Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014

PEMENUHAN HAK ISTRI DAN ANAK AKIBAT PUTUSNYA


PERKAWINAN KARENA PERCERAIAN
(Studi Kasus di Pengadilan Agama Banjarmasin)

Fatimah, Rabiatul Adawiah, M. Rifqi


Program Studi PPKn FKIP Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRAK
Pasal 1 Undang Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan adalah untuk membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Meskipun demikian
kebahagian dan kekekalan yang diinginkan kadangkala tidak berlangsung lama dan tidak menutup
kemungkinan akan terjadinya perceraian. Dengan adanya perceraian, Pengadilan dapat mewajibkan
kepada mantan suami untuk memberikan sesuatu kewajiban kepada mantan isteri dan anaknya. Kewajiban
dari mantan suami yang berupa mut’ah, dan nafkah untuk anak-anak.
Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di Pengadilan Agama Banjarmasin karena
merupakan wilayah hukum yang seharusnya dipatuhi dalam perkara hukum perdata. Masalah yang
dibahas dalam penelitian ini adalah (1). Bagaimana pemberian mut’ah yang layak kepada mantan isteri (2).
Bagaimana pemberian biaya hadhanah untuk anak yang belum mencapai umur 21.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif, karena
pengumpulan data dipandu oleh fakta-fakta yang ditentukan pada saat penelitian.Sumber data penelitian ini
dari hakim Pengadilan Agama Banjarmasin dan tiga orang isteri yang telah diceraikan oleh suaminya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian mut’ah yang layak kepada mantan isteri berbeda-
beda, dikarenakan sesuai dengan kemampuan para suami mereka. Dalam menentukan besarnya
pemberian mut’ah yang harus dibayar, selain mempertimbangkan aspek kemampuan dari suami, lama
perkawinan juga menjadi salah satu pertimbangan bagi majelis hakim untuk menentukan besarnya
pemberian mut’ah yang akan di bebankan kepada suami, dalam prakteknya pemberian mut’ah berupa
pemberian uang. Mengenai pemberian biaya hadhanah untuk anak yang masih dibawah umur 21 tahun,
Semua biaya hadhanah dan nafkah anak, wajib ditanggung oleh bapak/ayahnya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan apabila perkawinan tidak dapat dipertahankan lagi
dan mengakibatkan perceraian, diharapkan para mejelis hakim memberikan pertimbangan yang seadil-
adilnya agar pemberian mut’ah yang layak sesuai dengan kemampuan suami, sehingga isteri pun
menerima haknya tersebut dengan kata lain sepakat. Dan bilamana seorang ayah tidak memberikan
nafkah kepada anak sebagaimana telah diputus oleh pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap,
maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan gugatan perdata ke pengadilan untuk menuntut hak-hak
keperdataan anak yang di abaikan.

Kata kunci : Hak mut’ah, biaya hadhanah bagi anak dibawah umur 21

A. PENDAHULUAN perkawinan tidak selamanya dapat


dipertahankan.Pasangan suami isteri yang telah
Prinsip dalam suatu perkawinan, semua membina rumah tangga karena sebab sesuatu
orang menghendaki kehidupan rumah tangga yang tidak dapat dihindari kemungkinan bisa
yang bahagia dan sejahtera sesuai dengan tujuan berpisah.Perpisahan inilah yang dinamakan
dari perkawinan yang terdapat dalam UU No.1 dengan perceraian.
tahun 1974 tentang perkawinan, Pasal 1
menyatakan bahwa : “ Perkawinan adalah ikatan Hilman Hadikusuma (1990: 45)
lahir bathin antara seorang pria dan wanita mengemukakan bahwa perceraian bukan saja
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk dikarenakan hukum agama dan
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal perundang-undangan, tetapi juga berakibat
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun, sejauh mana pengaruh budaya malu dan kontrol

