Anda di halaman 1dari 20

No

Penulis dan Nama Jurnal Judul Jurnal Permasalahan Kesimpulan


.

1. I WAYAN ADIARTA; TINJAUAN YURIDIS 1. Bagaimanakah Status Hukum dan Hak Mewaris Anak 1. Status Hukum dan Hak Mewaris anak anak
LEGAL OPINION TENTANG KEDUDUKAN Luar Kawin? Luar kawin yaitu, Upaya Mengatasi anak luar
ANAK LUAR KAWIN 2. Bagaimana Kedudukan Anak Luar Kawin Dalam Hukum kawin dan Hak Mewaris Anak Luar Kawin, di
DALAM PEMBAGIAN Waris? beberapa daerah menganggap wanita yang
WARISAN 3. Bagaimana Solusi Pembagian Warisan Anak Luar melahirkan anak itu sebagai ibu anak yang
Kawin? bersangkutan, jadi biasa seperti kejadian
normal seorang wanita melahirkan anak dalam
perkawinan yang sah. Tetapi di beberapa
daerah lain ada pendapat yang wajib mencela
keras si ibu yang tidak kawin beserta anaknya,
bahkan mereka lazimnya dibuang dari
persekutuan. Untuk mencegah nasib si ibu dan
anaknya yang malang ini, terdapat suatu
tindakan adat yang memaksa pria yang
bersangkutan untuk kawin dengan wanita yang
telah melahirkan anak itu.
2. Kedudukan anak luar kawin dalam hukum
waris yaitu, pada orang tua yang tidak
mempunyai anak sah tetapi mempunyai anak
luar kawin, maka anak luar kawin yang
berkelakuan baik terhadap keluarga bapak
biologisnya akan mendapat warisan dari
keluarga bapak biologisnya. Jika ayah
biologisnya mempunyai anak sah dan anak luar
kawin, maka dalam pewarisan anak sah akan
mendapat lebih banyak dari anak luar kawin.
3. Solusi Pembagian Warisan Anak Luar
Kawin yaitu, di masyarakat, biasanya sengketa
tersebut diselesaikan terlebih dahulu dengan
cara musyawarah diantara para anggota
keluarga. Yang menjadi pemimpin dari
musyawarah tersebut adalah anak anak sah
sulung atau anak laki yang dituakan dari
keluarga tersebut, atau kalau tidak ada anak
laki, maka saudara atau kerabat dari pihak
ayah.apabila sengketa pembagian warisan
tersebut tidak dapat diselesaikan dengan cara
musyawarah, maka sengketa tersebut dibawa
ke pengadilan Negeri.
2. SRI WAHYUNI; TESIS KEDUDUKAN ANAK 1. Bagaimana kedudukan anak luar kawin dalam hukum 1. Kedudukan anak luar kawin di kalangan
LUAR KAWIN MENURUT waris adat di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali? masyarakat adat Desa Winong Kecamatan
HUKUM WARIS ADAT DI 2. Bagaimanakah penyelesaian masalah mengenai Boyolali Kabupaten Boyolali, orang tua yang
KECAMATAN BOYOLALI pembagian warisan yang terjadi dengan adanya anak luar tidak mempunyai anak sah tetapi mempunyai
KABUPATEN BOYOLALI kawin di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali ? anak luar kawin, maka anak luar kawin yang
berkelakuan baik terhadap keluarga bapak
biologisnya akan mendapat warisan dari
keluarga bapak biologisnya. Jika ayah
biologisnya mempunyai anak sah dan anak luar
kawin, maka dalam pewarisan anak sah akan
mendapat lebih banyak dari anak luar kawin.
2. Penyelesaian sengketa warisan dengan
adanya anak luar kawin di Desa Winong
Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali antara
lain:
a. Di masyarakat Kecamatan Boyolali,
biasanya
sengketa tersebut diselesaikan terlebih dahulu
dengan cara musyawarah diantara para anggota
keluarga. Yang menjadi pemimpin dari
musyawarah tersebut adalah anak anak sah
sulung atau anak laki yang dituakan dari
keluarga tersebut, atau kalau tidak ada anak
laki, maka saudara atau kerabat dari pihak
ayah.
b. apabila sengketa pembagian warisan tersebut
tidak dapat diselesaikan dengan cara
musyawarah, maka sengketa tersebut dibawa
ke dalam musyawarah adat, dimana dipimpin
oleh Kepala Desa atau orang yang dituakan
dalam adat masyarakat Kecamatan Boyolali.
3. YAUMIL CHAERANI; ANALISIS PEMBAGIAN 1. Bagaimana kedudukan anak luar kawin menurut 1. Kedudukan anak luar kawin menurut
SKRIPSI HARTA WARISAN Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Undang-Undang Perkawinan dan telah
KEPADA ANAK LUAR Islam? ditafsirkan oleh Mahkamah Konstitusi
