Konsep Dasar Manajemen Strategis
Konsep Dasar Manajemen Strategis
OLEH
a. Pengertian Strategis
stra·te·gi /stratégi/ n 1 ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa(-
bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dl perang dan damai; 2 ilmu dan
seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dl perang, dl kondisi yg
menguntungkan: sbg komandan ia memang menguasai betul -- seorang perwira di
medan perang; 3 rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus; 4 tempat yg baik menurut siasat perang; -- gurita strategi dl bidang bisnis
asuransi dng menempatkan cabang di berbagai tempat; -- komunikasi sesuatu yg patut
dikerjakan demi kelancaran komunikasi; -- nasional seni dan ilmu mengembangkan
dan menggunakan berbagai kekuatan nasional, baik dl masa damai maupun dl masa
perang, untuk mendukung pencapaian tujuan yg ditetapkan oleh politik nasional; --
pemasaran rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik dl jangka
pendek maupun dl jangka panjang, yg didasarkan pada riset pasar, penilaian,
perencanaan produk, promosi dan perencanaan penjualan, serta distribusi
Manajemen strategis adalah bidang yang menarik dan dinamis yang memainkan peran
penting dalam keberhasilan organisasi. Hal ini melibatkan perumusan dan
implementasi strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Proses ini
membutuhkan analisis yang cermat terhadap lingkungan internal dan eksternal,
identifikasi peluang dan ancaman, serta pengembangan rencana aksi untuk
memanfaatkan faktor-faktor ini. Pada intinya, manajemen strategis adalah tentang
membuat keputusan yang tepat dan mengambil risiko yang diperhitungkan untuk
memposisikan organisasi untuk kesuksesan jangka panjang.
Salah satu sumber yang memberikan definisi mendalam tentang manajemen strategis
adalah buku "Manajemen Strategis: Konsep dan Kasus" oleh Fred R. David dan
Forest R. David. Menurut penulisnya, manajemen strategis adalah "seni dan ilmu
untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya." Definisi ini
menyoroti sifat multidisiplin dari manajemen strategis, karena melibatkan
pengambilan keputusan yang melintasi area fungsional yang berbeda seperti
pemasaran, keuangan, operasi, dan sumber daya manusia.
Sumber informatif lainnya mengenai topik ini adalah artikel "What Is Strategic
Management?" oleh Michael E. Porter di Harvard Business Review. Porter
mendeskripsikan manajemen strategis sebagai "pencarian keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan." Dia menekankan pentingnya menganalisis dinamika industri,
memahami kebutuhan pelanggan, dan mengembangkan kemampuan unik yang
membedakan organisasi dari para pesaingnya. Definisi Porter menyoroti aspek
strategis dari bidang ini, karena menekankan perlunya organisasi untuk berpikir
jangka panjang dan secara aktif membentuk posisi kompetitif mereka.
Manajemen strategis adalah bidang yang telah merevolusi cara organisasi mendekati
tujuan jangka panjang dan keunggulan kompetitif mereka. Ini adalah disiplin ilmu
yang dinamis dan terus berkembang yang membantu bisnis menavigasi lingkungan
bisnis yang kompleks dan tidak pasti. Jadi, mari kita kencangkan sabuk pengaman
kita dan memulai perjalanan yang menggembirakan dalam memahami teori-teori yang
mendukung manajemen strategis!
Salah satu teori yang menonjol dalam manajemen strategis adalah Resource-Based
View (RBV). Teori ini menekankan pentingnya sumber daya dan kapabilitas unik
perusahaan dalam mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Menurut
RBV, organisasi harus mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya mereka yang
berharga, langka, tak ada bandingannya, dan tidak dapat digantikan untuk mencapai
kinerja yang unggul. Dengan berfokus pada kekuatan internal dan kompetensi yang
berbeda, perusahaan dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk sukses di pasar.
