untuk Berwirausaha. Hal ini mengandung implikasi agar
kedepannya pihak universitas lebih memfasilitasi mahasiswa agar dapat
meningkatkan minatnya dalam berwirausaha pasca perkuliahan atau bahkan
saat masih aktif berkuliah sehingga mahasiswa dapat menciptakan usahanya
sendiri. Pihak universitas terkhususnya dalam hal ini fakultas ekonomi dan
bisnis jurusan akuntansi tidak hanya memberikan pembekalan kepada
mahasiswa secara teori melalui mata kuliah kewirausahaan maupun sistem
informasi akuntansi, namun dapat juga memberikan pelatihan secara
langsung kepada mahasiswa agar dapat mempraktekan jiwa
kewirausahaannya.

Anda mungkin juga menyukai