Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

TEORI PERILAKU ORGANISASI

PENDEKATAN ANALITIK DALAM MANAJERIAL STRATEGIS

OLEH

YANE KRISTIANI LALAN ELLEN DEVIS LINO

JOHANIS KUAHATY FAROUK FAGIH

MELYA ELVIRA GIRI SEPRYANUS JOHANNIS

MARIA LISA WANDA NDOKA VALENTINUS PRASON DE ROZARI

TANIA NOVELEN ADOE PITER ANDERIAS LENAMAH

NIKOLAUS BAO MAKING MARLEN YOLLANDA KARIMOY

OSSA HERLIN HAILITIK

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2024
1. Konsep Dasar Manajemen Strategis

a. Pengertian Strategis

stra·te·gi /stratégi/ n 1 ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa(-
bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dl perang dan damai; 2 ilmu dan
seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dl perang, dl kondisi yg
menguntungkan: sbg komandan ia memang menguasai betul -- seorang perwira di
medan perang; 3 rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus; 4 tempat yg baik menurut siasat perang; -- gurita strategi dl bidang bisnis
asuransi dng menempatkan cabang di berbagai tempat; -- komunikasi sesuatu yg patut
dikerjakan demi kelancaran komunikasi; -- nasional seni dan ilmu mengembangkan
dan menggunakan berbagai kekuatan nasional, baik dl masa damai maupun dl masa
perang, untuk mendukung pencapaian tujuan yg ditetapkan oleh politik nasional; --
pemasaran rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik dl jangka
pendek maupun dl jangka panjang, yg didasarkan pada riset pasar, penilaian,
perencanaan produk, promosi dan perencanaan penjualan, serta distribusi

b. Pengertian Manajemen Strategis

Manajemen strategis adalah bidang yang menarik dan dinamis yang memainkan peran
penting dalam keberhasilan organisasi. Hal ini melibatkan perumusan dan
implementasi strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Proses ini
membutuhkan analisis yang cermat terhadap lingkungan internal dan eksternal,
identifikasi peluang dan ancaman, serta pengembangan rencana aksi untuk
memanfaatkan faktor-faktor ini. Pada intinya, manajemen strategis adalah tentang
membuat keputusan yang tepat dan mengambil risiko yang diperhitungkan untuk
memposisikan organisasi untuk kesuksesan jangka panjang.

Salah satu sumber yang memberikan definisi mendalam tentang manajemen strategis
adalah buku "Manajemen Strategis: Konsep dan Kasus" oleh Fred R. David dan
Forest R. David. Menurut penulisnya, manajemen strategis adalah "seni dan ilmu
untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya." Definisi ini
menyoroti sifat multidisiplin dari manajemen strategis, karena melibatkan
pengambilan keputusan yang melintasi area fungsional yang berbeda seperti
pemasaran, keuangan, operasi, dan sumber daya manusia.

Sumber informatif lainnya mengenai topik ini adalah artikel "What Is Strategic
Management?" oleh Michael E. Porter di Harvard Business Review. Porter
mendeskripsikan manajemen strategis sebagai "pencarian keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan." Dia menekankan pentingnya menganalisis dinamika industri,
memahami kebutuhan pelanggan, dan mengembangkan kemampuan unik yang
membedakan organisasi dari para pesaingnya. Definisi Porter menyoroti aspek
strategis dari bidang ini, karena menekankan perlunya organisasi untuk berpikir
jangka panjang dan secara aktif membentuk posisi kompetitif mereka.

Kesimpulannya, manajemen strategis adalah disiplin ilmu penting yang membantu


organisasi menavigasi lanskap bisnis yang kompleks dan terus berubah. Dengan
merumuskan dan menerapkan strategi yang efektif, organisasi dapat memperoleh
keunggulan kompetitif dan mencapai tujuan mereka. Definisi yang diberikan oleh
David dan David, serta Porter, menawarkan wawasan yang berharga tentang sifat dan
ruang lingkup manajemen strategis. Sumber-sumber ini menjadi referensi yang sangat
baik bagi siapa pun yang tertarik untuk memahami bidang yang menarik ini secara
mendalam.

c. Teori Manajemen Strategis

Manajemen strategis adalah bidang yang telah merevolusi cara organisasi mendekati
tujuan jangka panjang dan keunggulan kompetitif mereka. Ini adalah disiplin ilmu
yang dinamis dan terus berkembang yang membantu bisnis menavigasi lingkungan
bisnis yang kompleks dan tidak pasti. Jadi, mari kita kencangkan sabuk pengaman
kita dan memulai perjalanan yang menggembirakan dalam memahami teori-teori yang
mendukung manajemen strategis!

Salah satu teori yang menonjol dalam manajemen strategis adalah Resource-Based
View (RBV). Teori ini menekankan pentingnya sumber daya dan kapabilitas unik
perusahaan dalam mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Menurut
RBV, organisasi harus mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya mereka yang
berharga, langka, tak ada bandingannya, dan tidak dapat digantikan untuk mencapai
kinerja yang unggul. Dengan berfokus pada kekuatan internal dan kompetensi yang
berbeda, perusahaan dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk sukses di pasar.
Teori RBV memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana perusahaan dapat
mengalokasikan sumber daya secara efisien dan efektif, memastikan mereka berada
pada posisi yang tepat untuk memanfaatkan peluang dan bertahan dalam tekanan
persaingan.