Teori RBV memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana perusahaan dapat
mengalokasikan sumber daya secara efisien dan efektif, memastikan mereka berada
pada posisi yang tepat untuk memanfaatkan peluang dan bertahan dalam tekanan
persaingan.
Teori lain yang berpengaruh dalam manajemen strategis adalah Model Lima
Kekuatan Porter. Dikembangkan oleh cendekiawan terkenal Michael Porter, teori ini
membantu perusahaan menganalisis industri tempat mereka beroperasi dengan
mempertimbangkan lima kekuatan utama: ancaman pendatang baru, kekuatan tawar-
menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli, ancaman produk atau layanan
pengganti, dan intensitas persaingan kompetitif. Dengan memahami kekuatan-
kekuatan ini, organisasi dapat mengidentifikasi daya tarik industri mereka dan
mengembangkan strategi untuk meningkatkan posisi kompetitif mereka. Model Lima
Kekuatan Porter adalah alat yang sangat ampuh yang memungkinkan perusahaan
untuk menilai dinamika industri mereka dan membuat keputusan yang tepat mengenai
alokasi sumber daya, strategi diferensiasi, dan penentuan posisi pasar.
Setelah analisis selesai, saatnya untuk menetapkan tujuan strategis. Tujuan-tujuan ini
harus ambisius namun dapat dicapai, memandu organisasi menuju visinya. Dengan
adanya tujuan yang jelas, langkah selanjutnya adalah merumuskan strategi yang akan
membantu mencapai tujuan tersebut. Di sinilah kreativitas dan inovasi berperan saat
organisasi mengeksplorasi pendekatan yang berbeda dan mengidentifikasi tindakan
terbaik.
Evaluasi manajemen strategis adalah aspek bisnis yang menarik dan penting yang benar-
benar dapat membuat atau menghancurkan kesuksesan perusahaan. Evaluasi ini
melibatkan penilaian dan analisis efektivitas rencana dan inisiatif strategis perusahaan
untuk memastikan bahwa rencana dan inisiatif tersebut selaras dengan tujuan dan sasaran
secara keseluruhan. Keindahan dari evaluasi manajemen strategis terletak pada
kemampuannya untuk memberikan wawasan yang berharga mengenai kondisi organisasi
saat ini dan mengidentifikasi area-area yang membutuhkan perbaikan atau perubahan.
Dengan melakukan evaluasi menyeluruh, perusahaan dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman mereka, yang
memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang tepat dan mengambil langkah-
langkah proaktif untuk tetap unggul di pasar yang kompetitif.
Salah satu komponen kunci dari evaluasi manajemen strategis adalah penilaian
lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hal ini melibatkan pemeriksaan sumber
daya, kemampuan, dan kompetensi inti perusahaan, serta menganalisis dinamika pasar,
tren industri, dan lanskap persaingan. Dengan memahami faktor-faktor ini, perusahaan
dapat mengidentifikasi keunggulan kompetitif mereka dan area-area di mana mereka
perlu menginvestasikan lebih banyak sumber daya atau membuat perubahan strategis.
Proses evaluasi ini juga membantu perusahaan mengidentifikasi potensi risiko dan
tantangan yang dapat menghambat pertumbuhan atau kesuksesan mereka, sehingga
mereka dapat mengembangkan rencana kontinjensi untuk memitigasi risiko-risiko
tersebut.
Aspek penting lainnya dari evaluasi manajemen strategis adalah pengukuran kinerja dan
kemajuan. Hal ini melibatkan penetapan tujuan yang jelas dan indikator kinerja utama
(KPI) untuk melacak kinerja perusahaan terhadap tujuan strategisnya. Dengan mengukur
dan mengevaluasi KPI ini secara teratur, perusahaan dapat menentukan apakah mereka
berada di jalur yang tepat atau perlu melakukan penyesuaian terhadap strategi mereka.
Proses evaluasi ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area yang
perlu ditingkatkan dan menerapkan tindakan korektif untuk meningkatkan kinerja
mereka.