558
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014

dari masyarakat yang kekerabatan nya sangat 1. Pemberian mut’ah yang layak kepada
kuat, perceraian adalah kata sulit mantan isteri
yangdikeluarkan, akan tetapi pada masyarakat 2. Pemberian biaya hadhanah untuk anak
yang sangat lemah sistem kekerabatannya maka yang belum mencapai umur 21 tahun
akan mudah terjadi perceraian. Berdasarkan uraian tersebut di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian
Suatu perceraian akan membawa dampak sebagai berikut :
perbuatan hukum yang tentunya akan membawa 1. Bagaimanakah pemberian mut’ah yang
pula akibat-akibat hukum tertentu, Sesuai dengan layak kepada mantan isteri ?
ketentuan Pasal 144 Kompilasi Hukum Islam 2. Bagaimanakah pemberian biaya
(KHI) perceraian dapat terjadi karena adanya hadhanah untuk anak yang belum
talak dari suami atau gugatan perceraian yang mencapai umur 21 ?
dilakukan oleh isteri, perceraian tersebut hanya
dapat dilakukan atas dasar putusan hakim dalam B. TINJAUAN PUSTAKA
sidang Pengadilan Agama. Pengadilan dapat 1. Pengertian Perkawinan
mewajibkan kepada mantan suami untuk Sudah menjadi kodrat, bahwa dua orang
memberikan biaya penghidupan dan atau manusia yang berlainan jenis kelamin, yaitu laki-
menentukan sesuatu kewajiban kepada mantan laki dan perempuan mempunyai keinginan yang
isterinya.Kewajiban dari mantan suami sama, untuk saling mengenal, mengamati, dan
yangberupa mut’ah, nafkah iddah dan nafkah mencintai, bahkan mereka ini juga mempunyai
untuk anak-anak.Dalam hal ini walaupun tidak keinginan yang sama untuk melangsungkan
adanya suatu tuntutan dari isteri majelis hakim perkawinan. Hal itu sesuai dengan pasal 1
dapat menghukum mantan suami membayar Undang Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang
kepada mantan isteri berupa nafkah mut’ah, perkawinan menyatakan bahwa perkawinan ialah
nafkah iddah dan nafkah anak. ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami dan isteri dengan
Ketentuan tentang pemenuhan hak-hak isteri tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
dan anak setelah putusnya perceraian sudah bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang
jelas diatur yang dalam kondisi idealnya maha esa. Jadi perkawinan adalah suatu
semuanya akan terpenuhi.Sehingga mantan isteri perjanjian yang suci antara seorang laki-laki
dapat menuntut hak-hak yang seharusnya dengan seorang wanita untuk membentuk sebuah
menjadi haknya, maka berdasarkan hasil keluarga yang bahagia.Lain halnya dengan KUHP
pengamatan yang penulis lakukan disini (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), sebab
kewajiban yang timbul terhadap suami atas kitab hukum Undang-Undang perdata tidak
perkara gugatan yang diajukan, diantaranya mengenal definisi perkawinan.Dalam KUHP
adalah pemberian mut’ah yang layak terhadap definisi perkawinan ialah pertalian yang sah
mantan isterinya dan pemberian biaya hadhanah antara seorang laki-laki dengan perempuan untuk
untuk anak yang belum berumur 21 tahun. waktu yang lama.Undang-undang memandang
Pasal 149 KHI (Kompilasi Hukum Islam) perkawinan hanya dari hubungan keperdataan
dikemukakan bahwa setelah putusnya demikian bunyi Pasal 26 Burgerlijk
perkawinan mantan suami wajib : (1) Wetboek.Artinya bahwa pasal tersebut hendak
Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas menyatakan bahwa suatu perkawinan yang sah,
isteri nya, baik berupa uang atau benda. (2) hanyalah perkawinan yang memenuhi syarat-
Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada syarat yang ditetapkan dalam Kitab Undang-
bekas isterinya selama dalam iddah. (3) Melunasi Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) dan
mahar dengan masih terhutang. (4) Memberikan syarat-syarat serta peraturan agama
biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum dikesampingkan. Soebekti ( 2003 : 23).
mencapai umur 21 tahun.
2. Pengertian Perceraian
Karena keterbatasan berbagai hal, maka Perceraian menurut Zahri Hamid (1978:
peneliti hanya memfokuskan pada dua hal, 73) disebut juga talak atau furqah yang berarti
sebagai berikut : membuka ikatan membatalkan perjanjian,

