Anda di halaman 1dari 31

BAB IX

HUKUM WARIS ADAT

Oleh:
Prof. Dr. Dr. Rr. Catharina Dewi Wulansari, Ph.D, SH,MH,SE,MM.
9.1. PENGERTIAN HUKUM WARIS ADAT

A. Menurut Prof. Mr. Soepomo


• Peraturan-peraturan;
• Yang Mengatur Proses Meneruskan Serta Mengoperkan;
• Barang-barang Berupa Harta Benda Dan Barang-barang Yang
Berwujud Benda;
• Dari Satu Angkatan Manusia Kepada Keturunannya.

B. Menurut Prof. Mr. B. Ter Haar Bzn


• Peraturan-peraturan Hukum;
• Yang Bersangkutan Dengan Proses Penerusan Dan
Pengoperkan;
• Kekayaan Materiil Dan Imateriil;
• Dari Satu Generasi Ke Generasi Lain.
Kesimpulan
Peraturan-peraturan Ini Dapat Merupakan Peraturan Yang
Tertulis Maupun Tidak Tertulis

Proses Pewarisannya Dapat Terjadi Sebelum Pewaris


Wafat Dan Sesudah Pewaris Wafat

Benda-benda Yang Diwariskan Dapat Berupa Benda Yang


Tidak Berwujud Seperti Kepercayaan Jabatan Dan Lain-
lain

Ahli Waris Adalah Generasi Yang Di Bawahnya Sehingga


Generasi Yang Sama Dengan Generasi Pewaris Tidak Mendapat
Harta Warisan Misalnya Janda Atau Duda
9.2. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM HUKUM WARIS ADAT

Sebelum Mempelajari Hukum Hukum Waris Adat Mencakup


Waris Adat Harus Persoalan Tindakan
Mempelajari Dahulu Hukumm Mengenai Pelimpahan Harta
Perkawinan Dan Hukum Benda Semasa Seseorang
Keluarga Hidup

Contoh: Keputusan MA
Tanggal 1 Juni 1995 No. 53
K/Sip/1952 Menurut Hukum
Adat Bali, Kalau Seorang Contoh: Hibah
Wafat Meninggalkan
Seorang Anak Laki-laki,
Maka Anak Itu Adalah Satu-
satunya Ahli Waris
9.2. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM HUKUM WARIS ADAT

Dalam Hukum Adat Tidak Ada Peraturan Yang Seragam, Walaupun


Dapat Ditunjukkan Asas-asas Umumnya

Terdapat Pengaruh Dari Luar Terhadap Hukum Waris Adat

Ada 3 unsur dalam Hukum Waris Adat yaitu:

Harta peninggalan /
Pewaris Ahli wari /waris
warisan
9.3. BEBERAPA ISTILAH DALAM HUKUM WARIS ADAT
Warisan
• Harta Kekayaan Dari Pewaris Yang Telah Wafat Yang Telah
Dibagi Atau Masih Dalam Keadaan Tidak Terbagi

Harta Peninggalan
• Harta Warisan Yang Belum Terbagi Atau Tidak Terbagi
Dikarenakan Salah Seorang Pewaris Masih Hidup

Harta Pusaka terdiri dari:

Harta Pusaka Rendah, Yaitu: Harta Pusaka Tinggi, Yaitu:

Harta Kekayaan Yang Paling Tua Dalam


Harta Yang Dikumpulkan Secara
Suatu Kompleks Orang-orang, Terutama
Perseorangan Pada Masa Hidupnya
Untuk Pendirian Nagari
9.3. BEBERAPA ISTILAH DALAM HUKUM WARIS ADAT

Harta Yang Dmiliki


Harta Penantian (Harta Oleh Seorang
Pembujang) Pria/Wanita Pada Saat
Belum Menikah.
Harta Kekayaan Yang
Dikuasai Atau Dimiliki
Istilah Harta Perkawinan Oleh Suami Atau Istri
Disebabkan Adanya
Ikatan Perkawinan.

Semua Harta Yang


Datang, Dibawa Oleh
Harta Bawaan Suami Atau Istri Ketika
Perkawinan Terjadi.
9.3. BEBERAPA ISTILAH DALAM HUKUM WARIS ADAT

Harta Pencaharian Harta Pemberian

• Harta • Harta
Kekayaan Yang kekayaan yang
Didapat Dari didapat suami
Hasil Usaha istri secara
Perseorangan bersama atau
Atau Usaha secara
Bersama perorangan
Suami Istri yang berasal
Yang Terikat dari pemberian
Dalam Ikatan orang lain
Perkawinan
9.3. BEBERAPA ISTILAH DALAM HUKUM WARIS ADAT