Pendekatan analitik adalah sebuah metode pemecahan masalah atau pengambilan keputusan
yang didasarkan pada pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi data untuk
menghasilkan kesimpulan dan solusi yang logis dan terukur. Pendekatan ini berfokus pada
penggunaan data dan bukti untuk mendukung argumen dan membuat keputusan yang
rasional.
Pendekatan analitik adalah alat yang berharga untuk memecahkan masalah dan membuat
keputusan yang lebih baik dalam berbagai bidang. Meskipun memiliki beberapa kekurangan,
pendekatan ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi individu dan organisasi yang
menggunakannya dengan tepat.
Penggunaan data: Pendekatan analitik bergantung pada data yang akurat dan relevan
untuk menghasilkan kesimpulan yang valid. Data ini dapat diperoleh dari berbagai
sumber, seperti survei, eksperimen, observasi, atau data historis.
Analisis data: Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan berbagai teknik
statistik dan metodologi untuk mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan yang
tersembunyi.
Interpretasi data: Hasil analisis data kemudian diinterpretasikan untuk menghasilkan
kesimpulan dan solusi yang dapat diterapkan.
Logika dan rasionalitas: Pendekatan analitik menekankan penggunaan logika dan
rasionalitas dalam pengambilan keputusan. Kesimpulan dan solusi yang dihasilkan harus
didasarkan pada bukti dan data yang valid, bukan pada emosi atau intuisi.
Dalam bisnis: Pendekatan analitik dapat digunakan untuk menganalisis tren pasar,
mengidentifikasi peluang bisnis, dan membuat keputusan tentang strategi pemasaran,
pengembangan produk, dan manajemen risiko.
Dalam ilmu pengetahuan: Pendekatan analitik digunakan untuk mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan menghasilkan kesimpulan dalam berbagai bidang ilmu, seperti
biologi, kimia, fisika, dan ilmu sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari: Kita sering menggunakan pendekatan analitik dalam
kehidupan sehari-hari, seperti saat membuat keputusan tentang pembelian, memilih
tempat tinggal, atau merencanakan perjalanan.
a. Membutuhkan waktu dan sumber daya: Pendekatan analitik dapat memakan waktu dan
membutuhkan sumber daya yang cukup untuk mengumpulkan data, melakukan analisis,
dan menginterpretasikan hasil.
b. Data yang tidak lengkap atau tidak akurat: Kualitas data yang digunakan dalam analisis
dapat memengaruhi validitas kesimpulan dan solusi yang dihasilkan.
c. Kesulitan dalam interpretasi data: Interpretasi data yang kompleks dapat memerlukan
keahlian dan pengetahuan yang khusus.
2. Analisis Internal:
Analisis internal adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mengevaluasi semua
komponen yang berinteraksi dalam suatu organisasi, seperti perusahaan, lembaga, atau
bahkan individu. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
organisasi tersebut. Analisis internal adalah alat yang penting bagi organisasi untuk
memahami diri mereka sendiri dan membuat strategi yang lebih efektif. Dengan
memahami kekuatan dan kelemahannya, organisasi dapat mengidentifikasi peluang dan
ancaman, serta meningkatkan kinerjanya.
Berfokus pada faktor-faktor internal organisasi, seperti sumber daya, kemampuan, dan
kelemahanMelibatkan audit lingkungan internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan organisasi.
a. Pendekatan fungsional dan penggunaan matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
juga termasuk dalam analisis lingkungan internal .
b. Formulasi Strategi:
Setelah memahami lingkungan internal dan eksternal, langkah selanjutnya
adalah merumuskan strategi.
Perusahaan menetapkan visi, misi, dan tujuan strategis, kemudian
mengembangkan rencana tindakan untuk mencapainya .
Implementasi dan Pengawasan: Setelah formulasi strategi, langkah
selanjutnya adalah mengimplementasikan rencana tindakan.