Teori lain yang berpengaruh dalam manajemen strategis adalah Model Lima
Kekuatan Porter. Dikembangkan oleh cendekiawan terkenal Michael Porter, teori ini
membantu perusahaan menganalisis industri tempat mereka beroperasi dengan
mempertimbangkan lima kekuatan utama: ancaman pendatang baru, kekuatan tawar-
menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli, ancaman produk atau layanan
pengganti, dan intensitas persaingan kompetitif. Dengan memahami kekuatan-
kekuatan ini, organisasi dapat mengidentifikasi daya tarik industri mereka dan
mengembangkan strategi untuk meningkatkan posisi kompetitif mereka. Model Lima
Kekuatan Porter adalah alat yang sangat ampuh yang memungkinkan perusahaan
untuk menilai dinamika industri mereka dan membuat keputusan yang tepat mengenai
alokasi sumber daya, strategi diferensiasi, dan penentuan posisi pasar.

Kesimpulannya, teori-teori manajemen strategis memberikan kerangka kerja yang


sangat berharga bagi organisasi untuk menavigasi lanskap bisnis yang kompleks
dengan sukses. Pandangan Berbasis Sumber Daya menyoroti pentingnya sumber daya
dan kapabilitas internal, sementara Model Lima Kekuatan Porter menyoroti kekuatan
industri eksternal. Dengan menerapkan teori-teori ini, perusahaan dapat memperoleh
pemahaman yang lebih dalam tentang keunggulan kompetitif mereka dan
mengembangkan strategi yang mendorong pertumbuhan dan profitabilitas yang
berkelanjutan. Studi tentang manajemen strategis benar-benar menggembirakan
karena membekali bisnis dengan pengetahuan dan alat yang mereka butuhkan untuk
berkembang dalam dunia bisnis yang terus berubah!

d. Proses Manajemen Strategis

Manajemen strategis adalah tentang membuat keputusan-keputusan penting yang


memandu organisasi untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Hal ini melibatkan
analisis lingkungan internal dan eksternal, menetapkan tujuan strategis, merumuskan
strategi, mengimplementasikannya, dan akhirnya mengevaluasi dan menyesuaikan
strategi sesuai kebutuhan. Proses ini seperti naik rollercoaster, penuh dengan lika-liku
saat organisasi menavigasi melalui tantangan dan peluang.

Langkah pertama dalam proses manajemen strategis adalah melakukan analisis


menyeluruh terhadap lingkungan internal dan eksternal organisasi. Hal ini melibatkan
pemeriksaan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (analisis SWOT) yang
dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Dengan memahami faktor-faktor ini,
organisasi dapat mengidentifikasi keunggulan kompetitifnya dan menentukan
bagaimana organisasi dapat memanfaatkan peluang sambil mengurangi potensi risiko.

Setelah analisis selesai, saatnya untuk menetapkan tujuan strategis. Tujuan-tujuan ini
harus ambisius namun dapat dicapai, memandu organisasi menuju visinya. Dengan
adanya tujuan yang jelas, langkah selanjutnya adalah merumuskan strategi yang akan
membantu mencapai tujuan tersebut. Di sinilah kreativitas dan inovasi berperan saat
organisasi mengeksplorasi pendekatan yang berbeda dan mengidentifikasi tindakan
terbaik.

Setelah merumuskan strategi, saatnya untuk implementasi. Di sinilah karet bertemu


dengan jalan, dan tingkat kegembiraan meroket. Organisasi harus mengalokasikan
sumber daya, mengkomunikasikan strategi kepada semua pemangku kepentingan, dan
memastikan bahwa semua orang terlibat. Ini seperti tarian yang dikoreografikan
dengan baik, di mana setiap gerakan dikoordinasikan dengan cermat untuk
memastikan kesuksesan.

Namun, perjalanannya tidak berhenti sampai di situ. Manajemen strategis adalah


proses berkelanjutan yang membutuhkan evaluasi dan penyesuaian terus-menerus.
Langkah terakhir adalah mengevaluasi efektivitas strategi dan melakukan penyesuaian
yang diperlukan agar tetap berada di jalur yang benar. Ini seperti menyetel mobil
balap untuk memastikan kinerja maksimum.

e. Evaluasi Manajemen Strategis

Evaluasi manajemen strategis adalah aspek bisnis yang menarik dan penting yang benar-
benar dapat membuat atau menghancurkan kesuksesan perusahaan. Evaluasi ini
melibatkan penilaian dan analisis efektivitas rencana dan inisiatif strategis perusahaan
untuk memastikan bahwa rencana dan inisiatif tersebut selaras dengan tujuan dan sasaran
secara keseluruhan. Keindahan dari evaluasi manajemen strategis terletak pada
kemampuannya untuk memberikan wawasan yang berharga mengenai kondisi organisasi
saat ini dan mengidentifikasi area-area yang membutuhkan perbaikan atau perubahan.
Dengan melakukan evaluasi menyeluruh, perusahaan dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman mereka, yang
memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang tepat dan mengambil langkah-
langkah proaktif untuk tetap unggul di pasar yang kompetitif.

Salah satu komponen kunci dari evaluasi manajemen strategis adalah penilaian
lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hal ini melibatkan pemeriksaan sumber
daya, kemampuan, dan kompetensi inti perusahaan, serta menganalisis dinamika pasar,
tren industri, dan lanskap persaingan. Dengan memahami faktor-faktor ini, perusahaan
dapat mengidentifikasi keunggulan kompetitif mereka dan area-area di mana mereka
perlu menginvestasikan lebih banyak sumber daya atau membuat perubahan strategis.
Proses evaluasi ini juga membantu perusahaan mengidentifikasi potensi risiko dan
tantangan yang dapat menghambat pertumbuhan atau kesuksesan mereka, sehingga
mereka dapat mengembangkan rencana kontinjensi untuk memitigasi risiko-risiko
tersebut.

