Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MULTIVIBRATOR

RANGKAP MONOSTABEL (IC 556)

DISUSUN OLEH :
NAMA : M ALDY GUSTANTO
NPM : 062230320604
MATA KULIAH : PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM
ELEKTRONIKA
KELAS : 4 EC
DOSEN PENGAMPU : NIKSEN ALFARIZAL,ST.,MKom

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D-III

TEKNIK ELEKTRONIKA 2024


BAB III
MULTIVIBRATOR RANGKAP MONOSTABEL (IC 556)
(PERCOBAAN 2)

1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami konsep dasar multivibrator rangkap monostabel.
2. Mempelajari struktur (konfigurasi) dan pin-out IC 556.
3. Merancang dan membangun rangkaian multivibrator rangkap monostabel
dengan IC 556.
4. Mengukur dan menganalisis parameter keluaran dari rangkaian multivibrator
rangkap monostabel.
5. Mampu menghitung waktu jeda yang dialami rangkaian secara teori dan
praktek.
6. Memahami aplikasi dan manfaat dari multivibrator rangkap monostabel dalam
konteks praktikum.

2. TEORI DASAR
Multivibrator adalah jenis rangkaian elektronik yang dapat menghasilkan dua atau
lebih pulsa gelombang pada keluarannya. Pulsa-pulsa ini dapat memiliki durasi,
periode, frekuensi, atau bentuk gelombang yang berbeda, tergantung pada jenis
multivibrator yang digunakan.
Multivibrator umumnya digunakan untuk menghasilkan pulsa-pulsa yang
berulang secara otomatis, tanpa memerlukan sinyal input terus-menerus. Rangkaian
ini menggunakan umpan balik positif dan negatif antara komponen-komponen dalam
rangkaian untuk mempertahankan osilasi atau perubahan pulsa yang terus menerus.
Multivibrator jenis ini mempunyai output dengan dua keadaan; keadaan "tinggi"
(bila tegangan output sama dengan tegangan batere, 9 volt), dan keadaan "rendah”
(bila tegangan output sama dengan 0 volt).
Multibrator monostabel atau "one-shot" merupakan suatu multivibrator yang
stabil pada salah satu dari dua keadaan output. Ketika dinyalakan (triggered) oleh
sinyal masuk, tegangan output bergerak dari keadaan “rendah” yang stabil, ke
keadaan "tinggi", yaitu dari tegangan 0 volt ke tegangan 9 volt. Kemudian setelah
waktu tertentu akan kembali ke keadaan “rendah" sampai dipicu ("triggered")
kembali. Perubahan tegangan output ini menghasilkan satu pulsa gelombang siku.
IC 556 terdiri dari dua multivibrator yang terpisah (tetapi mempunyai sambungan
tegangan yang sama), dan masing-masing dapat digunakan sebagai multivibrator
astabel atau monostabel. Dengan arus output maksimum 200 mA, multivibrator ini
dapat menggerakkan loudspeaker, buzzer atau menyalakan beberapa LED.
Gambar 1 Sinyal Output Monostabel IC 556
Diperlukan sebuah resistor luar R1 dan kapasitor C1. Waktu T untuk satu pulsa
dapat dihitung dari
T = 1,1 x RI x C1
dimana T dalam satuan detik, R1 dalam satuan ohm dan C1 dalam satuan farad.
Sebagai contoh: bila R1= 2,2 M = 2,2 x 106  dan CI= 1 F = 1 x 10-6 F maka T =
1,1 X 2,2 x 106 X 1x 10-6 = 2,4 detik.