Istilah

Pewaris Pewarisan Waris

Proses
Orang Yang
Meneruskan Harta Orang Yang
Meneruskan Harta
Kekayaan Yang Mendapat Harta
Peninggalan Pada
Ditingglkan Warisan.
Para Waris.
Pewaris.
9.4. SISTEMATIK HUKUM WARIS ADAT

Hukum Waris Adat

Harta Dibagi-bagi Harta Tidak Dibagi-bagi

Sistem mayorat Sistem Kolektif

Mayorat Laki-laki Mayorat Perempuan


Prinsip Harta Warisan yang Dibagi

Setiap Waris Mendapat Bagian Untuk Dapat


Menguasai Dan Atau Memiliki Harta Warisan
Menurut Bagiannya

Berlaku Pada Masyarakat Parental

Keuntungannya Para Waris Dapat Bebas


Menguasai Dan Memiliki Harta Warisan
Prinsip Harta Warisan yang Tidak Dibagi

Terpengaruh Cara Berfikir Yang Komunalistis

Menghendaki Harta Benda Yang Ditinggalkan Itu Merupakan


Harta Turun Temurun Dan Tidak Dimiliki Oleh Seorang Saja

Setiap Anak Yang Lahir Merupakan Peserta


Dalam Gabungan Pemilik

Ciri Keadaan Tak Dibagi, Baginya Harta Kekayaan Tadi, Karena


Harta Kekayaan Itu Dmiliki Bersama Dan Tunduk Di Bawah
Pengawasan Satu Orang
Prinsip Sistem Mayorat & Kolektif
Sistem Mayorat Sistem Kolektif

Anak laki-laki maupun Kepemikan dialihkan dari


perempuan tertua menjadi ahli pewaris kepada waris sebagai
waris kesatuan yang tidak terbagi-
bagi penguasaan dan
pemlikannya
Konsekuensinya:
Anak laki-laki tertua mengganti
kedudukan Ayah. Tidak saja
dalam hal material tetapi juga Cara pemakaian diatur
wajib memelihara, mendidik, berdasar musyawarah mufakat
saudaranya
9.5. PARA WARIS

1. Anak
Kandung

4. Para Waris 2. Anak Tiri dan


Lainnya Anak Angkat

3. Waris Balu
1. Anak Kandung

Anak yang lahir hasil dari kandungan ibu dan ayah kandungnya

Kedudukan sebagai ahli waris dipengaruhi perkawinan orang tua

Anak Sah Anak Tidak Sah

Waris Orang Tua Waris Ibu / Keluarga Ibu

Anak Yang Lahir Dari Lahir Dari Perkawinan Orang


Perkawinan Orang Tua Yang Sah Tua Yang Tidak Sah Menurut
Menurut Ajaran Agama. Agama
Waris Anak Pria Waris Anak Wanita

Umum Pada Masyarakat Umum Pada Masyarakat


Patrilineal Matrilineal

Prinsip: Laki-laki Sebagai Penyimpangan: Apabila


Ahli Waris, Sedangkan Anak Tidak Ada Anak Laki-laki
Perempuan Sebagai Harta Maka Perkawinannya
Bawaan Di Perkawinan Perkawinan Jujur

Penyimpangan: Apabila
Tidak Ada Anak Laki-laki
Maka Anak Perempuan Jadi
Ahli Waris
2. Anak Tiri & Anak Angkat

Anak Tiri Anak Angkat

Mewaris Dari Orang


Dapat Menjadi Waris
Tua Kandung
4. PARA WARIS
3. WARIS BALU
LAINNYA

Balu pada masyarakat Apabla ahli waris utama


Patrilineal & Matrilineal tdak ada pada masyarakat
hanya berhak menikmati. parental maka warisan
dapat jatuh pada:
Balu pada masyarakat
Parenatal berhak mendapat Orangtua pewaris.
bagian dari harta
peninggalan.
Saudara / keturunan

Kakek / nenek
9.6. HARTA WARISAN

1. Harta Asal

Harta Kekayaan Yang Dikuasai Pewaris

Sebagian Modal Pewaris Yang


Dibawa Masuk Dalam Perkawinan

Berupa Harta Peninggalan Maupun Harta


Bawaan.
Barang Yang Tiap Istri Atau Suami
Miliki Sebelum Perkawinan

Barang Yang Dimiliki Suami Atau Istri


a. Barang Bertalian Dengan Kematian
sebelum
perkawinan Barang Yang Diperoleh Karena
Pewarisan.