KAWIN DITINJAU DARI 2. Bagaimana hak waris anak luar kawin menurut Undang- melalui putusan MK yang menyatakan
UNDANG-UNDANG NO. 1 Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam? bahwa anak yang dilahirkan di luar
TAHUN 1974 TENTANG 3. Bagaimana pembagian harta waris anak luar kawin perkawinan hanya mempunyai hubungan
PERKAWINAN DAN menurut Undang – Undang Perkawinan dan menurut perdata dengan ibunya serta dengan laki-
KOMPILASI HUKUM Kompilasi Hukum Islam? laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan
ISLAM (KHI) berdasarkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan/atau alat bukti lain menurut
hukum mempunyai darah, termasuk
hubungan perdata dengan keluarga
ayahnya. Sedangkan kedudukan anak luar
kawin menurut Kompilasi Hukum Islam
sama kedudukannya dengan anak zina yang
hanya mempunyai hubungan nasab dengan
ibunya dan keluarga ibunya dan tidak
mempunyai hubungan nasab apapun
dengan ayah biologisnya.
2. Dalam Undang-Undang Perkawinan tidak
ada diatur secara jelas mengenai hak waris
anak luar kawin, tetapi dalam Pasal 43
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 jo.
Putusan Mahkamah Konstitusi yang
menyatakan bahwa anak luar kawin bisa
mendapat hak waris dari ibu dan ayahnya
apabila dapat dibuktikan dengan sah dan
jelas secara hukum bahwa ia mempunyai
hubungan darah dengan ayah biologisnya
tersebut. Sedangkan hak waris anak luar
kawin menurut Kompilasi Hukum Islam
tetap sesuai dengan aturan kedudukannya
yang menyatakan bahwa ia hanya
hubungan nasab dan hubungan waris
mewaris dengan ibu dan keluarga ibunya
saja tetapi tidak dengan ayahnya.
3. Pembagian harta warisan bagi anak luar
kawin juga tidak diatur dalam Undang-
Undang Perkawinan, pengaturan yang
digunakan untuk pembagiannya tergantung
pada hukum yang dianut sang pewaris,
apakah hukum waris Islam, hukum waris
Adat atau hukum waris perdata (BW).
Menurut hukum waris Islam pembagian
harta warisan terhadap anak luar kawin
sama dengan anak sah tetapi hanya berlaku
bagi harta warisan yang ditinggalkan si ibu,
karena anak luar kawin dalam hukum Islam
tidak mempunyai hubungan nasab dengan
ayahnya. Menurut hukum waris Adat
pembagian harta warisan kepada anak luar
kawin tergantung dari tiap suku sang
pewaris. Dari salah satu adat menyatakan
bahwa anak luar kawin tidak berhak
mendapat harta warisan dalam bentuk
apapun dari orangtuanya (bapak) tetapi
apabila pewaris hanya meninggalkan anak
luar kawin maka ia berhak mendapat harta
warisan tersebut, apabila ia bersama anak
sah maka bagiannya lebih sedikit dari
bagian anak sah. Menurut hukum waris
perdata (BW), bagian harta warisan yang
didapat anak luar kawin yang diakui
tergantung dengan siapa ia mewarisi harta
warisan tersebut.Sedangkan pembagian
harta warisan anak luar kawin menurut
Kompilasi Hukum Islam berbeda antara
anak laki-laki dan anak perempuan dan
tergantung dengan siapa mereka mewaris
harta warisan tersebut. Biasanya bagian
anak laki-laki dua banding satu dengan
anak perempuan.
4. MUCHAMAD RIMA KEDUDUKAN ANAK 1. Bagaimanakah kedudukan anak luar nikah menurut 1. Kedudukan anak luar nikah menurut
SAPUTRA; SKRIPSI LUAR NIKAH TERHADAP pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan
HARTA WARIS (STUDI di Provinsi Lampung? tokoh Muhammadiyah Provinsi Lampung
PANDANGAN TOKOH 2. Bagaimanakah pembagian harta waris anak luar nikah adalah sesuai dengan Kompilasi Hukum
NAHDLATUL ULAMA menurut pandangan tokoh Nahdlatul Ulama dan Islam Pasal 100 yaitu anak tersebut
DAN MUHAMMADIYAH Muhammadiyah di Provinsi Lampung? nasabnya dengan ayah kandung biologisnya
DI PROVINSI LAMPUNG) terputus dan hanya bernasabkan kepada ibu
kandungnya dan keluarga ibu kandungnya
saja. Namun anak tersebut tidak menjadi
beban dosa kedua orangtuanya, karena
semua anak itu di mata Allah SWT itu suci
hanya saja kedua orangtuanya itulah yang
bersalah dan berdosa atas apa yang dia
lakukan dibumi.