Konfigurasi IC 556

Gambar 2 Konfigurasi Pin IC 556


3. PERALATAN DAN KOMPONEN
- Alat :
• Protoboard
• Power Supply 9 V
• Kabel Jumper Male to Male
• Osiloskop
• Multimeter
- Komponen :
• IC NE556 (1 buah)
• Resistor 2,2M ohm (1 buah)
• Resistor 100 ohm (1 buah)
• Kapasitor Elektrolit 1uf (1 buah)
• Kapasitor Elektrolit 4,7uf (1 buah)
• Kapasitor Keramik 0,01 uf (1 buah)
• Saklar (Switch) (1 buah)
• Push Button (1 buah)
• LED (1 buah)
4. GAMBAR RANGKAIAN MONOSTABEL

Gambar 3 Gambar Rangkaian Monostabel IC 556

5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan, termasuk IC 556, resistor,
kapasitor, baterai, dan osiloskop.
2. Mempelajari datasheet IC 556 untuk memahami konfigurasi pin dan
fungsi masing-masing pin.
3. Merancang rangkaian multivibrator rangkap monostabel dengan IC 556
sesuai dengan konfigurasi yang diinginkan.
4. Memasang komponen-komponen sesuai dengan desain rangkaian yang
telah dirancang.
5. Melakukan pengukuran parameter keluaran dari rangkaian multivibrator
rangkap monostabel, seperti durasi pulsa dan amplitudo.
6. Menganalisis hasil pengukuran dan membandingkannya dengan teori yang ada.
6. CARA PEMASANGAN KOMPONEN
Adakan beberapa perubahan pada rangkaian astabel:
1. Lepaskan R1
2. Ganti R1 dari 10 k menjadi 2,2 M
3. Lepaskan kawat penghubung dari kaki 2 dan 6 lalu pasang kawat
penghubung tersebut pada kaki 1 dan 2.
4. Hubungkan kaki 6 (trigger) dengan jalur positif menggunakan kawat panjang.
5. Monostabel akan menyala (trigered) oleh nisi "negative” AB pada pulsa. Untuk
melakukan hal ini, pasang sakelar S1 pada on, lepaskan "trigger" (kaki 6) dari
jalur positif dan sentuhkan jumper sebentar pada jalur negatif, setelah itu
kembalikan lagi segera pada jalur positif. LED akan memancarkan cahaya lebih
kurang 2 detik. Selama waktu untuk penyalaan (triggering t) lebih kecil dan
waktu pulsa output monostabel (T), monostabel akan bekerja.
6. Ganti C1 dari 1F menjadi 4,7F pulsa output berlangsung lebih kurang 10s.
7. DATA HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
A. Percobaan I

Gambar 4 Rangkaian Monostabel dengan C1 = 1F

Pada percobaan 1 ini, menggunakan C1 sebesar 1F, R1 sebesar 2,2M, R2


sebesar 100, dan C2 sebesar 0,01F. Didapatlah hasil dari Perhitungan Teori
dan hasil dari Percobaan pada Osiloskop adalah sebagai berikut :
- Perhitungan teori
T = 1,1 X 2,2 x 106 X 1x 10-6 = 2,4 detik (s).

- Pengukuran pada Osiloskop

Gambar 5 Hasil Osiloskop untuk Percobaan 1 (C1 = 1F)

Dari gambar osiloskop diatas, didapatkan nilai :


- T = 2.6 kotak x 1s = 2.6 detik (s)
(Hasil T pada percobaan mendekati dengan hasil perhitungan Teori)
- Vout = 7,6 volt
B. Percobaan II

Gambar 6 Rangkaian Monostabel dengan C1 = 4.7F

Pada percobaan 2 ini, menggunakan C1 sebesar 4,7F, R1 sebesar 2,2M, R2


sebesar 100, dan C2 sebesar 0,01F. Didapatlah hasil dari Perhitungan Teori
dan hasil dari Percobaan pada Osiloskop adalah sebagai berikut :
- Perhitungan teori
T = 1,1 X 2,2 x 106 X 4,7x 10-6 = 11,374 detik (s).

- Pengukuran pada Osiloskop

Gambar 7 Hasil Osiloskop untuk Percobaan 2 (C1 = 4,7 F)

Dari gambar osiloskop diatas, didapatkan nilai :


- T = 6.8 kotak x 2s = 13.6 detik (s)
(Hasil T pada percobaan mendekati dengan hasil perhitungan Teori)
- Vout = 7,6 volt
DATA HASIL PERCOBAAN
Keadaan Perioda
C1 Gambar
LED (T)

LED menyala
setelah trigger
1F (kaki 6) T = 2,6 s
disentuhkan ke
jalur negatif.