Pengawasan dilakukan untuk memastikan bahwa strategi berjalan sesuai
rencana dan mengukur keberhasilan implementasi .
Dengan pendekatan analitik ini, organisasi dapat mengambil keputusan yang lebih
terinformasi dan mengoptimalkan kinerja mereka dalam mencapai tujuan jangka
panjang.
Implementasi Strategi Aspek Kepemimpinan adalah proses mengubah visi, misi, dan
tujuan organisasi menjadi reaksi yang efektif, efisien, dan efektif. Ini dilakukan melalui
tiga langkah utama:
Implementasi strategi aspek kepemimpinan harus dilakukan dengan tepat waktu dan
dengan baik. Ini dapat mengakibatkan peningkatan kinerja organisasi, peningkatan
kinerja karyawan, dan peningkatan kinerja pemimpin.
b. Etika Bisnis
Implementasi Strategi Aspek Etika Bisnis adalah proses mengubah praktis dan kegiatan
bisnis menjadi yang etis, efektif, dan efisien. Ini dilakukan melalui tiga langkah utama:
1. Identifikasi aspek etika bisnis yang harus diperbaiki: Pemimpin harus memahami apa
yang harus diperbaiki dalam bisnis. Ini dapat dilakukan melalui analisis terhadap
praktis dan kegiatan bisnis, serta analisis terhadap kinerja dan hasil kerja.
2. Mengembangkan strategi etika bisnis: Setelah identifikasi aspek etika bisnis yang
harus diperbaiki, pemimpin harus mengembangkan strategi etika bisnis yang efektif.
Ini dapat dilakukan melalui pengembangan rencana strategis, perubahan organisasi,
dan pengembangan kemahiran karyawan.
3. Mengimplementasikan strategi etika bisnis: Setelah mengembangkan strategi etika
bisnis, pemimpin harus mengimplementasikannya. Ini dapat dilakukan melalui
pengembangan kemahiran karyawan, perubahan organisasi, dan pengembangan
sistem manajemen.
Implementasi strategi etika bisnis harus dilakukan dengan tepat waktu dan dengan baik.
Ini dapat mengakibatkan peningkatan kinerja organisasi, peningkatan kinerja karyawan,
dan peningkatan kinerja pemimpin.
Pemasaran
Selain itu, proses implementasi juga mencakup analisis hasil upaya pemasaran
dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja.
Hal ini membutuhkan pemantauan indikator kinerja utama (KPI) secara terus-
menerus seperti tingkat konversi, rasio klik-tayang, dan laba atas investasi
(ROI). Dengan melacak metrik ini secara cermat, pemasar dapat
mengidentifikasi apa yang bekerja dengan baik dan apa yang perlu
ditingkatkan, sehingga mereka dapat menyempurnakan strategi dan
mendorong hasil yang lebih baik.
Keuangan
Operasi
Proses implementasi dalam operasi adalah proses yang dinamis dan memiliki
banyak aspek. Dimulai dengan menganalisis keadaan saat ini dengan cermat
dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Fase diagnostik ini
menjadi dasar untuk membuat rencana komprehensif yang menguraikan
langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Salah satu aspek yang paling menarik dari implementasi dalam operasi adalah
menyaksikan dampak positif yang ditimbulkannya terhadap organisasi. Ketika
perubahan diterapkan dan perbaikan dilakukan, ada perubahan nyata dalam
efisiensi, efektivitas, dan kinerja secara keseluruhan. Kemacetan dihilangkan,
komunikasi mengalir lebih lancar, dan pengambilan keputusan menjadi lebih
cepat dan lebih terinformasi. Hasilnya berbicara sendiri, dan sangat
memuaskan melihat bagaimana perubahan ini berdampak positif pada
keuntungan perusahaan.
