Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ihsan Giffari

NPM : 205010003

HUKUM PERDATA

TABEL

PERBEDAAN HUKUM PERKAWINAN MENURUT KUHPER/BW & UU NO.16 TH


2019 TENTANG PERUBAHAN UU NO.1 TH 1974 TENTANG PERKAWINAN

No. Perbedaan KUHPER/BURGELIJKE UU NO.16 TH 2019


WET BOEK/BW TTG PERUBAHAN
UU NO.1 TH 1974 TTG
PERKAWINAN
1. Arti Perkawinan Perikatan Perdata. Ikatan lahir batin antara
seorang laki laki dengan
seorang perempuan
sebagai suami isteri
dengan tujuan
membentuk keluarga
yang bahagia dan abadi
berdasarkan Ketuhanan
yang Maha Esa.
2. Sifat Hk Perkawinan Berasas monogami Berasas monogami
bersifat mutlak bersifat terbuka/tidak
mutlak.
3. Syarat Sah Perkawinan  Pasal 27 Pasal 7
Seorang lelaki (1) Perkawinan hanya
hanya boleh diizinkan apabila
terikat dengan pria dan wanita
satu orang sudah mencapai
perempuan umur 19 tahun.
saja…. (2) Orang tua pihak pria
 Pasal 29 dan/atau orang tua
Laki-laki yang pihak wanita dapat
belum mencapai meminta dispensasi
umur 18thn kpd Pengadilan dgn
penuh dan alasan sangat
perempuan yang mendesak disertai
blm mencapai bukti-bukti
umur 15thn pendukung yang
penuh, tdk cukup.
diperkenankan (3) Wajib
mengadakan mendengarkan
perkawinan. pendapat kedua
 Pasal 35 belah calon
….,anak sah mempelai yang akan
dibawah umur melangsungkan
memerlukan izin perkawinan.
kedua
orangtuanya.
 Pasal 36
….,anak-anak sah
yang blm dewasa
memerlukan juga
izin dan wali
mereka, bila yang
melakukan
perwalian adalah
orang lain…..
Pasal 38 Bila
bapak dan ibu
serta kakek dan
nenek si anak
tidak ada, atau
bila mereka
semua berada
dalam keadaan
tak mampu
menyatakan
kehendak
mereka, anak sah
yang masih
dibawah umur
tidak boleh
melakukan
perkawinan
tanpa izin wali
dan wali
pengawasnya
4. Pencegahan Perkawinan  Pasal 60 Pasal 17
Barang siapa masih 1. Pencegahan
terikat perkawinan dgn perkawinan
salah satu pihak, diajukan kpd
termasuk juga anakanak Pengadilan dlm
yang lahir dari daerah hukum
perkawinan ini, berhak dimana
mencegah perkawinan perkawinan akan
baru yang dilaksanakan, dilangsungkan
tetapi hanya dgn
berdasarkan perkawinan memberitahuka
yang masih ada n jg kpd pegawai
pencatat
perkawinan.
Pasal 18
Pencegahan perkawinan
dapat dicabut dgn
putusan Pengadilan/
dgn menarik kembali
permohonan
pencegahan pd
Pengadilan oleh yang
mencegah.
5. Orang yang berhak mencegah - Anak yang lahir dari Pasal 14
perkawinan perkawinan sebelumnya Yang dpt mencegah
(dlm pasal 60). perkawinan ialah para
- Kakek nenek dan wali keluarga dlm garis
atau wali pengawas (dlm keturunan lurus keatas
pasal 62). dan kebawah, saudara,
Saudara laki-laki dan wali nikah, wali,
perempuan, paman dan pengampu dari salah
bibi (dlm pasal 63). seorang calon mempelai
- Bekas suami jika bekas dan pihak-pihak yang
isterinya melakukan berkepentingan.
perkawinan sebelum
lampau waktu 300 hari
(dlm pasal 64).
6. Akibat Perkawinan terhadap Pasal 103 Pasal 31
Hak & Kewajiban suami Suami isteri wajib setia (1) Hak dan
isteri satu sama lain, saling kedudukan isteri
menolong dan adalah seimbang
membantu. dgn hak dan
Pasal 104 kedudukan
Suami isteri dengan suami dlm
hanya melakukan kehidupan
perkawinan, telah saling rumah tangga
mengikatkan diri untuk dan pergaulan
memelihara dan hidup bersama
mendidik anak mereka. dlm masyarakat.
Pasal 106 (2) Masing-masing
Setiap isteri harus patuh pihak berhak
kpd suaminya. Wajib untuk
tinggal serumah dan melakukan
mengikuti suaminya. perbuatan hk.
Pasal 107 (3) Suami adalah
Setiap suami wajib kepala keluarga
menerima isterinya di dan isteri ibu
rumah yang rumah tangga.
ditempatinya. Dia wajib Pasal 32
