Yoanda Ikhsan - 230401162
Yoanda Ikhsan - 230401162
Abstrak
Kata kuci: Chatbot, Covid-19, Society 5.0, Industri 4.0, Kecerdasan Buatan.
1
Pendahuluan
Beberapa contoh yang terkenal adalah “Alexa” dari Amazon, “Siri” dari
Apple, dan “Cortana” dari Microsoft. Mereka sering sudah terpasang di
smartphone atau speaker pintar berbasis rumah. Dalam beberapa tahun terakhir,
penggunaan chatbot untuk tujuan kesehatan telah meningkat secara signifikan,
mulai dari mendukung klinisi dengan wawancara dan diagnosis klinis hingga
membantu konsumen dalam mengelola kondisi kronis mereka sendiri (Miner et
al., 2020).
2
online dan menunjukkan peluang untuk memperlambat dan menghentikan
penyebaran informasi palsu, atau setidaknya untuk melawannya lebih langsung
dengan kontra informasi yang akurat. Peran dan manfaat masyarakat dalam
menghadapi pandemi COVID-19 adalah dengan menjadi konsumen dan produsen
informasi yang cerdas dan kritis, dengan memverifikasi sumber dan kebenaran
informasi sebelum menyebarkannya, dengan mencari informasi dari sumber resmi
dan terpercaya, dan dengan melaporkan dan menolak informasi yang
mencurigakan atau menyesatkan (Bruns et al., 2020).
Society 5.0 adalah konsep yang diusung oleh Jepang untuk mewujudkan
masyarakat yang berbasis pada teknologi Revolusi Industri 4.0, seperti internet of
things, big data, artificial intelligence, dan cloud computing. Dalam Society 5.0,
teknologi digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan
menyelesaikan berbagai masalah sosial, seperti penuaan penduduk, ketimpangan,
dan lingkungan. Salah satu bidang yang dapat diharapkan mendapat manfaat dari
Society 5.0 adalah sektor kesehatan, yang merupakan salah satu tujuan dari
Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB (WHO, 2021).
Ada tiga tujuan dari makalah ini. Pertama, untuk menyoroti strategi dan
tindakan respons utama dalam menanggapi keadaan darurat COVID-19 di
Indonesia. Kedua, untuk menganalisis celah dan peluang dalam respons ini.
Ketiga, untuk memberikan rekomendasi menuju pendekatan yang cepat,
komprehensif, dan lebih sistematis dalam jangka pendek dan panjang. Peran dan
manfaat masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19 adalah dengan
menjadi konsumen dan produsen informasi yang cerdas dan kritis, dengan
memverifikasi sumber dan kebenaran informasi sebelum menyebarkannya,
dengan mencari informasi dari sumber resmi dan terpercaya, dan dengan
melaporkan dan menolak informasi yang mencurigakan atau menyesatkan
(Djalante et al., 2020).
3
Pembahasan
SDGs mencakup tujuh belas bidang yang harus dicapai, fokus analisis
adalah peran media komunikasi untuk mencapai SDGs, khususnya di sektor
kesehatan. SDGs sektor kesehatan berbunyi sebagai berikut: “memastikan hidup
yang sehat dan mempromosikan hidup sehat pada setiap jenjang umur”. Tujuan
yang ingin dicapai SDGs tersebut adalah sebagai berikut: “Kita harus
mewujudkan perlindungan kesehatan universal dan akses kepada layanan
kesehatan yang berkualitas serta memastikan bahwa tidak ada orang yang
tertinggal”. Dengan kata lain, perlu dilakukan suatu upaya untuk memastikan
bahwa setiap lapisan masyarakat mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan
(WHO, 2021).
4
Chatbot dapat berinteraksi dengan pengguna melalui teks atau suara, dan
memberikan informasi, layanan, atau hiburan sesuai dengan permintaan atau
kebutuhan pengguna. Chatbot dapat berkontribusi pada Society 5.0 dengan
memanfaatkan teknologi Revolusi Industri 4.0, seperti artificial intelligence,
machine learning, dan big data.
5
Bangladesh, telah mengembangkan Mitra Chatbot dan Bloodman dalam fasilitas
chatting di Facebook. Mitra Chatbot dapat memberikan informasi tentang
Covid-19, melakukan skrining gejala, dan memberikan saran kesehatan.
Bloodman dapat membantu mencari donor darah bagi pasien Covid-19 yang
membutuhkan transfusi darah (Islam & Najmul Islam, 2020).
Salah satu cara untuk mengevaluasi kinerja dan keandalan chatbot dalam
bidang kesehatan adalah dengan mengukur persepsi pengguna tentang kegunaan
chatbot. Kegunaan chatbot dapat didefinisikan sebagai sejauh mana pengguna
merasa bahwa chatbot dapat membantu mereka dalam mencapai tujuan mereka,
serta sejauh mana pengguna merasa puas dengan pengalaman mereka dalam
berinteraksi dengan chatbot. melakukan penelitian tentang persepsi pengguna
tentang kegunaan chatbot kesehatan di Arab Saudi, dengan menggunakan
kuesioner online yang disebarkan kepada 400 responden. Perbandingan statistik
yang dilakukan dengan Uji Man-Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan secara statistik dalam semua persepsi tentang kegunaan chatbot
kesehatan antara kelompok-kelompok dari variabel berikut: jenis kelamin, usia,
kewarganegaraan, tingkat pendidikan tertinggi, dan penggunaan chatbot
kesehatan sebelumnya. Lihat Tabel 1.1 sebagai berikut (Almalki, 2021).
6
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa chatbot kesehatan dapat
diterima dan digunakan oleh berbagai kelompok pengguna, tanpa memandang
karakteristik demografis atau pengalaman mereka. Hal ini menunjukkan bahwa
chatbot kesehatan memiliki potensi untuk menjadi media komunikasi yang
efektif dan inklusif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya
dalam menghadapi pandemi Covid-19 (Almalki, 2021).
Kesimpulan
7
Daftar Pustaka
Bruns, A., Harrington, S., & Hurcombe, E. (2020). ‘Corona? 5G? or both?’: the
dynamics of COVID-19/5G conspiracy theories on Facebook. Media
International Australia, 177(1), 12–29.
https://doi.org/10.1177/1329878X20946113
Djalante, R., Lassa, J., Setiamarga, D., Sudjatma, A., Indrawan, M., Haryanto, B.,
Mahfud, C., Sinapoy, M. S., Djalante, S., Rafliana, I., Gunawan, L. A.,
Surtiari, G. A. K., & Warsilah, H. (2020). Review and analysis of current
responses to COVID-19 in Indonesia: Period of January to March 2020.
Progress in Disaster Science, 6. https://doi.org/10.1016/j.pdisas.2020.100091
Miner, A. S., Laranjo, L., & Kocaballi, A. B. (2020). Chatbots in the fight against
the COVID-19 pandemic. Npj Digital Medicine, 3(1), 1–4.
https://doi.org/10.1038/s41746-020-0280-0