559
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014

sedangkan furqah artinya bercerai. Kedua kata itu C. METODE PENELITIAN


di pakai oleh para ahli sebagai suatu istilah yang 1. Alasan Menggunakan Pendekatan Kualitatif
berarti bercerainya suami dengan istri.
Menurut hukum Islam, istilah talak dapat berarti : Penelitian mengenai pemenuhan hak-hak isteri
a. Menghilangkan ikatan perkawinan atau dan anak akibat putusnya perkawinan karena
mengurangi keterikatan nya dengan perceraian di Pengadilan Agama Kota
menggunakan ucapan tertentu. Banjarmasin menggunakan metode kualitatif
b. Melepaskan ikatan perkawinan dan karena dalam penelitian kualitatif, pengumpulan
mengakhiri hubungan suami istri. data dipandu oleh fakta-fakta yang ditentukan
c. Melepaskan ikatan perkawinan dengan pada saat penelitian dilapangan.Oleh karena itu,
ucapan talak atau yang sepadan dengan pengumpulan data yang dilakukan bersifat
itu. induktif berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan
dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi
3. Hak Mut’ah dalam cerai talak hipotesis atau teori.
Mut’ah merupakan suatu pemberian
2. Tempat Penelitian
wajib yang harus diberikan oleh suami kepada
isteri sebagai akibat dari diajukannya perkara Tempat penelitian tersebut dilakukan di ruang
cerai talak. Setiap perkara cerai talak yang lingkup wilayah Pengadilan Agama Kota
diajukan oleh suami, pada putusan akhirnya pasti Banjarmasin yang beralamat di Jalan Gatot
terdapat pembebanan mut’ah terhadap mantan Subroto Kecamatan Banjarmasin Timur Kota
isterinya. Banjarmasin.
4. Hak Asuh Anak Setelah Terjadi Perceraian 3. Sumber data
Meskipun suatu perkawinan sudah putus Sumber data dari penelitian ini dari informan
karena perceraian tidaklah mengakibatkan Pengadilan Agama Kota Banjarmasin. yaitu
hubungan antara orang tua (suami dan isteri yang Bapak M. Thaberanie, S. H., M. H.I selaku hakim
telah bercerai) dan anak- anak yang lahir dari di Pengadilan Agama Banjarmasin dan tiga orang
perkawinan tersebut menjadi putus. Sebab isteri yang telah diceraikan oleh suaminya.
dengan tegas diatur bahwa suami dan istri yang Penentuan sumber data tersebut didasarkan
telah bercerai tetap mempunyai kewajiban pada asumsi bahwa subyek yang menjadi sumber
sebagai orang tua yaitu untuk memelihara dan data mengetahui pemenuhan hak-hak isteri dan
mendidik anak anaknya. Pemeliharaan dan anak akibat putusnya perkawinan karena
pendidikan anak inilah yang dinamakan dengan perceraian berupa mut’ah yang layak terhadap
pemberian biaya hadhanah. mantan isteri dan pemberian biaya hadhanah
yang telah diputuskan berdasarkan gugatannya di
Sayyid Sabiq (2007: 237 ) mendefinisikan Pengadilan Agama Banjarmasin.
hadhanah sebagai melakukan pemeliharaan
anak-anak yang masih kecil, laki-laki ataupun 4. Instrumen Penelitian
perempuan yang belum tamyiz untuk Instrument ini meneliti tentang pemenuhan
menyediakan sesuatu yang menjadikan hak-hak isteri dan anak akibat putusnya
kebaikannya, menjaganya dari sesuatu yang perkawinan karena perceraian di Pengadilan
menyakiti dan merusaknya, mendidik jasmani, Agama Kota Banjarmasin. Untuk itu instrumen
rohani dan akalnya agar mampu berdiri sendiri penelitian adalah diri penelitian sendiri dalam
menghadapi hidup dan memikul tanggung upaya menggali data melalui wawancara dan
jawabnya. Hadhanah merupakan kewajiban bagi observasi dan dokumentasi.
kedua orang tua untuk bersama-sama mengasuh
dan melindungi anaknya sampai batas umur yang 5. Teknik Pengumpulan Data
telah ditetapkan, namun hal itu akan sulit Adapun teknik yang digunakan dalam
terealisasikan jika ayah dan ibunya terjebakdalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
kasus perceraian. Disini akan timbul masalah a. Observasi
mengenai siapakah yang berhak atas kewajiban b. Wawancara
mengasuh anak tersebut. c. Dokumentasi