melundungi isterinya, (1) Suami isteri
dan memberinya apa harus
saja yang perlu, sesuai mempunyai
dgn kedudukan dan tempat
kemampuannya kediaman yang
tetap.
(2) Tempat
kediaman
ditentukan oleh
suami isteri
bersama.
Pasal 33
Suami isteri wajib saling
cinta-mencintai
hormatmenghormati,
setia dan memberi
bantuan lahir bathin
yang satu kepada yang
lain.
Pasal 34
(1) Suami wajib
melindungi
isterinya dan
memberikan
segala sesuatu
keperluan hidup
berumah tangga
sesuai dgn
kemampuannya.
(2) Istteri wajib
mengatur
urusan rumah
tangga sebaik-
baiknya.
(1) (3) Jika
suami/isteri
melalaikan
kewajibannya
masing-masing
dpt mengajukan
gugatan kpd
Pengadilan.
7. Akibat Perkawinan terhadap Dalam pasal 119 : Sejak Pasal 35
harta benda sat dilansgsungkannya (1) Harta benda
perkawinan, maka yang diperoleh
menurut hk terjadi harta selama
bersama menyeluruh perkawinan
antara suami isteri. Harta menjadi harta
bersama tdk boleh bersama.
ditiadakan/diubah dgn (2) Harta bawaan
tanpa persetujuan antara dari masing-
suami isteri. masing suami
dan isteri dan
harta benda
yang diperoleh
masing-masing
sebagai
hadiah/warisan,
adalah dibawah
penguasaan
masingmasing
sepanjang para
pihak tidak
menentukan
lain.
Pasal 36
(1) Mengenai harta
bersama,
suami/isteri
dapat bertindak
atas persejutuan
kedua belah
pihak.
(1) (2) Mengenai
harta bawaan
masingmasing,
suami dan isteri
mempunyai hak
sepenuhnya
untuk
melakukan
perbuatan hk
mengenai harta
bendanya.
8. Akibat Perkawinan terhadap Pasal 250 anak yang Pasal 42 Anak yang sah
anak keturunan dilahirkan atau adalah anak yang
dibesarkan selama dilahirkan dlm atau
perkawinan, sebagai akibat
memperoleh suami perkawinan yang sah.
sebagai bapaknya
9. Akibat perkawinan lain Anak diluar kawin bisa Pasal 44
terhadap anak disahkan oleh (1) Seorang suami dpt
perkawinan yang menyangkal sahnya
menyusul dari bapak dan anak yang dilahirkan
ibu mereka (pasal 272). oleh isterinya, bilamana
ia dapat membuktikan
bahwa isterinya telah
berzina dan anak itu
akibat daripada
perzinaan tersebut.
10. Tujuan Perkawinan Tujuan perkawinan tidak Tujuan membentuk
disebutkan dalam keluarga (rumah
KUHPerdata. tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha
Esa.
11. Larangan Perkawinan - Laki-laki yang belum Pasal 8 Perkawinan
mencapai umur delapan dilarang antara 2 orang
belas tahun penuh dan yang:
perempuan yang belum a. Berhubungan darah
mencapai umur lima dlm garis keturunan
belas tahun penuh. lurus kebawah ataupun
(pasal 29). keatas;
- Perkawinan dilarang b. Berhubungan darah
antara mereka yang satu dlm garis keturunan
sama lainnya menyamping yaitu
mempunyai hubungan antara saudara, antara
darah dlm garis ke atas seorang dgn saudara
maupun garis kebawah org tua dan antara
(pasal 30). seorang dgn saudara
neneknya;
c. Berhubungan
semenda, yaitu mertua,
anak tiri menantu dan
ibu/bapak tiri;
d. Berhubungan susuan,
yaitu org tua susuan,
anak susuan, saudara
susuan dan bibi/paman
susuan;
e. Berhubungan saudara
dgn isteri/sebagai
bibi/kemenakan dari
isteri, dlm hal seorang
suami beristeri lebih
dari seorang;
f. Mempunyai
hubungan yang oleh
agamanya atau
peraturan lain yang
berlaku, dilarang kawin.
12. Putusnya perkawinan Pasal 199 menjelaskan Pasal 38 Perkawinan dpt
bahwa putusnya putus karena:
perkawinan yaitu oleh : a. Kematian,
1. Oleh kematian; b. Perceraian, dan
2. Tidak hadirnya c. Atas keputusan
suami/isteri Pengadilan.
selama sepuluh
tahun, yang
disusul oleh
perkawinan bari
isteri/suaminya; 3
3. . Keputusan
hakim setelah
pisah meja dan
ranjang dan
pendaftaran
Catatan Sipil;
4. 4. Oleh
perceraian

Anda mungkin juga menyukai