Aspek penting lainnya dari evaluasi manajemen strategis adalah pengukuran kinerja dan
kemajuan. Hal ini melibatkan penetapan tujuan yang jelas dan indikator kinerja utama
(KPI) untuk melacak kinerja perusahaan terhadap tujuan strategisnya. Dengan mengukur
dan mengevaluasi KPI ini secara teratur, perusahaan dapat menentukan apakah mereka
berada di jalur yang tepat atau perlu melakukan penyesuaian terhadap strategi mereka.
Proses evaluasi ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area yang
perlu ditingkatkan dan menerapkan tindakan korektif untuk meningkatkan kinerja
mereka.

Secara keseluruhan, evaluasi ini memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai


kondisi organisasi saat ini, membantu mengidentifikasi area untuk perbaikan, dan
mengukur kinerja terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Dengan melakukan evaluasi
secara berkala, perusahaan dapat tetap lincah di pasar yang terus berubah dan membuat
keputusan strategis yang mendorong pertumbuhan dan kesuksesan.

2. Konsep Dasar Pendekatan Analitik


a. Pengertian Pendekatan Analitik

Pendekatan analitik adalah sebuah metode pemecahan masalah atau pengambilan keputusan
yang didasarkan pada pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi data untuk
menghasilkan kesimpulan dan solusi yang logis dan terukur. Pendekatan ini berfokus pada
penggunaan data dan bukti untuk mendukung argumen dan membuat keputusan yang
rasional.

Pendekatan analitik adalah alat yang berharga untuk memecahkan masalah dan membuat
keputusan yang lebih baik dalam berbagai bidang. Meskipun memiliki beberapa kekurangan,
pendekatan ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi individu dan organisasi yang
menggunakannya dengan tepat.

Berikut beberapa ciri-ciri utama pendekatan analitik:

 Penggunaan data: Pendekatan analitik bergantung pada data yang akurat dan relevan
untuk menghasilkan kesimpulan yang valid. Data ini dapat diperoleh dari berbagai
sumber, seperti survei, eksperimen, observasi, atau data historis.
 Analisis data: Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan berbagai teknik
statistik dan metodologi untuk mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan yang
tersembunyi.
 Interpretasi data: Hasil analisis data kemudian diinterpretasikan untuk menghasilkan
kesimpulan dan solusi yang dapat diterapkan.
 Logika dan rasionalitas: Pendekatan analitik menekankan penggunaan logika dan
rasionalitas dalam pengambilan keputusan. Kesimpulan dan solusi yang dihasilkan harus
didasarkan pada bukti dan data yang valid, bukan pada emosi atau intuisi.

Contoh Penerapan Pendekatan Analitik:

 Dalam bisnis: Pendekatan analitik dapat digunakan untuk menganalisis tren pasar,
mengidentifikasi peluang bisnis, dan membuat keputusan tentang strategi pemasaran,
pengembangan produk, dan manajemen risiko.
 Dalam ilmu pengetahuan: Pendekatan analitik digunakan untuk mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan menghasilkan kesimpulan dalam berbagai bidang ilmu, seperti
biologi, kimia, fisika, dan ilmu sosial.
 Dalam kehidupan sehari-hari: Kita sering menggunakan pendekatan analitik dalam
kehidupan sehari-hari, seperti saat membuat keputusan tentang pembelian, memilih
tempat tinggal, atau merencanakan perjalanan.

Keuntungan Pendekatan Analitik:

 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan: Pendekatan analitik membantu dalam


membuat keputusan yang lebih terukur dan rasional, yang dapat meningkatkan peluang
keberhasilan.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas: Pendekatan analitik dapat membantu dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dengan lebih cepat dan efisien.
 Meningkatkan pemahaman: Pendekatan analitik dapat membantu dalam memahami
situasi dan masalah dengan lebih baik, sehingga dapat menghasilkan solusi yang lebih
tepat sasaran.

Kekurangan Pendekatan Analitik:

a. Membutuhkan waktu dan sumber daya: Pendekatan analitik dapat memakan waktu dan
membutuhkan sumber daya yang cukup untuk mengumpulkan data, melakukan analisis,
dan menginterpretasikan hasil.
b. Data yang tidak lengkap atau tidak akurat: Kualitas data yang digunakan dalam analisis
dapat memengaruhi validitas kesimpulan dan solusi yang dihasilkan.
c. Kesulitan dalam interpretasi data: Interpretasi data yang kompleks dapat memerlukan
keahlian dan pengetahuan yang khusus.

3. Pendekatan Analitik dalam Manajemen Strategis


Pendekatan analitik dalam manajemen strategis merupakan sebuah metodologi yang
menggunakan analisis data dan informasi untuk membantu organisasi dalam
menentukan dan mencapai tujuan mereka. Pendekatan ini berfokus pada pengumpulan
dan analisis data internal dan eksternal untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang lingkungan bisnis, kekuatan dan kelemahan organisasi, serta peluang dan
ancaman yang ada.
Pendekatan analitik dalam manajemen strategis merupakan suatu metode yang
menekankan pada analisis mendalam dan pemahaman yang cermat terhadap faktor-
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi organisasi. Dalam pendekatan ini,
manajemen strategis melibatkan proses berikut:
1. Analisis Eksternal
Analisis eksternal merupakan proses untuk memahami faktor-faktor di luar
organisasi yang dapat memengaruhi kinerjanya. Faktor-faktor ini dapat berupa
peluang dan ancaman, dan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti:
a. Fokus pada pemahaman tentang faktor-faktor di luar organisasi yang dapat
memengaruhi kinerja dan keberhasilannya.
b. Melibatkan analisis terhadap peluang dan ancaman yang ada di lingkungan
eksternal, seperti perubahan tren pasar, regulasi, dan persaingan.
Metode yang digunakan termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
and Threats).
 Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga, dan nilai tukar.
 Teknologi: Perkembangan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan, robotika, dan
internet of things.
 Sosial: Perubahan demografi, tren gaya hidup, dan nilai-nilai masyarakat.
 Politik: Kebijakan pemerintah, regulasi, dan stabilitas politik.
 Persaingan: Masuknya pesaing baru, perubahan strategi pesaing, dan kekuatan tawar-
menawar pembeli dan pemasok.