2. Pembagian harta waris anak luar nikah


menurut pandangan tokoh Nahdlatul Ulama
dan tokoh Muhammadiyah Provinsi
Lampung yaitu apabila anak itu tidak
memiliki bukti hukum yang kuat dari ayah
biologisnya untuk mendapatkan hak
warisnya maka anak tersebut tidak
memiliki hak untuk mendapatkan harta
waris dari ayah biologisnya karena pada
dasar yang telah ditentukan harta anak luar
nikah hanya bisa dia dapatkan melalui ibu
kandungnya dan keluarga ibu kandungnya
saja karena dari ayah kandungnya itu
nasabnya telah terputus. Sebagian besar
ulama telah berpendapat untuk memberikan
jalan keluar untuk hal yang seperti ini
karena walaupun dan bagaimanapun anak
itu adalah anak kandung yang sah di mata
Allah SWT, menurut pandangan tokoh
Nahdlatul Ulama dan tokoh
Muhammadiyah Provinsi Lampung
berpendapat bahwa anak tersebut dapat
menerima harta berupa wasiat wajibah atau
hibah dari ayah biologisnya selagi ayahnya
mau memberikannya kepada anaknya dan
selagi ayahnya masih hidup, maka bisa
diberikan harta tersebut berupa hibah. Jika
ayah tersebut telah meninggal dunia dan
bukti tertulis juga tidak ada maka anak
tersebut tidak mendapatkan apa-apa dari
ayah biologisnya. Apabila anak tersebut
diberikan melalui wasiat wajibah oleh
ayahnya maka anak tersebut hanya berhak
menerima 1/3. Hal ini juga sesuai dengan
fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 11
tahun 2012 Tentang kedudukan Anak Hasil
Zina dan Perlakuan terhadapnya. Namun
penulis juga berpendapat bahwa solusi atau
jalan keluar untuk memberikan harta waris
anak di luar nikah yaitu berupa wasiat
wajibah, karena sesuai dengan fatwa
Majelis Ulama Indonesia Nomor 11 tahun
2012 tentang kedudukan anak hasil zina
dan perlakuan terhadapnya.