Menurut S.A.
Hakim, Barang Yang Diperoleh Karena
Pemberian Orang Lain
barang asal
terdiri dari:
Barang Yang Diperoleh Suami Atau Istri
b. Barang Karena Usaha Sendiri Tanpa Bantuan
selama Kawan Nikah.
ikatan
perkawinan Barang Yang Diperoleh Dari Pemberian
Pada Salah Satu Pihak Karena
Pewarisan.
2. Harta Pemberian

Harta Pemberian Suami

Hibah Harta Pemberian Istri

Harta Pemberian Orang


Hadiah
Tua

Harta Pemberian Orang


Harta Pemberian Kerabat
Lain

Harta Pemberian Anak


Kemenakan
3. HARTA
4. HAK KEBENDAAN
PENCAHARIAN

Harta Bersama Hak Pakai

Harta Suami Harta Tagihan

Harta Istri
9.7. Proses Pewarisan
1. Sebelum Pewaris Wafat

a. penerusan / pengalihan

Dikala Pewaris Masih Hidup Adakalanya Pewaris Telah


Malakukan Penerusan Atau Pengalihan Kedudukan Atau
Jabatan Adat, Hak – Kewajiban Dan Harta Kekayaan Pada
Para Waris

Berlaku Setelah Pewaris Lanjut Dan Pewaris Tetap


Berkedudukan Sebagai Penasehat Dan Menerima Laporan
Pertanggungjawaban

Termasuk Pemberian Bagi Anak Yang Akan Menikah


B. Penunjukan C. Pesan / Wasiat

Berpindahnya Penguasaan Pesan Dari Pewaris Kepada


Dan Pemilikan Setelah Keluarganya Tentang Harta
Pewaris Wafat Kekayaan

Sebelum Pewaris Wafat, Harus Diucapkan Dengan


Masih Berhak Dan Terang Disaksikan Para
Berwenang Menguasai, Waris, Keluarga, Tua Desa
Tetapi Pengurusan Dan
Pemanfaatan Serta
Penikmatan Hasil Sudah
Pada Para Waris
2. Setelah Pewaris Wafat

Penguasaan Warisan

Berlaku Bagi Harta Yang Tidak Terbagi Atau


Karena Pembagiannya Ditangguhkan

Penguasaan Harta Warisan Bertanggungjawab


Untuk Menyelesaikan Segala Hutang Putang
Pewaris Dan Pengurusan Para Pewaris
Penguasaan Warisan Terdiri Dari:

A. Penguasaan Janda
• Pada Masyarakat Patrilineal
• Janda Dapat Menguasai Hingga Anak Dewasa.
• Pada Masyarakat Matrilineal
• Mutlak Penguasaan Diwasi Saudara Laki-laki Tertua.
• Pada Masyarakat Parental
• Mutlak Dan Tidak Perlu Diawasi
B. Penguasaan Anak
• Pada Masyarakat Patrilineal : Anak Laki-laki Tertua
• Pada Masyarakat Matrilineal : Anak Permpuan Tertua.
• Pada Masyarakat Parental : Anak ♀ & ♂

c. Penguasaan Anggota Keluarga

D. Penguasaan Tua-tua Adat


9.8. Pembagian Warisan

Waktu Bagi Juru Bagi

Orang Tua Yang


Tidak Ditentukan
Masih Hidup

Umumnya Anak Laki-laki


Setelah Upacara Atau Perempuan
Selamatan Tertua.

Tetangga /
Pemuka
Masyarakat /
Agama.
9.9. Pembagian Warisan
Tidak Mengenal
Pembagian Dengan
Perhitungan Matematis

Dasar Pertimbangan
Cara Pembagian Mengingat Wujud
Benda & Kebutuhan
Waris

Kemungkinan: Cara
Segendong Sepikul
Cara Dundum Kupat
9.9. Pembagian Warisan
Membunuh /
Berusaha Membunuh
Pewaris

Penganiayaan Pada
Pewaris
Kemungkinan
Hilangnya Hak
Mewaris Melakukan Perbuatan
Yang Menjatuhkan
Nama Baik Pewaris

Murtad Dari Agama


8.10. Perbedaan Hukum Waris Adat Dengan Sistem Hukum Lain

HUKUM WARIS ADAT HUKUM WARIS BARAT

Tidak Mengenal Legitime


Mengenal Legitime Portie
Portie

Dasar Kerukunan Dasar Individual

Tidak Boleh Dipaksa Untuk Dapat Menuntut


Dibagi Pembagian
HUKUM WARIS ADAT HUKUM WARIS ISLAM

Dapat Bersifat Tidak Dapat Dibagi


--------------

Anak Angkat Dapat Menjadi


Anak Angkat
Ahli Waris
Tidak Mendapat Warisan

Terdapat Sistem Penggantian Tidak Ada


Warisan
Sistem Penggantian Warisan
Anak Perempuan Dapat Menutup Anak Perempuan Mendapat
Hak Kakek-nenek Dan Saudara Apa
Bila Tidak Ada Anak Laki-laki Bagian Yang Pasti

Terdapat Pembedaan Sifat / Harta Waris Merupakan


Macam Barang Satu Kesatuan

Anda mungkin juga menyukai