Manfaat Analisis Eksternal:

 Membantu organisasi dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman.


 Membantu organisasi dalam mengembangkan strategi yang tepat untuk menghadapi
peluang dan ancaman.
 Membantu organisasi dalam membuat keputusan yang lebih terinformasi dan terukur.

Metode Analisis Eksternal:

 PESTLE: Membantu organisasi dalam menganalisis faktor-faktor politik, ekonomi,


sosial, teknologi, legal, dan lingkungan.
 Five Forces: Membantu organisasi dalam menganalisis kekuatan persaingan di
industrinya.
 Analisis SWOT: Membantu organisasi dalam menganalisis kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman.

2. Analisis Internal:
Analisis internal adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mengevaluasi semua
komponen yang berinteraksi dalam suatu organisasi, seperti perusahaan, lembaga, atau
bahkan individu. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
organisasi tersebut. Analisis internal adalah alat yang penting bagi organisasi untuk
memahami diri mereka sendiri dan membuat strategi yang lebih efektif. Dengan
memahami kekuatan dan kelemahannya, organisasi dapat mengidentifikasi peluang dan
ancaman, serta meningkatkan kinerjanya.

Beberapa faktor yang dianalisis dalam analisis internal:

 Sumber daya manusia: Keahlian, pengalaman, dan motivasi karyawan.


 Sumber daya keuangan: Pendanaan, arus kas, dan profitabilitas.
 Sumber daya fisik: Fasilitas, peralatan, dan teknologi.
 Proses dan sistem: Cara kerja organisasi dan bagaimana tugas diselesaikan.
 Budaya organisasi: Nilai, norma, dan keyakinan yang dianut oleh organisasi.

Manfaat analisis internal:

 Membantu organisasi untuk memahami kekuatan dan kelemahannya.


 Membantu organisasi untuk membuat strategi yang lebih efektif.
 Membantu organisasi untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman.
 Membantu organisasi untuk meningkatkan kinerja.

Alat dan metode yang digunakan dalam analisis internal:

 Analisis SWOT: Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.


 Analisis rantai nilai: Mengidentifikasi dan menganalisis semua aktivitas yang terlibat
dalam penciptaan dan pengiriman produk atau layanan.
 Benchmarking: Membandingkan kinerja organisasi dengan organisasi lain.
 Survei karyawan: Mendapatkan umpan balik dari karyawan tentang organisasi.

Berfokus pada faktor-faktor internal organisasi, seperti sumber daya, kemampuan, dan
kelemahanMelibatkan audit lingkungan internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan organisasi.
a. Pendekatan fungsional dan penggunaan matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
juga termasuk dalam analisis lingkungan internal .
b. Formulasi Strategi:
 Setelah memahami lingkungan internal dan eksternal, langkah selanjutnya
adalah merumuskan strategi.
 Perusahaan menetapkan visi, misi, dan tujuan strategis, kemudian
mengembangkan rencana tindakan untuk mencapainya .
 Implementasi dan Pengawasan: Setelah formulasi strategi, langkah
selanjutnya adalah mengimplementasikan rencana tindakan.
 Pengawasan dilakukan untuk memastikan bahwa strategi berjalan sesuai
rencana dan mengukur keberhasilan implementasi .

Dengan pendekatan analitik ini, organisasi dapat mengambil keputusan yang lebih
terinformasi dan mengoptimalkan kinerja mereka dalam mencapai tujuan jangka
panjang.