5. EMILDA KEDUDUKAN DAN 1. Bagaimana kedudukan anak luar kawin dalam perspektif 1. Kedudukan seorang anak luar kawin
KUSPRANINGRUM; LEGAL PERLINDUNGAN ANAK hukum positif di Indonesia? ditinjau dari hukum positif Indonesia, pada
REVIEW LUAR KAWIN 2. Sejauhmana perlindungan anak luar kawin dalam awalnya sebelum UU Nomor 1 tahun 1974
DALAM PERSPEKTIF perspektif hukum positif di Indonesia? lahir kedudukan seorang anak luar kawin
HUKUM DI INDONESIA diatur dalam KUH Perdata, dimana
didalamnya diatur bahwa anak luar kawin
dianggap sebagai anak sah jika kedua orang
tuanya melakukan sebuah pengakuan yang
dituangkan dalam sebuah akta. Dalam
perkembangannya, setelah adanya UU
Nomor 1 Tahun 1974, maka kedudukan
seorang anak luar kawin secara otomatis
sejak kelahirannya memiliki ikatan hukum
dan kekeluargaan hanya dengan ibu/wanita
yang melahirkannya.
2. Pada prinsipnya seluruh ketentuan dalam
hukum positif Indonesia yang berkaitan
dengan anak dapat diberlakukan kepada
anak luar kawin. Hanya persoalan
pembagian waris yang membedakan
dengan anak lain pada umumnya. Karena
seorang anak luar kawin hanya terikat
secara hukum adan kekeluargaan dengan
ibu/wanita yang melahirkannya.
6. I MADE SUDARMAWAN TINJAUAN HUKUM 1. Bagaimana pelaksanaan pembagian waris anak astra di 1. Pelaksanaan pembagian waris anak astra di
SRIYANA; TESIS PELAKSANAAN Bali? Bali, tidak mewaris terhadap harta
PEMBAGIAN 2. Bagaimana implikasi hukum terhadap pembagian waris peninggalan ayah biologisnya walaupun
WARIS TERHADAP ANAK anak astra dalam masyarakat di Bali pasca lahirnya anak astra diberikan harta berupa jiwa dana
ASTRA DI BALI Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dan tatadan namun itu bukan merupakan
Nomor 46/PUU-VIII/2010, Tanggal 13 Februari 2012? pemberian waris dari ayah biologisnya,
tetapi anak astra mewaris terhadap harta
peninggalan ibunya dan dari keluarga
ibunya. Anak astra dapat menerima wasiat
dari ibunya untuk memberikan
perlindungan hukum bila mana ibunya
melakukan perkawinan. Pembagian waris
anak astra di masing-masing daerah
berbeda-beda tergantung dari hasil putusan
rapat lembaga adatnya.

2. Implikasi hukum terhadap pembagian waris


anak astra dalam masyarakat di Bali pasca
putusan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia No. 46/PUU-VIII/2010, adalah
menguatkan kembali dan memberikan
penegasan atas pengakuan terhadap
tanggung jawab ayah biologis anak astra
dan sebagai dasar pertimbangan dalam
pembentukan hukum menurut hukum adat
melalui lembaga adat dalam pengambilan
keputusan pelaksanaan pembagian waris
anak astra sebagai ahli waris dari ayah
biologisnya.