560
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014

putusnya perkawinan akibat perceraian, karena


6. Teknik Analisis Data anak dalam hal ini sangat lah dirugikan. Karena
Teknik analisis data yang digunakan terdiri dia masih berumur dibawah 21 tahun sangatlah
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara perlu seorang ibu yang merawatnya karena
bersamaan yaitu; reduksi data, penyajian data, dimana anak yang belum mumayyiz atau dewasa
penarikan kesimpulan atau verifikasi (Moleong, masih sangat membutuhkan kasih sayang,
2006: 87). perhatian serta pengasuhan ibunya oleh karena
itu ibulah yang mengandung sembilan bulan di
7. Pengujian Keabsahan Data dalam rahimnya dan bertaruh nyawa saat
Menurut Wahyu (2009: 77) untuk menguji melahirkannya sehingga hubungan antara
keabsahan data, maka digunakan uji kredibilitas seorang ibu dan anaknya begitu dekat dan sangat
data, yang meliputi : Perpanjangan pengamatan, sulit menjauhkan antara keduanya.
Meningkatkan ketekunan, Triangulasi (Triangulasi Semua biaya hadhanah dan nafkah anak,
sumber,triangulasi teknik dan triangulasi waktu), wajib ditanggung oleh bapak atau ayahnya.
Menggunakan bahan referensi, Mengadakan Bilamana orang tua melalaikan kewajibannya
member check. untuk memelihara dan memberikan nafkah
kepada anak atau menelantarkan anak
D. TEMUAN PENELITIAN sebagaimana telah diputus oleh pengadilan yang
1. Pemberian Mut’ah yang Layak kepada telah berkekuatan hukum tetap, maka pihak yang
Mantan isteri dirugikan dapat mengajukan gugatan perdata ke
Tujuan pihak-pihak yang berperkara dalam pengadilan untuk menuntut hak-hak keperdataan
menyelesaikan perkara perdatanya kepada anak yang di abaikan.
pengadilan adalah untuk menyelesaikan perkara
mereka secara tuntas dengan putusan E. PEMBAHASAN
pengadilan.Tapi adanya putusan pengadilan saja 1. Pemberian Mut’ah yang Layak kepada
belum berarti sudah menyelesaikan perkara Mantan isteri
mereka secara tuntas, melainkan kalau putusan Mut’ah yang dibebankan kepada suami dalam
tersebut telah dilaksanakan. Sehingga prosedur setiapperkara, pembebanannya pemberian
paling akhir dari suatu perkara di Pengadilan mut’ah pasti berbeda-beda. Adakalanya istri
Agama adalah pelaksanaan putusan, karena mendapat pemberian mut’ahyang besar, ada
setiap perkara yang masuk ke pengadilan kalanya juga istri mendapatkan mut’ah yang
mempunyai tujuan mendapatkan putusan yang sedikit.Hal inidisebabkan karena setiap perkara
seadil-adilnya, tidak terkecuali perkara yang dalam pertimbangan-pertimbangannya
mengandung unsur mut’ah juga menginginkan pastilahberbeda-beda. Dapat kita lihat dari hasil
keadilan. wawancara oleh para isteri yang ditalak
Dari hasil wawancara bahwa setiap suaminya, pemberian uang mut’ah berbeda-beda
pemberian mut’ah itu sesuai dengan kesepakatan dikarenakan sesuai dengan kemampuan para
antara kedua belah pihak yang bercerai dan juga suami mereka. Majelis hakim melihat tentang
berdasarkan pertimbangan hakim sesuai dengan kemampuan dari suami. Dalam melihat
kemampuan suami dan penghasilan suami untuk kemampuan dari suami, majelis hakim tidak serta
memberikan mut’ah tersebut. Proses merta membebani suami yang memiliki
pelaksanaan pemberian mut’ah yang dilakukan penghasilan besar kemudian dibebani mut’ah
adalah dengan cara tunai, pada saat setelah yang besar, sedangkan suami yang memiliki
membaca ikrar talak, mut’ah tersebut langsung penghasilan kecil dibebani dengan mut’ah yang
diberikan kepada isteri, dan pada saat itu juga sedikit. Dalam menentukan besarnya mut’ah yang
isteri menerima mut’ah tersebut. Dalam harus dibayar, selain mempertimbangkan aspek
prakteknya yang penulis ketahui pemberian kemampuan dari suami, lama perkawinan juga
berupa pemberian uang kepada mantan isteri. menjadi salah satu pertimbangan bagi majelis
hakim untuk menetukan besarnya pemberian
2. Pemberian Biaya Hadhanah Bagi Anak mut’ah yang akan di bebankan kepada suami.
Yang Belum 21 Tahun Bila terjadi perselisihan mengenai jumlah, dapat
Dari hasil wawancara tersebut bahwa dianjurkan dan diberikan pengarahan oleh
sangatlah penting hak-hak anak terpenuhi saat pengadilan agama untuk diselesaikan secara