LED menyala
setelah trigger
4,7F (kaki 6) T = 13,6 s
disentuhkan ke
jalur negatif.
8. ANALISA
Pada Pratikum kali ini membuat rangkain monostable
menggunakan IC 556, rangkain monostable ini mengeluarkan dua
keadaan yaitu logika 0 dan 1 ataupun 1 dan 0 yang berubah secara
bergantian. Hanya saja pada percobaan ini monostabel berubah hanya
sekali, tidak seperti pratikum sebelumnya yakni rangkain astable yang
berubah secara terus menerus sampai tegangan ditentukan. Pada
rangkain monostabel ini input trigger dipasang pada sumber tegangan
atau ke vcc terlebih dahulu kemudian diganti atau digrounding kan
menggunakan switch ataupun pushbutton. Pada saat trigger berada
pada sumber tegangan atau vcc, rangkain akan melakukan pengisian
pada kapasitor, sehingga pada saat input trigger diganti atau disambung
ke ground, maka arus pengisian pada kapasitor tersebut akan melepas
sehingga LED akan menyala dan kemudian akan mati lagi karena
semua arus yang tersimpan tadi sudah terlepas melewati LED.
Lamanya waktu keluaran tergantung besarnya nilai kapasitor (C1) dan
nilai resistor (R1). Yang dimana jika semakin besar nilai dari keduanya
maka arus yang disimpan juga semakin tinggi sehingga LED akan
menyalanya juga lama, begitupun sebaliknya jika nilai dari kapasitor
dan resistor semakin kecil maka arus yang disimpan juga semakin kecil
sehingga LED nya pun akan lebih cepat padam.

Selanjutnya, pratikum kali ini diberikan soal untuk melakukan 2


kali percobaan yakni percobaan 1 dan percobaan 2. Setiap komponen
yang digunakan pada setiap percobaan memiliki kesamaan namun
untuk percobaan kedua nilai kapasitor (C1) diganti dari 1uF menjadi
4,7uF. Pada percobaan 1 yakni menggunakan kapasitor 1uF dari hasil
pengukuran menggunakan osiloskop didapatkan perioda (T) nya
sebesar 2,6 s selisih 0,2 s dari hasil perhitungan, dapat dikatakan
rangkain dan komponen yang digunakan dapat bekerja dengan baik.
Selanjutnya pada percobaan 2 yakni menggunakan kapasitor 4,7uF dari
hasil pengukuran menggunakan osiloskop didapatkan perioda (T) nya
sebesar 13,6 s selisih 2.226 s dari hasil perhitungan, dikarenakan selisih
yang didapatkan sedikit jauh dari hasil pengukuran dan perhitungan,
dapat dianalisa jika penggunaan dari kapasitor (C1) tidak sepenuhnya
bekerja dengan baik, dikarenakan setelah dilakukan pengecekan nilai
kapasitas kapasitor 4,7uF menggunakan alat ukur multimeter, kapasitor
4,7uF mengalami kenaikan nilai kapasitas menjadi 5,6uF, jika dihitung
secara teori menggunakan kapasitas 5,6uF didapatkan hasil sebesar
13,552 s yang dimana hasil ini hanya selisih 0,048 s dari hasil
pengukuran.

9. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dan percobaan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rangkain multivibrator monostable merupakan suatu multivibrator


yang stabil pada salah satu dari dua keadaan output 1 dan 0,

2. Periode (T) dan Frekuensi yang didapatkan dari pengukuran atau


lama LED menyala pada rangkain Multivibrator monostable IC 556
sangat dipengaruhi oleh nilai kapasitor (C1) dan nilai resistor (R1),

3. Produktivitas setiap komponen dan alat ukur yang digunakan pada


rangkain sangat mempengaruhi hasil output pada rangkain.

Anda mungkin juga menyukai