7. NI NYOMAN ADI ASTITI & HAK ANAK LUAR KAWIN 1. Bagaimanakah hak anak luar kawin dalam hukum waris 1. Hak anak luar kawin dalam hukum
DODY NANSARUNAI; DALAM HUKUM WARIS dan pembagian warisan terhadap anak luar kawin waris sampai saat ini dalam pembagian
JURNAL ISLAM berdasarkan hukum waris islam? warisnya belum terdapat suatu peraturan
secara khusus (belum ada keseragaman
hukum), hal tersebut dapat
memberikanpeluang untuk memilih hukum
waris mana yang akan digunakan untuk
menuntut hak waris baik pembagian
waris secara KUHPerdata,Hukum Waris
Islam, Hukum Waris Adat dan kini ada
pula Putusan MKRI Nomor 46/PUU-
VIII/2010 yang dapat dijadikan pedoman
oleh hakim lain untukdijadikan sebuah
yurisprudensi alam memutuskan perkara
yang sama
8. BILLY VERIAN SALIM; KEDUDUKAN HUKUM 1. Apakah anak diluar perkawinan berhak mendapatkan 1. Oleh karena dalam suatu pewarisan
JURNAL ANAK DILUAR KAWIN suatu warisan? terdapat 3 (tiga) unsur penting, yaitu : (1)
DALAM MENDAPATKAN 2. Bagaimana penyelesaian jika terjadi sengketa dalam adanya orang yang meninggal dunia selaku
SUATU WARISAN pembagian waris Islam? pewaris, (2). Adanya harta kekayaan yang
ditinggalkan, (3). Adanya ahli waris. Yang
dimaksud dengan Pewaris adalah orang
yang meninggal dunia dengan
meninggalkan suatu harta kekayaan.
Sedangkan yang dimaksud dengan ahli
waris adalah orang-orang yang
menggantikan kedudukan si pewaris dalam
bidang hukum harta kekayaan, karena
meninggalnya pewaris. Sedangkan yang
dimaksud dengan Warisan adalah harta
kekayaan yang dapat berupa kumpulan
aktiva dan pasiva dari si pewaris yang
berpindah kepada para ahli waris.Testament
atau wasiat adalah pernyataan kehendak
terakhir dari si pewaris mengenai apa yang
dikehendaki akan terjadi dengan harta
kekayaan sesudah ia meninggal dunia.
Penunjukan seseorang sebagai ahli waris di
dalam suatu testament atau wasiat disebut
erfstelling. Pemberian warisan melalui
testamen kepada orang-orang tertentu atas
barang- barang tertentu disebut legaat dan
si penerima legaat disebut legataris.
Penunjukan ahli waris dan pemberian
legaat termasuk dalam genus making.
2. Hal yang membedakan hukum waris Islam
dengan hubungan waris lainnya yaitu
adanya penggolongan macam ahli waris
yang berbeda-beda. Bagian warisan pun
berbeda-beda bergantung kondisi kasus
pewarisan. Dalam ketentuan Pasal 174 ayat
(1) KHI disebutkan kelompok-kelompok
ahli waris terdiri dari : (a). Menurut
hubungan darah, (i) golongan laki-laki
terdiri dari : ayah anak laki-laki, saudara
laki-laki, paman dan kakek, (ii) golongan
perempuan terdiri dari : ibu, anak
perempuan, saudara perempuan dari nenek,
(b) menurut hubungan perkawinan terdiri
atas : duda atau janda. namun apabila
semua ahli waris ada, maka yang berhak
mendapatkan warisan hanya : anak, ayah,
janda atau duda. Ahli waris dalam Islam
dibedakan menjadi tiga macam : (a).
Dzawil furudz, (b) ashabah,dan (c)
Mawaali atau ahli waris pengganti.
9. MEITA DJOHAN OE; ANALISIS STATUS HAK 1. Bagaimana status hak waris anak luar nikah menurut 1. Status hak waris anak luar kawin dalam
JURNAL WARIS ANAK DI LUAR Kompilasi Hukum Islam? Kompilasi Hukum Islam adalah bahwa
NIKAH MENURUT anak tersebut hanya berhak mewaris dari
KOMPILASI HUKUM ibunya dan keluarga ibunya demikian juga
ISLAM sebaliknya. Sedangkan, terhadap ayah
biologisnya anak tersebut sama sekali tidak
ada hubungan hukum sehingga tidak
menimbulkan hubungan saling mewarisi.
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 43 UU
No.1 Tahun 1974, yang berbunyi :
(1) Anak yang dilahirkan diluar perkawinan
hanya mempunyai hubungan perdata
dengan ibunya dan keluarga ibunya.
(2) Kedudukan anak tersebut ayat (1) di
atas selanjutnya akan diatur dalam
Peraturan Pemerintah.”
Mengenai besarnya bagian warisan adalah
mengacu terhadap ketentuan waris yang