561
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014

musyawarah dan kekeluargaan. Akan tetapi bila


tidak terjadi kesepakatan dalam penentuan menyatakan dalam hal terjadinya perceraian,
jumlah maka pengadilan agama yaitu :
dapatmenentukan jumlahnya yang disesuaikan
a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz
dengan kemampuan suami dan tidak
memberatkannya. atau belum berumur 12 tahun adalah hak
ibunya.
2. Pemberian Biaya Hadhanah Bagi Anak b. Pemeliharaan anak yang sudah
Yang Belum 21 Tahun mumayyiz diserahkan kepada anak untuk
memilih di antara ayah atau ibunya
Dalam halnya dari hasil wawancara dengan sebagai pemegang hak pemeliharaan.
ibu Risnawati yang mempunyai anak berumur 2 c. Biaya pemeliharaan ditanggung oleh
tahun 6 bulan dan sri yunita yang mempunyai ayahnya.
anak berumur 3 tahun 7 bulan, sangatlah masih
mengharapkan belai kasih sayang dan imbalan F. PENUTUP
dari kedua orang tuanya, sebab dalam hal ini 1. Kesimpulan
anak lah yang menjadi pihak yang sangat a. Pemberianmut’ah yang layak kepada
dirugikan. Anak-anak tersebut masih dalam mantan isteri berbeda-beda, dikarenakan
tanggung jawab orang tua mereka dan juga sesuai dengan kemampuan para suami
masalah biaya-biaya kehidupan yang nantinya mereka, majelis hakim menilai tentang
semakin tinggi sebab anak-anak tersebut akan kemampuan dari suami. Dalam menilai
beranjak dewasa. Dan ayah merekalah yang kemampuan dari suami, majelis hakim
memberikan nafkah hadhanah tersebut kepada tidak serta merta membebani suami yang
mereka, tergantung dari kemampuan ayah memiliki penghasilan besar kemudian
mereka tersebut dalam memberikan nafkah untuk dibebani mut’ah yang besar, sedangkan
anaknya. Kita bisa lihat perbandingan nafkah suami yang memiliki penghasilan kecil
yang diberikan oleh kedua belah pihak dari pihak dibebani dengan mut’ah yang sedikit.
pertama ibu risnawati 29 tahun mempunyai anak Dalam menentukan besarnya pemberian
berumur 2 tahun 6 bulan, biaya perbulan untuk mut’ah yang harus dibayar, selain
anaknya Rp 500.000,00 sedangkan sri yunita 37 mempertimbangkan aspek kemampuan
tahun mempunyai anak berumur 3 tahun 7 bulan dari suami, lama perkawinan juga menjadi
hanya Rp 350.000,00 perbulan nya. Disini dapat salah satu pertimbangan bagi majelis
kita lihat bahwa setiap putusan dan permohonan hakim untuk menetukan besarnya
anatra pihak tersebut sangatlah berbeda.Dan pemberian mut’ah yang akan di bebankan
jelas bahwa majelis hakim sangat kepada suami, dalam prakteknya
mempertimbangkan semuanya dengan rasa pemberian mut’ah berupa pemberian uang
keadilan sesuai dengan kemampuan si suami kepada mantan isteri.
yang menalak isterinya tersebut. b. Karena anak masih berumur dibawah 21
tahun sangat lah perlu seorang ibu yang
Semua biaya hadhanah dan nafkah anak, merawatnya karena dimana anak yang
wajib ditanggung oleh bapak atau ayahnya. belum mumayyiz atau dewasa masih
Bilamana orang tua melalaikan kewajibannya sangat membutuhkan kasih sayang,
untuk memelihara dan memberikan nafkah perhatian serta pengasuhan ibunya oleh
kepada anak atau menelantarkan anak karena itu ibulah yang mengandung
sebagaimana telah diputus oleh pengadilan yang sembilan bulan di dalam rahimnya dan
telah berkekuatan hukum tetap, maka pihak yang bertaruh nyawa saat melahirkannya
dirugikan dapat mengajukan gugatan perdata ke sehingga hubungan anatara seorang ibu
pengadilan untuk menuntut hak-hak keperdataan dan anaknya begitu dekat dan sangat sulit
anak. menjauhkan antara keduanya. Semua
biaya hadhanah dan nafkah anak, wajib
Dalam hal pemberian biaya hadhanah bagi ditanggung oleh bapak atau ayahnya.
anak yang berumur dibawah 21 tahun yang Bilamana ayahnya tidak memberikan
penulis teliti, telah sesuai dengan isi point 1 dan nafkah kepada anak sebagaimana telah
3bunyi Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam (KHI) diputus oleh pengadilan yang telah