4. Pendekatan analitik dalam manajemen strategis


Pendekatan analitik dalam manajemen strategis merupakan pendekatan yang
penting dalam mengelola bisnis di era modern. Dalam dunia yang terus
berkembang pesat seperti sekarang, perusahaan perlu memiliki strategi yang kuat
untuk tetap relevan dan bersaing secara efektif. Mari kita bahas konsep ini lebih
lanjut:
a) Apa itu Manajemen Strategis?: Manajemen strategis adalah proses
perencanaan, implementasi, dan pengawasan keputusan-keputusan yang
diambil oleh manajemen puncak sebuah organisasi untuk mencapai tujuan
jangka panjangnya.
b) Dalam manajemen strategis, perusahaan menetapkan visi, misi, dan tujuan
strategis, kemudian merumuskan strategi untuk mencapainya.
c) Proses ini melibatkan analisis lingkungan eksternal dan internal
perusahaan, identifikasi peluang dan tantangan, serta alokasi sumber daya
yang tepat untuk mencapai keunggulan kompetitif.
d) Manajemen strategis juga melibatkan evaluasi dan pengaturan ulang
strategi secara berkala untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi
pasar dan lingkungan yang terus berubah
e) Tujuan Manajemen Strategis:
a. Meningkatkan kinerja organisasi melalui penggunaan strategi yang
tepat.
b. Mengembangkan keunggulan kompetitif melalui strategi yang unik
dan efektif.
c. Mengidentifikasi peluang pertumbuhan dan menghadapi tantangan.
d. Mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk mencapai tujuan
strategis.
e. Meningkatkan tanggung jawab dan akuntabilitas di seluruh
organisasi.
f. Merespons perubahan lingkungan dengan cepat dan efektif.
g. Mempertahankan adaptasi dan fleksibilitas dalam menghadapi
perubahan yang terus-menerus.
f) Pendekatan Alternatif dalam Manajemen Strategis:
a. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats): Pendekatan ini menekankan pada pengembangan
organisasi dengan lingkungannya. Melalui analisis SWOT,
organisasi mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang mempengaruhi strategi perusahaan.
b. Riset Pasar: Melakukan riset pasar menyeluruh dan mendalam
untuk memahami kebutuhan pelanggan, tren, dan persaingan di
pasar.
c. Implementasi dan Evaluasi: Manajemen strategis memungkinkan
organisasi untuk merespons perubahan dengan cepat dan mengatur
ulang strategi secara berkala. Ini membantu perusahaan tetap
adaptif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan yang terus-
menerus.
5. Strategi Korporasi
Strategi korporasi merupakan bagian penting dari manajemen strategis yang
melibatkan perencanaan dan pengambilan keputusan tingkat perusahaan. Dalam
pendekatan analitik dalam manajemen strategis, strategi korporasi berfokus pada
koordinasi dan sinergi antara unit bisnis atau divisi yang ada di bawah naungan
perusahaan.
Berikut beberapa poin terkait strategi korporasi dalam pendekatan analitik:
a) Urgensi Manajemen Strategi Korporasi: Pendekatan ini mengakui
pentingnya strategi korporasi sebagai landasan untuk mencapai tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
b) Manajemen strategi korporasi melibatkan pengambilan keputusan
tentang arah perusahaan, alokasi sumber daya, dan koordinasi antara unit
bisnis.
c) Analisis Sumber Daya Internal: Dalam manajemen strategis, analisis
sumber daya internal membantu perusahaan memahami kekuatan dan
kelemahan internalnya.
d) Faktor seperti kompetensi inti, keunggulan kompetitif, dan analisis
kekuatan dan kelemahan perusahaan menjadi fokus dalam pendekatan
ini.
e) Strategi Posisi Bersaing: Pendekatan analitik memerlukan pemahaman
mendalam tentang lingkungan bisnis dan posisi perusahaan di dalamnya.
Strategi posisi bersaing melibatkan pemilihan strategi yang sesuai
dengan kondisi lingkungan dan keunggulan kompetitif perusahaan.
f) Implementasi dan Inovasi: Strategi korporasi harus dapat
diimplementasikan dengan baik di seluruh organisasi. Inovasi dan
adaptasi menjadi bagian penting dalam menjalankan strategi korporasi.
6. Implementasi Strategi
Implementasi strategis adalah proses mengubah rencana strategis menjadi
tindakan konkret. Ini merupakan langkah krusial dalam manajemen strategis,
karena tanpa implementasi yang efektif, rencana strategis hanya akan menjadi
dokumen tanpa dampak nyata pada organisasi.
Berikut adalah langkah-langkah kunci dalam implementasi strategis:
a) Tentukan dan Komunikasikan Tujuan Strategis yang Jelas:
1. Pertama, tentukan tujuan yang jelas dan dapat dicapai. Ini
mencakup pernyataan visi, misi, tujuan jangka panjang, dan
Indikator Kinerja Utama (IKU).
2. Komunikasikan tujuan ini dengan jelas kepada seluruh tim.
Semakin gambarannya jelas, semakin mudah bagi semua orang
untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan yang sama.
b) Buat Rencana Implementasi yang Terperinci:
1. Setelah rencana strategis ditetapkan, buat rencana implementasi
yang menguraikan langkah-langkah yang harus diambil.
c) Rencana ini harus mencakup:
1. Penetapan Tujuan: Tentukan apa yang ingin dicapai.
2. Riset yang Tepat: Lakukan riset yang relevan untuk memahami
kondisi pasar dan lingkungan.
3. Pemetaan Risiko: Identifikasi potensi risiko dan cara mengatasinya.
4. Jadwal Milestone: Tetapkan waktu untuk mencapai setiap langkah.
5. Alokasi Tugas dan Sumber Daya: Tentukan siapa yang
bertanggung jawab dan alokasikan sumber daya yang diperlukan.
d) Eksekusi Rencana
1. Implementasikan rencana strategis dengan memastikan semua
langkah dijalankan sesuai jadwal.
2. Koordinasi dan komunikasi yang baik di seluruh organisasi sangat
penting.
e) Evaluasi dan Penyesuaian:
1. Selama implementasi, evaluasi secara berkala untuk memastikan
pencapaian tujuan.
2. Jika ada perubahan kondisi atau tantangan, lakukan penyesuaian
sesuai kebutuhan.