terdapat dalam hukum Islam. Namun,
pengakuan yang dilaku kan sepanjang
perkawinan tidak lah menimbulkan hak
waris terhadap anak tersebut sepanjang ia
memiliki keturun an yang sah dari
perkawinan nya tersebut. Sedangkan,
mengenai besar nya bagiannya adalah telah
ditentukan porsinya sesuai dengan siapa ia
bersama-sama mewaris, yaitu sebagai mana
diatur pada Pasal 863 BW.
10. YESSY KUSUMADEWI; AKIBAT HUKUM BAGI 1. Bagaimana kedudukan anak luar kawin menurut UU No. 1. Pembagian harta warisan bagi anak luar
JURNAL ANAK LUAR KAWIN 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan KUH Perdata? kawin dalam hukum perdata didasarkan
DALAM PEMBAGIAN 2. Bagaimana analisis hukum bagi anak luar kawin sejak pada ketentuan KUH Perdata dengan
WARISAN PASCA adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU- berpedoman pada ketentuan Pasal 832
PUTUSAN MAHKAMAH VIII/2010, Tanggal 13 Februari 2012 dalam kaitannya KUH Perdata mengenai golongan-
KONSTITUSI NOMOR dengan masalah Hukum W aris? golongan yang berhak mewarisi harta milik
46/PUU-VIII/2010 DAN pewaris, sedangkan anak luar kawin yang
UNDANG-UNDANG diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974
NOMOR 1 TAHUN 1974 Tentang Perkawinan mengacu pada Pasal
TENTANG PERKAWINAN 43 serta Kompilasi Hukum Islam. Menurut
KUH Perdata, anak luar kawin memiliki
hak untuk mewarisi harta warisan yang
ditinggalkan oleh si pewaris melalui
legitieme portie sepanjang anak luar kawin
tersebut disahkan melalui Pengadilan.
Namun, dalam UU No. 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan khususnya Pasal 43
ayat (1) menyatakan bahwa, anak yang
dilahirkan di luar dari perkawinan yang sah
hanya memiliki hubungan hukum atau
kerabat dengan ibu dan keluarga ibunya.
Hal ini berarti bahwa UU No. 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan tidak mengakui
adanya anak luar kawin. Namun demikian,
agar anak luar kawin dapat memiliki hak
untuk mewarisi harta warisan apabila
pewaris menyatakan bahwa pewaris atau
ayahnya mengakui keberadaan anak luar
kawin tersebut sehingga besarnya
pembagian harta warisan bagi anak luar
kawin diserahkan kembali kepada pewaris
melalui hibah wasiat.
2. Dengan adanya putusan Mahkamah
Konstitusi tersebut di atas, maka diakuinya
anak luar kawin (hasil biologis) sebagai
anak yang sah. Berarti akan mempunyai
hubungan waris dengan bapak biologisnya
tanpa harus didahului dengan pengakuan
dan pengesahan, dengan syarat yang dapat
dibuktikan adanya hubungan biologis
antara anak dan bapak biologis berdasarkan
ilmu pengetahuan, misalnya melalui hasil
tes DNA. Apabila ada penyangkalan
mengenai anak luar kawin dari anak-anak
ahli waris yang sah, maka dalam hal ini
tetap perlu dimohonkan penetapan
pengadilan mengenai status anak luar
kawin tersebut sebagai ahli waris yang sah.
Mengharapkan Pemerintah dengan putusan
MK tersebut membuat sinkronisasi hukum
dan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan perkawinan menurut
agama dan kepercayaannya sehingga tidak
menimbulkan pendapat/opini yang tumpang
tindih yang menimbulkan banyak masalah
baru dan diharapkan penegakan hukum
serta rasa keadilan di masyarakat dapat
terwujud

11. FAHRIYANI TINJAUAN YURIDIS 1. Apakah terdapat landasan hukum mengenai pembagian
ANANDA;SKRIPSI TERHADAP warisan bagi anak luar kawin dari perkawinan yang tidak
PENYELESAIAN sah dilakukan oleh seorang suami yang masih terikat
SENGKETA KEDUDUKAN dalam perkawinan yang sah?
HAK WARIS ANAK LUAR 2. Bagaimana penyelesaian suatu sengketa mengenai anak
KAWIN DALAM luar kawin dari perkawinan yang tidak sah yang ingin
PERKAWINAN YANG menjadi ahli waris?
TIDAK SAH
NAMA : FAHRIYANI ANANDA

NIM : 11000118130571

JUDUL : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA KEDUDUKAN HAK WARIS ANAK LUAR KAWIN DALAM PERKAWINAN
YANG TIDAK SAH

Anda mungkin juga menyukai