562
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014

berkekuatan hukum tetap, maka pihak DAFTAR PUSTAKA


yang dirugikan dapat mengajukan gugatan
perdata ke pengadilan untuk menuntut Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian.
hak-hak keperdataan anak yang di Jakarta : Rineka Cipta
abaikan.
Depag RI, 2011. Data Perkawinan dan
2. Saran Perceraian. (online)
a. Diharapkan hendaklah langkah-langkah
hukum yang dilakukan adalah langkah- Dwi Prianto, Arip (2009). Pelaksanan nafkah
langkah yang efektif dan efisien serta iddah dan mut’ah.Yogyakarta : UIN Sunan
memberikan keadilan kepada semua Kalijaga.
pihak. Dan para Majelis Hakim pun
memberikan pertimbangan yang secara Hadikusuma, Hilman. 1990. Hukum Perkawinan
adil agar pemberian mut’ah tersebut Adat. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
sesuai dengan kemampuan suami dan
isteri pun menerima haknya tersebut Hadikusuma, Hilman. 2007. Hukum Perkawinan
dengan kata lain sepakat. Indonesia menurut agama. Bandung :
b. Dengan terjadinya perceraian, maka anak Mandar maju.
merupakan pihak yang dirugikan. Oleh
karena itu, perlu berpikir panjang dalam
mengambil sebuah keputusan untuk
menjadikan perceraian sebagai alternative Hamid, Zahri. 1978. Pokok-pokok Hukum
terakhir mengingat banyaknya dampak Perkawinan Islam dan Undang-undang
yang ditimbulkan dari perceraian tersebut Perkawinan di Indonesia. Yogyakarta : Bina
dan diharapkan juga dibuatnya suatu Cipta.
perjanjian apabila suami tidak membayar
nafkah hadhanah kepada anaknya maka Kartini, Kartono. 2004. Psikologi Anak (Psikolog
mendapatkan sanksi sebagai kompensasi Perkembangan).Bandar Maju. Bandung.
dikabulkannya permohonan izin mentalak
isteri, sebab sekarang ini masih belum Moleong, Lexy. 2006. Penelitian Kualitatif.
dapat menjamin terpenuhinya nafkah Bandung: Remaja Rosdakarya.
hadhanah anak setelah dicerai suaminya.
Rudiansyah, Arif (2008) Hak Pengasuhan Anak
Akibat Perceraian. Yogyakarta : UIN
Sunan Kalijaga.

Sabiq, Sayyid. 2007. Fiqh Sunnah. Jakarta : Pena


Pundi Aksara

Satria, Effendi. 2005. Problematika Hukum


Keluarga Islam Kontemporer, Jakarta:
Predana Media .

Soebakti. 2003. Pokok-pokok hukum perdata,


Jakarta : Intermasa.

Soermiyati. 1999. Hukum Perkawinan Islam dan


Undang-undang Perkawinan. Yogyakarta :
Liberty.

Syariffudin, Amir. 2006. Hukum perkawinan di


Indonesia antara fiqih dan Undang-Undang
perkawinan, Jakarta : Prenada Media.

563
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 7, Mei 2014

Taufiq, Ahmad dan Muhammad Rohmadi. 2010.


Pendidikan Agama Islam Pendidikan
Karakter Berbasis Agama. Surakarta :
Yuma Pustaka

UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan


Kompilasi Hukum Islam. Bandung : Citra
umbara, 2013.

UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan


anak Bandung : Permata pers, 2013.

Wahyu, 2009. Metode Penelitian Kualitatif.


Banjarmasin : Universitas Lambung
Mangkurat

Wahyu, 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.


Banjarmasin : Universitas Lambung
Mangkurat

Wikipedia : 2009 : Penelitian Kualitatif. online.

Zakiyah Darajat. 2003. Kesehatan Mental Anak.


Jakarta : Gunung Agung

564

Anda mungkin juga menyukai