Implementasi Strategi Aspek Kepemimpinan

Implementasi Strategi Aspek Kepemimpinan adalah proses mengubah visi, misi, dan
tujuan organisasi menjadi reaksi yang efektif, efisien, dan efektif. Ini dilakukan melalui
tiga langkah utama:

1. Identifikasi aspek kepemimpinan yang harus diperbaiki: Pemimpin harus memahami


apa yang harus diperbaiki dalam organisasi. Ini dapat dilakukan melalui analisis
terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi, serta analisis terhadap kinerja dan hasil
kerja.
2. Mengembangkan strategi kepemimpinan: Setelah identifikasi aspek kepemimpinan
yang harus diperbaiki, pemimpin harus mengembangkan strategi kepemimpinan yang
efektif. Ini dapat dilakukan melalui pengembangan rencana strategis, perubahan
organisasi, dan pengembangan kemahiran karyawan.
3. Mengimplementasikan strategi kepemimpinan: Setelah mengembangkan strategi
kepemimpinan, pemimpin harus mengimplementasikannya. Ini dapat dilakukan
melalui pengembangan kemahiran karyawan, perubahan organisasi, dan
pengembangan sistem manajemen.

Implementasi strategi aspek kepemimpinan harus dilakukan dengan tepat waktu dan
dengan baik. Ini dapat mengakibatkan peningkatan kinerja organisasi, peningkatan
kinerja karyawan, dan peningkatan kinerja pemimpin.

b. Etika Bisnis
Implementasi Strategi Aspek Etika Bisnis adalah proses mengubah praktis dan kegiatan
bisnis menjadi yang etis, efektif, dan efisien. Ini dilakukan melalui tiga langkah utama:

1. Identifikasi aspek etika bisnis yang harus diperbaiki: Pemimpin harus memahami apa
yang harus diperbaiki dalam bisnis. Ini dapat dilakukan melalui analisis terhadap
praktis dan kegiatan bisnis, serta analisis terhadap kinerja dan hasil kerja.
2. Mengembangkan strategi etika bisnis: Setelah identifikasi aspek etika bisnis yang
harus diperbaiki, pemimpin harus mengembangkan strategi etika bisnis yang efektif.
Ini dapat dilakukan melalui pengembangan rencana strategis, perubahan organisasi,
dan pengembangan kemahiran karyawan.
3. Mengimplementasikan strategi etika bisnis: Setelah mengembangkan strategi etika
bisnis, pemimpin harus mengimplementasikannya. Ini dapat dilakukan melalui
pengembangan kemahiran karyawan, perubahan organisasi, dan pengembangan
sistem manajemen.

Implementasi strategi etika bisnis harus dilakukan dengan tepat waktu dan dengan baik.
Ini dapat mengakibatkan peningkatan kinerja organisasi, peningkatan kinerja karyawan,
dan peningkatan kinerja pemimpin.

Implementasi Pada Bidang Fungsional

 Pemasaran

Penerapan strategi dan taktik di bidang fungsional, terutama di bidang


pemasaran, merupakan perjalanan yang menggembirakan yang membawa
kemungkinan dan peluang yang tak terbatas. Untuk mengimplementasikan
inisiatif pemasaran secara efektif, sangat penting untuk memiliki pemahaman
yang jelas tentang audiens target, tren pasar, dan tujuan bisnis. Dengan
memanfaatkan kekuatan data dan analitik, pemasar dapat membuat keputusan
yang tepat dan menyesuaikan kampanye mereka agar beresonansi dengan
audiens yang dituju.

Salah satu aspek kunci dari implementasi dalam pemasaran adalah


pengembangan dan pelaksanaan kampanye pemasaran. Hal ini melibatkan
pembuatan konten yang menarik, mendesain visual yang menarik, dan
memilih saluran yang tepat untuk menjangkau audiens yang dituju. Dengan
membuat pesan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan,
pemasar dapat mengkomunikasikan proposisi nilai produk atau layanan
mereka secara efektif.

Selain itu, proses implementasi juga mencakup analisis hasil upaya pemasaran
dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja.
Hal ini membutuhkan pemantauan indikator kinerja utama (KPI) secara terus-
menerus seperti tingkat konversi, rasio klik-tayang, dan laba atas investasi
(ROI). Dengan melacak metrik ini secara cermat, pemasar dapat
mengidentifikasi apa yang bekerja dengan baik dan apa yang perlu
ditingkatkan, sehingga mereka dapat menyempurnakan strategi dan
mendorong hasil yang lebih baik.

Selain taktik pemasaran tradisional, penerapan strategi pemasaran digital


menjadi semakin penting di era digital saat ini. Dengan munculnya platform
media sosial, pengoptimalan mesin pencari (SEO), dan periklanan online, para
pemasar memiliki banyak sekali alat yang dapat digunakan untuk menjangkau
dan berinteraksi dengan audiens target mereka. Dengan memanfaatkan
kekuatan saluran digital, pemasar dapat secara efektif menargetkan demografi
tertentu, melacak perilaku konsumen, dan mengukur keberhasilan kampanye
mereka secara real-time.

Kesimpulannya, implementasi di bidang fungsional, khususnya di bidang


pemasaran, merupakan proses yang menarik dan dinamis yang membutuhkan
kreativitas, pemikiran strategis, dan analisis yang berkelanjutan. Dengan
memahami target audiens, mengembangkan kampanye yang menarik,
memantau metrik kinerja, dan merangkul strategi digital, pemasar dapat
mendorong pertumbuhan bisnis dan mencapai tujuan mereka.

 Keuangan

Dalam konteks keuangan, implementasi memainkan peran penting dalam


mengubah rencana, tujuan, dan sasaran keuangan menjadi hasil yang nyata. Di
bidang keuangan, implementasi mencakup berbagai aktivitas dan proses yang
dirancang untuk mencapai tujuan keuangan. Hal ini mencakup implementasi
strategi keuangan, seperti strategi investasi, strategi manajemen risiko, dan
strategi alokasi modal. Hal ini juga mencakup penerapan kebijakan dan
prosedur keuangan untuk memastikan kepatuhan terhadap persyaratan
peraturan dan praktik terbaik industri.