Penelitian dan Pengembangan (R&D) adalah aspek yang sangat penting bagi
organisasi mana pun, karena bertanggung jawab untuk mendorong inovasi dan
menciptakan produk atau layanan baru. Implementasi R&D di bidang
fungsional merupakan proses yang menarik dan dinamis yang melibatkan
serangkaian langkah dan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Setelah memilih ide yang paling menjanjikan, tahap implementasi dimulai. Ini
melibatkan penerjemahan konsep ke dalam prototipe atau eksperimen yang
nyata. Hal ini dapat mencakup pembuatan prototipe fisik, melakukan studi
kelayakan, atau menjalankan proyek percontohan. Fase implementasi
memungkinkan untuk menguji dan menyempurnakan ide untuk memastikan
ide tersebut layak dan efektif.
Terakhir, hasil dari fase implementasi dievaluasi dan dianalisis. Langkah ini
sangat penting dalam menentukan apakah penelitian telah berhasil mencapai
tujuannya. Temuan-temuan tersebut kemudian digunakan untuk
menginformasikan proses pengambilan keputusan, seperti pengembangan
produk, peningkatan proses, atau perencanaan strategis.
Secara keseluruhan, hal ini memungkinkan organisasi untuk tetap menjadi
yang terdepan dalam persaingan dengan terus berinovasi dan meningkatkan
produk atau layanan mereka. Dengan berinvestasi dalam R&D dan secara
efektif menerapkan hasilnya, organisasi dapat membuka peluang baru untuk
pertumbuhan dan kesuksesan.
Kesimpulan dari Konsep Dasar Manajemen Strategis adalah bahwa manajemen strategis
merupakan disiplin ilmu yang penting dalam mengarahkan kesuksesan organisasi melalui
perumusan, implementasi, dan evaluasi keputusan lintas fungsional. Pengertian strategis
menyoroti pentingnya merencanakan dengan cermat untuk mencapai tujuan tertentu,
sementara manajemen strategis melibatkan perumusan dan implementasi strategi untuk
mencapai tujuan organisasi. Teori-teori seperti Resource-Based View dan Model Lima
Kekuatan Porter memberikan kerangka kerja yang berharga dalam memahami bagaimana
organisasi dapat mencapai keunggulan kompetitif dan beroperasi efektif di lingkungan yang
berubah. Proses manajemen strategis melibatkan analisis lingkungan, penetapan tujuan,
merumuskan strategi, implementasi, dan evaluasi, sementara evaluasi manajemen strategis
membantu organisasi untuk menilai efektivitas strategi mereka dan mengidentifikasi area
untuk perbaikan. Konsep Dasar Pendekatan Analitik menyoroti pentingnya penggunaan data,
analisis, dan interpretasi untuk membuat keputusan yang lebih baik, meskipun ada tantangan
seperti waktu dan sumber daya yang dibutuhkan serta keakuratan data dan interpretasi yang
kompleks. Dalam keseluruhan, kedua konsep ini membantu organisasi dalam mengambil
keputusan yang tepat dan meraih keberhasilan jangka panjang.
Pendekatan analitik dalam manajemen strategis merupakan landasan penting untuk organisasi
dalam mengelola bisnis di era modern. Metode ini memungkinkan organisasi untuk membuat
keputusan yang lebih terinformasi, mengoptimalkan kinerja, dan mencapai tujuan jangka
panjang mereka. Dengan memahami lingkungan eksternal dan internal, serta merumuskan
strategi yang tepat, organisasi dapat menghadapi perubahan pasar dan menciptakan
keunggulan kompetitif. Selain itu, implementasi strategi dengan menggunakan analisis data
dan teknologi yang tepat dapat membantu organisasi merespons perubahan dengan cepat dan
meningkatkan efisiensi operasional di berbagai bidang fungsional seperti pemasaran,
keuangan, operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Dengan
demikian, pendekatan analitik dalam manajemen strategis tidak hanya memungkinkan
organisasi untuk bertahan, tetapi juga untuk berkembang dan bersaing secara efektif dalam
lingkungan bisnis yang dinamis.