Salah satu area di mana implementasi di bidang keuangan benar-benar


bersinar adalah di bidang teknologi keuangan, atau FinTech. Kemajuan
teknologi yang pesat telah merevolusi cara transaksi keuangan dilakukan,
membuatnya lebih cepat, lebih efisien, dan lebih aman. Menerapkan solusi
FinTech dapat membantu organisasi merampingkan operasi keuangan mereka,
mengurangi biaya, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan mendapatkan
keunggulan kompetitif di pasar.

Aspek menarik lainnya dari implementasi di bidang fungsional adalah


integrasi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML). Teknologi ini
memiliki potensi untuk mengubah berbagai aspek keuangan, mulai dari
mengotomatisasi tugas-tugas manual hingga menganalisis data dalam jumlah
besar untuk mendapatkan wawasan dan prediksi. Menerapkan AI dan ML di
bidang keuangan dapat meningkatkan proses pengambilan keputusan,
meningkatkan kemampuan manajemen risiko, dan mengembangkan produk
dan layanan keuangan yang inovatif.

 Operasi

Menerapkan perubahan di bidang fungsional, khususnya dalam operasi


melibatkan transformasi ide menjadi tindakan dan membawa perbaikan nyata
dalam cara melakukan sesuatu. Baik itu merampingkan proses,
mengoptimalkan sumber daya, atau meningkatkan produktivitas, implementasi
adalah kunci untuk mengubah visi menjadi kenyataan..

Proses implementasi dalam operasi adalah proses yang dinamis dan memiliki
banyak aspek. Dimulai dengan menganalisis keadaan saat ini dengan cermat
dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Fase diagnostik ini
menjadi dasar untuk membuat rencana komprehensif yang menguraikan
langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Salah satu aspek yang paling menarik dari implementasi dalam operasi adalah
menyaksikan dampak positif yang ditimbulkannya terhadap organisasi. Ketika
perubahan diterapkan dan perbaikan dilakukan, ada perubahan nyata dalam
efisiensi, efektivitas, dan kinerja secara keseluruhan. Kemacetan dihilangkan,
komunikasi mengalir lebih lancar, dan pengambilan keputusan menjadi lebih
cepat dan lebih terinformasi. Hasilnya berbicara sendiri, dan sangat
memuaskan melihat bagaimana perubahan ini berdampak positif pada
keuntungan perusahaan.

Selain itu, proses implementasi dalam operasi memberikan kesempatan untuk


kolaborasi dan kerja sama tim. Melibatkan karyawan di semua tingkatan
memastikan bahwa setiap orang merasa terlibat dan berinvestasi dalam
perubahan yang sedang dilakukan. Hal ini menumbuhkan budaya perbaikan
berkelanjutan dan memberdayakan setiap individu untuk menyumbangkan
perspektif dan ide unik mereka. Kegembiraan bekerja bersama untuk
mencapai tujuan bersama akan menular dan menciptakan rasa persahabatan di
dalam organisasi.

Kesimpulannya, mengimplementasikan perubahan di bidang fungsional,


terutama dalam operasi, merupakan perjalanan yang menyegarkan yang
membawa perbaikan yang signifikan. Mulai dari menganalisis kondisi saat ini
hingga membuat rencana yang kuat dan menyaksikan dampak positifnya
terhadap organisasi, setiap langkah dari proses implementasi dipenuhi dengan
kegembiraan. Kolaborasi dan kerja sama tim semakin meningkatkan
pengalaman yang mendebarkan ini.
 Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan Pengembangan (R&D) adalah aspek yang sangat penting bagi
organisasi mana pun, karena bertanggung jawab untuk mendorong inovasi dan
menciptakan produk atau layanan baru. Implementasi R&D di bidang
fungsional merupakan proses yang menarik dan dinamis yang melibatkan
serangkaian langkah dan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Pertama-tama, implementasi R&D melibatkan penetapan tujuan dan sasaran


yang jelas yang selaras dengan visi organisasi secara keseluruhan. Langkah ini
sangat penting karena memberikan kerangka kerja untuk keseluruhan proses
penelitian. Setelah tujuan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan dan menganalisis data yang relevan. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan survei, wawancara, atau eksperimen untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman tentang masalah atau peluang yang ada.

Setelah data dikumpulkan dan dianalisis, langkah selanjutnya dalam proses


implementasi adalah menghasilkan ide dan konsep. Di sinilah kreativitas dan
inovasi berperan. Tim R&D melakukan brainstorming dan ide untuk
menghasilkan solusi atau perbaikan potensial. Ide-ide ini kemudian dievaluasi
berdasarkan kelayakan, potensi dampak, dan keselarasannya dengan strategi
organisasi.

Setelah memilih ide yang paling menjanjikan, tahap implementasi dimulai. Ini
melibatkan penerjemahan konsep ke dalam prototipe atau eksperimen yang
nyata. Hal ini dapat mencakup pembuatan prototipe fisik, melakukan studi
kelayakan, atau menjalankan proyek percontohan. Fase implementasi
memungkinkan untuk menguji dan menyempurnakan ide untuk memastikan
ide tersebut layak dan efektif.

Terakhir, hasil dari fase implementasi dievaluasi dan dianalisis. Langkah ini
sangat penting dalam menentukan apakah penelitian telah berhasil mencapai
tujuannya. Temuan-temuan tersebut kemudian digunakan untuk
menginformasikan proses pengambilan keputusan, seperti pengembangan
produk, peningkatan proses, atau perencanaan strategis.
Secara keseluruhan, hal ini memungkinkan organisasi untuk tetap menjadi
yang terdepan dalam persaingan dengan terus berinovasi dan meningkatkan
produk atau layanan mereka. Dengan berinvestasi dalam R&D dan secara
efektif menerapkan hasilnya, organisasi dapat membuka peluang baru untuk
pertumbuhan dan kesuksesan.

 System Informasi Manajemen

Implementasi sistem informasi manajemen di bidang fungsional merupakan


proses yang menarik dan dinamis yang dapat merevolusi cara organisasi
beroperasi. Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem terkomputerisasi
yang mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data untuk mendukung
pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi organisasi. Jika
diimplementasikan secara efektif, SIM dapat merampingkan proses,
meningkatkan komunikasi, dan memberikan wawasan yang berharga ke dalam
operasi bisnis.

Dalam bidang fungsional, SIM dapat diimplementasikan di berbagai bidang


seperti keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, dan operasional. Sebagai
contoh, di bidang keuangan, SIM dapat mengotomatisasi transaksi keuangan,
melacak pengeluaran, dan menghasilkan laporan keuangan. Hal ini tidak
hanya menghemat waktu dan mengurangi kesalahan, tetapi juga
memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan keuangan yang tepat
berdasarkan informasi yang akurat dan terkini.

Demikian pula, di departemen sumber daya manusia, SIM dapat


mengotomatiskan pencatatan karyawan, memfasilitasi proses rekrutmen dan
seleksi, dan memungkinkan pelacakan kinerja. Dengan memusatkan data
karyawan dan mengotomatisasi tugas-tugas rutin HR, SIM membebaskan para
profesional HR untuk fokus pada inisiatif yang lebih strategis seperti
pengembangan talenta dan perencanaan suksesi.

Di bidang pemasaran, SIM dapat membantu melacak perilaku pelanggan,


menganalisis tren pasar, dan mengukur efektivitas kampanye pemasaran.
Dengan akses ke data dan analitik real-time, para profesional pemasaran dapat
membuat keputusan berbasis data untuk menargetkan segmen pelanggan
tertentu, mengoptimalkan inisiatif pemasaran, dan memaksimalkan laba atas
investasi.

Dalam operasional, SIM dapat merampingkan manajemen rantai pasokan,


kontrol inventaris, dan proses produksi. Dengan mengintegrasikan berbagai
fungsi operasional dan memberikan visibilitas real-time ke tingkat persediaan,
status pesanan, dan jadwal produksi, SIM memungkinkan organisasi untuk
mengoptimalkan operasi mereka untuk efisiensi dan efektivitas biaya.

Secara keseluruhan, implementasi sistem informasi manajemen di bidang


fungsional memiliki potensi yang sangat besar bagi organisasi. Dengan
kemampuannya untuk mengotomatisasi proses, memberikan wawasan yang
berharga, dan meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan, MIS dapat
mengubah cara organisasi beroperasi dan mendorong mereka menuju
kesuksesan.
PENUTUP

Kesimpulan dari Konsep Dasar Manajemen Strategis adalah bahwa manajemen strategis
merupakan disiplin ilmu yang penting dalam mengarahkan kesuksesan organisasi melalui
perumusan, implementasi, dan evaluasi keputusan lintas fungsional. Pengertian strategis
menyoroti pentingnya merencanakan dengan cermat untuk mencapai tujuan tertentu,
sementara manajemen strategis melibatkan perumusan dan implementasi strategi untuk
mencapai tujuan organisasi. Teori-teori seperti Resource-Based View dan Model Lima
Kekuatan Porter memberikan kerangka kerja yang berharga dalam memahami bagaimana
organisasi dapat mencapai keunggulan kompetitif dan beroperasi efektif di lingkungan yang
berubah. Proses manajemen strategis melibatkan analisis lingkungan, penetapan tujuan,
merumuskan strategi, implementasi, dan evaluasi, sementara evaluasi manajemen strategis
membantu organisasi untuk menilai efektivitas strategi mereka dan mengidentifikasi area
untuk perbaikan. Konsep Dasar Pendekatan Analitik menyoroti pentingnya penggunaan data,
analisis, dan interpretasi untuk membuat keputusan yang lebih baik, meskipun ada tantangan
seperti waktu dan sumber daya yang dibutuhkan serta keakuratan data dan interpretasi yang
kompleks. Dalam keseluruhan, kedua konsep ini membantu organisasi dalam mengambil
keputusan yang tepat dan meraih keberhasilan jangka panjang.

Pendekatan analitik dalam manajemen strategis merupakan landasan penting untuk organisasi
dalam mengelola bisnis di era modern. Metode ini memungkinkan organisasi untuk membuat
keputusan yang lebih terinformasi, mengoptimalkan kinerja, dan mencapai tujuan jangka
panjang mereka. Dengan memahami lingkungan eksternal dan internal, serta merumuskan
strategi yang tepat, organisasi dapat menghadapi perubahan pasar dan menciptakan
keunggulan kompetitif. Selain itu, implementasi strategi dengan menggunakan analisis data
dan teknologi yang tepat dapat membantu organisasi merespons perubahan dengan cepat dan
meningkatkan efisiensi operasional di berbagai bidang fungsional seperti pemasaran,
keuangan, operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Dengan
demikian, pendekatan analitik dalam manajemen strategis tidak hanya memungkinkan
organisasi untuk bertahan, tetapi juga untuk berkembang dan bersaing secara efektif dalam
lingkungan bisnis yang dinamis.

Anda mungkin juga menyukai